SISTEM INTEGUMEN
Disusun Oleh :
KELOMPOK 6
Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini belumlah sempurna untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran dalam
rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Cover .......................................................................................................................1
Kata Pengantar.........................................................................................................2
Daftar Isi...................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan............................................................................................... 21
B. Saran.......................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 22
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang
paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku,
rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk
stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, yaitu kulit. Sistem
organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan,
mencegah dehidrasi, menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu
untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam
pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis
pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini
juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang
berbahaya.
Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk
mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit
termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yang
menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung
oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis
atau subcutis). Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam
sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit
terluar. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari
folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari
sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari Sistem Integumen ?
2. Bagaimana Anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia?
3. Bagaimana Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia?
4. Apa sajakah gangguan-gangguan Sistem Integumen pada Manusia ?
C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Mampu menjelaskan pengertian dari Sistem Integumen.
2. Mampu menjelaskan anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia.
3. Mampu menjelaskan Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia.
4. Mampu menyebutkan gangguan-gangguan Sistem Integumen pada
Manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang
paling luar. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku,
rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk
stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“,
yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem
integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak
luar. Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu
memperbaiki sendiri (selfrepairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh). Kulit merupakan
organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat tubuh
sebanyak 7 %.
Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang
ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan
menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction),
getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan
luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli
yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan
organorgan internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam
berbagai fungsi tubuh vital.
B. ANATOMI SISTEM INTEGUMEN
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
1. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer).
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan
teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda. Epidermis
juga tersusun atas lapisan:
a. Melanosit
Melanosit yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis. Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar
epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai
respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon
perangsang melanosit, melanocyte stimulating hormone (MSH).
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat
dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar
orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap
pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen
ini dalam jumlah yang lebih banyak.
Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari
merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan
bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap
cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap
efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans
Sel langerhans yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel limfosit T. Dengan demikian, sel
langerhans berperan penting dalam imunologi kulit. Sel-sel imun yang
disebut sel langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel langerhans
mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel langerhans mungkin
bertanggung jawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik
dan neoplastik.
Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-saraf
simpatis, yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan
kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres
dapat memengaruhi fungsi sel langerhans dengan meningkatkan
rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel langerhans,
mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
c. Sel Merkel
Sel merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit
Lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan
lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang
secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai
berikut:
1) Stratum Korneum
Terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana
eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur
sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling
melekat erat. Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan
(friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan dan kaki.
Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas
beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
2) Stratum Lucidum
Tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum
lucidum terdiri dari protein eleidin. Merupakan lapisan sel gepeng
yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada telapak
tangan dan kaki.
3) Stratum Granulosum
Terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula
lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit. 2/3 lapisan ini merupakan
lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak
punya lapisan inti.
4) Stratum Spinosum
Tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada
lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada
sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak
seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan
di dalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge. Sel-sel
spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi
untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan
melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak
terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti
telapak kaki.
5) Stratum Basal/Germinativum
Merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun dari
selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris terdapat melanin.
Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis dan dalam
sitoplasmanya.
Gambar 1. Struktur Epidermis
2. Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan
kulit. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang
paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Kulit jangat atau dermis
menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-
pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili). Lapisan ini elastis dan tahan lama, berisi jaringan kompleks
ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan
rambut dan pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi
lapisan dalam epidermis. Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit
di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen.
Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur
pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah
tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri
atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan
stratum reticular.
a. Stratum Papilare
Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel
mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun
terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu
bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga
tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat
dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat,
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein
dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan).
Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan
simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan
palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b. Stratum retikulare
Stratum retikulare yang lebih tebal dari stratum papilare dan
tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut
penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat
banyak pembuluh darah, limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus.
3. Skin Appendages atau Struktur Asesoris
Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit.
Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera,
kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya
appendages kulit/adneksa kulit/struktur tambahan kulit.
a. Rambut dan Folikel Rambut
Rambut dan folikel rambut Rambut terdiri dari batang yang terletak
diatas permukaan kulit dan akar rambut yang terletak di dalam kulit. Folikel
rambut merupakan jaringan yang meliputi akar rambut. Rambut terdiri dari
medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri
dari keratin keras.
1) Medula merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang
mengalami keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara
sel-sel kadang-kadang terdapat udara/cairan. Bagian ini tak terdapat
pada rambut tipis/halus.
2) Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel
berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak
mengandung pigmen.
3) Kutikula merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng
yang mengalami keratinisasi,transparan.
Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya
folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri
dari: jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila
diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung folikel rambut
tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi
membentuk rambut yang dapat tumbuh terus. Bagian sentral Germinal
Matrik (puncak papila) membentuk bagian medula rambut dan kortex.
Bagian perifer membentuk selubung akar rambut yaitu selubung akar dalam
dan selubungakar luar. Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah
folikel, terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan kutikula merupakan lapisan
dalam, dekat kutikula dari kortek rambut terdiridari selsel pipih. Lapisan
Husley, merupakan lapisan tengah dan Lapisan Henle yaitulapisan luar,
terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel-sel
selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan
disebut granulatrichohyalin, yang dengan HE tampak kemera
Gambar 2. Struktur Rambut
b. Kuku Berpoliferasi
Membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnya menjadi
dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan
kulityang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik
epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna
bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di
dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke
permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium atau kutikula. Kuku tumbuh
dari akarnya yang terletak di bawah lapisan tipis kulit yang dinamakan
kutikula. Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjang hidup dengan
pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari. Pembaruan total kuku jaringan
tanganmemerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan kaki sekitar 12 – 18
bulan. Bagian darikuku, terdiri dari, ujung kuku atas ujung batas, badan
kuku yang merupakan bagianyang besar dan akar kuku (radik).
Gambar 6. Struktur Kuku
C. WARNA KULIT
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning,
coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan
tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang
menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah.
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan.
3. Melanin yang berwarna coklat.
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisanstratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau
keabu-abuan.
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Anatomi Sistem
Integumen pada manusia kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis,
Dermis, Skin Appendages atau/Struktur asesoris kulit dan Warna Kulit. Kulit
memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi, absorpsi,
ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan
vitamin D. Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia diantaranya yaitu
Kanker Kulit, penyakit pupus, Rubeola atau Penyakit Campak, Jerawat,
Hemangioma, Cold Sore (Herpes Simplex Virus), Psoriasis, Rosacea,
Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic), dan Hives / Urticaria (Gatal Alergi).
B. SARAN
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Sistem Integumen
sehingga masih diperlukan referensi-referensi lain dalam menyusun makalah
maupun pembuatan tugas.
DAFTAR PUSTAKA
http://nursingbegin.com/tag/panas-tubuh/ jurnal.fkip.uns.ac.id
http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31117/5/Chapter%2520I.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kuku
https://www.scribd.com/doc/202774753/Fisiologi-Makalah-Suhu-Tubuh
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/thermoregulation.pdf
http://www.slideshare.net/thienaclaluchemangat/metabolisme-dan-suhu-tubuh