Anda di halaman 1dari 23

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM INTEGUMEN

Disusun Oleh :

KELOMPOK 6

1. Baiq Anggi Andiana (P07120421050)


2. Dian Rizky Tri Handayani (P07120421052)
3. Elfiana Safitri (P07120421054)
4. Nabila Salsabil (P07120421075)
5. Putri Indonesiana (P07120421080)
6. Tania Isuari (P07120421086)
7. Tuti Alawiyah (P07120421089)
8. Zuhratul Khumairah (P07120421091)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MATARAM
PROGRAM SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN TAHUN
AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT dikarenakan rahmat dan
hidayah yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya dengan judul ”ANATOMI FISIOLOGI
SISTEM INTEGUMEN”

Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang telah


membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen, dan
semua yang telah membantu dan tidak bisa kami sebutkan satu-persatu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik dan dapat
digunakan dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari bahwa makalah yang kami
susun ini belumlah sempurna untuk itu kami membutuhkan kritik dan saran dalam
rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.

Mataram 25 Agustus 2021


Hormat Kami

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover .......................................................................................................................1

Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.............................................................................................4
B. Rumusan Masalah........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Integumen ......................................................................6


B. Anatomi Sistem Integumen..........................................................................7
C. Warna Kulit................................................................................................14
D. Fisiologi Sistem Integumen Pada Manusia .............................................. 15
E. Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia ............................................ 81

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................... 21
B. Saran.......................................................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 22
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang
paling luas. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku,
rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk
stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Sistem integumen terdiri dari organ terbesar dalam tubuh, yaitu kulit. Sistem
organ yang luar biasa melindungi struktur internal tubuh dari kerusakan,
mencegah dehidrasi, menghasilkan vitamin dan hormon. Hal ini juga membantu
untuk mempertahankan homeostasis dalam tubuh dengan membantu dalam
pengaturan suhu tubuh dan keseimbangan air. Sistem integumen adalah garis
pertama pertahanan tubuh terhadap bakteri, virus dan mikroba lainnya. Hal ini
juga membantu untuk memberikan perlindungan dari radiasi ultraviolet yang
berbahaya.
Kulit adalah organ sensorik dalam hal ini memiliki reseptor untuk
mendeteksi panas dan dingin, sentuhan, tekanan dan nyeri. Komponen kulit
termasuk rambut, kuku, kelenjar keringat, kelenjar minyak, pembuluh darah,
pembuluh getah bening, saraf dan otot. Mengenai anatomi sistem yang
menutupi, kulit terdiri dari lapisan jaringan epitel (epidermis) yang didukung
oleh lapisan jaringan ikat (dermis) dan lapisan yang mendasari (hypodermis
atau subcutis). Selain kulit, ada pula rambut dan kuku yang termasuk kedalam
sistem integumen. Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit
terluar. Rambut muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari
folikel rambut yang berada jauh di bawah dermis. Serta pada kuku tumbuh dari
sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian terbentuk saat mulai
tumbuh dari ujung jari.
B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Apa pengertian dari Sistem Integumen ?
2. Bagaimana Anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia?
3. Bagaimana Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia?
4. Apa sajakah gangguan-gangguan Sistem Integumen pada Manusia ?

C. TUJUAN PENULISAN
Tujuan dari penyusunan makalah ini antara lain:
1. Mampu menjelaskan pengertian dari Sistem Integumen.
2. Mampu menjelaskan anatomi dari Sistem Integumen pada Manusia.
3. Mampu menjelaskan Fisiologi dari Sistem Integumen pada Manusia.
4. Mampu menyebutkan gangguan-gangguan Sistem Integumen pada
Manusia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang
disebut sebagai sistem integumen. Sistem integumen adalah sistem organ yang
paling luar. Sistem ini terdiri atas kulit dan aksesorisnya, termasuk kuku,
rambut, kelenjar (keringat dan sebaseous), dan reseptor saraf khusus (untuk
stimuli perubahan internal atau lingkungan eksternal).
Integumen merupakan kata yang berasal dari bahasa Latin “integumentum“,
yang berarti “penutup”. Sesuai dengan fungsinya, organ-organ pada sistem
integumen berfungsi menutup organ atau jaringan dalam manusia dari kontak
luar. Sistem Integumen pada manusia terdiri dari kulit, kuku, rambut, kelenjar
keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Sistem integumen mampu
memperbaiki sendiri (selfrepairing) dan mekanisme pertahanan tubuh pertama
(pembatas antara lingkungan luar tubuh dengan dalam tubuh). Kulit merupakan
organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap total berat tubuh
sebanyak 7 %.
Keberadaan kulit memegang peranan penting dalam mencegah terjadinya
kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah masuknya agen-agen yang
ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi ultraviolet. Kulit juga akan
menahan bila terjadi kekuatan-kekuatan mekanik seperti gesekan (friction),
getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-perubahan fisik di lingkungan
luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk menghindari stimuli-stimuli
yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier yang memisahkan
organorgan internal dengan lingkungan luar, dan turut berpartisipasi dalam
berbagai fungsi tubuh vital.
B. ANATOMI SISTEM INTEGUMEN
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
1. Epidermis
Epidermis berasal dari ektoderm, terdiri dari beberapa lapis (multilayer).
Epidermis sering kita sebut sebagai kuit luar. Epidermis merupakan lapisan
teratas pada kulit manusia dan memiliki tebal yang berbeda-beda. Epidermis
juga tersusun atas lapisan:
a. Melanosit
Melanosit yaitu sel yang menghasilkan melanin melalui proses
melanogenesis. Melanosit (sel pigmen) terdapat di bagian dasar
epidermis. Melanosit menyintesis dan mengeluarkan melanin sebagai
respons terhadap rangsangan hormon hipofisis anterior, hormon
perangsang melanosit, melanocyte stimulating hormone (MSH).
Melanosit merupakan sel-sel khusus epidermis yang terutama terlibat
dalam produksi pigmen melanin yang mewarnai kulit dan rambut.
Semakin banyak melanin, semakin gelap warnanya. Sebagian besar
orang yang berkulit gelap dan bagian-bagian kulit yang berwarna gelap
pada orang yang berkulit cerah (misal puting susu) mengandung pigmen
ini dalam jumlah yang lebih banyak.
Warna kulit yang normal bergantung pada ras dan bervariasi dari
merah muda yang cerah hingga cokelat. Penyakit sistemik juga akan
memengaruhi warna kulit . Sebagai contoh, kulit akan tampak kebiruan
bila terjadi inflamasi atau demam. Melanin diyakini dapat menyerap
cahaya ultraviolet dan demikian akan melindungi seseorang terhadap
efek pancaran cahaya ultraviolet dalam sinar matahari yang berbahaya.
b. Sel Langerhans
Sel langerhans yaitu sel yang merupakan makrofag turunan sumsum
tulang, yang merangsang sel limfosit T, mengikat, mengolah, dan
merepresentasikan antigen kepada sel limfosit T. Dengan demikian, sel
langerhans berperan penting dalam imunologi kulit. Sel-sel imun yang
disebut sel langerhans terdapat di seluruh epidermis. Sel langerhans
mengenali partikel asing atau mikroorganisme yang masuk ke kulit dan
membangkitkan suatu serangan imun. Sel langerhans mungkin
bertanggung jawab mengenal dan menyingkirkan sel-sel kulit displastik
dan neoplastik.
Sel Langerhans secara fisik berhubungan dengan saraf-saraf
simpatis, yang mengisyaratkan adanya hubungan antara sistem saraf dan
kemampuan kulit melawan infeksi atau mencegah kanker kulit. Stres
dapat memengaruhi fungsi sel langerhans dengan meningkatkan
rangsang simpatis. Radiasi ultraviolet dapat merusak sel langerhans,
mengurangi kemampuannya mencegah kanker.
c. Sel Merkel
Sel merkel, yaitu sel yang berfungsi sebagai mekanoreseptor
sensoris dan berhubungan fungsi dengan sistem neuroendokrin difus.
d. Keratinosit
Lapisan eksternal kulit tersusun atas keratinosit (zat tanduk) dan
lapisan ini akan berganti setiap 3-4 minggu sekali. Keratinosit yang
secara bersusun dari lapisan paling luar hingga paling dalam sebagai
berikut:
1) Stratum Korneum
Terdiri atas 15-20 lapis sel gepeng, tanpa inti dengan sitoplasma
yang dipenuhi keratin. Lapisan ini merupakan lapisan terluar dimana
eleidin berubah menjadi keratin yang tersusun tidak teratur
sedangkan serabut elastis dan retikulernya lebih sedikit sel-sel saling
melekat erat. Lebih tebal pada area-area yang banyak terjadi gesekan
(friction) dengan permukaan luar, terutama pada tangan dan kaki.
Juga merupakan lapisan keratinosit terluar yang tersusun atas
beberapa lapis sel-sel gepeng yang mati dan tidak berinti.
2) Stratum Lucidum
Tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis yang
homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum
lucidum terdiri dari protein eleidin. Merupakan lapisan sel gepeng
yang tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada telapak
tangan dan kaki.
3) Stratum Granulosum
Terdiri atas 2-4 lapis sel poligonal gepeng yang sitoplasmanya
berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat granula
lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit. 2/3 lapisan ini merupakan
lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak
punya lapisan inti.
4) Stratum Spinosum
Tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale. Sel pada
lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada
sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak
seperti duri yang disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan
di dalamnya terdapat fibril sebagai intercellular bridge. Sel-sel
spinosum saling terikat dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi
untuk mempertahankan kohesivitas (kerekatan) antar sel dan
melawan efek abrasi. Dengan demikian, sel-sel spinosum ini banyak
terdapat di daerah yang berpotensi mengalami gesekan seperti
telapak kaki.
5) Stratum Basal/Germinativum
Merupakan lapisan paling bawah pada epidermis, tersusun dari
selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris terdapat melanin.
Pada lapisan basile ini terdapat sel-sel mitosis dan dalam
sitoplasmanya.
Gambar 1. Struktur Epidermis

2. Dermis
Dermis merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering
dianggap sebagai “True Skin” karena 95% dermis membentuk ketebalan
kulit. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang
paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Kulit jangat atau dermis
menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung rambut,
kelenjar keringat, kelenjar-kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh-
pembuluh darah dan getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus
arektor pili). Lapisan ini elastis dan tahan lama, berisi jaringan kompleks
ujung-ujung syaraf, kelenjar sudorifera, kelenjar. Sebasea, folikel jaringan
rambut dan pembuluh darah yang juga merupakan penyedia nutrisi bagi
lapisan dalam epidermis. Dermis atau cutan (cutaneus), yaitu lapisan kulit
di bawah epidermis. Penyusun utama dari dermis adalah kolagen.
Membentuk bagian terbesar kulit dengan memberikan kekuatan dan struktur
pada kulit, memiliki ketebalan yang bervariasi bergantung pada daerah
tubuh dan mencapai maksimum 4 mm di daerah punggung. Dermis terdiri
atas dua lapisan dengan batas yang tidak nyata, yaitu stratum papilare dan
stratum reticular.
a. Stratum Papilare
Stratum papilare, yang merupakan bagian utama dari papila dermis,
terdiri atas jaringan ikat longgar. Pada stratum ini didapati fibroblast, sel
mast, makrofag, dan leukosit yang keluar dari pembuluh (ekstravasasi).
Lapisan papila dermis berada langsung di bawah epidermis tersusun
terutama dari sel-sel fibroblas yang dapat menghasilkan salah satu
bentuk kolagen, yaitu suatu komponen dari jaringan ikat. Dermis juga
tersusun dari pembuluh darah dan limfe, serabut saraf , kelenjar keringat
dan sebasea, serta akar rambut. Suatu bahan mirip gel, asam hialuronat,
disekresikan oleh sel-sel jaringan ikat. Bahan ini mengelilingi protein
dan menyebabkan kulit menjadi elastis dan memiliki turgor (tegangan).
Pada seluruh dermis dijumpai pembuluh darah, saraf sensorik dan
simpatis, pembuluh limfe, folikel rambut, serta kelenjar keringat dan
palit. Lapisan ini tipis mengandung jaringan ikat jarang.
b. Stratum retikulare
Stratum retikulare yang lebih tebal dari stratum papilare dan
tersusun atas jaringan ikat padat tak teratur. Terdiri atas serabut-serabut
penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental asam
hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas). Serta terdiri dari sel
fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat
banyak pembuluh darah, limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan
kelenjar sebaseus.
3. Skin Appendages atau Struktur Asesoris
Appendages/adnexa kulit merupakan struktur tambahan kulit.
Derivat kulit berasal dari epidermis, terdiri dari kelenjar sudorifera,
kelompok sebasea, rambut dan folikel rambut serta kuku. Nama lainnya
appendages kulit/adneksa kulit/struktur tambahan kulit.
a. Rambut dan Folikel Rambut
Rambut dan folikel rambut Rambut terdiri dari batang yang terletak
diatas permukaan kulit dan akar rambut yang terletak di dalam kulit. Folikel
rambut merupakan jaringan yang meliputi akar rambut. Rambut terdiri dari
medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta kutikula yang terdiri
dari keratin keras.
1) Medula merupakan bagian tengah rambut, terdiri dari sel-sel yang
mengalami keratinisasi. Sel-selnya terpisah satu sama lain, dan antara
sel-sel kadang-kadang terdapat udara/cairan. Bagian ini tak terdapat
pada rambut tipis/halus.
2) Kortex merupakan bagian terbesar dari rambut, terdiri dari sel-sel
berbentuk runcing, yang mengalami keratinisasi dan banyak
mengandung pigmen.
3) Kutikula merupakan membran tipis, terdiri dari sel-sel pipih/gepeng
yang mengalami keratinisasi,transparan.

Folikel rambut terdiri dari kompnen dermis dan epidermis. Pada dasarnya
folikel rambut bagian dermis terlihat menonjol, disebut papila yang terdiri
dari: jaringan ikat, pembuluh darah dan sel-sel saraf. Bagian luar papila
diliputi sel-sel epitel yang disebut germinal matri, dan ujung folikel rambut
tampak membesar. Sel-sel germinal matrik (puncak papila) berproliferasi
membentuk rambut yang dapat tumbuh terus. Bagian sentral Germinal
Matrik (puncak papila) membentuk bagian medula rambut dan kortex.
Bagian perifer membentuk selubung akar rambut yaitu selubung akar dalam
dan selubungakar luar. Selubung akar dalam hanya pada bagian bawah
folikel, terdiri dari 3 lapisan yaitu lapisan kutikula merupakan lapisan
dalam, dekat kutikula dari kortek rambut terdiridari selsel pipih. Lapisan
Husley, merupakan lapisan tengah dan Lapisan Henle yaitulapisan luar,
terdiri dari 1 lapis sel yang seluruhnya mengalami keratinisasi. Sel-sel
selubung akar dalam mempunyai keratohialin yang bersifat asidofil dan
disebut granulatrichohyalin, yang dengan HE tampak kemera
Gambar 2. Struktur Rambut

b. Kuku Berpoliferasi
Membentuk matriks kuku, epidermis yang tepat di bawahnya menjadi
dasar kuku yang berbentuk U bila dilihat dari atas dan diapit oleh lipatan
kulityang merupakan dinding kuku. Lempeng kuku terdiri dari sisik
epidermis yang menyatu erat dan tidak mengelupas. Badan kuku berwarna
bening sehingga kelihatan kemerahan karena ada pembuluh kapiler darah di
dalam dasar kuku. Sel-sel stratum korneum meluas dari dinding kuku ke
permukaan lempeng kuku sebagai epikondrium atau kutikula. Kuku tumbuh
dari akarnya yang terletak di bawah lapisan tipis kulit yang dinamakan
kutikula. Pertumbuhan kuku berlangsung sepanjang hidup dengan
pertumbuhan rata-rata 0,1 mm/hari. Pembaruan total kuku jaringan
tanganmemerlukan waktu sekitar 170 hari, sedangkan kaki sekitar 12 – 18
bulan. Bagian darikuku, terdiri dari, ujung kuku atas ujung batas, badan
kuku yang merupakan bagianyang besar dan akar kuku (radik).
Gambar 6. Struktur Kuku

C. WARNA KULIT
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning,
coklat, kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan
tersendiri yang jika dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang
menarik. Warna kulit terutama ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah.
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan.
3. Melanin yang berwarna coklat.
4. Keratohyalin yang memberikan penampakan opaque pada kulit, serta
5. Lapisanstratum corneum yang memiliki warna putih kekuningan atau
keabu-abuan.

Dari semua bahan-bahan pembangun warna kulit, yang paling menentukan


warna kulit adalah pigmen melanin. Banyaknya pigmen melanin di dalam kulit
ditentukan oleh faktor-faktor ras, individu, dan lingkungan. Melanin dibuat
dari tirosin sejenis asam aminodan dengan oksidasi, tirosin diubah menjadi
butir-butir melanin yang berwarna coklat, serta untuk proses ini perlu adanya
enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung
lebih lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultraviolet.
Jumlah, tipe, ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan
variasi warna kulit berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses
pembentukan pigmen melanin kulit terjadi pada butir-butir melanosom yang
dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang terdapat di antara sel-sel basal
keratinosit di dalam lapisan benih.

D. FISIOLOGI SISTEM INTEGUMEN


Kulit memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis
tubuh. Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi fungsi proteksi,
absorpsi, ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan
pembentukan vitamin D.
1. Fungsi proteksi
Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai
yaitu berikut:
a. Keratin, melindungi kulit dari mikroba, abrasi (gesekan), panas, dan zat
kimia.Keratin merupakan struktur yang keras, kaku, dan tersusun rapi
dan erat seperti batu bata di permukaan kulit.
b. Lipid, yang dilepaskan mencegah evaporasi air dari permukaan kulit dan
dehidrasi. Selain itu juga mencegah masuknya air dari lingkungan luar
tubuh melalui kulit.
c. Sebum, yang berminyak dari kelenjar sebasea mencegah kulit dan
rambut dari kekeringan serta mengandung zat bakterisid yang berfungsi
membunuh bakteri di permukaan kulit. Adanya sebum ini, bersamaan
dengan ekskresi keringat, akan menghasilkan mantel asam dengan kadar
pH 5-6.5 yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba.
d. Pigmen melanin melindungi dari efek dari sinar UV yang berbahaya.
Pada stratum basal, sel-sel melanosit melepaskan pigmen melanin ke
sel-sel di sekitarnya. Pigmenini bertugas melindungi materi genetik dari
sinar matahari, sehingga materi genetik dapat tersimpan dengan baik.
Apabila terjadi gangguan pada proteksi oleh melanin,maka dapat timbul
keganasan.
e. Selain itu ada sel-sel yang berperan sebagai sel imun yang protektif.
Yang pertama adalah sel langerhans, yang merepresentasikan antigen
terhadap mikroba. Kemudian ada sel fagosit yang bertugas
memfagositosis mikroba yang masuk melewati keratindan sel
langerhans.
2. Fungsi absorpsi
Kulit tidak bisa menyerap air, tapi bisa menyerap material larut-lipid
seperti vitamin A, D, E, dan K, obat-obatan tertentu, oksigen dan karbon
dioksida. Permeabilitas kulit terhadap oksigen, karbondioksida dan uap air
memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Selain
itu beberapa material toksik dapat diserap sepertiaseton, dan merkuri.
Beberapa obat juga dirancang untuk larut lemak, seperti kortison, sehingga
mampu berpenetrasi ke kulit dan melepaskan antihistamin di tempat
peradangan. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya
kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum. Penyerapan
dapat berlangsung melalui celah antarsel atau melalui muara saluran
kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang
melalui muara kelenjar.
3. Fungsi Ekskresi
Kulit juga berfungsi dalam ekskresi dengan perantaraan dua kelenjar
eksokrinnya, yaitu kelenjar sebasea dan kelenjar keringat.
4. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan Ruffini di dermis
dan subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang
terletak di dermis, badan taktil Meissner terletak di papila dermis berperan
terhadap rabaan, demikian pula badan Merkel Ranvier yang terletak di
epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankanoleh badan Paccini di
epidermis. Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnyadi daerah
yang erotik.
5. Fungsi pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
Kulit berkontribusi terhadap pengaturan suhu tubuh (termoregulasi)
melalui dua cara: pengeluaran keringat dan menyesuaikan aliran darah di
pembuluh kapiler. Pada saatsuhu tinggi, tubuh akan mengeluarkan keringat
dalam jumlah banyak serta memperlebar pembuluh darah (vasodilatasi)
sehingga panas akan terbawa keluar dari tubuh. Sebaliknya, pada saat suhu
rendah, tubuh akan mengeluarkan lebih sedikit keringat dan mempersempit
pembuluh darah (vasokonstriksi) sehingga mengurangi pengeluaran panas
oleh tubuh.
6. Fungsi pembentukan vitamin D
Sintesis vitamin D dilakukan dengan mengaktivasi prekursor 7
dihidroksi kolesteroldengan bantuan sinar ultraviolet. Enzim di hati dan
ginjal lalu memodifikasi prekursor dan menghasilkan calcitriol, bentuk
vitamin D yang aktif. Calcitriol adalah hormon yang berperan dalam
mengabsorpsi kalsium makanan dari traktus gastrointestinal kedalam
pembuluh darah. Walaupun tubuh mampu memproduksi vitamin D sendiri,
namun belum memenuhi kebutuhan tubuh secara keseluruhan sehingga
pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit
dapat pula mengekspresikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar
keringat, dan otot-ototdi bawah kulit.
E. GANGGUAN PADA SISTEM INTEGUMEN
Macam-macam Gangguan sistem integumen pada manusia.
1. Kanker Kulit
Kanker Kulit penyebabnya adalah pertumbuhan sel kanker yang
tidak terkontrol didalam jaringan kulit. Jika tidak diobati, sel-sel kanker ini
akan menyebar ke organ lain seperti kelenjar getah bening, tulang, jaringan
lunak, dan lain lain. Kanker kulit adalah jenis kanker yang paling dominan
di dunia. Di Amerika kanker kulit diderita oleh 1 dari 5 orang dengan
prevalensi sekitar 20% menurut Yayasan Kanker Kulit.

Gambar 7. Kanker kulit


2. Penyakit Lupus
Penyebab Lupus adalah penyakit autoimmune atau kekebalan
tubuh yang terganggu yang diderita lebih dari 1.5 juta rakyat Amerika.
Normalnya sistem kekebalan tubuh akan menjaga tubuh dari gangguan
penyakit, virus, bakteri dan bentuk lain yang berbahaya. Dalam hal
penyakit lupus, sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi bahaya dan
sebaliknya menyerang sel tubuh yang sehat dan merusak jaringan lunak
seperti kulit dan organ lainnya. Penyakit lupus dapat menimbulkan
masalah lanjutan pada ginjal, sistem saraf, jaringan darah dan kulit.
Gambar 8.Penyakit Lupus

3. Rubeola atau Penyakit Campak


Penyebab rubeola adalah infeksi yang disebabkan oleh virus yang
berkembang dalam sel di daerah tenggorokan dan paru paru. Rubeola
sangatlah menular, dan cepat menyebab melalui media udara ketika
penderita rubeola batuk atau bersin. Orang yang menderita Rubeola akan
merasakan demam, batuk, hidung berair, dan ruam-ruam pada kulit sebagai
puncak dari penyakit Rubeola. Jika tidak dirawat dapat menyebabkan
komplikasi seperti radang infeksi telinga, pneunomia dan encephalitis
(pembengkakan otak).

Gambar 9. Rubeola atau Penyakit Campak


4. Jerawat
Penyebab penyakit jerawat adalah terhalangnya pori pori pada tubuh
oleh minyak, kulit mati, dan atau bakteri. Setiap pori-pori di kulit kita
terdapat folikel, folikel ini terbuat dari rambut dan kelenjar minyak.
Kelenjar minyak mengeluarkan sebum, yang berjalan melewati
rambut/bulu, keluar melalui pori-pori dan berakhir di kulit. Sebum membuat
kulit lembab dan lembut, jika anda menderita penyakit Jerawat, mungkin
saja terjadi gangguan pada proses ini. Hal hal yang paling sering
menyebabkan jerawat adalah:
a. Terlalu banyak sebum yang dihasilkan kelenjar minyak kulit.
b. Sel kulit mati yang bertumpuk di pori-pori.
c. Bakteri telah tumbuh berkembang di pori pori.

Gambar 10. Jerawat


5. Hemangioma
Hemangioma adalah pertumbuhan daging atau kulit tetapi bukan
kanker yang tumbuh karena pertumbuhan jaringan darah abnormal.
Hemangioma biasanya ditemukan dalam lapisan dari organ dalam -biasanya
hati-. Karena Hemangioma tidak disebabkan faktor luar, biasanya orang
menderita atau Hemangioma berkembang sebelum orang lahir, ketika
mereka masih didalam kandungan. Hemangioma didalam hati biasanya
tidak menyebabkan kelainan. Biasanya juga tidak terdeteksi sebelum anda
memeriksakan diri dan biasanya pemeriksaan yang tidak terkait sama sekali
dengan Hemangioma.

Gambar 11. Hemangioma


6. Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic)
Eksim Seborrheic adalah suatu kondisi kulit. Juga dikenal dengan
sebutan Dermatitis Seborrheic. Ketika bayi menderita penyakit ini disebut
juga cradle cap. Terdapat 2 penyebab penyakit Eksim Seborrheic, yaitu
pertama adalah produksi minyak sebum pada kulit yang berlebihan, dan
kedua adalah jamur yang disebut Malassezia. Biasanya ditemukan didalam
kelenjar minyak kulit dan dipercaya sebagai penyebab iritasi. Walaupun
tidak terdapat obat untuk penyakit ini, tetapi kita dapat mengenali dan
mempelajari penyebab dan pemicu penyakit Eksim ini dan mengembangkan
cara untuk menghindarinya, seperti menjaga kesehatan tubuh khususnya
kulit secara teratur dan benar menyebabkan iritasi

Gambar 15. Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic)


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sistem Integumen pada manusia adalah terdiri dari kulit, kuku, rambut,
kelenjar keringat, kelenjar minyak dan kelenjar susu. Anatomi Sistem
Integumen pada manusia kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu : Epidermis,
Dermis, Skin Appendages atau/Struktur asesoris kulit dan Warna Kulit. Kulit
memiliki banyak fungsi, yang berguna dalam menjaga homeostasis tubuh.
Fungsi-fungsi tersebut dapat dibedakan menjadi : fungsi proteksi, absorpsi,
ekskresi, persepsi, pengaturan suhu tubuh (termoregulasi), dan pembentukan
vitamin D. Gangguan Pada Sistem Integumen Manusia diantaranya yaitu
Kanker Kulit, penyakit pupus, Rubeola atau Penyakit Campak, Jerawat,
Hemangioma, Cold Sore (Herpes Simplex Virus), Psoriasis, Rosacea,
Seborrheic Eczema (Eksim Seborrheic), dan Hives / Urticaria (Gatal Alergi).
B. SARAN
Makalah ini hanya mencakup materi-materi umum Sistem Integumen
sehingga masih diperlukan referensi-referensi lain dalam menyusun makalah
maupun pembuatan tugas.

DAFTAR PUSTAKA

http://nursingbegin.com/tag/panas-tubuh/ jurnal.fkip.uns.ac.id
http://webcache.googleusercontent.com/search? q=cache:

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31117/5/Chapter%2520I.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Kuku
https://www.scribd.com/doc/202774753/Fisiologi-Makalah-Suhu-Tubuh
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/material/thermoregulation.pdf
http://www.slideshare.net/thienaclaluchemangat/metabolisme-dan-suhu-tubuh

Anda mungkin juga menyukai