Anda di halaman 1dari 7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Manajamen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (PP No.50
Tahun 2012). Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin
dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan
kerja dan penyakit akibat kerja. Perusahaan atau organisasi yang akan ataupun telah menerapkan
SMK3 diharapkan dapat meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi, kemudian dapat mencegah dan mengurangi
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen dan pekerja,
dan juga perusahaan dapat menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efisien untuk
mendorong produktivitas.

PP 50 tahun 2012 tentang SMK3 – Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah kebijakan nasional sebagai pedoman perusahaan untuk penerapan K3 yaitu Keselamatan
dan Kesehatan Kerja yang merupakan kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan
dan kesehatan dan kesehatan tenaga kerja dan penyakit akibat kerja. Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja ditetapkan di Jakarta oleh Presiden Doktor Haji Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 12 april 2012. PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 –
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja diundangkan Menkumkam Amir
Syamsudin pada tanggal 12 april 2012. Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012 tentang
Penerapan SMK3 diundangkan dan ditempatkan pada Lembaran Negara Republik Indonesia
tahun 2012 Nomor 100. Penjelasan atas PP 50 tahun 2012 tentang penerapan SMK3 dirempatkan
dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5309. Agar setiap orang
mengetahuinya.

A. Dasar Hukum

Dasar hukum PP 50 tahun 2012 tentang Penerapan SMK3 adalah:

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4297);

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja (Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 2918);

B. Penjelasan Umum PP SMK3

Globalisasi perdagangan saat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat dalam
segala aspek khususnya ketenagakerjaan yang salah satunya mempersyaratkan adanya
perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja . Untuk meningkatkan efektifitas
perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, tidak terlepas dari upaya pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi melalui
SMK3 guna menjamin terciptanya suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh dalam
rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya
tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif. Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja
melalui SMK3 telah berkembang di berbagai negara baik melalui pedoman maupun standar.
Untuk memberikan keseragaman bagi setiap perusahaan perlindungan keselamatan dan
kesehatan kerja bagi tenaga kerja, peningkatan efisiensi,dan produktifitas perusahaan dapat
terwujud maka perlu ditetapkan Peraturan Pemerintah yang mengatur penerapan SMK3.

Peraturan Pemerintah ini memuat:

-Ketentuan umum

-Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

-Penilaian SMK3

-Pengawasan

-Ketentuan Peralihan dan

-Ketentuan hidup.

2.2 Tujuan SMK3

Tujuan Penerapa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja SMK3 :


A. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang
terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;

B. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan
melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.

C. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas;

D. Memberikan image baik kepada perusahaan dari pandangan pihak eksternal seperti
masyarakat, pemerintah, klien dll;

E. Sebagai bentuk pemenuhan persyaratan bisnis dari pihak klien.

2.3 Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3

A. Perlindungan Karyawan

Tujuan inti penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau K3
adalah memberi perlindungan kepada pekerja. Bagaimanapun, pekerja adalah asset
perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga keselamatannya. Pengaruh positif
terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka kecelakaan kerja.

B. Mengurangi biaya

Dengan menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja atau K3,
kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan, kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan
demikian kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian
tersebut. Salah satu biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan sistem manajemen
K3 adalah biaya premi asuransi.

C. Membuat sistem manajemen yang efektif

Salah satu bentuk nyata yang bisa kita lihat dari penerapan sistem manajemen K3
adalah adanya prosedur terdokumentasi. Dengan adanya prosedur, maka segala
aktivitas dan kegiatan yang terjadi akan terorganisir, terarah dan berada dalam koridor
yang teratur. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem disimpan untuk
memudahkan pembuktian dan identifikasi akar masalah ketidaksesuaian.

2.4 Tahapan Penerapan Sistem Manajemen K3


Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa tahapan yang
harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efektif, karena SMK3 mempunyai
elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang harus dibangun didalam
pelaksanaannya untuk menjamin bahwa sistem itu dapat berperan dan berfungsi
dengan baik serta berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan.

Penerapan Sistemn Manajemen ini (SMK3) ada beberapa tahapan yang harus
dilakukan, meliputi:

A. Penetapan Kebijakan SMK3

B. Perencanaan K3

C. Pelaksanaan Rencana K3

D. Pemantauan dan Evaluasi Kinerja K3

E. Peninjauan dan Peningkatan Kinerja K3

2.5 Penetapan Kebijakan K3

Pengusaha harus menyebarluaskan kebijakan K3 yang telah ditetapkan kepada


seluruh pekerja. Dalam penyusunan kebijakan K3, pengusaha paling sedikit harus
melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang meliputi:

A. Identifikasi potensi bahaya, penilaian, dengan pengendalian risiko

B. Perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik

C. Peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan

D. Kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan


dengan keselamatan

E. Penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan

F. Memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus menerus

G. Memperhatikan masukan dari pekerja atau serikat pekerja.

Rencana K3 paling sedikit memuat:

a. Tujuan dan sasaran


b. Skala prioritas

c. Upaya pengendalian bahaya

d. Penetapan sumber daya

e. Jangka waktu pelaksanaan

f. Indikator pencapaian

g. Sistem pertanggungjawaban

2.6 Pelaksanaan Rencana K3

Berdasarkan rencana K3 yang telah ditetapkan, dalam pelaksanaannya


pengusaha didukung oleh SDM di bidang K3, sarana dan prasarana. SDM yang
dimaksud harus memiliki :

A. Kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat

B. Kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan ijin kerja dan/atau surat


penunjukan dari instanso yang berwenang

Sarana dan prasarana yang dimaksud minimal harus terdiri:

a. Organisasi atau unit yang bertanggung jawab di bidang K3

b. Anggaran yang memadai

c. Prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian

d. Instruksi kerja

Syarat minimal kegiatan pelaksanaan rencana K3 harus meliputi:

a. Tindakan pengendalian

b. Perancangan dan rekayasa

c. Penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan

d. Prosedur dan instruksi kerja

e. Pembelian/pengadaan barang dan jasa

f. Produk akhir
g. Upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri serta
rencana pemulihan keadaan darurat (dilaksanakan berdasarkan potensi
bahaya, investigasi, dan analisa kegiatan).

Pelaksanaan rencana K3 berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian, dan


pengendalian risiko.

Pelaksaan kegiatan oleh pengusaha harus :

a. Menunjuk SDM yang berkompeten dan berwenanf di bidang K3.

b. Melibatkan seluruh pekerja

c. Membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oleh semua penghuni perusahaan

d. Membuat prosedur informasi yang harus dikomunikasikan ke semua pihak


dalam peusahaan dan pihak luar yang terkait

e. Membuat prosedur pelaporan yang terdiri:

1. Terjadinya kecelakaan di tempat kerja

2. Ketidaksesuaian dengan peraturan perundang – undangan dan/atau


standar

3. Kinerja K3

f. Identifikasi sumber bahaya

g. Dokumen lain yang diwajibkan berdasarkan peraturan perundang-undangan

h. Mendokumentasikan seluruh kegiatan yang dilakukan terhadap:

1. Peraturan perundang-undangan dan standar di bidang K3

2. Indikator Kinerja K3

3. Izin kerja

4. Hasil identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko

5. Kegiatan Pelatihan K3

6. Kegiatan inspeksi, kalibrasi, dan pemeliharaan

7. Catatan pemantauan data

8. Hasil pengkajian kecelakaan di tempat kerja dan tindak lanjut


9. Identifikasi produk terhadap komposisinya

10. Informasi pemasok dan kontraktor

11. Audit dan peninjauan ulang SMK

12. Audit SMK3 adalah pemeriksaan secara sistematis dan independen


terhadap pemenuhan

13. Kriteria yang telah ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan
yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMK3 di
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai