Diskusi 1
Diskusi 2
Saya merupakan salah 1 penggemar BTS sejak tahun 2014 dan bergabung dengan komunitas
Army Indonesia di aplikasi whatsapp. Ada 3 tipe grup Army yang ikuti dan masing-masing
grup memiliki ciri khas tersendiri. Grup Army Butter antar anggota ini sangat aktif, saling
berinteraksi baik didalam grup maupun diluar grup, saling terbuka dan pembahasan
didalamnya ini sangat random ada ajakan untuk voting, streaming, ada juga yang saling
berhalusinasi menjadi pasangan bias/idolnya. Kemudian ada grup INDOMY dimana di grup
ini meskipun terkadang ramai dan terkadang sepi tapi anggotanya sangat supportive, saling
menyemangati, saling membuat lelucon didalam maupun diluar grup, saling bertukar kabar
via video call juga. Pembahasannya juga bisa dibilang random karena ada yang menanyakan
tugas-tugas didalam grup, ada ajakan untuk streaming maupun voting, ada prank setiap
anggota yang sedang berulangtahun, saling bertukar cerita. Sedangkan grup BARMYTS
merupakan sekumpulan orang-orang dengan interaksi yang terbilang “kasar” karena
anggotanya yang sangat “berkuasa” dan sangat solid bahkan ketika ada yang terkena musibah
dengan cepat mengadakan dana sosial. Dan pembahasannya pun sangat sensitive dan random
yang berhubungan dengan biasnya ataupun artis-artis lokal. Dari kelompok tersebut,
menunjukkan bahwa adanya perbedaan pembahasan serta budaya maupun kebiasaan –
kebiasaan yang dilakukan. Di kelompok pertemana juga sering dirasa memiliki perbedaannya
di dalam interaksi maupun hal hal yang dilakukan. Misalnya saja kelompok teman saya
diperkuliahan lebih suka untuk mengajak nongkrong diluar maupun ke tempat – tempat
coffeeshop baru, sedangkan pertemanan saya dengan tetangga saya lebih suka untuk
berkumpul dirumah. Hal itu menunjukkan bahwa adanya perbedaan budaya yang dilakukan
Diskusi 3
A. Setujukah Anda :
desas-desus palsu, dan mengejek penampilan, etnis, dan aspek identitas lainnya?
Akan sangat berbeda jika bullying dilakukan dengan secara langsung, maka pelaku
pembullyian akan dapat ditentang dan dihadapi secara langsung, hal seperti ini lah
yang menguntungkan pelaku cyberbullying karena cenderung memiliki resiko yang
rendah atas perilaku yang dialkukanya.
- Tidak setuju karena kembali lagi, media sosal hanya merupakan alat/tools, maka
dapat disimpulkan media online tidak memfasilitasi periaku cyberbulling, seperti
menghina, menyebarkan desas-desus palsu, dan mengejk penampilan, etnis dan
identitas lainnya, tetapi bagaimana edukasi dari tiap individu menggunakan media
online untuk apa. Jadi tidak dikatakan media online itu buruk tapi yang di highlight
disini bagaimana pengguna dari media sosial tersebut
- Setuju, media online dapat dikatakan memfasilitasi hal tersebut. Tetapi, tujuan utama
dibuatnya media sosial tersebut bukanlah untuk hal itu. Tetapi banyak orang yang
menyalahgunakan media sosial sebagai wadah bullying.
- Sangat mungkin dirubah tetapi dapat juga dikatakan tidak mungkin, hal demikian
dikarenakan budaya atau kebiasaan masyarakat yang sudah melekat. Namun jika
memang ingin merubah kebiasaan kebiasaan tersebut maka haruslah melalaui
campaign atau suatu gerakan yang diselenggarakan secara besar besaran, atau bahkan
terjadi permasalahan yang akan membuat suatu pemahaman terhadap masyarakat atas
dampak yang akan mereka terima jika melestarikan cyberbullying ini sendiri.
- Mungkin saja, dengan adanya kebijakan dari system media online tersbut seperti ig
dengan memblok perilaku yang sekiranya mengurangi kesejahteraan pengguna digital
- Faktor-faktor tersebut dapat diubah. Tetapi, tidak menutup kemungkinan
cyberbullying ini akan berakhir. Dan bukan hanya cyberbullying saja yang akan
berubah tetapi hal-hal positif yang dapat dilakukan juga akan berubah.
3. Atau menurut anda faktor-faktor tersebut memang sudah melekat pada media digital?
- Ya, faktor faktor tersebut sudah melekat pada media sosial, hal tersebut terjadi
dikarenakan ketidakmampuan manusia atau bahkan masyarakat untuk menyaring
informasi dan emosi.
- Bisa dikatakan melekat karena pada dasarnya media online itu sama seperti kehidupan
nyata, namun bahayanya adalah media online seringkali teramplifikasi, namun juga
tidak menutup kemungkinan itu tidak dapat diubah. Kembali ke edukasi dan
kebijakan pengguna media online
- Menurut saya, faktor-faktor tersebut memang sudah melekat pada media digital.
Dalam hal ini, yang seharusnya diubah adalah pemikiran para pengguna media digital
tersebut untuk menggunakannya dengan hal yang positif.
1. persamaan dan perbedaan interaksi dengan teman kuliah secara online dan tatap
muka.
Persamaan Perbedaan
Interaksi perkuliahan
- Dalam hal ini karena terjadinya pandemi covid -19 membuat semua orang bahkan
mahasiswa harus beradaptasi dengan keadaan, hal tersebut terjadi karena memang
tuntutan keadaan yang membuat kita semua harus mengubah kebiasaan lama menjadi
kebiasaan baru.
- Hal tersebut terjadi karena adanya suatu kondisi yang terbatas ketika kita melakukan
kegiatan luring, maka dari itu daring atau interaksi secara online menjadi solusi agar
apa yang di haruskan itu tetap terlaksanakan dengan baik.