Anda di halaman 1dari 22

MODUL 6

ANALISIS ESTIMASI BIAYA

HASMIRA
D071181312
KELOMPOK VI

LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR TERINTEGRASI

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biaya adalah suatu nilai tukar atau sumber daya yang dikorbankan atau
dikeluarkan dalam bentuk satuan uang untuk mendapatkan barang dan jasa
yang dapat memberikan manfaat saat ini atau di masa depan untuk
tercapainya suatu tujuan tertentu (Magdalena, 2017). Estimasi
biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada
level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan
dan menyusun anggaran. Menurut Wardani (2016), harga pokok produksi
adalah jumlah dari pada produksi yang melekat pada produksi yang
dihasilkan yaitu meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan mulai pada saat
pengadaan bahan baku tersebut sampai dengan proses akhir produk, yang siap
untuk digunakan atau dijual. Lebih mudahnya harga pokok produksi dapat
dicerna dengan modal atau pengorbanan dalam proses produksi berdasarkan
nilai ganti pada saat pertukaran.
Harga pokok produksi sangat berpengaruh dalam perhitungan laba rugi
perusahaan, apabila perusahaan kurang teliti atau salah dalam penentuan
harga pokok produksinya, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam
penentuan laba rugi yang diperoleh perusahaan. Mengingat arti pentingnya
harga pokok produksi maka sangat diperlukan ketelitian dan ketepatan.
Apabila dalam persaingan yang tajam di industri seperti saat sekarang ini,
akan memacu perusahaan yang satu bersaing dengan perusahaan lainnya
dalam menghasilkan produk sejenis maupun produk substitusi. Karena itulah,
informasi biaya dan informasi harga pokok produksi sangat diperlukan untuk
berbagai pengambilan keputusan.
Dalam akutansi, proses penentuan harga pokok atau perhitungan biaya
untuk melaksanakan suatu kegiatan disebut costing. Proses itu sendiri harus
dilakukan secara sistematis yang meliputi tahap-tahap pengumpulan biaya,
penggolongan kedalam berbagai kategori, misalnya: biaya bahan, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan kemudian pengalokasiannya kepada
objek-objek biaya. Karena objek biaya terdapat pada setiap perusahaan atau

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

organisasi, apapun jenis usaha dan kegiatannya, maka akutansi biaya sebagai
suatu sistem informasi, tidak hanya dapt diaplikasikan tetapi lebih dari itu
diperlikan oleh perusahaan yang bergerak baik dibidang perdagangan maupun
jasa (Sihite, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara menentukan biaya produksi?
b. Bagaimana cara menentukan harga pokok produksi?
c. Bagaimana cara mengetahui BEP?
1.3 Tujuan Praktikum
a. Praktikan mampu menentukan biaya produksi dari produk yang telah
dibuat, dan mengelompokkan biaya tersebut dalam fixed cost, variable
cost, dan overhead cost.
b. Praktikan mampu menentukan harga pokok produksi.
c. Praktikan mampu mengetahui kapan BEP terjadi.

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB II
TEORI DASAR

2.1 Pengertian Akuntansi Biaya


Akuntansi biaya merupakan hal yang dianggap penting karena dapat
memberikan informasi yang diperlukan oleh perusahaan, sehingga dapat
membantu dalam memberikan pertanggungjawaban dan memanajemen
keuangan perusahaan. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai akuntansi
biaya, berikut definisi serta tujuannya:
a. Menurut Horngren dalam Maghfirah & BZ (2016), akuntansi biaya
merupakan akuntansi yang menyediakan informasi yang dibutuhkan
dalam akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan.
b. Menurut Witjaksono dalam Maghfirah & BZ (2016), menjelaskan
bahwa akuntansi biaya merupakan ilmu juga seni dalam mencatat,
mengakumulasikan, mengukur serta menyajikan informasi berkenaan
dengan biaya dan beban.
c. Menurut Supriyono dalam Maghfirah & BZ (2016), bahwa akuntansi
biaya merupakan salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat
manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara
sistemastis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan
biaya.
d. Menurut Dunia dan Wasilah (2008) akuntansi biaya adalah bagian dari
akuntansi manajemen dimana lebih menekankan pada proses penentuan
biaya dan pengendalian biaya, yang berhubungan dengan biaya untuk
memproduksi suatu barang.
e. Menurut saya, akuntansi biaya merupakan suatu proses menganalisis
biaya-biaya yang digunakan oleh perusahaan dalam membuat produk
yang dapat dijadikan acuan untuk menentukan harga maupun laba.
2.2 Jenis-Jenis Biaya
Definisi biaya menurut Mulyadi dalan Cahyani (2015), menjelaskan
bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang dihitung dalam
satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

mencapai tujuan tertentu. Adapaun jenis-jenis biaya antara lain sebagai


berikut (Anwar dkk, 2010):
2.2.1 Berdasarkan fungsi pokok perusahaan, biaya dapat dikelompokkan
menjadi:
a. Biaya produksi, yaitu semua biaya yang berhubungan dengan
fungsi produksi atau kegiatan pengolahan bahan baku menjadi
selesai.
b. Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang
dipakai dalam pengolahan produk.
c. Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan
kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan
atau diikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan
perusahaan.
d. Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan
baku dan tenaga kerja langsung, Contoh: biaya bahan penolong,
biaya tenaga kerja tak langsung, biaya penyusutan aktiva tetap,
dan sebagainya.
e. Biaya pemasaran, yaitu biaya dalam rangka penjualan produk
selesai sampai dengan pengumpulan piutang menjadi kas.
f. Biaya administrasi dan umum, yaitu semua biaya yang
berhubungan dengan fungsi administrasi dan umum. Biaya
keuangan adalah semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan
fungsi keuangan, misalnya: biaya bunga.
2.2.2 Penggolongan biaya sesuai dengan periode akuntansi dimana biaya
akan dibebankan terdiri atas:
a. Pengeluaran modal (Capital Expenditure) adalah pengeluaran
yang dapat memberikan manfaat pada beberapa periode akuntansi
atau pengeluaran yang akan dapat memberikan manfaat pada
periode akuntansi yang akan datang.
b. Pengeluaran penghasilan (Revenues Expenditure) adalah
pengeluaran yang akan memberikan manfaat hanya pada periode
akuntansi dimana pengeluaran terjadi.

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

2.2.3 Penggolongan biaya sesuai dengan tendesi perubahannya terhadap


aktivitas atau kegiatan atau volume, terdiri dari:
a. Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang jumlah totalnya tetap
tidak dipengaruhi oleh perubahan volume kegiatan atau aktifitas
sampai dengan tingkat tertentu.
b. Biaya variabel (variabel cost) adalah biaya yang jumlah totalnya
akan berubah secara sebanding (proporsional) dengan perubahan
volume kegiatan.
c. Biaya semi variabel (semi variabel cost) adalah biaya yang
jumlah totalnya akan berubah sesuai dengan perubahan volume
kegiatan akan tetapi sifat perubahannya tidak sebanding.
2.2.4 Penggolongan biaya sesuai dengan objek atau pusat biaya yang
dibiayai, dibagi menjadi:
a. Biaya langsung (direct cost) adalah biaya yang terjadinya atau
manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau pusat biaya
tertentu. Contoh: biaya produk yang merupakan biaya langsung
adalah biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
b. Biaya tidak langsung (indirect cost) adalah biaya yang terjadinya
atau manfaatnya tidak dapat diidentifikasikan pada objek atau
pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh
beberapa objek atau pusat biaya. Contoh: biaya produk yang
merupakan biaya tidak langsung adalah biaya overhead pabrik
(biaya penyusutan gedung pabrik, biaya pemeliharaan mesin
pabrik, biaya bahan penolong, dan lain - lain).
2.3 Harga Pokok Produksi
Harga pokok produksi adalah biaya barang yang telah diselesaikan
selama satu periode disebut juga harga pokok produksi barang selesai
(cost of good manufactured) atau disingkat dengan harga pokok produksi.
Harga pokok ini terdiri dari biaya pabrik ditambah persediaan dalam
proses awal periode dikurangi persediaan dalam proses akhir periode.
Adapun pengertia lain adalah harga pokok produksi adalah sejumlah biaya

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual (Anwar dkk, 2010).
Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual dan
dipakai. Penentuan harga pokok sangat penting dalam suatu perusahaan,
karena merupakan salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai
pedoman dan sumber informasi bagi pimpinan dalam mengambil
keputusan. Adapaun tujuan penentuan harga pokok produksi adalah
sebagai berikut (Nugraha, 2015):
a. Sebagai dasar untuk menilai efisiensi perusahaan.
b. Sebagai dasar penilaian bagi penyusun neraca yang menyangkut
penilaian terhadap aktiva.
c. Sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual
terhadap konsumen.
d. Menentukan nilai persediaan dalam neraca, yaitu harga pokok
persediaan produk jadi.
e. Untuk menghitung harga pokok produksi dalam laporan laba rugi
perusahaan
f. Sebagai evaluasi hasil kerja.
g. Pengawasan terhadap efisiensi biaya, terutama biaya produksi.
h. Sebagai dasar pengambilan keputusan.
i. Untuk tujuan perencanaan laba
2.4 Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung merupakan semua biaya bahan sebagai
bagian integral dari barang jadi dan dapat langsung dibebankan kepada
harga pokok dari barang yang diproduksi. Dengan kata lain biaya bahan
adalah harga perolehan dari bahan yang dipakai dalam pengolahan proses
produksi. Sehubungan dengan biaya bahan baku Niswonger dalam Wijaya
(2012), menyatakan “semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan
baku dan menempatkannya dalam keadaan yang siap diolah merupakan
harga pokok yang dibeli, tidak hanya merupakan harga yang tercantum

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

dalam faktur saja melainkan biaya menurut faktur ditambah dengan


transportasi masuk dikurangi dengan retur dan potongan yang diterima
dari penjualan”.
Menurut Dewi dkk (2013), dalam perusahaan manufaktur, bahan
(material) dibedakan menjadi bahan baku langsung dan bahan baku
penolong. Bahan baku langsung (direct material) merupakan bahan baku
yang membentuk bagian menyeluruh dari produk jadi. Sedangkan bahan
baku penolong (indirect material) adalah bahan baku yang dipakai dalam
proses produksi yang tidak dapat diidentifikasikan dengan produk jadi dan
nilainya realtif kecil.
2.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung
Menurut Dewi dkk (2013), biaya tenaga kerja adalah biaya yang
dikeluarkan sebagai akibat pemanfaatan tenaga kerja dalam melakukan
produksi. Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya
yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja
langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (karyawan) yang terlibat
secara langsung dalam proses pengolahan bahan baku menajdi barang jadi.
Biaya kerja langsung meliputi kompensasi atas sleuruh tenaga kerja
manufaktur yang dapat ditelusuri ke objek biaya (barang dalam proses dan
kemudian barang jadi) dengan cara yang ekonomis. Misalnya upah yang
dibayarkan kepada karyawan bagian pemotongan atau bagian perakitan
ataupun bagian pengecatan pada perusahaan meubel.
2.6 Biaya Overhead
Pengertian biaya overhead pabrik menurut Halim dalam Wijaya (2011),
biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat
diklasifikasikan sebagai bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja
langsung. Adapun pengertian lain, menurut Wijaya (2011), biaya
overhead pabrik adalah seluruh biaya manufaktur yang tidak dapat
diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung
serta tidak dapat ditelusuri ke unit produksi secara individual. Biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya utama dari suatu
produk, namun biaya overhead pabrik juga harus terjadi untuk

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

memproduksi suatu produk. Biaya overhead pabrik mencakup semua


biaya produksi yang tidak termasuk dalam bahan baku langsung dan
tenaga kerja langsung. Segala jenis biaya produksi tidak langsung dicatat
dalam berbagai rekening overhead pabrik yang jumlah maupun namanya
bisa berbeda-beda antar perusahaan yang satu dengan perusahaan yang
lainnya. Pemilihan nama rekening dan jumlah rekening yang disediakan
tergantung pada sifat perusahaan dan informasi yang diinginkan
perusahaan. Contoh biaya overhead adalah biaya bahan pembantu, biaya
tenaga kerja tidak langsung, pemeliharaan dan perawatan alat produksi,
sewa pabrik, penyusutan pabrik dan sebagainya.
2.7 Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan seluruh pengorbanan yang di keluarkan
oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan operasi perusahaan demi
mencapai tujuan yang ingin di capai oleh perusahaan. Di dalam
pengelolaan, baik perusahaan besar maupun kecil, perusahaan swasta
maupun pemerintah, yang mengejar laba atau tidak setiap harinya selalu
berhadapan dengan biaya operasional yang di keluarkan. Masalah biaya
operasional pada suatu perusahaan hanya dapat di pecahkan secara
memuaskan bila perusahaan tersebut mempunyai pengetahuan tentang
biaya yang berkaitan dengannya. Oleh karena itu penyediaan data – data
sangat penting sebagai alat informasi dalam pengambilan kebijakan dan
keputusan oleh manajer perusahaan. Penggolongan biaya operasional
merupakan proses pengelompokan secara sistematis atas keseluruhan
elemen yang ada di dalam yang lebih ringkas untuk dapat memberikan
informasi (Halim, 1999).
2.8 Penentuan Harga Jual
Dalam penetapan harga juak produk, biaya produksi per unit
merupakan salah satu data yang dipertimbangkan selain dari data biaya
yang lain. Dengan diketahuinya harga pokok produksi, maka perusahaan
dapat juga menentukan harga jual produknya. Selain itu, manajemen juga
harus mempertimbangkan faktor-faktor lain yang berperan dalam
penentuan harga jual, seperti keadaan pasar dan campur tangan

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

pemerintah. Manajemen membutuhkan informasi biaya produksi yang


sesungguhnya dikelurkan dalam pelaksanaan rencana produksi. Untuk itu
informasi biaya yang dikeluarkan dalam jangka waktu tertentu digunakan
untuk memantau apakah proses produski mengkomsumsi total biaya
produksi sesuai dengan yang diperhitungkan sebelumnya (Dunia dkk,
2019).
2.9 Break Even Point
Menurut Munawir (2014), break even point adalah suatu keadaan
dimana suatu perusahaan tidak mendapatkan suatu kentungan dan kerugian
dalam menjalankan proses kegiatanya, dengan kata lain biaya yang di
keluarkan adalah sama dengan penjualan yang di dapatkan oleh
perusahaan. Adapun pengertian lain menurut Mulyadi (2011), break even
point adalah suatu cara untuk mengetahui volume penjualan minimum
agar suatu usaha tidak menderita rugi, tetapi juga belum memperoleh laba
yang dengan kata lain labanya sama dengan nol. Kesimpulannya bahwa
break event poin adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total
biaya, titik dimana laba sama dengan nol. Perumusan BEP adalah sebagai
berikut:
a. Biaya Variabel Unit (UV)
biaya variabel
Biaya variabel unit ( UV )=
jumlah produksi
b. BEP dalam unit
FC
BEP dalam unit=
Price−UV
Keterangan:
FC : Fixed Cost
Price : Harga Produk
UV : Biaya Variabel unit

c. BEP dalam waktu

BEP dalam unit


BEP dalam waktu=
jumlah unit dalam sehari
d. BEP dalam rupiah (omset)

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

FC
BEP dalam rupiah(omset )=
UV
1−
S
Keterangan:
S : Total penjualan
Price : Harga produk
UV : Biaya Variabel unit
(Sinurat dkk, 2015).

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Data yang Dibutuhkan
a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja
c. Biaya overhead
d. Harga jual
3.2 Langkah – Langkah Praktikum
a. Mengumpulkan data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead dan harga jual
b. Mendeskripsikan data-data harga pokok produksi
d. Menghitung biaya bahan baku
BBB = Jumlah bahan baku yang dipesan x harga bahan baku (per satuan)
e. Menghitung biaya tenaga kerja langsung
BTKL = Jumlah unit yang dihasilkan x jumlah tenaga kerja x upah (per
satuan waktu) dalam rupiah
f. Menghitung pemicu biaya aktivitas overhead
g. Menghitung biaya per satuan dari aktivitas overhead
h. Menghitung biaya per produk dari masing-masing aktivitas overhead.
i. Menentukan harga pokok produksi
j. Menentukan harga jual produk
k. Menentukan BEP

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
a. Biaya Lokasi
Lokasi dari PT. Permata Sejahtera ini bertempat di Jl. Poros
Malino, Gowa Sulawesi Selatan yang merupakan lokasi yang sangat
strategis untuk dijangkau oleh pelanggan. Untuk sewa bangunan itu
dikenakan biaya sebesar Rp36.000.000/tahun, jadi untuk harga per
bulannya itu sebesar Rp3.000.000.
b. Biaya Mesin dan Peralatan
Berikut ini biaya mesin dan peralatan yang digunakan dalam membuat
meja kafe:
Tabel 4. 1 Biaya Mesin dan Peralatan
No Nama Alat Jumlah Alat Harga Satuan Total Lama Pakai Biaya/Bulan
1 Circular Saw 2 Rp1.512.000 Rp3.024.000 36 Rp84.000
2 Jigsaw Machnine 2 Rp1.012.000 Rp2.024.000 36 Rp56.222
3 Bor 2 Rp1.612.000 Rp3.224.000 36 Rp89.556
4 Welding Machine 2 Rp1.712.000 Rp3.424.000 36 Rp95.111
5 Mistar Siku 4 Rp112.000 Rp448.000 18 Rp24.889
6 Kacamata Pelindung 4 Rp212.000 Rp848.000 18 Rp47.111
7 Compressor 1 Rp1.512.000 Rp1.512.000 36 Rp42.000
8 Gergaji Besi 4 Rp62.000 Rp248.000 18 Rp13.778
Total Rp452.666

c. Biaya Bahan Baku


Berikut ini biaya bahan baku yang digunakan dalam membuat meja kafe:
Tabel 4. 2 Biaya Bahan Baku
No Nama Bahan Baku Satuan Harga Satuan Total Jumlah Produksi Total Biaya
1 Kayu 5 Rp220.00 Rp110.000 300 Rp33.000.000
2 Baut 20 Rp500 Rp10.000 300 Rp3.000.000
3 Cat 1 Rp52.000 Rp52.000 300 Rp15.600.000
4 Besi 2 Rp47.000 Rp94.000 300 Rp28.200.000
Total Biaya Per Bulan Rp79.800.000

d. Biaya Tenaga Kerja


Berikut ini biaya tenaga kerja yang digunakan dalam membuat meja kafe:
Tabel 4. 3 Biaya Tenaga Kerja
No Spesifikasi Gaji/Bulan Jumlah Total
1 Administrasi Rp2.512.000 1 Rp2.512.000
2 Pemotongan Rp2.362.000 4 Rp9.448.000
3 Assembler Rp2.512.000 2 Rp5.024.000
4 Finishing Rp2.412.000 4 Rp9.648.000
Total Biaya Per Bulan Rp26.632.000

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

e. Biaya Overhead
Berikut ini biaya overhead yang digunakan dalam membuat meja kafe:
Tabel 4. 4 Biaya Overhead
N
o Biaya Overhead Satuan Harga
1 Listrik Bulan Rp1.512.000
2 Air Bulan Rp512.000
3 Internet Bulan Rp762.000
4 Marketing Bulan Rp3.012.000
5 Biaya Tak Terduga Bulan RP5.012.000

Total Rp10.810.000

4.2 Pengolahan Data


a. Biaya Tetap
Berikut ini yang termasuk kedalam biaya tetap yang digunakan dalam
membuat meja kafe:
Tabel 4. 5 Biaya Tetap
No Biaya Tetap Biaya
1 Biaya Tenaga Kerja Rp26.632.000
2 Biaya Mesin dan Peralatan Rp452.666
3 Biaya Overhead Rp1.0810.000
4 Biaya Sewa Gedung Rp750.000
Total Rp40.894.667

b. Biaya Variabel
Berikut ini yang termasuk kedalam biaya variabel yang digunakan dalam
membuat meja kafe:
Tabel 4. 6 Biaya Variabel
N
o Biaya Variabel Biaya
Biaya Bahan
1 Baku Rp79.800.000
Total Rp79.800.000

c. Rekapitulasi Biaya
Berikut inin rekapitulasi biaya dari biaya tetap, biaya variabel dan biaya
overhead:
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Biaya
No Keterangan Biaya
1 Biaya Tetap Rp40.894.667
2 Biaya Variabel Rp79.800.000
Total Rp120.694.667

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

d. Penentuan Harga Jual


Berikut ini penentuan harga jual dari meja kafe:
 Penentuan HPP
Total Biaya
HPP=
Jumlah Produksi
Rp120 . 694 .667
HPP =
300
HPP = Rp 402.316
 Penentuan Harga Jual
Harga Jual = HPP + (HPP x Margin)
Harga Jual = Rp402.316 + ( Rp 402.316 x 38%)
Harga Jual = Rp402.316 + Rp152.880
Harga Jual = Rp555.195
e. Penentuan Break Even Poin
Break Even Point (BEP) atau titik impas atau titik dimana total harga
produksi sama dengan penerimaan.
Biaya Tetap : Rp40.894.667
Biaya Variabel/Bulan : Rp79.800.000
Biaya Jual/Unit : Rp555.195
Total Penjualan : Rp170.325.120
Jumlah Produksi/Bulan : 300
Biaya Variabel
1) Biaya Variabel Unit ( UV ) =
Jumlah Produksi
Rp79 .800.000
Biaya Variabel Unit ( UV ) =
300
Biaya Variabel Unit ( UV ) = Rp266 .000
PC
2) BEP dalam unit =
Price-UV
Rp4 0 .894.667
BEP dalam unit =
Rp 555.195 - Rp 266.000
BEP dalam unit = 1 41 unit

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BEP dalam unit


3) BEP dalam waktu =
Jumlah unit dalam sehari
141
BEP dalam waktu =
10
BEP dalam waktu = 14 hari

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Modul
PT. Permata Sejahtera ini bertempat di Jl. Poros Malino, Gowa Sulawesi
Selatan yang merupakan lokasi yang sangat strategis dan dapat dijangkau
oleh para pelanggan, untuk sewa bangunannya itu sebesar
Rp3.000.000/bulan. Mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah
mesin bor, mesin circular saw, welding machine, mistar siku, kacamata
pelindung, compressor, gergaji besi dan jigsaw machine dengan total biaya
yang dikeluarkan tiap bulan sebesar Rp452.666. Kemudian bahan baku yang
digunakan adalah kayu, baut, cat dan besi dengan total biaya yang
dikeluarkan tiap bulan dengan jumlah produksi 300 buah sebesar
Rp79.800.000. Selanjutnya, tenaga kerja yang digunakan sebanyak 11 orang
yang terdiri dari administrasi, bagian pemotongan, assembler, dan finishing
dengan total biaya yang dikeluarkan tiap bulan sebesar Rp26.632.000. Dan
yang terakhir adalah biaya overhead yang terdiri dari biaya listrik, air,
internet, marketing, dan biaya tak terduga dengan total biaya yang
dikeluarkan tiap bulan sebesar Rp10.810.000.
Kemudian biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya
tetap dan biaya variabel. Yang termasuk kedalam biaya tetap ialah, biaya
tenaga kerja, biaya mesin dan peralatan, biaya overhead, dan biaya sewa
gedung. Sedangkan yang termasuk kedalam biaya variabel itu adalah biaya
bahan baku. Kemudian untuk rekapitulasi dari biaya tetap dan biaya variabel
itu sebesar Rp79.800.000.
Penentuan harga jual dari produk yang dihasilkan perusahaan itu dimulai
dengan melakukan penentuan harga pokok produksi dari produk tersebut
yang dimana untuk memperoleh harga pokok produksi dari produk itu dengan
cara membagi total biaya yang digunakan dengan jumlah produksi produk
tersebut, sehingga mendapatkan harga pokok produksi sebesar Rp402.316.
Selanjutnya setelah mendapatkan harga pokok produksi, maka dilakukan
penentuan harga jual dari produk tersebut, dimana untuk memperoleh harga
jual produk itu dengan cara harga pokok produksi dikali dengan persen

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

margin yang diinginkan kemudian dijumlahkan dengan harga pokok


produksi. Harga jual yang diperoleh sebesar Rp555.195.
Selanjutnya melakukan penentuan brean even poin yang dimana
merupakan titik impas atau titik dimana total harga produksi sama dengan
penerimaan. BEP dibagi atas dua, yaitu BEP dalam unit dan BEP dalam
waktu, untuk BEP dalam unit diperoleh sebesar 141 unit yang dimana
perusahaan akan mecapai nilai BEP jika produk yang dijual mencapai 141
unit, sedangkan untuk BEP dalam waktu diperoleh sebesar 14 hari yang
dimana perusahaan akan mencapai nilai BEP pada saat hari ke-14.
5.2 Review Jurnal Nasional/Internasional
Judul : Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Air sebagai
Dasar Penentuan Harga Jual Air pada Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kabupaten Buleleng
Jurnal : Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Humanika
Penulis : Kadek Ayu Supriatini, Ni kadek Virgiani Jumiari, Made
Deva Aditya Vernanda, Efri Agihidayantari, Luh Putu
Debby Cinthya Dewi
ISSN : 2599-2651
Tahun : 2017
Reviewer : Hasmira
Tanggal : 30 November 2021
a. Latar Belakang
Salah satu Perusahaan Daerah Air Minum yang bergerak dalam
penyediaan air kepada masyarakat adalah PDAM Kabupaten Buleleng.
PDAM Kabupaten Buleleng adalah salah satu unit usaha milik daerah
yang bergerak dalam distribusi air bersih bagi masyarakat umum.
Selama ini, PDAM Kabupaten Buleleng dalam menentukan harga
pokok produksi membebankan biaya-biaya produksi ke dalam biaya
langsung yaitu biaya sumber (produksi) dan biaya pengolahan. Untuk
itu diperlukan adanya perhitungan harga pokok produksi yang
bermanfaat untuk mendukung persiapan menuju arah profesionalisme

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

seiring dengan tuntutan untuk memperoleh air bersih dengan kuantitas


dan kualitas serta pelayanan yang memadai.
b. Metodologi
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perhitungan harga pokok
produksi air menurut perusahaan PDAM Kabupaten Buleleng dalam
menentukan harga jual air yang kemudian dibandingkan dengan
perhitungan harga pokok produksi menurut teori.
c. Hasil
Dasar yang digunakan dalam menghitung harga pokok produksi
menurut perusahaan adalah dengan menggunakan metode full costing
dengan taksiran biaya penuh yang digunakan serta membandingkan
antara total biaya produksi dengan jumlah unit air yang terjual. Bahan
baku yang digunakan untuk memproduksi air bersih selama tahun 2017
adalah berupa air baku sebanyak Rp15.386.657. Biaya gaji yang
dikeluarkan selama tahun 2017 untuk tenaga kerja langsung yang
menangani proses produksi sebesar Rp2.227.313.481,00. Bahan
penolong yang digunakan dalam proses produksi, terdiri dari bahan
pembantu berupa pelumas sebesar Rp5.350.000,00; bahan kimia
sebesar Rp189.768.380,00; dan bahan bakar minyak untuk produksi
sebesar Rp43.657.725,00.
d. Kesimpulan
Harga jual yang ditetapkan perusahaan saat ini adalah sebesar Rp1.904/
kubik, Sehingga keuntungan yang diperoleh perusahaan adalah Rp700,-
per (Rp 1.904 – Rp 1.204). Namun apabila perusahaan menggunakan
harga pokok produksi menurut teori, maka keuntungan yang diperoleh
perusahaan adalah Rp 925,255 (Rp1.904 – Rp951,745). Dengan
demikian perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih tinggi
apabila penentuan harga pokok produksi disesuaikan dengan teori yang
ada yaitu dengan menggunakan metode full costing secara benar.

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan produk terdiri dari fixed cost
dan variable cost. Yang termasuk kedalam fixed cost adalah biaya tenaga
kerja, biaya mesin dan peralatan, biaya overhead, dan biaya sewa gedung.
Yang termasuk variable cost.
b. Harga Pokok Produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan dalam
proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk
selesai yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead. Harga pokok produksi dari produk yang dibuat sebesar
Rp554.053.
c. Break even point (BEP) adalah titik impas kembalinya modal dari
perusahaan. Break even point (BEP) diklasifikasikan menjadi dua yaitu
BEP dalam unit dan BEP dalam waktu. Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai BEP dalam unit sebesar 166 unit, dan nilai BEP dalam waktu 5 hari.
5.2 Saran
6.2.1 Saran untuk Laboratorium
a. Peralatan laboratorium sebaiknya ditambah.
b. Kebersihan laboratorium hendaknya dijaga.
c. Kerapihan laboratorium hendaknya dijaga.
6.2.2 Saran untuk Asisten
a. Sebaiknya mempertahankan fast respond kepada praktikan.
b. Sebaiknya mempertahankan ketelitian dalam memeriksa laporan
praktikan.
c. Sebaiknya mempertahankan keramahan kepada praktikan.

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 1999. Dasar-dasar Akuntansi Biaya. Edisi Keempat. Yogyakarta:

BPFE

Anwar, C., Ashari, L.F. & Indrayenti, 2010. Harga Pokok Produksi Dalam

Kaitannya Dengan Penentuan Harga Jual Untuk Pencapaian Target Laba

Analisis. Jurnal AKuntansi & Keuangan, pp.79-94.

Cahyani, Galuh Fitri Nur. 2014. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada

Pabrik Tahu “Sari Langgeng” Kutoarjo Dengan Metode Full Costing

[Skripsi]. Yogyakarta (ID): Universitas PGRI Yogyakarta.

Dewi, Sofia Prima dkk. 2013. Akuntansi Biaya. Jakarta: Inmedia.

Dunia, Firdaus Ahmad dkk. 2019. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.

Maghfirah, M. & BZ, F.S., 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi

Dengan Penerapan Metode Full Costing Pada Umkm Kota Banda Aceh.

Jurnal Ilmiah Mahasiswa Ekonomi Akuntansi , pp.59-70.

Mulyadi. 2011. Akuntansi Biaya Edisi 5. Yogyakarta: UPP-STIM YKPN.


Nugraha, D., 2015. Perhitungan Harga Pokok produksi Pada Pabrik Tahu "Bu

Gito" Dengan Metode Process Costing. Skripsi, pp.9-25.

Simatupang, B. R. (2003). Aspek Hukum Dalam Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta.


Sinurat, Mangsa dkk. 2015. Akuntansi Biaya, Edisi Ketiga. Medan: Universitas

HKBP Nommnensen.

Wijaya, Riani Sukma. 2012. Analisis Peentuan Harga Pokok Produksi Pada PT.

Bangun Tenera Riau Pekanbaru. Jurnal Ekonomi STIE Haji Agus Salim

Bukittinggi. 22(2): 104-114.

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312
LABORATORIUM SISTEM MANUFAKTUR
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI
UNIVERSITAS HASANUDDIN

ANALISIS ESTIMASI BIAYA


HASMIRA / D071181312

Anda mungkin juga menyukai