HASMIRA
D071181312
KELOMPOK VI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biaya adalah suatu nilai tukar atau sumber daya yang dikorbankan atau
dikeluarkan dalam bentuk satuan uang untuk mendapatkan barang dan jasa
yang dapat memberikan manfaat saat ini atau di masa depan untuk
tercapainya suatu tujuan tertentu (Magdalena, 2017). Estimasi
biaya membantu manajemen untuk memprediksi berapa besarnya biaya pada
level aktivitas yang direncanakan termasuk menyusun perencanaan kegiatan
dan menyusun anggaran. Menurut Wardani (2016), harga pokok produksi
adalah jumlah dari pada produksi yang melekat pada produksi yang
dihasilkan yaitu meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan mulai pada saat
pengadaan bahan baku tersebut sampai dengan proses akhir produk, yang siap
untuk digunakan atau dijual. Lebih mudahnya harga pokok produksi dapat
dicerna dengan modal atau pengorbanan dalam proses produksi berdasarkan
nilai ganti pada saat pertukaran.
Harga pokok produksi sangat berpengaruh dalam perhitungan laba rugi
perusahaan, apabila perusahaan kurang teliti atau salah dalam penentuan
harga pokok produksinya, maka akan mengakibatkan kesalahan dalam
penentuan laba rugi yang diperoleh perusahaan. Mengingat arti pentingnya
harga pokok produksi maka sangat diperlukan ketelitian dan ketepatan.
Apabila dalam persaingan yang tajam di industri seperti saat sekarang ini,
akan memacu perusahaan yang satu bersaing dengan perusahaan lainnya
dalam menghasilkan produk sejenis maupun produk substitusi. Karena itulah,
informasi biaya dan informasi harga pokok produksi sangat diperlukan untuk
berbagai pengambilan keputusan.
Dalam akutansi, proses penentuan harga pokok atau perhitungan biaya
untuk melaksanakan suatu kegiatan disebut costing. Proses itu sendiri harus
dilakukan secara sistematis yang meliputi tahap-tahap pengumpulan biaya,
penggolongan kedalam berbagai kategori, misalnya: biaya bahan, biaya
tenaga kerja, biaya overhead pabrik, dan kemudian pengalokasiannya kepada
objek-objek biaya. Karena objek biaya terdapat pada setiap perusahaan atau
organisasi, apapun jenis usaha dan kegiatannya, maka akutansi biaya sebagai
suatu sistem informasi, tidak hanya dapt diaplikasikan tetapi lebih dari itu
diperlikan oleh perusahaan yang bergerak baik dibidang perdagangan maupun
jasa (Sihite, 2012).
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara menentukan biaya produksi?
b. Bagaimana cara menentukan harga pokok produksi?
c. Bagaimana cara mengetahui BEP?
1.3 Tujuan Praktikum
a. Praktikan mampu menentukan biaya produksi dari produk yang telah
dibuat, dan mengelompokkan biaya tersebut dalam fixed cost, variable
cost, dan overhead cost.
b. Praktikan mampu menentukan harga pokok produksi.
c. Praktikan mampu mengetahui kapan BEP terjadi.
BAB II
TEORI DASAR
yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap
untuk dijual (Anwar dkk, 2010).
Penentuan harga pokok produksi bertujuan untuk mengetahui berapa
besarnya biaya yang dikorbankan dalam hubungannya dengan pengolahan
bahan baku menjadi barang jadi atau jasa yang siap untuk dijual dan
dipakai. Penentuan harga pokok sangat penting dalam suatu perusahaan,
karena merupakan salah satu elemen yang dapat digunakan sebagai
pedoman dan sumber informasi bagi pimpinan dalam mengambil
keputusan. Adapaun tujuan penentuan harga pokok produksi adalah
sebagai berikut (Nugraha, 2015):
a. Sebagai dasar untuk menilai efisiensi perusahaan.
b. Sebagai dasar penilaian bagi penyusun neraca yang menyangkut
penilaian terhadap aktiva.
c. Sebagai dasar untuk menetapkan harga penawaran atau harga jual
terhadap konsumen.
d. Menentukan nilai persediaan dalam neraca, yaitu harga pokok
persediaan produk jadi.
e. Untuk menghitung harga pokok produksi dalam laporan laba rugi
perusahaan
f. Sebagai evaluasi hasil kerja.
g. Pengawasan terhadap efisiensi biaya, terutama biaya produksi.
h. Sebagai dasar pengambilan keputusan.
i. Untuk tujuan perencanaan laba
2.4 Biaya Bahan Baku
Biaya bahan baku langsung merupakan semua biaya bahan sebagai
bagian integral dari barang jadi dan dapat langsung dibebankan kepada
harga pokok dari barang yang diproduksi. Dengan kata lain biaya bahan
adalah harga perolehan dari bahan yang dipakai dalam pengolahan proses
produksi. Sehubungan dengan biaya bahan baku Niswonger dalam Wijaya
(2012), menyatakan “semua biaya yang terjadi untuk memperoleh bahan
baku dan menempatkannya dalam keadaan yang siap diolah merupakan
harga pokok yang dibeli, tidak hanya merupakan harga yang tercantum
FC
BEP dalam rupiah(omset )=
UV
1−
S
Keterangan:
S : Total penjualan
Price : Harga produk
UV : Biaya Variabel unit
(Sinurat dkk, 2015).
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Data yang Dibutuhkan
a. Biaya bahan baku
b. Biaya tenaga kerja
c. Biaya overhead
d. Harga jual
3.2 Langkah – Langkah Praktikum
a. Mengumpulkan data biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya
overhead dan harga jual
b. Mendeskripsikan data-data harga pokok produksi
d. Menghitung biaya bahan baku
BBB = Jumlah bahan baku yang dipesan x harga bahan baku (per satuan)
e. Menghitung biaya tenaga kerja langsung
BTKL = Jumlah unit yang dihasilkan x jumlah tenaga kerja x upah (per
satuan waktu) dalam rupiah
f. Menghitung pemicu biaya aktivitas overhead
g. Menghitung biaya per satuan dari aktivitas overhead
h. Menghitung biaya per produk dari masing-masing aktivitas overhead.
i. Menentukan harga pokok produksi
j. Menentukan harga jual produk
k. Menentukan BEP
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Pengumpulan Data
a. Biaya Lokasi
Lokasi dari PT. Permata Sejahtera ini bertempat di Jl. Poros
Malino, Gowa Sulawesi Selatan yang merupakan lokasi yang sangat
strategis untuk dijangkau oleh pelanggan. Untuk sewa bangunan itu
dikenakan biaya sebesar Rp36.000.000/tahun, jadi untuk harga per
bulannya itu sebesar Rp3.000.000.
b. Biaya Mesin dan Peralatan
Berikut ini biaya mesin dan peralatan yang digunakan dalam membuat
meja kafe:
Tabel 4. 1 Biaya Mesin dan Peralatan
No Nama Alat Jumlah Alat Harga Satuan Total Lama Pakai Biaya/Bulan
1 Circular Saw 2 Rp1.512.000 Rp3.024.000 36 Rp84.000
2 Jigsaw Machnine 2 Rp1.012.000 Rp2.024.000 36 Rp56.222
3 Bor 2 Rp1.612.000 Rp3.224.000 36 Rp89.556
4 Welding Machine 2 Rp1.712.000 Rp3.424.000 36 Rp95.111
5 Mistar Siku 4 Rp112.000 Rp448.000 18 Rp24.889
6 Kacamata Pelindung 4 Rp212.000 Rp848.000 18 Rp47.111
7 Compressor 1 Rp1.512.000 Rp1.512.000 36 Rp42.000
8 Gergaji Besi 4 Rp62.000 Rp248.000 18 Rp13.778
Total Rp452.666
e. Biaya Overhead
Berikut ini biaya overhead yang digunakan dalam membuat meja kafe:
Tabel 4. 4 Biaya Overhead
N
o Biaya Overhead Satuan Harga
1 Listrik Bulan Rp1.512.000
2 Air Bulan Rp512.000
3 Internet Bulan Rp762.000
4 Marketing Bulan Rp3.012.000
5 Biaya Tak Terduga Bulan RP5.012.000
Total Rp10.810.000
b. Biaya Variabel
Berikut ini yang termasuk kedalam biaya variabel yang digunakan dalam
membuat meja kafe:
Tabel 4. 6 Biaya Variabel
N
o Biaya Variabel Biaya
Biaya Bahan
1 Baku Rp79.800.000
Total Rp79.800.000
c. Rekapitulasi Biaya
Berikut inin rekapitulasi biaya dari biaya tetap, biaya variabel dan biaya
overhead:
Tabel 4. 7 Rekapitulasi Biaya
No Keterangan Biaya
1 Biaya Tetap Rp40.894.667
2 Biaya Variabel Rp79.800.000
Total Rp120.694.667
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Modul
PT. Permata Sejahtera ini bertempat di Jl. Poros Malino, Gowa Sulawesi
Selatan yang merupakan lokasi yang sangat strategis dan dapat dijangkau
oleh para pelanggan, untuk sewa bangunannya itu sebesar
Rp3.000.000/bulan. Mesin yang digunakan dalam proses produksi adalah
mesin bor, mesin circular saw, welding machine, mistar siku, kacamata
pelindung, compressor, gergaji besi dan jigsaw machine dengan total biaya
yang dikeluarkan tiap bulan sebesar Rp452.666. Kemudian bahan baku yang
digunakan adalah kayu, baut, cat dan besi dengan total biaya yang
dikeluarkan tiap bulan dengan jumlah produksi 300 buah sebesar
Rp79.800.000. Selanjutnya, tenaga kerja yang digunakan sebanyak 11 orang
yang terdiri dari administrasi, bagian pemotongan, assembler, dan finishing
dengan total biaya yang dikeluarkan tiap bulan sebesar Rp26.632.000. Dan
yang terakhir adalah biaya overhead yang terdiri dari biaya listrik, air,
internet, marketing, dan biaya tak terduga dengan total biaya yang
dikeluarkan tiap bulan sebesar Rp10.810.000.
Kemudian biaya-biaya tersebut dikelompokkan menjadi dua, yaitu biaya
tetap dan biaya variabel. Yang termasuk kedalam biaya tetap ialah, biaya
tenaga kerja, biaya mesin dan peralatan, biaya overhead, dan biaya sewa
gedung. Sedangkan yang termasuk kedalam biaya variabel itu adalah biaya
bahan baku. Kemudian untuk rekapitulasi dari biaya tetap dan biaya variabel
itu sebesar Rp79.800.000.
Penentuan harga jual dari produk yang dihasilkan perusahaan itu dimulai
dengan melakukan penentuan harga pokok produksi dari produk tersebut
yang dimana untuk memperoleh harga pokok produksi dari produk itu dengan
cara membagi total biaya yang digunakan dengan jumlah produksi produk
tersebut, sehingga mendapatkan harga pokok produksi sebesar Rp402.316.
Selanjutnya setelah mendapatkan harga pokok produksi, maka dilakukan
penentuan harga jual dari produk tersebut, dimana untuk memperoleh harga
jual produk itu dengan cara harga pokok produksi dikali dengan persen
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
a. Biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan produk terdiri dari fixed cost
dan variable cost. Yang termasuk kedalam fixed cost adalah biaya tenaga
kerja, biaya mesin dan peralatan, biaya overhead, dan biaya sewa gedung.
Yang termasuk variable cost.
b. Harga Pokok Produksi adalah semua biaya yang telah dikorbankan dalam
proses produksi atau kegiatan mengubah bahan baku menjadi produk
selesai yang meliputi biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead. Harga pokok produksi dari produk yang dibuat sebesar
Rp554.053.
c. Break even point (BEP) adalah titik impas kembalinya modal dari
perusahaan. Break even point (BEP) diklasifikasikan menjadi dua yaitu
BEP dalam unit dan BEP dalam waktu. Dari hasil perhitungan diperoleh
nilai BEP dalam unit sebesar 166 unit, dan nilai BEP dalam waktu 5 hari.
5.2 Saran
6.2.1 Saran untuk Laboratorium
a. Peralatan laboratorium sebaiknya ditambah.
b. Kebersihan laboratorium hendaknya dijaga.
c. Kerapihan laboratorium hendaknya dijaga.
6.2.2 Saran untuk Asisten
a. Sebaiknya mempertahankan fast respond kepada praktikan.
b. Sebaiknya mempertahankan ketelitian dalam memeriksa laporan
praktikan.
c. Sebaiknya mempertahankan keramahan kepada praktikan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim. 1999. Dasar-dasar Akuntansi Biaya. Edisi Keempat. Yogyakarta:
BPFE
Anwar, C., Ashari, L.F. & Indrayenti, 2010. Harga Pokok Produksi Dalam
Cahyani, Galuh Fitri Nur. 2014. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada
Dunia, Firdaus Ahmad dkk. 2019. Akuntansi Biaya. Jakarta: Salemba Empat.
Maghfirah, M. & BZ, F.S., 2016. Analisis Perhitungan Harga Pokok Produksi
Dengan Penerapan Metode Full Costing Pada Umkm Kota Banda Aceh.
HKBP Nommnensen.
Wijaya, Riani Sukma. 2012. Analisis Peentuan Harga Pokok Produksi Pada PT.
Bangun Tenera Riau Pekanbaru. Jurnal Ekonomi STIE Haji Agus Salim