Sumber penemuan masalah dalam penelitian akuntansi keprilakuan dapat ditelusuri dari berbagai
aspek. Secara umum, sumber penemuan masalah pada bidang ini dikelompokkan ke dalam dua faktor.
Jurnal merupakan salah satu tempat yang menjadi media publikasi tulisan-tulisan ilmiah dan hasil-hasil
penelitian. Hasil-hasil tulisan ilmiah maupun hasil-hasil penelitian dapat dijadikan rujukan awal untuk
memperkuat masalah penelitian yang kita rumuskan. Publikasi tersebut dapat berupa kajian tentang
akuntansi keuangan, sistem informasi akuntansi, akuntansi keprilakuan, audit, pasar modal,
penganggaran, etika, perpindahan karyawan, rasio keuangan, sector publik dan sebagainya.
Buku merupakan gudang ilmu dan dapat dijadikan sebagai sumber informasi bagi peneliti dalam
menemukan masalah penelitian. Buku biasanya dijadikan acuan/panduan bagi kalangan akademik dalam
menjalan proses pendidikan. Kandungan/isi yang terdalam didalamnya merupakan hasil dari kompilasi
tulisan-tulisan maupun hasil penelitian dari berbagai ahli di setiap bidang serta tidak kalah pentingnya
juga merupakan hasil pengalaman-pengalaman si pengarang selanjutnya diolah sedemikian rupa untuk
menghasilkan buku tersebut.
Skripsi merupakan hasil penelitian mahasiswa Strata -1 (S-1)
*Konsep
Jika seseorang memahami komunikasi informasi tentang objek dan peristiwa diperlukan
landasan umum untuk melakukannya. Landasan tersebut adalah konsep dan konstruksi
yang memliki kemiripan arti. Suatu konsep mengungkapkan abstraksi yang terbentuk oleh
generelalisasi dari hal-hal khusus. Konsep mempunyai karakteristik yang berhubungan
dengan kejadian-kejadian, objek, kondisi, situasi, dan perilaku. Klasifikasi dan kategori objek
ataupun kejadian mempunyai karakteristik umum diluar observasi tunggal yang
menciptakan konsep. Misalnya prestasi kerja merupakan konsep mengungkapan abstraksi
dari kemampuan karyawan, antara lain mempromosikan produk, menjual produk, mencari
pangsa pasar baru, memenuhi target, meningkatkan laba, atau menurunkan biaya. Prestasi
akademi merupakan abstraksi dari kemampuan belajar mahasiswa. Berbagai perilaku yang
teramati digolongkan menjadi satu dan diungkapkan dengan satu kata yaitu prestasi,
intelengensi, agresivitas, dan kejujuran merupakan konsep-konsep yang digunakan untuk
mengungkapkan keragaman prilaku manusia.
*Konstruksi
Suatu kontruksi adalah konsep dengan pengertian tambahan. Konstruksi diciptakan untuk
digunakan dengan kesenjangan dan kesadaran penuh untuk maksud ilmiah yang lebih
khusus. Konstruksi dalam penelitian tidak hanya diartikan lebih abstrak, tetapi juga
menyangkut persepsi orang. Misalnya istilah intelengensi dapat dikatakan sebuah konsep
yang menerangkan suatu abstraksi dari observasi tentang ihwal yang dianggap atau diduga
sebagai perilaku cerdas atau tidak cerdas. Akan tetapi sebagai suatu konstruksi ilmiah arti
intelegen lebih dan kurang dari arti intelegensi sebagai konsep. Sebagaimana digunakan
dalam penelitian sosial, konstruksi merupakan suatu gambaran atas ide khusus yang
diciptakan untuk tujuan penelitian membangun teori berdasarkan konsep-konsep
sederhana, khususnya Ketika ide atau gambaran yang kita maksud untuk diberitahukan
bukan merupakan subjek langsung untuk diobservasi. Konstruksi sengaja digunakan secara
sistematik untuk penelitian ilmiah melalui dua acara :
Variabel Moderasi
Dalam setiap hubungan, setidaknya terdapat satu variabel dependen dan satu
variabel independen. Variabel tersebut biasanya diungkapkan dengan berbagai cara
yang menyebabkan variabel dependen terjadi. Untuk hubungan yang sederhana,
seluruh variabel lain dipertimbangkan dari faktor luar dan tidak diketahui. Dalam
penelitian, hubungan sederhana membutuhkan syarat untuk memperbaiki penyebab
dari variabel-variabel lain. Satu jenis variabel sering kali digunakan terhadap variabel
penjelas. Dalam hal ini variabel tersebut dikatakan sebagai variabel moderasi yaitu
variabel independen kedua yang dipercaya mempunyai konstribusi yang signifikan
atau mempunyai pengaruh ketidakpastian terhadap keaslian hubungan antara
variabel independen dan variabel dependen.
Variabel Intervensi
Adapun metode pengumpulan data penelitian yang dibahas dibagi menjadi data primer
dan data sekunder.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan dalam pengumpulan data, yang akan dibahas
di bawah ini.
1. pengamatan (Observasi)
2. Survei
Survei adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan instrumen untuk meminta
tanggapan dari responden tentang sampel. Cirri-ciri dari metode ini antara lain:
Pada dasarnya survei terdiri atas wawancara dan kuesioner. Keuntungan wawancara terletak
pada fleksibilitasnya dan tingkat ketergantungan pada responden.
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk menunjukkan sejauh mana alat ukur yang
digunakan dalam suatu hal, mengukur apa yang diukur. Dikatakan pula bahwa uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mengungkapkan apa yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.
Suatu tes dapat dikatakan memiliki validitas yang tinggi jika tes tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang tepat dan akurat sesuai dengan maksud
dilakukannya tes tersebut. Suatu tes menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan
diadakannya pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Validitas instrumen dapat dibuktikan dengan beberapa bukti. Bukti-bukti tersebut antara
lain secara konten, atau dikenal dengan validitas konten atau validitas isi, secara konstruk,
atau dikenal dengan validitas konstruk, dan secara kriteria, atau dikenal dengan validitas
kriteria. Berikut penjelasan selengkapnya;
Validitas Konten
Validitas konten atau validitas isi fokus memberikan bukti pada elemen-elemen yang ada
pada alat ukur dan diproses dengan analisis rasional. Validitas konten dinilai oleh ahli. Saat
alat ukur diuraikan dengan detail maka penilaian akan semakin mudah dilakukan. Beberapa
contoh elemen yang dinilai dalam validitas konten adalah sebagai berikut;
Setelah melakukan uji validitas konten kepada ahli, kemudian instrumen direvisi sesuai
saran/masukan dari ahli. Instrumen dinyatakan valid secara konten tergantung dari ahli. Ahli
bebas memberikan penilaian apakah instrumen ini valid atau tidak.
Indikator bahwa suatu instrumen telah valid adalah ahli sudah menerima instrumen, baik
secara isi maupun formatnya, tanpa ada perbaikan kembali. Jika setelah revisi ahli masih
meminta ada perbaikan, maka revisi masih perlu dilakukan hingga ahli benar-benar
menerima instrumen tanpa perbaikan lagi.
Validitas Konstruk
Validitas konstruk fokus pada sejauh mana alat ukur menunjukkan hasil pengukuran yang
sesuai dengan definisinya. Definisi variabel harus jelas agar penilaian validitas konstruk
mudah. Definisi tersebut diturunkan dari teori.
Jika definisi telah berlandaskan teori yang tepat, dan pertanyaan atau pernyataan item soal
telah sesuai, maka instrumen dinyatakan valid secara validitas konstruk
Validitas Kriteria
Validitas kriteria fokus pada membandingkan instrumen yang telah dikembangkan dengan
instrumen lain yang dianggap sebanding dengan apa yang akan dinilai oleh instrumen yang
telah dikembangkan. Instrumen lain ini disebut sebagai kriteria. Ada dua jenis validitas
kriteria:
Perbedaan kedua cara uji validitas kriteria tersebut terletak pada waktu pengujian instrumen
dengan kriterianya. Jika pengujian instrumen dan kriterianya dilakukan pada waktu yang
berbeda, maka disebut dengan validitas kriteria prediktif, sedangkan jika pengujian
instrumen dengan kriterianya dilakukan pada waktu yang bersamaan maka disebut dengan
validitas kriteria bersamaan (concurrent). Hasil dari uji instrumen dan kriterianya kemudian
dihubungkan dengan uji korelasi.