LL
KONSEP
AKSEUBHIDAAN NA
N KEBIDANAN
PEREMPUAN DAN
ANAK DALAM
KONDISI RENTAN
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat, ridho dan hidayah dari Nyalah sehingga kami dapat menyelesaikan modul kami ini yang
berjudul “Vaginal birth after caesar,persiapan persalinan dan kelahiran pada kebutuhan khusus”
Tak lupa sholawat beriring salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, yang
telah membawa kita semua ke zaman yang terang benderang seperti sekarang. Kami juga
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian modul ini. Terutama kepada dosen pembimbing kami Ibu Fitriyani Pulungan
,SST,M.Kes. Kami menyadari betul bahwa memang modul ini belum sempurna seutuhnya.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca guna untuk perbaikan di
masa yang akan datang. Terakhir pesan dari kami semoga makalah ini dapat dipahami dan
selanjutnya dapat dimanfaatkan.
Penulis
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI RENTAN
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
PENDAHULUAN 3
RELEVANSI 3
TUJUAN 4
PETUNJUK BELAJAR 5
Uraian Materi 5
Rangkuman 26
Soal Formatif 28
Daftar Pustaka 31
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI RENTAN
Modul ini berjudul Vaginal birth after caesar,persiapan persalinan dan kelahiran
pada kebutuhan khusus bahan kajian dari mata kuliah Asuhan kebidanan perempuan dan
anak dalam kondisi rentan
RELAVASI
Materi dalam modul ini berkaitan dengan mata kuliah Asuhan Kebidanan perempuan dan anak
dalam kondisi rentan
Tujuan umum
Mahasiswa mampu menguraikan Vaginal birth after caesar,persiapan persalinan dan kelahiran
pada kebutuhan khusus
Tujuan khusus
3
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI RENTAN
PETUNJUK BELAJAR
Sebelum memulai mempelajari modul pembelajaran ini, dianjurkan agar membaca do’a
terlebih dahulu menurut agama dan kepercayaan masing-masing agar mendapat keberkatan ilmu.
1. Bacalah uraian dan contoh pada kegiatan belajar secara global. Tujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran yang diuraikan dalam kegiatan belajar ini.
2. Setelah anda mengetahui garis besar pokok-pokok pikiran dalam materi uraian ini,
baca sekali lagi secara lebih cermat. Membaca secara cermat bertujuan untuk
mengetahui pokok-pokok pikiran dari setiap sub pokok bahasan
3. Untuk memudahkan anda mencari kembali hal-hal penting seperti prinsip dan konsep
essensial, beri tanda pada konsep dan prinsip penting. Kemudian anda cari hubungan
antara konsep tersebut,sehingga anda memiliki konsep
4. Bila anda merasa belum yakin dalam membaca uraian pada kegiatan belajar ini,ulangi
lagi membaca materi kegiatan belajar sekali lagi
5. Pelajari cara menyelesaikan soal pada contoh-contoh soal yang diberikan pada
kegiatan belajar ini,caranya adlah sebagiai berikut ini :
a. Baca soal yang anda kerjakan
b. Analisis materi dalam soal ini dengan menuliskan apa-apa saja yang diketahui
dalam soal ini
c. Cari permasalahan atau pertanyaan dari soal tersebut
d. Buat kerangka rencana penyelesaian soal tersebut dengan menuliskan konsep
yang diperlukan dan cari hubungan antarkonsep tersebut
e. Tuliskan hasil jawaban anda pada akhir penyelesaian soal
4
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI RENTAN
2. Kandidat VBAC
Kandidat baik yang dapat diterima sebagai pasien oleh pelayanan kesehatan
bagi ibu dengan riwayat SC yang ingin melahirkan normal adalah ibu yang
memiliki keseimbangan risiko (risiko rendah) dan kesempatan sukses (sukses
tinggi).
Keseimbangan risiko dan manfaat yang layak akan berbeda antara ibu yang
satu dengan ibu yang lain. Karena keputusan persalinan diambil selama kehamilan
pertama setelah persalinan SC yang akan mempengaruhi rencana kehamilan yang
akan datang (ACOG, 2010).
Berikut adalah pertimbangan kandidat VBAC menurut Ness (2012):
a. Potensial VBAC
a) Kehamilan tunggal
b) Pelvis adekuat
c) Riwayat 1 kali SC segmen bawah rahim
d) Tidak ada parut uteri lain atau riwayat ruptur sebelumnya
5
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
c. Kontraindikasi relatif
a) Parut uteri multipel, seperti riwayat SC 2 kali
b) Faktor lain yang berhubungan dengan risiko ruptur uteri > 1% .
4. Keuntungan VBAC
Menurut Queensland Clinical Guideline (2015), berikut adalah keuntungan
VBAC:
a. Masa perawatan di RS yg lebih pendek
6
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
5. Rekomendasi VBAC
Berbagai panduan VBAC yang merekomendasikan baik itu ACOG, SCOG,
maupun Royal College of Obstetricians and Gynaecologist memiliki rekomendasi
yang tidak jauh berbeda, yaitu konseling oleh tenaga kesehatan (bidan maupun
dokter) kepada wanita dengan riwayat SC (terutama SC low segment) mengenai
VBAC (tingkat keberhasilan, faktor risiko, kontraindikasi, keuntungan serta
kerugiannya), tersedianya fasilitas yang mampu mengakomodasi jalannya VBAC,
bahkan mampu melakukan SC emergensi secara efektif dan efisien (Cunningham,
2015).
7
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
8
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
9
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
b. Faktor Sosial
1) Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi tingkat pengetahuan invidu. Semakin
tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk
menerima informasi. Menurut Ness (2011), pendidikan yang kurang
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
4) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain/ranah yang sangat
penting dalam membentuk tindakan seseorang (overt behaviour)
(Notoatmodjo, 2007).
c. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dimaksud adalah tempat tinggal dan
sanitasi, dimana jarak tempat tinggal membatasi kemampuan dan kemauan
wanita untuk mencari pelayanan kesehatan, terutama jika sarana
transportasi yang tersedia terbatas, komunikasi sulit, dan di daerah tersebut
tidak terdapat rumah sakit. Meskipun wanita mungkin dapat mengatasi
kendala pada saat yang gawat, keadaan kegawatan itu sendiri menambah
kesulitan-kesulitan yang ada, sehingga mengakibatkan kemampuan itu
menjadi berkurang (Kusumawati, 2006).
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
d. Faktor Lain
Faktor lain yang dimaksud adalah penolong persalinan ataupun
health provider, dimana jenis persalinan bergantung pada kelengkapan
sarana prasarana, serta keilmuan adekuat untuk merespon
kegawatdaruratan obstetri dari penolong persalinan (Ness, 2012).
Faktor legal juga dapat berpengaruh dengan VBAC, dimana praktik
VBAC adalah penyebab penting gugatan obstetrik bagi provider pelayanan
terutama bila terjadi outcome yang tidak sesuai harapan (Guise et. al.,
2010)
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
sehingga bayi menjadi trauma. Meskipun tali pusat pada dasarnya adalah bukan
organ yang hidup, namun sebenarnya masih terjadi komunikasi dengan bayi.
Informasi mengenai Lotus birth ini juga terdapat dalam ajaran Budha,
Hindu, Kristen serta Yahudi. Di Tibet dan Zen Buddhisme, istilah "kelahiran
teratai" digunakan untuk menggambarkan para guru spiritual seperti Buddha
Gautama dan Padmasambhava (Lien Sen-hua), menekankan mereka masuk ke
dunia sebagai satu kesatuan yang utuh, anak-anak kudus. Kelahiran teratai juga
ditemukan dalam Hinduisme, misalnya dalam kisah kelahiran Wisnu.
Di Indonesia dr. I. Nyoman Hariyasa Sanjaya dalam seminar tentang Lotus
Birth di Malang mengatakan bahwa “kalau pohon saja, dengan sendirinya
menggugurkan daunnya mengapa kita memaksanya dengan cara memetik
daunnya? Nah begitulah sama halnya dengan Plasenta. Kalau tali pusat saja, bisa
terlepas dengan sendirinya…mengapa kita harus mengklem/ memotongnya…”
Praktik persalinan dengan Lotus birth telah dipraktikan oleh beberapa praktisi
khususnya bidan di tanah air diantaranya ibu Robin Lim di Bali, namun dari
informasi yang penulis dapatkan, preferensi untuk persalinan dengan metode
Lotus Birth masih sangat jarang sekitar 2-3 persalinan setiap bulannya.
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
1
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
ditaburi garam laut (yang diganti setiap hari ) dapat pula dengan herbal yang
mengandung Echinacea, Calendula dan Arnica serta minyak Lavender .
h. Bayi di gendong dan disusui sesuai keinginan atau kebutuhan bayi yang
diketahui secara insting oleh ibu jika bayi mengangis atau reaksi lainnya.
i. Bayi di beri pakaian longgar agar tidak mengganggu gerakan karena tali pusat
masih menempel.
j. Bayi dapat dimandikan seperti biasa, plasenta dibiarkan seperti itu.
k. Batasi pergerakan selama tali pusat belum puput.
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
b) Supaya proses transisi bayi terjadi secara lembut dan damai, yang
memungkinkan penolong persalinan untuk memotong tali pusat pada
waktu yang tepat.
c) Merupakan suatu penghormatan terhadap bayi dan plasenta.
d) Mendorong ibu untuk menenangkan diri pada minggu pertama postpartum
sebagai masa pemulihan sehingga bayi mendapat perhatian penuh
e) Mengurangi kematian bayi karena pengunjung yang ingin bertemu bayi.
Sebagian besar pengunjung akan lebih memilih untuk menunggu hingga
plasenta telah lepas.
f) Alasan rohani atau emosional.
g) Tradisi budaya yang harus dilakukan.
h) Tidak khawatir tentang bagaimana mengklem, memotong atau mengikat
tali pusat.
i) Kemungkinan menurunkan waktu penyembuhan luka pada perut (adanya
luka membutuhkan waktu untuk penyembuhan sedangkan jika tidak ada
luka, waktu penyembuhan akan minimal).
2. Persiapan Persalinan
Persiapan diartikan sebagai suatu program instruksi yang bertujuan
tertentu dan berstruktur (Matterson, 2001). Persiapan persalinan bertujuan untuk
menyiapkan semua kebutuhan selama kehamilan maupun proses persalinan.
Persiapan persalinan adalah segala sesuatu yang disiapkan dalam hal menyambut
kelahiran anak oleh ibu hamil. Persiapan persalinan 10 pada trimester III meliputi
faktor resiko ibu dan janin, perubahan psikologi dan fisiologi, tanda tanda bahaya
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
Budaya
A. Proses Persalinan.
Persalinan dapat terjadi secara alami dengan atau tanpa pertolongan,
narnun banyak ha1 mungkin terjadi dalam proses persalinan yang dapat
membahayakan jiwa ibu dan bayi misalnya perdarahan, partus lama, eklamsi,
infeksi dan lain-lain . Salah satu contohnya, Lima tema budaya yang menjadi
akar perilaku ibu-ibu Suku Amungme dan Suku Kamoro dalam penanganan
persalinannya adalah sebagai berikut.
Tema budaya pertama, penduduk mempercayai bahwa darah dan
kotoran persalinan dapat menimbulkan penyakit yang mengerikan bagi laki-
laki dan anakanak, karena itu ibu bersalin harus dijauhkan atau
disembunyikan. Pada penduduk yang masih tinggal di pedalaman lokasi
penyingkiran ibu bersalin ini berada di luar radius 500 meter dari
perkampungan. Di desa pemukiman baru ini meskipun mereka sudah tinggal
selama lebih dari 10 tahun, masih tetap ada akar budaya jijik atau takut
terhadap perempuan yang sedang bersalin. Hal ini terlihat dari tempat ibu-ibu
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
dari roh atau mbii untuk melancarkan persalinan. Keyakinan ini secara fisik
merugikan kesehatan ibu dan bayi yang memungkinkan terjadinya sesak dan
infeksi saluran nafas.
Tema budaya keempat, kematian ibu dipercayai karena ibu tersebut
mendapat kutukan dari tuan tanah (teheta) atau roh nenek moyang.
Kemalangan yang menimpa ibu karena ketidaktahuan dan tidak adanya
bantuan pelayanan yang seharusnya rnenjadi hak kesehatan reproduksinya
dianggap wajar karena kesalahannya sendiri. Prinsip ini membuat nasib kaum
perempuan Papua makin terpinggirkan. Peristiwa kematian ibu kurang
mendapat perhatian selayaknya bagi banyak penduduk pedesaan, mereka
menganggap itu peristiwa yang wajar dianggap mati syahid bahkan akan
masuk syurga. Ada pula masyarakat menganggap persalinan suatu peristiwa
yang mengerikan, misalnya arwah ibu dapat menjadi kuntilanak atau leak.
Karena itu sering kematian itu disembunyikan atau tidak dilaporkan.
Tema budaya kelima, adanya larangan bagi ibu untuk mandi sebelum
pesta kerabat yang biasanya diadakan 1-2 minggu setelah persalinan. Dalam
kesempatan ini ibu boleh mandi sendiri atau dimandikan ibu-ibu lain sambil
bernyanyi beramai-ramai. Setelah itu diberikan kebebasan bagi ibu untuk
melakukan hubungan seksual dengan suami. Selama belum diadakan pesta
suami dilarang makan minum dan tidur di rumah, hams di rumah keluarga
yang lain atau di rumah tetangga. Akibat negatif bagi kesehatan ibu dari
larangan mandi ini yaitu akan timbul berbagai macam penyakit infeksi yang
juga dapat menular kepada bayinya. Hubungan seksual 1-2 minggu setelah
persalinan bagi tubuh ibu yang belum pulih sempurna dapat menyebabkan
kerusakan dan infeksi pada alat kelamin ibu. Ibu memaksakan diri, tegang
dan nyeri sehingga tidak bisa menikmati hubungan seks aman dan
menyenangkan yang merupakan hak reproduksinya.
Dari penjelasan diatas diketahui masih banyak tema budaya penduduk
suku Amungme dan suku Kamoro yang merugikan kesehatan ibu karena
masih sarat dengan diskriminasi gender dan mengabaikan hak-hak reproduksi
perempuan. Cara cara pengobatan tradi-sional kadang kadang bertentangan
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
g. Kontraindikasi relatif
c) Parut uteri multipel, seperti riwayat SC 2 kali
d) Faktor lain yang berhubungan dengan risiko ruptur uteri > 1% .
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
c) Hamil kembar
d) Parut luka yang tidak diketahui
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
2
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
3
MATA KULIAH ASUHAN KEBIDANAN PEREMPUAN DAN ANAK DALAM KONDISI
Agustina, Rika. 2017. Faktor – Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesiapan Persalinan Di
Puskesmas Kasihan I Kabupaten Bantul Yogyakarta Tahun 2017.
http://digilib.unisayogya.ac.id/2845/1/NASKAH%20PUBLIKASI%20RIKA%20AGUSTINA%
201610104287.pdf
Ariffin, M. 2010. “Tingkat Keberhasilan Vaginal Birth After Cesarean (VBAC) di Rumah Sakit
Adam Malik Medan Tahun 2007-2009”. Medan: Karya Tulis Ilmiah FK USU
Birara, M dan Gebrehiwot, Y. 2013. “Factors Associated With Succes Of Vaginal Birth After
One Caesarean Section (VBAC) At Three Teaching Hospitals In Addis Ababa,
Ethiopia : A Case Control Study”. UK: BMC pregnancy & Childbirth
Djami. Moudy. 2013. Lotus Birth Isu Terknik Dan Evidence Based Dalam Praktek Kebidanan.
Jurnal Ilmiah Permata Medika. Volume 2. No. 2.
Guise, J.M et. al. 2010. “Evidence-based Practice Center Presentation II in National Institutes of
Health (NIH) Consensus Development Conference: 58 Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta Vaginal Birth After Cesarean: New Insights: Maternal Benefits and
Harms, and Relevant Factors”. USA: Evidence Report/Technology Assessment
Number 191
Lianawati. 2017. Hubungan Persalinan yang Pertama dengan Persalinan Berikutnya. Jurnal
Universitas Aisyiyah Yogyakarta. 5 (3).