Anda di halaman 1dari 2

Substansi Jurnal

Jurnal 1
Pratiwi, I. (2019). Efek Program Pisa Terhadap Resume :
Kurikulum Di Indonesia. Jurnal Pendidikan
Dan Kebudayaan, 4(1), 51. Artikel ini merupakan kajian kualitatif yang
https://doi.org/10.24832/jpnk.v4i1.1157 menganalisis keterkaitan indeks PISA dengan
kebijakan kurikulum pendidikan di Indonesia.
Kajian ini akan mendeskripsikan bagaimana
kebijakan kurikulum di Indonesia berubah seiring
dengan rilis PISA setiap tiga tahunnya.

PISA merupakan asesmen yang diinisiasi oleh


negara-negara yang tergabung dalam OECD.
Asesmen ini bertujuan untuk mengukur
keterampilan siswa di masa akhir wajib belajar
tepatnya pada usia 15 tahun. Tujuan diadakan
asesmen ini adalah melihat sistem pendidikan
negara-negara partisipan dalam mempersiapkan
generasi mudanya di tengah persaingan pasar
global. Keterampilan yang diukur yaitu terkait
dengan kemampuan nalar peserta didik dalam
bidang literasi dasar yaitu membaca, matematika,
dan sains. Tiga materi dasar ini dianggap telah
mewakili kebutuhan pasar tenaga kerja
internasional.

Analisis Kebijakan Pendidikan Indonesia setelah


Indonesia Bergabung dalam PISA Dalam Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan 2015-2019, PISA dijadikan acuan
pembanding peningkatan mutu pembuat
kebijakan. PISA memiliki legitimasi yang kuat
dalam menilai sistem pendidikan.
(I. Pratiwi, 2019)
Jurnal 2

Pratiwi, S. N., Cari, C., & Aminah, N. S. (2019). Resume :


Pembelajaran IPA Abad 21 dengan Literasi
Sains Siswa. Jurnal Materi Dan Pembelajaran Literasi sains memandang pentingnya
Fisika (JMPF), 9(1), 34–42. keterampilan berpikir dan bertindak yang
https://jurnal.uns.ac.id/jmpf/article/view/31 melibatkan penguasaan berpikir dan
612 menggunakan cara berpikir saintifik dalam
mengenal dan menyikapi isu – isu sosial. Literasi
sains penting bagi siswa untuk memahami
lingkungan, kesehatan, ekonomi, social modern,
dan teknologi. Oleh karena itu, pengukuran literasi
sains penting untuk mengetahui tingkat literasi
sains siswa agar dapat mencapai literasi sains yang
tinggi atau baik sehingga kualitas pendidikan di
Indonesia dapat meningkat dan dapat bersaing
dengan Negara lain.

Melihat dari hasil pencapaian literasi sains siswa


dalam PISA (Program for International Student
Assessment), Indonesia termasuk dalam tingkatan
rendah yaitu posisi 10 terbawah ketika literasi
sains menjadi faktor yang sangat penting dalam
penentuan kualitas pendidikan di suatu Negara
(OFCD, 2014). Tingkat pencapaian literasi sains di
Indonesia yang rendah tersebut menjadi salah
satu landasan empiris terciptanya kurikulum 2013.
Dalam kurikulum 2013 terlihat jelas literasi sains
melalui pembelajaran inkuiri ilmiah. Pada
pembelajaran inkuiri ilmiah melibatkan proses dan
sikap sains sehingga siswa mampu mengkonstruk
ilmu pengetahuannya sendiri.
(S. N. Pratiwi et al., 2019)

Anda mungkin juga menyukai