Abstrak—Salah satu penunjang dalam kehidupan manusia kecepatan motor sesuai dengan kebutuhan beban. Dengan
modern adalah listrik, dimana listrik sudah menjadi perubahan tegangan dan frekuensi pada keluaran inverter
kebutuhan primer untuk berkatifitas dan berproses produksi. apakah berpengaruh pada inputan inverter yang bisa
Karena kebutuhan listrik yang semakin meningkat dan menghemat daya yang digunakan (saving enegy).
sumber daya listrik kurang memadai, maka dibutuhkan cara
Dengan bantuan software MATLAB kita bisa
untuk menghemat energi, menganalisa saving energi
pengendalian putaran motor induksi 3 fasa menggunakan menganalisa saving energy dari inverter dengan cara
inverter kontrol tegangan dan frekuensi yang kemudian membuat blok simulasi dan mengatur kecepatan motor
dibandingkan dengan pengendalian menggunakan autotrafo, dengan merubah frekuensinya dan tegangannya.
Hasilnya menunjukkan bahwa pada pengendalian kecepatan Permasalahan yang timbul adalah yang pertama bagaimana
motor induksi pengerak mesin extruder menggunakan inverter cara untuk mengetahui saving energy pada saat pengaturan
energi yang dibutuhkan lebih kecil, saving energinya 65,61 kecepatan motor induksi tiga fasa menggunakan inverter,
kWh dalam pengoperasian 6jam/hari karena kebutuhan kedua bagaimana mengetahui tegangan masuk, arus dan cos
kecepatanya hanya 500-600 rpm. φ pada saat tanpa inverter, ketiga bagaimana mengetahui
tegangan masuk, arus dan cos φ dan mengatur kecepatan
Kata kunci—Motor Induksi, Inverter kontrol tegangan dan
putaran motor tiga fasa pada saat menggunakan inverter,
frekuensi, pengendalian kecepatan, putaran rendah.
keempat bagaimana mengetahui tegangan keluaran dari
inverter.
I. PENDAHULUAN Tujuan penelitian untuk menganalisa saving energy pada
inverter sebagai pengatur kecepatan motor induksi tiga fasa,
ruang lingkup kajian analisis hanya dilakukan pada motor
Saat tegangan kecil pengendalian menggunakan
tiga fasa rotor sangkar, BRANCO 22KW, 380/660 (∆/Y)
inverter motor masih bisa berputar dan pengendalian
Volt, 50 Hz, cosφ 0,86, 1470 rpm, autotrafo hanya sebagai
menggunakan autotrafo motor tidak bisa berputar saat
pembanding saja, menunjukkan hasil simulasi yaitu: bentuk
berbeban. Dalam perkembangan teknologi yang semakin
gelombang tegangan, arus, torsi, kecepatan, pada
pesat harus didukung dengan ketersediaan energi yang
pengendalian tegangan dan frekuensi.
cukup. Disisi lain ketersediaan energi yang ada semakin
menipis. Salah satunya adalah energi listrik. Penghematan
II. DASAR T EORI
energi adalah salah satu untuk mengatasi masalah tersebut.
Motor listrik memegang peranan yang sangat penting baik
Motor arus bolak-balik (Motor AC ) adalah suatu mesin
dalam bidang industri maupun dalam kehidupan sehari-hari.
yang berfungsi untuk mengubah tenaga listrik menjadi
Penggunaan motor listrik dalam industri pada umumnya
tenaga mekanik atau tenaga gerak, dimana tenaga gerak ini
untuk menyediakan kerja mekanik, sedangkan dalam
berupa perputaran pada poros motor. Salah satu jenis motor
kehidupan sehari-hari motor listrik digunakan sebagai
AC ini adalah motor induksi atau motor tak serempak.
bagian dari peralatan rumah tangga misalnya pompa air,
Dinamakan motor tak serempak (asynchrone) karena
mesin cuci, lemari es dan sebagainya. Karena motor AC
putaran poros motor tidak sama dengan putaran medan fluks
memiliki keunggulan dalam hal kesederhanaan dan
magnet stator. Dengan kata lain, bahwa antara putaran rotor
murahnya biaya perawatan sehingga jenis motor ini banyak
dan putaran fluks magnet terdapat selisih putaran yang
dipakai dilingkungan industri maupun rumah tangga.
disebut slip.
Pengendalian kecepatan putaran motor AC dapat dilakukan
Motor induksi polyphase banyak dipakai dikalangan
dengan beberapa cara diantaranya dengan kendali tegangan
industri. Ini berkaitan dengan beberapa keuntungannya,
dan frekuensi.
yaitu:
Inverter adalah konverter DC ke AC dengan tegangan
1. Sangat sederhana dan daya tahan kuat (konstruksi
dan frekuensi keluaran dapat diatur sehingga motor AC
hampir tak pernah mengalami kerusakan, khususnya
dapat dikendalikan dengan fleksibel. Saat ini inverter mulai
tipe rotor sangkar bajing).
sering di gunakan sebagai pengendalian kecepatan dan
2. Harga relatif murah dan perawatan mudah.
starting motor induksi. Di PT.Suprama Sidoarjo ada
3. Efisiensi tinggi. Pada kondisi berputar normal, tidak
beberapa inveter yang di gunakan untuk mengendalikan
dibutuhkan sikat dan karenanya rugi daya yang
kecepatan motor yang berfungsi sebagai penggerak mesin
Extruder. Karena kelebihan inverter yang dapat mengatur
8
ELEKTRIKA – Volume 01, Nomor 01, September 2017 ISSN: 2597-7296
ditimbulkan dapat dikurangi (khususnya motor induksi Rangkaian ekivalen memperlihatkan bahwa daya
rotor belitan). keseluruhan yang dialihkan pada celah udara dari stator
A. Prinsip Kerja Motor Induksi [1] (masukan daya ke rotor) adalah:
Berputarnya rotor pada motor induksi ditimbulkan oleh R
adanya medan putar yang dihasilkan dalam kumparan Pr 3I r2 r (3)
s
statornya. Medan putar ini akan terjadi apabila kumparan
Dan rugi tembaga rotor,
stator dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa.
Prinsip kerjanya diuraikan sebagai berikut: Pr 3I r2 Rr (4)
1) Apabila sumber tegangan 3 fasa dipasang pada Maka daya mekanis yang dibangkitkan oleh motor induksi,
kumparan stator akan timbul medan putar dengan R (1 s)
kecepatan: Pm Pr Pcu 3I r2 r 3I r2 Rr 3I r2 Rr (5)
s s
ns
120 f
rpm (1) Pm Tr T s (1 s ) (6)
p
2) Medan putar stator tersebut akan memotong batang dimana:
konduktor pada rotor sehingga pada kumparan rotor T = Torsi Motor dalam N-m
timbul tegangan induksi (GGL Induksi). r = Kecepatan Rotor dalam rad/detik
3) Karena kumparan rotor merupakan rangkaian tertutup, s = Kecepatan Stator dalam rad/detik
maka akan mengalir arus (I). Kawat penghantar
(kumparan rotor) yang dialiri arus yang berada dalam Sehingga diperoleh,
medan magnet akan menimbulkan gaya (F) pada rotor. 3 s Rr
T Ir (7)
4) Bila kopel mula yang dihasilkan oleh gaya (F) pada s s
rotor cukup besar untuk memikul kopel beban, maka Vs
rotor akan berputar searah dengan medan putar stator. Ir (8)
5) Seperti halnya telah dijelaskan bahwa tegangan induksi Rr 2
( Rs ) ( X s X r ) 2
akan timbul karena adanya terpotongnya batang s
konduktor (rotor) oleh medan putar stator. Artinya agar Dalam analisa rangkaian ekivalen sering disederhanakan
tegangan terinduksi diperlukan adanya perbedaan dengan menghilangkan resistansi (Rc)
relatif antara kecepatan medan putar stator (ns) dan 3 Vs2 Rs
kecepatan medan putar rotor (nr). Ir (9)
6) Perbedaan kecepatan antara nr dan ns disebut slip (S) s R s
( Rs s ) 2 ( X s X r ) 2
dinyatakan dengan: s
n nr
S s x100% (2)
ns Pin 3 VL I L cos (10)
7) Bila nr = ns tegangan tidak akan terinduksi dan arus
tidak mengalir pada kumparan jangkar rotor, dengan C. Pengaturan Putaran[3]
demikian tidak dihasilkan kopel. Kopel motor Motor induksi pada umumnya berputar dengan
ditimbulkan apabila nr lebih kecil dari ns. kecepatan konstan, mendekati putaran sinkronya. Meskipun
8) Dilihat dari cara kerjanya motor induksi disebut juga demikian pada penggunaan tertentu di kehendaki juga
motor tak serempak atau asinkron. adanya pengaturan putaran. Pengaturan motor induksi
memerlukan biaya yang agak tinggi. Biasanya pengaturan
B. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi[1] ini dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan
Kerja motor induksi seperti juga kerja pada mengubah jumlah kutub motor, mengubah frekuensi jala-
transformator adalah berdasarkan prinsip induksi jala, mengatur tegangan jala-jala, dan mengatur tahanan
elektromagnetik. Oleh karena itu motor induksi dipandang luar.
sebagai transformator yang mempunyai ciri-ciri khusus,
yaitu: D. Mengubah Jumlah Kutub Motor
1) Stator sebagai sisi primer. Karena ns = 120f / p, maka perubahan kutub (p) atau
2) Rotor sebagai sisi sekunder yang penghantar- frekuensi (f) akan mempengaruhi putaran. Jumlah kutub
penghantarnya dihubung-singkat dan berputar. dapat diubah dengan merencanakan kumparan stator
3) Kopling antara sisi primer dan sisi sekunder dipisahkan sedemikian rupa sehingga dapat menerima tegangan masuk
oleh celah udara (air gap). pada posisi kumparan yang berbeda-beda. Biasanya
diperoleh dua perubahan kecepatan sinkron dengan
mengubah jumlah kutub dari 2 menjadi 4, seperti terlihat
pada Gambar 2.
9
ELEKTRIKA – Volume 01, Nomor 01, September 2017 ISSN: 2597-7296
7. Saklar-saklar pada gambar tersebut bekerja sedemikian sudut α. Besarnya sudut sulut akan mempengaruhi besarnya
rupa, sehingga bentuk tegangan keluaran (A, B, &C) arus yang mengalir dari anoda ke katoda.
membentuk tegangan 3 fase.
1 3 5
A
DC B
2 4 6 C
Gambar 11. Pengaruh Penyalaan Pada SCR[3].
Modulation), model pentriggeran terlihat pada Gambar 8. 1
Vdc Vt dt (14)
T
T1
III. PEMODELAN
(a)
11
ELEKTRIKA – Volume 01, Nomor 01, September 2017 ISSN: 2597-7296
Huruf A, B, C, merupakan inputan sumber tegangan 3 Pada bridge universal yang warna biru sebagai penyearah
fasa, sedangkan untuk m di gunakan sebagai penghubung tegangan 3 fasa menjadi tegangan DC terkontrol (controled
terhadap alat ukur untuk mengukur putaran, torsi motor, rectifier), yang nantinya pada gate 1 (gerbang 1) akan di
arus motor, arus rotor dll. sulut dengan pulsa sebagai pemicuan sudut fasa.
Gambar 14. Tampilan Model Fisik yang Ada didalam Blok Motor Induksi 3
Fasa[7]
12
ELEKTRIKA – Volume 01, Nomor 01, September 2017 ISSN: 2597-7296
Gambar 21. Gelombang Vab dan Ia pada inputan Inverter tanpa beban
terhadap waktu (s)
A. Hasil Simulasi Menggunakan Pengendalian Inverter Gambar diatas juga menunjukkan butuh waktu lebih
Tanpa Beban lama untuk mencapai kondisi steady state, kurang lebih
Gambar 20 menunjukkan besar arus stator = 11,23 A, waktu yang di butuhkan sekitar 8 detik. Kecepatan motor
kecepatan rotor = 524 dan torsi dalam kondisi tidak juga tidak berubah banyak. Pada Gambar 23. diatas
berbeban pada motor induksi tiga fasa dengan besar menunjukkan tegangan pada inputan autotrafo = 530 Volt
tegangan = 200 Volt. Gambar diatas juga menunjukkan dan arusnya = 4,47 A, besar arusnya pada inputan lebih
kecilnya frekuensi karena terlihat jarak gelombang atau kecil dari pada arus pada sisi stator, ini kurang lebih sama
lebar gelombang cukup lebar. dengan pada pengendalian menggunakan inverter.
13
ELEKTRIKA – Volume 01, Nomor 01, September 2017 ISSN: 2597-7296
Gambar 23. Gelombang Vab dan Ia Pada Inputan Autotrafo Tanpa Beban
Terhadap Waktu (s)
TABEL I Gambar 25. Gelombang Vab dan Ia pada Inputan Inverter Berbeban 50 n.m
PERBANDINGAN ANTARA PENGENDALIAN INVERTER DAN Terhadap Waktu (s)
AUTOTRAFO TANPA BEBAN
Arusnya naik sebanding dengan peningkatan arus pada
sisi stator yang di akibatkan oleh beban motor.
Gambar 27 menunjukkan tegangan pada inputan beroperasi selama 6 jam. Jadi energi listrik yang dibutuhkan
autotrafo = 530 Volt dan arusnya = 48,9 A, arusnya juga selama beroperasi dapat dihitung sebagai berikut:
naik cukup besar karena pada sisi stator juga naik karena
motor tidak berputar. W Pt (15)
Terlihat dari Tabel II perbandingan bahwa pengendalian
motor induksi tiga fasa menggunakan inverter dan autotrafo dimana W adalah energi listrik (kWh); P adalah daya listrik
cukup beda jauh saat berbeban. Kalau pada pengendalian (kW), dan t adalah waktu penggunaan (jam)
menggunakan inverter arus naik saat pengaturan tegangan di
naikkan. TABEL IV
PERHITUNGAN DAYA DAN ENERGI M OTOR DENGAN PENGENDALIAN
TABEL II INVERTER B ERBEBAN 50 N.M
PERBANDINGAN ANTARA PENGENDALIAN INVERTER DAN A UTOTRAFO
BERBEBAN 50 N.M
15
ELEKTRIKA – Volume 01, Nomor 01, September 2017 ISSN: 2597-7296
5) Pada pengendalian autotrafo berbeban saat tegangan [3] Mohan, N., T.M. Undeland, and S.D. Sudhoff, “Power Electronics:
Converters, Applications”, and Design, Jhon Wiley & Sons, Inc.,
diatur terlalu kecil motor tidak bisa berputar. New York, 1995, Section 8.4.1
[4] Pillai S.K, “A First Course on Electrical Drives” Wiley Eastern
Limited 1983
VI. DAFTAR PUSTAKA [5] The Math Works Inc, “SimPowerSystems Modeling Simulation
Implementation” User’s GuideVersion 3 TransEnergie
[1] Arthur E. Fitzgerald, Charles Kingsley, Jr., and Stephen D. Technologies Inc 2003.
Umans, “Mesin-Mesin Listrik” edisi keempat Penerbit Erlangga [6] The Math Works Inc, “SimPowerSystems Reference 5”Hydro-
1992 Québec and TheMathWorks, Inc. 2009
[2] Zuhal. “Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika Daya”
Penerbit Gramedia Pustaka Utama 1995.
16