PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
komplikasi pendarahan pada masa kehamilan, preeklamsia, dan hyperemesis
gravidarum.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian
2. Penyebab
a. Trimester pertama
1) Keguguran
2) Kehamilan Ektopik
3
rahim, biasanya di tuba fallopi. Jika embrio terus berkembang,
tuba fallopi lama-kelamaan beresiko pecah hingga
mengakibatkan perdarahan yang berbahaya. Selain perdarahan,
kehamilan ektopik biasanya juga disertai dengan kram di perut
bagian bawah atau panggul, nyeri menjalar hingga ke bahu,
merasa tidak nyaman ketika BAB atau BAK, merasa lemas,
pingsan serta penurunan hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotropin).
3) Kehamilan mola
1) Solusio Plasenta
2) Plasenta Previa
4
Kondisi ini dapat terjadi ketika plasenta melekat pada bagian bawah
rahim, di dekat mulut rahim, atau menutupi leher rahim sehingga
jalan lahir menjadi terhalang. Pilihan penanganan yang
direkomendasikan umtuk ibu hamil dengan kondisi ini adalah
melahirka
3. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Identitas Umum
2) Riwayat Persalinan
5
d) Nadi. Nadi melemah jika ditemui tanda-tanda shok pada saat
kehamilan.
6) Riwayat Obstetri
Meliputi riwayat minarche, siklus teratur atau tidak, lama waktu
haid, dan keluhan pada masa haid.
7) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala meliputi pemeriksaan muka terdapat
cloasmagrafidarum atau tidak. Mata konjungtiva anemis atau
tidak.
b) Thorax biasanya bunyi nafas vesikuler, jenis pernafasan
toracoabdominal.
c) Abdomen
Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi, terdapat
stergravidarum atau tidak. Palpasi menggunakan pemeriksaan
leopold I, II, III dan IV. Auskultasi bunyi jantung janin.
d) Genetalia
Meliputi pemeriksaan pada vulva dan vagina terdapat varices
atau tidak, terdapat warna kemerahan atau tidak, adanya
peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
atau tidak.
8) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penujang meliputi data laboraturium dengan
pemeriksaan Hb, leukosit dan trombosit.
b. Diagnosa Keperawatan
1) Kehilangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
vaskular berlebihan.
2) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi otot/ dilatasi serviks,
trauma jaringan ( ruptur tuba fallopi )
6
3) Risiko cidera pada ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan /
organ, profil darah abnormal dan kerusakan sistem imun.
4) Perubahan perfusi jaringan uteroplasentas berhubugan dengan
hipovolemia.
5) Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian pada diri
sendiri dan janin
6) Kurang pengetahuan berhuhungan dengan kurang pemajanan
dan tidak mengenal sumber-sumber informasi.
c. Intervensi Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x 24
jam) diharapkan kekurangan volume cairan pada klien dapat
teratasi.
Kriteria hasil :
a) Tanda-tanda vital stabil.
b) Pengisian kapiler cepat.
c) Sensorium tepat.
d) Haluaran dan berat jenis urine adekuat.
No Intervensi Rasional
1. Catat tanda-tanda vital, pengisian Membantu menentukan
kapiler pada dasar kuku, warna mukosa beratnya kehilangan darah
dan suhu. meskipun sianosis dan
perubahan pada tekanan darah
dan nadi adalah tanda-tanda
lanjut dari kehilangan sirkulasi
dan atau terjadinya syok.
Selain itu juga ubtuk
7
memantau keadekuatan
pengganti cairan.
2. Pantau masukan atau haluaran seperti Menentukan luasnya
berat jenis urine setiap jam. kehilangan cairan dan
menunjukkan perfusi ginjal.
3. Hindari pemeriksaan rektal atau vagina. Untuk menghidari hemoragi
khususnya bila plasenta previa
total terjadi.
4. Pantau aktivitas uterus, status janin, dan Membantu menentukan sifat
adanya nyeri tekan abdomen. hemoragi dan kemungkinan
hasil dari peristiwa hemoragi.
5. Posisikan klien dengan terlentang Menjamin keadekuatan darah
dengan panggul ditinggikan atau semi yang tersedia untuk otak.
fowler pada plasenta previa. Hindarkan Peninggian panggul
dari posisi trendelentburg. menghindari kompresi vena
cava. Posisi semi fowler
memungkinkan janin bertindak
sebagai tampon. Sedangkan
posisi trendelentburg dapat
menormalkan keadaan
pernafasan ibu.
6. Laporkan evaluasi dan mencatat jumlah Perkiraan kehilangan darah
serta sifat kehilangan darah. Lakukan membantu mebedakan
perhitungan pembalut bila diperlukan. diagnosa.
7. Tinjau ulang pemeriksaan darah cepat : Pemeriksaan dilakukan untuk
HDL, jenis dan pencocokan silang, mempetahankan transpot
pemeriksaan Rh, kadar fibrinogen, oksigen dan nutrien.
hitung trombosit, APTT, PT, dan kadar
8
HCG.
2) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi otot/ dilatasi serviks,
trauma jaringan ( ruptur tuba fallopi ).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x24
jam) diharapkan nyeri pada klien dapat diatasi, dengan kriteria
hasil :
a) Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol.
b) Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan terapi
relaksasi/aktifitas hiburan.
No Intervensi Rasional
1. Tentukan sifat, lokasi dan Membantu dalam
durasi nyeri. Kaji mendiagnosa dan memilih
kontraksi uterus, hemoragi tindakan. Ketidaknyamanan
retro plasenta, atau nyeri dihubungkan dengan aborsi
tekan abdomen. spontan dan mola hitidosa
karena kontraksi uterus yang
mungkin diperberat oleh
infus oksitosin. Ruptur
kehamilan ektopik
mengakibatkan nyeri hebat
karena hemoragi
tersembunyi saat tuba
fallopi ruptur ke dalam
rongga abdomen. Abrupsi
plasenta disertai dengan
nyeri berat khususnya bila
terjadi hemoragi
retroplasenta tersembunyi.
9
2. Kaji stres psikologis Ansietas sebagai respon
klien/pasangan dan terhadap situasi darurat
respons emosional dapat memperberat derajat
terhadap kejadian. ketidaknyamanan karena
sindrom ketegangan, takut
dan nyeri otot.
3. Berikan lingkungan yang Dapat membantu dalam
tenang dan aktifitas untuk menurunkan tingkat ansietas
mengalihkan rasa nyeri. dan karenanya mereduksi
Instruksikan klien ketidaknyamanan.
menggunakan metode
relaksasi, misal napas
dalam visualisasi
distraksi).
4. Kolaborasi Kolaborasi
a. Berikan obat- a. Meningkatkan
obatan praoperatif kenyamanan,
bila prosedur menurunkan risiko
pembedahan komplikasi
diindikasikan. pembedahan.
b. Siapkan untuk b. Tindakan terhadap
prosedur bedah penyimpangan dasar
bila diindikasikan. akan menghilangkan
nyeri.
10
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x24 jam)
diharapkan resiko tinggi cidera pada klien dapat diatasi
Kriteria hasil:
a) Tetap afebris.
b) Menunjukkan profil darah dengan hitung SDP, Hb dan
pemeriksaan koagulasi DBN normal.
c) Mempertahankanhaluaran urin yang tepat untuk situasi individu.
No Intervensi Rasional
1. Kaji jumlah darah yang hilang dan Hemoragi berlebihan dan menetap dapat
pantau tanda / gejala syok. mengakibatkan infeksi pascapartum
anemia, gagal ginjal atau nekrosis
hipofisis yang disebabkan oleh hipoksia
jaringan dan malnutrisi.
2. Catat suhu serta warna dan bau Kehilangan darah berlebihan
vagina, dapatkan kultur bila meningkatkan risiko klien untuk terkena
dibutuhkan. infeksi.
3. Periksa petekie atau perdarahan Menandakan perbedaan atau perubahan
dari gusi atau sisi intravena pada pada koagulasi.
klien.
4. Catat masukan/haluaranurin. Catat Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan
berat jenis urin. penurunan haluaran urin.
5. Berikan kriopresipitat dan plasma Kriopresipitat menggantikan faktor-
sesuai indikasi. faktor pembekuan pada klien dengan
pemberian trombosit selama masih
dikonsumsi adalah kontroversial karena
ini dapat memperlama siklus
pembekuan,mengakibatkan reduksi
11
lanjut dari faktor-faktor pembekuan dan
meningkatkan kongesti seta vena.
6. Berikan heparin bila Heparin dapat digunakan pada kasus
diindikasikan. kematian janin atau kematian satu janin
pada kehamilan multipel atau untuk
memblok siklus pembekuan dengan
melindungi hemoragi samapi terjadi
perbaikan pembedahan.
7. Berikan antibiotik secara Mungkin diindikasikan untuk mencegah
parenteral. atau meminimalkan infeksi.
12
2. Perhatikan status fisiologis ibu, status Kejadian perdarahan potensial
sirkulasi, dan volume darah. merusak hasil kehamilan,
kemungkinan menyebabkan
hipovolemia atau
hipoksiauteroplasenta.
3. Anjurkan tirah baring pada posisi Menghilangkan tekanan pada vena
miring kiri. kava inferior dan meningkatkan
sirkulasi plasenta janin dan
pertukaran oksigen.
4. Melakukan NST sesuai indikasi Mengevaluasi secara elektronik
respons DJJ terhadap gerakan janin,
bermanfaat dalam menetukan
kesejahteraan janin, (tes reaktif)
versus hipoksia, (nonreaktif).
13
No. Intervensi Rasional
1. Diskusikan situasi dan pemahaman te Memberikan informasi tentang reaksi
ntang situasi dengan klien dan individu terhadap apa yang terjadi.
pasangan.
2. Pantau respon verbal dan nonverbal Menandakan tingkat rasa takut yang
klien dan pasangan. sedang dialami klien dan pasangan.
3. Dengarkan masalah klien dan Meningkatkan rasa kontrol terhadap
dengarkan secara aktif. situasi dan memberikan kesempatan
pada klien untuk mengembangkan
solusi sendiri.
4. Berikan informasi Pengetahuan akan membantu
dalam bentuk verbal dan klien mengatasi apa yang
tertulis, dan beri sedang terjadi dengan lebih
kesempatan klien untuk mengajukan p efektif. Informasi tertulis
ertanyaan, nantinya memungkinkan klien
jawab pertanyaan dengan jujur. untuk meninjau ulang informasi
karena akibat tingkat stress, klien tidak
dapat mengasimilasi informasi.
Jawaban yang jujur dapat
meningkatkan pemahaman dengan lebi
h baik serta menurunkan rasa takut.
5. Jelaskan prosedur dan arti gejala- Pengetahuan dapat membantu
gejala. menurunkan rasa takut dan
meningkatkan rasa kontrol terhadap
situasi.
6. Libatkan klien dalam perencanaan dan Menjadi mampu melakukan sesuatu
berpartisipasi dalam perawatan untuk membantu mengontrol situasi
sebanyak mungkin. dapat menurunkan rasa takut.
14
6) Kurang pengetahuan berhuhungan dengan kurang pemajanan dan
tidak mengenal sumber-sumber informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x24
jam) diharapkan kurangnya pengetahuan pada klien dapat diatasi.
Kriteria hasil :
a) Berpartisipasi dalam proses belajar
b) Mengungkapkan, dalam istilah sederhana, patofisiologi dan
implikasi situasi klinis.
No. Intervensi Rasional
1. Jelaskan tindakan dan rasional yang Memberikan informasi, memperjelas
ditentukan untuk kondisi hemoragi. kesalahan konsep, dan dapat
Beri penguatan informasi yang membantu menurunkan stres yang
diberikan oleh pemberi perawatan berhubungan.
kesehatan lain.
2. Berikan kesempatan bagi klien untuk Memberikan klarifikasi dari konsep
mengajukan pertanyaan dan yang salah identifikasi masalah-
mengungkapkan kesalahan konsep. masalah, dan kesempatan untuk mulai
mengembangkan keterampilan koping.
3 Diskusikan kemungkinan implikasi Memberikan informasi tentang
jangka pendek pada ibu/janin dari kemungkinan komplikasi dan
keadaan perdarahan meningkatkan harapan realistis dan
kerja sama dengan aturan tindakan.
4. Tinjau ulang implikasi jangka panjang Kadar HCG harus dipantau selama 1
terhadap situasi yang memerlukan tahun setelah pengeluaran mola
evaluasi dan tindakan tambahan, misal hidatidosa. Bila kadar tetap tinggi,
mola hidatidosa, disfungsi serviks atau kemoterapi diindikasikan, karena
kehamilan ektopik. beresiko koriokarsinoma. Klien
15
dengan aborsi spontan trimester kedua
berulang dapat dilakukan prosedur
shirodkarbarter. Klien dengan
kehamilan ektopik dapat mengalami
kesulitan mempertahankan setelah
pengangkatan tuba/ovarium yang
sakit.
B. Preeklampsia
1. Pengertian
16
d. Terjadinya gejala subyektif (sakit kepala terutama daerah frontalis,
penglihatan menjadi kabur, nyeri pada epigastrium, terdapat mual
sampai muntah, sesak napas, berkurangnya urin).
e. Menurunnya kesadaran.
f. Terjadinya kejang.
3. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35
tahun, Jenis kelamin,
a) Riwayat Kesehatan
(1) keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia
mengeluh demam, sakit kepala,
(2) Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi,
oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah,
penglihatan kabur
(3) Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia,
vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
(4) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik
makanan pokok maupun selingan
(5) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat
menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan
moril untuk menghadapi resikonya
b) Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
c) Riwayat KB
17
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika
ibu pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi,
efek samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai
lagi) serta lamanya menggunakan kontrasepsi.
d) Pola aktivitas sehari-hari
(1) Aktivitas
Gejala :biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan,
penambahan berat badan atau penurunan BB, reflek fisiologis +/+,
reflek patologis -/-. Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan
muka.
(2) Sirkulasi
Gejala :biasanya terjadi penurunan oksigen.
(3) Abdomen
Gejala :
Inspeksi :biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm,
apakah adanya sikatrik bekas operasi atau tidak ( - )
Palpasi :
Leopold I : biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc.
Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler
Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian –
bagian kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III : biasanya teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV : biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk
pintu atas panggul.
Auskultasi : biasanya terdengar BJA 142 x/1’ regular
18
(4) Eliminasi
Gejala :biasanya proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes
celup, oliguria
(5) Makanan / cairan
Gejala :biasanya terjadi peningkatan berat badan dan
penurunan muntah-muntah.
Tanda :biasanya nyeri epigastrium,
(6) Integritas ego
Gejala : perasaan takut.
Tanda : cemas.
(7) Neurosensori
Gejala :biasanya terjadi hipertensi
Tanda :biasanya terjadi kejang atau koma
(8) Nyeri / kenyamanan
Gejala :biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala,
ikterus, gangguan penglihatan.
Tanda :biasanya klien gelisah,
(9) Pernafasan
Gejala :biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki,
Whezing, sonor
Tanda :biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising
atau tidak.
(10) Keamanan
Gejala :apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan
spontan.
(11) Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus
e) Pemeriksaan Fisik
19
(1) Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
(2) Kesadaran : Composmentis
(3) Pemeriksaan Fisik (Persistem)
(a) Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin
kurang, kurang dari 14x/menit, klien biasanya mengalami
sesak sehabis melakukan aktifitas, krekes mungkin ada,
adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.
(b) Sistem cardiovaskuler
Inspeksi : apakah Adanya sianosis, kulit pucat,
konjungtiva anemis.
Palpasi :
Tekanan darah : biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan
TD, melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,
Nadi : biasanyanadi meningkat atau menurun
Leher : apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan
Vena Jugularis, jika ada bendungan menandakan bahwa
jantung ibu mengalami gangguan. Edema periorbital yang
tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin
(c) Auskultasi :
Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk
mengetahui adanya fotal distress, bunyi jantung janin yang
tidak teratur gerakan janin melemah.
(d) System reproduksi
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal,
nyeri tekan pada payudara.
20
Genetalia : Inspeksi adakah pengeluaran
pervaginam berupa lendir bercampur darah,
adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri,
letak janin, lokasi edema, periksa bagian uterus
biasanya terdapat kontraksi uterus
(e) Sistem integument perkemihan
Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada
ekstermitas akibat gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi
garam dan natrium, (Fungsi ginjal menurun). Oliguria dan
proteinuria
(f) Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
(g) Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah
epigastrium (kuadran II kiri atas), anoreksia, mual dan muntah.
b. Diagnosa
21
4) Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan.
c. Intervensi
22
dan oliguria ).
4. Monitor adanya tanda-tanda Kejang akan meningkatkan
dan gejala persalinan atau kepekaan uterus yang akan
adanya kontraksi uterus. memungkinkan terjadinya
persalinan.
5. Kolaborasi dengan tim Anti hipertensi untuk
medis dalam pemberian anti menurunkan tekanan darah
hipertensi dan SM. dan SM untuk mencegah
terjadinya kejang
23
nyeri dengan nafas dalam dapat berelaksasi , terjadi
bila HIS timbul. vasodilatasi pembuluh darah,
expansi paru optimal
sehingga kebutuhan 02 pada
jaringan terpenuhi.
4. Bantu ibu dengan Untuk mengalihkan perhatian
mengusap/massage pada pasien
bagian yang nyeri.
3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna
makanan karena faktor biologi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (....x24
jam) diharapkan nafsu makan meningkat atau normal dengan
kriteria hasil :
a) BB meningkat atau normal
b) Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
No Intervensi Rasional
1. Kaji adanya alergi makanan. Untuk mengetahui apakah
pasien ada alergi makanan.
2. Anjurkan pasien untuk Intake fe dapat meningkatkan
meningkatkan intake Fe. kekuatan tulang.
3. Berikansubstansi gula. substansi gula dapat
meningkatkan energi pasien.
4. Berikan makanan yang
Untuk memenuhi status gizi
terpilih (sudah pasien
dikonsultasikan dengan ahli
gizi).
5. Ajarkan pasien bagaimana
Catatan harian makanan dapat
24
membuat catatan makanan mengetahui asupan nutrisi
harian. pasien.
25
ibu. motivasi untuk menghadapi
keadaan yang sekarang
secara lapang dada sehingga
dapat membawa ketenangan
hati.
C. Hyperemesis Gravidarum
1. Pengertian
b) Pusing.
c) Sakit kepala.
d) Jantung berdebar.
26
3. Penyebab
Diperkirakan sekitar 1 hingga 3% wanita hamil menderita
hiperemesis gravidum. Meski begitu, para ahli hingga kini belum bisa
mengetahui penyebabnya secara pasti. Ada beberapa hal yang diyakini
ahli berkaitan erat dengan kemunculan hiperemesis gravidum atau dalam
kata lain dapat meningkatkan resiko seorang wanita terkena kondisi ini
yaitu :
a. Pernah mengalami hiperemesis gravidum di kehamilan sebelumnya.
b. Memiliki keluarga dekat (ibu, kakak atau adik) yang pernah menderita
heperemisis gravidum.
c. Mengandungn anak perempuan atau anak kembar.
d. Menderita mola hidatidosa (hamil anggur).
4. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Informasi umum: mengkaji identitas klien dan penanggung yang
meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, dan alamat.
2) Riwayat kehamilan lalu : adanya kemungkinan klien pernah
mengalami hyperemesis gravidarum pad kehamilan sebelumnya
atau tidak.
3) Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya
gemeli(kehamilan kembar), riwayat pemeriksaan antenatal, dan
komplikasi.
4) Pola aktifitas sehari-hari :
a) Aktifitas istirahat : tekanan darah sistol menurun, denyut nadi
meningkat.
b) Eliminasi : perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan
27
frekuensi berkemih, peningkatan konsistensi urine.
c) Makanan dan cairan : mual dan muntah yang berlebihan, nyeri
epigastrium, penurunan berat badan, Hb dan Ht rendah, turgor
kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
d) Pernafasan : frekuensi pernafasan meningkat.
5) Pengkajian data objektif
a) TTV : ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi
nafas meningkat, adanya nafas bau aseton.
b) Status gizi : berat badan menurun/meningkat.
c) Status hidrasi : turgor kulit, keadaan membran mukosa,
oliguria.
d) Keadaan abdomen : suara abdomen, adanya nyeri lepas/tekan,
adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda murpy.
e) Keadaan janin : pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan
janin( apakah sesuai usia kehamilan atau tidak).
b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektroliit kurang dari dari
kebutuhan tubuh dengan mual berhubungan dan muntah.
2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah yang menetap.
3) Nyeri pada epigastrium berhubungan dengan muntah berulang.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat tidak
adekuatnya nutrisi.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.
c. Intervensi
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektroliit kurang dari dari
kebutuhan tubuh dengan mual berhubungan dan muntah.
Tujuan :
28
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam)
keseimbangan cairan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan tubuh
dengan kriteria hasil :
a) Turgor kulit kembali normal
b) Haluaran urine normal.
c) Mukosa mulut lembab.
29
3. Berikan cairan intravena sesuai Mencegah
kebutuhan yang terdiri atas kekurangan cairan
elektrolit, glukosa dam vitamin. dan memeperbaiki
keseimbangan asam
basa, perbuhan kadar
elektrolit dan
hipovitaminoosis.
4. Berikan obat anti emetik yang Mencegah muntah
diprogramkan dengan dosis rendah. serta memelihara
Misalnya Phenergan 10-20 mg/iv keseimbangan
elekrolit.
No Intervensi Rasional
30
yang terlalu menyengat atau muntah.
amis.
31
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam) nyeri
hilang atau berkurang dengan kriteria hasil :
a) Klien mampu mengungkapkan secara verbal.
b) Nyeri hilang atau berkurang.
c) Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
No Intervensi Raisonal
32
mengandung gas.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam) klien
dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dengan kriteria hasil :
a) Frekuensi nadi normal.
b) Kekuatan otot dan tonus kembali normal.
c) Klien tidak merasa cepat lelah.
No Intervensi Rasional
33
wanita beresiko.
No Intervensi Rasional
34
tentang pelaksanaannya di
rumah,
35
6. Tentukan derajat Klien dapat mengalami
motivasi untuk belajar. kesulitan dalam belajar
kecuali kecuali kebutuhan
belajar tersebut jelas.
36
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Komplikasi kehamilan adalah suatu penyakit yang timbul disaat
seorang wanita tengah hamil, penyakit tersebut datang dengan berbagai
cara dan berbagai bentuk penyakit pula. Maka dari itu kita bisa mencegah
penyakit atau komplikasi itu dengan melakukan rutinitas hidup sehat. Baik
ibu maupun keluarga atau masyarakat sekitar.
Tanda-tanda komplikasi kehamilan dini atau kehamilan muda itu
menjadi suatu acuan bagi ibu untuk senantiasa selalu waspada dan siaga
dan selalu memelihara janin yang ada dalam kandungannya.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan dapat menerapkannya pada
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat
memaksimalkan untuk memberikan health education dalam perawatan
luka perineum untuk mencegah infeksi.
37
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/36306758/Askep_Hiperemesis_Gravidarum.docx
(diakses : 20 Maret 2019)
38