Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita


di dunia.Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat
penatalaksanaan yang benar. Karena ini semua, berpengaruh terhadap
morbiditas dan mortalitas. Ini terbukti dengan angka kematian yang tinggi di
negara Indonesia. Dengan keadaan tersebut memberi support dan memacu
untuk memberikan penatalaksanaan yang benar saat kehamilan. Namun
demikian setiap kehamilan perlu perhatian khusus, untuk mencegah dan
mengetahui penyakit-penyakit yang dijumpai pada persalinan, baik penyakit
komplikasi dll.
Gangguan kehamilan sering menyertai kehamilan seseorang, hampir
semua ibu hamil mengalaminya. Sayangnya, tidak semua wanita hamil
mengetahui apa saja gangguan yang bisa terjadi pada ibu hamil. Minimnya
pengetahuan ibu hamil tentang gangguan-gangguan yang bisa terjadi saat
kehamilan membuat ibu hamil tidak menyadari jika kehamilannya mengalami
gangguan. Tidak hanya itu saja, yang memprihatinkan adalah saat gangguan
itu datang ibu hamil tidak tahu apa yang harus dilakukannya. Gangguan
kehamilan banyak yang membahayakan bagi kesehatan janin maupun bagi ibu
hamil sendiri. Dalam masalah kehamilan, ibu hamil akan mengalami banyak
gangguan, mulai gangguan yang ringan sampai dengan gangguan yang berat.
Semua gangguan yang datang dan terjadi sebaiknya perlu diwaspadai dan
diketahui. Untuk itulah tenaga kesehatan dituntut untuk memberikan edukasi
maupun pelayanan sesuai dengan standar yang diterapkan.
B. Tujuan Penulisan

1
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
komplikasi pendarahan pada masa kehamilan, preeklamsia, dan hyperemesis
gravidarum.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendarahan pada Masa Kehamilan

1. Pengertian

Perdarahan pervagina pada masa kehamilan adalah perdarahan yang


keluar dari vagina, yang terjadi pada masa kehamilan awal maupun akhir.
Perdarahan pervagina berhubungan dengan abortus, kehamilan mola
hidatidosa, kehamilan ektopik dan sebagainya.

2. Penyebab

a. Trimester pertama

Pada trimester pertama atau 12 minggu pertama kehamilan,


perdarahan saat hamil dialami oleh 2 dari 10 wanita hamil. Beberapa kondisi
yang bisa memicu terjadinya hal tersebut, yaitu:

1) Keguguran

Sekitar 20-30% wanita yang mengalami perdarahan saat hamil di


trimester awal akan berakhir dengan keguguran. Selain
perdarahan, gejala lain keguguran adalah kram atau nyeri di perut
bagian bawah dan keluarnya jaringan atau gumpalan daging
melalui vagina.

2) Kehamilan Ektopik

Kondisi ini sangat jarang terjadi meskipun bisa menjadi


penyebab terjadinya perdarahan saat hamil. Hal ini terjadi ketika
sel telur yang sudah dibuahi menempel ditempat lain selain

3
rahim, biasanya di tuba fallopi. Jika embrio terus berkembang,
tuba fallopi lama-kelamaan beresiko pecah hingga
mengakibatkan perdarahan yang berbahaya. Selain perdarahan,
kehamilan ektopik biasanya juga disertai dengan kram di perut
bagian bawah atau panggul, nyeri menjalar hingga ke bahu,
merasa tidak nyaman ketika BAB atau BAK, merasa lemas,
pingsan serta penurunan hormon HCG (Human Chorionic
Gonadotropin).

3) Kehamilan mola

Kehamilan mola atau hamil anggur terjadi ketika jaringan yang


seharusnya menjadi janin berkembang menjadi jaringan abnormal
sehingga tidak terbentuk bakal janin. Dalam kasus yang jarang
terjadi, kehamilan mola dapat berubah menjadi kanker ganas yang
bisa menyebar keseluruh bagian tubuh. Kendati demikian,
penyebab perdarahan saat hamil ini, sangat jarang sekali terjadi.

b. Trimester kedua dan ketiga

Beberapa kondisi di bawah ini bisa menyebabkan perdarahan saat


hamil ketika usia kehamilan memasuki trimester kedua dan ketiga :

1) Solusio Plasenta

Hal ini merupakan kondisi serius dimana plasenta mulai terlepas


dari dinding rahim, baik sebelum ataupun selama proses persalinan.
Kondisi ini bisa terjadi meskipun tanpa menimbulkan perdarahan.
Selain perdarahan, gejala lainnya dalah nyeri punggung, nyeri perut,
rahim yang terasa sakit, hingga janin kekurangan oksigen.

2) Plasenta Previa

4
Kondisi ini dapat terjadi ketika plasenta melekat pada bagian bawah
rahim, di dekat mulut rahim, atau menutupi leher rahim sehingga
jalan lahir menjadi terhalang. Pilihan penanganan yang
direkomendasikan umtuk ibu hamil dengan kondisi ini adalah
melahirka

3. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Identitas Umum

Nama, umur, pekerjaan, pendidikan dan alamat.

2) Riwayat Persalinan

a) Adanya kemungkinan klien pernah mengalami seperti seksio


sesaria curettage yang berulang-ulang.
b) Kemungkinan pernah mengalami abortus.
3) Riwayat Nifas
Pengkajian meliputi bau, banyak darah yang keluar dan terdapat
colostrum atau tidak.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
a) Kemungkinan keluarga pernah mengalami kehamilan ganda.
b) Kemungkinan keluarga menderita penyakit hipertensi, diabetes
mellitus, hemofilia dan penyakit menular.
5) Pemeriksaan tanda-tanda vital
a) Suhu tubuh. Suhu akan meningkat jika terjadi infeksi.
b) Tekanan darah. Tekanan darah akan menurun jika ditemui
adanya tanda syok.
c) Pernapasan. Pernafasan akan rileks jika kebutuhan akan
oksigen terpenuhi

5
d) Nadi. Nadi melemah jika ditemui tanda-tanda shok pada saat
kehamilan.
6) Riwayat Obstetri
Meliputi riwayat minarche, siklus teratur atau tidak, lama waktu
haid, dan keluhan pada masa haid.
7) Pemeriksaan Fisik
a) Kepala meliputi pemeriksaan muka terdapat
cloasmagrafidarum atau tidak. Mata konjungtiva anemis atau
tidak.
b) Thorax biasanya bunyi nafas vesikuler, jenis pernafasan
toracoabdominal.
c) Abdomen
Pemeriksaan abdomen meliputi inspeksi, terdapat
stergravidarum atau tidak. Palpasi menggunakan pemeriksaan
leopold I, II, III dan IV. Auskultasi bunyi jantung janin.
d) Genetalia
Meliputi pemeriksaan pada vulva dan vagina terdapat varices
atau tidak, terdapat warna kemerahan atau tidak, adanya
peningkatan vaskularisasi yang menimbulkan warna kebiruan
atau tidak.
8) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penujang meliputi data laboraturium dengan
pemeriksaan Hb, leukosit dan trombosit.

b. Diagnosa Keperawatan
1) Kehilangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
vaskular berlebihan.
2) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi otot/ dilatasi serviks,
trauma jaringan ( ruptur tuba fallopi )

6
3) Risiko cidera pada ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan /
organ, profil darah abnormal dan kerusakan sistem imun.
4) Perubahan perfusi jaringan uteroplasentas berhubugan dengan
hipovolemia.
5) Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian pada diri
sendiri dan janin
6) Kurang pengetahuan berhuhungan dengan kurang pemajanan
dan tidak mengenal sumber-sumber informasi.

c. Intervensi Keperawatan
1) Kekurangan volume cairan b.d kehilangan vaskuler berlebihan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x 24
jam) diharapkan kekurangan volume cairan pada klien dapat
teratasi.
Kriteria hasil :
a) Tanda-tanda vital stabil.
b) Pengisian kapiler cepat.
c) Sensorium tepat.
d) Haluaran dan berat jenis urine adekuat.
No Intervensi Rasional
1. Catat tanda-tanda vital, pengisian Membantu menentukan
kapiler pada dasar kuku, warna mukosa beratnya kehilangan darah
dan suhu. meskipun sianosis dan
perubahan pada tekanan darah
dan nadi adalah tanda-tanda
lanjut dari kehilangan sirkulasi
dan atau terjadinya syok.
Selain itu juga ubtuk

7
memantau keadekuatan
pengganti cairan.
2. Pantau masukan atau haluaran seperti Menentukan luasnya
berat jenis urine setiap jam. kehilangan cairan dan
menunjukkan perfusi ginjal.
3. Hindari pemeriksaan rektal atau vagina. Untuk menghidari hemoragi
khususnya bila plasenta previa
total terjadi.
4. Pantau aktivitas uterus, status janin, dan Membantu menentukan sifat
adanya nyeri tekan abdomen. hemoragi dan kemungkinan
hasil dari peristiwa hemoragi.
5. Posisikan klien dengan terlentang Menjamin keadekuatan darah
dengan panggul ditinggikan atau semi yang tersedia untuk otak.
fowler pada plasenta previa. Hindarkan Peninggian panggul
dari posisi trendelentburg. menghindari kompresi vena
cava. Posisi semi fowler
memungkinkan janin bertindak
sebagai tampon. Sedangkan
posisi trendelentburg dapat
menormalkan keadaan
pernafasan ibu.
6. Laporkan evaluasi dan mencatat jumlah Perkiraan kehilangan darah
serta sifat kehilangan darah. Lakukan membantu mebedakan
perhitungan pembalut bila diperlukan. diagnosa.
7. Tinjau ulang pemeriksaan darah cepat : Pemeriksaan dilakukan untuk
HDL, jenis dan pencocokan silang, mempetahankan transpot
pemeriksaan Rh, kadar fibrinogen, oksigen dan nutrien.
hitung trombosit, APTT, PT, dan kadar

8
HCG.
2) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi otot/ dilatasi serviks,
trauma jaringan ( ruptur tuba fallopi ).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x24
jam) diharapkan nyeri pada klien dapat diatasi, dengan kriteria
hasil :
a) Melaporkan nyeri/ketidaknyamanan hilang atau terkontrol.
b) Mendemonstrasikan penggunaan keterampilan terapi
relaksasi/aktifitas hiburan.
No Intervensi Rasional
1. Tentukan sifat, lokasi dan Membantu dalam
durasi nyeri. Kaji mendiagnosa dan memilih
kontraksi uterus, hemoragi tindakan. Ketidaknyamanan
retro plasenta, atau nyeri dihubungkan dengan aborsi
tekan abdomen. spontan dan mola hitidosa
karena kontraksi uterus yang
mungkin diperberat oleh
infus oksitosin. Ruptur
kehamilan ektopik
mengakibatkan nyeri hebat
karena hemoragi
tersembunyi saat tuba
fallopi ruptur ke dalam
rongga abdomen. Abrupsi
plasenta disertai dengan
nyeri berat khususnya bila
terjadi hemoragi
retroplasenta tersembunyi.

9
2. Kaji stres psikologis Ansietas sebagai respon
klien/pasangan dan terhadap situasi darurat
respons emosional dapat memperberat derajat
terhadap kejadian. ketidaknyamanan karena
sindrom ketegangan, takut
dan nyeri otot.
3. Berikan lingkungan yang Dapat membantu dalam
tenang dan aktifitas untuk menurunkan tingkat ansietas
mengalihkan rasa nyeri. dan karenanya mereduksi
Instruksikan klien ketidaknyamanan.
menggunakan metode
relaksasi, misal napas
dalam visualisasi
distraksi).
4. Kolaborasi Kolaborasi
a. Berikan obat- a. Meningkatkan
obatan praoperatif kenyamanan,
bila prosedur menurunkan risiko
pembedahan komplikasi
diindikasikan. pembedahan.
b. Siapkan untuk b. Tindakan terhadap
prosedur bedah penyimpangan dasar
bila diindikasikan. akan menghilangkan
nyeri.

3) Risiko cidera pada ibu berhubungan dengan hipoksia jaringan /


organ, profil darah abnormal dan kerusakan sistem imun.

10
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x24 jam)
diharapkan resiko tinggi cidera pada klien dapat diatasi
Kriteria hasil:
a) Tetap afebris.
b) Menunjukkan profil darah dengan hitung SDP, Hb dan
pemeriksaan koagulasi DBN normal.
c) Mempertahankanhaluaran urin yang tepat untuk situasi individu.

No Intervensi Rasional
1. Kaji jumlah darah yang hilang dan Hemoragi berlebihan dan menetap dapat
pantau tanda / gejala syok. mengakibatkan infeksi pascapartum
anemia, gagal ginjal atau nekrosis
hipofisis yang disebabkan oleh hipoksia
jaringan dan malnutrisi.
2. Catat suhu serta warna dan bau Kehilangan darah berlebihan
vagina, dapatkan kultur bila meningkatkan risiko klien untuk terkena
dibutuhkan. infeksi.
3. Periksa petekie atau perdarahan Menandakan perbedaan atau perubahan
dari gusi atau sisi intravena pada pada koagulasi.
klien.
4. Catat masukan/haluaranurin. Catat Penurunan perfusi ginjal mengakibatkan
berat jenis urin. penurunan haluaran urin.
5. Berikan kriopresipitat dan plasma Kriopresipitat menggantikan faktor-
sesuai indikasi. faktor pembekuan pada klien dengan
pemberian trombosit selama masih
dikonsumsi adalah kontroversial karena
ini dapat memperlama siklus
pembekuan,mengakibatkan reduksi

11
lanjut dari faktor-faktor pembekuan dan
meningkatkan kongesti seta vena.
6. Berikan heparin bila Heparin dapat digunakan pada kasus
diindikasikan. kematian janin atau kematian satu janin
pada kehamilan multipel atau untuk
memblok siklus pembekuan dengan
melindungi hemoragi samapi terjadi
perbaikan pembedahan.
7. Berikan antibiotik secara Mungkin diindikasikan untuk mencegah
parenteral. atau meminimalkan infeksi.

4) Perubahan perfusi jaringan uteroplasentas berhubugan dengan


hipovolemia.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x
24 jam) diharapkan perfusi jaringan pada klien dapat kembali
normal.
Kriteria hasil :
a) Perfusi adekuat dibuktikan dengan DJJ dan aktifitas normal
setates non stres reaktif.

No. Intervensi Rasional


1 Auskultasi dan melaporkan DJJ. Catat Mengkaji berlanjutnya hipoksia
brakikardia atau takikardia. Catat juga janin. Pada awalnya janin berespons
perubahan pada aktifitas janin, pada penurunan kadar oksigen
hipoaktivitas atau hiperaktivitas. dengan takikardi dan peningkatan
gerakan. Bila tetap defisit,
menyebabkan terjadinya bradikardi
dan penurunan aktifitas terjadi.

12
2. Perhatikan status fisiologis ibu, status Kejadian perdarahan potensial
sirkulasi, dan volume darah. merusak hasil kehamilan,
kemungkinan menyebabkan
hipovolemia atau
hipoksiauteroplasenta.
3. Anjurkan tirah baring pada posisi Menghilangkan tekanan pada vena
miring kiri. kava inferior dan meningkatkan
sirkulasi plasenta janin dan
pertukaran oksigen.
4. Melakukan NST sesuai indikasi Mengevaluasi secara elektronik
respons DJJ terhadap gerakan janin,
bermanfaat dalam menetukan
kesejahteraan janin, (tes reaktif)
versus hipoksia, (nonreaktif).

5) Ketakutan berhubungan dengan ancaman kematian pada diri


sendiri dan janin.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x24
jam) diharapkan ketakutan pada klien dapat diatasi, dengan kriteria
hasil :
a) Mendiskusikan ketakutan mengenai diri sendiri, janin, dan masa
depan kehamilan, mengenai ketakutan yang sehat dan tidak
sehat.
b) Mendemonstrasikan pemecahan masalah dan penggunaan
sumber-sumber secara efektif.
c) Melaporkan/menunjukkan berkurangnya ketakutan dan perilaku
yang menunjukkan ketakutan.

13
No. Intervensi Rasional
1. Diskusikan situasi dan pemahaman te Memberikan informasi tentang reaksi
ntang situasi dengan klien dan individu terhadap apa yang terjadi.
pasangan.
2. Pantau respon verbal dan nonverbal Menandakan tingkat rasa takut yang
klien dan pasangan. sedang dialami klien dan pasangan.
3. Dengarkan masalah klien dan Meningkatkan rasa kontrol terhadap
dengarkan secara aktif. situasi dan memberikan kesempatan
pada klien untuk mengembangkan
solusi sendiri.
4. Berikan informasi Pengetahuan akan membantu
dalam bentuk verbal dan klien mengatasi apa yang
tertulis, dan beri sedang terjadi dengan lebih
kesempatan klien untuk mengajukan p efektif. Informasi tertulis
ertanyaan, nantinya memungkinkan klien
jawab pertanyaan dengan jujur.  untuk meninjau ulang informasi
karena akibat tingkat stress, klien tidak
dapat mengasimilasi informasi.
Jawaban yang jujur dapat
meningkatkan pemahaman dengan lebi
h baik serta menurunkan rasa takut.
5. Jelaskan prosedur dan arti gejala- Pengetahuan dapat membantu
gejala. menurunkan rasa takut dan
meningkatkan rasa kontrol terhadap
situasi.
6. Libatkan klien dalam perencanaan dan Menjadi mampu melakukan sesuatu
berpartisipasi dalam perawatan untuk membantu mengontrol situasi
sebanyak mungkin. dapat menurunkan rasa takut.

14
6) Kurang pengetahuan berhuhungan dengan kurang pemajanan dan
tidak mengenal sumber-sumber informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (...x24
jam) diharapkan kurangnya pengetahuan pada klien dapat diatasi.
Kriteria hasil :
a) Berpartisipasi dalam proses belajar  
b) Mengungkapkan, dalam istilah sederhana,  patofisiologi dan
implikasi situasi klinis.
No. Intervensi Rasional
1. Jelaskan tindakan dan rasional yang Memberikan informasi, memperjelas
ditentukan untuk kondisi hemoragi. kesalahan konsep, dan dapat
Beri penguatan informasi yang membantu menurunkan stres yang
diberikan oleh pemberi perawatan berhubungan.
kesehatan lain.
2. Berikan kesempatan bagi klien untuk Memberikan klarifikasi dari konsep
mengajukan pertanyaan dan yang salah identifikasi masalah-
mengungkapkan kesalahan konsep. masalah, dan kesempatan untuk mulai
mengembangkan keterampilan koping.
3 Diskusikan kemungkinan implikasi Memberikan informasi tentang
jangka pendek pada ibu/janin dari kemungkinan komplikasi dan
keadaan perdarahan meningkatkan harapan realistis dan
kerja sama dengan aturan tindakan.
4. Tinjau ulang implikasi jangka panjang Kadar HCG harus dipantau selama 1
terhadap situasi yang memerlukan tahun setelah pengeluaran mola
evaluasi dan tindakan tambahan, misal hidatidosa. Bila kadar tetap tinggi,
mola hidatidosa, disfungsi serviks atau kemoterapi diindikasikan, karena
kehamilan ektopik. beresiko koriokarsinoma. Klien

15
dengan aborsi spontan trimester kedua
berulang dapat dilakukan prosedur
shirodkarbarter. Klien dengan
kehamilan ektopik dapat mengalami
kesulitan mempertahankan setelah
pengangkatan tuba/ovarium yang
sakit.

B. Preeklampsia

1. Pengertian

Preeklampsia merupakan suatu kondisi spesifik kehamilan dimana


hipertensi terjadi setelah minggu ke-20 pada wanita yang sebelumnya
memiliki tekanan darah normal. Preeklampsia merupakan suatu penyakit
Vasospastik yang melibatkan banyak sistem dan ditandai oleh
hemokonsentrasi, hipertensi, proteinuria. Diagnosis preeklampsia secara
tradisional didasarkan pada adanya hipertensi disertai proteinuria dan atau
edema. Akan tetapi, temuan yang paling penting ialah hipertensi, dimana
20 % pasien eklampsia tidak mengalami proteinuria yang berarti sebelum
serangan kejang pertama ( Willis, Blanco, 1990 ).

2. Tanda dan Gejala

Gejala-gejala umum yang bisa terjadi pada penderita preeklamsia adalah :

a. Kenaikan tekanan darah.

b. Pengeluaran protein dari urin.

c. Edema kaki, tangan sampai tungkai.

16
d. Terjadinya gejala subyektif (sakit kepala terutama daerah frontalis,
penglihatan menjadi kabur, nyeri pada epigastrium, terdapat mual
sampai muntah, sesak napas, berkurangnya urin).

e. Menurunnya kesadaran.

f. Terjadinya kejang.

3. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian

1) Data Biografi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35
tahun, Jenis kelamin,
a) Riwayat Kesehatan
(1) keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia
mengeluh demam, sakit kepala,
(2) Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi,
oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah,
penglihatan kabur
(3) Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia,
vaskuler esensial, hipertensi kronik, DM
(4) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik
makanan pokok maupun selingan
(5) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat
menyebabkan kecemasan, oleh karenanya perlu kesiapan
moril untuk menghadapi resikonya
b) Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya.
c) Riwayat KB

17
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika
ibu pernah ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi,
efek samping. Alasan pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai
lagi) serta lamanya menggunakan kontrasepsi.
d) Pola aktivitas sehari-hari
(1) Aktivitas
Gejala :biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan,
penambahan berat badan atau penurunan BB, reflek fisiologis +/+,
reflek patologis -/-. Tanda : pembengkakan kaki, jari tangan, dan
muka.
(2) Sirkulasi
Gejala :biasanya terjadi penurunan oksigen.
(3) Abdomen
Gejala :
Inspeksi :biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm,
apakah adanya sikatrik bekas operasi atau tidak ( - )
Palpasi :
Leopold I : biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc.
Xyphoideus teraba massa besar, lunak, noduler
Leopold II : teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian –
bagian kecil janin di sebelah kanan.
Leopold III : biasanya teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV : biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk
pintu atas panggul.
Auskultasi : biasanya terdengar BJA 142 x/1’ regular

18
(4) Eliminasi
Gejala :biasanya proteinuria + ≥ 5 g/24 jam atau ≥ 3 pada tes
celup, oliguria
(5) Makanan / cairan
Gejala :biasanya terjadi peningkatan berat badan dan
penurunan muntah-muntah.
Tanda :biasanya nyeri epigastrium,
(6) Integritas ego
Gejala : perasaan takut.
Tanda : cemas.
(7) Neurosensori
Gejala :biasanya terjadi hipertensi
Tanda :biasanya terjadi kejang atau koma
(8) Nyeri / kenyamanan
Gejala :biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala,
ikterus, gangguan penglihatan.
Tanda :biasanya klien gelisah,
(9) Pernafasan
Gejala :biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki,
Whezing, sonor
Tanda :biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising
atau tidak.
(10) Keamanan
Gejala :apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan
spontan.
(11) Seksualitas
Gejala : Status Obstetrikus
e) Pemeriksaan Fisik

19
(1) Keadaan Umum : baik, cukup, lemah
(2) Kesadaran : Composmentis
(3) Pemeriksaan Fisik (Persistem)
(a) Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin
kurang, kurang dari 14x/menit, klien biasanya mengalami
sesak sehabis melakukan aktifitas, krekes mungkin ada,
adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.
(b) Sistem cardiovaskuler
Inspeksi : apakah Adanya sianosis, kulit pucat,
konjungtiva anemis.
Palpasi :
Tekanan darah : biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan
TD, melebihi tingkat dasar setetah 20 minggu kehamilan,
Nadi : biasanyanadi meningkat atau menurun
Leher : apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan
Vena Jugularis, jika ada bendungan menandakan bahwa
jantung ibu mengalami gangguan. Edema periorbital yang
tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin
(c) Auskultasi :
Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk
mengetahui adanya fotal distress, bunyi jantung janin yang
tidak teratur gerakan janin melemah.
(d) System reproduksi
 Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal,
nyeri tekan pada payudara.

20
 Genetalia : Inspeksi adakah pengeluaran
pervaginam berupa lendir bercampur darah,
adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
 Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri,
letak janin, lokasi edema, periksa bagian uterus
biasanya terdapat kontraksi uterus
(e) Sistem integument perkemihan
Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada
ekstermitas akibat gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi
garam dan natrium, (Fungsi ginjal menurun). Oliguria dan
proteinuria
(f) Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
(g) Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah
epigastrium (kuadran II kiri atas), anoreksia, mual dan muntah.

b. Diagnosa

1) Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan


penurunan fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan
darah
2) Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi
uterus dan pembukaan jalan lahir
3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna
makanan karena faktor biologi.

21
4) Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang
tidak efektif terhadap proses persalinan.

c. Intervensi

1) Resiko tinggi terjadinya kejang pada ibu berhubungan dengan


penurunan fungsi organ ( vasospasme dan peningkatan tekanan
darah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (....x24
jam) diharapkan tidak terjadi kejang pada ibu dengan kriteria
hasil :
a) Kesadaran : compos mentis, GCS : 15 ( 4-5-6 )
b) Tanda-tanda vital :
c) Tekanan Darah : 100-120/70-80 mmHg, Suhu: 36-
37 C, Nadi : 60-80 x/mnt, RR : 16-20 x/mnt.
No Intervensi Rasional
1. Monitor tekanan darah tiap Tekanan diastole > 110
4 jam. mmHg dan sistole 160 atau
lebih merupkan indikasi dari
PIH.
2. Catat tingkat kesadaran Penurunan kesadaran sebagai
pasien. indikasi penurunan aliran
darah otak.
3. Kaji adanya tanda-tanda Gejala tersebut merupakan
eklampsia ( hiperaktif, manifestasi dari perubahan
reflek patella dalam, pada otak, ginjal, jantung
penurunan nadi,dan dan paru yang mendahului
respirasi, nyeri epigastrium status kejang.

22
dan oliguria ).
4. Monitor adanya tanda-tanda Kejang akan meningkatkan
dan gejala persalinan atau kepekaan uterus yang akan
adanya kontraksi uterus. memungkinkan terjadinya
persalinan.
5. Kolaborasi dengan tim Anti hipertensi untuk
medis dalam pemberian anti menurunkan tekanan darah
hipertensi dan SM. dan SM untuk mencegah
terjadinya kejang

2) Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan kontraksi


uterus dan pembukaan jalan lahir
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (....x24
jam) diharapkan tidak terjadi nyeri atau ibu dapat mengantisipasi
nyerinya dengan kriteria hasil :
a) Ibu mengerti penyebab nyerinya
b) Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
No Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat intensitas nyeri Ambang nyeri setiap orang
pasien. berbeda ,dengan demikian
akan dapat menentukan
tindakan perawatan yang
sesuai dengan respon pasien
terhadap nyerinya.
2. Jelaskan penyebab nyeri Ibu dapat memahami
pada pasien. penyebab nyerinya sehingga
bisa kooperatif.
3. Ajarkan ibu mengantisipasi Dengan nafas dalam otot-otot

23
nyeri dengan nafas dalam dapat berelaksasi , terjadi
bila HIS timbul. vasodilatasi pembuluh darah,
expansi paru optimal
sehingga kebutuhan 02 pada
jaringan terpenuhi.
4. Bantu ibu dengan Untuk mengalihkan perhatian
mengusap/massage pada pasien
bagian yang nyeri.
3) Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna
makanan karena faktor biologi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama (....x24
jam) diharapkan nafsu makan meningkat atau normal dengan
kriteria hasil :
a) BB meningkat atau normal
b) Tidak ada tanda-tanda mal nutrisi
No Intervensi Rasional
1. Kaji adanya alergi makanan. Untuk mengetahui apakah
pasien ada alergi makanan.
2. Anjurkan pasien untuk Intake fe dapat meningkatkan
meningkatkan intake Fe. kekuatan tulang.
3. Berikansubstansi gula. substansi gula dapat
meningkatkan energi pasien.
4. Berikan makanan yang
Untuk memenuhi status gizi
terpilih (sudah pasien
dikonsultasikan dengan ahli
gizi).
5. Ajarkan pasien bagaimana
Catatan harian makanan dapat

24
membuat catatan makanan mengetahui asupan nutrisi
harian. pasien.

4) Gangguan psikologis ( cemas ) berhubungan dengan koping yang


tidak efektif terhadap proses persalinan.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam)
kecemasan ibu berkurang atau hilang dengan kriteria hasil :
a) Ibu tampak tenang.
b) Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan.
c) Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang.
No Intervensi Rasional
1. Kaji tingkat kecemasan Tingkat kecemasan ringan
pasien. dan sedang bisa ditoleransi
dengan pemberian pengertian
sedangkan yang berat
diperlukan tindakan
medikamentosa.
2. Jelaskan mekanisme proses Pengetahuan terhadap proses
persalinan. persalinan diharapkan dapat
mengurangi emosional ibu
yang maladaptive.
3. Gali dan tingkatkan Kecemasan akan dapat
mekanisme koping ibu yang teratasi jika mekanisme
efektif. koping yang dimiliki ibu
efektif.
4. Beri support system pada Ibu dapat mempunyai

25
ibu. motivasi untuk menghadapi
keadaan yang sekarang
secara lapang dada sehingga
dapat membawa ketenangan
hati.

C. Hyperemesis Gravidarum
1. Pengertian

Hiperemesis gravidarum didefinisikan sebagai vomitus yang


berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil, yang menyebabkan
dehidrasi, ketidakseimbangan elektrolit, atau difisiensi nutrisi, dan
kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per 1000 kelahiran.
Hiperemesis gravidarum dapat disebabkan kadar estrogen yang tinggi
dan hipertiroidsme, yang mungkin disebebkan peningkatan kadar
gonadotropin korionik manusia ( chin, dkk, 1990; Goodwin Montero,
mostman, 1992).

2. Tanda dan Gejala


a) Mual dan muntah parah secara berkepanjangan.

b) Pusing.

c) Sakit kepala.

d) Jantung berdebar.

e) Sulit menelan makanan atau minuman.

f) Mengeluarkan air liur secara berlebihan.

g) Sangat sensitif terhadap aroma

26
3. Penyebab
Diperkirakan sekitar 1 hingga 3% wanita hamil menderita
hiperemesis gravidum. Meski begitu, para ahli hingga kini belum bisa
mengetahui penyebabnya secara pasti. Ada beberapa hal yang diyakini
ahli berkaitan erat dengan kemunculan hiperemesis gravidum atau dalam
kata lain dapat meningkatkan resiko seorang wanita terkena kondisi ini
yaitu :
a. Pernah mengalami hiperemesis gravidum di kehamilan sebelumnya.
b. Memiliki keluarga dekat (ibu, kakak atau adik) yang pernah menderita
heperemisis gravidum.
c. Mengandungn anak perempuan atau anak kembar.
d. Menderita mola hidatidosa (hamil anggur).

4. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1) Informasi umum: mengkaji identitas klien dan penanggung yang
meliputi ; nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan,
pekerjaan, dan alamat.
2) Riwayat kehamilan lalu : adanya kemungkinan klien pernah
mengalami hyperemesis gravidarum pad kehamilan sebelumnya
atau tidak.
3) Riwayat kehamilan saat ini: meliputi ada tidaknya
gemeli(kehamilan kembar), riwayat pemeriksaan antenatal, dan
komplikasi.
4) Pola aktifitas sehari-hari :
a) Aktifitas istirahat : tekanan darah sistol menurun, denyut nadi
meningkat.
b) Eliminasi : perubahan pada konsistensi, defekasi, peningkatan

27
frekuensi berkemih, peningkatan konsistensi urine.
c) Makanan dan cairan : mual dan muntah yang berlebihan, nyeri
epigastrium, penurunan berat badan, Hb dan Ht rendah, turgor
kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.
d) Pernafasan : frekuensi pernafasan meningkat.
5) Pengkajian data objektif
a) TTV : ada tidaknya demam, takikardi, hipotensi, frekuensi
nafas meningkat, adanya nafas bau aseton.
b) Status gizi : berat badan menurun/meningkat.
c) Status hidrasi : turgor kulit, keadaan membran mukosa,
oliguria.
d) Keadaan abdomen : suara abdomen, adanya nyeri lepas/tekan,
adanya distensi, adanya hepatosplenomegali, tanda murpy.
e) Keadaan janin : pemeriksaan DJJ, TFU, dan perkembangan
janin( apakah sesuai usia kehamilan atau tidak).
b. Diagnosa Keperawatan
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektroliit kurang dari dari
kebutuhan tubuh dengan mual berhubungan dan muntah.
2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan mual dan muntah yang menetap.
3) Nyeri pada epigastrium berhubungan dengan muntah berulang.
4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat tidak
adekuatnya nutrisi.
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

c. Intervensi
1) Gangguan keseimbangan cairan dan elektroliit kurang dari dari
kebutuhan tubuh dengan mual berhubungan dan muntah.
Tujuan :

28
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam)
keseimbangan cairan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan tubuh
dengan kriteria hasil :
a) Turgor kulit kembali normal
b) Haluaran urine normal.
c) Mukosa mulut lembab.

No. Intervensi Rasional


1. Kaji suhu, turgor kulit, membran Memberikan data
mukosa, tekanan darah, dan berkaitan dengan
timbang berat badan klien. kondisi klien.
Peningkatan hormon
HCG, perubahan
metabolisme dan
penurunan mortilitas
gaftrik dapat
meperberat mual dan
muntah pada
trimester pertama.
2. Anjurkan peningkatan masukan Membantu dalam
minuman berkarbonat, makan meminimalkan mual
sedikit tapi sering dan makan tinggi atau muntah dengan
karbohidrat menurunkan
keasaman lambung
serta asupan
karbohidrat untuk
memberikan energi.

29
3. Berikan cairan intravena sesuai Mencegah
kebutuhan yang terdiri atas kekurangan cairan
elektrolit, glukosa dam vitamin. dan memeperbaiki
keseimbangan asam
basa, perbuhan kadar
elektrolit dan
hipovitaminoosis.
4. Berikan obat anti emetik yang Mencegah muntah
diprogramkan dengan dosis rendah. serta memelihara
Misalnya Phenergan 10-20 mg/iv keseimbangan
elekrolit.

2) Perubahan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan mual dan muntah yang menetap.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam)
kebutuhan nutrisi tercukupi tubuh dengan kriteria hasil :
a) Berat badan kembali normal ( penambahan berat badan tidak
boleh lebih dari 12 kg selama kehamilan)
b) Pasien tidak mengalami anorexia.
c) Bising usus normal.
d) Membran mukosa lembab
e) Mual hilang.

No Intervensi Rasional

1 Kaji hal-hal yang dapat Menurunkan faktor


meningkatkan mual dan penyebab terjadinya
muntah. Misalnya bau-bauan

30
yang terlalu menyengat atau muntah.
amis.

2 Anjurkan makan dalam porsi Untuk mencukupi


kecil tapi sering. kebutuhan nutrisi pada ibu
serta pada janin.

3. Pantau kadar Hemoglobin Mengidenfifikasi adanya


dan Hemotokrit. anemi dan potensial
penurunan kapasitas
pcmbawa oksigen ibu. Klien
dengan kadar hb < 12 gr/dl
atau kadar ht < 37 %
dipertimbangkan anemi
pada trimester i

4. Inspeksi adanya iritasi atau Untuk mengetahui dan


Iesi pada mulut. 545mempertahankan
integritas mukosa mulut.

5 Test urine terhadap aseton, Menetapkan data dasar ;


albumin dan glukosa. dilakukan secara rutin untuk
mendeteksi situasi potensial
resiko tinggi seperti
ketidakadekuatan asupan
karbohidrat, diabetik
kcloasedosis dan hipertensi.

3) Nyeri pada epigastrium berhubungan dengan muntah berulang.


Tujuan :

31
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam) nyeri
hilang atau berkurang dengan kriteria hasil :
a) Klien mampu mengungkapkan secara verbal.
b) Nyeri hilang atau berkurang.
c) Pasien dapat beristirahat dengan tenang.

No Intervensi Raisonal

1 Kaji dan catat keluhan Untuk menentukan


nyeri termasuk lokasi, intervensi dan mengetahui
durasi, intensitasnya dan efek terapi.
skala nyeri (0-10) 2.

2 Atur posisi tidur yang Posisi yang nyaman dapat


nyaman bagi klien. menurunkan nyeri.

3 Anjurkan klien Teknik relaksasi dapat


melakukan tehnik mengalihkan perhatian
relaksasi seperti nafas klien sehingga dapat
dalam, mendengarkan menurunkan nyeri.
music, nonton tv, dan
membaca..

4 Jelaskan agar klien Makanan yang


menghindari makanan merangsang lambung
yang merangsang dapat mengiritasi mukosa
lambung, seperti makan lambung.
pedas, asam dan

32
mengandung gas.

5 Kolaborasi dengan Untuk menghilangkan


dokter dalam pemberian nyeri lambung.
terapi analgetik.

4) Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan akibat tidak


adekuatnya nutrisi.

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam) klien
dapat melakukan aktivitas seperti biasanya dengan kriteria hasil :
a) Frekuensi nadi normal.
b) Kekuatan otot dan tonus kembali normal.
c) Klien tidak merasa cepat lelah.

No Intervensi Rasional

1 Anjurkan klien Menghemat energi dan


membatasi aktifitas menghindari pengeluaran
dengan isrirahat yang tenaga yang terus-menerus
cukup. untuk meminimalkan
kelelahan/kepekaan
uterus.

2 Anjurkan klien untuk Aktifitas yang ditoleransi


menghindari mengangkat sebelumnya mungkin
berat. tidak dimodifikasi untuk

33
wanita beresiko.

3 Bantu klien beraktifitas  Aktifitas bertahap


secara bertahap. meminimalkan terjadinya
trauma seita meringankan
dalam memenuhi
kebutuhannya.

4 Bantu Klien dalam Kebersihan diri dapat


memenuhi kebersihan meningkatkan
diri kenyamanan dan
menumbuhkan kondisi
sehat serta sejahtera

5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan informasi.


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan selama (...x24 jam) klien
dapat mengerti tentang perbuhan fisiologis dan psikologis yang
normal dan tanda-tanda bahaya kehamilan dengan kriteria hasil :
a) Klien dapat menjelaskan perubahan fisiologis dan psikologis
normal berkaitan dengan kehamilan.
b) Klien mampu menunjukkan perilaku perawatan diri sendiri
yang meningkatkan kesehatan.
c) Klien mampu mengidentifikasi tanda-tanda bahaya kehamilan.

No Intervensi Rasional

1. Jelaskan tentang Untuk mengetahui


hyperemesis gravidarum seberapa dalam
dan kaji pengetahuan pengetahuan pasien
klien. tentang penyakitnay dan

34
tentang pelaksanaannya di
rumah,

2. Berikan pendidikan Untuk meningkatkan


kesehatan tentang pengetahuan klien tentang
hyperemesis gravidarum. hyperemesis gravidarum.

3. Bina hubungan saling Peran penyuluh atau


percaya antara perawat konselor dapat
dengan klien. memberikan bimbingan
antisipasi dan
meningkatkan tanggung
jawab individu terhadap
kesehatan.

4. Evaluasi pengetahuan Memberikan informasi


dan keyakinan budaya untuk membantu
saat ini berkenaan mengidentifikasi
dengan perubahan kebutuhan-kebutuhan dan
fisisologis/psikologis membuat rencana
yang normal pada keperawatan.
kehamilan, serta
keyakinan pada aktifitas ,
perawatan diri dan
sebagainya.

5. Klarifikasi Ketakutan biasanya timbul


kesalahpahaman. dari kesalahan informasi
dan dapat mengganggu
pembelajaran selanjutnya.

35
6. Tentukan derajat Klien dapat mengalami
motivasi untuk belajar. kesulitan dalam belajar
kecuali kecuali kebutuhan
belajar tersebut jelas.

7. Pertahankan sikap Penerimaan penting untuk


terbuka terhadap mengembangkan dan
keyakinan klien dan mempertahankan
pasangan. hubungan saling percaya.

8. Identifikasi tanda bahaya Membantu klien


kehamilan , seperti membedakan yang normal
perdarahan, kram, nyeri dan abnormal sehingga
abdomen akut, sakit membantunya dalam
punggung, edema, mencari perawatan
gangguan penglihatan, kesehatan pada waktu
sakit kepala, dan tekanan yang tepat.
pelvis.

36
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Komplikasi kehamilan adalah suatu penyakit yang timbul disaat
seorang wanita tengah hamil, penyakit tersebut datang dengan berbagai
cara dan berbagai bentuk penyakit pula. Maka dari itu kita bisa mencegah
penyakit atau komplikasi itu dengan melakukan rutinitas hidup sehat. Baik
ibu maupun keluarga atau masyarakat sekitar.
Tanda-tanda komplikasi kehamilan dini atau kehamilan muda itu
menjadi suatu acuan bagi ibu untuk senantiasa selalu waspada dan siaga
dan selalu memelihara janin yang ada dalam kandungannya.
B. Saran
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa
dalam memberikan pelayanan kesehatan dan dapat menerapkannya pada
kehidupan sehari-hari.
2. Bagi petugas kesehatan
Diharapkan dengan makalah ini dapat meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan sehingga dapat
memaksimalkan untuk memberikan health education dalam perawatan
luka perineum untuk mencegah infeksi.

37
DAFTAR PUSTAKA

Irene, Deitra and Margaret. Edisi 4. Keperawatan


Maternitas (Maternity Nursing). Indonesia: Buku Kedokteran

Bobak dkk. 1995. Keperawatan Maternitas. Jakarta.


Penerbit buku kedokteran EGC

Merilyine, Doengoes. 2001. Rencana Perawatan Maternal


atau Bayi. Jakarta : EGC

https://www.academia.edu/36306758/Askep_Hiperemesis_Gravidarum.docx
(diakses : 20 Maret 2019)

38

Anda mungkin juga menyukai