Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar pasar V – Kotak Pos No. 1589 – Medan 20221
*Penulis Korespodensi : deo.panggabean@unimed.ac.id
Abstrak
Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua yang berjarak 5 km ke ibu kota
kecamatan. Mitra 1 yaitu usaha yang dikelola Ibu Sujarwati dan Mitra 2 yaitu usaha yang dikelola
Bapak Syafrizal. Adapun produk yang dihasilkan kedua mitra yaitu bonbon (permen) santan.
Permasalahan yang dihadapi kedua mitra yaitu minimnya pengetahuan kedua mitra tentang standar
desain kemasan yang baik,manajemen pembukuan dan alternatif pemasaran yang efektif. Produk yang
dihasilkan tidak mampu bersaing dengan produk sejenis yang dipasarkan di pasar modern sehingga
hanya dipasarkan di warung sekitar desa, dan dibeli langsung oleh distributor tanpa label dengan
harga yang relatif murah, kemudian dijual kembali dengan label/merek distributor. Sehingga
distributorlah yang dikenal oleh konsumen. Hal ini tentu menghambat peningkatan pendapatan kedua
mitra. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi mitra, maka dilakukan standarisasi desain
label kemasan yang baik,praktik pembukuan dan pemasaran secara online melalui situs
BukaLapak.com dan Blogger. Metode yang digunakan adalah metode sosialisasi, pendampingan
standarisasi desain kemasan, pendidikan dan pelatihan serta praktik pemasaran secara online. Hasil
yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan antara lain 1) produk bonbon (permen) santan sudah
menggunakan desain kemasan yang baik, 2) pemasaran bonbon santan telah dilakukan secara online
melalui situs BukaLapak (https://www.bukalapak.com/u/mitra_acc_food) dan situs Blogger
(http://bonbonsantansonjay.blogspot.co.id)
1. PENDAHULUAN
Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi secara menyeluruh. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor
yang mempunyai peranan penting, terutama dalam aspek-aspek seperti kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,
pembangunan ekonomi di pedesaan, pemerataan tenaga kerja, dan lain-lain. Hal ini karena sebagian besar jumlah
penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern.
UKM hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UKM merupakan salah satu sektor
industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yang melanda dunia. Sementara Usaha
besar satu per satu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai
akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar yang menurun dan berfluktuasi. Dengan bukti ini, jelas bahwa Peran
UKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dapat diperhitungkan. (Departemen Koperasi, 2008). Selain itu di
tahun 2008 juga tercatat bahwa UKM menunjukkan peningkatan besaran Produk Domestik Bruto pada tahun 2008
mencapai nilai Rp.1.013,5 Triliun (56,7%dari PDB), dengan jumlah UKM mencapai 42,4 juta (Setyawan, 2009).
Dari hasil penelitian kemenkeu menunjukkan bahwa potensi Usaha Kecil Menengah cukup besar dan ini dapat
terindikasi dari kontribusi sektor UKM terhadap PDB nasional. Pada tahun 2009, PDB nasional atas harga konstan
tahun 2000 adalah sebesar Rp.2.088,29 trilyun, UKM menyumbang kontribusi sekitar Rp.532,26 trilyun atau 37,83%
(tidak termasuk PDB Usaha Mikro), sedangkan PDB Usaha Besar tercatat sebesar Rp.873,57 trilyun (62,17%). Angka
ini cenderung tetap dari tahun 2006 sampai dengan 2009. Jika memasukkan kategori Usaha Mikro, maka kontribusi
keseluruhan UMKM dapat mencapai Rp.1.214.73 trilyun atau mencapai 58,17% total PDB nasional (Kemenkeu,
2011).
UKM perlu mendapat perhatian khususnya dari Pemerintah dikarenakan UKM tidak hanya memberikan
penghasilan bagi sebagian angkatan kerja namun juga merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan
2. METODE
Upaya yang dilakukan untuk mencapai luaran yang ditetapkan pada kegiatan ini telah dilakukan langkah –
langkah seperti pada Tabel 1 berikut ini:
1. Melakukan survey untuk Obervasi langsung Profil mitra dan identifikasi Menyiapkan data yang
mengetahui kondisi usaha ke lokasi mitra dan permasalahan mitra diminta tim.
kedua mitra Tanya jawab
2. Merancang desain Praktik desain Alternatif desain label kemasan Memberikan komentar
kemasan produk baru dengan 3 varian rasa terhadap desain kemasan
permen santan
3. Memberikan Praktik mendesain Permen santan memiliki desain Menyediakan foto produk,
pelatihan mendesain kemasan yang menarik dan layak untuk ikut praktik mendesain
kemasan di pasarkan di supermarket kemasan.
4 Memberikan Pendidikan Pendidikan dan Mampu menyusun keuangan Aktif mengikuti pendidikan
dan pelatihan penyusunan pelatihan dan memanajemen usaha dan pelatihan penyusunan
keuangan manajemen penyusunan keuangan manajemen
usaha keuangan dan usaha serta bertanya untuk
manajemen usaha hal yang belum dimengerti
5 Memberikan pendidikan Pendidikan dan Mitra memiliki akun toko Ikut pendidikan dan
dan pelatihan sistem pelatihan Sistem online untuk memasarkan pelatihan sistem pemasaran
pemasaran dengan pemasaran dengan produk di situs BukaLapak.com online serta bertanya untuk
menggunakan IT menggunakan IT dan website di Blogger.com hal yang belum dimengerti.
melalui toko online
Pada aspek manajemen keuangan mitra telah mampu membuat pembukuan yang rapi dan teratur pada buku
kas yang telah diberikan kepada mitra dengan format yang mudah dipahami mitra dan dilengkapi petunjuk
penggunaan yang khusus dirancang tim pengabdi. Sebelumnya pembukuan yang dilakukan mitra pada masing-masing
usahanya tidak teratur. Bahkan terkadang tidak dilakukan pencatatan transaksi akibat rendahnya pemahaman mitra
tentang cara menyusun laporan keuangan usaha. Kedua mitra merasa sangat terbantu dengan adanya buku kas
(a) (b)
Gambar 2. (a) Praktik Pembukuan Pada Buku Kas, (b) Buku Kas
Untuk sistem pemasaran kedua mitra telah memiliki alternatif pemasaran secara online dari hasil praktik
pembuatan akun toko online di situs BukaLapak (https://www.bukalapak.com/u/mitra_acc_food) dan web blog usaha
di situs Blogger.com (http://bonbonsantansonjay.blogspot.co.id) serta praktik pemasaran produk secara online. Kedua
mitra merasa sangat senang karena selama ini mereka sudah punya keinginan untuk bisa mengikuti perkembangan
teknologi dengan berjualan secara online. Akan tetapi tidak terwujud karena pemahaman mereka yang terbatas. Dari
hasil pembuatan web blog dan akun toko online, kedua mitra telah mendapatkan beberapa pesanan konsumen dari
medan, pekanbaru dan lampung. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap pendapatan usaha kedua mitra untuk
kedepannya sehingga usaha kedua mitra akan semakin berkembang.
Berdasarkan hasil kegiatan diatas, pada dasarnya industri rumah tangga permen santan milik Ibu Sujarwati dan
Bapak Syahrizal mempunyai kemampuan yang baik untuk dapat meningkatkan usahanya. Akan tetapi perkembangan
usahanya masih sedikit dari tahun ke tahunnya disebabkan oleh keterbatasan keterampilan dan minimnya pengetahuan
yang mereka miliki. Mitra juga mempunyai keinginan agar produk permen santan produksi mereka dapat memperoleh
sertifikat halal dari LPPOM MUI. Selain itu kedua mitra juga berharap agar dapat menghasilkan produk permen santan
yang standart dengan ukuran yang sama, sebab saat ini kedua mitra masih mealkukan pencetakan permen secara
manual dengan peralatan sederhana yang menyebabkan bentuk dan ukuran permen tidak sama. Oleh karena itu
pembinaan yang berkelanjutan bagi kelompok usaha sangat dibutuhkan hingga menjadikan kemandirian usaha dan
terstandarisasinya produk yang mereka hasilkan sehingga dapat bersaing baik dipasar tradisional maupun pasar
moderen. Standarisasi yang dimaksud diantaranya P-IRT dari Dinas Kesehatan, izin BPOM, merek produk terdaftar
di Departemen Perindustrian, label halal dari LPPOM MUI dan lainnya.
Pada kenyataannya masyarakat sangat sulit untuk dapat menjangkau hal ini disebabkan oleh kurangnya
pemahaman baik dari segi prosedural pengurusan maupun dari manfaatnya. Disamping pembinaan yang berkelanjutan
juga dibutuhkan sinergi antar berbagai instansi untuk dapat mempercepat pertumbuhannya sehingga dapat
memberikan kepercayaan bagi pemilik usaha dalam menghadapi persaingan pasar.
4. KESIMPULAN
Upaya pemberdayaan industri rumah tangga melalui kegiatan standarisasi kemasan dan pemasaran secara
online dapat dilakukan bagi industri rumah tangga penghasil produk permen santan. Hal ini dapat dilihat antara lain :
1) desain label kemasan hasil kegiatan yang telah menampilkan informasi verbal tentang produk dan produsen, 2)
pencatatan transaksi keuangan telah rapi dan teratur pada buku kas yang diberikan kepada mitra, 3) pemasaran secara
online telah dapat dilakukan oleh kedua mitra melalui situs jual beli online BukaLapak dan web blog usaha mitra
sehingga dapat memperluas pasar produk permen santan dan meningkatkan pendapatan kedua mitra.
DAFTAR PUSTAKA
Angipora, Marinus. (2002). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Astamoen, Moko P. (2008). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung : Alfabeta
Departemen Koperasi.(2008). PDB, Investasi, Tenaga Kerja, nilai Ekspor UKM di Indonesia. Jakarta : Depkop
Hidayati, Tuti. 2016. Kecamatan Deli Tua Dalam Angka 2016. Lubuk Pakam : BPS Kab. Deli Serdang
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2011. Potensi Perusahaan UKM untuk Go Public. Badan Pengawas
Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan, Depkeu RI. Jakarta