Anda di halaman 1dari 5

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT LPM UNIMED 2017


ISBN 978-602-50131-0-2
PEMBERDAYAAN KELOMPOK INDUSTRI RUMAH TANGGA
MELALUI STANDARISASI DESAIN LABEL KEMASAN DAN
PEMASARAN ONLINE DI DESA KEDAI DURIAN
KECAMATAN DELI TUA

Deo Demonta Panggabean

Jurusan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan
Jl. Willem Iskandar pasar V – Kotak Pos No. 1589 – Medan 20221
*Penulis Korespodensi : deo.panggabean@unimed.ac.id

Abstrak

Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Kedai Durian Kecamatan Deli Tua yang berjarak 5 km ke ibu kota
kecamatan. Mitra 1 yaitu usaha yang dikelola Ibu Sujarwati dan Mitra 2 yaitu usaha yang dikelola
Bapak Syafrizal. Adapun produk yang dihasilkan kedua mitra yaitu bonbon (permen) santan.
Permasalahan yang dihadapi kedua mitra yaitu minimnya pengetahuan kedua mitra tentang standar
desain kemasan yang baik,manajemen pembukuan dan alternatif pemasaran yang efektif. Produk yang
dihasilkan tidak mampu bersaing dengan produk sejenis yang dipasarkan di pasar modern sehingga
hanya dipasarkan di warung sekitar desa, dan dibeli langsung oleh distributor tanpa label dengan
harga yang relatif murah, kemudian dijual kembali dengan label/merek distributor. Sehingga
distributorlah yang dikenal oleh konsumen. Hal ini tentu menghambat peningkatan pendapatan kedua
mitra. Sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi mitra, maka dilakukan standarisasi desain
label kemasan yang baik,praktik pembukuan dan pemasaran secara online melalui situs
BukaLapak.com dan Blogger. Metode yang digunakan adalah metode sosialisasi, pendampingan
standarisasi desain kemasan, pendidikan dan pelatihan serta praktik pemasaran secara online. Hasil
yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan antara lain 1) produk bonbon (permen) santan sudah
menggunakan desain kemasan yang baik, 2) pemasaran bonbon santan telah dilakukan secara online
melalui situs BukaLapak (https://www.bukalapak.com/u/mitra_acc_food) dan situs Blogger
(http://bonbonsantansonjay.blogspot.co.id)

Kata Kunci : Pemberdayaan, Standarisasi, Desain Kemasan, Pemasaran Online, Pelatihan,


Pendampingan.

1. PENDAHULUAN
Sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peranan yang penting dalam mendorong pertumbuhan
ekonomi secara menyeluruh. Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia UKM selalu digambarkan sebagai sektor
yang mempunyai peranan penting, terutama dalam aspek-aspek seperti kesempatan kerja, pemerataan pendapatan,
pembangunan ekonomi di pedesaan, pemerataan tenaga kerja, dan lain-lain. Hal ini karena sebagian besar jumlah
penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil baik di sektor tradisional maupun modern.
UKM hadir sebagai suatu solusi dari sistem perekonomian yang sehat. UKM merupakan salah satu sektor
industri yang sedikit bahkan tidak sama sekali terkena dampak krisis global yang melanda dunia. Sementara Usaha
besar satu per satu pailit karena bahan baku impor meningkat secara drastis, biaya cicilan utang meningkat sebagai
akibat dari nilai tukar rupiah terhadap dollar yang menurun dan berfluktuasi. Dengan bukti ini, jelas bahwa Peran
UKM Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia dapat diperhitungkan. (Departemen Koperasi, 2008). Selain itu di
tahun 2008 juga tercatat bahwa UKM menunjukkan peningkatan besaran Produk Domestik Bruto pada tahun 2008
mencapai nilai Rp.1.013,5 Triliun (56,7%dari PDB), dengan jumlah UKM mencapai 42,4 juta (Setyawan, 2009).
Dari hasil penelitian kemenkeu menunjukkan bahwa potensi Usaha Kecil Menengah cukup besar dan ini dapat
terindikasi dari kontribusi sektor UKM terhadap PDB nasional. Pada tahun 2009, PDB nasional atas harga konstan
tahun 2000 adalah sebesar Rp.2.088,29 trilyun, UKM menyumbang kontribusi sekitar Rp.532,26 trilyun atau 37,83%
(tidak termasuk PDB Usaha Mikro), sedangkan PDB Usaha Besar tercatat sebesar Rp.873,57 trilyun (62,17%). Angka
ini cenderung tetap dari tahun 2006 sampai dengan 2009. Jika memasukkan kategori Usaha Mikro, maka kontribusi
keseluruhan UMKM dapat mencapai Rp.1.214.73 trilyun atau mencapai 58,17% total PDB nasional (Kemenkeu,
2011).
UKM perlu mendapat perhatian khususnya dari Pemerintah dikarenakan UKM tidak hanya memberikan
penghasilan bagi sebagian angkatan kerja namun juga merupakan ujung tombak dalam upaya pengentasan

Radisson Hotel Medan, 15 September 2017 113


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT LPM UNIMED 2017
ISBN 978-602-50131-0-2
kemiskinan. Selain itu, usaha kecil juga dapat memberikan tambahan penghasilan bagi keluarga, juga berfungsi
sebagai strategi dalam mempertahankan hidup (survival strategy) di tengah krisis ekonomi masyarakat. UKM ini
tidak akan terlepas dari peranan para pengusaha (entrepreneur) yang bergerak di dalamnya. Para pengusaha ini yang
akan memunculkan, mempertahankan dan juga mengembangkannya. Dengan banyaknya entrepreneur, dua indikator
penting di dalam suatu negara maju dan makmur akan terpenuhi, yaitu rendahnya angka pengangguran dan tingginya
devisa yang terutama dari hasil barang-barang ekspor yang dihasilkan. (Astamoen, 2008).
Kenyataannya Pemerintah belum terlihat memprioritaskan sektor ini, Pemerintah lebih cendrung menaruh
perhatian pada sektor dengan skala besar, seperti perkebunan,pertambangan, perbankan. Sehingga para pelaku
UMKM cenderung lebih dinomorduakan, dan dampaknya cukup jelas dirasakan bahwa para pelaku UMKM cukup
banyak menghadapi kendala dalam kegiatannya. Kendala tersebut disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal meliputi aspek SDM (pemilik, manajer, dan karyawan), aspek keuangan, aspek produksi, dan aspek
pemasaran. Sedangkan Faktor eksternal terdiri dari kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan ekonomi, serta
peranan lembaga terkait seperti Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta, dan LSM (Munizu, 2010).
Kecamatan Delitua adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara yang
memiliki luas wilayah terkecil dibandingkan kecamatan lainnya dengan luas wilayah 9,36 km2 atau sebesar 0,37 %
dari luas wilayah Kabupaten Deli Serdang, tetapi merupakan kecamatan terpadat urutan pertama di Kabupaten Deli
Serdang dengan kepadatan penduduk sebesar 7.335 jiwa per km2 (Kabupaten Deli Serdang dalam Angka 2016).
Berdasarkan SK Gubernur No. 140/2770/K/93 tanggal 24 November 1993, daerah Kecamatan Deli Tua
dimekarkan menjadi 3 (tiga) desa dan 3 (tiga) kelurahan. Kedai Durian merupakan salah satu desa yang terdapat di
Kecamatan Deli Tua yang berjarak 5 km ke ibu kota kecamatan. Kedai Durian memiliki luas wilayah 1.570 km2
(16,77 %) dan termasuk salah satu desa swasembada dari 2 desa swasembada di Kecamatan Deli Tua. (Kecamatan
Deli Tua dalam Angka 2016)
Mitra 1 yaitu industri rumah tangga yang dikelola Ibu Sujarwati yang berada di Gg. Kasih Desa Kedai Durian.
Produk yang dihasilkan adalah bon-bon (permen) santan. Usaha ini ini didirikan tahun 2011 dengan jumlah anggota
yang bekerja saat ini sebanyak 10 orang dan penghasilan dari produksi permen berkisar Rp.8.000.000/bulan.
Sementara Mitra 2 yaitu industri rumah tangga yang dikelola Bapak Syahrizal yang berada di Gg. Cempaka Desa
Kedai Durian. Usaha ini didirikan tahun 2014 dengan jumlah anggota saat ini 7 orang penghasilan produksi permen
berkisar Rp.5.000.000/bulan. Fasilitas Produksi kedua mitra yakni tempat pembuatan, gudang dan kantor pemasaran
bon-bon santan masing-masing berada di satu bangunan rumah.
Dari hasil pengamatan di lokasi produksi kedua mitra, menunjukkan hal yang sama pada proses produksi yang
dilakukan secara manual dengan 3 jenis pembagian tugas untuk karyawannya yaitu memasak, mencetak dan
membungkus (pengemasan). Kedua usaha mikro ini menggunakan desain label yang masih sangat sederhana pada
kemasan permen yang sudah siap untuk dipasarkan. Belum terdapat komposisi bahan pembuat permen, masa berlaku,
nama usaha dan alamat sehingga belum menunjukkan identitas usaha. Hal ini dikarenakan tidak adanya pengetahuan
mitra tentang pentingnya membuat desain label kemasan yang standar dan menunjukkan komposisi bahan dan
identitas produsen yang memproduksi produk.
Pemasaran dilakukan terbatas hanya di pasar tradisional pada warung-warung Kecamatan Deli Tua sekitarnya
dan menggunakan sistem order oleh distributor dalam kemasan ball. Minimnya pengetahuan mitra tentang alternatif
pemasaran secara online menggunakan IT menjadikan usaha mereka bergantung pada distributor yang menampung
produk permen yang dihasilkan. Oleh distributor permen di kemas ulang menggunakan label distributor lengkap
dengan komposisi dan alamat distributor kemudian dipasarkan pada pasar modern sehingga distributorlah yang
dikenal oleh konsumen di pasar-pasar modern dengan keuntungan yang sudah pasti lebih besar dari yang didapatkan
kedua mitra. Hal inilah yang menjadi hambatan internal usaha milik Ibu Sujarwati dan usaha milik Bapak Syahrizal.
Selain itu kondisi manajemen laporan keuangan kedua mitra ini masih menggunakan manajemen laporan
keuangan yang tidak teratur, artinya laporan pembukuan belum tertata dengan rapi dan akurat. Kondisi ini sering
terjadi pada UKM karena masih rendahnya pengetahuan tentang praktik akuntansi keuangan (Suhairi, 2004). Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian Wirjono dan Raharjono (2012) yang menyatakan bahwa salah satu masalah yang cukup
dominan muncul dalam pengembangan UKM adalah terkait dengan pemahaman mengenai informasi akuntansi.
Sebagian besar UKM tidak melakukan pencatatan dengan baik, bahkan tidak ada pencatatan sehingga menimbulkan
masalah keuangan yang imbasnya perkembangan UKM menjadi terhambat.
Di sisi lain dalam manajemen tugas/pekerjaan sudah terlihat baik yaitu masing-masing karyawan sudah punya
tugas/pekerjaan masing-masing. Bila dilihat dari kemampuan produksi dapat disimpulkan bahwa usaha permen santan
yang dilakukan oleh kedua mitra sudah cukup pontensial untuk dikembangkan.

2. METODE
Upaya yang dilakukan untuk mencapai luaran yang ditetapkan pada kegiatan ini telah dilakukan langkah –
langkah seperti pada Tabel 1 berikut ini:

Radisson Hotel Medan, 15 September 2017 114


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT LPM UNIMED 2017
ISBN 978-602-50131-0-2
Tabel 1. Langkah-Langkah Kegiatan
No Kegiatan Metode Hasil Partisipasi Mitra

1. Melakukan survey untuk Obervasi langsung Profil mitra dan identifikasi Menyiapkan data yang
mengetahui kondisi usaha ke lokasi mitra dan permasalahan mitra diminta tim.
kedua mitra Tanya jawab
2. Merancang desain Praktik desain Alternatif desain label kemasan Memberikan komentar
kemasan produk baru dengan 3 varian rasa terhadap desain kemasan
permen santan

3. Memberikan Praktik mendesain Permen santan memiliki desain Menyediakan foto produk,
pelatihan mendesain kemasan yang menarik dan layak untuk ikut praktik mendesain
kemasan di pasarkan di supermarket kemasan.

4 Memberikan Pendidikan Pendidikan dan Mampu menyusun keuangan Aktif mengikuti pendidikan
dan pelatihan penyusunan pelatihan dan memanajemen usaha dan pelatihan penyusunan
keuangan manajemen penyusunan keuangan manajemen
usaha keuangan dan usaha serta bertanya untuk
manajemen usaha hal yang belum dimengerti

5 Memberikan pendidikan Pendidikan dan Mitra memiliki akun toko Ikut pendidikan dan
dan pelatihan sistem pelatihan Sistem online untuk memasarkan pelatihan sistem pemasaran
pemasaran dengan pemasaran dengan produk di situs BukaLapak.com online serta bertanya untuk
menggunakan IT menggunakan IT dan website di Blogger.com hal yang belum dimengerti.
melalui toko online

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


Pemberdayaan Industri Rumah Tangga Permen santan melalui kegiatan pendampingan dan pelatihan telah
menghasilkan luaran seperti yang direncanakan. Hasil yang diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pengabdian
masyarakat ini antara lain berupa desain label kemasan permen santan, buku kas yang diberikan kepada mitra sebagai
tempat pencatatan transaksi (pembukuan), dan akun pada situs jual beli online di situs BukaLapak.com serta web blog.
Pada aspek produksi bila dibandingkan desain label kemasan sebelumnya dengan desain label kemasan saat ini dapat
dilihat banyak perbedaan. Desain label kemasan sebelumnya hanya mencantumkan nama permen saja, sedangkan
desain label kemasan yang baru telah mencantumkan nama permen, identitas usaha, komposisi, varian rasa, dan masa
berlaku produk. Hal ini berguna sebagai informasi verbal tentang produk atau penjualnya (Angipora, 2000). Selain
itu dengan desain label kemasan yang baru produk permen santan yang diproduksi mitra dapat bersaing dengan produk
sejenis. Adapun perbedaan desain label kemasan permen santan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Desain lama Desain baru dengan 3 varian rasa

Gambar 1. Perbandingan desain label kemasan permen santan

Pada aspek manajemen keuangan mitra telah mampu membuat pembukuan yang rapi dan teratur pada buku
kas yang telah diberikan kepada mitra dengan format yang mudah dipahami mitra dan dilengkapi petunjuk
penggunaan yang khusus dirancang tim pengabdi. Sebelumnya pembukuan yang dilakukan mitra pada masing-masing
usahanya tidak teratur. Bahkan terkadang tidak dilakukan pencatatan transaksi akibat rendahnya pemahaman mitra
tentang cara menyusun laporan keuangan usaha. Kedua mitra merasa sangat terbantu dengan adanya buku kas

Radisson Hotel Medan, 15 September 2017 115


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT LPM UNIMED 2017
ISBN 978-602-50131-0-2
sederhana yang diberikan kepada mereka karena mudah untuk digunakan. Adapun kegiatan pendampingan dan praktik
pembukuan buku kas yang telah dilakukan pada kegiatan ini seperti pada gambar di bawah ini.

(a) (b)

Gambar 2. (a) Praktik Pembukuan Pada Buku Kas, (b) Buku Kas

Untuk sistem pemasaran kedua mitra telah memiliki alternatif pemasaran secara online dari hasil praktik
pembuatan akun toko online di situs BukaLapak (https://www.bukalapak.com/u/mitra_acc_food) dan web blog usaha
di situs Blogger.com (http://bonbonsantansonjay.blogspot.co.id) serta praktik pemasaran produk secara online. Kedua
mitra merasa sangat senang karena selama ini mereka sudah punya keinginan untuk bisa mengikuti perkembangan
teknologi dengan berjualan secara online. Akan tetapi tidak terwujud karena pemahaman mereka yang terbatas. Dari
hasil pembuatan web blog dan akun toko online, kedua mitra telah mendapatkan beberapa pesanan konsumen dari
medan, pekanbaru dan lampung. Hal ini tentunya berdampak positif terhadap pendapatan usaha kedua mitra untuk
kedepannya sehingga usaha kedua mitra akan semakin berkembang.
Berdasarkan hasil kegiatan diatas, pada dasarnya industri rumah tangga permen santan milik Ibu Sujarwati dan
Bapak Syahrizal mempunyai kemampuan yang baik untuk dapat meningkatkan usahanya. Akan tetapi perkembangan
usahanya masih sedikit dari tahun ke tahunnya disebabkan oleh keterbatasan keterampilan dan minimnya pengetahuan
yang mereka miliki. Mitra juga mempunyai keinginan agar produk permen santan produksi mereka dapat memperoleh
sertifikat halal dari LPPOM MUI. Selain itu kedua mitra juga berharap agar dapat menghasilkan produk permen santan
yang standart dengan ukuran yang sama, sebab saat ini kedua mitra masih mealkukan pencetakan permen secara
manual dengan peralatan sederhana yang menyebabkan bentuk dan ukuran permen tidak sama. Oleh karena itu
pembinaan yang berkelanjutan bagi kelompok usaha sangat dibutuhkan hingga menjadikan kemandirian usaha dan
terstandarisasinya produk yang mereka hasilkan sehingga dapat bersaing baik dipasar tradisional maupun pasar
moderen. Standarisasi yang dimaksud diantaranya P-IRT dari Dinas Kesehatan, izin BPOM, merek produk terdaftar
di Departemen Perindustrian, label halal dari LPPOM MUI dan lainnya.
Pada kenyataannya masyarakat sangat sulit untuk dapat menjangkau hal ini disebabkan oleh kurangnya
pemahaman baik dari segi prosedural pengurusan maupun dari manfaatnya. Disamping pembinaan yang berkelanjutan
juga dibutuhkan sinergi antar berbagai instansi untuk dapat mempercepat pertumbuhannya sehingga dapat
memberikan kepercayaan bagi pemilik usaha dalam menghadapi persaingan pasar.

4. KESIMPULAN
Upaya pemberdayaan industri rumah tangga melalui kegiatan standarisasi kemasan dan pemasaran secara
online dapat dilakukan bagi industri rumah tangga penghasil produk permen santan. Hal ini dapat dilihat antara lain :
1) desain label kemasan hasil kegiatan yang telah menampilkan informasi verbal tentang produk dan produsen, 2)
pencatatan transaksi keuangan telah rapi dan teratur pada buku kas yang diberikan kepada mitra, 3) pemasaran secara
online telah dapat dilakukan oleh kedua mitra melalui situs jual beli online BukaLapak dan web blog usaha mitra
sehingga dapat memperluas pasar produk permen santan dan meningkatkan pendapatan kedua mitra.

DAFTAR PUSTAKA
Angipora, Marinus. (2002). Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Astamoen, Moko P. (2008). Entrepreneurship dalam Perspektif Kondisi Bangsa Indonesia. Bandung : Alfabeta
Departemen Koperasi.(2008). PDB, Investasi, Tenaga Kerja, nilai Ekspor UKM di Indonesia. Jakarta : Depkop
Hidayati, Tuti. 2016. Kecamatan Deli Tua Dalam Angka 2016. Lubuk Pakam : BPS Kab. Deli Serdang
Kementerian Keuangan Republik Indonesia. 2011. Potensi Perusahaan UKM untuk Go Public. Badan Pengawas
Pasar Modal Dan Lembaga Keuangan, Depkeu RI. Jakarta

Radisson Hotel Medan, 15 September 2017 116


PROSIDING
SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN MASYARAKAT LPM UNIMED 2017
ISBN 978-602-50131-0-2
Munizu, Musran. (2010). Pengaruh Faktor-Faktor Eksternal dan Internal Kinerja Usaha Mikro dan Kecil (UMK) di
Sulawesi Selatan. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, 12, 33-41.
Sembiring, Febriangga. 2016. Statistik Daerah Kecamatan Deli Tua. Lubuk Pakam : BPS Kab. Deli Serdang
Setyawan, Purnomo. 2009. Menumbuhkan Kebiasaan Menyusun Laporan Keuangan pada Usaha Kecil dan
Menengah. Jurnal Bisnis dan Usahawan, II
Suhairi dan Wahdini. (2006). Persepsi Akuntan Terhadap Overload Standar Akuntansi Keuangan (SAK) Bagi Usaha
Kecil dan Menengah.Makalah yang disampaikan pada SNAIX-Padang, 23-26 Agustus 2006
Wirjono, Endang Raino & Raharjono, Agus Budi. (2012). Survei Pemahaman dan Pemanfaatan Informasi Akuntansi
Dalam Usaha Kecil Menengah di DaerahIstimewa Yogyakarta. AUDI Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.7.
No.2.

Radisson Hotel Medan, 15 September 2017 117

Anda mungkin juga menyukai