Anda di halaman 1dari 5

PELUANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI

PENGOLAHAN KERIPIK BUAH DENGAN


MENGGUNAKAN PENGGORENG VAKUM
Elmi Kamsiati

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah, Jalan G. Obos Km. 5, Kotak Pos 122 Palangkaraya 73111
Telp. (0536) 3229662, Faks. (0536) 3231416, E-mail: kalteng_bptp@yahoo.com, elmi_kamsiati@gmail.com

Diajukan: 13 Juli 2009; Diterima: 26 Maret 2010

ABSTRAK
Indonesia memiliki aneka jenis tanaman buah tropis. Pada musim panen, produksi buah-buahan melimpah sehingga
tidak terserap pasar dan harganya turun. Buah-buahan memiliki kandungan air yang tinggi sehingga mudah rusak
dan umur simpannya pendek. Untuk meningkatkan umur simpan dan nilai tambah, buah-buahan dapat diolah
menjadi keripik. Pengolahan keripik buah telah berkembang di Indonesia. Nenas, salak, pisang, bengkuang, dan
melon dapat diolah menjadi keripik dengan menggunakan mesin penggoreng vakum. Keripik yang dihasilkan
dengan mesin penggoreng vakum memiliki rasa dan aroma seperti buah aslinya serta tekstur renyah sehingga
disukai panelis. Prospek pengembangan keripik buah cukup baik karena bahan baku cukup tersedia, terutama saat
panen dan produk ini disukai konsumen. Namun, beberapa kendala perlu diatasi, meliputi keseragaman bahan baku,
mutu produk, pengemasan, dan peningkatan umur simpan.
Kata kunci: Buah-buahan, makanan olahan, keripik, teknologi pengolahan, penggoreng vakum

ABSTRACT
Prospect of fruit chip processing technology development using vacuum frying

Indonesia has various kinds of tropical fruit crops. Overproduction at harvest season causes the products cannot
be absorbed by market which results in price decrease. Fruits contain high water so that they may decay easily and
their shelf-life will be shortly. To increase their shelf-life as well as value added, fruits can be processed to become
chips. The processing of fruit chips has been developed in Indonesia. Pineapple, sallaca, banana, bengkuang, and
melon can be processed using vacuum frying. The chips produced by vacuum frying have crispy texture and good
taste and flavor as to its original fruit. However, there are several problems need to be overcome such as uniformity
of raw material, product quality, packaging, and shelf-life.
Keywords: Fruits, processed foods, chips, food technology, vacuum frying

P roduksi buah-buahan di Indonesia


seperti nenas, salak, pisang, dan
pepaya cukup tinggi. Menurut Direk-
lama karena umur simpannya pendek.
Penanganan buah yang kurang hati-hati
pada saat panen, termasuk pengemasan
16.151.250 kg dengan nilai US$3.282.041
(Departemen Pertanian2009a).
Salah satu makanan ringan adalah
torat Jenderal Hortikultura (2009), pro- dan transportasi, akan menyebabkan keru- keripik, yang tergolong jenis crackers,
duksi buah-buahan Indonesia meningkat sakan 1060%. Oleh karena itu, perlu yaitu makanan yang bersifat kering,
dari tahun ke tahun. Produksi buah- upaya meningkatkan umur simpan dan renyah, tahan lama, praktis, mudah dibawa
buahan tahun 2007 mencapai 17.116.662 nilai tambah buah-buahan (Sofyan 2004). dan disimpan, serta dapat dinikmati kapan
ton, meningkat dibandingkan produksi Salah satu bentuk makanan olahan dari saja (Direktorat Jenderal Pengolahan dan
tahun 2006 sekitar 16.171.130 ton dan buah-buahan yang mempunyai peluang Pemasaran Hasil Pertanian 2004). Pembu-
tahun 2005 sebesar 14.786.599 ton. pasar internasional adalah makanan atan keripik buah dapat dilakukan dengan
Pada saat musim panen, produksi kering. Permintaan akan makanan kering mesin penggoreng vakum. Buah digoreng
buah-buahan berlimpah sehingga harga dari buah-buahan terus meningkat karena pada suhu rendah dalam tabung peng-
jualnya rendah. Produksi buah yang masyarakat negara-negara maju menyukai goreng bertekanan rendah sehingga
melimpah kadang juga belum diman- makanan sehat yang banyak mengandung dihasilkan keripik buah yang renyah.
faatkan (Antarlina dan Rina 2005). Petani serat (Syaefullah et al. 2002). Pada tahun Kelebihan lain dari penggunaan mesin ini
tidak dapat menyimpan buah-buahan lebih 2005, ekspor buah kering mencapai adalah aroma buah masih seperti aslinya.

Jurnal Litbang Pertanian, 29(2), 2010 73


Tulisan ini membahas teknologi peng- Tabel 2. Sentra produksi buah-buah- vakum (Siregar et al. 2004; Departemen
olahan keripik buah dengan penggoreng an di Indonesia, 2007. Pertanian 2008).
vakum dan proses pengembangannya, Mesin penggoreng vakum (vacuum
meliputi nenas, salak, pisang, bengkuang, Jenis buah Sentra Produksi frying) dapat mengolah komoditas peka
dan melon. produksi (t) panas seperti buah-buahan menjadi hasil
Pisang Jawa Barat 1.453.664 olahan berupa keripik (chips), seperti
Jawa Timur 793.277 keripik nangka, keripik apel, keripik salak,
PRODUKSI BUAH-BUAHAN Jawa Tengah 647.205 keripik pisang, keripik nenas, keripik
DI INDONESIA Mangga Jawa Timur 593.842
Jawa Barat 447.565
melon, keripik salak, dan keripik pepaya.
Jawa Tengah 263.507 Dibandingkan dengan penggorengan
Buah-buahan merupakan komoditas Nenas Lampung 1.239.107 secara konvensional, sistem vakum
pertanian yang banyak dibudidayakan di Jawa Barat 540.634 menghasilkan produk yang jauh lebih
Indonesia. Produksi buah-buahan nasi- Sumatera Utara 115.589 baik dari segi penampakan warna, aroma,
onal terus meningkat dari tahun ke tahun. Salak Sumatera Utara 247.406
Jawa Tengah 171.218
dan rasa karena relatif seperti buah asli-
Pada tahun 2006, produksi buah-buahan nya (Siregar et al. 2004; Departemen
Jawa Barat 131.735
nasional mencapai 16.171.130 ton, yang Pepaya Jawa Timur 149.107 Pertanian 2008; Enggar 2009).
selanjutnya meningkat menjadi 17.116.662 Jawa Barat 100.188 Pada kondisi vakum, suhu peng-
ton pada tahun 2007 (Direktorat Jenderal Jawa Tengah 55.303 gorengan dapat diturunkan menjadi 70
Hortikultura 2009). Jenis buah-buahan Sumber: Departemen Pertanian (2009c). 85°C karena penurunan titik didih minyak.
yang dibudidayakan petani ada yang Dengan demikian, kerusakan warna,
bersifat musiman dan ada yang dipro- aroma, rasa, dan nutrisi pada produk
duksi sepanjang tahun. Jenis buah- akibat panas dapat dihindari. Selain itu,
buahan yang banyak dihasilkan di katkan umur simpan buah. Pengolahan
kerusakan minyak dan akibat lain yang
Indonesia adalah pisang, mangga, nenas, akan meningkatkan penganekaragaman
ditimbulkan karena suhu tinggi dapat
salak, dan pepaya (Tabel 1). Sentra pangan serta mengurangi kehilangan hasil
diminimalkan karena proses dilakukan
produksi buah-buahan tersebar di seluruh panen (Antarlina dan Umar 2006).
pada suhu dan tekanan rendah.
wilayah Indonesia (Tabel 2). Hampir setiap Sebagian tanaman buah-buahan
Tahapan penggunaan mesin peng-
daerah memiliki komoditas buah ung- bersifat musiman atau tidak berbuah
goreng vakum adalah sebagai berikut:
gulan. sepanjang tahun. Pada saat musim panen,
Buah-buahan banyak mengandung produksi buah melimpah, namun di luar 1) Bahan yang akan digoreng disiapkan
vitamin, mineral, dan serat yang ber- musim panen, buah sulit ditemukan. (dikupas dan diiris dengan ketebalan
manfaat bagi tubuh. Namun, buah-buahan Kondisi tersebut menyebabkan nilai 0,501 cm). Jika kandungan airnya
sangat mudah rusak (perishable) ekonomi beberapa komoditas buah pada tinggi, dapat digunakan mesin peniris
sehingga umur simpannya singkat musim panen sangat rendah, bahkan (spinner) untuk mengurangi kan-
(Susanto dan Saneto 1997). Bila tidak terkadang tidak memiliki nilai ekonomi dungan air.
ditangani dengan baik, buah yang telah sama sekali (Hasan et al. 2005). 2) Tabung penggoreng diisi minyak
dipanen akan mengalami perubahan goreng. Untuk menggoreng 4 kg buah
fisiologis, fisik, kimiawi, parasitik atau diperlukan minyak goreng 40 liter.
mikrobiologis yang menyebabkan buah 3) Mesin dan kompor gas dihidupkan
PENGOLAHAN KERIPIK dan diatur suhunya.
rusak atau busuk. Hal ini mengaki-
BUAH DENGAN MESIN 4) Bahan dimasukkan ke dalam keranjang
batkan kehilangan hasil, penurunan
produksi, dan kerugian. Di Indonesia, PENGGORENG VAKUM penggoreng; posisi keranjang berada
kehilangan hasil buah-buahan cukup di atas (tidak terendam minyak). Selan-
tinggi, berkisar antara 2540% (Depar- Salah satu produk olahan buah yang dapat jutnya tabung penggoreng dan keran
temen Pertanian 2008). Pengolahan dikembangkan dan mempunyai pasar tabung ditutup agar kondisi tabung
merupakan salah satu cara untuk mening- yang cukup baik adalah keripik. Keripik menjadi vakum.
buah lebih tahan disimpan dibanding- 5) Setelah jarum penunjuk tekanan
kan buah segarnya karena kadar airnya menunjuk pada angka -680 mmHg,
rendah dan tidak lagi terjadi proses fisio- keranjang penggoreng diturunkan
Tabel 1. Produksi beberapa jenis logis seperti buah segarnya (Antarlina pada posisi terendam minyak. Bahan
buah di Indonesia, 2006 dan dan Rina 2005). digoreng hingga kering.
2007. Salah satu upaya mempertahankan 6) Setelah penggorengan selesai, posisi
mutu dan daya simpan buah adalah keranjang dipindahkan ke atas (tidak
Produksi (t)
Jenis buah mengolahnya menjadi makanan kering terendam minyak), dan kompor serta
2006 2007 (keripik buah). Pengolahan buah menjadi listrik dimatikan.
Pisang 5.037.472 5.454.226 keripik perlu dukungan teknologi sehing- 7) Keran pada tabung penggoreng
Mangga 1.621.997 1.818.619 ga kualitas keripik yang dihasilkan dapat dibuka hingga jarum pada penunjuk
Nenas 1.427.781 2.237.858 diterima konsumen. Salah satu cara untuk tekanan menunjuk pada angka 0.
Salak 861.950 805.849 menghasilkan makanan sehat tanpa 8) Tutup tabung penggoreng dibuka
Pepaya 643.451 621.524
mengubah bentuk aslinya adalah dengan lalu keripik diangkat dan ditiriskan
Sumber: Departemen Pertanian (2009b). menggunakan teknologi penggorengan dengan mesin peniris.

74 Jurnal Litbang Pertanian, 29(2), 2010


9) Keripik didinginkan dan dikemas dalam memiliki rasa enak dan manis, bertekstur lalu digoreng pada suhu 85°90°C pada
plastik (PP 0,80 mm)/aluminium foil cukup renyah dan warnanya kuning tekanan -67 sampai -70 cmHg. Keripik
kemudian disegel rapat. menarik meskipun tanpa tambahan bumbu yang diperoleh memiliki tekstur yang
dan pewarna. Keripik pisang yang disukai renyah dan disukai panelis dan mempunyai
panelis adalah keripik pisang kepok dan kandungan kalium 925 ppm. Biaya pokok
Keripik Nenas kapas. Rendemen keripik pisang kepok pembuatan keripik bengkuang Rp30.817/
sebesar 45,94%, pisang awa 39,29%, dan kg (Napitupulu 2005).
Keripik nenas dibuat dari daging buah
pisang kapas 39,09% (Antarlina dan Rina
nenas masak. Buah dipotong/disayat dan
2005).
digoreng memakai minyak secara vakum, Keripik Melon
dengan atau tanpa penambahan bahan lain
dan bahan tambahan makanan yang Keripik Salak Buah melon yang akan dibuat keripik
diizinkan (Direktorat Jenderal Pengolahan dipilih yang telah matang. Buah lalu dicuci
dan Pemasaran Hasil Pertanian 2004). Salak (Sallaca edulis Reinw) merupakan dan dipotong menjadi empat bagian,
Penelitian pengolahan keripik nenas salah satu jenis buah-buahan tropis asli dibuang bijinya dan diiris dengan ke-
sudah banyak dilakukan. Pengkajian Indonesia. Sebagai bukti keaslian ini adalah tebalan 6 mm. Irisan buah lalu direndam
pengolahan keripik nenas di Kalimantan ditemukannya jenis-jenis salak liar di Jawa, dengan larutan CaCl 2. Penggorengan
Tengah menggunakan bahan baku nenas Sumatera maupun pulau lain. Kultivar dilakukan dengan menggunakan peng-
lokal, yaitu varietas madu dan paun. Nenas salak yang telah dikenal antara lain adalah gorengan vakum pada suhu 75°C tekanan
yang digunakan memiliki tingkat manonjaya, banjarnegara, condet, bali, -650 mmHg selama 40 menit. Setelah se-
kemasakan 100% dengan ciri warna kulit pondoh, gading, entekang, dan sidem- lesai digoreng, keripik ditiriskan dengan
hijau kekuningan, warna daging buah puan (Setyajit et al. 1993). menggunakan mesin peniris dan dikemas
kuning, tekstur agak keras, dan rasanya Buah salak pondoh juga dapat diolah dalam kantong plastik atau wadah
manis. Buah nenas dikupas dan diber- menjadi keripik. Buah salak disortasi, tertutup.
sihkan, dibuang empulurnya, lalu diiris dikupas dan dibuang bijinya, lalu diiris- Hasil uji organoleptik skala hedonik
dengan ketebalan 23 mm. Irisan buah iris, dicuci pada air mengalir yang bersih, menunjukkan keripik melon memiliki rasa,
lalu direndam dengan larutan kapur dan ditiriskan. Irisan buah lalu digoreng aroma, warna, dan kerenyahan yang
dengan konsentrasi 0,75%, ditiriskan lalu dengan mesin penggoreng vakum pada disukai panelis. Kandungan airnya adalah
digoreng dengan penggoreng vakum suhu 77,50°C dan tekanan 0,70 atm ke- 6,36%, abu 2,77%, lemak 44,39%, dan
pada suhu 100°C dengan tekanan -640 mudian ditiriskan dengan mesin peniris. karbohidrat 18,78% (Sofyan 2004).
sampai -680 mmHg. Buah salak yang akan diolah menjadi Beberapa teknologi pengolahan
Keripik yang dihasilkan memiliki keripik hendaknya berasal dari jenis yang keripik buah dengan mesin penggoreng
tekstur yang renyah dengan warna cerah. sama dan matangnya seragam agar di- vakum disajikan pada Tabel 3. Buah yang
Rendemen yang dihasilkan nenas paun hasilkan keripik yang berkualitas. Selain digunakan sebagai bahan baku keripik
lebih banyak daripada nenas madu, yaitu bahan baku, untuk menghasilkan keripik adalah yang memiliki tingkat kematangan
16,31% dan madu 15,53%. Untuk rasa, yang berkualitas perlu diperhatikan lama optimal. Bahan perendam seperti kapur
keripik nenas madu lebih disukai daripada proses penggorengan dan kualitas mi- digunakan pada pembuatan keripik nenas
nenas paun (Antarlina dan Rina 2005). nyak. Pengemasan keripik juga harus rapat dan melon untuk memperoleh tekstur
untuk meminimalkan produk yang rusak. yang lebih renyah. Pembuatan keripik
pisang dan salak tidak memerlukan peren-
Keripik Pisang daman dalam larutan kapur karena total
Keripik Bengkuang padatan pada bahan ini cukup tinggi,
Keripik pisang biasanya dibuat dari pisang sehingga tanpa perendaman dalam larut-
mentah karena pisang masak tidak dapat Bengkuang merupakan salah satu jenis an kapur pun dapat dihasilkan keripik
dibuat keripik dengan menggunakan buah yang berbentuk umbi. Bengkuang dengan tekstur renyah. Karo-Karo (2005)
penggoreng biasa. Namun dengan meng- memiliki kelebihan dibanding umbi- menyatakan, perlakuan perendaman
gunakan mesin penggoreng vakum, umbian lain karena kandungan kalium- dalam larutan CaCl2 dapat meningkatkan
pisang masak dapat diolah menjadi keripik. nya cukup tinggi. Pembuatan keripik kerenyahan keripik wortel. Pembuatan
Bahan yang digunakan adalah pisang bengkuang telah dilakukan di Balai keripik bengkuang agak berbeda, yaitu
yang masak 100%, yaitu pisang yang Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) bengkuang sebelumnya direndam dalam
daging buahnya sudah berwarna kuning, Sumatera Utara. Keripik bengkuang larutan gula, kemudian dalam larutan
tekstur buah cukup lunak, dan rasanya dibuat dari bengkuang yang dipanen garam. Hal ini dilakukan untuk mening-
enak/manis. Pisang kepok, pisang kapas, pada umur 4 bulan setelah tanam, segar, katkan rasa keripik bengkuang yang
dan pisang awa dapat diolah menjadi tingkat ketuaannya sama, serta tidak dihasilkan.
keripik pisang dengan menggunakan ada kerusakan mekanis (luka), bekas
mesin penggoreng vakum. serangga dan penyakit.
Buah pisang dikupas, diiris dengan Untuk membuat keripik, bengkuang PELUANG PENGEMBANGAN
ketebalan 23 mm, lalu digoreng dengan dikupas, diiris dengan ketebalan 22,30 INDUSTRI KERIPIK BUAH
mesin penggoreng vakum pada suhu mm, direndam larutan gula 2% selama 5
100ºC dengan tekanan -640 sampai -680 menit dan larutan garam 1,50% selama 15 Produksi buah-buahan Indonesia cukup
mmHg. Keripik pisang yang dihasilkan menit, lalu ditiriskan. Irisan bengkuang tinggi dan jenisnya pun beragam. Nenas,

Jurnal Litbang Pertanian, 29(2), 2010 75


olahan keripik buah sebaiknya berada di
Tabel 3. Beberapa teknologi pengolahan keripik buah dengan mesin sentra produksi sehingga kualitas dan
penggoreng vakum. kontinuitas bahan baku terjamin. Selain itu
nilai tambah dapat dinikmati oleh petani.
Jenis keripik Kriteria bahan baku Perlakuan Suhu dan tekanan
penggorengan
Mutu Produk
Nenas Buah matang optimal, Perendaman 100°C, -640 sampai
warna kulit hijau larutan -680 mmHg
kekuningan, warna daging kapur 0,75%
Supriyati dan Suryani (2008) menyatakan,
buah kuning, tekstur agak kualitas produk pertanian dan hasil
keras, rasa manis olahannya umumnya masih rendah se-
Pisang Buah masak 100%, daging  100°C, -640 sampai hingga mengalami kesulitan dalam pema-
buah kuning, tekstur buah -680 mmHg saran baik di dalam maupun luar negeri.
cukup lunak, rasa enak/ Selanjutnya Kastaman (2007) menam-
manis bahkan, mutu produk olahan, khususnya
Salak pondoh Kematangan optimal  77°C, 0,70 cmHg yang dihasilkan usaha pengolahan skala
Bengkuang Dipanen 4 bulan setelah Perendaman 85º90ºC, rumah tangga dan usaha kecil, masih
tanam, segar, tingkat gula 2%, 5 -670 sampai -700 belum memenuhi persyaratan yang
ketuaan sama, tidak ada menit, larutan mmHg ditetapkan pasar, terutama pasar inter-
kerusakan mekanis, bekas garam 1,50%,
serangga dan penyakit 15 menit
nasional. Oleh karena itu, diperlukan
standar produk agar produk yang dibuat
Melon Buah matang Perendaman 75ºC, -650 mmHg
larutan CaCl2
memenuhi syarat mutu yang ditetapkan.
Produk yang memenuhi standar akan
Sumber: Sofyan (2004); Antarlina dan Rina (2005); Napitupulu (2005). memiliki posisi tawar yang lebih baik dan
bisa bersaing di pasaran karena mutunya
terjamin.

nangka, pisang, dan salak merupakan untungannya naik menjadi Rp99.963,50/ Pengemasan
jenis buah-buahan tropis yang banyak 20 kg buah pisang segar dengan nilai R/C
dihasilkan di Indonesia. Pada saat musim 2,06. Nilai tambah ini diharapkan dapat Pengemasan penting untuk diperhatikan
panen yang bersamaan, harga buah- dinikmati petani dengan cara mengem- karena akan mempengaruhi umur simpan
buahan tersebut turun. Sementara itu, bangkan industri keripik buah di sentra- produk. Kemasan juga berperan sebagai
buah-buahan memiliki kadar air tinggi sentra produksi. Namun, ada beberapa hal sarana promosi untuk menarik konsumen,
sehingga mudah rusak dan umur simpan- yang perlu diperhatikan dalam pengem- wahana komunikasi antara produsen dan
nya pendek. bangan pengolahan buah-buahan, seperti konsumen tentang produk yang ada
Pengolahan buah-buahan menjadi diuraikan berikut ini. dalam kemasan tersebut. Cenadi (2000)
keripik menjadi salah satu alternatif untuk menyatakan, daya tarik suatu produk
meningkatkan umur simpan dan nilai Keseragaman Bahan Baku tidak terlepas dari kemasannya. Kemasan
tambah. Dengan berkembangnya tekno- merupakan “pemicu” karena yang lang-
logi penggorengan vakum, terdapat Buah yang sesuai sebagai bahan baku sung berhadapan dengan konsumen.
peluang untuk menghasilkan keripik buah keripik adalah buah yang matang optimal. Karena itu, kemasan harus dapat mem-
yang memiliki rasa dan aroma seperti buah Buah yang masih mentah akan meng- pengaruhi konsumen agar memberikan
aslinya, tekstur renyah, serta nilai gizinya hasilkan keripik yang rasa dan aromanya respons positif, dalam hal ini membeli
relatif dapat dipertahankan karena suhu kurang kuat, sedangkan buah yang terlalu produk, karena tujuan akhir dari pema-
penggorengan relatif rendah. Keripik matang menghasilkan keripik yang saran adalah agar produk cepat terjual.
buah merupakan makanan ringan yang gosong dan teksturnya kurang renyah. Dalam menggunakan kemasan, ada
menyehatkan karena kandungan seratnya Supriyati dan Tarigan (2008) menyata- beberapa hal yang perlu diperhatikan,
tinggi. kan, rendahnya ketersediaan dan mutu yaitu: 1) estetika, merupakan nilai kein-
Hasil pengkajian menunjukkan, pe- bahan baku menjadi salah satu kendala dahan suatu kemasan, 2) ergonomis,
ngolahan keripik buah memberikan keun- dalam pengembangan agroindustri. dalam hal ini menyangkut bentuk/ukuran
tungan yang layak, yang dapat dilihat dari Selanjutnya Tarigan (2007) menyatakan, dari desain yang dibuat, 3) fungsional,
nilai R/C. Di Kalimantan Tengah, peng- kesinambungan industri keripik pisang dilihat dari bentuk kemasan tersebut
olahan keripik nenas memiliki R/C 1,92 sangat ditentukan oleh industri hulu berdasarkan fungsinya, 4) pasar, dan 5)
2,31, keripik nangka 2,202,64, dan keripik terutama pemasok bahan baku. Pemasok bahan yang dipakai (sesuai sebagai ba-
salak 1,892,27 (Syaefullah et al. 2002). bahan baku berperan penting dalam han kemasan). Desain kemasan sebaiknya
Selanjutnya Rina et al. (2005) menyatakan kesinambungan industri utama dalam menunjukkan ciri khas masing-masing
bahwa pengolahan keripik pisang kepok berproduksi. Peran pemasok sangat daerah, misalnya Malang dengan keripik
memberikan keuntungan Rp45.164,50/20 penting untuk menjaga kuantitas, kualitas, apelnya, Yogyakarta dengan keripik salak
kg buah pisang segar dengan nilai R/C dan kontinuitas ketersediaan bahan baku. pondohnya, sehingga lebih mudah
1,38. Pada pengolahan pisang kapas, ke- Oleh karena itu, pengembangan peng- dikenal.

76 Jurnal Litbang Pertanian, 29(2), 2010


KESIMPULAN sedangkan pengolahan pisang kapas menghasilkan keripik yang bertekstur
keuntungannya Rp99.963,50/20 kg buah renyah dan memiliki rasa serta aroma
Pengembangan industri pengolahan pisang segar dengan nilai R/C 2,06. seperti buah aslinya. Pengolahan keripik
keripik buah di sentra produksi dapat Pengolahan keripik nenas memiliki R/C pisang muli dengan menggunakan mesin
meningkatkan nilai tambah komoditas. 1,922,31, keripik nangka 2,202,64, dan penggoreng vakum pada suhu 85°C dan
Pengolahan keripik pisang kepok mem- keripik salak 1,892,27. 90°C menghasilkan keripik yang berteks-
berikan keuntungan Rp45.164,50/20 kg Pengolahan keripik buah dengan tur renyah, warna kuning kecoklatan,
buah pisang segar dengan nilai R/C 1,38, menggunakan mesin penggoreng vakum aroma menyengat pisang, dan rasa manis.

DAFTAR PUSTAKA
Antarlina, S.S. dan S. Umar. 2006. Teknologi deptan.go.id./index.php?option= S. Prabawati, Abubakar, Setyajit, Risfaheri,
pengolahan komoditas unggulan mendukung com_wrapper& Itemid=237. [9 Juli 2009]. F. Kusnandar, dan F. Suaib (Ed.). Prosiding
pengembangan agroindustri di lahan lebak. Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pasca-
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
hlm. 299312. Prosiding Teknologi Pengem- panen untuk Pengembangan Industri Berbasis
Hasil Pertanian. 2004. Keripik nenas. Buletin
bangan Komoditas Unggulan Mendukung Pertanian. Buku II: Alsin, Sosek, dan Kebi-
Teknopro Hortikultura Edisi 71, Juli 2004.
Pengembangan Agroindustri di Lahan Lebak. jakan, 78 September 2005. Balai Besar
Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Enggar, E. 2009. Vacum Fried Snack. http:// Penelitian dan Pengembangan Pascapanen
Banjarbaru. www.foodreview.biz/preview.php?view& Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian
id=161. [9 September 2009]. IPB, Bogor.
Antarlina, S.S. dan Y. Rina. 2005. Pengolahan
keripik buah-buahan lokal Kalimantan Hasan, Z.H., D.I. Saderi, dan S.S. Antarlina. Setyajit, S. Prabawati, dan Sjaifullah. 1993.
menggunakan penggoreng vakum. hlm. 2005. Peluang pengembangan agroindustri Penyimpanan dengan sistem atmosfer ter-
11131126. Dalam J. Munarso, S. Praba- pengolahan buah mangga lokal spesifik modifikasi terhadap buah salak cv. Bali. Jurnal
wati, Abubakar, Setyajit. Risfaheri, F. Kalimantan Selatan. hlm. 11731180. Dalam Hortikultura 3(2): 5463.
Kusnandar, dan F. Suaib (Ed.). Prosiding J. Munarso, S. Prabawati, Abubakar, Setyajit.
Siregar, H.P., D.D. Hidayat, dan Sudirman. 2004.
Seminar Nasional Teknologi Inovatif Pasca- Risfaheri, F. Kusnandar, dan F. Suaib (Ed.).
Evaluasi unit proses vacuum frying skala
panen untuk Pengembangan Industri Berbasis Buku II: Alsin, Sosek, dan Kebijakan, 78
industri kecil dan menengah. hlm. I-4-1 s.d.
Pertanian. Buku II: Alsin, Sosek dan Kebi- September 2005. Balai Besar Penelitian dan
I-4-5. Prosiding Seminar Nasional Rekayasa
jakan, 78 September 2005. Balai Besar Pengembangan Pascapanen Pertanian dan
Kimia dan Proses 2004. http://125.163.
Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.
204.22/download/ebooks_kimia/makalah/
Pertanian dan Fakultas Teknologi Pertanian
Karo-karo, T. 2005. Studi pembuatan keripik Vakum% 20frying.pdf [8 September 2009].
IPB, Bogor.
wortel. Jurnal Sistem Teknik Industri 6(3):
Sofyan, I. 2004. Mempelajari pengaruh kete-
Cenadi, C.H. 2000. Peranan desain kemasan 130136. http://usupress.usu.ac.id/files/
balan irisan dan suhu penggorengan secara
dalam dunia pemasaran. NIRMANA 2(1): Sistem %20Teknik%20Industri%20Vol_
vakum terhadap karakteristik keripik melon.
92103. http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/ %206%20No_%203%20Juli%202005.pdf
Infomatek 6(3): 161180.
index.php/dkv/article/viewFile/16056/ [13 Januari 2010].
16048 [12 September 2009]. Supriyati dan E. Suryani. 2008. Peranan, peluang,
Kastaman. 2007. Analisis Prospektif Pengem-
dan kendala pengembangan agroindustri di
Departemen Pertanian. 2008. Penggoreng Vakum. bangan Produk Olahan Manggis (Garcinia
Indonesia. Forum Penelitian Agro Ekonomi
Departemen Pertanian, Jakarta. http://www. mangostana) dalam Upaya Meningkatkan
24(2): 92106.
pustaka-deptan.go.id/agritek/dkij0122.pdf: Pendapatan Petani (Studi Kasus di Kecamat-
[9 Januari 2009]. an Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya). Supriyati dan H. Tarigan. 2008. Meningkatkan
http://resources.unpad.ac.id/unpad-content/ nilai tambah melalui agroindustri. Warta
Departemen Pertanian. 2009a. Ekspor Buah
uploads/publikasi_dosen/No.15% Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30
Kering Per Negara Tujuan Periode Januari
2 0 j u r n a l % 2 0 a g r i k u l t u r a % 2 0 v o l. 1 8 % (4): 1416.
sampai dengan Desember 2006. Pusat Data
20no.1%20april%202007.pdf.[26
dan Informasi Pertanian, Jakarta. http:// Susanto, T. dan B. Saneto. 1997. Teknologi
November 2008].
database.deptan.go.id./eksim/hasil Pengolahan Hasil Pertanian. Bina Ilmu, Sura-
eksporkomoditi.asp. [9 Juni 2009]. Napitupulu, B. 2005. Kajian pembuatan keripik baya. hlm 511.
bengkuang dengan penggoreng vakum. hlm
Departemen Pertanian. 2009b. Produksi Nasional Syaefullah, E., Rukayah, M.S. Mokhtar, R. Jaya,
169180. Dalam J. Munarso, S. Prabawati,
Hortikultura 20032009. Departemen Per- dan R. Massinai. 2002. Pengkajian Peng-
Abubakar, Setyajit, Risfaheri, F. Kusnandar,
tanian, Jakarta. http://database.deptan.go. olahan Sekunder Buah-buahan di Kalimantan
dan F. Suaib (Ed.). Prosiding Seminar Nasi-
id./bdsp/hasil_kom asp. [9 Juni 2009]. Tengah. Laporan Akhir. Balai Pengkajian
onal Teknologi Inovatif Pascapanen untuk
Teknologi Pertanian Kalimantan Tengah,
Departemen Pertanian. 2009c. Produksi Horti- Pengembangan Industri Berbasis Pertanian.
Palangkaraya. hlm. 634.
kultura Per Provinsi 20032009. Depar- Buku I: Proses dan Pengolahan Hasil, 78
temen Pertanian, Jakarta. http://database. September 2005. Balai Besar Penelitian dan Tarigan, H. 2007. Peningkatan Nilai Tambah
deptan.go.id./bdsp/hasil_lok.asp. [9 Juni Pengembangan Pascapanen Pertanian dan melalui Pengembangan Agroindustri Pisang
2009]. Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor. di Kabupaten Lumajang. http://pse.litbang.
deptan.go.id/ind/pdffiles//Semnas4
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2009. Produksi Rina, D.Y., S.S. Antarlina, dan Rukayah. 2005.
Des07_MP_B_Herlina.pdf. [12 September
Tanaman Buah-Buahan Indonesia tahun Analisis finansial usaha tani dan pengolahan
2009].
20032008. Direktorat Jenderal Horti- keripik beberapa jenis pisang di Kalimantan
kultura, Jakarta. http://www.hortikultura. Tengah. hlm. 956965. Dalam J. Munarso,

Jurnal Litbang Pertanian, 29(2), 2010 77

Anda mungkin juga menyukai

  • 4393 15491 3 PB
    4393 15491 3 PB
    Dokumen6 halaman
    4393 15491 3 PB
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Mangga Indo 1
    Mangga Indo 1
    Dokumen7 halaman
    Mangga Indo 1
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Indo 1 P 2
    Indo 1 P 2
    Dokumen12 halaman
    Indo 1 P 2
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • 21-Article Text-44-1-10-20201105
    21-Article Text-44-1-10-20201105
    Dokumen10 halaman
    21-Article Text-44-1-10-20201105
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Jeruk Indo 1
    Jeruk Indo 1
    Dokumen6 halaman
    Jeruk Indo 1
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Jeruk Nipis 1
    Jeruk Nipis 1
    Dokumen11 halaman
    Jeruk Nipis 1
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Uji Indrawi
    Uji Indrawi
    Dokumen13 halaman
    Uji Indrawi
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • 5 Kenal P Hutapea
    5 Kenal P Hutapea
    Dokumen5 halaman
    5 Kenal P Hutapea
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • 1 SM
    1 SM
    Dokumen10 halaman
    1 SM
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Untitled Document
    Untitled Document
    Dokumen1 halaman
    Untitled Document
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat
  • Emulsifier Indo
    Emulsifier Indo
    Dokumen8 halaman
    Emulsifier Indo
    1988 Angela Octavia
    Belum ada peringkat