Anda di halaman 1dari 74

MATA KULIAH : PSIKOLOGI KEHAMILAN,PERSALINAN DAN NIFAS

MODUL

PEMERIKSAAN FISIK IBU DAN BAYI

 Alat ukur gula adarah


 Infus set
 Kateterisasi
 Fetal monitoring equipment
 Basic birth equipment
 Extra emergrncy equipment
 Alat resusitasi
 Extra baby management aquipment

DOSEN PENGAMPU:MELVA SIMATUPANG SST.M.Kes


Penyusun:

Lestari : P07524429104
POLTEKKES KEMENKES RI
Kelas : DIV 2 C
MEDAN
PRODI DIV KEBIDANAN MEDAN
T.A 2020/20210 | P a g e
MATA KULIAH : PSI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karuniaNya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan lancar sebagai pemenuh
tugas mata kuliah Pemeriksaan Fisik Ibu dan Anak . modul ini berisi tentang “modul Alat ukur
gula adarah,Infus set,Kateterisasi,Fetal monitoring equipment,Basic birth equipment,Extra
emergrncy equipment,Alat resusitasi,Extra baby management aquipment.

”. Dengan mempelajari materi tersebut, pembaca lebih memahami lebih merinci


mengenai hal yang menyangkut kebidanan modul ini disusun untuk kebutuhan
mahasiswa dan sebagai salah satu pemenuh tugas mata uliah pemeriksaan fisik Ibu
dan Anak. Penyusun juga menyampaikan terimakasih kepada ibu Melva
Simatupang,SST.M.Kes dosen pengampu mata kuliah tersebut serta semua pihak
yang mendukung proses pembuatan modul ini.

Penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca karena penyusun
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga makalah ini
dapat digunakan dengan baik dan dapat bermanfaat bagi penyusun dan pembaca.
Amin.

Medan,11September
Penulis

1
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan anak

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................1

DAFTAR ISI ..............................................................................................................................2

PENDAHULUAN.......................................................................................................................3

TUJUAN PEMBELAJARAN ....................................................................................................3

URAIAN MATERI ....................................................................................................................5

SOAL EVALUASI ................................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 73

2
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan anak

modul Alat ukur gula adarah,Infus set,Kateterisasi,Fetal monitoring equipment,Basic birth


equipment,Extra emergrncy equipment,Alat resusitasi,Extra baby management aquipment.

PENDAHULUAN
Deskripsi Singkat, Relevansi, Tujuan, dan Petujuk Belajar

D ESKRIPSI SINGKAT

Modul ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu mengetahui tentang
Perubahan modul Alat ukur gula adarah,Infus set,Kateterisasi,Fetal monitoring equipment,Basic
birth equipment,Extra emergrncy equipment,Alat resusitasi,Extra baby management aquipment.
Dengan mempelajari modul ini diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang. modul Alat ukur
gula adarah,Infus set,Kateterisasi,Fetal monitoring equipment,Basic birth equipment,Extra
emergrncy equipment,Alat resusitasi,Extra baby management aquipment.

RELEVANSI

Materi dalam modul ini berkaitan dengan materi mata kuliah Pemeriksaan
fisik ibu dan bayi

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan modul kegiatan diharapkan mahasiswa dapat


3
mengetahui bagaimana modul Alat ukur gula adarah,Infus set,Kateterisasi,Fetal monitoring
equipment,Basic birth equipment,Extra emergrncy equipment,Alat resusitasi,Extra baby
management aquipment.

4
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi


P ETUNJU K BE LAJAR

 Buku ini memiliki deskripsi singkat dan relevansi yang mengandung penjelas
singkat tentang isi modul ini dan buku yang berkaitan dengan modul ini .

 Buku ini juga memiliki indikator dan tujuan umum khusus yang menjadi standar
pembelajaran dalam buku panduan atau modul ini .

 Buku ini juga disertai dengan bagian pengantar yang berguna sebagai pembuka
buku atau bagian awal pembahasan mengenai pengertian.perubahan sistem
neurologi pada masa nifas

 Buku ini berisikan tentang perubahan system neurologis pada masa nifas .

 Buku ini juga berisikan latihan dan tes formatif pada bagian akhir setelah
penjelasan uraian tentang perubahan system neurologis pada masa nifas. yang
berguna untuk mengetahui kemampuan kita memahami bahan uraian yang telah
disediakan , yang juga disertai dengan kunci jawaban.

5
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Kegiatan el aj ar 1

URAIAN MATERI

Tes gula darah adalah prosedur pemeriksaan untuk mengetahui kadar gula (glukosa) dalam darah. Tes
ini dapat dilakukan untuk membantu dalam mendiagnosis penyakit diabetes.

A. Fungsi tes gula darah

 Memantau efektivitas obat diabetes pada kadar gula darah


 Mengidentifikasi kadar gula darah, baik yang tinggi maupun rendah
 Memantau perkembangan penderita dalam mencapai target pengobatan diabetes
 Melihat pengaruh olahraga dan pola makan terhadap kadar gula darah
 Melihat pengaruh faktor lain, seperti penyakit tertentu atau stres

B. Komponen alat cek gula darah

Alat cek gula darah atau disebut juga dengan glukometer yang biasa dijual biasanya terdiri atas
jarum lancet dan alat lancet serta strip pengukur dan alat ukur itu sendiri.
Strip pengukur ini digunakan untuk mengambil sampel darah dari orang yang memiliki diabetes. Strip
pengukur biasanya bersifat sekali pakai. Begitu juga dengan jarum yang digunakan untuk mengambil sampel darah
(lancet).
Yang harus diperhatikan ketika hendak melakukan pengecekan gula darah adalah bersihkan terlebih dulu
jari yang akan digunakan untuk mengambil sampel darah. Gunakanlah kapas beralkohol untuk membersihkannya.
Sebaiknya menunggu jari kering sebelum menusuk jarum lancet untuk meminimalisir rasa tersengat saat
menusukkannya.

6
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Setelah menusukkan jarum lancet, ambil darah menggunakan strip pengukur dan masukkan ke dalam alat
baca/perangkat glukometer. Setelahnya tinggal menunggu hingga muncul angka dari layar alat pengukur.

C. Jenis cek gula darah

 Gula darah puasa

Sesuai dengan namanya, metode pengecekan gula darah ini dilakukan dengan melakukan puasa terlebih
dahulu sebelumnya. Setidaknya, sebelum melakukan tes ini Anda diwajibkan untuk berpuasa selama delapan
jam. Tes gula darah puasa biasanya dilakukan pada pagi hari. Hal ini dilakukan untuk mempermudah diabetesi
karena pada malam hari tak banyak aktivitas yang dilakukan selain tidur.

Ketika memasuki masa puasa, Anda diminta untuk tidak makan dan minum agar pengukuran yang
dilakukan pada pagi hari dapat memperlihatkan hasil yang maksimal. Selama puasa ini, jika memang
mendesak, Anda masih diperkenankan untuk meminum air putih.

Kadar gula darah puasa yang dianggap normal adalah di bawah 100 mg/dl. Jika Anda berada di angka
100-125 mg/dl, sebaiknya Anda memulai perubahan pola hidup menjadi lebih sehat karena hal tersebut
mengindikasikan adanya prediabetes dalam diri Anda. Prediabetes kerap membawa Anda pada kondisi
diabetes. Seseorang dinyatakan diabetes apabila hasil pemeriksaan kadar gula darah puasanya melebihi atau
sama dengan 126 mg/dl.

 Normal: 70-100 mg/dL


 Prediabetes: 100-125 mg/dL
 Diabetes: 125 mg/dL atau lebih

 Gula darah 2 jam postprandial

Tes ini juga dikenal dengan tes gula darah dua jam setelah makan. Biasanya tes ini dilakukan berdekatan
dengan tes gula darah puasa. Setelah Anda melakukan pengecekan gula darah puasa, konsumsilah makanan.
Setelah dua jam, lakukan kembali pemeriksaan gula darah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah tubuh
Anda dapat menyerap glukosa dengan baik.

Normalnya, kadar gula darah akan naik pada saat setelah Anda makan. Hal ini wajar mengingat
makanan yang Anda konsumsi akan dipecah menjadi glukosa. Ketika sudah dua jam dari Anda makan,
seharusnya glukosa sudah terserap ke dalam tubuh. Hal ini terjadi pada orang yang tidak memiliki diabetes. Itu

7
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

sebabnya, penting bagi Anda yang memiliki diabetes untuk melakukan pengecekan ini untuk melihat apakah
pengobatan yang diberikan sudah sesuai atau belum, Kadar gula darah dua jam setelah makan yang dikatakan
normal apabila angkanya berada di bawah 140 mg/dl.

 Normal: Di bawah 140 mg/dL


 Prediabetes: 140-199 mg/dL
 Diabetes: Di atas 200 mg/dL pada lebih dari satu kali pemeriksaan

 Gula darah sewaktu

Cek gula darah ini dapat dilakukan kapan saja dan tidak memiliki aturan tertentu. Pada tes ini, gula
darah Anda dikatakan berada dalam batas normal apabila kadarnya berada di bawah 140 mg/dl.

 Normal: di bawah 125 mg/dL


 Prediabetes: 140-199 mg/dL
 Diabetes: 125 mg/dL atau lebih

 Tes hemoglobin A1c (HbA1c)

Tes darah ini dilakukan untuk mengetahui kadar rata-rata gula darah dalam 2-3 bulan terakhir. Tes ini
mengukur persentase gula darah yang melekat pada hemoglobin (Hb). Pemeriksaan HbA1c dapat dilakukan
untuk mendiagnosis diabetes, serta untuk mengetahui terkontrol atau tidaknya kadar gula darah penderita
diabetes.

Jika kadar HbA1C Anda lebih dari 6,5 persen dalam 2 kali pemeriksaan dengan waktu yang berbeda,
kemungkinan Anda menderita diabetes atau penyakit diabetes Anda tidak terkontrol. Kadar antara 5,7-6,4
persen mengindikasikan prediabetes, dan di bawah 5,7 persen dianggap normal.

 Normal: HbA1c di bawah 5,7%


 Prediabetes: Hba1c antara 5,7-6,4%
 Diabetes: HbA1c lebih dari 6,5%

A. Infus Set
1. Definisi infus set
A. Pengertian

8
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Infus cairan intrafena adalah pemberian cairan kedalam tubuh melalui jarum kedalam pembuluh vena untuk
mengganti kehilangan cairan. Pemasangan infus biasanya diberikan pada pasien yang mengalami dehidrasi atau
kekurangan cairan, pasien yang susah makan dan lain-lain. Di dunia kesehatan seorang perawat harus bisa
memasang infus dengan baik karena apabila terjadi kesalahan dapat berakibat rusaknya pembuluh darah atau
vena pada pasien.
Perawatan infus adalah perawatan yang dilakukan pada tempat pemasangan infus.
B. Tujuan
1. Menghindari pembengkakan
2. Menghindari pendarahan
3. Menghindari infeksi

C. Indikasi
Pasien yang mengalami ketidaknyamanan pada tempat pemasangn infus.
D. Alat-alat
· Pinset anatomis steril
· Kasa steril
· Sarung tangan steril
· Gunting plester
· plester
· Lidi kapas
· Alcohol 70%
· Penunjuk waktu
· NaCl 0,9%
· Bengkok dua buah, satu berisi cairan disinfektan
· Iodine provindon solution 10% / sejenis

E. Prosedur
· Mengatur posisi klien(tempat tusukan infus terlihat jelas)
· Memakai sarung tangan
· Membasahi plester dengan alkohol/wash bensin dan buka balutan dengan menggunakan pinset
· Membersihkan bekas plester
· Membersihkan daerah tusukan dan sekitarnya dengan NaCL.

9
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

· Mengolesi tempat tusukan dengan iodin cair / zalf


· Menutup dengan kassa steril dengan rapi
· Memasang plester penutup
· Mengatur tetesan infus sesuai program
CEPATAN ALIRAN UNTUK INFUS INTRAVENA
Faktor
tetesan 1000ml/6 1000 ml/ 8 1000 ml/10 1000 ml/12 1000 ml/24
selang jam jam jam jam jam
(tetes/ml) (tets/mnt) (tetes/31mnt) (tetes/mnt) (tetes/mnt) (tetes/mnt)
10 28 21 17 14 7
15 42 31 25 21 10
20 56 42 34 28 14
60 167 125 100 84 42

F. Cara Penghitungan Cairan Infus


Perhitungan tetesan infus
1. Tetesan makro : 1cc = 15 tetes
Rumus :
Tetesan/menit = jumlah cairan yang dimasukan (cc)
Lamanya infus (jam) x4
2. Tetesan makro : 1cc = 60 tetes
Rumus :
Tetesan/menit = Jumlah cairan yang dimasukan (cc). lamanya infus (jam) untuk contoh :
3000 ml dinfus dalam 24 jam, maka jumlah milimiter perjamnya adalahsebagai berikut :
3000 /24 = 125 ml/h

10
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Tetes per menit


Contoh : 1000 ml dalam 8 jam, faktor tetesan 20
1000 x 20 / 8x60 = 41 tpm (tets per menit)
G. Penggantian slang intravena dan penggantian balutan intravena.
· Alat yang digunakan
- Kapas alkohol,kapas povidon ,tinktur iodin 1% - 2% atau klorheksidin.
- Selang penginfus (berlubang untuk kantong cairan intravena ,tidak berlubang untuk botol iv0
- Plug infus iv
- Handuk
-Plester lebar 1 inci (bisa didapat dengan memotong plester 2 inci)
- Larutan pembilas heparin atau salin
- Balutan : kasa 2x2, balutan adesif atau balutan iv transparan
-Tiang iv (di tempat tidur atau beroda) pompa/pengontrol iv
- Salep(bila perlu)
- Gunting untuk mencukur rambut (jika perlu)
- Papan lengan (pilihan)
-Label adhesif
- Sarung tangan tidak steril
· Penggantian selang intravena

1. Cuci tangan dan atur peralatan


2. Buka kemasan dan periksa slang terhadap kerusakan atau cacat. Yakinlah penutup terpasang pada semua
lubang dan kliem regulator tertutup.
3. Periksa cairan infus berdasarkan intruksi dokter
4. Plester slang lama ke tiang iv atau tiang pompa dan isi ruang tetesan sampai penuh
5. Lepaskan kantong atau botol cairan infus dari tiang atau pompa iv (tempatkan pompa pada tiang) dan
lepaskan sambungan dari slang lama
6. Sambungan slang baru ke kantong atau botol dan slang utama (hilangkan udara):
- Gantung botol atau kantong pada tiang iv atau pimpa infus
- Peras ruang tetesan berulang-ulang sampai tinggi cairan mencapai tanda lingkaran
- Lepaskan penutup dari ujung slang
- Buka kliem roller dan bilas slang sampai udara hilang

11
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

- Pegang plug medikasi karet dan filter (jika ada) secara terbalik dan ketuk-ketuk saat cairan mengalir, tutup
kliem.
7. Tutup ujung slang dengan longgar dan letakan di tempat tidur dekat balutan iv. Tempatkan handuk
dibawah ekstremitas
8. Gunakan sarung tangan
9. Tutup aliran dari slang lama
10. – Ganti slang dengan yang baru pada hub kateter iv:
· Tempatkan swab alkohol dibawah sambungan hub- selang kateter
· Kendurkan sambungan pada sambungan kateter iv dan slang lama
· Pegang kateter secara kuat dengan satu tangan ,berikan tekanan dengan jari diatas tempat inversi iv
dengan satu jari,lepaskan selang lama,
· Dengan cepat masukan slang baru kedalam hub kateter dengan mempertahankan sterilisasi kateter dan
ujung slang baru,
· Ikat sambungan dengan plester atau penyambung luer-lok.
- Mulai alirkan keslang baru
- Atur aliran cairan atau tempatkan slang kedalam pompa
- Plester slang kebalutan dan lengan kecuali balutan akan diganti.
- Tandai slang dengan tanggal waktu ,penggantungan dan inisial anda.
11. Konversi ke iv lock
· Lakukan langkah 1 – 9 lepaskan slang lama dan pasang plug infus/lock heparin
· Bilas kateter dengan salin atau bilasan heparin
· Plester plug infus dan kateter erat-erat ditempatnya atau lakukan penggantian balutan jika diindikasikan
· Beri label yang berisi tanggal waktu dan inisial
12. Buang slang lama dan benda yang tidak terpakai lainya
13. Pada saat mengganti balutan ,lihat prosedur penggantian balutan intravena.jika tidak tempatkan plester
menyilangi sambungan slang dan kateter
14. Buang sarung tangan dan cuci tangan

· Penggantian balutan intravena.


1. Cuci tangan dan atur peralatan
2. Jelaskan prosedur pada klien

12
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

3. Robek plester sepanjang 3inci dan lebar 1inci.potong sebuah plester sampai ketengahnya .gantungkan
potongan plester ketepi meja
4. Buka larutan anti mikroba (alkohol/povidon dll) balutan dan pernban adesif dan salep
5. Bantu klien dalam posisi duduk atau terlentang
6. Tempatkan handuk dibaawah eksremitas
7. Gunakan sarung tangan
8. Lepaskan balutan dan semua plester kecuali plester ynag menahan kateter
9. Dengan menggunakan alkohol terlebih dahulu dan kemudian suap betadin ,bersihkan tempat insersi
kateter mulai pada bagian kateter dan bersihkan kearah luar secara melingkar hingga mencapai diameter 2inci
10. Biarkan mengering
11. Pegang kateter dengan sarrung tangan,lepaskan plester yang masih melekat dan bersihkan area dibawah
kateter
12. Biarkan area tersebut mengering dan fiksasi kateter apda posisinya.
- Kateter over the needle:
Dengan tepi plester melekat pada ibu jari telunjuk,tempelkan plester kecil dibawah hubungkan kateter dengan
bagian pelekat menghadap keatas.lipat ujungnya lurus kebawah kearah tempat insersi .jangan meletakan
menempatkan plester diatas tempat insersi,tempatkan plester kecil lainya menyilangi hub kateter
- Kupu-kupu: tempatkan potongan plester paling kecil menyilangi sayap kupu-kupu dan plester lain
menyilangi bagian tengah untuk membentuk H
13. Tempatkan salep di atas tempat insersi, jika diinginkan, dan tutupi tempat tersebut dengan balutan perekat,
kasa 2x2 inci atau balutan iv transparan (jika kllien alergi dengan iodin, gunakan salep neosporin)
14. Lepaskan sarung tangan dan fiksasi slang:
- Kateter over-the needle: tempatkan plester menyilang bagian atas slang tepat dibawah katete,
lengkungkan slang dan flester ke balutan, dan amankan slang kelengan dengan sepotong plester pendek
(plesteran slang atau sambungan hubungan kateter dilakukan jika perlu
- Kupu-kupu: gulungkan slang kateter mengelilingi bagian atas tempat iv’plester menyilangi gulungan dan
hubungan kateter
- Ivlock: bilas dengan daktarin atau salin dan plester plub infus secara menyilang
15. Gunakan papan tangan bila diperlukan
16. Pada saat potongan plester atau label, catat ukuran jarum, tipe, tanggal dan waktu perawatan tempat infus
serta inisial, anda tempatkan label di atas balutan

13
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

17. Jelaskan pembatasan gerakan pada klien dengan demonstrasi ulang, serta perlunya melaporkan atau
bengkak pada tempat infus
18. Buang atau simpan bahan ; cuci tangan

G.Efek Samping Infus


Sayangnya, pemakaian infuse tidak lepas dari sejumlah efek samping, terutama apabila cairan ini tidak
dipasangkan dengan benar dan pemakaiannya berlebihan. Selain itu, munculnya efek samping juga bergantung pada
sensitivitas tubuh pasien terhadap cairan yang diberikan.

Berikut adalah sejumlah efek samping yang perlu Anda ketahui.

1. Dehidrasi
Dehidrasi adalah salah satu efek samping infuse yang kerap terjadi. Kondisi ini disebabkan oleh asupan cairan
infus yang kurang dari yang dianjurkan.

Selain dehidrasi, kekurangan cairan infus juga bisa berujung pada kondisi gagal ginjal apabila tidak segera ditangani.
Oleh sebab itu, penting bagi perawat untuk senantiasa mengontrol pemakaian infus pada pasien.

2. Infeksi
Infeksi sebagai efek samping infuse terjadi apabila jarum, kateter, dan alat-alat lainnya yang digunakan dalam
prosedur ini tidak steril.

14
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Jika sudah begitu, maka kuman dan bakteri akan dengan mudahnya masuk ke dalam tubuh dan menyebabkan infeksi.
Oleh sebab itu, pastikan petugas medis yang menangani Anda benar-benar menggunakan peralatan yang steril.

3. Kerusakan Jaringan
Pemasangan jarum dan kateter haruslah hati-hati. Pasalnya, pemasangan yang tidak tepat akan menghasilkan efek
samping yang terbilang serius yakni kerusakan jaringan tubuh.

Hal ini disebut sebagai infiltrasi. Akibat pemasangan tidak sesuai prosedur, cairan yang seharusnya masuk ke
pembuluh darah justru menyebar ke jaringan tubuh yang ada di sekitarnya. Kondisi ini bisa jadi sangat berbahaya jika
tidak segera ditangani.

4. Edema Paru
Pada kasus yang lebih serius, penggunaan infuse bisa menyebabkan edema paru atau penumpukan cairan pada paru-
paru .

Kondisi ini terjadi apabila pasien menerima terlalu banyak cairan sehingga cairan tersebut akan memenuhi paru-
paru. Lagi-lagi, di sini peran petugas medis sangat krusial guna menjaga agar pasien mendapat asupan cairan yang
tepat.

5. Gagal Jantung
Tidak hanya edema paru, kondisi serius lainnya akibat pasokan cairan infus yang terlalu banyak adalah gagal
jantung. Akan tetapi, kasus ini jarang terjadi bahkan hampir tidak pernah sama sekali.

Kateter adalah sebuah pipa panjang , ramping, dan fleksibel terbuat dari bahan yang lentur dan
dapat di lihat dari sinar X. Dan sebuah alat berupa tabung kecil yang fleksibel dan bisa di
gunakan pasien untuk membantu mengosongkan kandung kemih. Pemasangan alat ini dilakukan
khusus untuk pasien yang tidak mampu buang air kecil sendiri dengan normal. Pada umumnya
Pemasangan ini hanya bersifat sementara. Sampai pasien mampu kembali buang air kecil

15
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

sendiri.

Kondisi tertenu yang memerlukan kateter

Salah satu kondisi ynag memerlukan kateter adalah retensi urine. Yaitu kondisi tidak mampun
kandung kemih dalam mengelarkan seluruh urine. Misalnya karena ada pembesaran prostat
dan hidronrfrosis.

5kateter juga sering di gunakandalam berbagai prosedur medis, seperti :

 Peroses persalinan dan operasi caesar

 Perawatan intensif yang membutuhkan pemantauan keseimbangan cairan tubuh.

 Peroses pengosongan kandung kemih sebelum, saat, atau sesudah operasi.

 Saat pemebrian obat langsung kedalam kndung kemih misalya karena ada kanker
kandung kemih.

Pada dasarnya semua jenis katetr memilikin fungsi yang samayaitu untuk mengalirkan
urine yang sudah terkumpul di kandung kemih untuk di buang dari tubuh.

Jenis – jenis kateter dan prosedur pengunaanya


Intermittent catheter

16
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Kateter ini digunakan bila anda memerlukan kateter untuk sementara. Kateter ini bisa di
pakai untuk pasien pascaoperasi..

Indwelling catheter

Jenis kateter ini hampir sama dengan Intermittent catheter yang di tunjukan untuk pemakaian
sementara waktu. Hanya saja kateter ini di lengkapi dengan balon kecil yang berfungsi
mencegah kateter bergeser da eluar dari tubuh.

Balon tersebut akan di kempiskan dan di keluarkan ketika kateter sudah selesai di gunakan.

Kateter jinis ini di pasang dengan duA cara. Pertama di pasang melalui utera. Air seni
akan keluar melalui kateter dari kandung kemih dan di tampung di kantong penampun urine.

Cara kedua katetr di masuki melalui lubang kecil yang di buat di perut. Cara kedua ini hanya
dapat di lakukan di rumah sakit denga perosedur setrilisasi yang tepat .

Condom catheter

Kateter jenis ini harus di ganti tiap hari. Bentuknya meneyrupai kondom yang di pasang pada
bagian luar penis. Fungsinya sama dengan kateter pada uunya yaitu mengalirkan air seni ke
kantong drainase.

Kaeter jenis ini bisa di gunakan pada peria yang tidak memiliki ganguan di saluran kemih, namu
memilki ganguan mental atau psikis, seperti demensia

17
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

(pikun).

Bagaimana peroses pemasangan kateter yang aman ?

 Umunya dokter atau perawat yang bertugas akan membuka dan membersihkan
peralatan katetersasi dan alat kelamin pasien terlebih dahulu.peroses setralisasi pada
alat kelamin dilakukan dengan gerakan melingkar hinga ke area sekitar alat kelamin.

 Saat peroses pemasangan kateter.

 Selanjutny selang kateter urin akan di berikan cairan lubrikasi agar mudah saat di
masukn ke dalam saluran utera.

 Selang kateter urin akan di masukan oleh petugas medis ke dalm saluran utera.

 Selang kateter di masukan hinga mencapai leher kandung kemih anda.

 Andapun langsug sudah bisa buang air kecil mengunakan selang kateter.

Beberapa Gejala Infeksi Saluran Kemih

1. Demam

2. Menggigil

3. Sakit kepala

18
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

4. Urine berwarna keruh bahkan bernanah

5. Sensasi rasa kebakar pada saluran utera atau area kelamin

6. Air kencing keluar dari selang kateter

7. Urine berdarah

8. Urine berbau menyengat

9. Nyeri pungung bawah dan rasa pegal – pegal

Resiko efek samping lainya yang mungkin


munculakan akibat pemasangan kateter urine.

 Reaksi alergi akibat pengunaan bahan kateter, seperti laktesis

 Batu kandung kemih

 Urine berdarah

 Kerusakan ginjal, akibat pengunaan indwelling catheter dalam


jangka waktu yang lama

 Septicemia, atau infeksi saluran kemih dan ginjal.

19
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Fetal Monitoring Equipment


Electronic Fetal Monitoring (EFM) adalah suatu alat yang digunakan secara luas untuk
memonitor status kesehatan dan kesejahteraan janin. Electronic Fetal Monitoring (EFM)
sering dikenal sebagai Cardiotograph (CTG) merupakan salah satu alat yang digunkan
secara luas. Alat ini mengukur fetal heart rate dan kontraksi uterus secara simultan.
Hasil interpretasi CTG yang abnormal menggambarkan hipoksia pada janin. Fetal heart rate
adalah pengukuran sectra tidak langsung pada hipoksia janin, seperti diketahui bahwa fetal
hipoksia dapat merubah fetal heart rate, untuk dapat dinilai lebih lanjut perlu parameter lain
seperti tekanan darh, aliran darah otak atau saturasi oksigen cerebral.
Menurut pateman,2006, penggunaan Electronic Fetal Monitoring (EFM) kontinyu pada ibu
hamil resiko tinggi akan meningkatkan berbgai tindakan seperti section caesarea dan persalinan
operasi pervaginal dan tanpa keuntungan untuk bayi. Selain itu kontinyu EFM persalinan operasi
pervaginal dan tanpa keuntungan untuk bayi. Selain itu kontinyu EFM menyebabkan kecemasan
pada ibu seperti kecemasan yang dirasakan petugas. Berbeda dengan kelompok ibu hamil
highrisk, EFM kontinyu akan meningkatkan keadaan perinatal. Berikut keuntungan dan kerugian
CTG selam persalinan.
Keuntungan penggunaaan CTG :
1. Sensitivitas baik, dapat mendeteksi hipoksia intrapartum
2. Mencatat fetal heart rate
3. Dapat digunkan dalam beberapa stage persalinan
4. Dapat digunkan pada membrane yang masih intak
5. Alat bantu visual fetal heart rate

Kerugian :
1. Kurang spesifik untuk suatu masalah
2. Meningkatkan intervensi
3. Tergantung operator
4. Sangat kurang digunkan pada awal gestasi
5. Untuk kehamilan multiple tekniknya lebih sulit

20
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Untuk mendapatkan data yang valid, pengetahuan tenatang caraa kerja alat ini menjadi
penting untuk dapat memahami dan melakukan pemeriksaan secara benar. Alat akan
mengukur fetal heart rate dengan cara memancarkan dan menerima gelombang ultrasound
dan mendeteksi perubahan frekuensi gelombang. Pertama, sinyal ditransmisikan ke fetal
heart rate melalui tranducer yang ditempatkan pad perut ibu, biasanya sekitar 2-4 MHz, saat
sinyal mencapai jantung janin sinyal akan dikembalikan dengan perubahan frekuensi.
Penerima sinyal monitor, akan mengkonversi sinyal yang akan diterima dengan mencampur
terebih dahulu dengan frekuensi tranmisi. Sinyal resultan kemudian iubah kembali untuk
mendeteksi gerakan jantung sehingga dapat menjelaskan aktivitas jantung.
Seiring kemajuan jaman dan tuntutan kebutuhan kesehatan masyarakat, monitoring heart
beat yang dilakukan hanya pada saat pemeriksaan dirasa menyulitkan, apalagi jika ibu hamil
bekerja, jarak rumah yang jauh atau ibu yang mempunyai sakit tertentu. Perawatan di rumah
adalah alternative pelayanan perawatan rumah sakit dan memungkinkan pemeriksaan dan
perawatan dalm lingkungannya. Dengan monitoring jarak jauh signal fisologis, perawat dapt
membuat perjanjian apakah klien akan ke rumah sakit atau tidak. Cara ini tidak memerlukan
transport klien ke RS yang berarti menghemat uang, dan pasien dapt melakukan konsultasi
lebih cepat dari rumah tanpa harus mengunjungi dokter. (Karlsson,2005)
Pengembangan monitoring bunyi jantung janin (BJJ) dengan wireless memungkinkan
pasien dan perawat/dokter untuk saling berinteraksi. Layanan ini dirasa sangat
menguntugkan karena setiap saat perawat/dokter dapat memonitor kesejahteraan janin pasien
dari jarak jauh dan dalam berbagai kesempatan.

B. MEKANISME PENGATURAN DJJ ( NORMAL 120-160 dpm )


Sistem Saraf Simpatis, yang bekerja pada miokardium, dimana dengan obat (beta adrenergik) akan
merangsang atau meningkatkan kekuatan otot jantung, frekruensi & curah jantung.
a. Sistem Saraf Para Simpatis, sebagian besar dipengaruhi oleh N.Vagus yang berasal dari
batang otak. Bekerja pada nodul SA dan AV serta neuron. Rangsangan N.Vagus (ex
asetilkolin) akan menurunkan kerja jantung, frekruensi dan curah jantung, sedangkan
hambatan pada N.Vagus (ex atropin) akan meningkatkan kerja, frekuensi dan curah jantung.

21
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

b. Baroreseptor, letaknya diarkus aorta dan sinus karotid, dimana saat tekanan tinggi pada
daerah tersebut, maka reseptor-reseptornya akan merangsang N.Vagus untuk menurunkan
kerja, frekruensi dan curah jantung
c. Kemoreseptor yang terletak di aorta dan badan karotid (bagian perifer) serta di batang otak
(sentral), dimana berf/ dalam pengaturan kadar CO2 dan O2 pd darah dan cairan otak. Pada
saat O2 turun dan CO2 naik, maka reseptor sentral akan mengakibatkan takhikardi sehingga
aliran darah bnayak dan O2 meningkat pd darah dan cairan otak
d. Sistem Saraf Pusat, berfungsi mengatur variabilitas DJJ. Pd keadaan tidur dimana aktivitas
otak tidak ada, maka variabilitas menurun.
e. Sistem Hormonal, padakeadaan stress (asfiksia) maka adrenal mengeluarkna epi&norepi
untuk meningkatkan kerja, frekruensi dan curah jantung.

 Karakterisitik DJJ :
1. Basa fetal hearth rate, yakni baseline dan variabilitas disaat tidak ada gerakan dan kontraksi
ut.
2. Reactivity, merupakan perubahan pola DJJ saat ada gerakan dan kontraksi.
3. Baseline Rate
Normal 120-160dpm, ada juga yang membuat 120-150 dpm. Takhikardi jika djj > 160dpm,
dan bradikardi jika djj < 120dpm.
Takhikardi dapat terjadi pada keadaan : (Hipoksia janin (ringan / kronik), Kehamilan
preterm (<30 minggu), Infeksi ibu atau janin, Ibu febris atau gelisah, Ibu hipertiroid,
Takhiaritmia janin, Obat-obatan (mis. Atropin, Betamimetik.).

 Variabilitas DJJ
suatu gambaran osilasi yang tidak teratur yang tampak pada rekaman djj, dan merupakan
hasil dari interaksi antara saraf simpatis (kardioakselerator) dengan sistem para
(kardiodeselerator). Pada keadaan hipoksia variabilitas akan menurun sampai menghilang.
Dibedakan atas dua : variabilitas jangkla pendek dan jangka panjang. Jangka panjang dibedakan
lagi : normal (6-25dpm), berkurang (2-5dpm), menghilang (<2dpm) dan saltatory (>25dpm).

 Perubahan Periodik DJJ

22
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

suatu perubahan pola djj yang berhubungan dengan kontraksi dan gerakan janin (akselerasi
dan deselerasi).
Indikasi CTG : Hipertensi, DMG, gerak janin kurang, riw. obstetri jelek, PRM, postterm,
oligohidramnion, polihidramnion, gamelli, iugr, ibu dengan penyakit penyerta, kehamilan
dengan anemia.

C. Syarat Pemeriksaan CTG


1. Usia kehamilan mulai 28 minggu
2. Ada persetujuan tindak medik dari pasien (secara lisan)
3. Punktum maksimun denyut jantung janin (DJJ) diketahui
4. Prsedur pemasangan alat sesuai dengan petunjuk penggunaan
5. Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan.
6. Waktu pemeriksaan selama 20 menit,
7. Selama pemeriksaan posisi ibu berbaring nyaman dan tak menyakitkan ibu maupun bayi.
8. Bila ditemukan kelainan maka pemantauan dilanjutkan dan dapat segera diberikan
pertolongan yang sesuai.
9. Konsultasi langsung dengan dokter kandugan

10. Beberapa macam isi alat partus yang harus diketahui :

1. Bak instrument berfungsi sebagai tempat wadah untuk membawa alat steril yang

23
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

dibutuhkansaatpersalinan.

2. ½ kotcher berfungsi sebagai alat untuk memecahkan ketuban saat persalinan. Pemecahan
ketuban dilakukan jika kepala bayi sudah turun tetapi ketuban belum pecah.

3. Gunting episiotomi yang berfungsi untuk menggunting jalan lahir searah jarum angka 5.
Episiotomi dilakukan jika perenium kaku atau bayi yang dilahirkan terlalu besar yang
menyebabkan persalinan lama.

24
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

4. Klem arteri ini ada yang lurus dan bengkok kegunaannya untuk menjepit atau menekan
sesuatu benda. Klem arteri bermanfaat untuk menghentikan pendarahan pembuluh darah
kecil yang tanpa menimbulkan kerusakan yang tidak dibutuhkan.

11.

5. Pinset cirugis penggunaannya adalah untuk menjepit jaringan pada waktu diseksi dan
penjahitan luka memberi tanda pada kulit sebelum memulai insisi.

25
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

6. Pinset anatomis penggunaannya adalah untuk menjepit kassa sewaktu menekan luka
menjepit jaringan yang tipis dan lunak.

7. Gunting lurus yang berfungsi untuk memotong benang heating pada robekan jalan lahir.

26
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

8. Penjepit tali pusat berfungsi untuk mengikat tali pusat supaya tidak terjadi infeksi jika di
ikat menggunakan benang saja.

9. De lee yaitu berfungsi untuk menghisap lendir yang ada di saluran pernapasan bayi yang di
akibatkan terkena air ketuban.

27
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Kateter

10. Kateter berfungsi untuk mengeluarkan dan mengkosongkan urin agar tidak menganggu
kontraksi rahim saat persalinan.

12. 11. Gunting tali pusat berfungsi sebagai alat untuk memotong pusat yang menyatukan aliran
darahibudenganbayi.

28
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

12. Handscoon berfungsi sebagai alat perlindungan diri agar tidak terkena darah dan virus
dari luar. Sarung tangan ini biasa di pakai oleh tenaga medis agar terhindar dari infeksi serta
mencegah terjadinya penularan kuman.

Demikian isi alat partus set yang sering digunakan oleh bidan untuk membantu persalinan
normal. Selain itu partus set ini juga dibutuhkan oleh mahasiswi kebidanan sebagai media
pembelajaran perkuliahan. Kini di toko alat kesehatan sudah ada dijual alat partus set yang
sangat membantu saat
PENGERTIAN ALAT KESEHATAN
Permenkes RI No. 220/Men.Kes/Per/IX/1976 Tgl. 6 seperti 1976:
Alkes adalah barang, instrumen, aparat atau alat termasuk tiap komponen, bagian atau
perlengkapannya yang diproduksi, dijual atau dimaksud untuk digunakan dalam:
1. Pemeliharaan dan perawatan kesehatan, diagnosa, penyembuhan, peringan/ pencegah
penyakit, kelainan keadaan badan atau gejalanya pada manusia.
2. Pemulihan, perbaikan atau perubahan fungsi badan atau struktur badan manusia.
3. Diagnosa kehamilan pada manusia/ pemeliharaan selama hamil dan setelah melahirkan
termasuk pemeliharaan bayi.
4. Usaha mencegah kehamilan pada manusia dan yang tidak termasuk golongan obat.

B. MACAM MACAM ALAT KESEHATAN

29
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

1. ABBOCATH
Fungsi dari jarum ini adalah untuk memasukan abocath yang bagian luar yang terbuat dari
plastik. setalah semuanya masuk ke pembuluh darah maka jarum bagian dalam tadi akan dicabut
dan tinggal bagian luarnya yang di dalam pembuluh darah. karena bagian luarlah ini yang
nantinya akan berfungsi sebagai jalan masuknya cairan infus atau yang lain.

2. BAG and MASK


Digunakan untuk membantu atau membuatkan pernafasan oksigen berada dalam balonnya
harus ditekan akan masuk ke paru-paru pasien
3. BAK INSTRUMENT
Berfungsi untuk menyimpan peralatan-peralatan operasi yang sudah seteril
4. BAKI/NAMPAN
Berfungsi untuk tempat alat-alat medis
5. BASKOM
Berfungsi untuk tempat air untuk memandikan pasien

6. BULI-BULI PANAS
Buli – buli panas adalah botol karet yang di isi air panas untuk kompres bagian yang sakit
misalnya pinggang, persendian dan meringankan sakit bagi wanita yang mengalami PMS
7. DEPPRES
Berfungsi untuk membersihkan area yang akan diinjeksi
8. FLOW METER
Berfungsi untuk mengukur jumlah aliran dalam nafas

9. GUNTING EPISIOTOMY

Gunting Episiotomi alat untuk menggunting perineum terutama jika perineum ibu yang
melahirkan kaku. Perineum adalah daerah antara vulva dan anus.

10. GUNTING JARINGAN

30
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Fungsi sebagai alat untuk memotong jaringan yang sudah mati pada saaat operasi bedah (sur
11. GUNTING PLESTER
Gunting plester digunakan untuk menggunting plester
12. GUNTING VERBAN

Fungsi sebagai Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang
tumpul. Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk memudahkan
dalam memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan lister. Bagian dasar gunting
ini lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam pemotongan perban. Ujung tumpulnya
didesain untuk mencegah kecelakaan saat remove perban dilakukan. Selain untuk membentuk
dan memotong perban sesaat sebelum menutup luka,gunting ini juga aman digunakan untuk
memotong perban saat perban telah ditempatkan di atas luka.
13. GUNTING TALI PUSAR
Gunting Tali Pusar yaitu gunting khusus yang digunakan untuk memotong pusar bayi,
terbuat dari bahan Stainless steel.

14. GUNTING BENANG


Gunting Benang (dressing scissors) didesain untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk
lurus dan berujung tajam. Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak untuk jaringan.
Gunting ini juga digunakan saat mengangkat benang pada luka yang sudah kering dengan tehnik
selipan dan sebaiknya pemotongan benang menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam
pemotongan jahitan. Jika ujung gunting menonjol keluar jahitan, terdapat resiko memotong
struktur lainnya.

15. GUNTING KUKU


Gunting Kuku yaitu alat mekanik terbuat dari logam yang digunakan untuk memotong kuku
yang cara kerjanya dengan prinsip kerja tuas.
16. HANDUK KECIL
Fungsi utama handuk kecil sebagai kain untuk mengelap tubuh anak-anak sesudah mandi,namun

31
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

bisa juga digunakan oleh orang dewasa


17. HAND SCOON
Handscoon adalah sarung tangan yang biasa di pakai oleh tenaga medis agar terhindar dari
droplet pasien. Tujuan Penggunaan Handscoon adalah untuk mencegah terjadinya infeksi silang
serta mencegah terjadinya penularan kuman.
Tindakan ini sangat diperlukan karena penggunaan sarung tangan adalah salah satu cara
untuk mengurangi risiko transmisi patogen yang dapat ditularkan melalui darah. Dengan
menggunakan sarung tangan akan melindungi pemakai sarung tangan dari risiko tersebut.
Penggunaan tersebut juga diperlukan untuk prosedur diagnostik atau terpautik.

18. HANDUK BESAR


Digunakan untuk menyerap cairan dan digunakan untuk mengelap atau mengeringkan.
19. INFUS SET
Fungsi : selang untuk pemberian cairan infus
20. HUMIDIFIER
Pelembab udara (Humidifer) berfungsi untuk melembabkan udara yang terlalu kering. Udara
kering memberikan efek buruk untuk tubuh diantaranya mengurangi tingkat konsentrasi dan
daya tahan tubuh, pilek dan mimisan, penyebaran virus flu diudara semakin ganas, dl. Agar tidak
terkena dampak buruk udara kering, hal yang harus dilakukan adalah melembabkannya dengan
Humidife
21. JARUM INTRAVENBerfungsi untuk memperoleh reaksi obata yang cepat diabsorpsi dari
pada dengan injeksi perenteral lain , untuk menghindari terjadinya kerusakan, untuk
memasukkan obet dalam jumlah yang lebih
22. JARUM JAHITBerfungsi untuk menuytupi goresan, sayatan atau luka supaya tidak infeksi
dean semakin parah.
23. KANUL NASAL
Fungsi Kanul Nasal adalah Untuk memberikan oksigen dengan konsentrasi relatif rendah saat
kebutuhan oksigen minimal. Untuk memberikan oksigen yang tidak terputus saat klien makan
atau minum

24. KAPAS LIDI

32
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Fungsi alat untuk membersihkan kotoran/lendir di telinga

25. KAPAS
Berfungsi untuk perawatan luka dan untuk membersihkan area yang akan diinjeksi

26. KASSA/VERBAN
Berfungsi untuk membalut luka pasien

27. KATETER NASAL


Befungsi untuk Untuk mengatasi keadaan Hipoksemia sesuai dengan hasil Analisa Gas Darah,
Untuk menurunkan kerja nafas dan menurunkan kerja miokard.
28. KOM KECIL, SEDANG, BESAR
Tempat untuk menaruh kasa, betadine, sputum/dahak, kasa yang steril
29. KLEM ARTERI
Kegunaanya adalah untuk hemostatis untuk jaringan tipis dan lunak. Arteri Klem merupakan alat
untuk menjepit (memegang/menekan) sesuatu benda. Biasanya Klem ini digunakan untuk
memasang karet behel oleh dokter gigi atau ahli gigi. Bentuknya yang seperti gunting hanya saja
tidak tajam, karena memang fungsinya untuk memegang benda.

30. MANOMETER
Manometer adalah alat yang berfungsi untuk mengukur tekanan udara dalam ruang tertutup.
Udara ternyata memberikan tekanan pada ruang tertutup. Ketika anda meniup balon maka pada
balon terasa adanya tekanan yang menekan tangan anda.

31. KORENTANG
Berfungsi untuk memegang atau mengambil alat dan bahan medis steril spaya tetap terjaga
dalam kondisi steril, jika diambil dengan tangan kemungkinan alat tersebut menjadi tidak steril.

32. MANSET
Manset adalah alat yang digunakan untuk mengukur Tanda Tanda Vital (TTV)
33. MASKER VENTURI

33
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Venturi mask, adalah perangkat medis untuk memberikan oksigen yang konsentrasinya
diketahui pada pasien pada terapi oksigen yang terkontrol.
34. MASKER DENGAN KANTONG REBREATHING
Rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen 60-80% dengan
kecepatan aliran 8-12 liter/menit. Memiliki kantong yang terus mengembang baik, saat inspirasi
maupun ekspirasi. Pada saat inspirasi, oksigen masuk dari sungkup melalui lubang antara
sungkup dan kantung reservoir, ditambah oksigen dari kamar yang masuk dalam lubang
ekspirasi pada kantong. Udara inspirasi sebagian tercampur dengan udara ekspirasi sehingga
konsentrasi CO2 lebih tinggi daripada simple face mask.
35. MASKER
Masker berfungsi untuk mencegah menbran mukosa petugas kesehatan kontak dengan percikan
darah atau cairan pasien

36. MASKER/SUNGKUP DENGAN KANTUNG NON REBREATHING


Non rebreathing mask mengalirkan oksigen konsentrasi oksigen sampai 80-100% dengan
kecepatan aliran 10-12 liter/menit. Pada prinsipnya, udara inspirasi tidak bercampur dengan
udara ekspirasi karena mempunyai 2 katup, 1 katup terbuka pada saat inspirasi dan tertutup saat
pada saat ekspirasi, dan 1 katup yang fungsinya mencegah udara kamar masuk pada saat
inspirasi dan akan membuka pada saat ekspirasi.

37. TERMOMETER RECTAL


Berfungsi sebagai Alat pengukur suhu tubuh melalui re
38. THERMOMETER INFRARED/DAHI
Infra Red Termometer Dahi merupakan termometer dua fungsi yang dapat mengukur suhu
badan melalui dahi sehingga dapat meningkatan fleksibilitas penggunaan pada kondisi tertentu
39. NALPUDER HECTING
Nalpuder Hecting adalah alat yang digunakan untuk membantu proses menjahit luka dan
juga untuk menjepit benang
40. MASKER/SUNGKUP MUKA SEDERHANA
Alat ini memberikan oksigen jangka pendek, kontinyu atau selang seling serta konsentrasi
oksigen yang diberikan dari tingkat rendah sampai sedang. Aliran oksigen yang diberikan sekitar

34
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

5-8 liter/menit dengan konsentrasi oksigen antara 40-60%.

41. THERMOMETER TELINGA


Thermometer telinga merupakan termometer digital yang mengukur suhu melalui energy yang
dipancarkan gendang telinga

42. PERLAK DAN PENGALAS


Perlak berfungsi untuk menjadi alas pada saat pasien dimandikan.
43. PEN LIGHT
Light Pen berfungsi untuk modifikasi dan men-design gambar dengan screen (monitor). Light
pen memiliki sensor yang dapat mengirimkan sinyal cahaya ke komputer yang kemudian
direkam, dimana layar monitor bekerja dengan merekam enam sinyal elektronik setiap baris per
detik.
44. PINSET ANATOMIS
Pinset anatomis adalah pinset dengan gigi anatomi untuk penjepit jaringan dalam proses operasi
digunakan untuk memegang jaringan alat dan bahan medis. Dapat juga digunakan untuk
memegang kassa dan kapas pada saat memebersihkan luka.

45. PIPET
Pipet adalah salah satu alat Laboratorium yang umum digunakan. Pipet mempunyai ukuran
yang kecil dan biasanya terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta
ujung atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil

46. PISPOT
Fungsinya digunakan untuk pasien perempuan bila ingin buang air kencing, sedangkan pasien tidak
boleh/ tidak bisa ke kamar mandi.

47. PINSET CIRURGIS


Berfungsi untuk membentuk pola jahitan dan meremove jahitan, Menjepit dan menahan

35
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

secara lebih kuat pada waktu diseksi dan penjahitan luka dan memberi tanda pada kulit sebelum
memulai insisi, Menjepit luka, Menjepit otot, Membersihkan atau mengambil sisa-sisa luka
jahitan, Menjepit Kassa sewaktu menekan luka, menjepit jaringan yang tipis dan lunak

48. SELANG KATETER


Kateter Atau Catheter adalah sebuah tabung yang dimasukkan kedalam tubuh untuk
mengeluarkan atau memasukkan cairan ke dalam rongga tubuh. Paling umum, kateter
dimasukkan melalui uretra ke kandung kemih untuk mengalirkan urin. Ini digunakan sebagai
alternatif buang air kecil untuk orang yang terbatasi di tempat tidur atau tidak mampu
mengontrol buang air kecil. Bila tidak hati-hati, penggunaan jangka panjang kateter dapat
menyebabkan infeksi saluran kemih.

49. PLESTER
Plester berguna melindungi luka dari terbentur, rusak, atau kotor. Plester biasanya ditutupi oleh
tenunan, plastik, atau karet lateks yang memiliki kemampuan rekat.

50. SELIMUT HANDUK


Berfungsi untuk menjaga suhu tubuh agar mencapai kondisi nyaman, membuat tubuh menjadi
lebih hangat, melindungi tubuh dari sengatan nyamuk dan serangga lain, baik saat tidur, ataupun
duduk seperti di ruang tunggu rumah sakit atau didalam kendaraan, kereta api, maupun di
pesawat terbang sehingga mencapai kesempurnaan tidur.
51. SPLINTER
Kegunaannya adalah untuk mengadaptasi tepi-tepi luka (mencegah overlapping).
52. SELANG NGT
Mengeluarkan isi perut dengan cara menghisap apa yang ada dalam
lambung(cairan,udara,darah,racun), Untuk memasukan cairan( memenuhi kebutuhan cairan atau
nutrisi), Untuk membantu memudahkan diagnosa klinik melalui analisa subtansi isi lambung,
Persiapan sebelum operasi dengan general anaesthesia, Menghisap dan mengalirkan untuk pasien
yang sedang melaksanakan operasi pneumonectomy untuk mencegah muntah dan kemungkinan
aspirasi isi lambung sewaktu recovery (pemulihan dari general anaesthesia) .

36
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

53. SPUIT GLISERIN


Manfaat : Merangsang peristaltik sehingga pasien bisa BAB, Persiapan tindakan
operasi/persalinan/persiapan pemeriksaan radiologi, Memberi rasa nyaman.

54. STETOSKOP
Stetoskop ini fungsinya adalah untuk mendengarkan detak jantung dan suara nafas untuk caranya
anda tidak perlu tahu itu urusan medis.

55. SPUIT
Alat suntik atau spuit adalah pompa piston sederhana untuk menyuntikkan atau menghisap cairan
atau gas. Alat suntik terdiri dari tabung dengan piston di dalamnya yang keluar dari ujung
belakang. Adapun ujung depannya dapat dilengkapi dengan jarum hipodermik atau selang untuk
membantu mengarahkan aliran ke dalam atau keluar tabung. Alat suntik beserta jarum suntik
umumnya dijual dalam satu paket. Kapasitas alat suntik antara lain 1 ml, 3 ml, 10 ml, dan yang
lainnya.
56. TABUNG OKSIGEN
Tabung oksigen sangat membantu saat manusia kekurangan O2, kegunaan tabung oksigen pada
instalasi rumah sakit biasanya digunakan untuk seseorang yang sedang menjalankan operasi atau
penderita asma, namun tabung oksigen juga dapat digunakan untuk para penyelam, penyelam
biasanya menggunakan tabung oksigen yang berukuran kecil yang ditempatkan pada punggung
penyelam, sedangakan diinstalasi rumah sakit, puskesmas atau klinik tabung oksigen
ditempatkan pada samping tempat tidur pasien dan pada umunya tabung oksigen yang digunakan
adalah tabung oksigen yang berukuran besar
57. TENSIMETER JARUM
Fungsi tensimeter (Sphygmomanometer) adalah untuk untuk mengukur tekanan darah yang
bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset. Tensi darah
normal manusia dewasa adalah 100-130 mmHg untuk tekanan sistolik dan 60-90 mmHg untuk
tekanan diastolik.

58. TENSIMETER DIGITAL

37
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Tensimeter digital menggunakan sensor sebagai alat pendeteksinya sehingga baik dipakai untuk
mereka yang memiliki gangguan pendengaran.

59. TENSIMETER RAKSA


Merupakan tensimeter konvensional yang masih menggunakan air raksa. Tensimeter jenis ini
memerlukan stetoskop untuk mendengar munculnya bunyi suara tekanan sistolik dan diastolik
pada jantung.

60. TERMOMETER RAKSA


Termometer air raksa ialah sebuah termometer cairan yang menggunakan air raksa sebagai
pengisinya. Termometer air raksa ialah thermometer yang sering digunakan dibandingkan
dengan termometer alkohol.
61. TERMOMETER DIGITAL
Termometer digital saat ini sudah sangat sering digunakan baik oleh medis maupun digunakan
secara personal oleh masyarakat, karena cara penggunaannya relatif jauh lebih mudah dan
praktis dibandingkan dengan termometer air raksa. Selain itu termometer digital memiliki
keunggulan lainnya yaitu lebih aman penggunaannya dan tingkat akurasinya lebih tinggi karena
dapat memperlihatkan hasil pengukuran sampai desimal. Jadi, dengan menggunakan termometer
digital ini selain praktis juga akan mendapatkan hasil pengukuran yang sangat tepat dan cepat.

62. THREE WAY


Three way befungsi sebagai alat penghubung selan infusan dengan jarum atau sebagai cabang

63. TORNIQUET
Tourniquet merupakan alat yang berfungsi dalam penekanan dan digunakan untuk mengontrol
sirkulasi vena dan arteri pada daerah pembedahan dalam jangka waktu tertentu Tekanan
tourniquet harus melebihi tekanan sistolik, biasanya untuk ekstremitas bawah tekanan yang
dibutuhkan 450 mmHg (atau 150 mmHg di atas tekanan arteri sistolik), dan untuk ekstremitas
atas 250 mmHg (atau 100 mmHg di atas tekanan arteri sistolik).

64. SPATEL / SUDIP LIDAH

38
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Fungsi tongue Spatel atau tongue depressor adalah untuk menekan lidah,agar dapat melihat lebih
jelas keadaan di dalam tenggorokan, apakah ada kelainan-kelainan, misalnya ada peradangan
seperti pharyngitis,amandel,dll
65. TROLI
Troli digunakan untuk meletakkan alat-alat instrument
66. WASLAP
Washcloth atau washlap yang fungsinya seperti handuk untuk melap, membersihkan dan
mengeringkan tubuh bayi. Terbuat dari bahan kaos yang lembutdan mudah menyerap air.
67. URINE BAG
Berfungsi untuk menampung urine yang dihubungkan dengan Balloon Cathether/ Foley
Cathether untuk mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup.

68. URINAL PEREMPUAN DAN LAK


Berfungsi untuk menampung urine pada pasien yang tidak boleh/bisa ke WC.
Jenisnya :
Urinal male : untuk pasien laki-laki
Urinal female : untuk pasien wanita
69. WINGS NEDDLE
Berfungsi sebagai perpanjangan vena untuk pemberian cairan infus atau obat intra vena
dalam jangka lama.

70. HEPAVIE
Hepaive berfungsi unruk memfiksasi infus
71. MIDLINE/METERAN KAIN
Pita ukur midline digunakan sebagai metode akurat kedua dalam pengukuran tinggi fundus uteri
(TFU) setelah 22-24 minggu kehamilan.
72. TROMOL
Berfungsi untuk menyimpan kassa steril.
73. WWZ
Berfungsi untuk kompres panas
74. SPUTUM POT

39
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Berfungsi tempat membuang saliva atau air liur


75. REFLEX HAMMER ATAU PALU REFLEKS
Digunakan untuk memeriksa kemampuan reflesi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya
lutut kita.
76. GARPUTALA
Berfungsi sebagai alat pembantu untuk mendengar pada orang orang yang sulit
mendengar.
Pengertian Resusitasi
Resusitasi merupakan sebuah upaya menyediakan oksigen ke otak, jantung dan organ-
organ vital lainnya melalui sebuah tindakan yang meliputi pemijatan jantung dan menjamin
ventilasi yang adekuat (Rilantono, 2010).Tindakan ini merupakan tindakan kritis yang dilakukan
pada saat terjadi kegawatdaruratan terutama pada sistem pernapasan dan sistem
kardiovaskuler.kegawatdaruratan pada kedua sistem tubuh ini dapat menimbulkan kematian
dalam waktu yang singkat (sekitar 4-6 menit)
Tindakan resusitasi merupakan tindakan yang harus dilakukan dengan segera sebagai
upaya untuk menyelamatkan hidup (Hudak dan Gallo, 2011).Resusitasi pada anak yang
mengalami gawat nafas merupakan tindakan kritis yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten.Tenaga kesehatan harus dapat membuat keputusan yang tepat pada saat kritis
kemampuan ini memerlukan penguasaan pengetahuan dan keterampilan keperawatan yang unik
pada situasi kritis dan mampu menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pasienkritis (Hudak
dan Gallo, 2011)
B.Kondisi bayi yang memerlukan resusitasi
Kira-kira 10% bayi baru lahir memerlukan bantuan untuk memulai pernapasan saat
lahir,dan sekitar 1% saja yang memerlukan resusitasi lengkap mulai dari pembersihan jalan nafas
hingga pemberian obat-obat darurat.
Apa kriteria bayi baru lahir yang memerlukan resusitasi? Sederhananya,bahwa setiap
menolong bayi baru lahir,ada 5 pertanyaan yang menentukan apakah resusitasi dibutuhkan:
1.Apakah bersih dari meconium?
2.Apakah bernafas atau menangis?
3.Apakah tonus otot baik?
4.Apakah warna kulit kemerahan?

40
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

5.Apakah cukup bulan?


Jika salah satu dari pertanyaan-pertanyaan itu dijawab tidak, maka bayi itu perlu
dilakukan resusitasi.

Bagaimana dengan bayi yang lahir premature?Bayi premature merupakan kelompok


resiko tinggi, karena karakteristik bayi premature berbeda dengan bayi aterm, perbedaan bayi
prematur dengan bayi aterm cukup bulan adalah:
1.Paru-paru bayi prematur kekurangan surfaktan sehingga lebih sukar dikembangkan.
2.Kulit bayi prematur lebih tipis dan permeable.
3.Bayi premature lebih rentan terhadap infeksi.
4.Pembuluh darah kapiler otak bayi premature rapuh dan mudah pecah jika mengalami asfiksia.
C.Tujuan diberikan resusitasi
Tindakan resusitasi diberikan untuk mencegah kematian akibat asfiksia apabila pada bayi
asfiksia berat yang mengalami gangguan system saraf pusat, misalnya “cerebral palsy”, kelainan
jantung misalnya tidak menutupnya “ductus arterious”
Kapan bayi perlu di resusitasi
Tidak semua bayi baru lahir memerlukan resusitasi. Tiga hal pentingsebagai dasar
mengambil keputusan melakukan resusitasi lengkap yang harus diperhatikan,antara lain:
1.Pernafasan:Yang perlu diperhatikan adalah:Lihat gerakan dada naik turun
a. hitunglah jumlah/frekuensi pernafasan selama 1 menit
b. perhatikan dalamnya pernafasan.
c. jika nafas tersengal-sengal berarti nafas tidak efektif dan perlu tindakan, misalnya apneu
d. jika pernafasan telah efekti! yaitu biasanya 30-50x/menit dan menangis, anda bisa
melangkah ke penilaian selanjutnya.

2.Frekuensi jantung:Frekuensi denyut jantung harus lebih dari 100 kali per menit.Cara yang
termudah dan tepat menghitung frekuensi jantung adalah dengan menggunakan stetoskop atau
meraba denyut tali pusat.Meraba arteria secara terus menerus.Dihitung selama 6 detik (hasilnya
dikalikan10=Frekuensi denyut jantung selama 1 menit)
Hasil Penilaian:
a.Apabila frekuensi >100 7x/menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkandengan menilai warna
kulit

41
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

b.Apabila !rekuensi <100 7x/menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi untuk
dilakukan VTP(Ventilasi Tekanan Positif)

3.Warna kulit :Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit menjadi
kemerahan. ika masih ada sianosis sentral,oksigen tetap diberikan.Bila terdapat sianosis
perifer,oksigen tidak perlu diberikan,disebabkan karena peredaran darah yang masih lamban,
antara lain karena sushu ruang bersalin yang dingin.
D.Langkah-Langkah Sebelum Tindakan Resusitasi
1. Persiapan Resusitasi Bayi Baru Lahir

Di dalam setiap persalinan, harus selalu siap melakukan tindakan resusitasi bayi baru
lahir. Kesiapan untuk bertindak dapat menghindarkan kehilangan waktu yang sangat berharga
bagi upaya pertolongan.Walaupun hanya beberapa menit tidak bernafas,bayi baru lahir dapat
menglami kerusakan otak yang berat atau meninggal.
2. Persiapan Keluarga

Sebelum menolong persalinan, perlu diberitahukan kemungkinan-kemungkinan yang


dapat terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yangdilakukan oleh penolong untuk
membantu kelancaran persalinan dan melakukan tindakan yang diperlukan.
3. Persiapan Tempat Resusitasi

Persiapan yang diperlukan meliputi ruang bersalin dan tempat resusitasi. Gunakan
ruangan yang hangat dan terang. Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih, dan kering,
misalnya meja, atau di atas lantai beralas tikar. Kondisi yang rata diperlukan untuk mengatur
posisi kepala bayi. Tempat resusitasi sebaiknya di dekat sumber pemanas(misalnya:lampu sorot)
dan tidak banyak tiupan angin (jendela atau pintuyang terbuka). Biasanya digunakan lampu sorot
atau bohlam berdaya 60 watt atau lampu gas minyak bumi (petromax). Nyalakan lampu
menjelang kelahiran bayi.

42
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

4. Persiapan Alat Resusitasi

Sebelum menolong persalinan, selain peralatan persalinan, siapkan juga alat-alat


resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu:
a. Dua helai kain/handuk
b. Bahan ganjal bahu bayi.Bahan ganjal berupa kain, kaos, selendang,handuk kecil,
digulung setinggi 5cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi.
c. Alat pengisap lender DeeLee atau bola karet.
d. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatale.
e. Kotak alat resusitasi.
f. Jam atau pencatat waktu

43
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

5. Penilaian Segera
Segera setelah lahir, letakkan bayi di perut bawah ibu atau dekat perineum (harus bersih
dan kering).Cegah kehilangan panas dengan menutupi tubuh bayi dengan kain/handuk yang telah
disiapkan sambil melakukan penilaian dengan menjawab 2 pertanyaan:
a. Apakah bayi menangis kuat, tidak bernapas atau megap-megap?
b. Apakah bayi lemas

Setelah melakukan penilaian dan memutuskan bahwa bayi baru lahir perlu resusitasi,
segera lakukan tindakan yang diperlukan.Penundaan pertolongan dapat memabahayakan
keselamatan bayi.Jepit dan potong tali pusat dan pindahkan bayi ke tempat resusitasi yang telah
disediakan. Lanjutkan dengan langkah awal resusitasi.
6. Penilaian

Sebelum bayi baru lahir,sesudah ketuban pecah:Apakah air ketuban bercampur


mekonium (warna kehijauan) pada presentasi kepala.Segera setelah bayi lahir:
a. Apakah bayi menangis
b. Apakah bayi dapat bernapas spontan dan teratur
c. Apakah bayi dapat bernapas megap-megap atau tidak bernapas
d. Apakah bayi lemas atau lunglai

7. Keputusan

Putuskan perlu dilakukan tindakan resusitasi apabila:


a. Air ketuban bercampur meconium
b. Bayi tidak bernapas atau bernapas megap-megap

44
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

c. Bayi lemas atau lunglai

8. Tindakan

Segera lakukan tindakan apabila: Bayi tidak bernapas atau megap-megap atau lemas.
E.Langkah-Langkah Resusitasi BBL
1. Langkah awal

sambil melakukan langkah awal:


a. Beritahu ibu dan keluarganya bahwa bayinya memerlukan bantuan untuk memulai
bernapas.
b. Minta keluarga mendampingi ibu (memberi dukungan moral, menjaga dan melaporkan
kepada penolong apabila terjadi perdarahan).

Langkah awal perlu dilakukan secara cepat (dalam waktu 30 detik).Secara umum,6
langkah awal di bawah ini cukup untuk merangsang bayi baru lahir untuk bernapas spontan dan
teratur.
Enam langkah awal (dilakukan dalam 30 detik) adalah:
a. Jaga bayi tetap hangat
b. Atur posisi bayi
c. Isap lendir
d. Keringkan dan rangsangan taktile.
e. Reposisi
f. Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur

Cara yang dilakukan adalah sebagai berikut:


a.Jaga bayi tetap hangat:

45
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

1) Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu atau dekat perineum
2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
3) Pindahkan bayi ke atas kain ke tempat resusitasi

b.Atur Posisi Bayi


1) Baringkan bayi terlentang dengan kepala di dekat penolong
2) Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi

c.Isap Lendir

46
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

1) Gunakan alat penghisap lendir DeLee atau bola karet.


2) Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir dihidung
3) Hisap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saatmemasukkan)
4) Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memaasukkanujung penghisap terlalu
dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3cm ke dalam hidung karena dapat
menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi.

d.Keringkan dan rangsang bayi


1) Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dengan sedikit
tekanan. Rangsangan ini dapat memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih baik
2) Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara di bawah ini

a) Menepuk atau menyentil telapak kaki.


b) Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dengantelapak tangan. Berbagai
bentuk rangsangan taktil yang dulu pernah dilakukan, sebagian besar tak di lakukan lagi
karena membahayakan kondisi bayi baru lahir.Rangsangan yang kasar,keras atau terus
menerus,tidak akan banyak menolong dan malahan dapat membahayakan bayi

e.Atur kembali posisi kepala dan selimuti bayi


1) Ganti kain yang telah basah dengan kain bersih dan kering yang baru (disiapkan).
2) Selimuti bayi dengan kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dandada agar pemantauan
pernapasan bayi dapat diteruskan.

47
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

3) Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi).

f.Lakukan penilaian bayi.


Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, megap-megap atau tidak bernapas.
1) Bila bayi bernapas normal, berikan pada ibunya:
a) Letakan bayi di atas dada ibu dan selimuti keduanya untuk menjaga kehangatan
tubuh bayi melalui persentuhan kulit ibu bayi.
b) Anjurkan ibu untuk menyusukan bayi sambil membelainya.
2) Bila bayi bernapas atau mengap-mengap: segera lakukan tindakan ventilasi.

2. Melakukan Tindakan Ventilasi Tekanan Positif

Ventilasi adalah bagian dari tindakan resusitasi untuk memasukkan sejumlah udara ke
dalam paru dengan tekanan positif yang memadai untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa
bernapas spontan dan teratur.
VTP dilakukan apabila pada penilaian pasca langkah awal didapatkan salah satu keadaan
berikut
a. Apnu
b. Frekuensi jantung <100 kali/menit.
c. Tetap sianosis sentral alaupun telah diberikan oksigen aliran bebas

Adapun langkah-langkah ventilasi sebagai berikut:

48
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

a) Pemasangan sungkup: Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung
bayi.

b) Ventilasi percobaan (2 kali):Lakukan tiuapan udara dengan tekanan 30cm air,tiupan awal
ini sangat penting untuk membuka alveloli paru agar bayi bisa mulai pernapasan dan
sekaligus menguji apakah jalannapas terbuka atau bebas. Lihat apakah dada bayi
mengembang.

c) Bila tidak mengembang:


a. Periksa posisi kepala, pastikan posisinya suda benar.
b. Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran.
c. Periksa ulang apakah jalan napas tersumbat cairan atau lendir (isap kembali).

Bila dada mengembang lakukan tahap berikutnya.


a) Ventilasi defintif (20 kali dalam 30 detik).
1)Lakukan tiupan dengan tekanan 20 cm air, 20 kali dalam 30 detik.
2)Pastikan udara masuk (dada mengembang) dalam 30 detik tindakan.
b) Lakukan penilaian
bila bayi sudah bernapas normal,hentikan ventilasi dan pantau bayi.Bayi diberikan asuhan
pasca resusitasi.
Bila bayi belum bernafas atau mengap-mengap,lanjutkan ventilasi.
a. Lanjutkan ventilasi dengan tekanan 20 cm air, 20 kali untuk 30detik berikutnya.
b. Evaluasi hasil ventilasi setiap 30 detik.
c. Lakukan penilaian bayi apakah bernapas, tidak bernapas atau megap-megap.

49
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

1).Bila bayi sudah mulai bernapas normal, hentikan ventilasi dan pantau bayi dengan seksama,
berikan asuhan pasca resusitasi.
2)Bila bayi tidak bernapas mengap-mengap, teruskan ventilasi dengan tekanan 20 cm air, 20 kali
untuk 30 detik berikutnya dan nilai hasilnya setiap 30 detik. Siapkan rujukan bila bayi belum
bernapas normal sesudah 2 menit diventilasi.
a. Mintalah keluarga untuk membantu persiapan rujukan.
b. Teruskan resusitasi sementara persiapan rujukan dilakukan.
c. Bila bayi tidak bisa dirujuk

(1)Lanjutkan ventilasi sampai 20 menit.


(2)Pertimbangkan untuk menghentikan tindakan resusitasi jika setelah 20 menit,upaya
ventilasi tidak berhasil. Bayi yang tidak bernapas normal setelah 20 menit diresusitasi
akan mengalami kerusakan otak sehingga bayi akan menderita kecacatan yang berat
atau meninggal.
3.VTP + Kompresi dada

Apabila setelah tindakan VTP selama 30 detik,frekuensi jantung <60 detik,maka lakukan
kompresi dada yang terkoordinasi dengan ventilasi selama 30 detik dengan kecepatan 3
kompresi:1 ventilasi selama 2 detik.Kompresi dilakukan dengan dua ibu jari atau jari tengah-
telunjuk/tengah-manis.Lokasi kompresi ditentukan dengan menggerakkan jari sepanjang tepi iga
terbawah menyusur ke atas sampai mendapatkan sifois, letakkan ibu jari atau jari-jari pada tulang
dada sedikit di atas sifoid. Berikan topangan pada bagian belakang bayi. Tekan sedalam 1/3
diameter anteroposterior dada.

50
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

4.Intubasi Endotrakea
Intubasi endotrakea dilakukan pada keadaan berikut:
a. Ketuban tercampur mekonium dan bayi tidak bugar
b. Jika VTP dengan balon dan sungkup tidak efektif
c. Membantu koordinasi VTP dan kompresi dada
d. Pemberian epinefrin untuk stimulasi jantung
e. Indikasi lain: sangat premature dan hernia diafragmatika

51
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

5.Obat-obatan
a. Obat-obatan yang harus disediakan untuk resusitasi bayi baru lahir adalah epinefrin dan
cairan penambah volume plasma.
b. Epinefrin

1)Indikasi : setelah pemberian VTP selama 30 detik dan pemberian secara terkoordinasi
VTP+ kompresi dada selama 30 detik,frekuensi jantung tetap <60 kali/menit.
2)Cara pemberian dan dosis:
1. Persiapan : 1 mL cairan 1:10000 (semprit yang lebih besar diperlukan utuk
pemberian melalui pipa endotrakea)
2. Melalui vena umbilikalis (dianjurkan) : 0,1-0,3 mL/kgBB)
3. Melalui pipa endotrakea: 0,3-1,0 Ml/kgBB

c. Kecepatan pemberian:secepat mungkin


Cairan penambah volume plasma
Cairan yang dipakai:
a. Garam normal (dianjurkan)
b. Ringer laktat
c. Darah O-negatif

52
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Persiapan: Dalam semprit besar (50 mL)


Dosis: 10 Ml/kgBB
Jalur: vena umbilikalis
Kecepatan: 5-10 menit (hati-hati bayi kurang bulan)

6.Penghentian Resusitasi
a Jika sesudah 10 menit resusitasi yang benar, bayi tidak bernapas dantidak ada denyut
jantung, pertimbangkan untuk menghentikan resusitasi.
b Orang tua perlu dilibatkan dalam pengambilan keputusan, jelaskankeadaan bayi.
c Persilahkan ibu memegang bayinya jika ia menginginkan.

F.Asuhan Pasca Resusitasi


Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi setelah menerima tindakan
resusitasi.Asuhan pasca resusitasi dilakukan pada keadaan:
1. Resusitasi Berhasil

Resusitasi berhasil: bayi menangis dan bernapas normal sesudah langkah awal atau
sesudah ventilasi, perlu pemantauan dan dukungan.
Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur,warna kulitnya kembali normal yang
kemudian diikuti dengan perbaikan tonus otot atau bergerak aktif. Lanjutkan dengan asuhan
berikutnya.
a Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang hasil resusitasi yang telah dilakukan. Jawab
setiap pertanyaan yang diajukan.
b Ajarkan ibu cara menilai pernapasan dan menjaga kehangatan tubuh bayi.Bila ditemukan
kelainan,segera hubungi penolong.
c Anjurkan ibu segera memberi ASI kepada bayinya.Bayi dengan gangguan pernapasan
perlu banyak energi.Pemberian ASI segera,dapat memasukkan energy yang dibutuhkan.
d Anjurkan ibu untuk menjaga kehangatan tubuh bayi (asuhan dengan metode kangguru).
e Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
dan bagaimana memperoleh pertolongan segera bila terlihat tanda-tanda tersebut pada
bayi
2. Lakukan Asuhan Bayi Baru Lahir Normal Termasuk:

53
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

a. Anjurkan ibu menyusui sambil membelai bayinya.


b. Berikan vitamin K,antibiotic/ salep mata, imunisasi hepatitis
3. Lakukan Pemantauan dengan Seksama Terhadap Bayi Pasca Resusitasi Selama 2
jam Pertama:
a. Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas pada bayi:
1) Tarik interkostal, napas megap-megap,frekuensi napas <> 60x per menit.
2) Bayi kebiruan atau pucat.
3) Bayi lemas.
b. Pantau juga bayi yang tampak pucat walaupun tampak bernapas normal.
c. Jaga agar bayi tetap hangat dan kering.
d. Tunda memandikan bayi hingga 6-24 jam setelah lahir (perhatikan temperatur tubuh telah
normal dan stabil).
4. Bayi Perlu Rujukan

Resusitasi tidak/kurang berhasil,bayi perlu rujukan yaitu sesudah ventilasi 2 menit belum
bernapas atau bayi sudah bernapas tetapi masih megap-megap atau pada pemantauan ternyata
kondisinya makin memburuk.Bila bayi pasca resusitasi kondisinya memburuk, segera rujukan.
Tanda-tanda bayi yang memerlukan rujukan sesudah resusitasi
a. Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali permenit atau lebih dari 60kali per menit
b. Adanya retraksi (tarikan) intercostal.
c. Bayi merintih bising napas ekspirasi) atau megap-megap (bising napas inspirasi)
d. Tubuh bayi pu/at atau kebiruan
e. Bayi lemas

Selain sebagai bidan jadilah konselor yang dapat membantu meringankan beban
pasien.Berikan penjelasan dengan kalimat yang mudah dipahami oleh keluarga pasien.
Penjelasan apa saja yang harus disampaikan
Konseling
a. Jelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayinya perlu dirujuk.Bayidirujuk bersama ibunya
dan didampingi oleh saudara.Jawab setiap pertanyaan yang diajukan ibu atau
keluarganya.

54
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

b. Meminta keluarga untuk meyiapkan sarana trasportasi secepatnya.Suami atau salah


seorang anggota keluarga juga diminta untuk menemani ibu dan bayi selama perjalanan
rujukan.
c. Beritahukan (bila mungkin) ke tempat rujukan yang dituju tentang kondisi bayi dan
perkiraan waktu tiba.Beritahukan juga ibu baru melahirkan bayi yang sedang dirujuk.
d. Bawa peralatan resusitasi dan perlengkapan lain yang diperlukan selama perjalanan ke
tempat rujukan.

5. Asuhan Bayi Baru Lahir Yang Dirujuk


a. Periksa keadaan bayi selama perjalanan (pernapasan, warna kulit,suhu tubuh) dan catatan
medik.
b. Jaga bayi tetap hangat selama perjalanan, tutup kepala bayi dan bayi dalam posisi
“metode kangguru” dengan ibunya. Selimuti ibu bersama bayi dalam satu selimut.
c. Lindungi bayi dari sinar matahari.
d. Jelaskan kepada ibu bahwa sebagainya member i ASI segera kepada bayinya, kecuali
pada keadaan gangguan napas,dan kontra indikasi lainnya
6. Asuhan Lanjutan

Merencanakan asuhan lanjutan sesudah bayi pulang dari tempatrujukkan akan sangat
membantu pelaksanaan asuhan yang diperlukan oleh ibu dan bayinya sehingga apabila kemudian
timbul masalah maka hal tersebut dapat dikenali sejak dini dan kesehatan bayi tetap terjaga.
7. Jika Resusitasi Tidak Berhasil
a. Resusitasi gagal:setelah 20 menit di ventilasi bayi gagal bernapas.
b. Bila bayi gagal bernapas setelah 20 menit tindakan resusitasi dilakukan maka hentikan
upaya tersebut.
c. Biasanya bayi akan mengalami gangguan yang berat pada susunan syaraf pusat dan
kemudian meninggal.
d. Ibu dan keluarga memerlukan dukungan moral yang adekuat secarahati-hati dan
bijaksana, ajak ibu dan keluarga untuk memahami masalah dan musibah yang terjadi
serta berikan dukungan moral sesuai adat dan budaya setempat.

Pengertian Extra Baby Management Equipment

55
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Extra Baby Management Equipment Adalah Managemen Perlengkapan Tambahan bayi.


Equipment (perlengkapan) merupakan barang-barang yang digunakan dalam melengkapi suatu
kebutuhan bayi, yang digunakan untuk membantu kesehari-harian si bayi. Equipment ini bersifat
lebih kecil dan bersifat habis dipakai, serta dapat dipakai secara berulang-ulang.
Equipment ini berfungsi membantu bayi untuk melakukan sesuatu yang disebut sebagai
perlengkapan tambahan dan juga bisa dipakai setiap saat yang disebut sebagai perlengkapan
pokok (dasar).
EXAMPLE EXTRA BABY MANAGEMENT EQUIPMENT :
1. A baby bath and some soft towels for wrapping and drying your baby after each bath (bak
mandi bayi dan beberapa handuk lembut untuk membungkus dan mengeringkan bayi
Anda setelah setiap kali mandi)

2. A nappy bin with lid (tempat sampah popok dengan penutup)

3. Indivudual disponsable nappy bags (or old plastic bags) - handy for when you"r out with
you baby (tas popok sekali pakai (atau kantong plastik bekas) - berguna untuk saat Anda
bepergian dengan bayi Anda)

56
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

II. KEBUTUHAN FISIK FISIOLOGIS


 KEBUTUHAN SANDANG
 KEBUTUHAN PANGAN
 KEBUTUHAN PAPAN

KEBUTUHAN- KEBUTUHAN DASAR BAYI :


1.Kebutuhan Sandang
Sandang adalah pakaian yang diperlukan oleh bayi sebagai makhluk berbudaya
Pakaian ini berfungsi untuk melindungi dan menutup tubuh bayi agar lebih hangat .

2. Kebutuhan Pangan
Pangan adalah kebutuhan yang paling utama bagi bayi. Pangan dibutuhkan bayi secara

57
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

kuantitatif maupun secara kualitatif. Pangan yang bermutu, bergizi, dan berimbang merupakan
suatu prasyarat utama bagi kepentingan kesehatan, perkembangan dan pertumbuhan bayi.

3. Kebutuhan Papan
Papan adalah kebutuhan bayi untuk tempat tinggal. Tempat bayi untuk bertumbuh dan
berkembang. Fungsi kebutuhan papan bagi bayi yaitu untuk bertahan diri. Kebutuhan papan juga
bermakna keharusan mampu beradaptasi memberi makna dalam peranan bayi sehari-hari.

58
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

III. KEBUTUHAN TAMBAHAN BAYI (MPASI (Makanan Pendamping ASI)


MPASI atau makanan pendamping ASI adalah makanan yang mudah dikonsumsi dan
dicerna oleh bayi dan yang menyediakan nutrisi tambahan untuk memenuhi kebutuhan fizi bayi
yang sedang bertumbuh.

59
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

BERIKUT 5 MENU PILIHAN MPASI YANG VARIATIF UNTUK BAYI :


1. Apple Stew dengan Cinnamon

Jika bayi sering mengalami konstipasi alias susah buang air besar, Ibu bisa menjadikan
apel sebagai menu MPASI bayi. Ini karena kandungan serat di dalam buah apel sangat baik
dalam meringankan kerja usus dan melancarkan pencernaan.

2. Puree Pisang dan Alpukat


Manfaat alpukat untuk bayi sangatlah beragam. Aneka nutrisi yang terdapat di dalam
alpukat menjadikan buah tersebut baik untuk mendukung kesehatan dan tumbuh kembang bayi.
Agar Si Kecil bisa mendapatkan manfaat dari buah alpukat, Bunda bisa menambahkannya ke
dalam menu MPASI.

60
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

3. Puree jagung manis dan bayam


Membantu menambah berat badan bayi, Mengoptimalkan perkembangan otak,
Melancarkan pencernaan, Meningkatkan fungsi mata dan kulit dan Melindungi sel darah.

4. Puree nasi kentang dan wortel


Kentang adalah salah satu bahan makanan yang disarankan sebagai MPASI bagi bayi
usia 6 bulan ke atas. Kentang mengandung berbagai vitamin dan mineral yang tinggi, seperti
vitamin C,vitamin B6, kalium, mangan, magnesium, fosfor, niasin, dan folat. Nutrisi dan vitamin
yang terkandung dalam kentang berperan mencegah radikal bebas, menyehatkan pencernaan dan
juga menurunkan kadar gula dalam darah.

61
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

5. Puree kentang. Daging, wortel dan tomat


Mengandung vitamin C. Sudah sangat dikenal bahwa tomat kaya akan kandungan
vitamin C. Itu artinya, tomat dapat meningkatkan sistem imunitas tubuh bayi agar lebih sehat dan
tidak mudah terserang penyakit, Sumber antioksidan, Mengandung vitamin A, Mengandung
vitamin K, Mengobati asidosis dan Mengurangi efek racun timbal.

IV.BERIKUT PERALATAN MPASI YANG DIBUTUHKAN BAYI :

62
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

Ibu memerlukan peralatan MPASI bayi yang mendukung kelancaran kegiatan makan
tersebut.
 Kursi makan bayi membantu ibu memberikan MPASI kepada si kecil

 Baby bib, buat baju bayi terhindar dari noda makanan

 Sendok dan garpu yang bebas BPA, membantu pemberian MPASI lebih nyaman

 Baby food maker, memudahkan ibu membuat menu MPASI yang lembut

63
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

 Kotak penyimpanan diperlukan untuk menaruh sisa-sisa MPASI bayi

 Peralatan MPASI bayi saringan kawat, untuk menghaluskan bubur atau puree

 Ibu juga memerlukan blender unyuk mengaluskan bahan makanan bayi

64
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

 Piring dan mangkuk bayi berkarakter supaya si kecil makin semangat memakan MPASI

 Botol minum bayi untuk melepas dahaga setalh mengonsumsi MPASI bayi

 Baby spon feefer mempermudah ibu memberikan MPASI bayi saat dalam perjalanan

65
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

66
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

67
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

TES FORMATIF

1. Apa yang dimaksud dengan sistem persarafan

a.Sistem Persarafan adalah salah satu organ yang berfungsi untuk


menyelenggarakan kerjasama yang rapihdalam organisasi dan koordinasi kegiatan
tubuh.
b.Penyakit yang menumpuk dalam organ
c.Kecacatan dalam organ
d.Kekurangan cairan

e.Penyakit yang membuat organ berhenti ber operasi


2.Secara garis besar fungsi sistem persarafan ada berapa?
a.5
b.4

c.3

d.2

e.6

3. Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak tengah
terdapat?
a.talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar endokrin

b.Pembagian organ
c.Penyakit otak
d.serabut saraf
e.Penyakit saraf
4. Ketiga lapisan membran meninges dari luar kedalam adalah sebagai berikut,durameter
merupakan ?
a.selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.
b.bentuknya seperti sarang laba-laba
c.memberi oksigen dan nutrisi serta mengangkut bahan sisa metabolisme.
d.sebagai bantalan untuk melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik

68
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi
e.Memabah stamina
5. Perubahan neurologis selama puerperium merupakan kebalikan adaptasi
neurologis yang terjadi saat?

a.wanitahamil dan disebabkan trauma yanng dialami wanita saat bersalin dan
melahirkan.
b.wanita yang ketakutan
c.Wanita yang depresi berat
d.Wanita yang memiliki sifat menolak kehamilan
e.Wanita yang menyiksa sirinya karena takut

6. Suatu alat yang digunakan secara luas untuk memonitor status kesehatan dan kesejahteraan
janin pengertian dari...
A. Efisien Fetal Monitoring (EFM)
B. External Fetal Monitoring (EFM)
C. Electronic Fetal Monitoring (EFM)
D. Electronic Fetal Manusia (EFM)
E. Electronic Fetalus Monitoring (EFM)
7. Alat mengukur fetal heart rate dan kontraksi uterus secara simultan disebut...
A. CTG
B. Tensi
C. Stetoskop
D. Tourniquet
E. Suntik
8. Syarat pemeriksaan CTG
1. Usia kehamilan mulai 28 minggu
2. Sebaiknya dilakukan 2 jam setelah makan
3. Usia kehamilan mulai 20 minggu
4. Ada persetujuan tindak medik dari pasien
Pilihlah jawaban yang benar...
A. 1,2,3
B. 1,2,4
C. 2,3,4
D. 1,3,4
E. Semua benar

69
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi
9..Berapa normal mekanisme pengaturan DJJ...
a. 120-160 dpm
b. 130-160 dpm
c. 120-180 dpm
d.100-160 dpm
e.100-150 dpm
10. Sebutkan keuntugan CTG
1. Dapat digunakan dalam beberapa stage persalinan
2.Mencatat fetal heart rate
3.Dapat mendeteksi hipoksia intrapartum
4. Dapat mencegah diabetes
Pilihlah jawaban yang benar...
a. 1,2,3
b. 1,2,4
c. 2,3,4
d. 1,3,4
e. Semua

70
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

71
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

72
Mata kuliah:pemeriksaan fisik ibu dan bayi

DAFTAR PUSTAKA

srinah,dkk. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Helwiyah, dkk.1994. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem


Persyarafan. Jakarta: EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Syaiffudin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Varney, Helen. 2006.Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 1. Jakarta : EGC.

73

Anda mungkin juga menyukai