PEMBAHASAN
A. PRETERM
a. Defenisi preterm
Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20- 37 minggu)atau dengan berat janain
kurang dari 2500 gram(manuaba 2018 :221)
Bayi premature adalah bayi baru lahir dengan umur 37 mingguatau kurang saat
kelahiran.walaupun kecil,bayi premature ukuranya sesuai dengan masa kehamilan
tetapi perkembangan intrauterine yang belum sempurna dapat menimbulkan
komplikasi pada saat psot natal.bayi baru lahir mempunyai berat 2500 gram atau
kurang dengan umur kehamilan lebih dari 37 minggu disebut dengan
premature,walupun 75% daeri neonates yang mempunyai berat dibawah 2500 gram
lahir premature.
1. Kondisi umum
2. Keadaan social ekonomi rendah
3. Kurang gizi
4. Anemia
1
5. Prokok berat,dengan lebih dari 10 batang?hari
6. Umur hamil terlalu muda kurangdari atau terlalu tua di atas 35 tahun
7. Penyakit ibu yang menyertai kehamilan seperti hipertensi,toxemia,placenta
previa,malnutrisi dan diabetes mellitus
8. Penyulit kebidanan
9. Persalinan sebelumnya waktunya atau induced aborsi
10. Penyelahgunaan konsumsi pada ibu seperti obat-obatan
terlarang,alkhol,merokok,dan caffeine
2
PersalinanPrematur Pengertian Preterem
Persalinan prematur adalah persalinan yang berlangsung antara umur kehamilan
28-36 minggu di hitung dari hari pertama haid terakhir (HPHT) dengan berarti janin
kurang dari 2500 gram. Usia kehamilan merupakan salah satu hal paling penting
bagi kelangsungan hidup janin dan kualitas hidupnya, umumnya kehamilan disebut
cukup bulan bila berlangsung antara 37-42 minggu. Persalinan prematur adalah
persalinan yang terjadi sebelum janin berusia 36 minggu (Sarwono,2016).
Persalinan Preterem menurut Buku Ilmu kebidanan Patologi dan Fisiologi
Persalinan tahun 2010, menyebutkan bahwa persalinan preterm mulainya kontraksi
uterus yang teratur disertai pendataran(dilatasi cervik serta turunya bayi padawanita
hamil dengan umur kehamilan kurang dari 37 minggu berat badan bayi kurang dari
2500 gram 34 minggu.
Bayi prematur ini dapat meninggal saat kelahiran atau mungkin harus
membutuhkan pengobatan khusus di perawatan yang intensif karena organ-organ
penting seperti paru, hati, usus, dan sebagainya masih belum bekerja dengan baik.
Menurut Buku Ilmu kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan tahun2010, Etiologi
persalinan preterem:
1. Ketuban Pecah Dini (KPD)
2. Inkopetensi Cervix
3. Insufisiensi Placenta
4. Overdistensi Uterus (gemeli, bayi besar, polyhidramnion)
5. Perdarahan pada TM III, plasenta previa, vasa previa, abruption placenta
6. Trauma, jatuh, tindakan pembedahan, pukulan keras pada perut.
7. Penyakit Ibu , toksemia, anemia, ginjal.
3
Kondisi Beresiko Prematur
b. Ibu
Penyakit berat pada ibu, diabetes mellitus, Preeklamsi/hipertensi, Infeksi
saluran kemih, genital Intrauterin, infeksi dengan demam, stress, kelainan bentuk
uterus, riwayat persalinan preterem, Abortus, inkopetensi serviks, konsumsi
narkotika, trauma perokok berat dan kelainan imunologi atau resus.
Faktor Resiko Lain seperti, Sosio Ekonomi, Riwayat IUFD dan Kehamilan Tidak
dinginkan/KTD (Sarwono,2016)
Diagnosis Preterem
1. Kontraksi berulang tiap 7-8 menit sekali atau 2-3 kali 10 menit
2. Nyeri bagian punggung bawah (low back poin)
3. Perdarahan bercak
4. Perasaan menekan daerah serviks
5. Terdapat bukaan dan penipisan.
6. Presentasi rendah (Spina isiadika)
7. Selaput ketuban pecah
8. Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu. (SarwonoPrawirohardjo,2016)
Diagnosis menurut buku Patologi dan Fisiologi Persalinan tahun 2010:
1. Pembukaan cervix 2 cm
2. Perubahan progresif serviks selama observasi.
3. Kontraksi nyeri, teratur interval 10 menit.
4
Klasifikasi Prematur
1. Berat badan bayi 1500 - 2500 gram, disebut dengan Berat Badan Lahir Rendah
(BBLR)
2. Berat badan bayi 1000 – 1500 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir
Sangat Rendah (BBLSR)
3. Berat badan bayi < 1000 gram disebut bayi dengan Berat Badan Lahir Ekstrim
Rendah (BBLER) (Mochtar, 2010)
Etiologi
5
Tanda dan Gejala
1. Kontraksi rahim yang sering dan teratur setiap 15 menit sekali atau< 4 kali
kontraksi dalam 1 jam.
2. Kram yang menyebabkan rasa tidak nyaman yang hilang timbul dibagian bawah
perut.
3. Nyeri dibawah pinggang yang samar yang tidak dipengaruhi oleh perubahan
posisi.Peningkatan atau perubahan mendadak pada cairan vagina (lebihkental, cair
dan bernoda darah). (Mochtar,2010
Komplikasi jangka pendek pada bayi yang lahir preterm selalu dikaitkan
dengan pematangan paru janin yang belum sempurna, antara lain
Respiratory Distress Syndrome (RDS), Intra Ventricular Haemorrhage
(IVH) dan Necrotizing Enterocolitis (NEC)
b. Dampak jangka panjang
6
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Persalinan Prematur
Faktor Ibu
7
diperlukan lebih banyak antidiabetik karena meningginya toleransi hidrat arang
Penatalaksanaan obstetrik Persalinan dilakukan: Pertahankan sampai aterm dan
spontan, Induksi persalinan pada minggu 37-38, Primer seksio sesarea.
Ibu yang mempunyai riwayat satu kali persalinan prematur sebelumnya akan
meningkatkan resiko untuk mendapat persalinan prematur lagi sebesar 2,2 kalinya.
Dan bila ia pernah mengalami 3 kali persalinan prematur resikonya meningkat
sampai 4,9 kalinya. Penelitian lain mendapatkan kejadian
persalinan prematur 3 kali lipat pada ibu dengan riwayat persalinan prematur.
Makin muda usia persalinan pada persalinan prematur terdahulu, makin cepat
terjadi prematuritas pada kehamilan berikutnya.( Manuaba, I.B. 2008)
8
Penatalaksanaan: ditatalaksana dengan antibiotika spektrum luas dosis tinggi.
Demam / hiperpireksia ibu yang mungkin terjadi juga harus diobati, karena keadaan
hiperpireksia dapat berakibat buruk pada sirkulasi janin.
kontraksi yang berisiko tinggi adalah kontraksi dengan frekuensi lebih dari 3-
4 kali per jam. Dalam 48 jam menjelang partus, kontraksi akan meningkat (his)
sampai 2-4 kali setiap 10 menit dengan intensitas yang makin kuat, makin lama dan
makin sering. Pada kasus dengan kontraksi, dilakukan terapi tokolisis, dengan obat-
obatan beta-agonis (misalnya salbutamol, terbutalin), sambil terus mengawasi
keadaan ibu dan keadaan janin.Pengobatan diberikan dengan infus, kemudian dapat
dilanjutkan dengan obat oral bila pasien dipulangkan.Bila kontraksi hilang,
pemberian tokolisis dapat dihentikan. Mochtar,D.1998. Persalinan Prematur dalam
Hasil penelitian yang dilakukan Paiembonan Tahun 2013 mengenai faktor
resiko kejadian kelahiran preterm di Rumah Sakit Ibu dan anak siti Fatimah
makasar menunjukan bahwa
Riwayat kelahiran preterm dan preeklamsiia merupakan faktor resiko kejadian
kelahiran preterm, dimana ibu dengan hamil dengan riwayat kelahiran preterm
memiliki resiko mengalami persalinan preterm 20 kali lebih tinggi dan ibu hamil
dengan preeklamsia memiliki resiko 2 kali lebih tinggi untuk untuk mengalami
persalinan prematur.
Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan sebelum
usia kehamilan 37 minggu dan sebelum terjadinya proses persalinan.
9
Kehamilan prematur dengan ketuban pecah dini (Preterm Prematur Rupture of
Membrane, PPROM) digunakan untuk kondisi pecahnya selaput ketuban yang
terjadi secara spontan saat kehamilan kurang dari 37 minggu dan sebelum terjadinya
proses persalinan. Hal ini merupakan 2-4% komplikasi dari kehamilan janin tunggal
dan merupakan 20% komplikasi dari kehamilan kembar.
Ketuban pecah dini terjadi karena infeksi bakteri dan respon inflamasi yang
menyebabkan produksi hormon prostaglandin meningkat, oleh karena iritabilitas
uteri yang akan menimbulkan his dan penurunan kolagen pada selaput ketuban.
Komplikasi ketuban pecah dini adalah persalinan prematur, bila tidak ada indikasi
ibu dan janin untuk dilahirkan,
ibu dan janin di observasi di ruangan bersalin. Antibiotik diberikan untuk
mencegah chorioamnionitis. Denyut jantung janin, kontraksi uterus, pantau untuk
mengetahui tanda-tanda persalinan. Akibat ketuban pecah dini dapat terjadi
malpresentasi, kompresi tali pusat, oligohidramnion, enterokolitis nekrotikan,
kelainan neurologi, hemoragia intraventikular dan sindrom gawat nafas.
Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini Pada Kehamilan Preterm berupa penanganan
konservatif, antara lain:
1. Rawat di Rumah Sakit, ditidurkan dalam posisi trendelenberg, tidak perlu
dilakukan pemeriksaan dalam untuk mencegah terjadinya infeksi dan
kehamilan diusahakan bisa mencapai 37minggu :
a. Berikan antibiotik (ampisilin 4x500 mg atau eritromisin bila
tidak tahan ampisilin) dan metronidazol 2 x 500 mg selama
7 hari
b. Jika umur kehamilan < 32-34 minggu dirawat selama air
ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar
lagi
c. Pada usia kehamilan 32-34 minggu berikan steroid, untuk
memacu kematangan paru janin, dan jika memungkinkan
periksa kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Sediaan
terdiri atas betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama
2 hari atau deksametason IM 5 mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali
d. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada
infeksi, tes busa (-) beri deksametason, observasi tanda-
10
tanda infeksi, dan kesejahteraan janin. Terminasi pada
kehamilan 37 minggu
e. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah inpartu, tidak ada
infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan
induksi sesudah 24 jam
f. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri
antibiotik dan lakukan induksi
g. Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi
intrauterin)
1. Pemberian Tokolisis
Tujuan dari terapi tokolitik adalah untuk mengurangi kadar mortilitas uterus supaya
tersedia lebih banyak waktu untuk pematangan janin dalam uterus, obat yang dipakai
untuk mengurangi mortalitas uterus. Klasifikasi Tokolitik :
11
persalinan prematur dan memperpanjang masa kehamilan rata-rata 48 jam. Efek
sampingnya tremor, malaise, lemas, sesak napas, takikardi (ibu dan janin). Reaksi
yang merugikan oedema paru, aritemia atau ketoasidosis dan syok anafilatik.
(Sarwono,2016)
Atosiban
Bentuk modifikasi dari oksitosin, yang bekerja pada reseptor oksitosin dan
vasopressin. Diduga sebagai tokolitik pada persalinan prematur dan diberikan
secara infuse IV selama 24 jam. Efek samping lebih rendah pada ibu sehingga obat
ini digunakan sebagai obat tokolitik. (Sarwono, 2016)
Magnesium Sulfat
12
Metabolismdihati dan di ekresi melalui urine. Dapat diberikan
peroral atau peranal. Dosis : 150-300 mg/hari.
1) Dosis awal 100-200 mg peranal atau 50-100 mg peroral
.Pemberian Kortikosteroid
13
Kortikosteroid berfungsi untuk pematangan paru janin, menurjnkan sindrom gawat
napas,
Pemberian Antibiotik
Antibiotik adalah obat anti infeksi yang berasal dari kuman,baik semisintesis
maupun sintesis. Pemberian antibiotik dapat menurunkan kejadian korioamnionitis
dan memperpanjang usia
Antibiotik diberikan pada kasus kehamilan dengan risiko terjadinya infeksi
sepertipada kasus KPD. Obat diberikan per oral, yang dianjurkan adalah :
1) Eritromisin 3 x500 mg selama 3 hari
14
klindamisin. Tidak dianjurkan pemberian ko-
amoksiklaf karena risiko NEC
Perencanaan Persalinan
Intervensi
Penanganan untuk penghentian persalinan prematur merupakan indikasi bila :
Selaput ketuban utuh
Tidak terdapat kontra indikasi janin maupun ibu
Berat janin 500-2499 gram
Paru-paru janin imatur. (Manuaba, 1989
15
TRAUMA PERSALINAN
Pengertian
Trauma persalinan adalah kelahiran pada bayi baru lahir yang terjadi karena trauma
kelainan akibat tindakan cara persalinan /gangguan yang diakibatkan oleh kelainan
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima karena proses kelahiran istilah
trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anosik baik yang dapat
dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan yang didapat bayi pada masa persalinan dan
kelahiran.Trauma dapat terjadi sebagai akibat keterampilan dan perhatian medik yang tidak
pantas atau yang tidak memadai sama sekali
Angka kejadian trauma lahir pada beberapa tahun berakhir ini menunjukkan
kecenderungan menurun.Hal ini disebabkan banyak kemajuan dalam bidang obstetri khususnya
pertimbangan seksio sesarea atau indikasi adanya kemungkinan kesulitan melahirkan bayi.Cara
kelahiran bayi sangat erat hubungannya dengan angka kejadian trauma lahir angka kejadian
trauma lahir yang mempunyai arti secara klinis berkisar antara 2 sampai 7 per seribu kelahiran
hidup berapa faktor resiko yang dapat menaikkan angka kejadian trauma lahir antara lain adalah
makrosomia,malpresentasi,presentasi ganda.
16
Menurut A.H Markum dkk penyebab terjadinya trauma persalianan yaitu sebagai berikut
a. Susunan saraf
Paralis plekus brakialis
Paralisis nervus frenikus
Kerusakan medula spinalis
Paralisis pita suara
b. Fraktur ( patah tulang )
Fraktur tulang tengkorak
Fraktur tulang klavikula
Fraktur tulang humerus
Fraktur tulang femur
c. Jaringan lunak
Kaput suksedaneumsefalohematoma
Perdarahan subafoneurosis
Trauma muskulus sternokleido mastoideus
Perdarahan subkunjungtiva
Nekrosis jaringan lemak subkutis
caput succedaneum adalah eema kulit kepala yang terjadi karena tekanan dari jalan lahir kepada
kepala anak atau pembengkakan difus kadang kadang bersifat ejimotik atau edematosa pada
17
jaringan lunak kulit kepala yang mengenai bagian kepala terbawah yang terjadi pada kelahiran
verteks karena tekanan ini vena tertutup tekanan vena dalam vena kapiler meninggi hingga cairan
masuk kedalam jaringan longgar dibawah lingkaran tekanan dan pada tempat yang terendah
Baby blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum adalah masalah mental yang
dalam beberapa kondisi terjadi pada ibu baru.
Akan tetapi, bukan hanya itu, ada satu masalah mental yang juga dapat dialami oleh ibu
pascapersalinan atau di masa nifas.Masalah mental tersebut sekilas memiliki gejala yang mirip
seperti depresi postpartum, tetapi sebenarnya berbeda.
Kondisi tersebut dapat disebabkan oleh trauma melahirkan atau trauma persalinan. Istilah
medis dari trauma melahirkan ini adalah postpartum post-traumatic stress disorder (PTSD)
alias gangguan stres pascatrauma.
Trauma melahirkan adalah kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa
menakutkan, entah mengalaminya atau menyaksikannya secara langsung.
Mungkin Anda bertanya-tanya bagaimana bisa sesuatu yang sangat umum seperti melahirkan
dapat menciptakan reaksi fisiologis pada ibu?
Jawaban singkatnya, untuk beberapa ibu proses ‘alami’ seperti melahirkan juga dapat memicu
trauma berat.
Ibu dengan trauma pascamelahirkan umumnya mengalami mimpi buruk, kecemasan
parah, kilas balik peristiwa (flashback), dan pikiran mengenai peristiwa tersebut.
Kadang kala, perhatian pada proses persalinan lebih banyak ditujukan kepada bayi, sedangkan
kondisi ibu kurang diperhatikan.
Berdasarkan American Psychiatric Association, ibu dengan trauma persalinan selalu
masih terbayang mengenai pengalaman traumatis yang pernah dialami atau disaksikannya.
18
Kebanyakan ibu yang pernah mengalami pengalaman traumatis mungkin merasa
kesulitan untuk menyesuaikan dirinya kembali.
Namun, seiring berjalannya waktu, perawatan postpartum PTSD yang tepat dapat memperbaiki
gejala yang dialami ibu.
Apa saja gejala trauma melahirkan?
Gejala trauma melahirkan pada ibu umumnya meliputi mimpi buruk, kecemasan parah,
terus mengingat peristiawa traumatis, hingga mengalami kilas balik peristiwa (flashback).
Sama halnya seperti pengalaman traumatis lainnya, ibu dengan postpartum PTSD kerap
mengalami kilas balik peristiwa (flashback) yang terus mengingatkan pada trauma yang pernah
dialaminya.
Berbagai gejala trauma melahirkan atau postpartum PTSD adalah sebagai berikut:
Mengalami satu atau beberapa peristiwa yang melibatkan ancaman cedera serius atau kematian
(untuk dirinya sendiri atau bayi mereka).Respon perasaan takut dan tidak berdaya setiap kali
mengingat pengalaman tersebut.
Teror kilas balik (flashback), mimpi buruk, kenangan mengganggu, dan halusinasi yang
berulang dan kembali dari waktu ke waktu.Anda merasa tertekan, cemas, atau mengalami
serangan panik saat teringat peristiwa traumatis.Anda cenderung menghindari apapun yang
mengingatkan kepada peristiwa traumatis saat melahirkan, seperti orang dan tempat.
Anda menghindari pembicaraan mengenai pengalaman traumatis maupun enggan berinteraksi
dan/atau melihat bayi untuk sementara waktu.
Anda sulit tidur dan susah berkonsentrasi karena mengingat kenangan buruk yang pernah
dialami atau dilihat terkait proses melahirkan.
Anda mungkin merasa marah, mudah tersinggung, sangat waspada, dan selalu merasa
gelisah.Anda bereaksi berlebihan saat berada di kondisi yang mengingatkan tentang peristiwa
traumatis, misalnya ketika dikejutkan oleh suara atau sentuhan. Jika mengalami tauma
melahirkan, Anda seolah-olah berada di kondisi tertekan terus-terusan.
Hal inilah yang menyebabkan Anda mengalami gejala fisik, mental, emosional, dan
perilaku di atas.Gejala trauma melahirkan atau postpartum PTSD ini biasanya bersifat sementara
dan dapat diobati.Hanya saja, bila diagnosis dan pengobatan tidak segera dilakukan, Anda bisa
mengalami dampak berupa kesulitan dalam beraktivitas sehari-hari.
Apa penyebab trauma melahirkan?
19
Penyebab trauma melahirkan adalah karena adanya kejadian traumatis yang berkaitan
dengan kehamilan maupun proses persalinan.
Terkadang, kombinasi dari baby blues, depresi postpartum, dan psikosis postpartum sering
dihubungkan dengan trauma pascamelahirkan. Tentu saja, kombinasi dari kondisi kesehatan
mental ibu melahirkan tersebut dapat memperburuk satu sama lain.
Melansir dari laman Postpartum Depression, penyebab trauma persalinan atau postpartum PTSD
yakni:
• Persalinan memakan waktu terlalu lama, sulit, dan menyakitkan
• Pengunaan alat forceps melahirkan maupun ekstraksi vakum
• Bayi mengalami prolaps tali pusat saat lahir
• Harus menjalani operasi caesar darurat saat proses melahirkan normal mengalami
hambatan
• Mengalami kondisi seperti histerektomi, preeklampsia, eklampsia, robekan perineum
(area antara vagian dan anus) yang parah, hingga perdarahan postpartumIbu atau
mengalami masalah yang mengancam kesehatan selama proses persalinan
berlangsungKematian bayi selama melahirkan atau setelah kelahiran
Bayi berada di unit perawatan intensif neonatal alias neonatal intensive care unit (NICU)
Ibu merasa kurang adanya dukungan selama persalinan
Berbagai komplikasi persalinan dapat menyebabkan ibu mengalami pengalaman
traumatis sehingga minimbulkan munculnya gejala postpartum PTSD.
Hal-hal ini dapat terjadi, tidak peduli seberapa siap fisik dan mental calon ibu, serta para petugas
medis yang bersangkutan.Itulah mengapa sangat penting bagi Anda untuk segera mencari
penanganan yang tepat guna mengatasi trauma melahirkan atau postpartum PTSD ini.
Apa saja faktor risiko trauma melahirkan?
pola pikir tidak bahagia sedih depresi stres pusing trauma melahirkanHanya karena Anda
mengalami trauma saat melahirkan bukan berarti Anda pasti mengembangkan gejala postpartum
PTSD nantinya.Ada beberapa faktor risiko yang membuat ibu lebih rentan mengalami gejala
trauma melahirkan sesungguhnya usai persalinan.
Berbagai faktor risiko trauma pascamelahirkan yaitu:
Memiliki riwayat trauma masa lalu seperti kekerasan seksual, kecelakaan, hingga
pemerkosaanMemiliki riwayat kecemasan maupun depresiDalam beberapa kasus, mengingatkan
20
ibu mengenai pengalaman traumatis saat melahirkan dapat memicu munculnya gejala postpartum
PTSD.
Itu sebabnya, ingatam sederhana yang dimiliki ibu seputar trauma sebenarnya sudah dapat
memicu timbulnya gejala trauma melahirkan.
21
Rangkuman
Persalinan preterm atau partus premature adalah persalinan yang terjadi pada
kehamilan kurang dari 37 minggu ( antara 20- 37 minggu)atau dengan berat janain kurang
dari 2500 gram(manuaba 2018 :221)
Bayi premature adalah bayi baru lahir dengan umur 37 mingguatau kurang saat
kelahiran.walaupun kecil,bayi premature ukuranya sesuai dengan masa kehamilan tetapi
perkembangan intrauterine yang belum sempurna dapat menimbulkan komplikasi pada
saat psot natal.bayi baru lahir mempunyai berat 2500 gram atau kurang dengan umur
kehamilan lebih dari 37 minggu disebut dengan premature,walupun 75% daeri neonates
yang mempunyai berat dibawah 2500 gram lahir premature.
Trauma lahir adalah trauma pada bayi yang diterima karena proses kelahiran istilah
trauma lahir digunakan untuk menunjukkan trauma mekanik dan anosik baik yang dapat
dihindarkan maupun yang tidak dapat dihindarkan yang didapat bayi pada masa persalinan dan
kelahiran.
Angka kejadian trauma lahir pada beberapa tahun berakhir ini menunjukkan
kecenderungan menurun.Hal ini disebabkan banyak kemajuan dalam bidang obstetri khususnya
pertimbangan seksio sesarea atau indikasi adanya kemungkinan kesulitan melahirkan bayi.Cara
kelahiran bayi sangat erat hubungannya dengan angka kejadian trauma lahir angka kejadian
trauma lahir yang mempunyai arti secara klinis berkisar antara 2 sampai 7 per seribu kelahiran
22
Daftar Pustaka
23
RUBRIK PENILAIAN PRESENTASIKELOMPOK
Mata Kuliah :
Pokok Bahasan :
RUBRIK
NO ASPEK SKOR KRITERIA SKOR
1 Kelengkapan 4 - Power point terdiri dari judul, isi materi dan
Materi daftar pustaka
- Power point disusun sistematis sesuai materi
- Terdapat daftar pustaka dari internet, yang
relevan
- Dilengkapi dengan gambar/animasi yang
menarik dan sesuai dengan materi
3 Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi
dari skor 4 tidak terpenuhi
2 Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materi
dari skor 4 tidak terpenuhi
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria pada kelengkapan
materi dari skor 4 tidak terpenuhi
2 Penulisan 4 - Materi dibuat dalambentuk power point
Materi - Setiap slide dapat terbaca dengan jelas
- Isi materi dibuat ringkas dan berbobot
- Bahasa yang digunakan sesuai materi
3 Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi
dari skor 4 tidak terpenuhi
2 Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materi
dari skor 4 tidak terpenuhi
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria pada kelengkapan
materi dari skor 4 tidak terpenuhi
3 Kemampuan 4 - Dipresentasikan dengan peraya diri, antusias dan
presentasi bahasa yang lantang
- Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam
24
presentasi
- Dapat mengemukakan ide dan berargumen
dengan baik
- Manajemen waktu dengan baik
3 Terdapat 1 kriteria pada kelengkapan materi
dari skor 4 tidak terpenuhi
2 Terdapat 2 kriteria pada kelengkapan materi
dari skor 4 tidak terpenuhi
1 Terdapat lebih dari 2 kriteria pada kelengkapan
materi dari skor 4 tidak terpenuhi
PEDOMAN PENSKORAN
N Nama Mahasiswa Kelengk Penulis Kepema Total Nilai
o apan an mpuan Skor Akhir
Materi Materi Present
asi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
O
Skor siswa
Nilai Akhir = ----------------------------- x 100
Total Skor
RUBRIK PENILAIAN MAKALAH KELOMPOK
Kelompok :
Kelas :
Tugas :
25
Tanggal :
26
Menggunakan kosa kata yang salah 1
6 Kemampuan mahasiswa menjelaskan
isi makalah
Menguasai makalah mulai dari Bab 1, 4
2,3 dan 4
Menguasai makalah mulai dari Bab 1, 3
2,3 saja
Menguasai makalah mulai dari Bab 1, 2 2
saja
Menguasai makalah mulai dari Bab 1 1
saja
7 Usaha mahasiswa dalam menyusun
makalah
Berusaha melengkapi isi laporan dengan 4
lengkap dan benar
Berusaha melengkapi isi laporan dengan 3
lengkap
Berusaha melengkapi isi laporan 2
Isi laporan tidak lengkap dan tidak benar 1
8 Presenasi makalah
Semua anggota aktif dan berusaha 4
menjawab pertanyaan dengan benar
Semua anggota aktif tetapi tidak 3
berusaha menjawab pertanyaan dengan
benar
Beberapa anggota saja yang aktif dan 2
berusaha menjawab pertanyaan dengan
benar
Beberapa anggota saja yang aktif dan 1
tidak berusaha menjawab pertanyaan
dengan benar
32
Skor maksimal = --------- x 100 = 100
32
27