Anda di halaman 1dari 46

ANALISIS FARMASI II

DEWA AYU IKA PRAMITHA, S.SI., M.SI

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR


VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI
Visi Keilmuan Program Studi Sarjana Farmasi
´ Menghasilkan Lulusan Sarjana Farmasi yang unggul dan inovatif di bidang Farmasi Klinik
dan Komunitas yang berwawasan budaya.

Misi Keilmuan Program Studi Sarjana Farmasi


´ Mengembangkan pendidikan program studi Sarjana Farmasi yang bermutu dan
berwawasan budaya serta berbasis riset dan pengabdian kepada masyarakat yang
mampu meluluskan sumber daya manusia yang berbudaya dan berintegritas serta
kompeten di bidang kefarmasian.
´ Menyelenggarakan penelitian di bidang kefarmasian yang bermutu dan berwawasan
budaya dengan mengutamakan pengembangan kearifan lokal Usada dan bersinergi
dengan kemajuan teknologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan luaran
invensi dan produk inovasi yang berdaya saing global.
´ Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di bidang kefarmasian yang bermutu
dan berwawasan budaya melalui penerapan hasil penelitian khususnya di bidang
kefarmasian untuk memberi manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat.
SUB-BAHAN KAJIAN

STANDARISASI

SISTEMATIKA ANALISIS

ANALISIS BAHAN BAKU

PREPARASI SAMPEL

IDENTIFIKASI DAN INTERPRETASI DATA HASIL ANALISIS SENYAWA OBAT


Standarisasi

Simplisia Ekstrak / Krud / Isolat Obat dari Bahan Alam

Standarisasi :
- Proses
Pasca Panen - Kimia
- Fisika
- Mikrobiologi

Produk Bahan Alam


Budidaya Terstandar
ACUAN STANDARD

- Standar
Produk yang :
pemilihan
-Suplemen FI - bermutu, Peningkatan
bahan baku - aman , dan
-Suplemen FHI data saing
- Standar - bermanfaat
pengawasan
SIMPLISIA
Kebanyakan simplisia berasal dari tumbuhan (simplisia nabati)

Sbg bahan baku (awal) dan produk siap konsumsi langsung, harus memenuhi
Parameter mutu bahan:
1)Kebenaran jenis (identifikasi)
2)Kemurnian (bebas kontaminasi kimia & biologi)
3)Stabilitas (wadah, penyimpanan, transportasi)
Trilogi produk kefarmasian :Quality-Safety-Efficacy
Spesifikasi kimia: komposisi (jenis & kadar) senyawa
STANDARISASI

Definisi (secara kefarmasian): Serangkaian


parameter, prosedur dan cara pengukuran yang
hasilnya merupakan unsur-unsur terkait paradigma
mutu kefarmasian, mutu dalam artian memenuhi
syarat standar (kimia,biologi dan farmasi)
Tujuan: Menjamin bahwa produk akhir (obat,
ekstrak atau produk ekstrak) mempunyai nilai
parameter tertentu yang konstan (ajeg) bahan
obat yang berkualitas, aman dan bermanfaat
Simplisia yang akan digunakan untuk obat sebagai bahan baku
harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam monografi
terbitan resmi DepKes(Materia Medika Indonesia)
Simplisia sebagai produk yg langsung dikonsumsi (ex:serbuk
jamu) harus memenuhi persyaratan produk kefarmasian sesuai
peraturan yg berlaku.
Sedangkan ekstrak dalam bentuk bahan dan produk kefarmasian
baru harus memenuhi persyaratan :
Monografi bahan baku (simplisia) +
Parameter standar umum dan spesifik
SYARAT SIMPLISIA NABATI/HEWANI
1. Harus bebas serangga, fragmen hewan, kotoran
hewan
2. Tidak boleh menyimpang dari bau, warna
3. Tidak boleh mengandung lendir, cendawan, menun
jukkan tanda-tanda pengotoran lain
4.Tidak boleh mengandung bahan lain yang beracun
atau berbahaya
5. Kadar abu yang tidak larut dalam asam maksimal
2%
TAHAPAN YG MEMPENGARUHI MUTU
SIMPLISIA
´ 1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU (PANEN)
´ 2. SORTASI BASAH
´ 3. PENCUCIAN
´ 4. PERAJANGAN
´ 5. PENGERINGAN
´ 6. SORTASI KERING
´ 7. PENGEPAKAN DAN PENYIMPANAN
´ 8. PEMERIKSAAN MUTU
1. PENGUMPULAN BAHAN BAKU
´ Kadar zat aktif dalam simplisia bervariasi, tergantung:
a. Bagian tanaman
b. Umur tanaman
c. Waktu panen
d. teknik pengumpulan

a.BAGIAN TANAMAN, kulit batang (klika, cortex), batang


(caulix), kayu (lignum), daun (folium), bunga (flos), akar
(radix), rimpang (rhizoma), buah (fructus), biji (semen),
bulbus
Kulit batang
´ KULIT BATANG
- umur sudah cukup tua, jangan terlalu tua,
memiliki banyak gabus (tidak ada zat aktif)
- jangan mengganggu pertumbuhan, panen
menjelang musim kemarau
- panen batang utama dan cabang, ukuran
tertentu
- mengandung m.a & fenol, hindari logam
- kadar air ≤ 8%
´ BATANG
- dari cabang dengan diameter tertentu
- potong dengan panjang tertentu
- kadar air ≤ 10%

´ KAYU
- dari batang atau cabang
- kelupas kulit
- potong-potong kecil, diserut (disugu)
- kadar air ≤ 10%
´ DAUN
- daun tua : - telah membuka sempurna
- pada cabang, batang
- menerima s.m. sempurna
misal : sembung, Blumea balsamifera L.

- daun muda, pucuk :


- saat mengalami perubahan pertumbuhan
dari vegetatif ke generatif
misal : kumis kucing, Orthosiphon stamineus
- kadar air ≤ 5%
´ BUNGA
Tergantung yang dimaksud : kuncup, bunga mekar,
mahkota bunga, daun bunga, kadar air ≤ 5%, dipetik
dengan tangan
´ AKAR : - bagian bawah tanah
- potong-potong, ukuran tertentu
- kadar air ≤ 10%
´ RIMPANG :
- panen musim kering, bag. atas tan. kering
- cabut tanaman, bersihkan rimpang
- potong melintang, tebal tertentu
- kadar air ≤ 8%
´ BUAH
Tergantung yang dimaksud : buah masak, matang, muda,
dipetik dengan tangan
- umum buah masak, ditandai perubahan pada
buah :
• tingkat kekerasan;labu merah, Cucurbita
moschata L.
• warna; asam, Tamarindus indica L.
jeruk nipis, Citrus aurantifolia L.
• bentuk; mentimun, Cucumis sativus L.
pare, Momordica charantia L.
- kadar air ≤ 8%
´ BIJI
- buah mengering; kedawung,Parkia roxbugii
- sebelum kering benar, sebelum pecah secara
alami; jarak, Ricinus communis L.
- buah dipetik (manual, alat)
- kupas kulit buah
- kadar air ≤ 10%
´ BULBUS
- umbi lapis maksimal besar, pertumbuhan di atas
berhenti; bawang merah, Allium cepa L.
- tanaman cabut, bulbus pisah dari daun dan akar
- cuci
b. umur tanaman

´Atropa belladonna L.:alkaloida utama hiosiamin


pertama ada pada akar, tahun I tertinggi pada
batang hijau, tahun II batang berkayu dan kadar
tertinggi pada pucuk daun tanaman mulai
berbunga
´Mentha piperita L.: kadar mentol tertinggi pada
daun muda, saat tanaman mulai berbunga
´Cinnamomum camphora L. : kadar kamfer
tergantung dari umur tanaman, makin tua makin
tinggi pada bagian kayu
c. Waktu panen
´ Minyak atsiri : sebaiknya panen pagi hari
´ Pertimbangan zat aktif : - stabilitas kimia
- stabilitas fisika
d. Teknik pengumpulan
´ Dengan menuai (tangan) :
- keterampilan
- baik bagi tanaman dipanen berulang-ulang
´ Dengan alat (mekanik) :
- perhatikan zat aktif (kimia),
misal : golongan, jangan pakai alat besi
- baik bagi tanaman sekali panen
PARAMETER STANDAR MUTU BAHAN
BAKU
1. Nama simplisia: bahasa latin, nama nasional
2. Uraian : paparan tanaman, hasil determinasi dan
sinonim
3. Pemerian : organoleptis, makroskopis dan mikroskopis
4. Baku pembanding: zat identitas (hasil sintesis dan hasil isolasi)
5. Identifikasi : uji pendahuluan golongan senyawa
6. Uji kemurnian : kadar abu, cemaran mikroba,cemaran logam
berat, cemaran pestisida,cemaran aflatoksin.
Pemerian : Tidak berbau, rasa agak kelat
Makroskopik
Kayu : Berbentuk potongan2 atau kepingan dengan ukuran
sangat bervariasi atau berupa serutan2; keras dan padat;
warna merah, merah jingga atau kuning.
Mikroskopik
. Xilem : Jelas, radier dengan jari-jari xilem terdiri dari 1 sampai 3
baris sel yang berisi butir pati kecil, tungga ldan
berkelompok. Pembuluh kayu atau trakhea : Umumnya
berkelompok, kadang2 tunggal, garis tengah 25m
sampai120m, dinding tebal, berlignin, bernoktah yg
berupa noktah halaman dng lubang berbentuk celah,
lumen umumnya berisizat yg berwarna merah keunguan,
merah
Serabut xilem : Berkelompok, tersusun radier, t.d 5-40 serabut,
dinding serabut tebal berlignin, lumen sempit, klp serabut diliputi
seludang sel parenkim, selparenkim umumnya berisi hablur
kalsium oksalatberbentuk prisma, ukuran hablur 3m–
20m,umumnya 15m.

Serbuk : Warna merah jingga kecoklatan. Fragmen pengenal


adl berkas serabut dng seludang hablurkalsium oksalat
berbentuk prisma, fragmen pembuluhkayu berpenebalan jala;
fragmen serabut, umumnyapanjang dan lumen sempit.
(MMI jilid I hal.31)
ANALISIS OBAT BAHAN ALAM

Berdasarkan Farmakope Indonesia :


1.

Monografi yang terdiri dari :


a) nama latin
b) nama lokal
c) title obat bahan alam
2.

Definisi
3.

Penyandraan dari aspek :


a) makroskopik
b) mikroskopik
4.

c) Pengujian Identitas
d) Pengujian kemurnian
6.

e) Penetapan kadar
7.

f) Penyimpanan
ANALISIS KUALITATIF
1.

1. Uji Organoleptik :
untuk mengetahui kekhususan bau dan rasa simplisia.
2.

2. Uji Makroskopik :
menggunakan kaca pembesar atau tanpa alat, untuk
mencari kekhususan morfologi,ukuran dan warna
simplisia uji.
3.

3. Uji Mikroskopik
menggunakan mikroskop dengan derajat perbesaran
sesuai kebutuhan.
Simplisia uji berupa sayatan melintang,
radial,paradermal maupun membujur atau berupa
serbuk.
Lanjutan Pengujian

Uji mikroskopik dicari unsur-unsur anatomi jaringanyang


khas.
Untuk mengetahui jenis simplisia berdasarkan fragmen
pengenal yang spesifik bagi masing2 simplisia.
4. Uji Histokimia
untuk mengetahui berbagai macam zat kandungan
yangterdapat dalam jaringan tanaman. Dengan pereaksi
yang spesifik, zat-zat kandungan tersebut akan memberikan
warna yang spesifik pula sehingga mudah dideteksi.
Catatan dalam Pengamatan Makroskopis & Organoleptis
Nomenklatur : nama simplisia, tanaman asal, namalatin,
sinonim, familia, dll.
Ketersediaan, simplisia utuh atau rajangan.
Bentuk, bentuk secara umum dari simplisia.
Ukuran, dimensi.
Kenampakan luar, luasan secara umum, misalnyaberserabut,
kasar, tertutup lapisan lilin, dll.
Warna, warna bagian luar atau dalam.
Bau dan rasa, sulit digambarkan.
ANALISIS KUANTITATIF

1. Parameter non spesifik


Cemaran mikroba
a) uji angka lempeng total
untuk mengetahui jumlah mikroba/ bakteri dalam
sampel.
Batasan : 10 juta CFU/ gram
b) uji angka kapang dan khamir
untuk mengetahui adanya cemaran kapang.
Batasan :maksimal 10.000 CFU/ gram.
c) Most probably number (MPN)
untuk mengetahui seberapa banyak cemaran
bakteri coliform (bakteri yang hidup di saluran
pencernaan).
d) mikroba patogen : negatif
Uji aflatoksin untuk mengetahui cemaran aflatoksin yang dihasilkan oleh jamur
Aspergillus flavus.
Batasan : maksimal 30 bpj.
2. Moisture Content
metode gravimetri
pemeriksaan untuk simplisia yang tidak mengandung minyak
atsiri
susut pengeringan= % bobot yang hilangselama proses
pengeringan. Pengukuran dilakukan dengan pengeringan
pada temperatur 105C sampai bobot konstan
0

Susut pengeringan =(bobot awal - bobot akhir)/bobot awal x


100%
Metode titrasi Karl Fischer
adalah dengan mentitrasi sampel dengan larutan iodin dalam
metanol. Reagen lain yang digunakan titrasi ini : sulfurdioksida
dan piridin. Metanol dan piridin digunakan untuk melarutkan
iodin sulfur dioksida agar reaksi dengan air menjadi lebih baik.
Titrasi Karl Fisher digunakan untuk penentuan kadar air dalam
alkohol, ester-ester, senyawa lipida,lilin, tepung gula, pati madu
dan bahan-bahan kering
b.Cara kalsium karbid:
berdasarkan reaksi antara kalsium: karbid dan air menghasilkan
gas asetilin karbid dan air.Cara ini untuk menentukan kadar air
dalam,sabun, kulit, biji vanili, air buah
Kekurangan
Bahan lain selain air ikut menguap bersama dengan uap air
misal: alkohol, asam asetat, minyak atsiri dll.
Terjadi reaksi selama pemanasan yang menghasilkan air atau
zat yang mudah menguap. Contoh : gula mengalami
dekomposisi atau karamelisasi, lemak mengalami oksidasi.
Bahan yang mengandung bahan yang dapat mengikat air
secara kuat sulit melepaskan airnya meskipun sudah
dipanaskan
Metode Destilasi toluen (Azeotropi)
Metode destilasi ini digunakan suatu pelarut yang immiscible
pada bahan yang telah ditimbang dengan teliti.Pelarut yang
biasa digunakan adalah toluene, xylene,dan campuran pelarut-
pelarut ini dengan pelarut lain. Metode ini sering digunakan
pada produik-produk bahan pangan yang mengadung sedikit air
atau mengandung senyawa volatil
3. Ash Value

Perlu diingat, saat penimbangan kadar abu dilakukan sampai


diperoleh bobot tetap/konstan dari alat dan bahan yang
digunakan.

Cara perhitungan kadar abu :


Berat abu total=[berat total penimbangan–berat cawan kosong]
Kadar abu total=Berat abu total x 100%Berat sampel
Kadar abu larut asam
menunjukkan kandungan cemaran senyawa silikat
4. Heavy Metal Accumulation
Penetapan logam berat Logam berat merupakan bahan
berbahaya yang sama sekali tidak diperbolehkankan ada
dalam simplisia. Pengujian ini sangat penting untuk
menjamin keamanan dari bahan baku maupun produk jamu
jadi yang siap dikonsumsi.
Metode : atomic adsorption spectroscopysetelah atom
difiksasi dengan asam nitrat,hidroklorat dan asam sulfat.
5. Residu Pestisida
Tanaman obat dapat juga tercemar oleh pestisida. Hal ini
bisa terjadi antara lain akibat pestisida yang masuk ke
dalam tanaman dan terus menumpuk sampai tanaman itu
dipanen, baik lewat akar, kulit batang maupun daun tanaman
herba. Tanaman obat yang pada waktu dibudidayakan dan
dirawatnya memakai pestisida secara intensif, mungkin saja
produk herbalnya tercemar oleh residu pestisida
Pestisida Organo fosfat dan organo klorin
Metode : TLC, GC, Spektro
Parameter Spesifik
Zat identitas, untuk simplisia yang belum diketahui zat
aktifnya (zat penanda/marker).Dicari profil kromatografi
(minimal profil KLT)
Penetapan kadar, untuk simplisia yang belum diketahui zat
aktifnya
Wadah dan penyimpanan, memenuhi kriteria tertentu karena
dimungkinkan mempengaruhi kualitas simplisia
6. Penetapan kadar sari
Penetapan kadar sari bahan jamu Penetapan
kadar sari adalah metode kuantitatif
untuk jumlah kandungan senyawa dalam
simplisia yang dapat tersari dalam pelarut
tertentu.
Penetapan kadar sari dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu kadar sari yang larut dalam
air dan kadar sari yang larut dalam etanol.
7. Penetapan kadar sari
Penentun kadar sari larut air bertujuan untuk
mengetahui kadar sari dari bahan yang
terlarut di dalam pelarut air.
Penentuan kadar sari larut etanol bertujuan
untuk mengetahui kadar sari dari yang
terlarut di dalam pelarut etanol
Stabilitas senyawa kimia bahan alam dipengaruhi :
Pemanasan, terhadap zat yang tidak tahan panas.ex: minyak
atsiri
Udara, senyawa yang mudah teroksidasi
Cahaya, terhadap sinar ultraviolet
Logam berat, dapat terbentuk ikatan dengan senyawa alam
Derajat keasaman, curcumin stabil dalam asam
STANDAR VCO SEBAGAI BAHAN BAKU
SEDIAAN FARMASI

Sumber:
- APPC Quality Standar Virgin Coconut Oil
- SNI (Indonesia National Standard) 7381:2008
- Pramitha, DAI., Juliadi, D. 2019. Pengaruh Suhu Terhadap Bilangan Peroksida Dan Asam Lemak Bebas Pada Vco (Virgin Coconut
Oil) Hasil Fermentasi Alami. Cakra Kimia Ndonesian E-journal Of Applied Chemistry 7 (2), 149-154
Analisis Mutu VCO sebagai Bahan Baku
´ Bilangan Peroksida
´ Timbang sebanyak 0,3 – 5 gram,
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 300mL.
´ tambahkan 10 mL kloroform dan larutkan
sampel dengan cara menggoyangkan
Erlenmeyer dengan kuat.
´ Tambahkan 15 mL asam asetat glasial
dan 1 mL larutan kalium iodide jenuh.
´ Tutuplah segera Erlenmeyer tersebut dan
kocok kira-kira 5 menit di tempat gelap
pada suhu 15°C - 25°C.
´ tambahkan 75 mL air suling dan kocok
dengan kuat. Reaksi pembentukan peroksida

´ Titar dengan larutan standar natrium


tiosulfat 0,02 N dengan larutan kanji
sebagai indicator.
´ Lakukan penetapan blanko dan duplo.
Hitung bilangan peroksida dalam sampel.
Analisis Mutu VCO sebagai Bahan
Baku
´ Pemanasan dapat mempengaruhi bilangan peroksida yang dimiliki oleh
VCO. Hal ini dibuktikan oleh Pramitha & Juliadi (2019) dengan adanya
peningkatan bilangan peroksida pada VCO hasil fermentasi alami setelah
dipanaskan dengan suhu 150°C, 200°C, dan 250°C yaitu secara berturut-turut
sebesar 0,6 ; 0,99 ; dan 1,2 meq/kg. Tingginya bilangan peroksida dapat
disebabkan oleh adanya proses oksidasi yang terjadi selama proses
pemanasan dengan suhu tinggi selama 60 menit.
Analisis Mutu VCO sebagai Bahan
Baku

Based on the results of the GC-MS shows


that there are differences in the content of
fatty acids in VCO by treating T0, T1
(150ºC), T2 (200ºC), and T3 (250º)
Sumber: Pramitha, DAI., Karta, IW. 2021. Analysis of Fatty Acids in Virgin
Coconut Oil Frying at Various Temperatures. JST (Jurnal Sains dan Teknologi)
PREPARASI SAMPEL VCO

´ Buah kelapa tua dibelah dan diambil daging buahnya.


´ Daging buah dicuci, kemudian diparut.
´ Kelapa parut diperas dengan menggunakan air hangat dengan
perbandingan 1:3 (kelapa:air).
´ Santan yang diperoleh didiamkan selama 1 hari untuk memisahkan minyak
dengan protein dan air yang terkandung dalam santan.
´ Setelah muncul 3 lapisan, yaitu lapisan atas adalah minyak, lapisan tengah
adalah protein atau blondo, dan bagian bawah adalah air.
´ Minyak yang terbentuk dipisahkan dan disaring. Minyak yang diperoleh
dibagi menjadi empat bagian yang kemudian dipanaskan dengan suhu 0,
150, 200, dan 250°C selama 60 menit.
TUGAS PERTEMUAN 1-3

´ BUATLAH SEBUAH MAKALAH DENGAN TOPIK “PROSEDUR PENETAPAN BAHAN


BAKU SEBELUM DIGUNAKAN SEBAGAI OBAT DENGAN TEKNOLOGI
TERBARUKAN”
´ DALAM MAKALAH MENCAKUP STANDARISASI, SISTEMATIKA ANALISIS,
ANALISIS BAHAN BAKU, PREPARASI SAMPEL, IDENTIFIKASI DAN INTERPRETASI
DATA HASIL ANALISIS SENYAWA OBAT
´ MAKALAH DIBUAT DENGAN KELOMPOK KERJA
´ DALAM 1 KELOMPOK TERDIRI DARI MAKS. 5 ORANG
´ MAKALAH AKAN DIPRESENTASIKAN PADA PERTEMUAN BERIKUTNYA

Anda mungkin juga menyukai