Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MUDHARABBAH
Tugas Mata Pelajaran PAIBP
Guru Mata Pelajaran: Ibu Ade Erna

Disusun Oleh:
1. NOVIA SAFITRI
2. PUTRI MUTIA BILKIS
3. RAHMA RANDINI
4. RANI NURAENI
5. RESI NURLENI
6. RESNA NUR SAFITRI
7. REVALINA ALYA PUTRI

YAYASAN LEMBAGA PENDIDIKAN IBADURRAHMAN


SMK TERPADU IBADURRAHMAN
Kampus YLPI Jl. ACUN MANSHUR Tegal Lega Kota Sukabumi 43169
Telp. (0233)6247175e-mail : smkti 08gmail.com
2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga saya dapat
menyelesaikan Makalah tentang Materi "Mudarabbah" ini tanpa suatu halangan
apapun. Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam. Yang di Gurui Oleh Ibu Ade Erna. Makalah ini telah
kami susun dengan semaksimal mungkin. Terlepas dari semua itu, kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya.
Mudharabah merupakan wahana utama bagi perbankan syari‟ah untuk
mobilisasi dana masyarakat yang terserak dalam jumlah besar dan untuk
menyediakan berbagai fasilitas, antara lain fasilitas pembiayaan bagi para
pengusaha. Mudharabah merupakan salah satu akad kerjasama kemitraan
berdasarkan prinsip bagi hasil dilakukan sekurang-kurangnya oleh dua pihak,
dimana pihak pertama memiliki dan menyediakan modal (shahibul mal),
sedangkan pihak kedua memiliki keahlian (skill) dan bertanggungjawab atas
pengelolaan dana atau manajemen usaha halal tertentu disebut mudharib.
Konsep ini terdapat unsur keadilan, dimana tidak ada suatu pihak yang
diuntungkan sementara pihak yang lain dirugikan antara pemilik dana dan
pengelola dana. Distribusi pembagian hasil usaha hanya didasarkan pada akad
mudharabah, dimana pembagian hasil usaha didasarkan pada nisbah yang telah
disepakati di awal akad.Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut merupakan
konsekuensi Apabila terjadi kerugian dan kerugian tersebut merupakan
konsekuensi bisnis (bukan penyelewengan atau keluar dari kesepakatan) maka
pihak penyedia dana akan menanggung kerugian manakala mudharib akan
menanggung kerugian managerial skill dan waktu serta nisbah keuntungan bagi
hasil yang akan diperolehnya. Pihak yang melakukan perhitungan distribusi hasil
usaha adalah “selalu mudharib”, karena salah satu aturan dalam prinsip
mudharabah mutlaqah pemilik dana memberi kuasa penuh kepada mudharib

i
untuk mengelola dana untuk mendapatkan hasil usaha.Kepercayaan ini penting
dalam akad mudharabah karena pemilik dana tidak boleh ikut campur di dalam
manajemen proyek yang dibiayai dengan dana pemilik dana tersebut, kecuali
sebatas memberikan saran-saran dan melakukan pengawasan pengelola dana.

Sukabumi, Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................... i


Daftar isi ................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 1
C. Tujuan Pengertian ...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian.................................................................................................... 3
B. Dalil ............................................................................................................ 4
C. Dasar hukum .............................................................................................. 4
D. Syarat ......................................................................................................... 5
E. Rukun ......................................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan


Dalam Al-Qur'an banyak terdapat ayat-ayat yang mendorong perdagangan
dan perniagaan. Islam sanggat jelas sekali menyatakan sikap bahwa tidak boleh
ada hambatan bagi perdagangan dan bisnis yang jujur dan halal, agar setiap orang
memperoleh penghasilan. Mengacu pada prisip-prinsip hukum yang telah
ditetapkan ajaran Islam dalam hal transaksi perniagaan antara lain: (1) penjualan
(bay'), (2) Sewa (ijarah), (3) Hadiah (hibah), (4) Pinjaman (Ariyah) dan lain-
lainnya, seperti kemitraan-kemitraan yang diterapkan pada berbagai macam
transaksi khusus.
Salah satunya adalah kemitraan yang bersifat mudharabah. Melihat
kemitraan-kemitraan yang terjadi, maka penulis berminat untuk membahas lebih
lanjut tentang transaksi Mudharabah yang lebih menjurus kepada pembahasan
teori dan praktiknya di tengah-tengah masyarakat. Hal ini karena seiring dengan
berkembangnya lembaga-lembaga ekonomi yang berbasis syari’ah diharapkan
sektor riil berkembang pesat.

B. Rumusan masalah
Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa pengertian Mudharabbah
2. Apa saja tujuan dari Mudharabbah
3. Bagaimana kesesuaian antara perjanjian awal dengan pelaksanaan akad
mudharabah

1
C. Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah diatas, dapat dijabarkan tujuan penelitian
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian dari Mudharabbah
2. Untuk mengetahui syarat-syarat mudharabbah
3. Untuk mengetahui kesesuaian antara perjanjian awal dengan pelaksanaan
akad mudharabbah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian
Mudharabah atau qiradh termasuk salah satu bentuk akad syirkah
(perkongsian ).Istilah mudharabah digunakan oleh orang Irak, sedangkan orang
Hijaz menyebutnya dengan istilah Qiradh. Dengan demikian mudharabah dan
qiradh adalah dua istilah untuk maksud yang sama. berarti yang ُ‫ق رْ ض‬
َ ‫ ا ل‬kata
dari diambil ) ُ‫ق َر ا ض‬ َ ‫ ) ْع‬potongan), sebab
ِ ‫ ) ا ل‬qiradh bahasa Menurut ُ‫ط ق ل ا‬
pemilik memberikan potongan dari hartanya untuk diberikan kepada pengusaha
agar mengusahakan harta tersebut, dan pengusaha akan memberikan potongan
dari laba yang diperoleh. Bisa juga diambil dari kata dan modal pemilik sebab),
kesamaan (‫س ا و ا‬
َ ‫ ا ل ُم‬berarti yang ) ‫ض ة‬
َ ‫ق ا َر‬
َ ‫ )ا ل ُم‬muqaradhah pengusaha
memiliki hak yang sama terhadap laba. Orang Irak menyebutnya dengan istilah
mudharabah, sebab setiap yang Mudharabah adalah kerjasama antara pemilik
modal atau uang dengan pengusaha pemilik keahlian atau keterampilan tenaga
dalam pelaksanaan unit-unit ekonomi atau proyek usaha.
Melalui qirad atau mudharabah kedua belah pihak yang bermitra tidak
akan mendapatkan bunga, tetapi mendapatkan bagi hasil atau profit sharing dari
proyek ekonomi yang disepakati bersama.14Islam mendorong masyarakat ke arah
usaha nyata dan produktif. hasil atau profit sharing dari proyek ekonomi yang
disepakati bersama.
Islam mendorong masyarakat ke arah usaha nyata dan produktif. Islam
mendorong umatnya untuk melakukan investasi dan melarang membungakan
uang. Oleh karena itu, upaya untuk memutar modal dalam investasi, sehingga
mendatangkan return merupakan aktivitas yang sangat dianjurkan. Oleh sebab itu
pengelolaan investasi bagi hasil harus dikembangkan, sehubungan dengan
masalah kapital dan keahlian.

3
B. Hadist Dan Firman Allah Swt.
Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dia kehendaki. Hal ini
sebagai ditegaskanNya dalam Q.S. Ath Thalaaq (65), ayat 3 :
ْ ‫و َح ْسبُھُ ِإ َّن هللاَ بَالِ ُغ َأ ْم ِر ِه قَ ْد َج َع َل هللاُ لِ ُكلِّ َش‬tَ ُ‫َو َم ْن یَت ََو َّكلْ َعلَى هللاِ فَھ‬
...‫ي ٍء قَ ْدرًا‬
“…Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusannya.
َ ِ‫ض َو َج َع ْلنَا لَ ُك ْم فِیھَا َم َعای‬
َ‫ش قَلِیال َما تَ ْش ُكرُون‬ ِ ْ‫“ َولَقَ ْد َم َّكنَّا ُك ْم فِي األر‬
Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu se dan Kami adakan
bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. Amat sedikitlah kamu
bersyukur”(Q.S.Al-Araf :7 ayat 10).
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa saydina Abbas bin Abdul Muthalib
jika memberikan dana kemitra usahanya secara mudharabah ia mensyaratkan agar
dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau
membeli ternak, jika menyalahi peraturan tersebut yang bersangkutan
bertanggung jawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut
kepada RasulullahSAW, dan Rasul membolehkannya ( HR Tabrani ). Rasulullah
SAW bersabda :
ٌ َ‫ى هللاُ عَلیَ ِھ َو َسلَّ َم ثَال‬
‫ث‬ َ ِ‫ قَا َل َرسُوْ َل هللا‬: ‫ب ع َْن اَبِ ِھ قَا َل‬
َّ ‫صل‬ ٍ ‫صھَ ْی‬
ُ ‫ح ب ِْن‬ َ ‫ع َْن‬
ِ ِ‫صال‬
ُ‫فِ ْی ِھ َّن البَ َر َكة‬

ِ ‫ت الَ لِ ْلبَی‬
)‫ْع (رواه ابن ماجھ‬ ِ ‫اخلَطُ البُرِّ بِا ال َّش ِعی ِْر لِ ْلبَ ْی‬
ْ ‫ضةُ َو‬ َ َ‫ْالبَ ْی ُع اِلَى اَ َج ٍل َو ال ُمق‬
َ ‫ار‬
Dari Saleh bin Suhaib r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda : Tiga hal
didalamnya terdapat keberkatan yaitu jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah ), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah
bukan untuk dijual. ( HR Ibnu Majah ).

C. Dasar Hukum
Dasar hukum Dalam mencari rezeki dan mengembangkan harta, pebisnis
muslim dituntut menggunakan sebab-sebab disamping tawakal kepada Allah
SWT. Allah memberi rezeki kepada siapa saja yang dia kehendaki.

4
Adapun dasar-dasar hukum mudharabah antara lain adalah :
1). Al-Qur an.
Secara jelas Al-Qur an tidak pernah membicarakan tentang mudharabah,
meskipun mudaharabah menggunakan kata “ dharaba” Qur-Al Dalam ).
Adapun dasar hukum mudharabah yang lebih mencerminkan anjuran
untuk melakukan usaha, adalah ayat-ayat antara lain : Firman Allah SWT dalam
surat al-Muzammil (73), ayat 20 :

... ِ‫ض یَ ْبتَ ُغونَ ِم ْن فَضْ ِل هللا‬


ِ ْ‫ َوآ َخرُونَ یَضْ ِربُونَ فِي األر‬... .
“…dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia
Allah….” 98 Firman Allah SWT dalam surat al Jumu’ah (62), ayat 10 :

‫ض َوا ْبتَ ُغوا ِم ْن فَضْ ِل هللاِ َو ْاذ ُكرُوا هللاَ َكثِیرًا‬


ِ ْ‫ت الصَّالةُ فَا ْنتَ ِشرُوا فِي األر‬ ِ ُ‫فَِإ َذا ق‬
ِ َ‫ضی‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم‬
ُ
ْ ‫ت‬
َ‫ف ِل ُح و ن‬
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”99 Beberapa ayat diatas terdapat suatu kandungan adanya dorongan
untuk menjalankan usaha dalam rangka memenuhi kebutuhan kehidupannya.
2). Al-Hadis.
Hadits Rasulullah SAW yang pada dasarnya menganjurkan untuk berusaha
bahkan lebih mengisyaratkan dengan melalui usaha kemitraan dengan pihak lain
untuk sama-sama mendapatkan keungtungan.

D. Syarat
Syarat yang berkaitan dengan keuntungan, bahwa pembagian keuntungan
harus jelas prosentasenya seperti 60 %: 40 %, atau 50% : 50 % dan sebagainya
menurut kesepakatan bersama. Biasanya dicantumkan dalam surat perjanjian yang
dibuat dihadapan notaris. Dengan demikian apabila terjadi persengketaan, maka
penyelesaiannya mudah dilakukan. Apabila pembagian keuntungan tidak jelas,
maka menurut ulama Mazhhab Hanafi akadnya fasid (rusak), demikian juga

5
halnya jika pemilik modal mensyaratkan bahwa kerugian harus ditanggung
bersama, maka akadnya batal, sebab dalam akad mudharabah kerugian tetap
ditanggung sendiri oleh pemilik modal.109

E. Rukun
Rukun dalam akad mudharabah adalah :
1. Pelaku atau pemilik modal maupun pelaksana usaha.
2. Objek mudharabah atau modal dan kerja.
3. Persetujuan kedua belah pihak atau ijab dan qabul.
4. Nisbah keuntungan.

F. Macam-macam
Secara umum, berdasarkan transaksi ada dua akad mudharabah yang biasa
digunakan.
1. Mutlaqah
Dalam segi transaksi syariah, Ada istilah akad mudharabah mutlaqah.
Salah satu jenis akad mudharabah berdasarkan transaksinya ini mengacu pada
jenis usaha yang diajukan oleh pengelola modal kepada pemilik modal. Dalam
pengertian akad ini, akad mudharabah mutlaqah berperan sebagai acuan kepada
pemberi modal untuk tidak menentukan jenis usaha apa yang akan dilakukan oleh
pengelola modal nantinya. Pihak pemilik modal hanya perlu memastikan
pemberian modal usaha dapat berjalan dengan lancar. Berdasarkan perjanjian
yang sudah disepakati, akad mudharabah mutlaqah adalah bukti kerja sama sah
yang akan mengatur juga terkait bagi hasil atau nisbah yang akan diterima oleh
pemilik modal nantinya.
2. Mudharabah muqayyadah
Untuk jenis transaksi akad mudharabah lainnya, ada akad mudharabah
muqayyadah yang menjelaskan tentang perjanjian kerja sama usaha dengan jenis
usaha yang ditentukan oleh pemberi modal. OJK menyatakan bahwa akad
mudharabah muqayyadah ini dibagi menjadi dua, yaitu akad mudharabah

6
muqayyadah on balance sheet yang mengatur perjanjian antara nasabah/pemilik
dana dan bank atau pihak pengelola dana.
Selain itu ada mudharabah muqayyadah off balance sheet yang mengatur
perjanjian tentang penyaluran dana mudharabah langsung kepada pelaksana
usahanya, di mana bank bertindak sebagai perantara (arranger) yang
mempertemukan anatara pemilik dana dengan pelaksana usaha)
Berdasarkan perjanjian ini, akad mudharabah muqayyadah adalah pengikat
ketentuan terkait peran pengelola modal yang hanya bisa menjalankan usaha yang
telah ditentukan bersama.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Mudharabah adalah salah satu bentuk akad pembiayaan yang akan di
berikankepada nasabah dalam suatu Bank. Secara umum Mudharabah terbagi
kepadadua jenis, yaitu: Mudharabah Muthlaqah dan Mudharabah Muqayyadah.
Dalam sistem Mudharabah ini akadnya adalah kerja sama usaha antara duapihak
dimana pihak pertama menyediakan seluruh modal, sedangkan pihak lainnya
menjadi pengelola, keuntungan usaha dibagi menurut kesepakatan
yangdituangkan dalam kontrak.
Manfaat dari Mudharabah ini adalah Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil
pada saat keuntungan usaha nasabah meningkat, Akad Mudharabah harus bejalan
sesuai dengan ketentuan-ketentuan syari’ahdimana si pengelola harus
menjalankan usahanya dengan rasa tanggung jawabyang tinggi, sesuai dengan
prisip Syari’ah dan berupaya agar usahanya tidak terjadi kerugian.
Kerugian bisa di akibatkan oleh beberapa hal, yaitu:
1. Disebabkan oleh resiko bisnis
2. Disebabkan oleh musibah atau bencana alam dan
3. Disebabkan oleh kelalaian atau penyimpangan yang dilakukan oleh si
pengelola.
Apabila kerugian terjadi disebabkan oleh resiko bisnis dan bencana alam
maka atas kerugian tersebut ditanggung sepenuhnya oleh si pemilik modal tetapi
kalau kerugian itu terjadi disebabkan oleh kelalaian atau penyimpangan yang
sengaja dilakukan oleh sipengelola maka, atas segala kerugian itu harus
ditanggung oleh si mudharib sepenuhnya dan modal yang diberikan harus
dikembalikan oleh mudharib sepenuhnya.
Oleh karena itu untuk memperkecil kesempatan terjadinya kerugian yang
disebabkan oleh kelalaian atau penyimpangan yang dilakukan oleh mudharib atau

8
sipengelola maka, shahibulmal harus dapat membuat aturan atau peringatan yang
dapat mengurangi kesempatan mudharib untuk melakukan tindakan yang
merugikan. Pembiayaan mudharabah dipengaruhi oleh faktor langsung dan faktor
tidak langsung. Adapun tujuan akhir dari pembiayaan mudharabah adalah
memperoleh keuntungan

Anda mungkin juga menyukai