Anda di halaman 1dari 74

PENGARUH AKTIVIS ORGANISASI INTRA KAMPUS

TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA JURUSAN


PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Syarat Menuju Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
GITHA CIPTANINGTYAS
NIM: 11140150000065

KONSENTRASI SOSIOLOGI
PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
LEⅣIBAR PENGESAIIAN SKRIPSI

I'cngaruh Al<tivis Organisasi Intra Kampus Terhadap Ilasil llclajar


Mahasis'rva Jurusana Pcndidikan Ilnru Pengctahuan Sosial
UIN Syarif Ilidavatullah Jakarta

S krr psr

-l-al'bivah
I)ia.jukan licpacla FakLrltas IIrnLr dan Keguruan

untuk nrenrcnuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Perrdidikan (S.l)d)

Oleh:

Githa Ciptaningtvas
NIM。 11140150000065

Yang NIlengesahkan

Pembin.rbing Skripsi I Pen'rbimbing Skripsi II

Dr.Tcngku Rusman Nulhakimi M.Pd


NI})19670828 1993032006 卜IIP 19670525 199512 1 001

JURUSAN PENDIDIKAN ILⅣIU PENGETAHUAN SOSIAIノ


FAKUI」 TASILⅣ IU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITASISLAⅣ I NEGERISYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
Iノ EⅣ IBAR PENGESAHAN PEⅣ IBIⅣIBING SKRIPSI

Sl<ripsi bcrjLrdul "Pcngaruh Aktivis Organisasi Intra Kampus Tcrhadap llasil llclajar
\'l:tltasirr.a,lurusan I'}cndidikan IImu Pcngctahuan Sosial UIN Sl,arif'IIitl:rl,atullah
,lrtlirtrtrt". I)isusun oleh Citha Ciptaningtyas, NIM. 1l140150000054, Jurusan [)endidikan llrrLr
I)crructalrttatr Sosinl- Fakultas ilrnu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islanr Neqcri Sl,arif
lliilrtrltullrih .lakarta. 'l'elah rnelalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karr.a itrriah
'a.Lr
ircrhal< LrntLrk diLrjikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan olch f'akLrltas.

Jakarta,26レ ici 2019

Mengesahl<an

[)crlbi rrbir-ig Sl<ripsi I Pembimbing Skripsi II

Proi l)「 .Ulね h Faiarini,M.副 Dr.Tengku Rusman Nulhakim,M.1)d


N11)196708281993032006 NIP. 19670525 199512 1 001
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Pengaruh Aktivis Organisasi Intra Kampus Terhadap Hasil
Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta disusun oleh Githa Ciptaningtyas dengan Norrror Induk Mahasiswa
11140150000065, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal l0 Juli
2019 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh Sarjana Sl (S.Pd)
dalam sidang Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Sosiologi.

Jakarta,10 Juli 2019

Panitia Uj,an M[uniqasah

Tanggal TandaTangan

Ketua Sidang oKetua Jurusan P.IPS)

Dr.Iwan Purwanto.M.Pd
NIP。197304242008011012

SekretarisiSidang(Sekretaris Jurlsan P.IPS)

Andri Noor Ardiansvah,M.Si


Nコ P。 198403122015031002 ,
ιァガ
′ ノ /θ
:″

PenguJI I

pr.Iwan Puwanto.M.Pd
NIP,197304242008011012

Pellguji II

Dr.H.Nurochim.M.M ヽ

NIP。 195907151984031003 んθ

Mengetahui,
Dekan Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan

97103191 32001
KEⅣIENTERIAN AGAIIA No Dokulllcn i F]TK_FR‐ AKD― ()89
UIN JAKARTA Tgl Tcrbit : I Maret 2010
FORⅣ I(F動
FITK No Rcr isi:
′1″ 社力の″ ´
ら 9D C″ rarお π勧 6″
“ `J2ノ
Hal
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama : Githa Ciptaningtyas

TempatiTgl.Lahir : Jakarta, 09 Agustus 1996


NIM :i1140150000065
Prodi
Jurusan / ; Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial/Sosiologi
Judul Skripsi : Pengaruh Aktivis Organisasi lntra Karnpus Terhadap f{asil
Belajar Mahasisrva Jurusan llmu Pen,eetahuan Sosial UiN
Syarif Hi dayatullah J akarla

Dosen Pernbimbing : 1. Prof. Dr Ulfah Fajarini, M Si

2. Dr. Ten-uku Rusman Nulhakirn. M. Pd

Dengan tni rnenyatakan bahwa skripsi yang sa,va buat benar-benar hasiI kan,a sendiri
dan saya bertanggung jawab secara akhdemis atas apa yang saya tulis

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu s,varat menempuh Ujian Munaqasah

Jakarta, l7 .lunr 201 9


Mahasisu a \'os

)ヽ TIヽ /1 ]1140150000065
ABSTRAK
Githa Ciptaningtyas (NIM. 11140150000065). Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Pengaruh
Aktivis Organisasi Intra Kampus Terhadap Hasil Belajar Mahasiswa
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh aktivis organisasi
intra kampus terhadap hasil belajar mahasiswa. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian bersifat kuantitatif. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
pengurus HMJ Pendidikan IPS periode 2015 hingga periode 2018 dengan jumlah
sampel sebanyak 85 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan Kuesioner (Angket) dan Wawancara. Teknik analisis
data yang digunakan untuk menjawab hipotesis adalah dengan menggunakan
analisis regresi sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara aktivis
organisasi intra kampus terhadap hasil belajar mahasiswa, dan kontribusi penuh
yang diberikan sebesar 33,8%, dengan nilai Thitung sebesar sebesar 2,235 dan
nilai ttabel sebesar 1,989 yang berarti nilai thitung lebih besar dari ttabel (2,235 >
1,989). Signifikansi pada penelitian ini sebesar 0,028 yang dimana nilai sig lebih
kecil dari 0,05, maka keputusan yang di ambil pada penelitian ini adalah Ha
diterima dan Ho ditolak, Maka dapat diinterprestasikan bahwa aktivis organisasi
intra kampus berpengaruh terhadap hasil belajar mahasiswa.

Kata Kunci :Aktivis, Organisasi Intra Kampus, Hasil Belajar Mahasiswa.

i
ABSTRACT

Githa Ciptaningtyas (NIM. 11140150000065). Department of Social Sciences


Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Effect of Intra-Campus
Organizational Activists on Student Learning Outcomes of the Department of
Social Sciences in Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta.
This study aims to determine the influence of intra-campus activist
organizations on student learning outcomes. The type of research used is
quantitative research. The population in this study were all board members of the
Social Sciences Education Board for the period 2015 to 2018 with a total sample
of 85 people. Data collection techniques used in this study used a questionnaire
(questionnaire) and interviews.The data analysis technique used to answer the
hypothesis is to use simple regression analysis.
The results of this study indicate that there is an influence between intra-
campus organizational activists on student learning outcomes, and the full
contribution given is 33.8%, with a Thitung value of 2.235 and a ttable value of
1.989 which means the tcount is greater than t table (2,235> 1,989). Significance
in this study amounted to 0.028, where the sig value was smaller than 0.05, then
the decision taken in this study was Ha accepted and Ho rejected, then it can be
interpreted that activists of intra-campus organizations influence student learning
outcomes.

Keywords: Activists, Intra-Campus Organizations, Student Learning Outcomes

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya
terutama dalam hal mendidik. Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti
yang diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu
Sarjana Pendidikan (S.Pd).
Skripsi ini dapat penulis susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan skripsi ini.
Berkaitan dengan rampungnya skripsi ini, penulis sangat menyadari berbagai
pihak yang telah membantu dan mendukung kegiatan ini. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc, MA., selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan
melayani penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Andri Noor Ardiansyah, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas memberikan dan melayani
penulis selama penulis kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Prof. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si dan Dr. Teuku Rusman Nulhakim, M. Pd
selaku dosen pembimbing skripsi. Terima kasih atas bimbingan dan
motivasinya selama penulis menyusun skripsi.

iii
6. Kepada bapak Syaripulloh, M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik.
Terima kasih atas saran dan masukannya selama panulis dalam
masa perkuliahan.
7. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan seluruh Dosen UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada
penulis selama masa perkuliahan, semoga ilmu yang telah bapak dan ibu
berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
8. Seluruh staf karyawan perpustakaan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mempermudah penulis dalam mencari
data.
9. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian.
10. Ayahanda Drs. B. Hadi Sutanto dan Ibunda Euis Sri Sugiarti, S.Pd yang telah
membesarkan mengajarkan penulis dengan penuh kasih sayang. Terima
kasih atas semua cinta yang terpancar serta doa dan restu yang selalu
mengiringi setiap langkah penulis. Terima kasih juga atas dukungan
berupa moril mau materil yang luar biasa selalu kalian berikan dan nomor
satukan diten tengah kesibukan kalian untuk penulis.
11. Kakak tercinta, Ginna Ramadhini Putri, M.Si yang membuat penulis
termotivasi agar bisa selalu menjadi kebanggaan dalam keluarga.
12. Assobah selaku sahabat penulis, Aisyah Az-Zahrah, Mauly Nabilah,
Khoerun Nisa, Alya Fadiyah, Sindi Alwiyah, Azhary Pangestu Utami,
Melinda Saraswati, yang selalu mengingatkan dan menjadi teman
seperjuangan dalam merampungkan skripsi ini,tetaplah menjadi sahabat.
13. Untuk sahabat setia Aisyah Az-Zahrah dan Mauly Nabilah yang selalu
menemani penulis kemanapun dan selalu ada saat susah ataupun senang.
14. Untuk Kak Widya Aprilia dan Shavinia Fitri Terimakasih telah menemani
penulis, dan selalu memberikan semangat yang tiada henti.
15. Untuk Wulan, Yuniar, dan Nilam terimakasih selalu ada untuk penulis dari
SMA hingga sekarang.

iv
16. Untuk Distrik 667 (Ghina Fadhilah, Ade Saraswati, Farah Nurul, Idhar, Ari
Ardiyansyah, Rubiko, Acep Misbah, Amri) selalu memberikan canda tawa
sehingga penulis tidak stress menyelesaikan skripsi ini.
17. Untuk Kak Abidillah, Kak Ikhwan Afandi, Kak Maman, dan Kak Miftah
Ismie, yang selalu mau direpotkan oleh penulis dalam 4 tahun terakhir.
18. Untuk Adiku Tersayang Dwiky Firmansyah, terimakasih sudah mau di
repotkan dan selalu ada untuk penulis dalam senang maupun sedih.
19. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
angkatan 2014 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa
disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa persahabatan kita, tetap
kompak selalu dan terus jalin tali silaturrahmi.
20. Teman-teman seperjuangan konsentrasi sosiologi yang tidak bisa disebutkan
satu per satu, tetap kompak dan selalu menjadi sosiologi yang mikir.
21. Kelompok Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) MAN 19 Jakarta
Tahun 2018, Aisyah Az-Zahrah (IPS), Melinda Saraswati (IPS),
Chairunissa (IPS), Lia Mulya Asih (PBSI), Nurul Hikmah (PBSI), Isma
Mufida (PBI). Terimakasih atas dukungan serta motivasinya, semoga tetap
kompak selalu.
22. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Tarbiyah Cabang
Ciputat yang menjadi wadah dalam berorganisasi di ekstra kampus dan
merupakan titik awal penulis memulai organisasi, baik tataran intra
kampus maupun tataran ekstra kampus. Terima kasih HMI, Yakin Usaha
Sampai.
23. Himpunan Mahasiswa Jurusan P.IPS yang telah memberikan penulis
pengalaman yang sangat berharga dalam berorganisasi di tataran intra
kampus teristimewa.
Demikianlah, betapapun penulis telah berusaha dengan segenap
kemampuan yang ada untuk menyusun karya tulis yang sebaik-baiknya, namun
di atas lembaran-lembaran skripsi ini masih saja dirasakan dan ditemui berbagai
macam kekurangan dan kelemahan. Karena itu, kritik dan saran dari siapa saja
yang membaca skripsi ini akan penulis terima dengan hati terbuka.

v
Penulis berharap semoga skripsi ini akan membawa manfaat yang sebesar -
besarnya bagi penulis khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya.

Jakarta, 01 April 2019

Githa Ciptaningtyas

vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ....................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 7
F. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ................... 9
A. Kajian Teori ................................................................................................ 9
1. Aktivis Organisasi Intra Kampus ........................................................ 9
2. Hasil Belajar...................................................................................... 16
B. Penelian yang Relevan .............................................................................. 31
C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 34
D. Hipotesis Penelitian................................................................................... 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................................... 36
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................... 36
B. Metode Penelitian ..................................................................................... 36
C. Variabel Penelitian .................................................................................... 37
D. Populasi dan Sampel Data......................................................................... 37
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 39
F. Instrumen Penelitian ................................................................................. 40
G. Teknik Analisis Data................................................................................. 42
H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ........................................................ 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 53
A. Deskripsi Data ........................................................................................... 53
1. Gambaran Umum HMJ Pendidikan IPS UIN Jakarta ....................... 53

vii
2. Statistik Deskripsi Responden .......................................................... 55
B. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................................... 57
C. Hasil Uji Persyaratan Analisis .................................................................. 59
1. Uji Normalitas ................................................................................... 59
2. Uji Heteroskedastisitas ...................................................................... 60
D. Uji Hipotesis Penelitian ............................................................................ 62
a. Uji Regresi Linear Sederhana ........................................................... 62
E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................................... 63
F. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 66
BAB V PENUTUP.......................................................................................................... 67
A. Kesimpulan ............................................................................................... 67
B. Saran-Saran ............................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 69
LAMPIRAN .................................................................................................................... 73

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Tabel 3.2 Alternatif Jawaban
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Aktivis Organisasi Intra Kampus
Tabel 3.4 Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien
Korelasi (r)
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Aktivis Organisasi Intra Kampus
Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Semester
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Mahasiswa
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.7 Hasil Uji Linieritas
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji T)
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Berpikir

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Angket Penelitian

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Pedoman wawancara

Lampiran 4 Transkip Wawancara 1

Lampiran 5 Transkip Wawancara 2

Lampiran 6 Transkip Wawancara 3

Lampiran 7 Transkip Wawancara 4

Lampiran 8 Hasil Konversi IPK

Lampiran 9 Tabel Tabulasi

Lampiran 10 Hasil Analisis Data

Lampiran 11 Dokumentasi

Lampiran 12 Surat Izin Pemohonan Penelitian

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perguruan tinggi sebagai sebuah institusi pendidikan, menjadi salah
satu sarana pendidikan yang penting dalam proses transfer nilai dan
pengetahuan yang berlangsung antara pendidik yakni dosen dan mahasiswa
sebagai peserta didik, sehingga dari proses tersebut diharapkan akan mampu
mencetak pribadi-pribadi yang unggul serta mampu memberikan kontribusi
yang signifikan demi kemajuan bangsa dan negara.
Salah satu wadah proses pembentukan sumber daya manusia yang
berkualitas adalah melalui lembaga pendidikan, dalam hal ini adalah
perguruan tinggi atau universitas. Perguruan tinggi merupakan salah satu
lembaga pendidikan formal yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk
mempersiapkan mahasiswa dan menghasilkan lulusan yang berkualitas baik.
selain itu, kampus harus menyediakan fasilitas yang lengkap bagi mahasiswa,
mahasiswa pun harus dikondisikan secara baik agar pembelajaran dapat
efektif.
Secara umum mahasiswa menyandang tiga fungsi strategis, yaitu
sebagai penyampai kebenaran, dan agen perubahan, generasi penerus masa
depan. Organisasi intra kampus merupakan suatu wadah pengembangan diri
mahasiswa yang dapat memainkan tiga fungsi strategisnya. Disamping itu,
organisasi memberikan soft skill di luar akademis yang tidak diajarkan khusus
di akademik.
Mahasiswa adalah salah satu bagian dari civitas akademika pada
perguruan tinggi yang merupakan calon pemimpin bangsa di masa yang akan
datang. Untuk itu diharapkan mahasiswa perlu memiliki cara pandang yang
baik, jiwa, kepribadian serta mental yang sehat dan kuat. Selayaknya pula
seorang mahasiswa mampu menguasai permasalahan sesulit apapun,
mempunyai cara berpikir positif terhadap dirinya, orang lain, mampu

1
2

mengatasi hambatan maupun tantangan yang dihadapi dan tentunya pantang


menyerah pada keadaan yang ada.
Sondang P Siagian menyebutkan dalam buku karya wursanto,
organisasi adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang
bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan bersama dan terikat secara formal
dalam suatu ikatan hirarki dimana selalu terdapat hubungan antara seseorang
atau kelompok orang yang disebut pimpinan dan seseorang atau kelompok
orang yang disebut bawahan.1
Organisasi kemahasiswaan merupakan bentuk kegiatan di perguruan
tinggi yang diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa.
Organisasi tersebut merupakan wahana dan sarana pengembangan diri
mahasiswa ke arah perluasan wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan,
serta integritas kepribadian mahasiswa. Hal ini dikuatkan oleh Keputusan
Menteri RI No. 155 tahun 1998, Tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi, bahwa organisasi kemahasiswaan intra-
perguruan tinggi adalah wahana dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke
arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendikiaan serta integritas
kepribadian untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi.2
Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA), Senat Mahasiswa (SEMA),
Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ), Himpunan Mahasiswa Program Studi
(HMPS) adalah beberapa jenis organisasi kemahasiswaan intra kampus yang
sering di jumpai di dunia perkuliahan. Organisasi sebagai wadah aspirasi dan
jembatan bagi mahasiswa. Selain organisasi intrakampus terdapat organisasi
kemahasiswaan ekstra kampus seperti, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI),
Pergerakkan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa
Nasional Indonesia (GMNI), Ikatan Mahasiswa Muhamadiyyah (IMM) dan
masih banyak lainnya. Organisasi ekstra kampus ini tidak berda di dalam
kampus melainkan di luar kampus sehingga disebut sebagai organisasi ekstra
kampus.
1
Wursanto, Dasar-dasar ilmu organisasi, (Yogyakarta : Andi, 2002) h. 53
2
KepMen RI No. 155 tahun 1998 tentang Pedoman Umum Organisasi Kemahasiswaan
di Perguruan Tinggi
3

Dalam berorganisasi mahasiswa mencoba untuk mencari pengalaman


baru serta ilmu-ilmu baru yang bermanfaat melalui kegiatan-kegiatan yang
ada dalam organisasi yang mana diharapkan dapat menunjang nilai indeks
prestasi mahasiswa itu sendiri. Meskipun terkadang ada sebagian orang yang
berasumsi bahwa organisasi mengganggu perkuliahan. Dengan berbagai
persepsi, pandangan serta paradigma dari para mahasiswa itu sendiri,
diantaranya: (1) Organisasi itu tidak penting, (2) buang-buang waktu,
(3)membuat nilai mahasiswa menurun karena terlalu sibuk di organisasi,
sedangkan kuliah terbengkalai, (4) organisasi itu tidak ada manfaatnya, hanya
menganggu kegiatan kuliah, bahkan ada yang mengatakan bahwa (5)
mengikuti organisasi itu untuk berlajar berbohong.
Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengembangkan
potensi kemahasiswaan secara optimal salah satu caranya yaitu melalui
pengembangan minat, bakat, pemikiran yang kritis, kreatif, inovatif dan
produktif. Oleh sebab itu mahasiswa diberi peluang untuk mengikuti berbagai
macam kegiatan di luar jam akademik misalnya kegiatan kemahasiswaan
seperti mengikuti kegiatan organisasi intra kampus maupun ekstra kampus
dan unit-unit kegiatan mahasiswa yang ada di perguruan tinggi tersebut.
Bersatunya peran sebagai seorang pelajar dan organisator dalam diri
mahasiswa tentu menjadi tanggung jawab yang besar, agar kedua peran
tersebut dapat berjalan dengan baik. Hal ini menjadi sangat berbeda
dibandingkan mahasiswa pada umumnya yang hanya aktif secara akademik.
Mahasiswa aktivis harus mengorbankan sebagian dari pikiran, tenaga, materi,
dan waktu untuk kegiatan organisasi yang diikutinya. Oleh karena itu, ini
akan berpengaruh pada hasil belajar mahasiswa sebagai aktivis.
Akan tetapi, semua itu kembali ldalam diri individu mahasiswa itu
sendiri bagaimana ia mengikutsertakan organisasi itu dengan baik tanpa
adanya kesimpangsiuran antara organisasi dengan perkuliahan.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
4

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, berakhlak mulia,


serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang “Sistem
Pendidikan Nasional.”3
Keberhasilan prestasi belajar mahasiswa ditunjukkan dengan Indeks
Prestasi Kumulatif (IPK) yang umumnya diperoleh melalui proses selama
kuliah, selama periode tertentu dan diukur dengan tugas-tugas yang diberikan
oleh dosen, ujian tengah semester, ujian akhir semester, partisipasi dan
keaktifan di kelas dan lain sebagainya. Prestasi belajar yang rendah pada
mahasiswa dapat berpengaruh terhadap kelancaran masa studinya, karena
mereka harus mengulang mata kuliah tertentu pada semester berikutnya
sehingga menjadi mundur masa studinya.
Upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mengembangkan
potensi kemahasiswaan secara optimal salah satu caranya yaitu melalui
kegiatan pengembangan minat, bakat, pemikiran yang kritis, kreatif, inovatif
dan produktif. Oleh sebab itu mahasiswa diberi peluang untuk mengikuti
berbagai macam kegiatan di luar jam akademik misalnya kegiatan
kemahasiswaan dan unit-unit kegiatan mahasiswa yang ada di perguruan
tinggi tersebut.
Dengan tanggung jawab yang besar, dibutuhkan juga usaha yang
besar. Artinya, jika seorang mahasiswa masuk ke suatu badan organisasi
mahasiswa, maka mereka harus mengatur waktu mereka yang cenderung
padat untuk kuliah dan organisasi. Melalui pengaturan waktu yang baik,
mahasiswa yang aktif tersebut dapat tetap berprestasi di kampus dan sukses di
organisasi.
Namun, sebagian besar mahasiswa yang aktif mengikuti badan
organisasi kemahasiswaan mengalami berbagai kesulitan dalam pembagian
waktu sehingga menimbulkan ketidak seimbangan antara kuliah dan
organisasi. Bentuk konkret ketidak seimbangan tersebut umumnya terlihat
pada turunnya nilai akademis dari para aktivis anggota badan organisasi

3
UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5

kemahasiswaan. Pada akhirnya, mahasiswa berupaya untuk menyeimbangkan


antara kuliah dan organisasi, dibandingkan mahasiswa lain yang hanya fokus
pada kuliahnya.
Mahasiswa yang tidak bisa membagi waktu antara kuliah dan
organisasi biasanya akan cenderung mengalami turunnya IPK. Penurunan ipk
ini terjadi karena mahasiswa yang lebih asik di dunia organisasi ketimbang
kuliah. Dan biasanya kegiatan organisasi tersebut berada pada jam kuliah
yang bisa mengganggu konsentrasi dalam kuliah yang menghasilkan
mahasiswa banyak yang bolos kuliah dan menemukan mahasiswa yang
meminta teman untuk mengabsenkan atau yang lebih dikenal dengan istilah
“titip absen”. Banyak mahasiswa yang belum bisa menentukan prioritas
mereka di kampus, kadang organisasi menjadi prioritas utama di kampus
ketimbang kuliah.
Namun tidak selalu mahasiswa yang aktif berorganisasi mengalami
penurunan ipk. Banyak juga mahasiswa yang tetap konsisten dengan IPK
yang bagus bahkan bisa mengalami kenaikan IPK. Biasanya mahasiswa yang
aktif di organisasi juga memiliki intelektualitas yang tinggi dan nilai plus dari
cara bicara dan kearifan berkomunikasi dengan orang lain.
Namun banyak mahasiswa di kampus khususnya mahasiswa jurusan
PIPS FITK UIN Jakarta yang bersikap apatis terhadap organisasi. Sebagian
mahasiswa mengatakan bahwa organisasi hanya membuang waktu, energi
dan fikiran. Bahkan tidak sedikit juga yang menganggap organisasi sesuatu
yang tidak penting di kampus dan tanpa organisasi pun kita tetap dapat
berkuliah.
Sebagian mahasiswa banyak yang menjadikan organisasi sebagai
alasan mahasiswa lulus tidak tepat pada waktunya, yang normalnya berkuliah
4 tahun, yang biasa dikenal dengan “mahasiswa abadi” sebutan tersebut,
sangat akrab di dunia perkuliahan khususnya di tujukan pada mahasiswa yang
ikut aktif berorganisasi. Namun banyak juga di jumpai para aktivis yang lulus
tepat waktu 4 tahun. Menurut mereka aktif di organisasi bukanlah alasan lulus
6

tidak tepat waktu, dan menunjukan bahwa aktivis organisasi juga bisa lulus
dengan tepat waktu.
Penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian para aktivis
organisasi intra kampus di HMJ PIPS. Berdasarkan hal-hal tersebut maka
peneliti akan melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Aktivis Organisasi
Intra Kampus terhadap Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,
maka dapat diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut:.
1. Adanya gejala apatisme mahasiswa terhadap organisasi kemahasiswaan
termasuk HMJ Pendidikan IPS.
2. Kurangnya minat mahasiswa untuk bergabung dalam organisasi
kemahasiswaan.
3. Adanya perbedaan hasil belajar mahasiswa aktivis organisasi dengan
yang non aktivis organisasi.
4. Adanya perbedaan keaktifan dalam kelas saat perkuliahan.
5. Adanya perbedaan dalam pergaulan di kampus.
6. Adanya perbedaan kearifan berkomunikasi bagi mahasiswa aktif
organisasi dengan yang tidak aktif organisasi.
7. Terdapat kemampuan membagi waktu antara kuliah dan organisasi bagi
mahasiswa yang aktif organisasi.
8. Terdapat pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa yang aktif organisasi
dan yang tidak.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dijelaskan, maka
masalah yang diteliti dibatasi pada:
1. Pengaruh aktivis organisasi HMJ P.IPS terhadap hasil belajar mahasiswa
yang di tunjukan pada IPK di Kartu Hasil Studi.
7

2. Aktivis organisasi periode 2015 sampai dengan 2018.


3. Organisasi intra kampus dibatasi pada aktivis HMJ Pendidikan IPS
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dan
pembatasan masalah, maka rumusan masalahnya adalah: “Apakah terdapat
pengaruh aktivis organisasi intra kampus terhadap hasil belajar mahasiswa
Jurusan Pendidikan IPS UIN Jakarta?”

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh Aktivis
Organisasi Intra Kampus terhadap Hasil Belajar Mahasiwa Jurusan
Pendidikan IPS FITK UIN Jakarta.

F. Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Manfaat Teoritis

Semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dalam


pengembangan wawasan ilmu di P. IPS FITK, khususnya tentang
organisasi intra kampus terhadap hasil belajar mahasiswa.
2. Manfaat Praktis
a. Mahasiswa
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam mengikuti kegiatan organisasi intra kampus agar berdampak
positif pada hasil belajar mahasiswa.
b. Dosen
Manfaat penelitian ini bagi dosen adalah sebagai informasi
terkait pengaruh organisasi intrakampus terhadap hasil belajar
mahasiswanya dengan harapan bisa memningkatkan keterampilan
mahasiswa sebagai salah satu bekal di masa yang akan datang.
8

c. Jurusan
Manfaat penelitian ini bagi pihak jurusan yaitu dapat
menambah koleksi pustaka yang bermanfaat bagi mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
d. Peneliti Lain
Dapat dijadikan referensi acuan, atau pembanding bagi peneliti
lain untuk membuat penelitian yang serupa.
BAB II
KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori
1. Aktivis Organisasi Intra Kampus
a. Pengertian Aktivis
Definisi aktif menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
adalah aktif sama dengan giat (bekerja, berusaha, dinamis, atau
bertenaga).4 Salah satu definisi aktif yaitu dinamis, dimana dinamis
berarti bergerak, seseorang yang aktif tidak pernah berhenti bergerak,
dalam hal ini bergerak untuk mendapatkan sesuatu yaitu pengetahuan,
dan pengalaman yang baru.
Definisi aktif tersebut juga bisa di contohkan seperti aktif di
dalam suatu kegiatan seperti kegiatan kemahasiswaan di dunia
perkuliahan, kegiatan kemahasiswaan bisa menjadi suatu wadah bagi
seseorang untuk bersifat dinamis dalam menemukan hal-hal baru,
pengetahuan, dan pengalaman.
Definisi aktivis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) orang (terutama anggota organisasi politik, sosial, buruh,
petani, pemuda, mahasiswa, wanita) yang bekerja aktif mendorong
pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan dalam organisasinya.5
Menurut Ana Rosdiana dalam Ardi Widayanto, mahasiswa
aktivis adalah mahasiswa yang aktif dalam kegiatan kemahasiswaan
yang ada di universitasnya. Aktivis merupakan segelintir orang dari
sekian banyaknya mahasiswa yang menduduki perguruan tinggi atau
sering disebut juga dengan kampus.6 Aktivis hanya menjadi minoritas
dalam komposisi mahasiswa dikampus, karena cenderung sebagian

4
https://www.kbbi.web.id/aktif. Diakses: Sabtu, 21 Juli 2018.
5
https://kbbi.web.id/aktivis. Diakses: Kamis, 5 Juli 2018.
6
Ardi Widayanto, Karakteristik Prestasi Akademik Mahasiswa Aktivis Organisasi Intra
Kampus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
2012. Hal. 24-25.

9
10

besar mahasiswa saat ini adalah berkutat dalam ruang kelas,


perpustakaan, kantin, dan kos yang mengejar nilai tinggi.

b. Pengertian Organisasi
Definisi organisasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) adalah kesatuan yang terdiri atas bagian-bagian (orang dsb)
perkumpulan, dsb untuk tujuan tertentu; kelompok kerja sama antara
orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. 7
Dalam berorganisasi setiap individu memerlukan adanya
interaksi dengan semua struktur, baik itu secara langsung maupun
secara tidak langsung kepada organisasi yang telah dipilih. Perlu
adanya partisipasi dari setiap anggota dalam suatu organisasi agar
tercipta interaksi yang baik. Sehingga setiap individu dapat melakukan
bagian pekerjaannya masing-masing secara efektif dan efisien.
Robbins juga menjelaskan tentang pengertian organisasi,
menurut Robbins, Organisasi adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relatif
dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus
menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok
tujuan.8
Kast dan Rozenzweig mendefinisikan organisasi sebagai
kelompok orang yang terikat secara formal daqlam hubungan atasan
dan bawahan yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.9
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa setiap
organisasi harus mempunyai tiga unsur dasar yaitu sekelompok orang,
kerjasama dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian

7
http://kbbi.web.id/organisasi. Diakses: Senin, 13 November 2017.
8
Stephen, P. Robbins. Teori Organisas Struktur, Desain dan Aplikasi, (Jakarta:
Arcan, 1994), h. 4.
9
Sudaryono. Budaya & Perilaku Organisasi. (Jakarta: Lentera Ilmu Cendekia, 2014. h.
34.
11

organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama sekelompok


orang dalam rangka mencapai tujuan bersama.
Dalam membentuk atau menentukan sebuah organisasi harus
diperhatikan ciri-ciri yang ada. Ciri-ciri organisasi merupakan
beberapa hal yang harus ada.
Ciri-ciri organisasi menurut Siswanto dalam Siska Sinta
Pratiwi yaitu:10
1) Suatu organisasi adalah adanya sekelompok orang yang
menggabungkan diri dengan suatu ikatan norma,
peraturan, ketentuan dan kebijakan yang telah dirumuskan dan
masing-masing pihak siap untuk mejalankannya dengan penuh
tanggung jawab.
2) Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang
tersebut saling mengadakan hubungan timbal balik, saling
memberi dan menerima dan juga saling bekerjasama untuk
melahirkan dan merealisasikan maksud (purpose), sasaran
(objective) dan tujuan (goal).
3) Dalam suatu organisasi yang terdiri atas sekelompok orang
yang saling berinteraksi dan bekerjasama tersebut diarahkan pada
suatu titik tertentu., yaitu tujuan bersama dan ingin direalisasikan.
Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa dalam organisasi
ada gabungan sekelompok orang yang melakukan hubungan timbal
balik dan saling bekerja sama untuk merealisasikan maksud, sasaran,
dan mengarahkan ke satu titik agar tujuan bersama bisa tercapai atau
terealisasikan..
Selanjutnya menurut Sudarman tentang organisasi yang diikuti
oleh mahasiswa atau yang biasa disebut dengan Ormawa atau
organisasi kemahasiswaan mengemukakan:

10
Pratiwi, Siska Sinta. “Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Nwgeri Yogyakarta”.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 2016. h. 23.
.
12

“Pada dasarnya, ormawa di suatu perguruan tinggi,


diselenggrakan atas dasar prinsip dari oleh dan untuk
mahasiswa itu sendiri. Organisasi tersebut merupakan wahana
dan sarana pengembangan mahasiswa kearah perluasan
wawasan peningkatan ilmu dan pengetahuan serta integritas
kepribadian mahasiswa. Ormawa juga sebagai wadah
pengembangan kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa di
perguruan tinggi yang meliputi pengembangan penalaran,
keilmuan, minat, bakat dan kegemaran mahasiswa itu
sendiri.”11

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan


organisasi kemahasiswaan adalah sebuah kegiatan yang bisa
mengembangkan penalaran, bisa menambah ilmu pengetahuan, bisa
menyalurkan minat, bakat dan kegemaran yang bisa diikuti oleh
mahasiswa yang dengan sadar mengelompokan dirinya dalam suatu
kelompok tertentu di tingkat jurusan, fakultas dan universitas yang
bertujuan untuk memperluas wawasan, ilmu dan pengetahuan yang
bisa membentuk kepribadian mahasiswa.
Berdasarkan dari berbagai penjelasan di atas, dapat ditarik
kesimpulan bahwa aktivis adalah mahasiswa yang secara aktif
mengelompokan diri dalam suatu kelompok atau organisasi tertentu
untuk melakukan suatu kegiatan dalam rangka mencapai tujuan
organisasi tersebut, menyalurkan bakat, memperluas wawasan dan
membentuk kepribadian mahasiswa seutuhnya. Setelah kesemua itu
diperoleh oleh mahasiswa yang mengikuti orgnisasi tersebut,
diharapkan mahasiswa tersebut dapat menjadi contoh dan panutan
yang baik bagi para mahasiswa yang tidak aktif dalam berorganisasi.

c. Ciri Keaktifan Mahasiswa dalam Mengikuti Organisasi

Kegiatan organisasi diharapkan mampu meningkatkan


wawasan dan ilmu serta pengetahuan anggotanya. Adanya kegiatan
tersebut sebagai wadah mahasiswa dalam menyalurkan bakat, minat

11
Paryati Sudarman. Belajar Efektif di Peguruan Tinggi, ( Bandung: Simbiosa
Rekatama Media, 2004), h. 38.
13

dan potensi yang dimiliki mahasiswa. Suatu organisasi tentunya


bertujuan untuk menjadi lebih baik dan berkembang. Menurut
Suryosubroto dalam ahmad sulaeman, ciri keaktifan mahasiswa dalam
mengikuti organisasi, yaitu12:
1) Tingkat kehadiran dalam pertemuan.
2) Jabatan yang di pegang .
3) Pemberian saran, usulan, kritik, dan pendapat bagi
peningkatan organisasi.
4) Kesediaan anggota untuk berkorban.
5) Motivasi anggota.

Sedangkan menurut Priambodo dalam ahmad sulaeman


menyatakan beberapa ciri yang melekat pada diri mahasiswa yang aktif
dalam mengikuti organisasi, yaitu sebagai berikut13:
1) Sering melibatkan diri menjadi ketua organisasi, ketua
panitia, koordinator, maupun anggota panitia dalam berbagai
kegiatan kampus.
2) Mengenal dan dikenal oleh berbagai lembaga dan pihak
yang ada di lingkungan kampus.
3) Selalu menyempatkan diri untuk datang ke sekretariat
organisasi.
4) Sering memberikan arahan maupun pandangan kepada
teman-teman mengenai kondisi sosial yang diharapkan.
5) Sering menanggapi permasalahan sosial yang ada secara
lisan maupun tulisan.

12
Sulaeman, Ahmad. “Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Mengikuti Organisasi
Himpunan Mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran (HIMA ADP) dan Disiplin Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi Perkantoran
Fakultas Ekonomi UNY”. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
2017. h. 31
13
Ibid. h. 32
14

6) Sering berkomunikasi, berdiskusi, dan berkoordinasi dengan


teman mengenai urusan organisasi.
7) Sering mengemukakan pendapat dalam suatu forum
pertemuan maupun rapat organisasi.
8) Sering menggunakan sebagian besar waktu yang dimiliki
untuk mengurus kegiatan organisasi.
9) Memiliki lebih banyak informasi mengenai permasalahan
yang terjadi di lingkungan sekitar.
10) Sering mendiskusikan dan memberikan ide-ide untuk
mengembangkan organisasi.
11) Memiliki waktu yang sangat terbatas untuk melakukan
kewajiban perkuliahan.
12) Sering memberikan kontribusi atau bantuan yang bersifat
materi maupun non-material (waktu, tenaga, dan pemikiran)
kepada organisasi.
13) Menyukai tantangan dan pengalaman baru.

Ciri-ciri mahasiswa aktif dalam organisasi menurut pendapat


para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan mahasiswa dalam
organisasi bisa di ukur dari banyak hal. Seperti yang di kemukakan
oleh Suryosubroto dan Priambodo di atas.
d. Macam-macam Organisasi Mahasiswa Intra Kampus

Kampus sebagai bagian dari lingkungan sosial kemasyarakatan


menjadi tempat penguatan kapasitas intelektual mahasiswa secara
ilmiah dan sebagai tempat pembentukan moral dan kepribadian
mahasiswa melalui kegiatan organisasi kemahasiswaan yang ada di
dalamnya. Berbagai kegiatan kemahasiswaan diselenggarakan dalam
rangka mendukung terciptanya kepribadian mahasiswa seutuhnya. UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta juga menyelenggarakan kegiatan
kemahasiswaan sebagai wadah bagi mahasiswa yang ingin
15

menyalurkan minat, bakat dan kegemarannya di bidangnya masing-


masing.
Organisasi kemahasiswaan yang ada di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, terdiri dari Organisasi Mahasiswa yang meliputi,
SEMA U ( Senat Mahasiswa Universitas) , DEMA U (Dewan
Mahasiswa Universitas), SEMA F (Senat Mahasiswa Fakultas),
DEMA F ( Dewan Mahasisw Fakultas) dan HMJ (Himpunan
Mahasiswa Jurusan). Selain itu juga terdapat berbagai macam unit
kegiatan mahasiswa (UKM) diantaranya, RIAK, Paduan Suara
Mahasiswa, FORSA, ARKADIA, Resimen Mahasiswa, KALA
CITRA, Pramuka, HIQMA, dan LDK.
e. Manfaat Organisasi

Organisasi merupakan kegiatan yang tidak wajib atau


pilihan yang penting untuk diikuti oleh mahasiswa selama studinya
sehingga melengkapai hasil belajar secara utuh. Menurut Silvia
Sukirman, dengan mengikuti kegiatan organisasi akan memperoleh
manfaat sebagai berikut.14
1) Melatih bekerja sama dalam bentuk tim kerja multi disiplin.
2) Membina sikap mandiri, percaya diri, disiplin dan
bertanggungjawab.
3) Melatih berorganisasi.
4) Melatih berkomunikasi dan menyatakan pendapat di muka umum.
5) Membina dan mengembangkan minat bakat.
6) Menambah wawasan.
7) Meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan pada masyarakat dan
lingkungan mahasiswa.
8) Membina kemampuan kritis, produktif, kreatif dan inovatif.
Dari berbagai pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa
Aktivis Organisasi Kemahasiswaan Intra Kampus adalah segelintir
orang yang memegang suatu jabatan dalam organisasi dan aktif di
kegiatan organisasi yang berada di dalam (intra) kampus. mengikuti

14
Yunindra Widyamoko , Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan
Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas
Negeri Yogyakarta, Skripsi 2014. h. 21.
16

kegiatan organisasi mahasiswa akan memperoleh banyak manfaat


antara lain melatih kerja sama, menambah wawasan dan membina
kepercayaan diri untuk tampil di depan umum. Selain itu mahasiswa
juga dapat memperoleh wawasan yang luas sehingga mampu
mempersiapkan mahasiswa untuk terjun ke dunia kerja

2. Hasil Belajar
a. Pengertian Belajar

Menurut Basleman dan Mappa, pengertian belajar membuat


para ahli berpendapat yaitu:
1) Menurut Burton belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu
sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi
kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan
lingkungannya secara memadai. Pada definisi tersebut terlihat kata
kunci yang mencirikan tingkah laku individu dalam belajar, yaitu
perubahan, interaksi, dan lingkungan.
2) Gagne juga memiliki pendaat tentang definisi belajar yaitu, suatu
perubahan dalam disposisi (watak) atau kapabilitas (kemampuan)
manusia yang berlangsung selama suatu jangka waktu dan tidak
sekadar menganggapnya proses pertumbuhan.
3) Sedangkan O’Connor memiliki definisi sendiri tentang belajar.
Menurutnya, belajar terjadi apabila informasi yang di transmisikan
oleh sisitem syaraf yang datangnya dari luar menyebabkan
terjadinya perubahan dalam tingkah laku pada masa yang akan
datang15
Dari ketiga pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan yang ada dalam diri individu
(watak dan kemampuan) yang berlangsung selama jangka waktu
tertentu yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku dimasa
yang akan datang.

15
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa. Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2011), h. 7-10.
17

b. Teori-Teori Belajar

Dari dulu hingga sekarang para ahli psikologi dan pendidikan


tidak bosan-bosan membicarakan masalah belajar. Beberapa
pengertian belajar yang dikemukakan oleh para ahli tersebut
menciptakan teori-teori belajar.
Teori- tori belajar menurut Thobroni dan Mustofa yaitu:16
1) Teori Belajar Behavioristik
Teori belajar Behavioristik adalah sebuah teori tentang
perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, yang
dicetuskan oleh Gagne dan Berliner. Teori behavioristik
dengan model stimulus-responnya. Renspon atau perilaku
tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Menurut teori ini, dalam belajar yang
penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang
berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberika oleh
guru kepada pembelajar, sedangkan respon adalah reaksi atau
tanggapan pembelajar terhadapa stimulus yang diberikan oleh
guru tersebut.
Kekurang dari teori ini yaitu tidak mampu menjelaskan
alasan-alasan yang mengacaukan hubungan antara stimulus dan
respon. Namun, kelebihan dari teori ini yaitu cenderung
mengarahkan siswa untuk berpikir linier, konvergen, tidak
kreatif, dan tidak produktif. Pada intinya teori behavioristik ini
menjelaskan bahwa belajar adalah perubahan perilaku yang
dapat diamati, diukur, dan dinilai secara konkret.

16
Muhammad Thobroni dan Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2011), h. 63-181.
18

2) Teori Belajar Kognitif


Meneurut teori kognitif, belajar adalah perubahan
persepsi dan peahaman. Belajar tidak selalu berbentuk
perubahan tingkah laku yang bisa diamatai. Teori ini lebih
menekankan kepada proses belajar daripada hasil belajar. Bagi
penganut aliran kognitivistik, belajar tidak hanya melibatkan
hubbungan antara stimulus dan respon. Namun lebih dari itu,
belajar melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks.
Menurut teori ini, ilmu pengetahuan dibangun di dalam diri
seseorang melalui proses interkasi yang berkesinambungan
dengan lingkungan.
Penganut psikologi kognitif meyakini bahwa belajar
dihasilkan daei proses mengorganisasikan kembali persepsi dan
membentuk keterhubungan antara pengalaman yang baru
dialami seseorang dana pa yang sudah tersimpan dibenaknya.
Teori kognitif menekankan belajar sebagai proses internal dan
belajar merupakan aktivitas yang melibatkan proses berpikir
yang sangat kompleks.
3) Teori Belajar Konstruktivistik
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi)
pembelajaran kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun
oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas
melalui konteks yang terbatas dan tidak secara tiba-tiba. Teori
konstruktivisme adalah sebuah teori yang memberikan
kebebasan terhadap manusia yang ingin belajar atau mencari
kebutuhannya tersebut dengan bantuan orang lain. Teori
konstruktivisme memberikan keaktifan terhadap manusia untuk
belajarmenemukan sendiri kompetensi, pengetahuan atau
teknologi, dan hal lain yang diperlukan guna mengembangkan
dirinya.
19

Karakteristik atau ciri pembelajaran secara


konstruktivisme adalah sebagai berikut:
a. Memberi peluang kepada pembelajar untuk
membina pengetahuan baru melalui keterlibatannya
dalam dunia sebenarnya.
b. Mendoronmg ide-ide pembelajar sebagai panduan
merancang pengetahuan.
c. Mendukung pembelajaran secara kooperatif.
d. Mendorong dan menerima usaha dan hasil yang
diperoleh pembelajar.
e. Mendorong pembelajar mau bertanya dan berdialog
dengan guru.
f. Menganggap pembelajaran sebagai suatu proses
yang sama penting dengan hasil pembelajaran
g. Mendorong proses inkuiri pembelajar melalui kajian
dan eksperimen.
4) Teori Belajar Humanistik
Humanisme lebih melihat pada sisi perkembangan
kepribadian manusia. Pendekatan ini melihat kejadian, yaitu
bagaimana manusia membangun dirinya untuk melakukan hal-
hal yang positif. Humanistik lebih melihat pada sisi
pekrmbangan kepribadian manusia daripada berfokus pada
“ketidak normalan”, atau “Sakit” seperti yang dilihat oleh teori
psikoanalisis Freudian. Humanistik melihat perilaku manusia
sebagai campuran antara motivasi yang lebih rendah atau lebih
tinggi.
Humanistik tertuju pada masalah bagaimana tiap
individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud
pribadi yang mereka hubungkan dengan pengalaman-
pengalaman mereka. Teori ini cocok diterapkan pada materi-
materi pembelajaran yang bersifat pembentukan kepribadian,
20

hati nurani, perubahan sikap, dan analisis terhadap fenomena


sosial. Bagi para penganut teori belajar ini , proses belajarnya
harus bermuara pada manusia. Teori ini pun dapat
dimanfaatkan dengan tujuan untuk memanusiakan manusia
(mencapai aktualisasi) dapat tercapai.

B. Ciri-Ciri Belajar

Ada beberapa ciri-ciri belajar menurut Djamarah dalam


bukunya yang berjudul Psikologi Belajar yaitu sebagai berikut:17
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Ini berarti individu menyadari terjadinya suatu perubahan
dalam dirinya. Misalnya individu tersebut menyadari bahwa
ilmunya bertamabah, kecakapannya bertambah.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fugsional
Sebagai hasil belajar,perubahan yang terjadi dalam diri
individu berlangsung terus menerus dan tidak statis. Suatu
perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya yang berguna bagi kehidupan atau proses belajar
yang lainnya.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu
selalu bertamabah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang
lebih baik dari sebelumnya. Dengan demikian makin banyak
usaha belajar, maka makin bnayak juga perubahan yang
diperoleh.
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat
menetap atau permanen. Ini berarti bahwa tingkah laku yang
terjadi setelah belajar akan bersifat menetap.

17
Djaramah, Syiful Bahri. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta). Cet 3. h. 15-16.
21

5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah


Perubahan tingkah laku itu terjadi karena ada tujuan
yang akan di capai. Perubahan bleajar terarah pada perubahan
tingkah laku yang benar-benar di sadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui
proses belajar, meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku.
c. Jenis-Jenis Belajar

Jenis-jenis belajar dari pendapat tiga ornag ahli, Block, Parreren,


dan Gagne dalam buku Djamarah adalah sebagai berikut:18
1) Belajar Arti Kata-Kata

Orang mulai menangkap arti yang terkandung dalam kata-


kata yang digunakan. Maksudnya adalah pada mulanya suatu
kata sudah di kenal, tetapi belum tahu artinya namun kelamaan
akan mengetahui arti yang terkandung dalam kata tersebut.
1) Belajar Kognitif
Belajar kognitifsangat bersentuhan dengan masalah
mental. Objek-objek yang diamati dihadirkan dalam diri
seseorang melalui tanggapan, gagasan, atau lambing yang
merupakan sesuatu bersifat mental. Dalam belajar kognitif
yang ditanggapi tidak selalu bersifat materil seperti, orang,
binatang, bangunan, kendaraan, dan tumbuh-tumbuhan, namun
juga bersifat non materil seperti, keadilan, perbaikan, dan
pembangunan.
Belajar kognitif penting dalam belajar, Karena seseorang
tidak bisa melepaskan diri dari kegiatan belajar kognitif dimana
kegiatan mental berproses ketika memberikan tanggapan
terhadap objek yang diamati.

18
Ibid, h. 27-37.
22

2) Belajar Menghafal
Menghafal adalah suatu aktivitas menanamkan sesuatu
materi verbal di dalam ingatan, sehingga nantinya dapat
doproduksikan (diingat) kembali secara harfiah sesuai dengan
materi yang asli. Cirinya khas dari hsil belajar yang di peroleh
adalah reproduksi secara harfiah dan adanya skema kognitif.
3) Belajar Teoretis
Jenis belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua
data dan fakta (penegtahuan) dalam suatu kerangka organisasi
mental. Sehingga dapat dipahami dan digunakan untuk
memecah suatu masalah, seperti yang terjadi dalam bidang-
bidang ilmiah.
4) Belajar Konsep
Konsep atau pengertian adalah satuan arti yang mewakili
sejumlah objek yang mepunya ciri-ciri yang sama. Belajar
konsep adalah berpikir dalam konsep dan belajar pengertian.
Dalam konsep ini terdapat bebrapa taraf yaitu Taraf Pertama,
Taraf penegtahuan yaitu belajar represif atau menerima, Taraf
Kedua, Taraf Berpikir, dan Taraf Ketiga, Taraf Komprehensif.
5) Belajar Kaidah
Belajar kaidah (rule) termasuk dari jenis belajar
kemahiran intelektual (intelctual skill), yang di kemukakan
oleh Gagne. Belajar kaidah adalah bila dua konsep atau lebih
dihubungkan satu sama lain, terbentuk suatu ketentuan yang
mempresentasikan suatu keteraturan.
6) Belajar Berpikir
Jenis belajar ini, orang dihadapkan pada suatu masalah
yang harus dipecahkan, tetapi tanpa melalui pengamatan dan
reorganisasi dalam pengamatan. Berpikir itu sendiri adalah
kemampuan jiwa untuk meletakan hubungan antara bagian-
bagian pengetahuan. Ketika berpikir dilakukan maka di situlah
23

terjadi suatu proses. Dalam konteks ini tedapat istilah berpikir


konvergen dan divergen, berpikir konvergen adalah berpikir
menuju satu arah yang benar atau satu jawaban yang paling
tepat dalam suatu masalah. Sedangkan berpikir divergen adalah
berpikir dalam arah yang berbeda-beda, akan diperoleh
jawaban-jawaban unit yang berbeda-bedatetapi benar.
7) Belajar Keterampilan Motorik (Motor Skill)
Orang yang memiliki suatu keterampilan motorik, mampu
melakukan serangkaian gerak-gerik jasmani dalam urutan
tertentu, dengan mengadakan koordinasi antara gerak-gerik
berbagai anggota badan secara berpadu. Ciri khas dari
keterampilan motorikadalah “otomatisme”, yaitu rangkaian
gerak-gerik berlangsung secara teratur dan berjalan dengan
lancar dan supel, tanpa dibutuhkan banyak refleksi tentang apa
yang harus dilakukan dan mengapa diikuti urutan gerak-gerik
tertentu.
8) Belajar Estetis
Jenis belajar ini bertujuan membentuk kemampuan
menciptakan dan menghayati keindahan dalam berbagai bidang
kesenian. Belajar ini mencakup fakta; seperti nama Mozart
pengubah musik klasik, konsep-konsep; seperti rime, tema dan
komposisi, relasi-relasi; seperti hubungan antara bentuk
dengan isi, struktur-struktur; seperti sistematika warna dan
aliran dalam seni lukis, dan metode-metode; seperti menilai
mutu originalitas suatu karya seni.

d. Pengertian Hasil Belajar


Gagne, mengatakan bahwa hasil belajar adalah terbentuknya
konsep, yaitu kategori yang kita berikan pada stimulus yang ada di
lingkungan, yang menyediakan skema yang teroganisasi untuk
24

mengasimilasi stimulus-stimulus baru dan menentukan hubungan di


dalam dan di antara kategori-kategori.19
Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam perilakunya.
Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interkasi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, dan sikap.20
Menurut Nana Sudjana dalam Rully Harisandy menjelaskan
tentang hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki
siswa setelah menerima pengalaman belajar. Hasil belajar merupakan
perilaku berupa pengetahuan, keterampilan, sikap, informasi, strategi
kognitif yang baru dan diperoleh siswa setelah berinteraksi dengan
lingkungan dalam suatu suasan atau kondisi pembelajaran.21
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
menerima pengalaman belajarnya. Setelah suatu proses belajar
berakhir,maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. Hasil belajar
mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Tujuan utama
yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar.
Hasil belajar digunakan untuk mengetahui sebatas mahasiswa dapat
memahami serta mengerti materi tersebut.
Hasil belajar selalu berkaitan dengan kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotorik, dimana kemampuan kognitif ini lebih
berkaitan dengan pemahaman, penalaran, dan cara berpikir, sedangkan
afektif sendiri lebih berfokus kepada sikap dan tingkah laku,
psikomotorik biasanya lebih berkaitan dengan seni, skill dan
kemampuan untuk bertindak setelah menerima pengalamn belajar.

19
Dr. Purwanto, M.Pd. Evaluasi Hasil Belajar, (Surakarta: Pustaka Pelajar, 2008), h. 42.
20
Winkle, WS. Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grasindo, 1999), h. 53.
21
Rully Harisandy, “Peningkatan Hasil Belajar Kelas XI Pada Mata Pelajaran
Pengendalian Daya Tegangan Rendah SMK 1 SEDAYU Melalui Model Kooperatif Tipe GI
(Group Investigation)”. Yogyakarta. 2015. h. 12
25

e. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, dan


dari faktor-faktor itu yang akan memunculkan peserta-peserta didik
yang high achiever (berprestasi tinggi) dan under achiever (berprestasi
rendah) atau gagal sama sekali.22
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar menurut
Djamarah adalah sebagai berikut:23
1) Faktor Lingkungan
a) Lingkungan Alami
Belajar dalam keadaan udara yang segar akan mendapatkan
hasil yang lebih baik daripda belajar dalam keadaan udara yang
tercemar. Lingkungan belajar yang baik akan menimbulkan
hal-hal positif dan membuat kegiatan belajar menjadi lebih
nyaman. Dan lingkungan belajar yang bersih dan segar
memudahkan sebuah pelajaran mudah untuk diserap oleh otak
kita.
b) Lingkungan Sosial Budaya
Pendapat yang tak dapat disangkal adalah mereka yang
mengatakan bahwa manusia adalah makhluk homo socius yaitu
makhluk yang berkecenderungan untuk hidup bersama satu
sama lainnya. Hidup dalam kebersamaan akan melahirkan
sebuah interaksi sosial. Sebagai anggota masyarakat makhluk
social tidak bisa lepas dari ikatan social. System social yang
terbentuk mengikat perilaku mahasiswa untuk tunduk pada
norma-norma yang berlaku. Pembangunan tempat belajar
sebaiknya dibangun di tempat yang jauh dari hiruk-pikuk kota,
untuk memudahkan proses belajar yang baik dan maksimal.

22
Syah, M. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Rosda. 2010), h.
129.
23
Drs. Syaiful Bahri Djamarah,M.Ag. Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h.
175-205.
26

2) Faktor Instrumental
a) Kurikulum
Kurikulum adalah plan of learning yang merupakan unsur
substansial dalam pendidikan. Muatan kurikulum akan
mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar. Pemadatan
kurikulum dengan alokasi waktu yang disediakan relatif sedikit
secara psikologis disadari atau tidak menggiring untuk
melaksanakan percepatan kegiatan belajar. Jadi, kurikulum
diakui dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
b) Program
Program bimbingan dan penyuluhan mempunyai andil yang
besar dalam keberhasilan belajar. Bervariasi nilai dalam hasil
belajar bukti bahwa tingkat penguasaan bahan pelajaran oleh
peserta didik bermacam-macam. Program pengajaran yang
dibuat selain berguna untuk tenaga pengajar tetapi juga berguna
bagi peserta didik.
c) Sarana dan Fasilitas
Sarana menjadi faktor yang penting dalam mempengaruhi
hasil belajar. Peserta didik dapat belajar lebih baik dan
menyenangkan bila suatu tempat belajar dapat memenuhi segala
kebutuhan belajar. Jika fasilitas memadai maka, masalah yang di
hadapi peserta didik akan sedikit dan hasil belajar akan menjadi
lebih baik.
d) Tenaga Pengajar
Tenaga pengajar adalah salah satu faktor penting dalam
kegiatan belajar kehadiran tenaga poengajar mutlak diperlukan.
Tenaga pengajar yang profesional akan lebih mengedepankan
kualitas pengajaran daripada materil oriented. Menurut
Soelaman untuk menjadi tenaga pendidik yang baik itu tidak
dapat di andalkan kepada bakan ataupun hasrat dan lingkungan
biasa, namun harus disertai studi dan latihan serta pengalaman
27

yang memadai. Karena memang yang mempengaruhi hasil


belajar tidak hanya latar belakang pendidikan tetapi juga di
pengaruhi oleh mental tenaga pengajar dalam memandang tugas
yang diembannya.
3) Kondisi Fisologis
Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap
kemampuan belajar. Aspek fisiologis di pengaruhi pengelolaan
ruang belajar dengan pola klasikal yang memperhatikan postur
tubuh. Hal ini dimaksudkan agara pandangan dalam belajar bisa
telihat dengan jelas dan hasilnya maksimal. Tinjauan fisiologis
adalah kebijakan yang pasti tak bisa diabaikan dalam penentu besar
kecilnya, tinggi rendahnya posisi dalam belajar. Peserta didik yang
tidak nyaman dengan posisi duduknya akan mempengaruhi
konsentrasi dalam belajar.
4) Kondisi Psikologis
a) Minat
Menurut Slameto dalam buku Djamarah minat adalah suatu
rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau
aktivitas, tanpa ada yang menuruh. Minat pada dasarnya adalah
penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan
sesuatu diluar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut,
maka semakin besar minatnya. Suatu minat dapat diekspresikan
melalui sebuah pernyataan yang menunjukan bahwa lebih
menyukai suatu hal daripada hal lainnya. Minat belajar yang
besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya
minat belajar kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
b) Kecerdasan
Seorang ahli Raden Cahya Prabu mengatakan bahwa
perkembangan taraf intelegensi diakui ikut menentukan
keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu, kecerdasan
mempunyai peranan yang besar dalam ikut menetukan berhasil
28

dan tidaknya seseorang mempelajari sesuatu atau mengikuti


suatu program pengajaran dan orang yang lebih cerdas pada
umumnya akan lebih mampu belajar daripada orang yang
kurang cerdas. Kesimpulannya adalah bahwa kecerdasan
merupakan salah satu faktor dari sekian banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan sesorang dalam belajar.
c) Bakat
Disamping intelegensia (kecerdasan), bakat merupakan
faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil
belajar. Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan
yang merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau
di latih. Suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri adalah
bahwa bakat bukanlah persoalan yang berdiri sendiri, paling
tidak ada dua faktor yang ikut mempengaruhi
perkembangannya yaitu faktor diri sendiri dan faktor
lingkungan. Bakat-nakat pembawaan tersebut dapat
diwujudkan tergantung dari kondisi dan kesempatan yang
diberikan oleh lingkungan keluarga dan masyarakat.
d) Motivasi
Menurut Noehi Nasution dalam buku Djamarah motivasi
adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Jadi motivasi belajar adalah kondisi
psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. Kuat
lemahnya motivasi sesorang untuk belajar mempengaruhi
keberhasilan hasil belajarnya. Karena itu motivasi belajar perlu
diusahakan, terutama yang berasal dari dalam diri dengan cara
memikirkan masa depan yang penuh tantangan dan harus
dihadapai untuk mencapai cita-cita.
e) Kemapuan Kognitif
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yang
sangat dikenal dan diakui yaitu ranah kognitif, ranah afektif,
29

dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif merupakan


kemampuan yang selalu dituntut kepada seseorang untuk
dikuasai. Karena penguasaan tersebut menjadi dasar
penguasaan ilmu pengetahuan. Ada tiga kemampuan yang
harus dikuasai sebagai jembatan untuk sampai pada kemapuan
kognitif, yaitu persepsi, mengingat, dan berpikir. Semakin
banyak pikiran dan gagasan yang dimiliki seseorang, maka
semakin kaya dan luaslah pikiran kognitif orang tersebut.
Kemampuan kognitif ini harus dikembangkan melalui belajar.

C. Faktor-faktor Pengukuran Hasil Belajar


Menurut Winkel dalam bukunya yang berjudul psikologi
belajar, hasil belajar ini dapat diukur memalui teori taksonomi
bloom24, yaitu sebagai berikut :
1. Ranah Kognitif
a. Pengetahuan: ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari
dan disimpan dalam ingatan.
b. Pemahaman: mencakup kemampuan untuk menangkap
makna dan arti dari bahan yang dipelajari.
c. Penerapan: mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu
kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus yang konkret
dan baru.
d. Analisis: mencakup kemampuan untuk merinci suatu
kesatuan ke dalam bagian-bagian, sehingga struktur
keseluruhan dipahami dengan baik.
e. Sintesis: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
kesatuan atau pola baru.
f. Evaluasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
pendapat mengenai beberapa hal, dengan
pertanggungjawaban pendapat itu.
24
Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo. H. 244-250
30

2. Ranah Afektif
a. Penerimaan: mencakup kepekaan akan adanya suatu
perangsang dan kesediaan untuk memperhatikan
rangsangan itu.
b. Partisipasi: mencakup kerelaan untuk memperhatikan
secara aktif dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan.
c. Penilaian/penentuan sikap: mencakup kemampuan untuk
memberikan penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri
sesuai dengan penilaian.
d. Organisasi: mencakup kemampuan untuk membentuk suatu
system nilai sebagai pedoman dan pegangan dalam
kehidupan.
e. Pembentukan pola hidup: mencakup kemampuan untuk
menghayati nilai- nilai kehidupan sedemikian rupa,
sehingga diinternalisasi dan menjadi pegangan nyata dalam
mengatur kehidupannya sendiri.
3. Ranah Psikomotorik
a. Persepsi: mencakup kemampuan untuk mengadakan
diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,
berdasarkan pembedaan antara ciri- ciri fisik yang khas
pada masing-masing rangsangan.
b. Kesiapan: mencakup kemampuan untuk menempatkan
dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau
rangkaian gerakan.
c. Gerakan terbimbing: mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan
contoh yang diberikan (imitasi).
d. Gerakan yang terbiasa: mencakup kemampuan untuk
melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancer,
karena sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi
contoh yang diberikan.
31

e. Gerakan kompleks: mencakup kemampuan untuk


melaksanakan suatu keterampilan, yang terdiri atas
beberapa komponen, dengan lancer, tepat dan efisien.
f. Penyesuaian pola gerakan: mencakup kemampuan untuk
mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik
dengan kondisi setempat atau dengan menunjukkan suatu
taraf keterampilan yang telah mencapai kemahiran.
g. Kreativitas: mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-
pola gerak- gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa
dan inisiatif sendiri.

B. Penelian yang Relevan

1. Penelitian Septian Rivaldi (2013) yang berjudul “Pengaruh


Organisasi Kemahasiswaan Terhadap Hasil Prestasi Belajar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP UNTAN
Pontianak “ Menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif
organisasi kemahasiswaan terhadap prestasi belajar mahasiswa
pendidikan ekonomi FKIP UNTAN. Berdasarkan t hitung sebesar
4,982 menunjukkan bahwa ada pengaruh variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). Jika dibandingkan dengan t table
pada taraf signifikansi 95% sebesar 2,015. Maka t hitung lebih
besar daripada t tabel atau 4,982 > 2,015, sehingga Ha diterima dan
Ho ditolak; 4) Dengan perhitungan regresi linier sederhana
diperoleh formula Y = 3,929 + 0,478x yang artinya nilai konstanta
adalah 3,929 yaitu jika pengaruh organisasi kemahasiswaan (X)
bernilai 0 (nol), maka prestasi belajar (Y) bernilai positif yaitu
3,929. Nilai koefisien regresi variabel organisasi kemahasiswaan
(X) yaitu 0,478. Ini berarti bahwa setiap peningkatan pengarsuh
organisasi kemahasiswaan sebesar 1, maka prestasi belajar akan
meningkat sebesar 0,478. Koefisien Determinasi pada penelitian
ini menunjukkan kontribusi pengaruh variabel bebas (X) yaitu
32

organisasi kemahasiswaan terhadap variabel terikat (Y) yaitu


prestasi belajar sebesar 36,1%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain.25
2. Skripsi Siska Sinta Pratiwi (2016) yang berjudul “Pengaruh
Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan Motivasi Belajar
Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta” Terdapat pengaruh positif dan
signifikan keaktifan mahasiswa dalam organisasi terhadap prestasi
belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi memiliki
prestasi belajar yang lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak
aktif dalam organisasi. Hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung
variable keaktifan mahasiswa dalam organisasi sebesar 2,945
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,004.26
3. Jurnal Muhammad Nur (2015) yang berjudul “Pengaruh
Keaktifan Berorganisasi, Bimbingan Orang Tua, Kedisiplinan
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan
Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang” Berdasarkan hasil
penelitian ini dengan menggunakan metode penelitian eksplanasi
(explanatory research), yang berfungsi untuk menguji hubungan
antara variabel yang dihipotesiskan. Hasil statistik menunjukkan
bahwa ada pengaruh yang signifikan antara keaktifan berorganisasi
terhadap prestasi belajar pada mahasiswa pendidikanekonomi
Universitas Kanjuruhan Malang.27

25
Rivaldi, Septian. “Pengaruh Organisasi Kemahasiswaan Terhadap Hasil Prestasi Belajar
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP UNTAN Pontianak”. Skripsi Fkultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tanjungpura. Pontianak. 2013.
26
Pratiwi, Siska Sinta. “Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan Motivasi
Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta”.
Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. 2016.
27
Nur, Muhammad. “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi, Bimbingan Orang Tua,
Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas
Kanjuruhan Malang”. Jurnal. Malang. 2015.
33

4. Penelitian Mahmudi Pradayu (2017) yang berjudul “Pengaruh


Aktivitas Organisasi Terhadap Prestasi Belajar (Studi Kasus
Pengurus BEM Universitas Riau Kabinet Inspirasi Periode
2016-2017)”. Berdasarkan hasil penelitian ini yang menggunakan
metode penelitian kuantitatif deskriptif yaitu hasil menunjukkan
bahwa aktivitas organisasi menunjukan dampak positif yang
ditunjukkan dengan Indeks Prestasi pengurus yang meningkat saat
mengikuti aktivitas organisasi.28
5. Skripsi Amzar Yulianto (2015) yang berjudul “Pengaruh
Keaktifan Siswa Berorganisasi Terhadap Peningkatan Soft
Skills dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi
Keahlian Teknik Permesinan SMK Muhammadiyah
Prambanan Tahun Ajaran 2014/2015” Berdasarkan hasil
penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif adalah
Terdapat pengaruh positif dan signifikan keaktifan siswa
berorganisasi terhadap prestasi belajar siswa kelas XI kompetensi
keahlian Teknik Permesinan SMK Muhammadiyah Prambanan
Tahun Ajaran 2014/2015. Hal ini ditunjukan dengan harga rxy2
sebesar 0,307r tabel 0,263, r2xy2 sebesar 0,094, harga t hitung
sebesar 2,367 lebih besar dari t tabel 2,003 pada taraf signifikansi
5%, dan persamaan regresi sederhana yakni Y2= 940,158X+
70,823. Koefisien determinasi (r2xy2) sebesar 0,094; berarti bahwa
keaktifan siswa berorganisasi mampu mempengaruhi 9,4%
perubahan pada prestasi belajar. Hal ini menunjukan bahwa jika
siswa berorganisasi dilakukan secara aktif maka prestasi belajar
akan meningkat, sebaliknya jika siswa berorganisasi tidak
dilakukan secara aktif maka prestasi belajar akan menurun.29

28
Mahmudi Pradayu. “Pengaruh Aktivitas Organisasi Terhadap Prestasi Belajar (Studi
Kasus Pengurus BEM Universitas Riau Kabinet Inspirasi Periode 2016-2017)”. Skripsi. Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Riau. Riau 2017.
29
Amzar Yulianto. “Pengaruh Keaktifan Siswa Berorganisasi Terhadap Peningkatan Soft
Skills dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Teknik Permesinan SMK
34

C. Kerangka Berpikir

Kegiatan organisasi merupakan suatu wadah untuk


menyalurkan minat dan bakat mahasiswa yang nantinya akan
berorientasi kepada pengabdian masyarakat, penelitian, aktualisasi diri
dan peningkatan kapasitas keilmuan yang diselenggarakan oleh pihak
universitas, fakultas maupun dari organisasi kemahasiswaan yang
terdaftar. Kegiatan ini bertujuan menumbuhkembangkan pribadi
peserta didik yang sehat jasmani dan rohani, bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, memiliki kepedulian dan bertanggung jawab melalui
berbagai kegiatan yang positif di bawah naungan lembaga Pendidikan.
Keanggotaan mahasiswa dalam organisasi mahasiswa intra kampus
adalah salah satu kegiatan yang dipilih oleh mahasiswa dan
mempunyai tanggung jawab untuk dicontoh oleh mahasiswa lain.
Hasil Belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang
dalam berfikir, merasa dan berbuat. Hasil Belajar dikatakan
sempurna apabila memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif, dan
psikomotor, sebaliknya dikatakan prestasi belajar kurang memuaskan
jika seorang belum mampu memenuhi target ketiga kriteria tersebut.
Prestasi belajar di perguruan tinggi bisa dilihat dari IPK (Indeks
Prestasi Kumulatif). Dengan mengikuti organisasi, mahasiswa dapat
memperluas wawasan, menyalurkan bakat, minat selain itu bisa
membentuk suatu pribadi yang kritis dimana hal itu bisa diaplikasikan
di dalam kelas yang formal.
Kerangka Berfikir

Gambar 1

AKTIVIS ORGANISASI INTRA HASIL BELAJAR MAHASISWA


KAMPUS (X) (Y)

Muhammadiyah Prambanan Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi. Fakultas Teknik Universitas


Negeri Yogyakarta. Yogyakarta 2015.
35

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir di atas maka hipotesis penelitian ini dapat
diajukan diantaranya :
Ho : Tidak terdapat pengaruh positif yang signifikan antara aktivis organisasi
kemahasiswaan intra kampus terhadap hasil belajar mahasiswa PIPS
FITK UIN Jakarta.
Ha : Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara aktivis organisasi
kemahasiswaan intra kampus terhadap hasil belajar mahasiswa PIPS
FITK UIN Jakarta.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama bulan September 2018 sampai dengan
bulan Desember 2018.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Sekretariat Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Periode 2015 sampai dengan Periode 2018.

B. Metode Penelitian

Dilihat dari tujuan penelitian, jenis penelitian yang digunakan adalah


penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah jenis penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, yang digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik, dengan tujuan unruk
menguji hipotesis yang telah di tetapkan.30 Jenis penelitian ini dipilih, karena
sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh antara Aktivis Organisasi Intra Kampus sebagai
(Variabel Bebas) dengan Hasil Belajar Mahasiswa sebagai (Variabel Terikat).
Metode Korelasional adalah metode yang dimaksudkan unruk
mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atu beberapa variabel. Teknik
korelasi seorang peneliti dapat mengetahui hubungan variasi dalam sebuah
variabel dengan variasi lain. Jika peneliti akan menggeneralisasikan hasil
penelitiannya mereka harus berhasil mengambil sampel yang betul-betul
representatif.31

30
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2011), cet. 14. h. 8.
31
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2013). h. 247-248.

36
37

C. Variabel Penelitian

Variable Penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.32 Variabel terbagi menjadi dua
yaitu yang pertama Variabel Independen atau variabel bebas yaitu variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya
variable dependen atau variabel terikat, yang kedua adalah Variabel
Dependen atau variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.33 Pada penelitian ini melibatkan
dua variabel yaitu organisasi intra kampus disimbolkan dengan huruf X.
Variabel ini diposisikan sebagai variabel bebas (independen variabel) yakni
masukan yang akan memberi pengaruh pada hasil belajar mahasiswa.
Sedangkan variabel terikatnya (dependen variabel) adalah hasil belajar
mahasiswa yang disimbolkan dengan huruf Y. Variabel ini merupakan hasil
dari pengaruh variabel independen.

1. Variabel X: Aktivis Organisasi Intra Kampus


2. Variabel Y: Hasil Belajar Mahasiswa

D. Populasi dan Sampel Data

1. Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang


mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.34 Populasi
terjangkaunya adalah seluruh anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan dari periode 2015 hingga 2018 yang
berjumlah kurang lebih 320 Mahasiswa.
2. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.35
Adapun perhitungan sampel, peneliti menentukan berdasarkan populasi.

32
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. h. 38
33
Ibid, h. 39
34
Ibid, h. 80
35
Johni Dimyati. Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD). (Jakarta: Kencana Prenadamedia Grup, 2013). h. 56
38

Penelitian ini menggunakan sampel bertujuan (Purposive Sample),


Menurut Arikunto sampel bertujuan (purposive sample) adalah sampel
yang diambil berdasarkan tujuan tertentu. Teknik ini bisanya di lakukan
karena beberapa pertimbangan dan mendapatkan hasil yang lebih
representative. Penelitian ini harus di sertai dengan syarat-sayarat yang
harus dipenuhi.
1. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri,
sifat-sifat atau karakteristik tertentu, yang merupakan
ciri-ciri pokok populasi.
2. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar
merupakan subjek yang paling banyak mengandung
ciri-ciri yang terdapat pada populasi (key subjective).
3. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan
cermat di dalam studi pendahuluan.36

Syarat dan ketentuan subjek sampel pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:

1. Aktivis Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS


mulai dari periode 2015 sampai periode 2018.
2. Pernah menjadi pengurus Himpunan Mahasiswa
Jurusan Pendidikan IPS hingga sekarang.
3. Pengurus Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan
IPS yang sudah lulus kuliah ataupun belum.
4. Badan Pengurus Harian Himpunan Mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS.
5. Ketua departemen dan sekretaris departemen Himpunan
Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS.
6. Anggota Himpunan Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS
yang berperan aktif.

36
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2014). h. 183
39

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah instrument penelitian dengan


menggunakan kuesioner atau angket. Data-data yang diperlukan untuk
melakukan penelitian ini dapat melalui:

1. Library Research atau data sekunder, yaitu mengumpulkan data yang


diperoleh dengan cara membaca buku diperpustakan, jurnal, internet
dan juga literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah pokok
penelitian.
2. Kuesioner/Angket merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
juga merupakan teknik pengumpulan data yang efesien agar peneliti
mengetahui dengan pasti varibel yang akan diukur dan tahu apa yang
diharapkan dari resonden. Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan
bila jumlah responden cukup besar dan tersebar diwilayah yang luas.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan dan pernyataan tertutup dan
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung atau
dikirim melalui pos atau internet.37
3. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti dan jika ingin mengetahui hal-hal
yang lebih mendalam dari responden. Teknik ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report. Wawancara
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan dengan tatap muka (face to face) ataupun dengan
menggunakan telepon. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang
sudah menyiapkan istrumen pertanyaan dan alternative jawaban bagi
responden, sedang wawancara tidak terstruktur adalah wawancara

37
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), cet. 14.h. 142.
40

yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara


yang telah tersusun secara sistematis.38

F. Instrumen Penelitian

Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No Butir
Variabel Indikator Jumlah
Positif Negatif

Tingkat
Kehadiran/keaktif 1,2,3,4,5,9,10,
6,7,8 14
an dalam 11,12,13,14
Organisasi

Jabatan yang
Aktivis 15, 18,19 16,17 5
Dipegang
Organisa
si Intra Pemberian Saran,
Kampus Kritik, dan 20,21, 24 22,23 5
(X) Pendapat

Kesediaan untuk
25,29,30 26,27,28 6
Berkorban

Motivasi dalam
31,32,33 34,35 5
Berorganisasi

Hasil
Belajar Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)

(Y)

38
Ibid, h. 137
41

Tabel 3.2
Alternatif Jawaban
Alternatif Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh


peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis, sehingga
lebih mudah untuk diolah.39

a. Definisi Operational Instrumen Aktivis Organisasi Mahasiswa Intra


Kampus (Variabel X)
Organisasi mahasiswa adalah wahana pengembangan diri
mahasiswa yang diharapkan mampu menampung kreativitas,
menyalurkan bakat, dan meningkatkan pengetahuan dan keilmuan
mahasiswa. Aktivis adalah sebutan bagi mahasiswa yang aktif mengikuti
kegiatan organisasi, dimana seorang mahasiswa tersebut terlibat aktif
dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh organisasi tersebut
serta mempunyai kedudukan dan tanggung jawab dalam organisasi
yang diikutinya.
b. Definisi Operasional Hasil Belajar (Variabel Y)
Hasil Belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
perubahan tingkat kompetensi mahasiswa pada mata kuliah tertentu yang

39
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 1999), h. 136.
42

ditandai dengan nilai hasil test atau ujian dari dosen. Hasil Belajar dalam
penelitian ini adalah indeks prestasi kumulatif (IPK) dari mahasiswa yang
aktif mengikuti organisasi intra kampus.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh


responden atau sumber data lain terkumpul.40
Analisis data dimulai dengan pengolahan data mentah. Membuat data
ringkasan berdasarkan data hasil pengumpulan data. Pengolahan data juga
berarti pemberian skor, pengelompokkan, perhitungan dan sebagainya
mengenai data yang kita miliki, yang kita peroleh dari tahap pengumpulan
41
data. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dilakukan melalui tahapan
sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan Data
“Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan melalui tahap memeriksa (editing), proses pemberian
identitas (coding), dan proses pembeberan (tabulating)”.42
a. Editing
Menurut Burhan Bugin “Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan
setelah peneliti selesai menhimpun data di lapangan. Kegiatan ini menjadi
penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadang kala
belum memenuhi harapan peneliti, ada di antaranya kurang atau
terlewatkan, tumpeng tindih, kelebihan bahkan terlupakan. Oleh karena
itu, keadaan tersebut harus di perbaiki melalui editing ini. .43

40
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2017), cet. 25. h. 147.
41
Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, h.. 67.
42
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi: Format-Format
Kuantitatif Dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Kemunikasi, Manajemen, Dan
Pemasaran, (Jakarta: Kencana, 2013), Cet.1, h. 164.
43
Ibid. h. 165
43

b. Pengkodean
Menurut Bungin pengkodeaan adalah kegiatan setelah tahap editing
selesai yang gunanya untuk memberikan identitas pada data yang telah di
edit, sehingga data tersebut memiliki arti tertentu saat di analisis.44
c. Tabulasi
“Tabulasi adalah memasukan data pada tabel-tabel tertentu dan
mengatur angka-angka serta menghitungnya”. 45

2. Mengolah dan Menganalisis Data


Teknik analisis data merupakan sebuah proses yang terintegrasi
dalam prosedur penelitian. Analisis data dilakukan untuk menjawab
rumusan masalah dan hipotesis yang sudah diajukan. Hasil analisis data
selanjutnya diinterprestasikan dan dibuatkan kesimpulannya.46
Tujuan analisis data penelitian untuk membatasi penemuan-
penemuan sehingga menjadi satu data yang teratur serta tersusun lebih
berarti. Sementara proses analisis merupakan usaha untuk menentukan
jawaban suatu hal. Untuk mengetahui pengaruh antara motivasi
berprestasi dan minat belajar mahasiswa jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial terhadap prestasi akademis mahasiswa.
Namun sebelum data tersebut dicari dan dianalisis harus
dilakukan beberapa uji terhadap instrument penelitian. Adapun
beberapa uji yang akan dilakukan adalah:
a. Statistik Deskriptif
Statistik Deskriptif meliputi kegiatan mengumpulkan data,
mengolah data, dan menyajikan data. Penyajian bisa menggunakan table,
diagram, ukuran dan gambar. Statistic deskriptif ditunjukkan dengan
frekuensi, ukuran tendensi sentral (mean, median, modus) dan disperse
(kiasan, varian, standar deviasi).47

44
Ibid. h.166
45
Ibid. h. 168
46
Suryani dan Hendryani. Metode Riset Kuantitatif, Teori dan Aplikasi pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam. (Jakarta; Prenadamedia Group. 2015). h. 210.
47
Ibid., h. 210.
44

a) Distribusi frekuensi
Distribusi frekuensi dapat disajikan dalam sebuah table
yang disebut tabel distribusi frekuensi. Penyusunan tabel distribusi
frekuensi adalah sebagai berikut.
1. Menghitung jumlah kelas interval
Jumlah interval kelas dihitung dengan menggunakan
rumus Sturges.
K = 1 + 3,3 log n
Dimana:
K = jumlah interval kelas
n = jumlah data
2. Menghitung rentang data
Rentang data dapat dihitung dengan mengurangkan
antara data terbesar dan data terkecil.
R= -
Keterangan:
R = Rentang
xt = Data terbesar dalam kelompok
xr = Data terkecil dalam kelompok
3. Menghitung panjang kelas interval
Panjang kelas interval merupakan hasil pembagian antara
rentang data dengan kelas interval.48

Panjang Kelas =

b. Uji Prasyarat Data


1. Uji Validitas
Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat ukur
mampu mengukur apa yang ingin di ukur. Dalam suatu penelitian

48
Edi, Haryono. “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi dan Konsep Diri terhadap Indeks
Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Universitas Muhammadiyah Purworejo
Tahun Akademik 2013/2014”,Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Purorejo. Purworejo. 2014. h. 44
45

yang bersifat dekriptif yang melibatkan variabel yang tidak bisa di


ukur secara langsung. Suatu instrument harus valid agar hasilnya
dapat dipercaya.49 Apabila harga r (korelasi) itu setelah
dibandingkan dengan harga r table ternyata signifikan, maka dapat
dikatakan bahwa tes/instrument yang disusun sesuai atau sejajar
dengan kriteria. Adapun pengujian validitas untuk variabel X
menggunakan rumus:

Keterangan:
Rxy : Koefisien korelasi tes yang disusun dengan kriteria
X : Skor masing-masing responden variabel X (tes yang
disusun)
Y : Skor masing-masing responden variabel Y (tes kriteria)
N : Jumlah Responden.50
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas untuk mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali
atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
pengukur yang sama pula.51

Suatu kuisioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban


seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari
waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu :

49
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2010). h. 75
50
Yusuf, Muri. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan.
(Jakarta; Prenadamedia Group). 2014. h. 238
51
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian Kuantitatif: Dilengkapi
Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17.h. 60
46

1) Repeated Measure atau pengukuran ulang


2) One Shot atau pengukuran sekali saja : pengukuran hanya sekali
dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau
mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha ( ).


Suatu variabel dikatakan handal jika memberikan nilai Cronbach
Alpha > 0,70 dan dikatakan tidak reliabel atau tidak handal bila nilai
Cronbach Alpha < 0,7052

3. Uji Normalitas

Uji ini dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang


didapatkan merupakan data yang normal. Adapun rumus
pengujianya sebagai berikut:

Dengan:

Fo :Frekuensi yang diobservasi

Fh :Frekuensi yang diharapkan.53

4. Uji Linieritas

Cara yang dapat digunakan untuk uji linearitas ini antara


lain menggunakan persamaan garis regresi atau regresi
berganda. Apabila nilai F yang dapat diamati lebih besar dari nilai
F tabel pada taraf siginifikasi (α) = 0,05, maka dapat dikatan

52
Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21,
(Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro, 2013), h. 47-48.
53
Sugiono, op.cit., h. 172.
47

linear.54 Setelah melakukan serangkaian uji tersebut maka data


tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan beberapa teknis
analisis data diantaranya.

5. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam


model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskesdatisitas atau tidak
terjadi heteroskedastisitas.55

6. Uji Hipotesis
a. Mencari Persamaan Regresi
Model persamaan garis linier sederhana: Y=`a+bX, dimana
koefisien α dan b dapat dihitung dengan rumus:56

b. Uji Signifikan
Untuk menguji kesignifikan korelasi variable X terhadap Y,
dilakukan dengan rumus uji-t sebagai berikut:

Keterangan:
t= uji signifikan korelasi

54
Muri Yusuf. Op.cit. h. 289.
55
Imam Ghozali. Op.cit h.134
56
48

r= nilai koefisien korelasi


n= jumlah Responden
H0= korelasi tidak signifikan
H1= korelasi signifikan
Dengan kriteria pengujian:
Terima H0 jika th < tt
Tolak H1 jika th > tt. 57
c. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi ( ) pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variable dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara
nol dan satu. Nilai yang kecil berrati kemampuan variable-
variabel independen dalam menjelaskan variansi variable
dependen amat terbatas.58
Dalam kenyataan nilai adjusted dapat bernilai
negative, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif.
Jika uji empiris di dapat nilai negatif, maka nilai adjusted
bernilai nol.
Secara matematis:
Jika nilai = 1, maka Adjusted = =1
Jika nilai = 0, maka Adjusted = (1-k)/(n-k)
Jika k > 1, maka Adjusted akan bernilai negative.59
H. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan penyebaran
angket kepada 35 responden. Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan SPSS 21, yaitu dengan memperhatikan angka pada

57
Sugiyono. Op.cit.h. 187
58
Ibid. h. 95.
59
Ibid. h. 96.
49

Corrected Item-Total, yang merupakan korelasi antara skor item dengan


skor total item. Sebuah item dikatakan valid apabila nilai rhitung > rtabel.60
Dalam penelitian ini menggunakan sampel untuk uji kuesioner
sebanyak 35 orang responden dengan signifikansi 5%, Cara membaca
rtabel nya, kita lihat tabel r product moment pada signifikansi 5%,
didapatkan angka rtabel = 0,334.
Berdasarkan hasil uji validitas variable X (Aktivis Organisasi
Intra Kampus) yang telah dianalisis, dapat diketahui bahwa dari 35
pernyataan yang di uji cobakan terdapat 5 pernyataan yang tidak valid,
yaitu nomor 16,23,24,34, dan 35 karena memiliki nilai r-hitung < r-tabel
untuk taraf signifikan 5%. Sementara itu, 30 pernyataan lainnya dikatakan
valid, yaitu terlihat pada tabel dibawah ini yaitu nomor
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,17,18,19,20,21,22,25,26,27,28,29,30,
31,32, dan 33. Berikut hasil uji validitas instrumen:

Tabel 3.3
Uji Validitas
Variable X (Aktivis Organisasi Intra Kampus)

No Item rhitung rtabel Kesimpulan

1 0,558 0,334 Valid

2 0,385 0,334 Valid

3 0,573 0,334 Valid

4 0,395 0,334 Valid

5 0,519 0,334 Valid

6 0,426 0,334 Valid

7 0,433 0,334 Valid

8 0,497 0,334 Valid

60
Ibid. h..333
50

9 0,413 0,334 Valid

10 0,436 0,334 Valid

11 0,555 0,334 Valid

12 0,427 0,334 Valid

13 0,676 0,334 Valid

14 0,792 0,334 Valid

15 0,366 0,334 Valid

16 0,046 0,334 Tidak Valid

17 0,617 0,334 Valid

18 0,404 0,334 Valid

19 0,490 0,334 Valid

20 0,591 0,334 Valid

21 0,480 0,334 Valid

22 0,371 0,334 Valid

23 0,222 0,334 Tidak Valid

24 0,329 0,334 Tidak Valid

25 0,565 0,334 Valid

26 0,427 0,334 Valid

27 0,623 0,334 Valid

28 0,400 0,334 Valid

29 0,673 0,334 Valid

30 0,483 0,334 Valid

31 0,614 0,334 Valid

32 0,435 0,334 Valid


51

33 0,505 0,334 Valid

34 0,229 0,334 Tidak Valid

35 0,197 0,334 Tidak Valid

(Sumber: Data Primer yang telah diolah)

b. Uji Reliabilitas
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila di gunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama. Rumus yang digunakan dalam uji reliabilitas adalah
rumus Alpha Cronbach karena bentuk instrumen penelitian ini
membentuk interval yang butir pernyataannya mempunyai skor 1
sampai 4. Uji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
menggunakan bantuan program komputer dengan program SPSS 21.

Tabel 3.4
Pedoman untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien
Korelasi (r)
Nilai Koefisien Keterangan

0,00 – 1,199 Derajat reliabilitas hampir ada, hubungan lemah sekali

0,20 – 0,399 Derajat reliabilitas rendah, hubungan cukup berarti

0,40 – 0,599 Derajat reliabilitas sedang, hubungan cukup berarti

0,60 – 0,799 Derajat reliabilitas tinggi, hubungan tinggi

0,80 – 1,000 Derajat reliabilitas tinggi sekali, hubungan tinggi sekali


52

Tabel 3.5
Uji Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

.862 .871 30
(Sumber: Output SPSS Statistics 21, 2018)

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS 21 diperoleh


nilai Cronbach Alpha untuk angket Aktivis Organisasi Intra Kampus sebesar
0,862, variabel penelitian ini memiliki nilai koefisien antara 0,80 – 1,000 ,
sehingga dapat dikatakan reliabel dan memiliki derajat reliabilitas tinggi sekali
serta memiliki hubungan tinggi sekali.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aktivis
organisasi intra kampus terhadap hasil belajar mahasiswa jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
metode penelitian ini menggunakan metodelogi penelitian kuantitatif yang
berguna untuk mengetahui pengaruh aktivis organisasi terhadap hasil
belajar mahasiswa. Analisis data hasil uji statistik dengan menggunakan alat
uji regresi sederhana dengan bantuan SPSS versi 21.00.
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang di uraikan pada
bab 4 , terdapat pengaruh antara aktivis organisasi intra kampus terhadap
hasil belajar mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosisal UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta sebesar 33,8%. Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan terdapat pengaruh positif yang ditunjukkan dengan nilai
koefisien determinasi sebesar 0,338 dan nilai t sebesar 2,235 dengan nilai
sig = 0,028 < 0,05. Pengaruh aktivis organisasi intra kampus terhadap hasil
belajar mahasiswa terbukti signifikan dengan nilai Sig 0,028 lebih kecil
dari 0,05. Nilai thitung sebesar 2,235 dan nilai ttabel diketahui sebesar
1,989, yang berarti nilai t hitung lebih besar dari t tabel
(2,235>1,989). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara aktivis organisasi intra kampus terhadap
hasil belajar mahasiswa.
Menurut hasil wawancara terhadap beberapa orang aktivis, menjadi
seorang aktivis memiliki banyak sekali keuntungan dari segi akademis dan
non akademis, dalam hal akademis seorang aktivis biasanya memiliki nilai
lebih dalam public speaking dan biasanya memiliki pengetahuan yang
lebih luas. Dalam hal non akademis biasanya seorang aktivis memiliki
relasi dan pertemanan yang banyak dan luang lingkup yang luas, dan
menjadi seorang aktivis akan lebih peka dan kritis terhadap fenomena atau

67
68

isu-isu yang ada di dunia kampus, nilai lebih bagi seorang aktivis yang
sering terlihat adalah biasanya banyak di kenal oleh adik tingkat, kakak
tingkat, bahkan dosen.
B. Saran-Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan di atas, maka
dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, agar mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi akan
tertarik dan akan memutuskan untuk mengikuti aktif organisasi intra
kampus sehingga hasil belajar semakin meningkat. Dan bagi yang
sudah menjadi pegurus aktif agar dapat merekomendasikan HMJ
Pendidikan IPS tersebut kepada kerabat, teman, untuk aktif
mengikuti organisasi mahasiswa intra kampus yaitu HMJ Pendidikan
IPS.
2. Bagi Aktivis, selain aktif berorganisasi para aktivis juga harus
mengutamakan kegiatan akademis yang menjadi tujuan utama
seorang mahasiswa dalam dunia perkuliahan.
3. Bagi Pengurus HMJ Pendidikan IPS, agar dapat menjadi wadah
dalam penyaluran aspirasi dan pengalaman berorganisasi agar dapat
mengoptimalkan sosialisasi kepada Mahasiswa yang aktif dalam
berorganisasi
4. Bagi Peneliti Lain, diharapkan untuk meneliti lebih lanjut
mengenai masalah ini secara mendalam. Pendalaman pada penelitian
ini akan lebih akurat dan maksimal apabila sampel yang diambil
ditambah.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Basleman, Anisah dan Syamsu Mappa. Teori Belajar Orang Dewasa.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial Dan Ekonomi: Format-


Format Kuantitatif Dan Kualitatif Untuk Studi Sosiologi, Kebijakan
Publik, Kemunikasi, Manajemen, Dan Pemasaran cet.1. Jakarta:
Kencana. 2013.

Dimyati, Johni. Metodologi Penelitian Pendidikan & Aplikasinya pada


Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Jakarta: Kencana
Prenadamedia Grup. 2013.

Djamarah, Syaiful Bahri. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2011.

Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS


21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponogoro. 2013.

Muri, Yusuf. Metode Penelitian: Kuntitatif, Kualitatif dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Pranamedia. 2014.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan Karya


Ilmiah. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2011.

Pedoman Penulisan Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Purwanto. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Pelajar. 2008.

Qudratullah, Mohammad Farhan. Analisis Regresi Terapan, Contoh Kasus


dan Aplikasi dengan SPSS. Yogyakarta: Andi Offset. 2013.

Robbins, Stephen P. Teori Organisas Struktur, Desain dan Aplikasi.


Jakarta: Arcan. 1994.

Saefullah , Kurniawan dan Erni Trisnawati Sule.Pengantar Manajemen.


Jakarta: Kencana Prenada Media Grup. 2005.

Siregar, Syofian. Statistik Parametik untuk Penelitian Kuantitatif cet. 6.


Jakarta: Bumi Aksara. 2013.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi


Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada. 2010.

69
70

Sudarman, Paryati. Belajar Efektif di Peguruan Tinggi. Bandung:


Simbiosa Rekatama Media. 2004.

Sudaryono, Budaya dan Perilaki Organisasi. Jakarta : Lentera Ilmu


Cendekia. 2014.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, cet. 14.


Bandung: Alfabeta. 2011.

Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif


dan R&D) cet 23. Bandung: Alfabeta. 2012.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta. 1999.

Suharsimi, Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2013.

Suharsimi, Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta. 2014.

Suryani dan Hendyadi. Metode Riset Kuantitatif: Teori dan Aplikasi Pada
Penelitian Bidang Manjemen dan Ekonomi Islam. Jakrta:
Pranadamedia Group. 2015.

Syah, M. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Jakarta: Rosda.


2010.

Thobroni , Muhammad dan Arif Mustofa. Belajar & Pembelajaran.


Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. 2011.

Winkle, WS. Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo. 1999.

Wursanto, Dasar-dasar ilmu organisasi. Yogyakarta : Andi. 2002.

B. Skripsi/Jurnal
Harisandy, Rully. Peningkatan Hasil Belajar Kelas XI Pada Mata Pelajaran
Pengendalian Daya Tegangan Rendah SMK 1 SEDAYU Melalui
Model Kooperatif Tipe GI (Group Investigation. Yogyakarta.
Skripsi. 2015.

Haryono, Edi. Pengaruh Keaktifan Berorganisasi dan Konsep Diri terhadap


Indeks Prestasi Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika
Universitas Muhammadiyah Purworejo Tahun Akademik 2013/2014.
Purworejo. Skripsi. 2014.
71

Nur, Muhammad. “Pengaruh Keaktifan Berorganisasi, Bimbingan Orang


Tua, Kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Pendidikan Ekonomi Universitas Kanjuruhan Malang”. Jurnal.
Malang. 2015.

Pradayu, Mahmudi. Pengaruh Aktivitas Organisasi Terhadap Prestasi


Belajar (Studi Kasus Pengurus BEM Universitas Riau Kabinet
Inspirasi Periode 2016-2017. Riau. Skripsi. 2017.

Pratiwi, Siska Sinta. Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi dan


Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Skripsi. 2016.

Septian, Rivaldi. Pengaruh Organisasi Kemahasiswaan Terhadap Hasil


Prestasi Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi FKIP
UNTAN Pontianak. Pontianak. Skripsi. 2013.

Sulaeman, Ahmad. Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Mengikuti


Organisasi Himpunan Mahasiswa Pendidikan Administrasi
Perkantoran (HIMA ADP) dan Disiplin Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa Program Studi Pendidikan Administrasi
Perkantoran Fakultas Ekonomi UNY. Yogyakarta. Skripsi. 2017.

Widayanto, Ardi. Karakteristik Prestasi Akademik Mahasiswa Aktivis


Organisasi Intra Kampus di Fakultas Ilmu Sosial dan Ekonomi
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta. Skripsi. 2012.

Widyamoko, Yunindra. Pengaruh Keaktifan Mahasiswa dalam Organisasi


dan Prestasi Belajar terhadap Kesiapan Kerja Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Skripsi 2014.

Yulianto, Amzar. Pengaruh Keaktifan Siswa Berorganisasi Terhadap


Peningkatan Soft Skills dan Prestasi Belajar Siswa Kelas XI
Kompetensi Keahlian Teknik Permesinan SMK Muhammadiyah
Prambanan Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Yogyakarta. 2015.

C. Undang-Undang Peraturan
KepMen RI No. 155 tahun 1998 tentang Pedoman Umum Organisasi
Kemahasiswaan di Perguruan Tinggi.

UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


72

D. Internet
http://kbbi.web.id/organisasi. Diakses: Senin, 13 November 2017.

https://kbbi.web.id/aktivis. Diakses: Kamis, 5 Juli 2018.

https://www.kbbi.web.id/aktif. Diakses: Sabtu, 21 Juli 2018.

Anda mungkin juga menyukai