DIABETES MELITUS
O
L
E
H
Rahmalya
XI.Farmasi
KATA PENGANTAR
Assalamu'Alaikuk Wr . WB
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan.Saya menyadari akan kelemahan dan
kekurangan dari makalah ini.Oleh sebab itu,saya membutuhkan kritik dan saran yang dari
ibu guru dan teman teman sekalian , Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .
Saya mohon maaf bila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan sekian dan
terima kasih .
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I. Latar belakang .......................,...................................................
2 Tujuan ............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian Diabetes Melitus ..............................................
2. Penyebab Diabetes Melitus ................................................
3. Cara Pencegahan Diabetes Melitus ................................
4. Cara Pengobatan Diabetes Melitus ...............................
5.Penggolongan Obat Diabetes Melitus ............................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus ( DM ) Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin , kerja insulin , dan kedua
duanya . Hiperglikemis kronis pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah. DM diduga berhubungan dengan perubahan gaya hidup , antara lain pola
mengonsumsi makanan terlalu banyak mengandung karbohidrat, protein , lemak , garam dan
sedikit serat . Berdasarkan penyebabnya diabetes melitus di golongkan menjadi tiga jenis,
diantaranya diabetes melitus tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus gestasional Diabetes melitus
tipe 1 disebabkan karena reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh
menyerang sel beta pada pankreas sehingga tidak bisa memproduksi insulin sama sekali.
Sedangkan diabetes melitus tipe 2 terjadi karena akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-
sel dalam tubuh tidak mampu merespon sepenuhnya insulin. Diabetes gestasional disebabkan
karena naiknya berbagai kadar hormon saat hamil yang bisa menghambat kerja insulin , untuk
mengetahui bahwa seseorang mengidap penyakit diabetes melitus dapat ditegakkan melalui
pemeriksan klinis berupa pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan klinis merupakan data
penunjang yang dapat digunakan untuk menegakan diagnosa terhadap suatu penyakit. Salah
satunya pada penderita diabetes melitus yang dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula
darah .Pemeriksaan klinis merupakan data penunjang yang dapat digunakan untuk menegakan
diagnosa terhadap suatu penyakit. Salah satunya pada penderita diabetes melitus yang dapat
dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan glukometer. Ada empat kriteria dalam
menegakkan diagnosis DM, diantaranya melakukan pemeriksaan kadar gula darah anteprandial,
kadar gula darah post prandial. Penatalaksanaan yang bisa dilakukan untuk kasus diabetes
melitus denganmentaati 4 pilar, yang diantaranya mengatur pola makan, melakukan aktivitas
fisik, terapi farmakologi dan edukasi. Pengaturan pola makan dapat dilakukan dengan prinsip 3J (
jenis, jumlah, jadwal). Hal ini dilakukan untuk mengurangi makanan atau minuman manis yang
dapat berkontribusi terhadap tingginya kadar gula darah. Tidak hanya mengatur asupan nutrisi,
melakukan aktivitas fisik juga dapat mengontrol kadar gula dan berat badan. Aktivitas fisik dapat
dilakukan dengan durasi 30 menit/hari. Penderita DM sangat diwajibkan untuk melakukan terapi
insulin secara teratur untuk mencegah tingginya kadar gula darah yang berujung komplikasi.
Selain itu, pentingnya edukasi juga dapat membantu mengendalikan kasus diabetes melitus .
Semua pasien diabetes memerlukan nasihat diet, nasihat diet diperlukan guna menjamin jadwal
makan yang tepat dan jumlah hidrat arang dalam makanan yang sesuai. Tujuan terapi diet
adalah : 1) memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang
normal sehingga mencegah terjadinya glikosuria beserta gejala-gejalanya; 2) mengurangi
besarnya perubahan kadar glukosa darah postprandial. Tindakan ini, bersama-sama dengan
normalisasi kadar glukosa darah, akan membantu mencegah terjadinya komplikasi lanjut yang
mencakup penyakit mikrovaskuler; 3) memberikan masukan semua jenis nutrien yang memadai
sehingga memungkinkan pertumbuhan normal dan perbaikan jaringan; 4) memulihkan dan
mempertahankan berat badan yang normal.
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari diabetes melitus ?
2. Apa penyebab dari penyakit diabetes melitus ?
3. Bagaimana cara pencegahan penyakit diabetes melitus ?
4. Cara pengobatan diabetes melitus?
5. Sebutkan penggolongan obat dari penyakit diabetes melitus ?
C. Tujuan masalah
A. Mengetahui pengertian dari diabetes melitus.
B. Mengetahui penyebab dari penyakit diabetes melitus
C. Mengetahui pencegahan penyakit diabetes melitus.
D.Mengetahui cara pengobatan diabetes melitus.
E.Mengetahui penggolongan obat dari penyakit diabetes melitus.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Faktor genetik
Salah satu penyebab diabetes melitus yang tidak bisa dielakkan yaitu faktor genetik. Itu
sebabnya, diabetes sering disebut penyakit keturunan.
Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus tipe 2 memiliki hubungan yang sangat
kuat dengan riwayat dan keturunan keluarga. Pasien diabetes tipe 1 pun memiliki risiko serupa,
tapi cenderung lebih kecil.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa risiko seorang anak terkena penyakit diabetes akan
lebih besar ketika ibunya juga memiliki penyakit ini.
Jika kedua orangtuanya memiliki diabetes, risiko anak mengalami diabetes setelah dewasa
bahkan bisa mencapai 50 persen.
Para ahli menduga bahwa ada gen khusus penyebab diabetes melitus yang bisa diturunkan dari
orangtua ke generasi-generasi selanjutnya.
Sayangnya, mereka belum mengetahui gen mana yang jadi penyebab penyakit gula ini.
Namun, jangan cemas, menjadi keturunan pasien diabetes bukan berarti Anda akan mengalami
penyakit yang sama.
Anda bisa mencegahnya dengan mengontrol gula darah dan menjalani gaya hidup sehat.
2. Faktor usia
Periksa kesehatan bagi lansia
Selain genetik, faktor usia juga bisa menjadi salah satu penyebab penyakit diabetes melitus.
Seiring bertambahnya usia, risiko Anda untuk terkena penyakit diabetes tipe 2 pun semakin
meningkat.
Usia sebenarnya tidak hanya meningkatkan risiko penyakit diabetes, tapi juga berbagai penyakit
kronis lainnya, seperti penyakit jantung dan stroke.
Ini karena penyakit kronis dan usia memang saling berhubungan satu sama lain.
Semakin tua Anda, fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan, termasuk cara tubuh
mengolah gula darah.
Fungsi sel penghasil insulin pada pankreas kian menurun dan respons sel tubuh terhadap insulin
juga tidak sebaik dulu.
Faktor penyebab diabetes melitus yang menyerang seiring berjalannya waktu ini, membuat
dokter merekomendasikan pasiennya yang berusia 45 tahun atau lebih untuk mengikuti
pemeriksaan gula darah secara rutin.
3. Gangguan autoimun
Pertambahan usia memang menjadi salah satu faktor risiko diabetes melitus. Namun, anak-
anak dan remaja juga bisa mengalami penyakit ini.
Diabetes tipe 1 merupakan jenis diabetes yang paling umum menyerang penderita berusia
muda.
Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya kemampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin.
Banyak anak-anak yang mengidap diabetes tipe 1 mengalami gangguan autoimun.
Sistem imun mereka justru menyerang dan merusak sel pankreas yang menjadi tempat
pembentukan insulin.
Rusaknya sel-sel pankreas menyebabkan organ ini tidak dapat mengeluarkan hormon insulin
yang cukup atau berhenti total memproduksi hormon tersebut sepenuhnya.
Belum dik etahui secara pasti apa yang menyebabkan masalah autoimun ini.
Namun, para ahli menduga infeksi virus tertentu memicu sistem imun untuk bereaksi secara
berlebihan dan merusak sel sehat dari dalam tubuh.
4. Resistensi insulin
Kombinasi antara faktor keturunan penyakit dan gaya hidup yang buruk dapat menjadi
penyebab resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah kondisi saat sel-sel tubuh tidak merespon insulin dengan benar alias
“kebal”. Padahal, insulin berfungsi membantu sel tubuh menyerap gula dalam darah.
Jika tubuh tidak mampu menyerap gula, kadar gula darah akan terus meningkat dan inilah yang
menjadi penyebab diabetes tipe 2.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa resistensi insulin merupakan penyebab diabetes melitus tipe 2.
1. Terapi insulin
Terapi insulin merupakan pengobatan utama diabetes melitus tipe 1. Insulin sendiri
merupakan hormon yang diproduksi di dalam pankreas. Pengobatan melalui insulin dibutuhkan
ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin.
Dilansir dari American Diabetes Association, insulin juga bisa menjadi pilihan pengobatan untuk
diabetes tipe 2.
Banyak jenis insulin yang digunakan untuk membantu mengendalikan kadar gula
dalam pengobatan diabetes.
Jenis insulin dibedakan berdasarkan seberapa cepat insulin bekerja dan seberapa lama insulin
dapat mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh.
NBerikut beberapa jenis insulin untuk diabetes melitus yang perlu Anda ketahui.
Insulin kerja cepat
Insulin kerja pendek (insulin regular)
Insulin kerja menengah
Insulin kerja panjang
Dokter mungkin akan meminta Anda menggunakan insulin sebelum atau sesudah makan.
Selain itu, dosis insulin untuk setiap pasien bisa berbeda, tergantung usia, kondisi pasien,
aktivitas fisik, serta seberapa parah kondisi diabetes.
Umumnya, terapi insulin untuk diabetes menggunakan insulin suntik, insulin pen, atau pompa
insulin. Alat insulin lainnya yang kurang umum adalah insulin isap, port insulin, dan jet injector.
2. Obat diabetes
Alergi
Kesehatan Jantung
Kesehatan Pernapasan
Kanker
Urologi
Penyakit Diabetes
Kesehatan Kulit
Kesehatan Muskuloskeletal
Penyakit Kelainan Darah
Kesehatan Mata
Kesehatan THT
Kesehatan Otak dan Saraf
Penyakit Infeksi
Kesehatan Pencernaan
Kesehatan Seksual
2
Home
Penyakit Diabetes
Diabetesi Bisa Hidup Sehat, Ini Pilihan Pengobatan untuk Diabetes
Foto Penulisbadge
Ditulis oleh Fidhia Kemala Diperbarui 2 minggu laluDitinjau secara medis oleh dr. Jimmy
Tandradynata, Sp.PD
Diabetesi Bisa Hidup Sehat, Ini Pilihan Pengobatan untuk Diabetes
Meskipun memiliki diabetes, Anda tetap bisa menjalani aktivitas dengan normal. Anda bisa
menjaga kadar gula darah tidak terlalu tinggi dengan mengubah pola hidup sehat serta
menjalani pengobatan diabetes.
Obat penurun gula darah, suntik insulin, dan pengobatan alami bisa mengatasi gejala serta
mencegah komplikasi diabetes melitus.
Haruskah pasien diabetes minum obat dan suntik insulin?
Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang tinggi.
Tujuan pengobatan untuk penyakit kencing manis ini adalah mengendalikan kadar gula darah
dalam rentang normal atau rentang yang dianjurkan dokter.
Pengobatan untuk pasien diabetes dapat berbeda-beda tergantung dengan kondisi kesehatan,
keparahan gejala diabetes, usia, kemampuan tubuh menerima obat, dan jenis diabetes yang
dialami.
Penyebab utama penyakit diabetes tipe 1 adalah kurang atau tidak adanya produksi hormon
insulin yang bertugas membantu penyerapan gula darah menjadi energi di dalam sel-sel tubuh.
Kondisi ini menyebabkan pasien diabetes tipe 1 harus menjalani pengobatan dengan obat insulin
untuk menggantikan hormon insulin yang dibutuhkan oleh tubuh.
Sementara itu, diabetes tipe 2 lebih disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Itu sebabnya,
pasien diabetes tipe 2 bisa mengendalikan kadar gula darahnya dengan mengubah pola makan
atau rutin berolahraga.
Pengobatan untuk diabetes tipe 2 dengan obat atau suntik insulin biasanya diberikan ketika hasil
diagnosis diabetes menunjukkan kadar gula darah yang telanjur tinggi.
Namun, Anda mungkin juga perlu minum obat ketika kadar gula darah tak juga turun sekalipun
telah menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Pilihan pengobatan untuk diabetes melitus
Berikut ini adalah berbagai pengobatan yang ampuh mengendalikan kadar gula darah dan
mencegah komplikasi untuk pasien diabetes.
1. Terapi insulin
Terapi insulin untuk mengobati diabetes
insulin merupakan pengobatan utama diabetes melitus tipe 1. Insulin sendiri merupakan
hormon yang diproduksi di dalam pankreas. Pengobatan melalui insulin dibutuhkan ketika
pankreas tidak mampu memproduksi insulin.
Dilansir dari American Diabetes Association, insulin juga bisa menjadi pilihan pengobatan untuk
diabetes tipe 2.
Banyak jenis insulin yang digunakan untuk membantu mengendalikan kadar gula dalam
pengobatan diabetes.
Jenis insulin dibedakan berdasarkan seberapa cepat insulin bekerja dan seberapa lama insulin
dapat mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh.
Berikut beberapa jenis insulin untuk diabetes melitus yang perlu Anda ketahui.
Insulin kerja cepat
Insulin kerja pendek (insulin regular)
Insulin kerja menengah
Insulin kerja panjang
Dokter mungkin akan meminta Anda menggunakan insulin sebelum atau sesudah makan.
Selain itu, dosis insulin untuk setiap pasien bisa berbeda, tergantung usia, kondisi pasien,
aktivitas fisik, serta seberapa parah kondisi diabetes.
Umumnya, terapi insulin untuk diabetes menggunakan insulin suntik, insulin pen, atau pompa
insulin. Alat insulin lainnya yang kurang umum adalah insulin isap, port insulin, dan jet injector.
2. Obat diabetes
obat obatan diabetes melitus
Kadang, pola makan sehat dan olahraga teratur belum cukup menjaga kadar gula darah tetap
stabil.
Itu sebabnya, diabetesi (terutama DM tipe 2) membutuhkan obat untuk membantu
mengendalikan glukosa darah.
Ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk diabetes. Obat ini biasanya tersedia dalam
bentuk tablet, tapi ada pula yang diberikan melalui suntikan.
Sebagian besar pengobatan diabetes tipe 2 menggunakan golongan obat biguanid seperti
metformin.
Obat ini bekerja dengan menurunkan glukosa yang diproduksi di dalam hati sekaligus membantu
meningkatkan sensitivitas insulin. Dengan begitu, gula lebih mudah diproses oleh sel-sel tubuh
menjadi energi.
Pengobatan diabetes melitus bisa dilakukan dengan satu jenis obat. Namun apabila tidak efektif,
beberapa kombinasi obat diabetes mungkin diperlukan.
Obat diabetes lainnya bisa bekerja dengan cara yang berbeda dalam mengendalikan gula darah.
Selain metformin, dokter bisa memberikan beberapa obat berikut untuk pasien diabetes.
Sulfonilurea
Pioglitazone
Gliptin
Agonis GLP-1 (Glucagon-like Peptide-1)
Acarbose
Nateglinide
Repaglinide
SGLT2 (Sodium-glucose Co-Transporter-2) inhibitor
Cara alami ini bisa membantu mengatasi gejala diabetes dan menurunkan kadar gula dalam
darah.
Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati dalam menggunakan obat diabetes alami. Pasalnya, tidak
semua pengobatan alami memberikan hasil efektif untuk setiap orang.
Bagi pasien yang memiliki alergi, hipertensi, dan jantung, penggunaan obat alami mungkin bisa
menimbulkan efek samping tertentu.
Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat diabetes
alami.
Olahraga
Pengobatan diabetes yang dibarengi dengan olahraga rutin dapat membantu kerja hormon
insulin sehingga bisa lebih mudah menurunkan gula darah.
Melakukan olahraga untuk diabetes juga dapat membantu pasien yang kelebihan berat badan
mencapai berat badan ideal.
5. Operasi
Dalam kondisi yang lebih berat, suntik insulin, obat-obatan, dan pola hidup sehat terkadang
belum cukup untuk mengendalikan kadar gula darah.
Untuk mengatasinya, diperlukan pengobatan melalui operasi. Jenis operasi yang dilakukan bisa
berbeda-beda tergantung dengan tingkat keparahan penyakit ataupun kondisi yang
menyebabkan diabetes.
Menurut National Institute of Diabetes berikut ini adalah jenis-jenis operasi untuk pengobatan
diabetes.
Operasi bariatrik
Prosedur yang dikenal juga dengan operasi penurun berat badan ini umum dilakukan pada
kasus diabetes yang disebabkan oleh obesitas.
Seseorang yang menjalani operasi ini biasanya tidak memerlukan pengobatan diabetes melitus
lagi setelah kadar gula darahnya kembali normal.
Transplantasi pankreas
Transplantasi pankreas umumnya dilakukan pada pasien diabetes tipe 1 yang mengalami
kerusakan pankreas sehingga tidak bisa memproduksi hormon insulin.
Dalam operasi ini sel penghasil insulin yang rusak akan digantikan dengan sel transplantasi.
Untuk menjaga kadar gula darah, pasien diabetes bisa menerapkan pola hidup sehat,
mengonsumsi obat, terapi insulin, atau melakukan operasi. Pengobatan alternatif juga bisa
melengkapi pengobatan secara keseluruhan.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis penyakit dalam mengenai pengobatan
diabetes yang tepat untuk kondisi Anda.
1. ACE inhibitor
ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim khusus untuk memproduksi hormon
angiotensin II, yaitu hormon yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah. Dengan begitu,
pembuluh darah dalam melebar, aliran darah dapat lebih lancar, dan tekanan darah dapar
menurun. Contoh ACE inhibitor adalah:
Benazepril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang:
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
benazepril.
Captopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Acepress, Acendril, Captopril, Dexacap, Etapril, Farmoten, Forten, Otoryl, Prix,
Tensicap, Tensobon, Vapril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
captopril.
Enalapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Tenace, Tenaten, dan Tenazide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
enalapril.
Fosinopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
fosinopril
Lisinopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Inhitril, Lisinopril Dihydrate, Lipril, Noperten, Nopril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
lisinopril.
Moexipril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat moexipril
Perindopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Bioprexum, Coveram, Cadoril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
perindopril.
Quinapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
quinapril
Ramipril
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Hyperil, Ramipril, Tenapril, Triatec, Vivace
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
ramipril.
Trandolapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Tarka
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
trandolapril.
2. Alpha-2 receptor agonist
Alpha-2 receptor agonist bekerja dengan cara menekan aktivitas jaringan yang memproduksi
hormon adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Contoh alpha-2 receptor agonist adalah:
Metildopa
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Dopamet
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
metildopa.
Clonidine
Bentuk obat: Tablet dan suntik
Merek dagang: Catapres, Clonidine, Clonidine HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
clonidine.
Amlodipine
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Amlodipine Besilate, Amlodipine Besylate, Amovask, Comdipin, Concor AM,
Normetec, Norvask, Simvask, Quentin, Zenovask
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
amlodipine.
Diltiazem
Bentuk obat: Tablet, kapsul, dan suntik
Merek dagang: Cordila SR, Dilmen, Diltiazem, Farmabes, Herbesser
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
diltiazem.
Felodipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Kondisi: Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 5 mg per hari. Dosis dapat disesuaikan dengan respons pasien terhadap
obat. Dosis umum 2,5–10 mg per hari.
Kondisi: Angina pektoris
Dewasa: Dosis awal 5 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 10 mg per hari.
Isradipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Kondisi: Hipertensi
Dewasa: dosis awal 2,5 mg, 2 kali sehari. Jika diperlukan, setelah 3–4 minggu, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 5 mg, 2 kali sehari atau 10 mg, 2 kali.
Nicardipin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Blistra, Carsive, Dipitenz, Nicafer, Nicarfion, Nicardipine HCl, Nicardipine
Hydrochloride, Nidaven, Perdipine, Quadipine, Tensilo, Verdif
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
nicardipine.
Nifedipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Adalat Oros, Farmalat ER, Nifedipine, Zendalat
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
nifedipine.
Verapamil
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Isoptin, Isoptin SR, Tarka, Verapamil HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
verapamil.
Candesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Blopress Plus, Candefion, Candesartan Cilexetil, Candotens, Canderin,
Candepress, Quatan, Unisia
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
candesartan.
Eprosartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Teveten
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
eprosartan.
Irbesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Aprovel, Coaprovel, Irbesartan, Irvell, Irtan, Tensira
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
irbesartan.
Losartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Angioten, Cozaar, Losartan Potassium, Lifezar, Santesar.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
losartan.
Olmesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Normetec, Olmetec, Olmetec Plus, Oloduo
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
olmesartan.
Telmisartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Micardis, Nuzartan,Telgio, Telmisartan
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
telmisartan.
Valsartan
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Diovan, Exforge, Lapiva 5/80, Lapiva 5/160, Uperio,Valsartan, Vastan 80, Vastan
160
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
valsartan.
5. Diuretik
Diuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan garam (natrium) dan cairan di dalam tubuh
untuk menormalkan tekanan darah.
Ada beberapa jenis diuretic yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah, yaitu
diuretik loop, thiazide, diuretik hemat kalium.
Diuretik loop
Diuretik loop bekerja dengan membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak cairan, sehingga dapat
mengurangi cairan di aliran darah. Contoh diuretik loop adalah:
Furosemide
Bentuk obat: Tablet dan suntik
Merek dagang: Diuvar, Edemin, Farsix 40, Furosemide, Lasix, Uresix, dan Yekasix
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
furosemide.
Torasemide
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
torasemide.
Selain obat-obatan yang disebutkan diatas, terdapat beberapa obat lain yang termasuk ke dalam
jenis diuretik loop seperti bumetanide dan ethacrynic acid.
Diuretik hemat kalium
Jenis obat diuretik yang kedua adalah diuretik hemat kalium (potassium-sparing). Obat ini
bekerja dengan cara mengurangi kadar air dan natrium di dalam tubuh dengan tetap
mempertahankan kadar kalium. Contoh diuretik hemat kalium adalah:
Amiloride
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Lorinid Mite
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
amiloride.
Spironolactone
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Aldactone, Carpiaton, Letonal, Spirola, Spironolactone
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
spironolactone.
Diuretik thiazide
Jenis obat diuretik yang ketiga adalah diuretik thiazide. Obat ini bekerja dengan cara
menurunkan cairan di dalam tubuh dan juga memperlebar pembuluh darah. Contoh diuretik
thiazide adalah:
Hydrochlorothiazide
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Bisovell Plus, Coirvebal, Coaprovel, Co-Irvel, Co-Telsaril, Co-Diovan, Dexacap Plus,
Hapsen Plus, Hydrochlorothiazide, Irtan Plus, Lodoz, Micardis Plus, Olmetec Plus, Tenazide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
hydrochlorothiazide.
Indapamide
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Bioprexum Plus, Natexam, Natrilix SR
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
indapamide.
Reserpine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Serpasil
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
reserpine.
7. Penghambat alfa (alpha-blocker)
Penghambat alfa bekerja dengan cara menghambat hormon katekolamin agar tidak mengikat
dengan reseptor alfa. Cara kerja ini akan membantu sirkulasi darah lebih lancar, jantung
berdenyut secara normal, dan tekanan darah menurun. Contoh penghambat alfa adalah:
Doxazosin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Cardura, Doxazosin Mesilat, Tensidox
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
doxazosin.
Terazosin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Hytrin, Hytroz, Terazosin HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
terazosin.
Bisoprolol
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Beta-One, Bipro, Biofin, Biscor, Bisoprolol Fumarate, Bisovell, Carbisol, Concor,
Hapsen, Lodoz, Maintate, Miniten, Opiprol, Selbix
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
bisoprolol.
Propranolol
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Farmadral, Liblok, Propranolol
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
propranolol.
9. Penghambat renin
Penghambat renin bekerja dengan cara menghambat kerja senyawa kimiawi di dalam tubuh
yang disebut renin. Cara kerja ini dapat memperlebar pembuluh darah dan menurunkan tekanan
darah. Contoh penghambat renin adalah:
Aliskiren
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Rasilez
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
aliskiren.
BAB I
PENUTUP
A. Kesimpulan
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat,
DAFTAR PUSTAKA
✓http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus#:~:text=Diabetes
%20melitus%20(DM)%20didefinisikan%20sebagai,sebagai%20akibat%20insufisiensi%20fungsi
%20insulin.
https://hellosehat-
✓com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/diabetes/penyebab-diabetes/?
amp_js_v=a6&_gsa=1&=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16445838212251&_ct=1644583844968&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=Dari%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fhellosehat.com
%2Fdiabetes%2Fpenyebab-diabetes%2F
✓https://www.alodokter.com/ketahui-cara-mencegah-diabetes-yang-tepat-di-sini
✓https://hellosehat-com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/diabetes/pengobatan-
diabetes/?amp=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D&_js_v=a8&_gsa=1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&csi=1&share=https%3A%2F%2Fhellosehat.com%2Fdiabetes
%2Fpengobatan-diabetes%2F
✓https://www.alodokter.com/obat-antihipertensi