Anda di halaman 1dari 23

MAKALAhH

DIABETES MELITUS

O
L
E
H

Rahmalya
XI.Farmasi
KATA PENGANTAR

Assalamu'Alaikuk Wr . WB
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah makalah ini dapat terselesaikan.Saya menyadari akan kelemahan dan
kekurangan dari makalah ini.Oleh sebab itu,saya membutuhkan kritik dan saran yang dari
ibu guru dan teman teman sekalian , Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua .
Saya mohon maaf bila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan sekian dan
terima kasih .
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


DAFTAR ISI ............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
I. Latar belakang .......................,...................................................
2 Tujuan ............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
I. Pengertian Diabetes Melitus ..............................................
2. Penyebab Diabetes Melitus ................................................
3. Cara Pencegahan Diabetes Melitus ................................
4. Cara Pengobatan Diabetes Melitus ...............................
5.Penggolongan Obat Diabetes Melitus ............................

BAB III PENUTUP


I. Kesimpulan .............................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Diabetes melitus ( DM ) Merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemi yang terjadi karena kelainan sekresi insulin , kerja insulin , dan kedua
duanya . Hiperglikemis kronis pada diabetes berhubungan dengan kerusakan jangka panjang,
disfungsi atau kegagalan beberapa organ tubuh, terutama mata, ginjal, saraf, jantung dan
pembuluh darah. DM diduga berhubungan dengan perubahan gaya hidup , antara lain pola
mengonsumsi makanan terlalu banyak mengandung karbohidrat, protein , lemak , garam dan
sedikit serat . Berdasarkan penyebabnya diabetes melitus di golongkan menjadi tiga jenis,
diantaranya diabetes melitus tipe 1, tipe 2 dan diabetes melitus gestasional Diabetes melitus
tipe 1 disebabkan karena reaksi autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh
menyerang sel beta pada pankreas sehingga tidak bisa memproduksi insulin sama sekali.
Sedangkan diabetes melitus tipe 2 terjadi karena akibat adanya resistensi insulin yang mana sel-
sel dalam tubuh tidak mampu merespon sepenuhnya insulin. Diabetes gestasional disebabkan
karena naiknya berbagai kadar hormon saat hamil yang bisa menghambat kerja insulin , untuk
mengetahui bahwa seseorang mengidap penyakit diabetes melitus dapat ditegakkan melalui
pemeriksan klinis berupa pemeriksaan kadar gula darah. Pemeriksaan klinis merupakan data
penunjang yang dapat digunakan untuk menegakan diagnosa terhadap suatu penyakit. Salah
satunya pada penderita diabetes melitus yang dapat dilakukan pemeriksaan kadar gula
darah .Pemeriksaan klinis merupakan data penunjang yang dapat digunakan untuk menegakan
diagnosa terhadap suatu penyakit. Salah satunya pada penderita diabetes melitus yang dapat
dilakukan pemeriksaan kadar gula darah dengan glukometer. Ada empat kriteria dalam
menegakkan diagnosis DM, diantaranya melakukan pemeriksaan kadar gula darah anteprandial,
kadar gula darah post prandial. Penatalaksanaan yang bisa dilakukan untuk kasus diabetes
melitus denganmentaati 4 pilar, yang diantaranya mengatur pola makan, melakukan aktivitas
fisik, terapi farmakologi dan edukasi. Pengaturan pola makan dapat dilakukan dengan prinsip 3J (
jenis, jumlah, jadwal). Hal ini dilakukan untuk mengurangi makanan atau minuman manis yang
dapat berkontribusi terhadap tingginya kadar gula darah. Tidak hanya mengatur asupan nutrisi,
melakukan aktivitas fisik juga dapat mengontrol kadar gula dan berat badan. Aktivitas fisik dapat
dilakukan dengan durasi 30 menit/hari. Penderita DM sangat diwajibkan untuk melakukan terapi
insulin secara teratur untuk mencegah tingginya kadar gula darah yang berujung komplikasi.
Selain itu, pentingnya edukasi juga dapat membantu mengendalikan kasus diabetes melitus .
Semua pasien diabetes memerlukan nasihat diet, nasihat diet diperlukan guna menjamin jadwal
makan yang tepat dan jumlah hidrat arang dalam makanan yang sesuai. Tujuan terapi diet
adalah : 1) memulihkan dan mempertahankan kadar glukosa darah dalam kisaran nilai yang
normal sehingga mencegah terjadinya glikosuria beserta gejala-gejalanya; 2) mengurangi
besarnya perubahan kadar glukosa darah postprandial. Tindakan ini, bersama-sama dengan
normalisasi kadar glukosa darah, akan membantu mencegah terjadinya komplikasi lanjut yang
mencakup penyakit mikrovaskuler; 3) memberikan masukan semua jenis nutrien yang memadai
sehingga memungkinkan pertumbuhan normal dan perbaikan jaringan; 4) memulihkan dan
mempertahankan berat badan yang normal.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari diabetes melitus ?
2. Apa penyebab dari penyakit diabetes melitus ?
3. Bagaimana cara pencegahan penyakit diabetes melitus ?
4. Cara pengobatan diabetes melitus?
5. Sebutkan penggolongan obat dari penyakit diabetes melitus ?

C. Tujuan masalah
A. Mengetahui pengertian dari diabetes melitus.
B. Mengetahui penyebab dari penyakit diabetes melitus
C. Mengetahui pencegahan penyakit diabetes melitus.
D.Mengetahui cara pengobatan diabetes melitus.
E.Mengetahui penggolongan obat dari penyakit diabetes melitus.
BAB II
PEMBAHASAN

A . Pengertian Diabetes Melitus


Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme
kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan
gangguan metabolisme karbohidrat, lipid, dan protein sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin .
Pengertian penyakit diabetes adalah suatu kondisi dimana kadar glukosa atau gula darah
meningkat atau di atas batas normal. Glukosa menumpuk di dalam darah akibat tidak diserap sel
tubuh dengan baik sehingga dapat menimbulkan berbagai gangguan organ tubuh.
Menurut WHO, Diabetes Melitus (DM) pengertian penyakit diabetes adalah suatu gangguan
metabolisme kronis dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah
disertai dengan gangguan metabolisme karbohidrat, lipid dan protein sebagai akibat dari
insufisiensi fungsi insulin.pada penderita diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin
sesuai dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan tanpa insulin, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap
dan mengolah glukosa menjadi energi.Diabetes merupakan salah satu penyakit mematikan yang
menjadi momok bagi semua orang. Hal ini dikarenakan penyakit diabetes berlangsung seumur
hidup dan dapat menimbulkan sejumlah komplikasi bila penderita tidak
mengendalikannya.Maka tak heran kalau penyakit diabetes semakin menjadi perhatian, karena
jumlah penderitanya terus bertambah. Diabetes merupakan salah satu penyakit mematikan yang
menjadi momok bagi semua orang. Hal ini dikarenakan penyakit diabetes berlangsung seumur
hidup dan dapat menimbulkan sejumlah komplikasi bila penderita tidak
mengendalikannya.Maka tak heran kalau penyakit diabetes semakin menjadi perhatian, karena
jumlah penderitanya terus bertambah.
Diabetes dikenal juga oleh masyarakat sebagai 'penyakit gula' atau 'kencing manis'.
Diabetes terbagi menjadi 2 jenis, yaitu diabetes tipe 1 dan tipe 2. Meski memiliki gejala yang
sama, ada perbedaan di antara keduanya .

Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 dari Segi Penyebab


Pada diabetes tipe 1, sel-sel beta di pankreas mengalami kerusakan, sehingga produksi insulin
menurun. Akibatnya, sel-sel tubuh tidak dapat mengambil gula dari darah dan kadar gula darah
meningkat.Diabetes tipe 1 terjadi akibat adanya gangguan yang disebut autoimun, di mana
antibodi yang seharusnya melindungi tubuh terhadap infeksi justru menyerang sel tubuh sendiri.
Dalam hal ini, yang diserang oleh antibodi adalah sel beta yang terdapat di dalam
pankreassistem kekebalan tubuh menyerang sel beta pankreas belum diketahui secara pasti.
Namun, kondisi ini diduga berkaitan dengan faktor genetik (keturunan) dan infeksi virus tertentu,
seperti virus gondongan (mumps) dan virus Coxsackie. Sementara pada diabetes tipe 2, insulin
dapat diproduksi dengan normal, tetapi sel-sel tubuh kurang sensitif sehingga tidak bisa
menggunakannya secara optimal. Akibatnya, kadar gula darah juga akan meningkat seperti pada
diabetes tipe 1.Penyebab sel-sel tubuh menjadi tidak sensitif dan tidak bisa menggunakan insulin
dengan baik juga belum diketahui secara pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diketahui
dapat meningkatkan risiko terjadinya diabetes tipe 2, yaitu gaya hidup kurang aktif, obesitas, dan
pertambahan usia
Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Tipe 2 dari Segi Gejala
Diabetes tipe 1 dan tipe 2 sebenarnya memiliki gejala yang sama. Berikut ini adalah gejala
yang dapat dialami oleh penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2 akibat tingginya kadar gula darah
dalam tubuh mereka:
Mudah haus
Mudah lapar
Sering buang air kecil
Berat badan turun
Mudah lelah
Pandangan kabur
Luka membutuhkan waktu lebih lama untuk sembuh
Gejala diabetes tipe 1 biasanya muncul seketika dan berkembang dengan cepat dalam
waktu beberapa minggu. Sedangkan pada diabetes tipe 2, awalnya gejala tidak tampak jelas, tapi
secara perlahan gejala akan memburuk. Tidak jarang penderita diabetes tipe 2 baru menyadari
penyakitnya setelah mengalami komplikasi yang serius.
Pada pasien yang menunjukkan gejala-gejala diabetes, dokter akan memlakukan pemeriksaan
gula darah, baik itu gula darah sewaktu (GDS), gula darah puasa (GDP), maupun hemoglobin A1C
(HbA1c). Pemeriksaan HbA1c merupakan pemeriksaan yang paling ideal karena dapat
memberikan informasi kadar rata-rata gula darah pasien selama 2–3 bulan terakhirUntuk
memastikan apakah pasien menderita diabetes tipe 1 atau tipe 2, dokter akan menganjurkan
pemeriksaan antibodi untuk mendeteksi kadar antibodi yang menyerang sel-sel beta di dalam
pankreas. Pemeriksaan antibodi ini dapat membedakan diabetes tipe 1 dan tipe 2, karena
antibodi tersebut hanya dapat ditemukan pada diabetes tipe 1 .

B. Penyebab dari penyakit diabetes melitus


Diabetes melitus terjadi saat kadar gula (glukosa) di dalam darah terlalu tinggi.Kondisi ini
terjadi saat jumlah hormon insulin dalam tubuh tidak mencukupi untuk mengubah glukosa
menjadi energi. Akibatnya, glukosa menetap di dalam darah.Sel tubuh yang kebal terhadap
insulin, atau resistensi insulin, juga menjadi penyebab diabetes. Jika dibiarkan tanpa
pengobatan, Anda bisa saja mengalami komplikasi diabetes.Diabetes melitus terjadi saat kadar
gula (glukosa) di dalam darah terlalu tinggi.Kondisi ini terjadi saat jumlah hormon insulin dalam
tubuh tidak mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi energi. Akibatnya, glukosa menetap di
dalam darah.Sel tubuh yang kebal terhadap insulin, atau resistensi insulin, juga menjadi
penyebab diabetes. Jika dibiarkan tanpa pengobatan, Anda bisa saja mengalami komplikasi
diabetes.
Penyakit diabetes melitus ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari faktor keturunan,
pengaruh lingkungan hingga gaya hidup tidak sehat.
1. Faktor genetik
Salah satu penyebab diabetes melitus yang tidak bisa dielakkan yaitu faktor genetik. Itu
sebabnya, diabetes sering disebut penyakit keturunan.Menurut American Diabetes Association,
diabetes melitus tipe 2 memiliki hubungan yang sangat kuat dengan riwayat dan keturunan
keluarga. Pasien diabetes tipe 1 pun memiliki risiko serupa, tapi cenderung lebih kecil.Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa risiko seorang anak terkena penyakit diabetes akan lebih besar
ketika ibunya juga memiliki penyakit ini.bisa mencegahnya dengan mengontrol gula darah dan
menjalani gaya hidup
2. Faktor usia
Selain genetik, faktor usia juga bisa menjadi salah satu penyebab penyakit diabetes
melitus. Usia sebenarnya tidak hanya meningkatkan risiko penyakit diabetes, tapi juga berbagai
penyakit kronis lainnya, seperti penyakit jantung dan stroke.Ini karena penyakit kronis dan usia
memang saling berhubungan satu sama lain.Semakin tua, fungsi tubuh juga akan mengalami
penurunan, termasuk cara tubuh mengolah gula darah.
Penyakit Diabetes
Kesehatan Kulit
Kesehatan Muskuloskeletal
Penyakit Kelainan Darah
Kesehatan Mata
Kesehatan THT
Kesehatan Otak dan Saraf
Penyakit Infeksi
Kesehatan Pencernaan
Kesehatan Seksual
Baru
Home
Penyakit Diabetes
Penyebab Diabetes Paling Umum, dari Faktor Genetik hingga Pola Makan
Foto Penulisbadge
Ditulis oleh Aprinda Puji Diperbarui 14/10/2021Ditinjau secara medis oleh dr. Jimmy
Tandradynata, Sp.PD
Penyebab Diabetes Paling Umum, dari Faktor Genetik hingga Pola Makan
Diabetes melitus adalah penyakit kronis yang mengganggu kemampuan tubuh dalam mengolah
gula (glukosa) darah menjadi energi. Diabetes ditandai dengan tingginya kadar gula darah.
Berbagai hal, mulai dari faktor genetik hingga gangguan hormon insulin, dapat menjadi
penyebab dari diabetes melitus.
Ada pula berbagai faktor risiko yang membuat seseorang menjadi lebih rentan terkena penyakit
diabetes melitus. Apa saja faktor-faktor tersebut? Simak jawabannya berikut ini.
Penyebab diabetes melitus yang perlu diwaspadai
autoimun penyebab diabetes
Diabetes melitus terjadi saat kadar gula (glukosa) di dalam darah terlalu tinggi.
Kondisi ini terjadi saat jumlah hormon insulin dalam tubuh tidak mencukupi untuk mengubah
glukosa menjadi energi. Akibatnya, glukosa menetap di dalam darah
Sel tubuh yang kebal terhadap insulin, atau resistensi insulin, juga menjadi penyebab diabetes.
Jika dibiarkan tanpa pengobatan, Anda bisa saja mengalami komplikasi diabetes.
Penyakit diabetes melitus ini dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari faktor keturunan,
pengaruh lingkungan hingga gaya hidup tidak sehat.

1. Faktor genetik
Salah satu penyebab diabetes melitus yang tidak bisa dielakkan yaitu faktor genetik. Itu
sebabnya, diabetes sering disebut penyakit keturunan.
Menurut American Diabetes Association, diabetes melitus tipe 2 memiliki hubungan yang sangat
kuat dengan riwayat dan keturunan keluarga. Pasien diabetes tipe 1 pun memiliki risiko serupa,
tapi cenderung lebih kecil.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa risiko seorang anak terkena penyakit diabetes akan
lebih besar ketika ibunya juga memiliki penyakit ini.
Jika kedua orangtuanya memiliki diabetes, risiko anak mengalami diabetes setelah dewasa
bahkan bisa mencapai 50 persen.
Para ahli menduga bahwa ada gen khusus penyebab diabetes melitus yang bisa diturunkan dari
orangtua ke generasi-generasi selanjutnya.
Sayangnya, mereka belum mengetahui gen mana yang jadi penyebab penyakit gula ini.
Namun, jangan cemas, menjadi keturunan pasien diabetes bukan berarti Anda akan mengalami
penyakit yang sama.
Anda bisa mencegahnya dengan mengontrol gula darah dan menjalani gaya hidup sehat.

2. Faktor usia
Periksa kesehatan bagi lansia
Selain genetik, faktor usia juga bisa menjadi salah satu penyebab penyakit diabetes melitus.
Seiring bertambahnya usia, risiko Anda untuk terkena penyakit diabetes tipe 2 pun semakin
meningkat.
Usia sebenarnya tidak hanya meningkatkan risiko penyakit diabetes, tapi juga berbagai penyakit
kronis lainnya, seperti penyakit jantung dan stroke.
Ini karena penyakit kronis dan usia memang saling berhubungan satu sama lain.
Semakin tua Anda, fungsi tubuh juga akan mengalami penurunan, termasuk cara tubuh
mengolah gula darah.
Fungsi sel penghasil insulin pada pankreas kian menurun dan respons sel tubuh terhadap insulin
juga tidak sebaik dulu.
Faktor penyebab diabetes melitus yang menyerang seiring berjalannya waktu ini, membuat
dokter merekomendasikan pasiennya yang berusia 45 tahun atau lebih untuk mengikuti
pemeriksaan gula darah secara rutin.

3. Gangguan autoimun
Pertambahan usia memang menjadi salah satu faktor risiko diabetes melitus. Namun, anak-
anak dan remaja juga bisa mengalami penyakit ini.
Diabetes tipe 1 merupakan jenis diabetes yang paling umum menyerang penderita berusia
muda.
Penyakit ini disebabkan oleh hilangnya kemampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin.
Banyak anak-anak yang mengidap diabetes tipe 1 mengalami gangguan autoimun.
Sistem imun mereka justru menyerang dan merusak sel pankreas yang menjadi tempat
pembentukan insulin.
Rusaknya sel-sel pankreas menyebabkan organ ini tidak dapat mengeluarkan hormon insulin
yang cukup atau berhenti total memproduksi hormon tersebut sepenuhnya.
Belum dik etahui secara pasti apa yang menyebabkan masalah autoimun ini.
Namun, para ahli menduga infeksi virus tertentu memicu sistem imun untuk bereaksi secara
berlebihan dan merusak sel sehat dari dalam tubuh.

4. Resistensi insulin
Kombinasi antara faktor keturunan penyakit dan gaya hidup yang buruk dapat menjadi
penyebab resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah kondisi saat sel-sel tubuh tidak merespon insulin dengan benar alias
“kebal”. Padahal, insulin berfungsi membantu sel tubuh menyerap gula dalam darah.
Jika tubuh tidak mampu menyerap gula, kadar gula darah akan terus meningkat dan inilah yang
menjadi penyebab diabetes tipe 2.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa resistensi insulin merupakan penyebab diabetes melitus tipe 2.

5. Kondisi medis tertentu


Ada banyak penyebab diabetes melitus yang mungkin tidak pernah Anda duga
sebelumnya.
Dalam beberapa kasus kemunculan penyakit diabetes bisa dipicu oleh beberapa penyakit
berikut.
Sindrom polikistik ovarium (PCOS). PCOS bisa menyebabkan kenaikan berat badan dan obesitas.
Berat badan yang tidak terkontrol dapat meningkatkan risiko resistensi insulin dan kondisi
prediabetes.
Pankreatitis atau radang pankreas. Peradangan dapat mengganggu fungsi sel pankreas dalam
menghasilkan hormon insulin yang penting untuk menjaga gula darah tetap normal.
Sindrom Cushing. Kondisi ini meningkatkan produksi hormon kortisol yang akhirnya ikut
meningkatkan kadar glukosa darah.
Glucagonoma. Penyakit ini bisa jadi penyebab diabetes melitus karena tubuh tidak bisa
menghasilkan hormon insulin yang cukup.

C. Cara Pencegahan Penyakit Diabetes Melitus


Untuk mengurangi risiko penyakit diabetes, baik itu tipe 1 atau 2, ada beberapa cara yang
dapat dilakukan, yaitu:
1. Menerapkan pola makan sehat.
Menjalani pola makan sehat adalah salah satu kunci utama untuk terhindar dari diabetes.
Anda disarankan untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman tinggi gula, kalori, dan
lemak, misalnya makanan olahan, kue, es krim, dan makanan cepat saji.
Batasi asupan gula hanya sebesar 50 gram (4 sendok makan) setiap harinya. Sebagai gantinya,
perbanyak konsumsi sayuran, buah, kacang, dan biji-bijian yang mengandung banyak serat dan
karbohidrat kompleks.

2. Menjalani olahraga secara ruti


Olahraga rutin dapat membantu tubuh menggunakan hormon insulin dengan lebih efektif,
sehingga kadar gula dalam darah dapat lebih terkontrol. Dengan begitu, Anda bisa terhindari dari
penyakit diabetes.
Sempatkan waktu Anda berolahraga minimal 30 menit sehari. Olahraga jenis apa pun, asalkan
dilakukan dengan rutin, bisa menjadi cara yang efektif untuk mencegah diabetes.

3. Menjaga berat badan ideal.


Berat badan ideal dapat ditentukan menggunakan kalkulator BMI. Jika nilai BMI tubuh
Anda tinggi hingga melebihi batas normal, maka bisa saja Anda mengalami obesitas. Kondisi ini
merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan risiko Anda terkena diabetes. Jadi,
penting untuk selalu menjaga berat badan agar tetap ideal.

4. Mengelola stres dengan baik.


Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat meningkatkan risiko diabetes. Hal ini karena
saat mengalami stres, tubuh akan melepaskan hormon stres (kortisol) yang dapat meningkatkan
kadar gula dalam darah.
Tidak hanya itu, saat stres tubuh juga akan cenderung lebih mudah lapar dan terdorong untuk
makan lebih banyak. Oleh sebab itu, Anda harus pandai dalam mengelola stres agar tidak
melampiaskannya pada makan atau ngemil secara berlebihan.

5. Melakukan pengecekan gula darah secara rutin


Untuk menilai kadar gula darah, Anda perlu melakukan pemeriksaan gula darah secara
berkala ke dokter. Tes gula darah penting dilakukan untuk memonitor kadar gula darah dan
mendeteksi dini penyakit diabetes dan juga perlu menghilangkan kebiasaan-kebiasaan tidak
sehat lainnya, seperti berhenti merokok, membatasi konsumsi minuman beralkohol atau
bersoda, serta tidur yang cukup setidaknya 7 jam setiap hari.

D. Cara Pengobatan Diabetes Melitus

1. Terapi insulin
Terapi insulin merupakan pengobatan utama diabetes melitus tipe 1. Insulin sendiri
merupakan hormon yang diproduksi di dalam pankreas. Pengobatan melalui insulin dibutuhkan
ketika pankreas tidak mampu memproduksi insulin.
Dilansir dari American Diabetes Association, insulin juga bisa menjadi pilihan pengobatan untuk
diabetes tipe 2.
Banyak jenis insulin yang digunakan untuk membantu mengendalikan kadar gula
dalam pengobatan diabetes.
Jenis insulin dibedakan berdasarkan seberapa cepat insulin bekerja dan seberapa lama insulin
dapat mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh.
NBerikut beberapa jenis insulin untuk diabetes melitus yang perlu Anda ketahui.
Insulin kerja cepat
Insulin kerja pendek (insulin regular)
Insulin kerja menengah
Insulin kerja panjang
Dokter mungkin akan meminta Anda menggunakan insulin sebelum atau sesudah makan.
Selain itu, dosis insulin untuk setiap pasien bisa berbeda, tergantung usia, kondisi pasien,
aktivitas fisik, serta seberapa parah kondisi diabetes.
Umumnya, terapi insulin untuk diabetes menggunakan insulin suntik, insulin pen, atau pompa
insulin. Alat insulin lainnya yang kurang umum adalah insulin isap, port insulin, dan jet injector.

2. Obat diabetes
Alergi
Kesehatan Jantung
Kesehatan Pernapasan
Kanker
Urologi
Penyakit Diabetes
Kesehatan Kulit
Kesehatan Muskuloskeletal
Penyakit Kelainan Darah
Kesehatan Mata
Kesehatan THT
Kesehatan Otak dan Saraf
Penyakit Infeksi
Kesehatan Pencernaan
Kesehatan Seksual
2
Home
Penyakit Diabetes
Diabetesi Bisa Hidup Sehat, Ini Pilihan Pengobatan untuk Diabetes
Foto Penulisbadge
Ditulis oleh Fidhia Kemala Diperbarui 2 minggu laluDitinjau secara medis oleh dr. Jimmy
Tandradynata, Sp.PD
Diabetesi Bisa Hidup Sehat, Ini Pilihan Pengobatan untuk Diabetes
Meskipun memiliki diabetes, Anda tetap bisa menjalani aktivitas dengan normal. Anda bisa
menjaga kadar gula darah tidak terlalu tinggi dengan mengubah pola hidup sehat serta
menjalani pengobatan diabetes.
Obat penurun gula darah, suntik insulin, dan pengobatan alami bisa mengatasi gejala serta
mencegah komplikasi diabetes melitus.
Haruskah pasien diabetes minum obat dan suntik insulin?
Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah (glukosa) yang tinggi.

Tujuan pengobatan untuk penyakit kencing manis ini adalah mengendalikan kadar gula darah
dalam rentang normal atau rentang yang dianjurkan dokter.
Pengobatan untuk pasien diabetes dapat berbeda-beda tergantung dengan kondisi kesehatan,
keparahan gejala diabetes, usia, kemampuan tubuh menerima obat, dan jenis diabetes yang
dialami.

Penyebab utama penyakit diabetes tipe 1 adalah kurang atau tidak adanya produksi hormon
insulin yang bertugas membantu penyerapan gula darah menjadi energi di dalam sel-sel tubuh.
Kondisi ini menyebabkan pasien diabetes tipe 1 harus menjalani pengobatan dengan obat insulin
untuk menggantikan hormon insulin yang dibutuhkan oleh tubuh.

Sementara itu, diabetes tipe 2 lebih disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat. Itu sebabnya,
pasien diabetes tipe 2 bisa mengendalikan kadar gula darahnya dengan mengubah pola makan
atau rutin berolahraga.
Pengobatan untuk diabetes tipe 2 dengan obat atau suntik insulin biasanya diberikan ketika hasil
diagnosis diabetes menunjukkan kadar gula darah yang telanjur tinggi.

Namun, Anda mungkin juga perlu minum obat ketika kadar gula darah tak juga turun sekalipun
telah menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
Pilihan pengobatan untuk diabetes melitus
Berikut ini adalah berbagai pengobatan yang ampuh mengendalikan kadar gula darah dan
mencegah komplikasi untuk pasien diabetes.

1. Terapi insulin
Terapi insulin untuk mengobati diabetes
insulin merupakan pengobatan utama diabetes melitus tipe 1. Insulin sendiri merupakan
hormon yang diproduksi di dalam pankreas. Pengobatan melalui insulin dibutuhkan ketika
pankreas tidak mampu memproduksi insulin.

Dilansir dari American Diabetes Association, insulin juga bisa menjadi pilihan pengobatan untuk
diabetes tipe 2.
Banyak jenis insulin yang digunakan untuk membantu mengendalikan kadar gula dalam
pengobatan diabetes.

Jenis insulin dibedakan berdasarkan seberapa cepat insulin bekerja dan seberapa lama insulin
dapat mempertahankan kadar gula darah dalam tubuh.

Berikut beberapa jenis insulin untuk diabetes melitus yang perlu Anda ketahui.
Insulin kerja cepat
Insulin kerja pendek (insulin regular)
Insulin kerja menengah
Insulin kerja panjang

Dokter mungkin akan meminta Anda menggunakan insulin sebelum atau sesudah makan.
Selain itu, dosis insulin untuk setiap pasien bisa berbeda, tergantung usia, kondisi pasien,
aktivitas fisik, serta seberapa parah kondisi diabetes.
Umumnya, terapi insulin untuk diabetes menggunakan insulin suntik, insulin pen, atau pompa
insulin. Alat insulin lainnya yang kurang umum adalah insulin isap, port insulin, dan jet injector.

2. Obat diabetes
obat obatan diabetes melitus
Kadang, pola makan sehat dan olahraga teratur belum cukup menjaga kadar gula darah tetap
stabil.
Itu sebabnya, diabetesi (terutama DM tipe 2) membutuhkan obat untuk membantu
mengendalikan glukosa darah.

Ada beberapa jenis obat yang dapat digunakan untuk diabetes. Obat ini biasanya tersedia dalam
bentuk tablet, tapi ada pula yang diberikan melalui suntikan.
Sebagian besar pengobatan diabetes tipe 2 menggunakan golongan obat biguanid seperti
metformin.

Obat ini bekerja dengan menurunkan glukosa yang diproduksi di dalam hati sekaligus membantu
meningkatkan sensitivitas insulin. Dengan begitu, gula lebih mudah diproses oleh sel-sel tubuh
menjadi energi.

Pengobatan diabetes melitus bisa dilakukan dengan satu jenis obat. Namun apabila tidak efektif,
beberapa kombinasi obat diabetes mungkin diperlukan.
Obat diabetes lainnya bisa bekerja dengan cara yang berbeda dalam mengendalikan gula darah.

Selain metformin, dokter bisa memberikan beberapa obat berikut untuk pasien diabetes.

Sulfonilurea
Pioglitazone
Gliptin
Agonis GLP-1 (Glucagon-like Peptide-1)
Acarbose
Nateglinide
Repaglinide
SGLT2 (Sodium-glucose Co-Transporter-2) inhibitor

3. Pengobatan pelengkap (alternatif)


Pengobatan diabetes alternatif ini sifatnya melengkapi dan mendukung pengobatan utama,
bukan menggantikan.
Umumnya, pengobatan pelengkap diabetes ini terdiri menggunakan bahan-bahan alami
tradisional, seperti ginseng, kayu manis, dan daun insulin.

Cara alami ini bisa membantu mengatasi gejala diabetes dan menurunkan kadar gula dalam
darah.
Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati dalam menggunakan obat diabetes alami. Pasalnya, tidak
semua pengobatan alami memberikan hasil efektif untuk setiap orang.

Bagi pasien yang memiliki alergi, hipertensi, dan jantung, penggunaan obat alami mungkin bisa
menimbulkan efek samping tertentu.
Oleh karena itu, konsultasikan terlebih dulu dengan dokter sebelum menggunakan obat diabetes
alami.

4. Pola hidup sehat


Untuk mengontrol kadar gula darah, pengobatan diabetes melitus, baik terapi insulin, obat-
obatan medis, maupun bahan alami, tetap perlu dibarengi dengan pola hidup sehat.
Pola hidup sehat bahkan menjadi pilar utama dalam pengobatan diabetes tipe 2.
Jika mengalami diabetes tipe 2 dan masih tahap awal, biasanya dokter akan meminta Anda
mengubah pola hidup dulu sebelum minum obat-obatan.
Pasien diabetes bisa melakukan beberapa kebiasaan sehat berikut untuk mengontrol gula
darahnya.

Pola makanan sehat dan teratur


Makan teratur dengan porsi seimbang adalah kunci aturan makanan yang tepat untuk diabetes.
Pola makan yang tidak teratur justru menyebabkan kadar gula darah makin tidak stabil.

Olahraga
Pengobatan diabetes yang dibarengi dengan olahraga rutin dapat membantu kerja hormon
insulin sehingga bisa lebih mudah menurunkan gula darah.
Melakukan olahraga untuk diabetes juga dapat membantu pasien yang kelebihan berat badan
mencapai berat badan ideal.

Tes gula darah rutin setiap hari


Pasien diabetes, terutama yang menjalani terapi insulin, juga perlu secara rutin memeriksa
kadar gula dalam darah. Anda bahkan perlu cek gula darah lebih sering dalam sehari.
Konsultasikan dengan dokter kapan perlu cek gula darah setiap harinya.

5. Operasi
Dalam kondisi yang lebih berat, suntik insulin, obat-obatan, dan pola hidup sehat terkadang
belum cukup untuk mengendalikan kadar gula darah.
Untuk mengatasinya, diperlukan pengobatan melalui operasi. Jenis operasi yang dilakukan bisa
berbeda-beda tergantung dengan tingkat keparahan penyakit ataupun kondisi yang
menyebabkan diabetes.
Menurut National Institute of Diabetes berikut ini adalah jenis-jenis operasi untuk pengobatan
diabetes.

Operasi bariatrik
Prosedur yang dikenal juga dengan operasi penurun berat badan ini umum dilakukan pada
kasus diabetes yang disebabkan oleh obesitas.
Seseorang yang menjalani operasi ini biasanya tidak memerlukan pengobatan diabetes melitus
lagi setelah kadar gula darahnya kembali normal.

Transplantasi pankreas
Transplantasi pankreas umumnya dilakukan pada pasien diabetes tipe 1 yang mengalami
kerusakan pankreas sehingga tidak bisa memproduksi hormon insulin.
Dalam operasi ini sel penghasil insulin yang rusak akan digantikan dengan sel transplantasi.

Untuk menjaga kadar gula darah, pasien diabetes bisa menerapkan pola hidup sehat,
mengonsumsi obat, terapi insulin, atau melakukan operasi. Pengobatan alternatif juga bisa
melengkapi pengobatan secara keseluruhan.
Konsultasikan lebih lanjut dengan dokter spesialis penyakit dalam mengenai pengobatan
diabetes yang tepat untuk kondisi Anda.

E. Penggolongan Obat Diabetes Melitus

Jenis, Merek Dagang, dan Dosis Obat Antihipertensi


Obat antihipertensi hanya boleh digunakan berdasarkan resep dokter. Berikut ini adalah
penjelasan dan pembagian jenis obat antihipertensi:

1. ACE inhibitor
ACE inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim khusus untuk memproduksi hormon
angiotensin II, yaitu hormon yang dapat memicu penyempitan pembuluh darah. Dengan begitu,
pembuluh darah dalam melebar, aliran darah dapat lebih lancar, dan tekanan darah dapar
menurun. Contoh ACE inhibitor adalah:
Benazepril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang:
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
benazepril.

Captopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Acepress, Acendril, Captopril, Dexacap, Etapril, Farmoten, Forten, Otoryl, Prix,
Tensicap, Tensobon, Vapril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
captopril.
Enalapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Tenace, Tenaten, dan Tenazide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
enalapril.

Fosinopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
fosinopril

Lisinopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Inhitril, Lisinopril Dihydrate, Lipril, Noperten, Nopril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
lisinopril.

Moexipril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman
obat moexipril

Perindopril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Bioprexum, Coveram, Cadoril
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
perindopril.

Quinapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
quinapril

Ramipril
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Hyperil, Ramipril, Tenapril, Triatec, Vivace
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
ramipril.

Trandolapril
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Tarka
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
trandolapril.
2. Alpha-2 receptor agonist
Alpha-2 receptor agonist bekerja dengan cara menekan aktivitas jaringan yang memproduksi
hormon adrenalin, sehingga tekanan darah turun. Contoh alpha-2 receptor agonist adalah:

Metildopa
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Dopamet
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
metildopa.

Clonidine
Bentuk obat: Tablet dan suntik
Merek dagang: Catapres, Clonidine, Clonidine HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
clonidine.

3. Antagonis kalsium (calcium channel blocker)


Antagonis kalsium bekerja dengan cara menghambat jalan masuk kalsium ke dalam otot jantung
dan dinding pembuluh darah, sehingga menyebabkan denyut jantung melambat dan pembuluh
darah melebar. Dengan begitu tekanan darah dapat turun. Contoh antagonis kalsium adalah:

Amlodipine
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Amlodipine Besilate, Amlodipine Besylate, Amovask, Comdipin, Concor AM,
Normetec, Norvask, Simvask, Quentin, Zenovask
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
amlodipine.

Diltiazem
Bentuk obat: Tablet, kapsul, dan suntik
Merek dagang: Cordila SR, Dilmen, Diltiazem, Farmabes, Herbesser
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
diltiazem.

Felodipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Kondisi: Hipertensi
Dewasa: Dosis awal 5 mg per hari. Dosis dapat disesuaikan dengan respons pasien terhadap
obat. Dosis umum 2,5–10 mg per hari.
Kondisi: Angina pektoris
Dewasa: Dosis awal 5 mg per hari. Dosis dapat ditingkatkan menjadi 10 mg per hari.

Isradipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Kondisi: Hipertensi
Dewasa: dosis awal 2,5 mg, 2 kali sehari. Jika diperlukan, setelah 3–4 minggu, dosis dapat
ditingkatkan menjadi 5 mg, 2 kali sehari atau 10 mg, 2 kali.

Nicardipin
Bentuk obat: Suntik
Merek dagang: Blistra, Carsive, Dipitenz, Nicafer, Nicarfion, Nicardipine HCl, Nicardipine
Hydrochloride, Nidaven, Perdipine, Quadipine, Tensilo, Verdif
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
nicardipine.

Nifedipine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Adalat Oros, Farmalat ER, Nifedipine, Zendalat
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
nifedipine.

Verapamil
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Isoptin, Isoptin SR, Tarka, Verapamil HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
verapamil.

4. Angiotensin II receptor blocker (ARB)


ARB bekerja dengan cara menghambat pengikatan angiotensin II, sehingga pembuluh darah
melebar dan tekanan darah pun menurun. Jenis-jenis obat ARB adalah:

Candesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Blopress Plus, Candefion, Candesartan Cilexetil, Candotens, Canderin,
Candepress, Quatan, Unisia
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
candesartan.

Eprosartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Teveten
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
eprosartan.

Irbesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Aprovel, Coaprovel, Irbesartan, Irvell, Irtan, Tensira
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
irbesartan.

Losartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Angioten, Cozaar, Losartan Potassium, Lifezar, Santesar.
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
losartan.

Olmesartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Normetec, Olmetec, Olmetec Plus, Oloduo
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
olmesartan.

Telmisartan
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Micardis, Nuzartan,Telgio, Telmisartan
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
telmisartan.

Valsartan
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Diovan, Exforge, Lapiva 5/80, Lapiva 5/160, Uperio,Valsartan, Vastan 80, Vastan
160
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
valsartan.

5. Diuretik
Diuretik bekerja dengan cara membuang kelebihan garam (natrium) dan cairan di dalam tubuh
untuk menormalkan tekanan darah.
Ada beberapa jenis diuretic yang bisa digunakan untuk menurunkan tekanan darah, yaitu
diuretik loop, thiazide, diuretik hemat kalium.

Diuretik loop

Diuretik loop bekerja dengan membuat ginjal mengeluarkan lebih banyak cairan, sehingga dapat
mengurangi cairan di aliran darah. Contoh diuretik loop adalah:

Furosemide
Bentuk obat: Tablet dan suntik
Merek dagang: Diuvar, Edemin, Farsix 40, Furosemide, Lasix, Uresix, dan Yekasix
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
furosemide.

Torasemide
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: -
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
torasemide.

Selain obat-obatan yang disebutkan diatas, terdapat beberapa obat lain yang termasuk ke dalam
jenis diuretik loop seperti bumetanide dan ethacrynic acid.
Diuretik hemat kalium

Jenis obat diuretik yang kedua adalah diuretik hemat kalium (potassium-sparing). Obat ini
bekerja dengan cara mengurangi kadar air dan natrium di dalam tubuh dengan tetap
mempertahankan kadar kalium. Contoh diuretik hemat kalium adalah:

Amiloride
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Lorinid Mite
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
amiloride.

Spironolactone
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Aldactone, Carpiaton, Letonal, Spirola, Spironolactone
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
spironolactone.

Diuretik thiazide

Jenis obat diuretik yang ketiga adalah diuretik thiazide. Obat ini bekerja dengan cara
menurunkan cairan di dalam tubuh dan juga memperlebar pembuluh darah. Contoh diuretik
thiazide adalah:

Hydrochlorothiazide
Bentuk obat: Tablet dan kaplet
Merek dagang: Bisovell Plus, Coirvebal, Coaprovel, Co-Irvel, Co-Telsaril, Co-Diovan, Dexacap Plus,
Hapsen Plus, Hydrochlorothiazide, Irtan Plus, Lodoz, Micardis Plus, Olmetec Plus, Tenazide
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
hydrochlorothiazide.

Indapamide
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Bioprexum Plus, Natexam, Natrilix SR
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
indapamide.

6. Penghambat adrenergik perifer


Penghambat adrenergik perifer bekerja dengan cara memblokir neurotransmitter di otak,
sehingga tekanan darah dapat berkurang. Umumnya obat ini diberikan kepada pasien hipertensi
jika obat antihipertensi lain belum ada yang berhasil. Contoh penghambat adrenergik perifer
adalah:

Reserpine
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Serpasil
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
reserpine.
7. Penghambat alfa (alpha-blocker)
Penghambat alfa bekerja dengan cara menghambat hormon katekolamin agar tidak mengikat
dengan reseptor alfa. Cara kerja ini akan membantu sirkulasi darah lebih lancar, jantung
berdenyut secara normal, dan tekanan darah menurun. Contoh penghambat alfa adalah:

Doxazosin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Cardura, Doxazosin Mesilat, Tensidox
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
doxazosin.

Terazosin
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Hytrin, Hytroz, Terazosin HCL
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
terazosin.

8. Penghambat beta (beta-blocker)


Penghambat beta bekerja dengan cara menghambat hormon adrenalin, sehingga jantung
berdetak lebih lambat. Dengan begitu, jantung memompa lebih sedikit darah dan dapat
menurunkan tekanan darah. Contoh penghambat beta adalah:

Bisoprolol
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Beta-One, Bipro, Biofin, Biscor, Bisoprolol Fumarate, Bisovell, Carbisol, Concor,
Hapsen, Lodoz, Maintate, Miniten, Opiprol, Selbix
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
bisoprolol.

Propranolol
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Farmadral, Liblok, Propranolol
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
propranolol.

9. Penghambat renin
Penghambat renin bekerja dengan cara menghambat kerja senyawa kimiawi di dalam tubuh
yang disebut renin. Cara kerja ini dapat memperlebar pembuluh darah dan menurunkan tekanan
darah. Contoh penghambat renin adalah:

Aliskiren
Bentuk obat: Tablet
Merek dagang: Rasilez
Untuk mengetahui dosis dan informasi lebih lanjut mengenai obat ini, silakan buka laman obat
aliskiren.
BAB I
PENUTUP

A. Kesimpulan
Diabetes melitus (DM) didefinisikan sebagai suatu penyakit atau gangguan metabolisme kronis
dengan multi etiologi yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah disertai dengan gangguan
metabolisme karbohidrat,

DAFTAR PUSTAKA
✓http://p2ptm.kemkes.go.id/informasi-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus#:~:text=Diabetes
%20melitus%20(DM)%20didefinisikan%20sebagai,sebagai%20akibat%20insufisiensi%20fungsi
%20insulin.
https://hellosehat-
✓com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/diabetes/penyebab-diabetes/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&amp=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16445838212251&amp_ct=1644583844968&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fhellosehat.com
%2Fdiabetes%2Fpenyebab-diabetes%2F
✓https://www.alodokter.com/ketahui-cara-mencegah-diabetes-yang-tepat-di-sini
✓https://hellosehat-com.cdn.ampproject.org/v/s/hellosehat.com/diabetes/pengobatan-
diabetes/?amp=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D&amp_js_v=a8&amp_gsa=1#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&csi=1&ampshare=https%3A%2F%2Fhellosehat.com%2Fdiabetes
%2Fpengobatan-diabetes%2F
✓https://www.alodokter.com/obat-antihipertensi

Anda mungkin juga menyukai