Anda di halaman 1dari 7

Makalah Tokoh-Tokoh Dalam Pendidikan Islam

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Islam tak lepas dari para tokoh agamanya yang menyebarkan maupun mengembangkan
pendidikan Islam di dunia ini, dan di Negara kita sendiri terdapat beberapa tokoh pendidikan
Islam yang jasanya sangat besar dalam perkembangan pendidikan islam.
Sekian banyak tokoh pendidikan Islam yang ada, baik yang dikenal maupun yang tidak
tentunya banyak pelajaran dan hikmah yang dapat kita ambil. Seiring berjalannya waktu, para
tokoh yang telah berjasa banyak yang terlupakan, bahkan ajaran mereka dan peran sertanya
banyak yang diabaikan. Oleh karena itu, kita sebagai mahasiswa tak sepatutnya melupakan jasa-
jasa mereka. Bahkan kita harus lebih giat lagi dalam meneruskan visi dan misi mereka. Dalam
makalah kali ini  akan mencoba untuk sedikit memaparkan biografi para tokoh pendidikan Islam
serta peran mereka dalam merentaskan kebodohan.

B.     Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1.      Siapakah tokoh-tokoh pendidikan Islam?
2.      Bagaimanakah pemikiran  tokoh-tokoh pendidikan Islam dalam pendidikan?

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Tokoh-Tokoh Pendidikan Islam
1.      Ibnu Miskawaih
Nama lengkap beliau adalah Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Ya’kub Ibnu Miskawaih. Ia
lahir pada tahun 320 H/932 M. di Rayy, dan meninggal di Isfahan pada tanggal 9 shoffar tahun
412 H/16 Februari 1030 M. Ia hidup pada masa pemerintahan dinasti Buaihi (320-450 H/932-
1062 M) yang sebagian besar pemukanya bermazhab Syi’ah.
Pada dasarnya untuk memahami pemikiran Ibnu Miskawaih tentunya tidak bisa
dilepaskan dari konsepnya tentang manusia dan akhlak. Berikut uraiannya :
a.       Konsep Manusia
Ibnu Miskawaih memandang bahwa manusia sebagai makhluk yang memiliki macam-
macam daya. Yaitu :
1)      Daya nafsu (Sebagai daya terendah yang berasal dari unsur materi).
2)      Daya berani (Sebagai daya tengah yang juga berasal dari unsur materi ).
3)      Daya berpikir (Sebagai daya tertinggi yang berasal dari ruh Tuhan)
Dari beberapa pembagian tentang manusia tersebut, Ibnu Miskawaih mempunyai
pandangan bahwa daya nafsu dan daya berani akan hancur bersama badan, akan tetapi daya
berpikir tidak akan pernah mengalami kehancuran.
b.      Konsep Akhlak
Konsep akhlak yang di tawarkan oleh Ibnu Miskawaih lebih di dasarkan pada doktrin
jalan tengah. Dengan pengertian bahwa jalan tengah adalah dengan keseimbangan, moderat,
harmoni, utama, atau posisi tengah di antara dua ekstrem.   Akan tetapi Ibnu Miskawaih lebih
menitik beratkan pada posisi tengah antara ekstrem kelebihan dan ekstrem kekurangan masing-
masing jiwa manusia. Dari keterangan di atas dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa Ibnu
Miskawaih lebih memberi tekanan pada pribadi.
            Menurut Ibnu Miskawaih, jiwa manusia dibagi menjadi menjadi tiga, yakni:
1.      al-bahimiyyah, yaitu menjaga diri dari perbuatan dosa dan maksiat.
2.      al-ghadabiyah, yaitu kebernian yang diperhitungkan dengan masak untung ruginya.
3.      an-nathiqah. Yaitu kebijaksanaan.
            Ibnu Miskawaih menegaskan bahwa setiap keutamaan memiliki dua sisi yang ekstrem.
Yang tengah bersifat terpuji dan yang ekstrem bersifat tercela.
2.      Al-Qabisi
Nama lengkapnya adalah Abu Hasan Ali bin Muhammad Khalaf al-ma’rifi al-Qabisi. Ia
lahir di Kairawan, Tunisia, pada bulan Rajab, tahun 224 H. Bertepatan dengan 13 Mei tahun
936M. Ia pernah merantau ke beberapa negara timur tengah pada tahun 553 H/963 M. Selama 5
tahun, kemudian kembali ke negeri asalnya dan meninggal dunia pada tanggal 3 rabi’ul awal 403
H. Selain ahli dalam bidang hadits dan fikih, Al-Qabisi juga di kenal ahli dalam pendidikan.
3.      Al-Mawardi
Nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan Ali Ibn Muhammd Ibn Habib Al-Basyri. Ia
dilahirkan di Basyrah pada tahun 364 H. Bertepatan dengan tahun 974 M. Beliau wafat di
Baghdad pada tahun 450 H / 1058 M.
Pemikiran Al-Mawardi dalam bidang pendidikan sebagian besar terkonsentrasikan pada
masalah etika hubungan antara guru dan murid dalam proses belajar mengajar. Dalam pandangan
Al-Mawardi, seorang guru yang memiliki sikap tawadu (rendah hati) serta menjauhi sikap ujud
(besar kepala).
Selanjutnya, selain sikap tawadlu juga harus bersikap ikhlas serta mencintai tugas-
tugasnya sebagai seorang guru. Al-Mawardi juga melarang seorang mengajar dan mendidik atas
dasar motif ekonomi. Dalam pandangannya, mengajar dan mendidik merupakan aktivitas
keilmuan dan tidak dapat disejajarkan dengan materi.
4.      Ibnu Sina
Nama lengkapnya adalah Abu ‘Ali Al-Husayn Ibnu Abdullah. Beliau lahir pada tahun 370
H / 980 M di Afshana, suatu daerah yang terletak di dekat Bukhara, di kawasan Asia tengah.
Ayahnya bernama Abdullah dari Balkh, Suatu kota termasyhur dikalangan orang-orang Yunani.
Menurut Ibnu Sina, tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh
potensi yang dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu perkembangan
fisik, intelektual dan budi pekerti. Selain itu, pendidikan harus mampu untuk mempersiapkan
seseorang untuk dapat hidup bermasyarakat secara bersama-sama dengan melakukan pekerjaan
atau keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan, kecenderungan dan potensi yang
dimilikinya.
Khusus mengenai pendidikan yang bersifat jasmani, hendaknya pendidikan tidak
melupakan pembinaan fisik dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya seperti olahraga,
makan, minum, tidur dan menjaga kebersihan.
Tampaknya, sekilas tentang tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Ibnu Sina
didasarkan pada pandangan tentang insan kamil (manusia sempurna). Yaitu manusia yang
terbina seluruh potensi dirinya secara seimbang dan menyeluruh.
5.      Al-Ghozali
Nama lengkapnya adalah Abu Hamid bin Muhammad Al-Ghozali. Ia dilahirkan di Thus,
sebuah kota di Khurasan, Persia, pada tahun 450 H / 1058 M. Konsep pendidikan yang di
tawarkan oleh Al-Ghozali meliputi tujuan pendidikan, kurikulum, metode, etika guru dan murid
6.      Burhanuddin Az-Zarnuji
Nama lengkapnya adalah Burhanuddin Al-Islam Azzarnuji. Dikalangan ulama’ belum ada
kepastian mengenai tanggal kelahirannya. Adapun mengenai wafatnya ada dua pendapat yang
dapat dikemukakan. Pertama, Burhanuddin Azzarnuji wafat pada tahun 591H / 1195 M. Kedua,
ia wafat pada tahun 840 H / 1243 M.
Konsep yang dikemukakan Azzarnuji secara monumental dituangkan dalam karyanya
Ta’lil Al-Muta’allim Thuruq Al-Ta’allum. Dari kitab tersebut dapat diketahui tentang konsep
pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Az-Zarnuji
7.      Ibnu Jama’ah
Konsep pendidikan yang di kemukakan oleh Ibnu Jama’ah secara keseluruhan dituangkan
dalam karyanya Tadzkirat as-Sami’ Wa Al-mutakallimin fi adab al-Alim wa al-Muta’allimin. Di
dalam buku tersebut Ibnu Jama’ah mengemukakah tentang keutamaan ilmu pengetahuan dan
orang-orang yang mencarinya serta etika orang yang berilmu termasuk para pendidik ; kewajiban
guru terhadap peserta didik, mata pelajaran, etika peserta didik, etika dalam menggunakan
literatur serta etika tempat tinggal bagi para guru dan murid
8.      Ibnu Taimiyah
Nama lengkapnya adalah Taqiyuddin Ahmad bin Abd al-Halim bin Taimiyyah. Beliau
lahir di kota Harran, wilayah Syiria, pada hari senin 10 rabi’ul awal 661 H/22 Januari 1263. Dan
wafat di Damaskus pada malam senin, 20 Zulkaidah, 728 Hijriah/26 September 1328M.
Ayahnya bernama Syihab ad-Din ‘Abd al-Halim Ibn as-Salam (627-672H). adalah seorang
ulama besar yang mempunyai kedudukan tinggi di Masjid Agung Damaskus.
Pemikiran Ibnu Taimiyah dalam bidang pendidikan dapat dibagi ke dalam pemikirannya
dalam bidang falsafah pendidikan, tujuan pendidikan, kurikulum dan hubungan pendidikan
dengan kebudayaan. Tentunya, pemikiran tersebut di bangun berdasarkan Al-Qur’an dan Al-
Hadits.[1]
B.     Tokoh-tokoh Pendidikan Islam Di Indonesia
Adapun tokoh-tokoh pendidikan Islam di Indonesia antara lain:
1.      Kyai Haji Ahmad Dahlan (1869-1923)
            K.H Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 M dengan nama kecilnya
Muhammad Darwis, putra dari K.H Abu Bakar Bin Kyai Sulaiman, khatib di Masjid besar
(Jami’) kesultanan Yogyakarta. Ibunya adalah putri Haji Ibrahim, seorang penghulu Setelah
beliau menamatkan pendidikan dasarnya di suatu Madrasah dalam bidang Nahwu, Fiqih dan
Tafsir di Yogyakarta beliau pergi ke Makkah pada tahun 1890 dan beliau menuntut ilmu disana
selama satu tahun. Salah seorang gurunya Syekh Ahmad Khatib. Sekitar tahun 1903 beliau
mengunjungi kembali ke Makkah dan kemudian menetap di sana selama dua tahun.[2]
            Beliau adalah seorang yang alim luas ilmu pengetahuanya dan tiada jemu-jemunya beliau
menambah ilmu dan pengalamanya. Dimana saja ada kesempatan sambil menambah atau
mencocokan ilmu yang telah diperolehnya. Observation lembaga pernah beliau datangi untuk
mencocokan tentang ilmu hisab. Beliau ada keahlian dalam ilmu itu. Perantauanya kelauar pulau
jawa pernah sampai ke Medan. Pondok pesantren yang besar-besar di Jawa pada waktu itu
banyak dikunjungi.
            Cita-cita K.H Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama adalah tegas, beliau hendak
memperbaiki masyarakat Indonesia berlandaskan cita-cita agama Islam. Usaha-usahanya
ditujukan hidup beragama, keyakinan beliau ialah bahwa untuk membangun masyarakat bangsa
harus terlebih dahulu dibangun semangat bangsa. K.H Ahmad Dahlan pulang ke Rahmatullah
pada Tahun 1923 M Tanggal 23 Pebruari dalam usia 55 Tahun dengan meninggalkan sebuah
organisasi Islam yang cukup besar dan di segani karena ketegaranya.
2.      K.H Hasim Asy’ari (1971-1947)
            K.H Hasim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 14 Februari tahun 1981 M di Jombang Jawa
Timur mula-mula beliau belajar agama Islam pada ayahnya sendiri K.H Asy’ari kemudian beliau
belajar di pondok pesantren di Purbolinggo, kemudian pindah lagi ke Plangitan Semarang
Madura dan lain-lain.[3]
            Sewaktu beliau belajar di Siwalayan Panji (Sidoarjo) pada tahun 1891, K.H Ya’kub yang
mengajarnya tertarik pada tingkahlakunya yang baik dan sopan santunya yang harus, sehingga
ingin mengambilnya sebagai menantu, dan akhirnyabeliau dinikahkan dengan putri kiyainya itu
yang bernama Khadijah (Tahun 1892). Tidak lama kemudian beliau pergi ke Makkah bersama
istrinya untuk menunaikan ibadah haji dan bermukim selama setahun, sedang istrinya meninggal
di sana.
            Pada kunjunganya yang kedua ke Makkah beliau bermukim selama delapan tahun untuk
menuntut ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Sepulang dari Makkah beliau membuka pesantren
Tebuiring di Jombang (pada tanggal 26 Rabiul’awal tahun 1899 M)
            Jasa K.H Hasim Asya’ari selain dari pada mengembangkan ilmu di pesantren Tebuireng
ialah keikutsertaanya mendirikan organisasi Nahdatul Ulama, bahkan beliau sebagai Syekul
Akbar dalam perkumpulan ulama terbesar di Indonesia.
            Sebagai ulama beliau hidup dengan tidak mengharapkan sedekah dan belas kasihan
orang. Tetapi beliu mempunyai sandaran hidup sendiri yaitu beberapa bidang sawah, hasil
peninggalanya. Beliau seorang salih sungguh beribadah, taat dan rendah hati. Beliau tidak ingin
pangkat dan jabatan, baik di zaman Belanda atau di zaman Jepang kerap kali beliau deberi
pangkat dan jabatan, tetapi beliau menolaknya dengan bijaksana.
            Banyak alumni Tebuiring yang bertebarang di seluruh Indonesia, menjadi Kyai dan guru-
guru agama yang masyhur dan ada diantra mereka yang memegang peranan penting dalam
pemerintahan Republik Indonesia, seperti mentri agama dan lain-lain (K.H A. Wahid Hasyim,
dan K.H Ilyas).
            K.H Asy’ari wafat kerahmatullah pada tanggal 25 Juli 1947 M dengan meninggalkan
sebuah peninggalan yang monumental berupa pondok pesantren Tebuiring yang tertua dan
terbesar untuk kawasan jawa timur dan yang telah mengilhami para alumninya untuk
mengembangkanya di daerah-daerah lain walaupun dengan menggunakan nama lain bagi
pesantren-pesantren yang mereka dirikan.

3.      K.H Abdul Halim (1887-1962)


            K.H Abdul Halim lahir di Ciberelang Majalengka pada tahun 1887. beliau adalah pelopor
gerakan pembeharuan di daerah Majalengka Jawa Barat yang kemudian berkembang menjadi
Perserikatan Ulama, dimulai pada tahun 1911. yang kemudian berubah menjadi Persatuan Umat
Islam (PUI) pada tanggal 5 April 1952 M. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga yang taat
beragama (ayahnya adalah seorang penghulu di Jatiwangi), sedangkan famili-familinya tetap
mempunyai hubungan yang erat secara keluarga dengan orang-orang dari kalangan pemerintah.
[4]
            K.H Abdul Halim memperoleh pelajaran agama pada masa kanak-kanak dengan belajra
diberbagai pesantren di daerah Majalengka sampai pada umur 22 Tahun. Ketika beliau pergi ke
Makkah untuk naik haji dan untuk melanjutkan pelajaranya.
            Pada umumnya K.H Abdul Halim berusaha untuk menyebarkan pemikiranya dengan
toleransi dan penuh pengertian. Dikemukakan bahwa beliau tidak pernah mengecam golongan
tradisi ataupun organisasi lain yang tidak sepaham dengan beliau, tablignya lebih banyak
merupakan anjuran untuk menegakan etika di dalam masyarakat dan bukan merupak kritik
tentang pemikiran ataupun pendapat orang lain.
            Pada tanggal 7 Mei 1962 K.H Abdul Halim pulang kerahmatullah di Majalengka Nawa
Barat dalam usia 75 Tahun dan dalam keadaan tetap teguh berpegang pada majhab Safi’i.

BAB III
PENUTUPAN
A.    Kesimpulan
            Sesungguhnya pendidikan yang kita laksanakan sekarang ini tidaklah terlepas dari usaha-
usaha para tokoh pendidikan yang dahulu telah merintisnya dengan perjuangan yang sangat berat
dan tidak mengenal lelah. Oleh karena itu bila kita berbicara tentang pendidikan yang kini
berlangsung tidaklah arif bila tidak membicarakan sosok dan tokoh pendidikan tersebut, dengan
hanya menerima jerih payah dan karya mereka.
Dari semua uraian di atas, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa, pendidikan itu sangatlah
penting terutama yang pendidikan Islam. Yang mana pendidikan Islam ini sangatlah dianjurkan
bahkan diwajibkan bagi tiap-tiap muslim.
Dalam perkembangannya di seluruh dunia banyaklah terdapat tokoh-tokoh yang
terkemuka dalam dunia pendidikan khususnya pendidikan Islam. Semua mempunyai pemikiran-
pemikiran tersendiri, namun semuanya itu tetaplah mengarah dan mengacu kepada Al-Qur’an
dan Hadits.
Selain itu juga ternyata pendidikan Islam, tidak hanya mencakup masalah ke agamawan
saja tetapi semua ilmu pengetahuan terdapat di dalamnya.

Anda mungkin juga menyukai