Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRAKTIKUM PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DAN MAKANAN

Oleh :

Novi Rahmatika Ikhtiyari

190612642878

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kami pajatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua
limpahan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“Praktikum Pengambilan Sampel udara dan Makanan” ini meskipun dengan sangat sederhana.

Harapan saya semoga makalah yang telah tersusun ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya saya dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Sebagai penulis, saya mengakui bahwasanya masih banyak kekurangan yang


terkandung di dalamnya. Oleh sebab itu, dengan penuh kerendahan hati saya berharap kritik
dan saran demi lebih memperbaiki makalah ini. Terima Kasih.

Malang, 30 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 2
C. Tujuan ............................................................................................................................ 2
BAB II ....................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 3
A. Proses Pengukuran Kualitas Udara di dalam Ruangan (indoor) ............................ 3
1. Alat dan Bahan .......................................................................................................... 3
2. Prosedur Kerja .......................................................................................................... 3
3. Lokasi Praktikum...................................................................................................... 8
4. Waktu Pelaksanaan Praktikum ............................................................................... 8
5. Rincian Biaya Praktikum ......................................................................................... 8
B. Proses Pengambilan Sampel Makanan yang Baik Untuk Sampel yang Berupa
Daging Ayam Potong, Bubur, dan Agar-agar ................................................................... 8
1. Homogenitas Sampel ................................................................................................. 8
2. Cara Pengambilan Sampel ....................................................................................... 8
3. Jumlah Sampel .......................................................................................................... 8
4. Penanganan Sampel .................................................................................................. 8
5. Prosesing Sampel ....................................................................................................... 9
6. Alat.............................................................................................................................. 9
7. Bahan .......................................................................................................................... 9
8. Cara Kerja ................................................................................................................. 9
BAB III.................................................................................................................................... 10
PENUTUP ............................................................................................................................... 10
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 10
Daftar Rujukan ...................................................................................................................... 11

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perwujudan kualitas udara yang bersih dan sehat khususnya didalam ruangan,
merupakan bagian pokok di bidang kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan
yang penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya sehingga
dapat memberikan daya dukungan bagi makhluk hidup untuk hidup secara optimal.
Udara merupakan komponen kehidupan yang sangat vital bagi kehidupan manusia.
Akan tetapi, karena seiring dengan perkembangan zaman yang diikuti oleh beragamnya
aktifitas manusia, kualitas udara cenderung mengalami penurunan. Beragam aktifitas
manusia seperti kegiatan industri, transportasi, dan kegiatan lainnya memiliki peranan
yang signifikan dalam mendorongnya terjadi pencemaran udara. Kualitas udara di
dalam ruangan juga dapat mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang, karena dimana
orang tersebut berada setiap harinya juga merupakan penggambaran dari kualitas
lingkungannya. Suhu, kelembapan, kebisingan, pencahayaan, dan debu merupakan
komponen yang ada di dalam suatu ruangan (Finazis, 2013).

Makanan adalah sesuatu yang sangat mutlak diperlukan dalam suatu kehidupan
terutama manusia. Maka dari itu makanan harus dikelola dengan baik agar tidak
mengandung bahan-bahan yang berbahaya yang dicampurkan. Makanan adalah semua
bahan baik dalam dalam bnrtyk alamiah maupun dalam bentuk buatan yang dimakan
manusia kecuali air dan obat-obatan. Makanan yang mengandung bahan-bahan
berbahaya ini dapat mengakibatkan penyakit tanpa membedakan umur, jenis kelamin,
ras dan sebagainya. Untuk mengetahui kandungan berbahaya yang terdapat di dalam
makanan salah satunya adalah dengan dilakukannya pengujian makanan dengan
menggunakan makanan (Merta dan Nyoman, 2012).
Makanan juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan demikian,
penanganan makanan harus mendapatkan perhatian yang cukup. Oleh karena itu untuk
produksi makanan di Indonesia telah diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
329/Menkes/XII/1976. Bab II pasal 2 peraturan ini menyebutkan bahwa makanan yang
diproduksi dan diedarkan di wilayah Indonesia harus memenuhi syarat-syarat
keselamatan, kesehatan, standar mutu, atau persyaratan yang telah ditetapkan untuk
setiap jenis makanan (Susanna dan Budi, 2013).
Kontaminasi makanan dapat menyebabkan berubahnya makanan tersebut
menjadi media bagi suatu penyakit. Penyakit yang ditimbulkan oleh makanan yang
terkontaminasi disebut dengan food born disease. Penyakit bawaan makanan
merupakan masalah kesehatan baik di negara maju maupun berkembang. Statistik
cenderung belum menyajikan data sebenarnya yang ada di masyarakat. Oleh karena itu
diperlukan pengambilan sampel makanan untuk meneliti dari kualitas makanan yang
diedarkan. Pengambilan sampel digunakan untuk mengetahui bahaya-bahaya yang
ditimbulkan dari makanan dengan mengambil sedikit dari jumlah makanan yang ada
namun harus mewakili dari keseluruhan makanan.
B. Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana proses pengukuran kualitas udara di dalam ruangan (indoor)?
1.2.2 Bagaimana proses pengambilan sampel makanan yang baik untuk sampel yang
berupa daging ayam potong, bubur, dan agar-agar?
C. Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui proses pengukuran udara di dalam ruangan (indoor).
1.3.2 Untuk mengetahui proses pengambilan sampel makanan yang baik untuk sampel
yang berupa daging ayam potong, bubur, dan agar-agar.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Proses Pengukuran Kualitas Udara di dalam Ruangan (indoor)
1. Alat dan Bahan
a. Pengukuran Suhu dan Kelembapan
1) Termohigrometer
2) Pencatat Waktu
3) Alat tulis
4) Kamera
b. Pengukuran Cahaya
1) Luxmeter atau digital light meter
2) Lembar data
3) Alat tulis
5) Meteran
6) Pencatat waktu
7) Kamera
c. Pengukuran Kebisingan
1) Sound level meter Layar Display Tombol Power Photo Cell 15
2) Batu baterai
3) Stopwatch
4) Alat tulis
5) Kamera
d. Pengukuran Parikulat debu
1) EPAM 5000
2) Kamera
3) Stopwatch
4) Alat Tulis

2. Prosedur Kerja
a. Pengukuran Suhu dan Kelembaban udara
Adapun prosedur kerja dari termohigrometer ruang yakni :
1. Meletakkan alat diatas meja, jangan selalu dipegang karena tangan yang
lembab dapat mempengaruhi kelembapan

3
2. Perhatikan waktu saat menggukur suhu dan kelembapan udara ruangan
selama 15 menit
3. Kemudian baca dan catat skala yang ditunjukkan, skala kelembaban
dibagian atas dan skala suhu dibagian tengah dengan derajat celcius
b. Pengukuran Cahaya
Prinsip kerja: Pengukuran intensitas pencahayaan ini memakai alat
Luxmeter yang hasilnya dapat langsung dibaca. Alat ini mengubah energi
cahaya menjadi energi listrik, kemudian energi listrik dalam bentuk arus
digunakan untuk menggerakan jarum skala. Untuk alat digital, energi listrik
diubah menjadi angka yang dapat dibaca pada layar monitor. Saat mengukur
pencahayaan pengukur harus mengguanakan pakaian gelap serta tangan
harus tegak lurus dengan badan ( 85 cm diatas lantai).
1. Tentukan titik-titik yang akan dilakukan pengukuran dengan
menggunakan meteran. Untuk ruangan dengan panjang dan lebar masing-
masing > 10 m, beri jarak antar titik sepanjang 3 m.
2. Menekan tombol power (ON)
3. Membuka penutup photo cell
4. Diamkan photo cell menghadap ke atas selama 4-5 menit untuk beradptasi
dengan cahaya sekitar.
5. Lakukan pengukuran pada titik-titik yang telah ditentukan dengan posisi
photo cell menghadap ke arah sumber cahaya dan tegak lurus terhadap
badan pengukur. Ketinggian photo cell ±85 cm dari lantai.
6. Catat hasil yang tertera pada layar display.
c. Pengukuran Kebisingan
Pengukuran Kebisingan menggunakan alat Sound Level Meter,
adapun prosedur pengukuran kebisingan dengan menggunakan alat sound
level meter sebagai berikut:
1. Tentukan titik-titik pengukuran
2. Tekan tombol power.
3. Setting alat:
a) Pada tombol A/C pilih C untuk mengukur di dalam ruangan (indoor).
b) Pada tombol F/S pilih S (slow) untuk mengukur benda yang cenderung
statis atau tidak bergerak seperti di dalam ruangan.

4
c) Menentukan jangkauan seberapa besar suara yang akan diukur dengan
tombol RNG (40 dB – 100 dB)
4. Aktifkan Stopwatch
5. Setiap 10 detik tekan tombol HOLD, kemudian catat angka yang tertera
pada layar display. Lakukan 5 kali pada setiap titik.
6. Hitung rata-rata dari setiap titik
a) Penghitungan:
1. Titik I
A1 = dB
A2 = dB
A3 = dB
A1 + A2 + A3 = T1 = dB
2. Titik II
A1 = dB
A2 = dB
A3 = dB
A1 + A2 + A3 = T2 = dB
3. Titik III
A1 = dB
A2 = dB
A3 = dB
A1 + A2 + A3 = T3 = dB
NR = = = dB
d. Pengukuran Partikulat Debu
1. Pasang tabung penghisap debu dengan ukuran kepala (size-selective
impactor) PM 2.5
2. Nyalakan alat dengan menekan tombol power
3. Setting alat:
a) tekan enter
b) pilih special function – system options – extended options – size select –
2.5 um (untuk indoor)
c) pilih special functions – system options – sample rate – 1 menit
d) run
e) run- continue

5
f) now
4. Catat hasil setiap 1 menit selama 5 menit.
5. Untuk melihat hasil minimal, maksimal dan rata-rata
a) pilih review data – statistic- new tag
b) lalu tuliskan angka urutan yang tertera pada alat
6. Tahap Pengukuran Debu

6
7
3. Lokasi Praktikum
Pengukuran kualitas fisik udara dilakukan di dalam ruangan kelas RK 1
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

4. Waktu Pelaksanaan Praktikum


Pengukuran dilaksanakan pada tanggal 20 Maret 2013 pukul 10.00- 11.00
dan 13.30-14.30 WIB sampai 27 Maret 2013 13.00-13.30 WIB

5. Rincian Biaya Praktikum


Praktikum tidak membutuhkan biaya karena semua alat dan bahan yang
digunakan sudah tersedia di Laboratorium Kesehatan Lingkungan

B. Proses Pengambilan Sampel Makanan yang Baik Untuk Sampel yang Berupa
Daging Ayam Potong, Bubur, dan Agar-agar
1. Homogenitas Sampel
Efek ukuran dan berat partikel sangat berpengaruh terhadap
homogenitas bahan, dimana bagian yang berukuran dan berat lebih besar
cenderung terpisah dengan bagian yang lebih kecil dan ringan (regresasi). Oleh
karena itu sebelum sampel diambil, bahan harus dicampur secara merata atau
sampel diambil secara acak dari beberapa bagian baik bagian dasar, tengah,
maupun bagian atas sehingga diperoleh sampel yang representatif.

2. Cara Pengambilan Sampel


Sampel dari bahan dapat diambil secara nonselektif atau selektif.
Nonselektif adalah pengambilan sampel secara acak dari keseluruhan bahan
tanpa memperhatikan atau memisahkan bagian dari bahan tersebut.

3. Jumlah Sampel
Jumlah sampel yang diambil akan sangat berpengaruh terhadap tingkat
representatif sampel yang diambil. Jumlah sampel yang diambil tergantung
dari kebutuhan untuk evaluasi dan jumlah bahan yang diambil sampelnya.
Sebagai pedoman jumlah sampel yang diambil adalah 10% dari jumlah bahan.

4. Penanganan Sampel
Sampel yang telah diambil harus segera diamankan agar tidak rusak
atau berubah sehingga mempunyai sifat yang berbeda dari mana sampel
tersebut diambil. Misalnya terjadi penguapan air, pembusukan ataupun
tumbuhnya jamur. Sampel yang mempunyai kadar air rendah kemungkinan

8
terjadinya kerusakan sampel kecil sekali. Sampel demikian dapat langsung
dimasukkan ke kantong plastik dan dibawa ke laboratorim. Sampel dengan
kadar air tinggi seperti silase, maka kemungkinan terjadinya penguapan air
sangat besar. Sehingga untuk mengontrol penguapan air, maka sampel yang
telah diambil harus segara ditimbang, dimasukkan ke dalam kantong plastik
kedap udara, dibawa ke laboratorium dan segera dianalisis kadar bahan
keringnya. Jika tidak dianalisis segera maka sampel yang telah diambil segera
timbang, dikeringkan atau dijemur sampai beratnya konstan. Kemudian baru
dibawa ke laboratorium

5. Prosesing Sampel
Untuk tujuan evaluasi terutama evaluasi secara mikroskopis, kimia dan
biologis, semua sampel harus digiling sehingga diperoleh sampel yang halus.

6. Alat
a. Label
b. Kantong plastik tebal
c. Icebox
d. Alat tulis
7. Bahan
a. Daging ayam potong
b. Bubur
c. Agar-agar
8. Cara Kerja
a. Tentukan lokasi yang akan diambil sampel makanannya
b. Siapkan alat
c. Untuk pengambilan sampel secara kimia tidak ada perlakuan khusus,
mintalah kepada penjual sebagaimana pembeli pada umumnya
d. Isi kuesioner
e. Segera masukkan ke dalam kantong plastik tebal
f. Jika jarak antara tempat pengambilan sampel dan laboratorium cukup
jauh, simpan dalam icebox
g. Jika jarak-jarak antara tempat pengambilan sampel dan laboratorium
dekat dan terjangkau segera kirim ke laboratorium untuk diperiksa

9
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan oleh kelompok kami terhadap
pengukuran fisik udara yang meliputi suhu dan kelembapan, pencahyaan, kebisingan
dan kepadatan debu, ruang kelas 1 FKM UA masih tergolong memiliki kualitas fisik
udara yang cukup baik. Kemudian berdasarkan pengambilan sampel makanan harus
mengetahui apakah sampel yang akan dilakukan penelitian terbuat dari bahan yang
padat atau terbuat dari bahan cair. Hal ini akan membuat perlakuan yang berbeda pada
setiap jenis sampel yang akan diteliti agar hasil yang didapatkan akan representatif
dengan keadaan yang sebenarnya.

10
Daftar Rujukan

Finazis, R. (2013). Praktikum Kesehatan Lingkungan Pengukuran Fisik Udara ( Indoor ).

Adawiyah, D.R Waysina. 2015. Evaluasi Sensori Produk Pangan Edisi 1. Fakultas Teknologi
Pertanian. Istitut Pertamiam Bogor: Bogor.

Departemen Kesehatan RI. 1976. Peraturan Menteri Kesehatan No. 329/MenKes/XII/1976. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

Merta, I Wayan, dan Nyoman Mastra. 2012. Observasi Angka Kuman Usap Alat Makan di Panti
Asuhan Tat Twam Asi Renon Denpasar. Jurnal Skala Husada. Vol 8(2): 157-160.

Putria, Farina Virginia. 2013. Electronic Word of Mouth dan Pengaruhnya terhadap Keputusan
Pembelian Restoran dan Kafe di Surabaya. Jurnal Skala Husada. Vol. 3(2): 12-15.

Raymond, J. 2003. Food and Beverage Service Management. Jakarta: Erlangga.

Susanna, Dewi, Budi Hartono. 2013. Pemantauan Kualitas Makanan Ketoprak dan Gado-Gado di
Lingkungan Kampus UI Depok Melalui Pemeriksaan Bakteriologis. Jurnal Makara Seri
Kesehatan. Vol 7(1): 21-29.

11

Anda mungkin juga menyukai