Anda di halaman 1dari 5

ARTIKEL TRAUMA HEALING PADA ANAK

Nama : Eva Leony Angelina


Nim : 193031
Mata Kuliah : Keperawatan Anak

1.1 Pendahuluan

Setiap orang yang terlahir didunia akan mengalami yang namanya kematian
karena kematian adalah sesuatu yang pasti terjadi dalam kehidupan manusia dantidak
ada yang dapat menghindarinya.Kematian menjadi sesuatu yang terdengar
mengerikan bagi seseorang oleh karena kematian membuat seseorang kehilangan
orang yang dikasihi untuk selamanya, seperti kematian orang tua, keluarga, teman,
dan pasangan (Fitria et al., 2013)
Kematian tidak hanya berkaitan dengan orang yang meninggal saja, namun kematian
juga berkaitan dengan orang-orang yang ditinggalkan, khususnya bagi pasangan,
keluarga dekat,sahabat dan orangorang lain yang dikasihinya. Bahkan ada dampak
yang ditimbulkan dari peristiwa kematian itu yang membuat tatanan kehidupan orang-
orang yang ditinggalkan menjadi berubah. Hal ini yang akhirnya membuat seseorang
takut dalam menghadapi peristiwa kematian, bahkan semua orang berusahamelakukan
berbagai cara untuk menghindari setiap jalan yang membawanya dekat padakematian
(Hana Nur Bacty Asyfiyah, 2017)
Peristiwa kematian menjadi pengalaman yang sering disaksikan dan dialami
oleh setiap orang. Setiap orang mengetahui apa itu kematian, tetapi tidak semua
orang pernah dan mau memikirkannya dengan sungguh-sungguh. Sebagian orang
hanya mencoba menutupi realita kehilangan yang menyakitkan itu melalui upacara-
upcara, karangan-karangan bunga atau juga melalui pesta-pesta yang sering
diselenggarakan oleh orang-orang saat mengalami kedukaan. Meskipun demikian
realita tersebut tetap terasa menyakitkan karena orang akan mengalami perasaan
kehilangan. Perasaan kehilangan tersebut pada akhirnya menimbulkan dukacita.
Dukacita akibat kematian orang yang di kasihi merupakan bagian dari masalah
kesehatan mental yang sering dihadapi dan cukup menantang bagi seorang konselor.
Perasaan duka tersebut merupakan sebuah pengalaman kehilangan yang memberi
pengaruh dalam kehidupan individu baik itu secara fisik, emosional maupun spiritual
(James, J. W., 1998)
Peristiwa kehilangan itu mencakup seluruh emosi alamiah seseorang sebagai
bagian dari respon emosional individu yang mengiringi proses kehilangan tersebut.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan Parkes bahwa responemosional, kognitif, fisik,
dan perilaku seseorang adalah akibat dari kesedihan yang dialami seseorang karena
peristiwa kematian (Yulianti Dwi Astuti, 2005)
.
1.2 Landasan Teori
a) Pengertian Peran Trauma Healing Anak
b) Jenis Peran
c) Konsep Rehabilitas
d) Dimensi Trauma

2.1 Pembahasan

A) Pengertian Peran Trauma Healing Anak


Peranan (role) merupakan proses dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang
melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan
suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah untuk kepentingan
ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan karena yang satu
tergantung pada yang lain dan sebaliknya.(Soekanto, 2009:212-213). Levinson dalam
Soekanto (2009:213) mengatakan peranan mencakup tiga hal, antara lain:
a) Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
bermasyarakat.
b) Peranan merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh
individu dalam masyarakat sebagai organisasi.
c) Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.

B) Jenis Peran
Peran dibedakan menjadi 2 menurut kondisinya, yaitu:
a) Peran Aktual Peran aktual adalah peranan yang secara nyata terjadi di
lapangan yang mungkin bisa belum atau tidak sesuai dengan idealisme atau
visi dan misi dari suatu lembaga atau organisasi.
b) Peran Ideal Peran ideal adalah peranan yang sesuai dengan visi dan misi
yang telah dibuat oleh suatu instansi yang mana peran ideal dapat
mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan

C) Konsep rehabilitasi
a) Trauma
Trauma adalah tekanan emosional dan psikologis padaumumnya karena
kejadian yang tidak menyenangkan atau pengalaman yang berkaitan dengan
kekerasan.Kata trauma juga bisa digunakan untuk mengacu pada kejadian
yang menyebabkan stres berlebih. Suatu kejadian dapat disebut traumatis bila
kejadian tersebut menimbulkan stres yang ekstrem dan melebihi kemampuan
individu untuk mengatasinya (Giller.1999).
Orang bisa dikatakan mempunyai Trauma adalah mereka harus
mengalami suatu stres emosional yang besar dan berlebih sehingga orang
tersebut tidak bisa mengendalikan perasaan itu sendiri yang menyebabkan
munculnya trauma pada hampir setiap orang (Kaplan dan sadock,1997).
Sejumlah gejala yang dapat menandakan individu dengan pengalaman
traumatis.
Beberapa gejala yang umum adalah mempunyai kenangan menyakitkan
yang tidak mudah dilupakan, mimpi buruk berulang akan kejadian traumatis,
dantimbulnya kenangan akan kejadian traumatis ketika melihat hal-hal yang
terkait dengan kejadian tersebut. Dari segi kognitif, kenangan akan kejadian
traumatis dapat memicu perasaan cemas, ketakutan berlebih, dan perasaan
tertekan (American Psychiatric Association, 2013). Pada anak-anak gejala
trauma dapat berupa kesulitan tidur, perasaan takut ketika harus tidur sendiri,
tidak ingin ditinggal sendirian meskipun untuk waktu singkat, bersikap
agresif ketika diajak membahas masa lalu, dan marah secara tiba-tiba.
1. Penyebab Trauma
Trauma disebabkan oleh kejadian yang begitu negatif hingga menghasilkan
dampak berkepanjangan pada stabilitas mental dan emosional individu.Sumber dari
kejadian trauma sendiri dapat berupa fisik ataupun psikologis. Beberapa kejadian
traumatis yang umum mencakup pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga,
pengalaman akan bencana alam, 5 penyakit ataupun kecelakaan serius, kematian
orang-orang yang dicintai, ataupun menyaksikan suatu bentuk kekerasan (Allen,
2005).
2. Dampak Trauma
Salah satu dampak trauma pada individu, terutama anak-anak, terletak pada
kemampuan individu untuk membentuk hubungan interpersonal yang positif dan
bermakna.Tokoh pengasuh atau orangtua merupakan jendela bagi anak untuk
memandang dunia sebagai hal yang aman ataupun berbahaya. Anak yang mengalami
kejadian traumatis berupa kekerasan oleh tokoh pengasuh akan memandang dunia
sebagai tempat yang berbahaya. Oleh karena itu, anak yang memiliki pengalaman
traumatis cenderung bersikap curiga pada orang-orang di sekitar mereka dan
mengalami kesulitan dalam membentuk hubungan sosial ataupun romantis

D) Dimensi Trauma
Beberapa trauma dapat menurut Adverse Childhood Experience dapat di bagi menjadi
8 dimensi meliputi physical abuse, sexual abuse, domestic violence, emotional abuse,
parental separation, alchohol misuse, drug misuse, mental illness.
a) Physical abuse (Kekerasan Fisik) dimana anak terlibat pada kekerasan yang
dilakukan oleh orang tua, pada lingkungan keluarga dalam rumah tangga, seperti
pada keluarga yang broken home sang anak akan mendapatkan perlakuan
fisik,sehingga anak mengalami tekanan dan stres yang berlebih yang mengakibatkan
trauma pada masa lalunya.(Larkin, Felitti, Anda, 2011)
b) Parental separation(Perpisahan Orang Tua) menjadi salah satu dimensi pada anak
yang kedua orang tuanya mengalami perpisahan dimana anak merasa bimbang untuk
memilih mana yang ia ikuti.(Anda, Dong, Brown, Felitti, Giles, Perry, Edwards,
Dube, 2009)
c) Sexual abuse (Pelecehan Seksual) menjadi salah satu yang dominan terjadi pada
anak, dimana ia mengalami pelecehan atau melakukan pelecehan terhadap orang
lain, contohnya adalah anak melakukan pelecehan seksual terhadap teman pada
lingkungan sekitarnya. (Edwards, Freyd, Dube, Anda, dan Felitti, 2012).
d) Emotional abuse (Pelecehan Emosional) yang dialami oleh anak pada lingkungan
sekitar, dimana anak tersebut dikucilkan atau dirundung oleh teman temannya,
sehingga ia mengalami stres pada lingkungan sekitar.
e) Alchohol misuse (Penyalahgunaan Alkohol) juga dialami oleh beberapa anak,
dimana anak tersebut dimana beberapa anak yang mempunyai orang tua yang
minum minum sehingga tidak memperhatikan kondisi anak, sehingga anak tidak
mendapatkan perhatian dari orang tua.
f) Drug Misuse (Penyalahgunaan Narkoba) pada anak terjadi biasanya karena anak
tersebut mempunyai pengalaman yang tidak baik yang berhubungan dengan obat-
obatan, contohnya seorang anak yang dipaksa untuk mengkonsumsi obat-obatan oleh
teman temannya, anak tersebut tidak bisa menolak sehingga anak tersebut, terjerat
kedalam dunia obat obatan.(Anda, Brown, Felitti, Dube, Giles, 2008).
g) Mental illness (Penyakit Kejiwaan) menjadi salah satu dapat dikategorikan
menjadi dimensi pada trauma dimana anak tersebut mempunyai permasalahan
kognisi secara genetik, pada beberapa hal anak tersebut tidak bisa membedakan
mana yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan. 8. Domestic violence juga
menjadi salah satu dimensi pada trauma karena ini biasanya terjadi berhubungan
dengan kekerasan yang dilakukan pada Anak terhadap lingkungan sekitarnya
(Brown, 2009).

2,2 Kesimpulan
Kematian merupakan sebuah peristiwa yang mendukacitakan bagi setiap
orang,termasuk bagi anak remaja yang ditinggal mati orang tuanya. Dukacita
mendalam tersebut akan bepengaruh pada kehidupan remajaa baik secara
fisik,emosional maupun spiritual. Dalam ilmu psikologi reaksi dukacita tersebut
diistilahkan sebagai grief. Grief diartikan sebagai konsep reaksi duka yang dialami
oleh seseorang akibat hilagnya sesuatu yang ‘penting’ dalam hidup seseorang, dan
reaksi emosi yang dikeluarkan meliputi: kesedihan, kedukaan, putus asa, dan
penderitaan. Dalam hal ini ada dua macam grief yang perlu dibedakan, yaitu
normalgriefdan pathological grief. Normal grief memiliki gejala yang biasa dan sama
dengan grief yang berakhir pada jangka waktu yang lama, sedangkan
pathologicalgrief merupakan reaksi dukacita yang tidak normal karena menjerat
seseorang sehingga orang tidak mampu melepaskan diri dari keterikatan emosi
dengan dia yang meninggalkannya.
Daftar Pustaka

A.E. Latham dan H.G Prigerson. (2016). Suicidality and bereavement: Complicated
grief as psychiatric disorder presenting greatest rick for suicidality. Suicide and
ALife-Threatening Behavior, 3(4).Abdi, H. (2021). Penyembuhan Ketakutan Pada
Anak Orang tua harus Paham. Liputan 6.
https://hot.liputan6.com/read/4506992/trauma-healing-adalah-proses-penyembuhan-
kketakutan-pada-anak-orang-tua-harus-paham Anna Maria Salamor, Yonna Beatrix,
E. U. (2020). Trauma healing Dan Edukasi Perlindungan Anak Pasca Gempa Bagi
Anak-Anak Di Desa Waai. Communnity Development Journa,, 1(3).B.Raphael.
(1975). The Management of Pathological Grief”, Australian and new Zealand Journal
of Psychiatry

Anda mungkin juga menyukai