Anda di halaman 1dari 4

ORIGINAL ARTICLE

Intisari Sains Medis 2019, Volume 10, Number 3: 684-687


P-ISSN: 2503-3638, E-ISSN: 2089-9084

Ketepatan ultrasonografi dan mammografi dalam


mendiagnosis wanita dengan kanker payudara di
RSUP Sanglah Denpasar CrossMark
Published by DiscoverSys
Cokorda Agung Abi Baruna,1* I. B Tjakra Wibawa Manuaba2

ABSTRACT

Introduction: The high incidence of breast cancer in women, morphology in patients with breast cancer at Sanglah General Hospital
accompanied by delays in making contact with medical personnel Denpasar .
and the absence of good early detection contribute to the very high Results: It can be seen that in the total sample, ultrasonography
mortality caused by breast cancer. Early detection using ultrasound in the toal condition of the sample has a diagnostic value that
and mammographic modalities plays an important role in the early is very similar to mammography in establishing a diagnosis of
diagnosis of breast cancer which will have an impact on the survival breast cancer. Whereas at the age of> 40 years mammography
of patients. This study aims to compare the diagnostic values of ​​ has a diagnostic test value that is far better than ultrasonography
ultrasonography and mammography compared with histopathological (sensitivity: 85.71; specificity: 83.33; PPV: 92.30; NPV: 76.92;
features in patients with breast cancer. LLR (+): 5, 14; LLR (-): 0.17).
Methods: This study used a diagnostic test design with a retrospective Conclusion: ultrasonography and mammography have almost the
approach that compared sensitivity values, specificity, positive same precision in the whole sample, but mammography has a better
predictive value (PPV), negative predictive value (NPV), likelihood diagnostic value compared to ultrasonography in people aged> 40
ratio from mammography and ultrasonography to histopathological years.

Keywords: diagnostic test, breast cancer, ultrasonography, mammography.


Cite This Article: Baruna, C.A.A., Manuaba, I.B.T.W. 2019. Ketepatan ultrasonografi dan mammografi dalam mendiagnosis wanita dengan
kanker payudara di RSUP Sanglah Denpasar. Intisari Sains Medis 10(3): 684-687. DOI: 10.15562/ism.v10i3.489

ABSTRAK

Pendahuluan: Insiden kanker payudara yang tinggi pada wanita, (NPV), likelihood ratio dari mamografi dan ultrasonografi terhadap
disertai dengan keterlambatan dalam melakukan kontak terhadap gambaran histopatologis pada pasien dengan kanker payudara di
tenaga medis dan tidak dilakukannya deteksi dini yang baik RSUP Sanglah Denpasar.
berkontribusi terhadap angka kematian yang ditimbulkan akibat Hasil: Dapat diketahui bahwa pada total sampel yang ada
kanker payudara sangat tinggi. Deteksi dini menggunakan modalitas ultrasonografi pada kondisi toal sampel memiliki nilai diagnostik yang
utrasonografi dan mamografi sangat memegang peranan penting sangat mirip dengan mamografi dalam menegakkan diagnosis kanker
terhadap diagnosis dini dari kanker payudara yang akan memberikan payudara. Sedangkan pada usia >40 tahun mamografi memiliki
1
Program Studi Pendidikan Dokter, dampak terhadap keberlangsungan hidup dari pasien. Penelitian ini nilai uji diagnostik yang jauh lebih baik dibandingkan dengan
Fakultas Kedokteran, Universitas bertujuan untuk membandingkan nilai diagnostik dari ultrasonografi ultrasonografi (sensitivitas: 85,71; spesifisitas: 83,33; PPV: 92,30, NPV:
Udayana, Bali-Indonesia dan mamografi yang dibandingkan dengan gambaran histopatologis 76,92; LLR (+): 5,14; LLR (-): 0,17).
2
Departemen Ilmu Bedah,
Divisi Bedah Onkologi, Fakultas pada pasien dengan kanker payudara. Simpulan: ultrasonografi dan mammografi memiliki ketepatan yang
Kedokteran, Universitas Udayana- Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan uji diagnostik dengan hampir sama unggul pada keseluruhan sampel, namun mamografi
RSUP Sanglah Denpasar, Bali- pendekatan retrospektif yang membandingkan nilai sensitivitas, memiliki nilai diagnostik yang lebih baik dibandingkan dengan
Indonesia spesifisitas, positive predictive value (PPV), negative predictive value ultrasonografi pada orang dengan usia >40 tahun.

*
Correspondence to:
Cokorda Agung Abi Baruna, Program Kata kunci: uji diagnostik, kanker payudara, ultrasonografi, mamografi.
Studi Pendidikan Dokter, Fakultas
Cite Pasal Ini: Baruna, C.A.A., Manuaba, I.B.T.W. 2019. Ketepatan ultrasonografi dan mammografi dalam mendiagnosis wanita dengan kanker
Kedokteran, Universitas Udayana,
Bali-Indonesia payudara di RSUP Sanglah Denpasar. Intisari Sains Medis 10(3): 684-687. DOI: 10.15562/ism.v10i3.489
cok_abi@yahoo.co.id

PENDAHULUAN
Diterima: 08-04-2019
Disetujui: 11-04-2019 Angka kematian merupakan indikator umum dari indikator dari status perempuan dalam masyarakat,
Diterbitkan: 01-12-2019 kesehatan sebuah populasi secara keseluruhan, serta bagaimana fungsi dari sistem pelayanan

684 Open access: http://isainsmedis.id/


ORIGINAL ARTICLE

kesehatan yang ada. Tingginya angka kematian pentingnya memeriksakan diri ke rumah sakit
wanita itu dianggap sebagai pertanda adanya untuk mencegah berlanjutnya kanker ke stadium
masalah pada status kesehatan dan pelayanan lanjut. Selain itu, khususnya di bali juga, kebanyakan
kesehatan di suatu negara. Oleh karena itu, angka masyarakat percaya akan pengobatan pengobatan
kematian wanita hanya berguna untuk tujuan tradisional ataupun spiritualistic yang menyebab-
advokasi, tanpa memberikan informasi tentang kan nantinya ketika stadium sudah parah, barulah
apa yang menjadi penyebab kematian wanita atau mereka memeriksakan ke dokter.Padahal teknologi
intervensi apa yang diperlukan untuk mengurangi sendiri sudah berkembang sangat pesat, banyak
jumlahnya.1,2 alat alat penunjang dan sistem diagnosis kanker
Kanker payudara adalah penyebab kematian yang selalu berkembang, namun tetap saja angka
kedua akibat kanker pada wanita setelah kanker kematian ini tetaplah terus bertambah. Salah satu
rahim dan merupakan kanker yang paling banyak modalitas utama untuk deteksi dini ialah dengan
ditemui pada wanita. Kanker payudara merupakan alat screening yang dapat mendeteksi apakah ada
keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan kelainan dari payudara seorang wanita tersebut.5,6
payudara, bisa berasal dari komponen kelenjarnya Seiring berkembangnya jaman, terdapat banyak
(epitel saluran maupun lobulusnya) maupun sekali alat penunjang yang dapat membantu mendi-
komponen selain kelenjar seperti jaringan lemak, agnosis kanker payudara pada seorang wanita.
pembuluh darah dan persarafan jaringan payudara. Mammografi, Ultrasonografi, MRI, dan lainnya.3,4
Secara umum angka kejadian kanker payudara lebih Alat alat ini dapat digunakan untuk mendeteksi
rendah pada Negara yang berkembang dibanding- apakah seorang wanita itu memiliki kelainan atau
kan dengan Negara yang sudah maju. Para peneliti tidak dari payudaranya yang kemudian dapat
meyakini bahwa keadaan sosioekonomi, peruba- pula sebagai penunjang diagnosis untuk kanker
han gaya hidup serta perubahan pola menstruasi, payudara itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk
ternyata berkaitan dengan peningkatan risiko menelusuri nilai diagnostik yang dimiliki pada
untuk terjadinya kanker payudara.3,4 pemeriksaan mammografi dan juga ultrasonografi
Kanker payudara ini sendiri merupakan yang dibandingkan terhadap gambaran histopatol-
salah satu masalah yang besar yang dialami para ogis pada pasien dengan kanker payudara.
penduduk di Indonesia. Contohkan saja di bali,
masalah kanker payudara masih sangat banyak
METODE
terjadi, dan kebanyakan memiliki prognosis yang
buruk. Salah satu penyebab buruknya prognosis ini Rancangan atau design penelitian ini adalah uji
ialah pasien datang ke rumah sakit untuk memer- diagnostik. Jenis penelitian ini ialah membanding-
iksakan dirinya tersebut sudah terlambat atau kan data hasil pemeriksaan terhadap suatu penya-
kankernya sudah mencapai stadium yang parah. kit yang pada penelitian ini merupakan kanker
Hal ini selain dapat disebabkan oleh kehidupan payudara sebagaimana mungkin untuk didapat-
sosial ekonomi, dapat juga disebabkan karena kan alat mana yang lebih bagus dan akurat dalam
kurangnya edukasi daripada masyarakat tentang mendiagnosisnya. Populasi penelitian ini adalah
semua pasien yang terdiagnosis positif kanker
Tabel 1 payudara di Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah,
Karakteristik n=60 Denpasar, Bali yang dikonfirmasi dengan pemerik-
Usia (n,%) saan histopatologis. Analisis data dalam penelitian
ini menggunakan bantuan SPSS versi 16.0. Data
<40 tahun 15 (25%)
yang terkumpul dilakukan tabulasi dan koding
>40 tahun 45 (75%) untuk kemudian di analisa. Analisa data menggu-
Asal Daerah (n,%) nakan rumus untuk menghitung sensivifitas, spesi-
Denpasar 14 (24,6%) fitas, nilai ramal positif, dan nilai ramal negatif hasil
Karangasem 4 (7%) pemeriksaan imaging dan biopsi patologi anatomi.
Klungkung 1 (1,8%)
Bangli 3 (5,3%) HASIL PENELITIAN
Gianyar 4 (7%) Penelitian ini melibatkan 60 orang dengan kanker
Tabanan 4 (7%) payudara yang melakukan pemeriksaan dengan
Negara 2 (3,5%) melakukan ultrasonografi dan mamografi dan
memilki data rekam medis dari bulan Januari 2012
Badung 7 (12,3%)
hingga November 2013 di RSP Sanglah Denpasar.
Luar Bali 17 (24,6%) Karakteristik usia da nasal daerah dapat dilihat

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 684-687 | doi: 10.15562/ism.v10i3.489 685
ORIGINAL ARTICLE

Tabel 2
Histopatologi
Sensitivitas Spesifisitas
Alat Diagnostik Positif Negatif (%) (%) PPV (%) NPV (%) LLR (+) LLR (-)
Ultrasonografi (total) Positif 21 3 72,41 75,14 87,50 33,33 1,68 0,42
Negatif 8 4
Mamografi (total) Positif 19 5 76 54,54 79,16 50 1,67 0,443
Negatif 6 6
Ultrasonografi (usia >40 tahun) Positif 8 5 72,72 54,54 61,53 66,67 1,59 0,50
Negatif 3 6
Mamografi (usia >40 tahun) Positif 12 2 85,71 83,33 92,30 76,92 5,14 0,17
Negatif 2 10
PPV: positive predictive value; NPV: negative predictive value; LLR: likelihood ratio.

pada tabel 1. Pada tabel 1, ditemukan bahwa pasien Pada sisi lain mamografi memiliki cara kerja
dengan kanker payudara cenderung lebih banyak yang berbeda dengan ultrasonografi.   Proses
pada usia >40 tahun, dan pada penelitian ini kota pemeriksaan payudara manusia menggunakan
Denpasar (24,6%) dan Kabupaten Badung (12,3%). sinar X dengan meletakkan semacam piringan pada
Pada tabel 2, diketahui nilai uji diagnostik dari payudara yang dilakukan untuk mencari perubahan
mamografi dan ultrasonografi yang dibandingkan anatomis pada jaringan payudara seperti benjolan.
terhadap baku emas diagnostik yaitu pemerik- Gambar yang diambil dalam proses mamografi
saan histopatologi. Dapat diketahui bahwa pada disebut mamogram. Dalam mamogram, jaringan
total sampel yang ada ultrasonografi pada kondisi payudara yang padat tampak berwarna putih.
toal sampel memiliki nilai diagnostik yang sangat Bagian payudara lainnya yang terdiri dari jaringan
mirip dengan mamografi dalam menegakkan lemak dengan kepadatan rendah akan ditampak-
diagnosis kanker payudara. Sedangkan pada usia kan dengan warna abu-abu. Sedangkan keberadaan
>40 tahun mamografi memiliki nilai uji diagnos- tumor akan ditunjukkan dengan gambar berwarna
tik yang jauh lebih baik dibandingkan dengan putih sama seperti jaringan payudara yang padat.
ultrasonografi (sensitivitas: 85,71; spesifisitas: Mamografi melakukab pemeriksaan secara otot-
83,33; PPV: 92,30, NPV: 76,92; LLR (+): 5,14; LLR matis dan tidak memiliki suatu ketergantungan
(-): 0,17). terhadap operator (non operator dependent) seperti
pada ultrasonografi.8,9
Pada penelitian yang dilakukan oleh Haghighi
PEMBAHASAN
dkk. Yang melakukan perbandingan terhadap
Rekomendasi oleh Americal College of Radiology mamografi dan ultrasonografi yang dibanding-
dan Society of Breast Imaging saat ini memberi- kan dengan hasil histopatologi pada wanita usia
kan rekomendasi screening dari kanker payudara diatas 40 tahun menemukan bahwa pemeriksaan
menggunakan metode ultrasonografi dibanding- mamografi mampu mendiagnosa 34 kasus benjolan
kan dengan menggunakan mamografi pada pasien payudara maligna, 1 kasus benjolan payudarah
dengan risiko tinggi kanker payudara yang tidak benigna, dan 42 kasus dengan keragu-raguan
dapat melakukan magnetic resonance imaging antara benjolan benigna dan maligna. Pada sisi
(MRI).7,8 lain Ultrasonografi berhasil melakukan diagnosos
Ultrasonografi pada melibatkan suatu frekuensi benjolan maligna pada 21 kasus, benjolan benigna
tinggi dari gelombang suara yang melakukan pene- pada 2 kasus, dan keragu-raguan antara benjolan
trasi terhadap jaringan dari payudara. Terdapat maligna dan benigna sebanyak 56 kasus. Apabila
beberapa gambaran karakteristik dari lesi maligna dilihat dari penelitian tersebut mamografi cend-
pada ultrasonografi yaitu nonparallel, margin ireg- erung lebih unggul dalam menegakkan diagnosis
uler, shadowing, branch pattern, hypoechogenicity, kanker payudara pada pasien diatas 40 tahun. Hasil
kalsifikasi, microlobulation dengan akurasi bila tersebut merupakan temuan serupa dengan yang
apabila ditemukan gambaran tersebut pada ultra- ditemukan oleh peneliti.9
sonografi yaitu 88,7%, 90,5%, 87,1%, 85,5%, 87,2%, Mamografi cederung lebih unggul dibandingkan
82,4%. Ultrasonografi merupakan suatu alat yang dengan ultrasonografi pada kelompok usia diatas
sangat bergantung terhadap kemampuan operator 40 tahun, hal ini dikarenakan adanya penurunan
(operator dependent).3,6 kepadatan payudara yang lebih banyak di gantikan

686 Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 684-687 | doi: 10.15562/ism.v10i3.489
ORIGINAL ARTICLE

oleh jaringan lemak tubuh, sehingga hal ini akan DAFTAR PUSTAKA
menimbulkan visualisasi terhadap masa tumor 1. Merry GM, Mendelson EB. Update on screening breast
yang lebih baik dan meningkatkan nilai diagnostik ultrasonography. Radiol Clin N Am. 2014;52:527-537.
dari mamografi. Sedangkan pada orang dengan 2. O’Connel AM, Irshad A. Breast Ultrasonography.
Ultrasound Clin. 2013;8:109-116.
usia muda, jaringan payudara masih tersusun atas 3. Beyer T, Moonka R. Normal mammography and ultra-
jaringan padat (dense breast) sehingga visualisasi sonography in the setting of palpable breast cancer. The
tidak dapat dilakukan oleh mamografi dan hanya American Journal of Surgery. 2003;185:416-419.
4. Niel BL, Freer PE, Weinfurther RJ, Arleo EK,
menghasilkan gambaran berwarna putih.8-11 Drukteinis JS. Screening for breast cancer. Radiol Clin N
Am. 2017;55:1145-1162.
5. Feig S. Cost-effectiveness of mammography, MRI, and
SIMPULAN ultrasound for breast cancer screening. RRadiol Clin N
Am. 2010;48:879-891.
Secara umum ultrasonografi dan mammografi 6. Durand MA, Hooley RJ. Implementation of whole
memiliki ketepatan yang hampir sama unggul, breast screening ultrasonography. Radiol Clin N Am.
2015;23:1-13.
namun ultasonografi cenderung memberikan 7. Rella R, Belli P, Giuliani M, Bufi E, Carlino G, Rinaldi P,
ketepatan yang lebih bagus pada kelompok usia Manfredi R. Automated breast ultrasonography (ABUS) in
di bawah 40 tahun, sebaliknya mammografi yang the screening and diagnostic setting indication and practi-
cal use. Academic Radiology. 2016;18:1-14.
menunjukkan ketepatan yang jauh lebih baik pada 8. Alnaimy NM, Khoumais N. Role of ultrasonography in
kelompok usia di atas 40 tahun. breast cancer imaging. PET Clin. 2009;4:227-240.
9. Haghighi F, Naseh G, Mohammadifard M, Abdollahi N.
Comparison of mammography and ultrasonography find-
KONFLIK KEPENTINGAN ings with pathology result in patient with breast cancer in
Birjand, Iran. Electronic Physician. 2017;9(10):5494-5498.
Penulis menyatakan tidak terdapat konflik kepent- 10. Boonlikit S. Comparison of mammography in combina-
tion with breast ultrasonography versus mammography
ingan terkait publikasi dari artikel ini. alone for breast cancer screening in asymptomatic women.
Asia Pac J Cancer Prev. 2014;14(12):7731-7736.
11. Wihandani D, Adiputra P, Supadmanaba I. Low prevalence
PENDANAAN of Caveolin-1 oncogenic polymorphism G14713A and
T29107A among breast cancer patient in Sanglah General
Penelitian ini tidak mendapatkan pendanaan dari Hospital.  Bali Medical Journal. 2017;6(3): S109-S112.
pemerintah ataupun sector swasta lainnya. DOI:10.15562/bmj.v6i3.743

ETIKA DALAM PENELITIAN


Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan
dari Komite Etik Fakultas Kedokteran Universitas This work is licensed under a Creative Commons Attribution
Udayana/RSUP Sanglah Denpasar dengan nomer
referensi 2050/UN 14.2.2.VII.14/LP/2016.

Published by DiscoverSys | Intisari Sains Medis 2019; 10(3): 684-687 | doi: 10.15562/ism.v10i3.489 687

Anda mungkin juga menyukai