Anda di halaman 1dari 8

NAMA:PRAMUDITA NUR CAHYANI

KELAS:ES 1B
NIM :(1221026)
BUKTI TRANSAKSI, JURNAL UMUM, BUKU BESAR

Bukti Transaksi

 Bukti transaksi adalah bukti tertulis yang mencatat atau merekap segala kegiatan transaksi
yang terjadi pada suatu perusahaan maupun sebuah bisnis. Bukti transaksi berperan penting
dalam mencegah munculnya permasalahan di waktu yang akan datang.

Tujuan & Fungsi Bukti Transaksi

Bukti transaksi yang sudah dicatat merupakan pegangan untuk


mempermudah akuntan perusahaan dalam menyusun laporan keuangan. Dari pencatatan
tersebut dapat diketahui pihak yang bertanggung jawab atas terjadinya transaksi, dan dapat
menghindari duplikasi pada pengumpulan data keuangan. Selain itu, bukti transaksi dapat
mengurangi kemungkinan kesalahan dengan cara menyatakan transaksi dalam bentuk tulisan.

Jenis Bukti Transaksi

Terdapat dua jenis bukti transfer, yaitu:

 Bukti Transfer Internal, yakni bukti transaksi yang berasal dari dalam perusahaan. Transaksi
tersebut dilakukan oleh personalia perusahaan dan hanya mengikuti di dalam perusahaan.
Transaksi internal berorientasi kepada perubahan posisi keuangan yang terjadi pada lam
perusahaan. Baik transaksi yang dibuat maupun transaksi yang dikeluarkan semua berasal
dan berdasarkan kebutuhan perusahaan. Bukti transaksi internal dapat dicontohkan seperti
memo dari pimpinan perusahaan kepada karyawan kantor.
 Bukti Transaksi Eksternal, adalah bukti pencatatan transaksi yang berlangsung antara pihak
perusahaan dengan pihak luar perusahaan. Bukti transaksi ada bermacam-macam, misalnya
saja seperti kwitansi, faktur, cek, nota kredit, nota debet, dan lain sebagainya.

Macam-macam Bukti Transaksi

Berikut adalah contoh bermacam-macam bukti transaksi, di antaranya:

1. Nota Kontan: Bukti pembayaran atau dokumen pembayaran yang dikeluarkan oleh penjual


kepada pembeli sebagai bukti transaksi atas penjualan barang secara tunai.
2. Nota Kredit: Bukti transaksi penerimaan barang yang telah dijual atau pengambilan barang.
Nota kredit yang dikeluarkan oleh penjual ini berfungsi sebagai alat persetujuan dari penjual
atas permohonan pengurangan harga yang diminta oleh pembeli karena barang yang diterima
mengalami kerusakan atau tidak sesuai dengan apa yang dipesan oleh pembeli.
3. Nota Debet: Dokumen transaksi sebagai permintaan pengurangan harga kepada pihak
penjual atau bukti yang berisi informasi yang menyatakan tentang pengiriman kembali
barang yang tidak sesuai dengan pesanan (rusak).
4. Faktur: Pernyataan tertulis mengenai barang yang telah dijual, baik dalam jumlah dan
harganya. Faktur dikeluarkan oleh penjual kepada pembeli. Salah satu fungsi dari faktur
adalah sebagai bahan pertimbangan pembeli dalam meneliti kembali akan barang-barang
yang telah dibelinya.
5. Kwitansi: Bukti dari transaksi pada saat penerimaan sejumlah uang. Kwitansi ini dibuat dan
ditandatangani oleh pihak penerima uang lalu kemudian diserahkan kepada yang melakukan
pembayaran.
6. Cek: Perintah pembayaran yang dibuat oleh pihak yang mempunyai rekening di suatu bank,
dengan tujuan agar bank tersebut membayarkan sejumlah uang yang tertulis kepada orang
yang membawa surat atau yang namanya tertulis di surat cek tersebut.
7. Bukti Memorandum: Bukti transaksi yang dibuat oleh pimpinan perusahaan atau orang
yang diberikan wewenang untuk suatu kejadian-kejadian yang berlangsung di dalam internal
perusahaan. Misalnya, seperti memo seperti untuk mencatat gaji pegawai yang masih harus
dibayar pada akhir periode.
8. Bilyet Giro: Surat perintah untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening nasabah
suatu bank ke rekening penerima yang namanya disebutkan dalam bilyet giro pada bank yang
sama atau pada bank lain.
9. Rekening Koran: Bukti untuk mutasi kas di bank yang disusun oleh pihak bank untuk para
nasabahnya.
10. Bukti Setoran Bank: Catatan transaksi (slip setoran) yang disediakan oleh pihak bank untuk
digunakan pada saat atau setiap melakukan setoran uang ke bank, seperti untuk investasi.
11. Bukti Kas Masuk: bukti transaksi tertulis terkait penerimaan uang (kas) yang disertai oleh
buktinya. Bukti tersebut biasanya hanya digunakan oleh pihak internal perusahaan sekaligus
sebagai data pengarsipan. Kas dapat berasal dari uang tunai yang dibayarkan oleh customer
bisa dalam bentuk cicilan, bunga, jenis investasi, ataupun sebagainya. Contoh bukti kas
masuk adalah kwitansi dan nota.
12. Bukti Kas Keluar: adalah bukti transaksi terkait pengeluaran kas maupun pembayaran. Kas
biasanya dikeluarkan untuk membayar biaya perlengkapan, peralatan, dan segala hal yang
dibutuhkan oleh kantor. Bukti transaksi kas ini harus memiliki keterangan lengkap, mulai dari
tanggal, nama, keterangan kegiatan, dan ditandatangani oleh pihak yang memiliki otoritas
keuangan di perusahaan. Bukti ini nantinya dapat digunakan akuntan untuk menyusun
laporan keuangan perusahaan dalam jumlah kecil. Contoh bukti kas keluar adalah nota
kontan asli atau kwitansi dari kreditur.

Jurnal Umum
 Jurnal umum adalah sebuah jurnal yang dipergunakan untuk tempat melakukan pencatatan
bagi segala jenis bukti transaksi keuangan yang muncul akibat terjadinya berbagai transaksi
keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu.
Pada umumnya, jurnal ini dipergunakan dalam akuntansi perusahaan jasa karena
pada prinsipnya segala transaksi dalam perusahaan jasa dapat dicatat secara kronologis,
sedangkan pada akuntansi perusahaan dagang lebih efektif menggunakan jurnal khusus.
Pembuatan jurnal umum atau disebut juga penjurnalan mempunyai tujuan diantaranya untuk
melakukan identifikasi, melakukan penilaian, dan melakukan pencatatan dampak ekonomi
dari sebuah transaksi atau beberapa transaksi dalam perusahaan.

Selain itu, pencatatan ini juga bertujuan untuk memudahkan proses pemindahan dampak
transaksi yang terjadi ke dalam sebuah akun sesuai transaksi.

Tabel Saldo Normal Akun

Nama Akun Debit Kredit Saldo Normal


Aset (harta/aktiva) + – Debit
Utang (kewajiban) – + Kredit
Modal – + Kredit
Pendapatan – + Kredit
Beban + – Debit
 

Keterangan:

 Pada saat aset atau harta atau aktiva Anda bertambah maka catatlah pada posisi debit,
sementara jika aset berkurang maka catatlah pada posisi kredit. Adapun saldo normal
akun aset berada pada debit.
 Akun utang atau kewajiban berbanding terbalik dengan aset. Jika utang bertambah maka
dicatat pada posisi kredit, sementara jika utang Anda berkurang dicatat pada posisi
debit. Sehingga saldo normal akun utang atau kewajiban pada sisi kredit.
 Akun modal sama dengan akun utang, jadi jika modal bertambah dicatat pada posisi
kredit dan jika modal berkurang dicatat pada posisi debit. Saldo normal modal pada sisi
kredit.
 Akun pendapatan pun sama dengan akun utang dan modal. Jika pendapatan bertambah
maka dicatat pada posisi kredit dan jika pendapatan berkurang catat pada posisi debit.
Sehingga saldo normal pendapatan pun pada sisi kredit.
 Pada akun beban pencatatan sama dengan akun aset. Jika beban bertambah dicatat pada
posisi debit, sementara jika beban berkurang dicatat pada posisi kredit. Dan saldo normal
beban juga berada pada posisi debit.

Tahapan Cara Membuat Jurnal Umum

Berikut tahapan contoh cara membuat jurnal umum secara manual yang perlu Anda ketahui.

1. Pahami Persamaan Akuntansi

Untuk membuat jurnal umum dengan benar, maka langkah pertama yang harus Anda lakukan
adalah memahami persamaan dasar akuntansi.

Persamaan dasar akuntansi yakni :

Aset = Utang + Modal


yang kemudian diperluas menjadi :

Aset = Utang + Modal + (Pendapatan – Beban)

Pemahaman persamaan dasar akuntansi yang dimaksud juga berkaitan dengan kelompok-
kelompok akun yang masuk didalamnya.

Misalnya piutang usaha masuknya kelompok aset, persediaan juga masuk dalam aset dan lain
sebagainya.

Selain persamaan akuntansi dan kelompok akun lainnya, Anda juga harus memahami saldo
normal dari setiap akun.

Dengan begitu saat menemui sebuah transaksi, nantinya secara otomatis dapat langsung
mengelompokkan.

2. Kumpulkan Bukti Transaksi

Jika langkah pertama berupa pengetahuan, maka langkah kedua ini merupakan langkah
langsung dalam praktik.

Untuk dapat menuliskan transaksi pada jurnal maka Anda harus memiliki bukti transaksi.

Bukti transaksi merupakan dasar yang sangat penting untuk pencatatan sebuah transaksi pada
sebuah jurnal, karena tanpa adanya bukti transaksi tidak dapat dicatat pada jurnal.

Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki bukti transaksi yang akan dicatat dalam jurnal
umum. Adapun bukti transaksi dapat berupa nota, faktur, kuitansi, invoice dan lain
sebagainya.

3. Identifikasi Transaksi

Langkah selanjutnya mengidentifikasi transaksi.

Tidak semua transaksi dapat dicatat, transaksi yang boleh dicatat yakni transaksi yang
mengakibatkan perubahan posisi keuangan dan dapat dinilai dengan satuan moneter.

Oleh karena itu, Anda harus mengidentifikasi transaksi sebelum melakukan pencatatan
sehingga hasil pencatatan nantinya benar.

Setelah mengidentifikasi transaksi, tentukanlah pengaruh nya terhadap posisi keuangan.

Untuk mempermudah, gunakan lah persamaan dasar akuntansi berikut ini.

Aset = Utang + Modal

Ingat dalam satu transaksi, sekurang-kurangnya dia akan memengaruhi dua akun.

4. Contoh Pencatatan Jurnal Umum


Tibalah proses pencatatan dalam jurnal. Proses pencatatan transaksi kedalam jurnal disebut
dengan penjurnalan.

Sistem pencatatan yang dipakai yaitu double-entry system, maksudnya setiap transaksi yang


dicatat akan berdampak pada dua posisi keuangan debit dan kredit dalam jumlah yang sama.
Adapun bentuk atau format jurnal sebagai berikut:
 

Tanggal Keterangan Ref. Debit Kredit

Kas xxxx

Modal xxxx

Sewa di bayar di muka xxxx

Kas xxxx

Buku Besar
Pengertian Buku Besar
Pengertian buku besar adalah buku yang berisi perkiraan mengenai ikhtisar dari pengaruh
transaksi keuangan akibat perubahan aktiva, kewajiban, maupun modal dalam perusahaan.

Dalam pengertian lain, buku besar juga merupakan alat yang dipakai untuk melakukan
pencatatan beragam perubahan di sebuah akun karena adanya transaksi keuangan.

Jumlah perkiraan buku besar yang dibutuhkan oleh perusahaan tentu saja berbeda-beda. Hal
ini disebabkan karena beberapa faktor yang meliputi jenis kegiatan, keuangan dan kekayaan
perusahaan, informasi yang diperlukan perusahaan, serta volume transaksi.

Aktivitas mencatat buku besar disebut juga dengan posting. Buku besar merupakan
pemindahan akun dari jurnal umum. Sehingga, posting dilakukan setelah membuat jurnal
umum,

Dalam buku besar, akun-akunnya digolongkan dalam akun ril atau real account dan
juga nominal account atau akun nominal. Akun ril merupakan akun yang ada pada neraca
seperti hutang, aktiva, modal, dan kewajiban. Sedangkan akun nominal merupakan akun yang
ada pada laporan laba rugi seperti akun beban dan pendapatan.

Dari ulasan di atas, fungsi dari buku besar dapat disimpulkan sebagai berikut:

 Menjadi bahan dan informasi dalam penyusunan laporan keuangan.


 Untuk dasar penggolongan dari transaksi yang sudah tercatat pada jurnal.
 Untuk alat menggolongkan data keuangan dan bisa mengetahui jumlah maupun
keadaan rekening atau akun.
 Untuk alat meringkas data transaksi yang sudah tercatat di dalam jurnal umum.
Macam-Macam Buku Besar
Buku besar juga dapat dibedakan menjadi dua macam. Sila simak penjelasannya di poin-poin
berikut ini:

Buku Besar Umum atau General Ledger


Buku besar umum merupakan segala perkiraan yang saling berdiri sendiri serta ada pada
suatu periode tertentu laiknya piutang, kas, persediaan utang, dan juga modal. Buku ini
merupakan ikhtisar pengaruh dari transaksi pada perubahan aktiva, modal dari perusahaan,
serta kewajiban perusahaan.

Buku Besar Pembantu


Buku besar pembantu kerap disebut sebagai buku tambahan. Di dalamnya ada rekening-
rekening yang secara khusus mencatat tentang piutang serta utang usaha dengan detail.

Terdapat dua jenis buku besar pembantu yang meliputi:

Buku Besar Pembantu Piutang usaha

Buku ini kerap disebut dengan buku piutang khusus yang merinci langganan kredit, dimana
lokasi, berapa jumlah transaksi, serta pada siapa saja perusahaan melakukan transaksi
penjualan dengan cara kredit.

Buku Besar Pembantu Utang

Buku ini kerap juga disebut dengan buku utang. Yang mana di dalamnya khusus mencatat
tentang tiap pemasok dengan rinci. Termasuk di dalamnya mencatat siapa pemasok yang
memberi pinjaman kredit serta jumlah utangnya sekaligus.

Buku Besar Kreditor atau Creditors Ledger


Jenis buku besar yang satu ini hanya mengumpulkan informasi dari satu jurnal saja yakni
pembelian. Tujuan adanya creditors ledger supaya bisa memberi pengetahuan mengenai pada
pemasok mana perusahaan berhutang uang serta jumlahnya.

Buku Besar Debitur atau Debtors Ledger


Cukup berbeda dengan buku besar umum, buku besar debitur ini hanya bisa mengumpulkan
informasi dari jurnal penjualan saja. Tujuannya supaya bisa memberi pengetahuan mengenai
pelanggan yang berutang dalam bisnis serta jumlahnya berapa.

Bentuk-Bentuk Buku Besar


Terdapat beberapa bentuk buku besar yang dapat dibuat. Beberapa diantaranya meliputi:

1. Buku Besar Berbentuk T


Bentuk buku besar ini adalah yang paling sederhana serta paling kerap digunakan. Buku
besar jenis ini digunakan untuk keperluan analisis transaksi serta untuk menjelaskan
mekanisme penggunaan akun.
2. Buku Besar Berbentuk Skontro
Bentuk selanjutnya adalah skronto yang mana buku besar ini berbentuk dua kolom. Buku
skronto merupakan bentuk T yang sudah lebih lengkap lagi.

3. Buku Besar Berbentuk Staffel


Buku besar ini memiliki bentuk halaman serta mempunyai lajur saldo. Ada dua jenis buku
besar staffel yang meliputi buku besar 3 kolom yang mempunyai lajur saldo tunggal serta
buku besar dengan 4 kolom yang mempunyai lajur saldo rangkap.

Cara Posting dari Jurnal ke Buku Besar


Cara memindahkan data dari jurnal umum dalam buku besar adalah sebagai berikut:

1. Pertama, Anda terlebih dahulu memindahkan tanggal kejadian pada jurnal umum
dalam tanggal yang ada pada buku besar.
2. Kedua, pindahkan juga jumlah debet dan jumlah kredit dalam kolom debet dan kredit
dalam buku besar.
3. Selanjutnya, masukkan nomor halaman dalam jurnal dalam kolom referensi dalam
buku besar.
4. Terakhir, pindahkan penjelasan dan keterangan singkat dalam jurnal umum dalam
buku besar.

Cara Membuatnya
Agar lebih mudah membuat buku besar akuntansi, maka Anda dapat memakai Microsoft
Excel . Tentu beserta dengan rumus excel yang biasa dipakai. Lantas, bagaimana cara
membuatnya? Berikut langkah-langkahnya secara lengkap:

1. Tahap Persiapan
Proses pembuatan buku besar dilakukan apabila sudah selesai dalam mencatat semua
transaksi pada buku jurnal entah transaksi pembelian, penjualan, pengeluaran, atau
penerimaan kas yang lain.

Setelah itu, Anda bisa mulai membuat form buku besar. Sedangkan untuk menghitung serta
memindahkan saldo dari buku jurnal, Anda dapat memakai fitur dan rumud pada MS. Excel.
Bentuk form buku besar terdiri dari  tanggal, pos, debit, kredit, saldo (debit dan kredit).

2. Tahap Pembuatan pada MS. Excel


Langkah selanjutnya terdiri dari beberapa step yang terdiri dari:

 Pada bagian teratas yakni nama akun atau rekening. Anda dapat memilihnya langsung
pada list yang telah ada. Untuk membuatnya, Anda dapat menggunakan menu:
“Data – Data Validation – Data Validation – Setting” Setelah itu, pada
menu Validation Criteria – Allow – Pilih list. Lalu Source – ambil data dari daftar
rekening. Daftar rekening bisa dibuat dalam satu sheet dengan buku besar atau buat
sheet tersendiri dengan memberi nama COA – Chart of account.
Sedangkan untuk membuat daftar dapat berdasar nama rekening atau akun atau kode
rekening. Sila pilih sesuai keinginan.

 Jumlahkan transaksi rekening pada sisi debit serta kredit dan hitung saldo rekening.
Pada tugas ini, Anda dapat menggunakan rumus SUMIF. Saldo akan diperoleh
dengan cara menghitung selisih dari saldo pada debit dengan kredit. Anda tinggal
menyesuaikan dengan jenis akun.

Anda mungkin juga menyukai