TINJAUAN PUSTAKA
Keluar darah dari jalan lahir atau perdarahan uterus abnormal merupakan
keluhan yang sering menyebabkan seorang wanita datang berobat pada dokter
atau tempat pertolongan pertama lainnya. Perdarahan uterus abnormal sendiri
adalah penyebab tersering perdarahan abnormal per vaginam pada saat masa
reproduksi wanita. Dilaporkan gangguan ini terjadi pada 5-10% wanita. Lebih dari
50% terjadi pada perimenopause, sekitar 20% di masa remaja, dan kira-kira 30%
pada wanita usia reproduktif. Ras bukan faktor penting, tetapi insidensi
leiomyoma pada wanita ras Afrika lebih tinggi dan mereka memiliki kadar
estrogen yang lebih banyak, karena itu mereka cenderung untuk lebih sering
mengalami episode perdarahan abnormal pervaginam.4,5
Hampir semua wanita pernah mengalami gangguan haid selama hidupnya.
Gangguan ini dapat berupa kelainan siklus atau perdarahan. Masalah ini dihadapi
oleh wanita pada usia remaja, reproduksi dan klimakterik. Secara klinis,
perdarahan uterus bukan merupakan masalah yang baru lagi karena
penanggulangannya dapat dilakukan menurut gejala yang ditemukan. Perdarahan
uterus abnormal pada wanita tidak hamil usia reproduktif memiliki patologi yang
sangat luas. Terdapat banyak sekali terminologi yang digunakan baik untuk
mendeskripsikan gejala maupun mengenai gangguannya sendiri. Dalam buku At a
Glance obstetri dan Ginekologi definisi perdarahan per vaginam abnormal antara
lain:4,5
1. Menoragia yaitu perdarahan uterus memanjang (> 7 hari) dan atau berat (>
80 ml) yang terjadi dengan interval teratur.
2. Metroragia yaitu perdarahan dengan jumlah yang bervariasi diantara periode
menstruasi dengan interval yang tidak teratur tapi sering terjadi.
3. Polimenorea yaitu interval yang terlalu pendek (< 21 hari) antara
menstruasi-menstruasi teratur.
4. Oligomenorea yaitu interval terlalu panjang (>35 hari) di antara menstruasi-
menstruasi teratur.
11
12
3.2.1. Definisi
Mioma uteri adalah tumor jinak pada daerah rahim atau lebih tepatnya otot
rahim dan jaringan ikat yang berada di sekitarnya. Mioma uteri atau sering disebut
fibroid merupakan tumor jinak yang berasal dari otot polos Rahim. Angka
kejadian mioma uteri pada seluruh wanita dunia adalah sekitar 20-35%. Kasus
mioma uteri merupakan kasus yang paling dominan (51%) di RSUD dr. Goeteng
Tarunadibrata Purbalingga. Angka tersebut diketahui terus meningkat pada tahun
2014-2016 dari angka 73 menjadi 77%. Di Aceh sendiri, berdasarkan penelitian
yang dilakukan Hilwah, penyakit mioma uteri merupakan jenis penyakit yang
paling dominan pada kelompok tumor jinak dengan persentase 30,27%.6,7,8
yang diakibatkan oleh mioma uteri tergantung dari lokasi, arah pertumbuhan,
jenis, besar dan jumlah mioma. Pada 35-50% dari penderita mioma uteri
menimbulkan keluhan sedangkan sisanya tidak mengeluh apapun. Hipermenore,
menometroragia merupakan gejala klasik dari mioma uteri. Berdasarkan
penelitian multisenter yang dilakukan pada 114 pasien ditemukan 57%
mengeluhkan perdarahan, dan sisanya mengeluh dismenore, nyeri perut bagian
bawah dan pinggang, gangguan defekasi, gangguan miksi, dan infertilitas.6,7,8
3.2.4. Diagnosis
Diagnosis mioma uteri ditegakkan melalui anamnesis gangguan siklus haid
dan pemeriksaan fisik pembesaran perut. Ultrasonografi merupakan pemeriksaan
penunjang rutin untuk konfirmasi diagnosis. Keluhan berupa lama haid
memanjang dan perdarahan vagina diluar siklus haid; biasanya lebih berat
terutama pada mioma tipe submukosa. Gejala lainnya dapat berupa nyeri perut
dan pinggang bawah saat menstruasi, sensasi kenyang, sering berkemih, sembelit
dan nyeri saat berhubungan seksual. Pada pemeriksaan fisik dijumpai anemis yang
ditandai konjungtiva, tangan dan juga kaki pucat. Volume tumor akan
menyebabkan keluhan pembesaran perut. Berdasarkan lokasinya, mioma
diklasifikasikan atas beberapa tipe antara lain:6,7,8,9
1. Tipe 0; adalah pedunculated intracavitary myoma, tumor berada submukosa
dan sebagian dalam rongga rahim
2. Tipe 1; merupakan tipe submucosa dengan < 50% bagian tumor berada di
intramural
3. Tipe 2; tumor menyerang = 50% intramural
4. Tipe 3; seluruh bagian tumor berada dalam dinding uterus yang berdekatan
dengan endometrium
5. Tipe 4; tipe tumor intramural yang lokasinya berada dalam myometrium
6. Tipe 5; tipe serosa dengan = 50% bagian tumor berada pada intramural
7. Tipe 6; jenis subserosa yang mengenai < 50% intramural
8. Tipe 7; tipe pedunculated subserous
9. Tipe 8; kategori lainnya yang ditandai dengan pertumbuhan jaringan di luar
miometrium yang disebut cervical parasitic lesion.
15