Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PENELITIAN

Keberhasilan kegiatan yang dilakukan dalam suatu penelitian banyak ditentukan

oleh metode yang digunakan. Dalam metode penelitian ini terdapat beberapa hal yang

dapat menentukan langkah-langkah pelaksanaan kegiatan penelitian. Adapun

langkah-langkah yang harus ditentukan yaitu jenis penelitian, desain/ rancangan

penelitian, setting penelitian, fokus penelitian, subjek penelitian, prosedur penelitian,

prosedur pelaksanaan penelitian, definisi operasional, data dan sumber data, teknik

pengumpulan data, instrumen pengumpulan data.

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan Bimbingan dan

Konseling (PTBK), penelitian tindakan merupakan salah satu strategi yang

memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam

mendeteksi, memecahkan masalah. Dalam prakteknya, penelitian

menggabungkan rangkaian tindakan dengan menggunakan prosedur penelitian.

Inilah sebabnya penelitian tindakan dikatakan sebagai upaya memecahkan

masalah sekaligus mencari dukungan ilmiah. Pihak yang terlibat dalam

pembelajaran/layanan (guru BK, instruktur peneliti atau kepala sekolah)

25
26

mencoba dengan standar dengan merumuskan suatu tindakan yang dianggap

dapat tepat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dalam kelas.

3.2 Desain/ Rancangan Penelitian

Pelaksanaan ini dilakukan dengan 2 siklus. Menurut Kemmis dan Mc

Taggar (dalam Hidayat, Dede R & Badrujman Aip, 2011:12) penelitian

tindakan pada hakekatnya setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu

perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Dengan demikian pengertian

siklus pada penelitian tindakan adalah suatu putaran kegiatan yang terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Secara jelas langkah-langkah

tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

Gambar 3.1 Penelitian tindakan Model Kemmis dan Mc Taggar ( Hidayat, Dede R
& Badrujman Aip, 2011:13)
27

3.3 Setting Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 5 Palu dengan sasaran

penelitian kelas X MIA. Pemilihan tempat di dasarkan pada pertimbangan

karena ketersediaan data dan kesiapan guru pembimbing dalam

melaksanakan proses konseling kelompok behavioral, serta selama peneliti

melakukan penelitian pada mata kuliah studi kasus di sekolah tersebut,

peneliti mendapati beberapa orang siswa yang melakukan perilaku agresif

non-verbal.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan

Oktober 2015. Adapun rincian kegiatan penelitian tersebut adalah persiapan

penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan,

tindakan, observasi dan refleksi), penyusunan penelitian, penyempurnaan

laporan berdasarkan masukan dalam seminar.

3.4 Fokus Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan bimbingan dan

konseling (PTBK) dalam studi kasus di SMA Negeri 5 Palu, maka istilah

variabel dalam penelitian ini digantikan dengan fokus masalah yang akan diteliti.

Fokus penelitian adalah pembatasan masalah apa yang akan diteliti pada subjek

yang dipilih. Menurut Sugiyono (2008: 207) “fokus penelitian adalah batasan
28

masalah”. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, fokus penelitiannya adalah

masalah perilaku agresif non-verbal dan juga pemberian alternatif pengentasan

masalahnya melalui konseling kelompok behavioral.

3.5 Subjek Penelitian

Subjek penelitian menjadi sumber dalam suatu penelitian ilmiah. Subjek

penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK) dalam penelitian

penanganan kasus yaitu individu yang memiliki ciri-ciri tertentu yang memegang

peranan penting terhadap apa yang diteliti.

Kasus yang diperoleh dalam penelitian ini adalah masalah perilaku

agresif non-verbal siswa terhadap siswa yang lain. Subjek penelitian dalam

penanganan kasus ini yaitu terdiri 5 orang yang melakukan perilaku agresif non-

verbal. Pengambilan subjek penelitian ini didasarkan atas rekomendasi guru

bimbingan dan konseling sekolah, pengamatan peneliti selama melakukan

penelitian pada mata kuliah studi kasus di sekolah tersebut, serta hasil catatan

guru bimbingan konseling dan wawancara dari beberapa siswa lain.

3.6 Prosedur Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan bimbingan dan konseling

yang bertujuan untuk mengurangi perilaku agresif non-verbal. Secara sederhana

rancangan penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan :


29

1. Menentukan lokasi, populasi, dan sampel penelitian

2. Mencari literature yang berkaitan dengan judul penelitian

3. Menyusun proposal penelitian

4. Menyusun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian

5. Mengadakan seminar penelitian

6. Perbaikan proposal setelah seminar

7. Mengurus/meminta surat izin dari fakultas

2. Tahap pelaksanaan

1. Penetapan waktu pelaksanaan layanan konseling kelompok behavioral

2. Pemberian angket tahap pertama kepada subjek penelitian sebelum

dilaksanakan layanan konseling kelompok behavioral

3. Pelaksanaan layanan konseling kelompok behavioral sebanyak empat kali

pertemuan oleh guru bimbingan dan konseling

4. Pemberian angket tahap kedua kepada subjek penelitian sesudah

dilaksanakan layanan konseling kelompok behavioral.

5. Pengolahan/ analisis data yang diperoleh

6. Mengurus surat keterangan telah selesai melakukan penelitian dari kepala

sekolah SMA Negeri 5 Palu.

3. Tahap akhir

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat laporan penelitian dalam bentuk skripsi.


30

2. Melaksanakan seminar hasil penelitian

3. Menyusun artikel hasil penelitian.

4. Ujian tugas akhir (skripsi)

3.7 Prosedur Pelaksanaan Penelitian

1. Prosedur Pelaksanaan Rancangan Penelitian

Sebelum melakukan tindakan, terlebih dahulu peneliti melakukan

pratindakan, kemudian dilanjutkan dengan menyusun pokok-pokok rencana

kegiatan yang akan dilakukan. Rancangan siklus penelitian ini mengacu

pada prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan

Mc Teggart (dalam Hidayat, Dede R & Badrujaman Aip, 18:2012) yaitu :

1. Pratindakan

Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap pratindakan adalah

dengan membagikan lembar observasi kepada beberapa orang siswa yang

membantu peneliti sebagai pengamat, dalam mengamati kegiatan para

siswa yang menjadi subjek peneitian di sekolah.

2. Siklus I

1) Perencanaan tindakan

Kegiatan ini merupakan prosedur awal dari sebuah siklus.

Langkah perencanaan yang dilakukan adalah :

a. Menentukan tempat
31

Penentuan tempat pelaksanaan kegiatan sanagtlah penting

sebelum kegiatan dilaksanakan. Peneliti dan guru bimbingan dan

konseling bersama-sama menentukan tempat kegiatan layanan.

b. Menentukan waktu pelaksanaan layanan

Sebelum layanan konseling kelompok behavioral dilaksanakan

peneliti mendiskusikan waktu pelaksanaan layanan dengan guru

bimbingan dan konseling. Waktu pelaksanaan layanan di sesuaikan

dengan kesiapan para siswa dan guru bimbingan dan konseling dalam

melaksanakan layanan konseling kelompok behavioral.

c. Pemberian angket kepada siswa

Peneliti dan guru bimbingan dan konseling bekerja sama dalam

menyusun angket yang akan diberikan kepada siswa yang menjadi

subjek dalam penelitan untuk melihat sejauh mana perilaku agresif non-

verbal yang dilakukan oleh siswa tersebut.

d. Menyiapkan pedomana obervasi proses dan observasi hasil

Peneliti menyiapkan pedoman observasi proses terhadap guru

bimbingan dan konseling dan pedoman observasi proses terhadap siswa

yang mengikuti layanan, hal ini bertujuan untuk mengobservasi kegiatan

yang sedang berlangsung agar dapat melihat tingkat keberhasilan dalam

layanan konseling kelompok behavioral yang dilakukan. Selain itu

peneliti juga menyiapkan lembar observasi hasil, hal ini bertujuan untuk
32

melihat tingkat keberhasilan kegiatan yang dilakukan dalam mengurangi

frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa.

e. Indikator Keberhasilan

a) Idikator Keberhasilan proses

b) Indikator Keberhasilan Hasil

Tabel 3.1 Indikator keberhasilan

Indikator Keberhasilan Data proses Instrumen


Keaktifan siswa dalam Frekuensi partisipasi dalam kegiatan
kegiatan layanan (senang, semangat melakukan
konseling kelompok konseling) Pedoman
behavioral. Frekuensi memberikan tanggapan observasi
Terbuka disetiap pertanyaan
Perhatian Tidak mengambang setiap
pertanyaan peneliti atau menjawab Pedoman
dengan tepat sesuai sasaran Observasi
Fokus pada pembahasan masalah
yang dibahas
Bersemangat mengikuti kegiatan
konseling
Tanggapan siswa Tanggapan siswa terhadap kegiatan Wawancara
mengikuti kegiatan layanan yang dilakukan

Data Hasil Instrumen

Pengurangan frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa

dengan pelaksanaan konseling kelompok behavioral Lembar Observasi

mencapai 50%
33

2) Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Dalam penelitian ini, tindakan-tindakan yang akan diterapkan

sebagai realitas dari perencanaan di atas adalah sebagai berikut :

Tabel 3.2 Pelaksanaan Tindakan


No Tahap-tahap drill Tindakan
layanan konseling
1. Tahap Awal : 1.Pemimpin kelompok mempersilahkan para anggota
- Pembentukan kelompok untuk saling memperkenalkan diri, dan
hubungan para anggota kelompok mengungkapkan tujuan
baik (rapport) dan harapan yang ingin dicapai.
2.Pemimpin kelompok, menjelaskan pengertian
konseling kelompok, tujuan yang ingin dicapai
melalui konseling kelompok, kode etik, dan asas-
asas konseling kelompok, khususnya asas
kerahasiaan perlu ditekankan.
3.Menjelaskan peran siswa dan tata tertib dalam
proses layanan konseling

2. Tahap 1.Setiap anggota kelompok secara bergiliran


pertengahan : mengemukakan masalah perilaku agresif non-
- Penilaian verbal yang sedang dialaminya.
(assesment)
- Penetapan 2.Memberikan layanan konseling pada siswa dalam
Tujuan penanganan masalah yang dialaminya sekaligus
- Teknik Pembahasan masalah siswa secara mendalam.
implementasi 3.Melakukan observasi yang dilaksanakan oleh
- Treatment peneliti dengan mengamati proses berjalannya
(perlakuan) layanan konseling
1. Memberikan umpan balik terhadap tindakan yang
dilakukan
2. Mengobservasi kembali perubahan dari perilaku
34

siswa setelah proses konseling .


3. Melakukan wawancara proses dan diluar proses
konseling
3. Tahap Akhir : 1. Menyimpulkan masalah yang dialami siswa
- Evaluasi dan 2. Memberikan ringkasan jalannya pembicaraan
Pengakhiran konseling, menegaskan kembali keputusan yang
diambil siswa dan peneliti menutup kegiatan
konseling.
3. Mengevaluasi jalannya konseling bersama
kolaborator
Aspek Pengamatan
No Guru BK Siswa/ Subjek penelitian
1. 2.
Guru BK menjelaskan maksud dari Para siswa memperhatikan
pelaksanaan role playing dan penjelasan yang disampaikan oleh
1. memberikan overview tahapan- guru Bk terkait dengan kegiatan
tahapan implementasi dari kegiatan role playing yang akan
role playing dilaksanakan.
Guru BK mempersilahkan siswa untuk Para siswa akan bermain peran
2.
melaksanakan role playing. sesuai perannya masing-masing.
Guru BK memeberikan kesempatan Keseriusan para siswa dalam
kepada siswa untuk memberikan mengikuti kegiatan permainan
3. tanggapan mereka, terhadap peran
permainan peran yang mereka
lakukan.
Guru BK dan siswa bersama Kemampuan siswa dalam
4. mengevaluasi kegitan yang ditelah memainkan perannya masing-
dilakukan. masing
Guru BK memberikan penguatan seluruh siswa memberikan
5. kepada para siswa yang mengikuti tanggapan terhadap permainan
kegiatan layanan. peran yang mereka lakukan.
Guru BK meminta para siswa untuk Seluruh siswa ikut secara aktif
6. belajar mengelolah emosi dalam mengevaluasi proses pelaksanaan
bergaul. role playing yang telah dilakukan.
Guru BK meminta para siswa untuk Seluruh siswa yang terlibat terlihat
7. lebih memperluas hubungan sosial paham akan inti permainan peran
dengan siswa yang lain. yang dimainkan.
Volume suara guru BK dalam dapat di Seluruh siswa terlibat dalam setiap
8.
dengar semua siswa komponen/langkah yang telah
Guru BK cermat dalam melihat situasi direncanakan/disusun.
9.
dan kondisi siswa
10. Guru BK ikut serta dalam
35

mengobservasi pelaksanaan role


playing yang dilakukan oleh siswa.

3) Observasi

Selain itu, dilakukan juga observasi atau pengamatan untuk

memahami situasi-situasi yang terjadi dalam konteks penelitian.

Pengamatan pelaksanaan proses dilakukan langsung oleh peneliti dan

guru BK dengan menggunakan lembar observasi, sedangkan observasi

hasil dilakukan oleh siswa (sebagai subjek penelitian) setelah pelaksanaan

siklus selesai.

4) Refleksi

Pada setiap akhir satu siklus implementasi tindakan tahapan

layanan konseling kelompok behavioral, hasil pengumpulan data

observasi proses dan observasi hasil kemudian direfleksi, dicek ulang,

dan dianalisis serta diinterprestasikan, kemudian disimpulkan

pemaknaanya. Hasil refleksi tersebut digunakan untuk perencanaan

tindakan di siklus selanjutnya.

2. Prosedur Pelaksanaan Role Playing

Pada pelaksanannya role playing memiliki urutan langkah

pelaksanaan sebagai berikut:

1. Menyusun naskah role playing.

2. Memilih pemeran (Casting)


36

3. Menyiapkan pengamat.

4. Menyiapkan tahap – tahap peran

5. Memberi contoh percakapan dengan intonasi sesuai situasi.

6. Menyiapkan perlengkapan panggung situasi sesuai dengan cerita agar

percakapan dalam naskah lebih hidup.

7. Memotivasi kelompok.

8. Melaksanakan role playing (Pementasan).

9. Diskusi dan evaluasi.

10. Membagi pengalaman dan menarik generalisasi.

3.6 Definisi Operasional

1) Konseling kelompok behavioral merupakan suatu layanan yang dlakukan

konselor kepada konseli untuk membantu memecahkan masalah-masalah

pribadi yang menghambat perkembangan belajar konseli yang

dilaksanankan melalui kegiatan kelompok. pelaksanaan konseling

behavioral diarahkan pada tujuan-tujuan memperoleh tingkah laku baru,

penghapusan tingkah laku yang maladaptif, serta memperkuat dan

mempertahankan tingkah laku yang diinginkan yang mengarah kepada

tingkah laku yang positif.

2) Perilaku agresif non-verbal adalah kecenderungan seseorang untuk

melakukan suatu tindakan atau perilaku yang dimaksudkan untuk menyakiti

seseorang dengan secara fisik. Yang dilakukan dengan cara melanggar hak
37

pribadi orang lain. Perilaku agresif non-verbal bertujuan untuk

mempertahankan hak-hak pribadi seorang namun dilakukan dengan cara

yang keliru. Biasanya perilaku agresif non-verbal ini terjadi pada saat

seseorang tidak dapat menahan amarahnya (emosi) sehingga mencari

sasaran untuk melampiaskan emosinya tersebut. Ciri-ciri anak yang

memiliki perilaku agresif antara lain : Mudah marah pada orang lain , Sering

memaki , perilaku menyerang, Sering memukul temannya dan mudah

bertindak kasar saat keinginannya tidak dipenuhi.

3.8 Data dan Sumber Data

Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan

akurat. Untuk penelitian ini, sumber data di ambil dari kegiatan wawancara

dengan siswa yang menjadi subjek penelitian, teman dekat siswa dan guru

bimbingan dan konseling atau wali kelas, pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan, dan pengamatan hasil proses konseling pada siswa kelas X, serta

pengamatan langsung oleh peneliti selama melaksanakan kegiatan penelitian

pada mata kuliah studi kasus di sekolah tersebut.

3.9 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain :

1. Observasi Proses

Jenis observasi yang digunakan adalah observasi non-partisipasi

yaitu kondisi di mana peneliti tidak ikut serta dalam aktivitas proses

layanan yang dilakukan, karena dalam kegiatan layanan peran peneliti


38

hanyalah sebagai observer yang membantu guru bimbingan dan konseling

sebagai pelaksana layanan dalam mengobservasi proses pelaksanaan

layanan.

2. Observasi Hasil

Observasi yang digunakan serupa dengan observasi proses, yaitu

observasi non-partisipasi yaitu kondisi dimana siswa (bukan subjek

penelitian) tidak ikut serta dalam proses kegiatan yang dilakukan.

Observasi hasil yang dilakukan oleh beberapa siswa tersebut bertujuan

untuk mengamati perilaku keseharian para pelaku agresif non-verbal tanpa

sepengetahuan mereka.

3.10 Instrumen Pengumpulan Data

Instrument penelitian yang peneliti gunakan untuk mendapatkan data

tentang keberhasilan konseling kelompok behavioral yaitu dengan

menggunakan pedoman observasi indikator pendekatan behavioral. Observasi

dilakukan pada saat kegiatan konseling kelompok berlangsung yang

diobservasi sendiri oleh peneliti dan guru Bimbingan dan Konseling yang

akan di evaluasi setelah pemberian layanan. Adapun observasi yang dilakukan

peneliti dalam melihat proses konseling kelompok behavioral yang

dilaksanakan oleh guru bimbingan dan konseling yaitu meliputi keaktifan,

pasif, keterbukaan dalam proses konseling, kontak mata, ekspresi wajah,

postur tubuh, gerak-gerik, jarak, komunikasi tubuh negatif, komunikasi tubuh


39

membingungkan, volume, nada, kecepatan dan perubahan nada. Wawancara

dengan teman siswa sebagai subjek penelitian juga akan dilakukan untuk

melihat perubahan perilaku agresif non-verbal siswa sebelum dan setelah

dilaksanankan konseling kelompok behavioral.

3.11 Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data

ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja yang disarankan oleh data. Analisis

data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

1. Reduksi data, yaitu proses menyederhanakan data dengan melakukan

seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi informasi

yang bermakna.

2. Paparan data, yaitu menampilkan data secara lebih sederhana dalam bentuk

naratif dan tabular.

3. Penyimpulan, yaitu mengambil intisari dari sajian data yang telah

terorganisir dalam bentuk pernyataan kalimat.

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan ini, ada dua jenis data yang

dikumpulkan dan dianalisis oleh peneliti, yaitu :

1. Data kuantitatif yang dapat dianalisis secara deskriptif. Dalam hal ini peneliti

menggunakan analisis statistik secara deskriptif, yaitu mencari frekuensi

persentasi pengurangan perilaku agresif non-verbal siswa. Untuk mencari


40

frekuensi persentasi pengurangan perilaku agresif non-verbal siswa, peneliti

menggunakan rumus persentasi sebagai berikut :

f
P= × 100% (Thalib, M.M 2009:17)
N

Keterangan :

P = Persentasi

F = Frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa

N = Jumlah frekuensi perilaku agresif non-verbal siswa

Perhitungan persentase tersebut akan diketahui setelah pengolahan data

dari perbandingan tiap tahap siklus.

2. Data kualitatif, yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang

menggambarkan tentang frekuensi pengurangan perilaku agresif non-verbal

siswa setelah mengikuti layanan konseling kelompok behavioral. Analisis

data kualitatif yang dilakukan oleh peneliti yaitu hasil dari observasi proses

dan observasi hasil.

Anda mungkin juga menyukai