u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PUTUSAN
a
No.37/Pdt/G/2015/PN.Kwg.
si
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
ne
ng
Pengadilan Negeri Karawang yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata dalam peradilan tingkat pertama telah menjatuhkan putusannya
do
gu
sebagaimana tersebut dibawah ini dalam perkara antara :
In
A
Kec. Kota Baru, Kab. Karawang, dalam hal ini
memberi kuasa kepada Firma Hukum Margono
ah
lik
Sudirman Unit 720 lantai 7 Jalan KH. Mas Mansyur
No. 121, Jakarta Pusat 10220, berdasarkan Surat
am
ub
Kuasa Khusus tanggal 2 Juli 2015, dan untuk
selanjutnya disebut sebagai Penggugat;
ep
k
M e l a w a n :
ah
si
1. dr Raya Hendri Batubara : Lahir di Pematang Siantar, tanggal 18 April 1971,
Surat Ijin Praktek Khusus (PPDS Ilmu Bedah
ne
ng
do
gu
lik
ub
1. Bahwa PENGGUGAT adalah Ayah dan Wali Pengampun dari Nina Dwijayanti
ah
(22 tahun) yang untuk selanjutnya disebut PASIEN sesuai dengan ketetapan
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
2. Bahwa berdasakan hal diatas, PENGGUGAT memiliki hak untuk mengajukan
a
Gugatan Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan oleh TERGUGAT yang
si
dalam melakukan upaya tindakan medis penyembuhan, kesehatan,
keamanan, kenyamanan serta keselamatan jiwa Pasien, TANPA ADA
ne
ng
PERSETUJUAN DAN TANPA PEMBERITAHUAN TERLEBIH DAHULU
(informed consent). DAN PADA FAKTANYA JUSTRU MENIMBULKAN
do
gu KERUGIAN DENGAN MENAMBAH KONDISI PASIEN MENJADI CACAT
PERMANEN, YAITU BOCORNYA KANTONG KEMIH DAN TIDAK DAPAT
BERKEMIH DENGAN NORMAL SEUMUR HIDUP. Dengan demikian,
In
A
berdasarkan doktrin Rep ipsa liquitor (fakta membuktikan sendiri)
bahkan orang awampun dapat membuktikan timbulnya kerugian akibat
ah
lik
perbuatan TERGUGAT ;
am
ub
II. FAKTA – FAKTA HUKUM.
R
dengan apa yang dimaksud pasal 118 ayat (3) HIR ;
si
2. Bahwa pada tanggal 15 Februari 2009, pukul 21;29 WIB atau setidak –
ne
ng
tidaknya pada bulan Februari tahun 2009 Pasien dibawa ke Instalasi Gawat
Darurat RSCM yang pada waktu itu merupakan tempat kerja / praktek
do
gu
TERGUGAT, dengan keluhan tidak bisa buang air kecil dan buang air besar ;
lik
ub
5. Bahwa pada tanggal 16 Februari 2009, sekitar pukul 09.30 wib ketika
ep
Ginjal dan buli – buli DALAM BATAS NORMAL. Mendapat hasil tersebut
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kemudian PENGGUGAT kembali bekerja, dan meninggalkan Pasien di ruang
a
perawatan ;
si
7. Bahwa sore hari tanggal 16 Februari 2009, lebih kurang pukul 15.45 wib,
ne
ng
ketika sedang bekerja, kembali PENGGUGAT diberitahu oleh rekan kerjanya
yang bernama Pak Dedi, bahwa Pasien sedang akan menjalani pembedahan.
Mendengar hal tersebut PENGGUGAT langsung berlari menuju ke tempat
do
gu dimana Pasien dirawat ;
In
A
Pasien dirawat, PENGGUGAT tidak menemukan Pasien di tempat tersebut,
melainkan hanya istri PENGGUGAT yang ada dalam keadaan panik ;
ah
lik
9. Bahwa, menurut isteri PENGGUGAT sebelum pasien dibawa pleh Perkarya
(orang yang pekerjanya mendorong Pasien ) RSCM ;
am
ub
10. Bahwa setiba ditempat pembedahan, PENGGUGAT dan istrinya hanya dapat
melihat pasien dari jarak sekitar 15 meter, karena pasien sudah berada
ep
k
didalam ruangan steril (hanya dokter dan pasien yang akan dibedah yang
ah
boleh masuk), dan Pasien sudah disejajarkan dengan beberapa Pasien lain
R
si
yang siap akan dibedah ;
ne
ng
11. Bahwa melihat kejadian tersebut, PENGGUGAT sangat terkejut dan berusaha
mencari informasi guna mengetahui mengapa pasien dibedah secara tiba –
tiba, namun tidak satupun dokter atapun petugas bersedia memberikan
do
gu
penjelasan ;
12. Bahwa PENGGUGAT dan / atau istrinya tidak pernah memberikan persetujuan
In
A
lik
ub
aturan yang terdapat pada pasal 45 Undang – undang nomor 29 tahun 2004
tentang praktik Kedokteran jo. Pasal 3 ayat 1 PerMenKes No.
ka
13. Bahwa ketika PENGGUGAT mencari tahu kenapa pasien dibedah secara
ah
es
dari rekan kerjanya bahwa pasien telah selesai dibedah dan langsung
M
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
14. Bahwa berikutnya PENGGUGAT datang ke ruang bedah, dan ketika itu juga
a
PENGGUGAT diminta oleh salah satu Tim Dokter yang melakukan
si
pembedahan tersebut untuk mendatangani persetujuan untuk melakukan
pembedahan, sementara pembedahan telah selesai dilakukan tanpa
ne
ng
persetujuan dan terdapat diagnosa baru dinyatakan pada pembedahan berupa
rupture buli.
do
gu
15. Ruptur buli menurut kamus kedokteran merupakan hilangnya kontinuitas dari
dinding buli – buli, dapat disebabkan oleh trauma tajam (gunting / pisau
In
A
operasi dll), trauma tumpul, maupun iatrogenik. Dengan kata lain hal tersebut
merupakan suatu trauma yang dapat disebabkan oleh potong atau iris dari
ah
benda tajam ;
lik
16. Bahwa TERGUGAT adalah operator pembedahan terhadap Pasien. Kemudian
am
ub
dengan selesainya pembedahan yang dilakukan tanpa persetujuan (informed
consent) dari PENGGUGAT dan terdapatnya cacat permanen setelah
pembedahan tetntu saja PENGGUGAT menolak untuk menanda tangani Surat
ep
k
Persetujuan ;
ah
17. Bahwa, sejak tanggal 15 Februari 2009 hingga gugatan ini diajukan, Pasien
R
si
dalam buang kecil / kencing seringkali menggunakan alat kateter ;
ne
ng
do
077/MSP/VIII/10, tertanggal 16 Agustus 2010 pada tanggan 21 juli 2013
gu
Keputusan MKDKI Tentang Disiplin Profesional Dokter Dan Dokter Gigi Atas
Pengaduan Nomor 44/P/MKDKI/VII/2010 tertanggal 29 juli 2013 ;
ah
lik
19. Bahwa keputusan MKDKI Tentang Disiplin Profesional Dokter Dan Dokter
Gigi Atas Pengaduan Nomor 44/P/MKDKI/VII/2010 tertanggal 29 juli 2013
m
ub
ep
ng
Persidangan ;
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Pertimbangan – pertimbangan MKDKI ;
a
Sehingga dengan tidak dijelaskannya hal – hal tersebut diatas secara jelas
si
terperinci maka PENGGUGAT menilai tidak adanya keobjektifitaskan atau
ada hal – hal yang sengaja ditutup –tutupi dari pertimbangan Keputusan
ne
ng
MKDKI tersebut.
do
gu Keputusan yang baik dan memenuhi kepastian hukum bagi PENGGUGAT
serta Keputusan MKDKI tersebut bersifat konkrit, individual, Final dan
In
A
membawa akibat hukum bagi PENGGUGAT maka PENGGUGAT
mengajukan Gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara / PTUN Jakarta
ah
lik
Nomor : 198/G/2013/PTUN-JKT ;
ub
Pengadilan Tata Usaha Negara telah menjatuhkan Putusan tanggal 29 April
2014 yang telah berkekuatan hukum tetap (In Kracht van Gewijsade) dan
ep
yang pada intinya menyatakan MEMBATALKAN Surat Keputusan MKDKI
k
tentang Disiplin Profesional Dokter Dan Dokter Gigi Atas Pengaduan Nomor
ah
si
Indonesia Nomor HK.01.02/03/KKI/VIII/2781/2013 tertanggal 15 Agustus
2013.
ne
ng
do
22. Bahwa pasien mengalami sakit / cacat permanen dan harus memakai alat
gu
bantu keteter, hal tersebut disebabkan oleh kelalaian, kekurang hati – hatian
TERGUGAT sebagai operator pembedahan karena telah mengakibatkan
In
A
lik
23. Bahwa, TERGUGAT telah lalai dalam melakukan kewajibannya yakni tidak
meminta persetujuan tertulis (informed consent) atau tidak memberitahu serta
menjelaskan lebih dahulu mengenai alasan TERGUGAT dalam
m
ub
diamanatkan oleh pasal 45 ayat (1),(2),(3) dan (5) Undang – undang No. 29
Tahun 2004 tentang praktik Kedokteran Jo. Pasal 3 ayat 1 PerMenKes No.
ah
memberikan persetujuan”.
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Jadi seharusnya TERGUGAT bar dapat melakukan pembedahan setelah
a
memperoleh persetujuan dari PENGGUGAT;
si
24. Bahwa tindakan dan/atau Perbuatan yang dilakukan oloeh TERGUGAT yang
melakukan tindakan medis beresiko tinggi (bedah) tanpa memberikan
ne
ng
penjelasan dan meminta persetujuan terlebih dahulu dari PENGGUGAT
sehingga menyebabkan timbulnya sakit/cacat permanen dari tubuh Pasien,
do
gu telah melanggar ketentuan sebagaimana yang dirumuskan dalam Pasal 1365
Kitab Undang – undang Hukum Perdata (KUHper) yaitu : “Tiap perbuatan
In
yang melanggar Hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
A
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian tersebut.”
25. Bahwa Pasal 45 Undang – undang No.29 tahun 2004 tentang Praktik
ah
lik
Kedokteran :
Ayat (1) berbunyi :
am
ub
“setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang akan oleh dokter
atau dokter gigi terhadap pasien harus mendapat persetujuan.”
Penjelasan pasal 45 ayat (1) Undang – undang No. 29 tahun 2004 tentang
ep
k
si
pasien yang bersangkutan. Namun apabila pasien yang bersangkutan berada
dibawah pengampunan (under curatele) persetujuan atau penolakan tindakan
ne
ng
do
keadaan gawat darurat, untuk menyelamatkan jiwa pasien tidak diperlukan,
gu
namun setelah pasien sadar atau dalam kondisi yang memungkinkan, segera
diberikan penjelasan dan dibuat persetujuan.
In
A
Bahwa jika dikaitkan dengan penjelasan Pasal 45 ayat (1) Undang – undang
No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran tersebut, disini jelas telah
ah
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Bahwa dalam hal ini TERGUGAT telah melakukan perbuatan melawan
a
hukum karena TERGUGAT tidak pernah memberikan penjelasan secara
si
lengkap kepada PENGGUGATtentang risiko yang akan terjadi jika dilakukan
tindakan medis berupa pembedah terhadap Pasien.
ne
ng
Ayat (3) berbunyi :
do
gu “penjelasan sebagaiman dimaksud pada ayat (2) sekurang – kurangnya
mancakup :
a. Diagnosis dana tata cara tidakan medis ;
In
A
b. Tujuan tindakan medis yang dilakukan ;
c. Alternatif tindakan lain dan resikonya ;
ah
lik
d. Risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi ; dan
e. Prognosis terhadap tindakan yang dilakukan.”
am
ub
Bahwa telah terbukti TERGUGAT tidak pernah memberikan penjelasan
kepada PENGGUGAT sebelum melakukan tindakan medis pembedahan
kepada Pasien.
ep
k
R
“setiap tindakan kedokteran atau kedokteran gigi yang mengandung
si
risiko tinggi harus diberikan dengan persetujuan tertulis yang
ne
ditandatangani oleh yang berhak memberikan persetujuan.”
ng
do
Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa bahwa yang dimaksud dengan
gu
lik
ub
Bahwa Pasal 3 ayat (1) tersebut secara tegas telah mewajibkan setiap
ah
es
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
adalah memberikan perlindungan dan secara medis tidak ada
a
pembenarannya yang dilakukan tanpa sepengetahuan pasiennya.
si
Bahwa dalam kasus ini jelas terbukti TERGUGAT telah melakukan
ne
ng
perbuatan melawan hukum dengan tidak menerima meminta persetujuan
secara tertulis kepada PENGGUGAT sebelum melakukan tindakan medis
pembedahan terhadap pasiennya.
do
gu 2. Bahwa selain peraturan perundang – undangan, berdasarkan Surgical
Safety Cheklist yang harus dilakukan oleh World Health
In
A
Organization/WHO, sudah menjadi kewajiban bagi setiap dokter untuk
memperhatikan keselamatan pasien, kesiapan pasien dan prosedur yang
ah
lik
akan dilakukan karena resiko terjadinya kecelakaan pada tindakan medis
pembedahan sangat tinggi.
am
ub
3. Bahwa Sugery Safety Cehcklist harus dilakukan sebelum tindakan medis
pembedahan dilakukan, yaitu melalui 3 (tiga) tahap yaitu 2 (dua)
ep
k
diantaranya :
ah
si
Langkah pertama yang dilakukan segera setelah pasien tiba diruang
serah terima induksi antesi. Tindakan yang dilakukan adalah
ne
ng
do
Pasien atau Keluarga diminta secara lisan untuk menyebutkan nama
gu
lik
ub
es
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Out adalah untuk mencegah terjadinya kesalahan pasien, lokasi dan
a
prosedur pembedahan dan meningkatkan kerjasama diantara anggota
si
tim bedah dan meningkatkan keselamatan pasien selam pembedahan.
Seluruh tim bedah wajib memperkenalkan diri menyebu nama dan
ne
ng
peran masing – masing. Menegaskan lokasi dan prosedur pembedahan
dan mengantisipasi resiko. Ahli bdeah menjelaskan kemungkinan
do
gu kesulitan yang akan dihadapi.
Bahwa dalam hal ini TERGUGAT tidak melakukan prosedur Time Out,
In
A
terbukti dengan kesalahan dalam menentukan lokasi pembedahan
yang apabila sesuai diagnosa awal yaitu Sumbatan Usus (Sepsis
ah
lik
illius abstruktif) atau Usus Buntu (Appendixpreforasi) menjadi
kandung Kemih sehingga menyebabkan terjadinya CACAT
am
ub
PERMANEN pada pasien karena kebocoran kandung kemih
(Ruptur Buli). ep
k
status gawat darurat (Emergency), maka hal tersebut adalh alasan yang
R
si
dibuat – buat TERGUGATuntuk sembunyi dari tanggung jawabnya,
karena Pasien masuk RSCM pada tanggal 15 Februari 2009 (sehari
ne
ng
do
gu
berangsur – angsur mulai membaik dan tidak mengeluhkan rasa sakit lagi.
dimulai dengan infeksi berat akibat sumbatan Usus (Sepsis illus abstruktif)
dan Usus Buntu (Appendixpreforasi), serta terdapat satu diagnosa baru
ah
lik
ub
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
tanpa ada persetujuan tertulis dari PENGGUGAT sebagaimana
a
dicantumkan dalam Pasal 45 ayat (1), (2), (3) dan (5) Undang – undang
si
No. 29 tahun 2004 tentang Pratik Kedokteran Jo. Pasal 3 ayat 1
PerMenKes No. 290/menkes/per/lll/2008, hal tersebut diperparah dengan
ne
ng
keadaan fisik dari Pasien yang mengalami gangguan kesehatan baik isik
maupun mental sebagaimana telah dinyatakan dalam surat pemeriksaan
do
gu Psikologi yang dilakukan oleh Psikologi Frida Medina H, dan dalam
pemeriksaan tersebut juga dinyatakan Pasien tidak dapat bicara,
membaca, ataupun menulis, oleh karenanya tindakan sekecil apapun yang
In
A
dilakukan terhadap pasien harus mendapatkan persetujuan dari
PENGGUGAT selaku orang tuanya, terlebih dalam melakukan
ah
lik
tindakan medis beresiko tinggi yang mana hal tersebut telah
diamanatkan langsung oleh undang – undang sebagaimana
am
ub
disebutkan diatas;
si
PENGGUGAT mendapatkan kenyamanan dan kejelasan atas informasi
ne
ng
do
gu
secara normal.
ah
ub
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
b. Bocornya Kandung Kemih (Ruptur Buli) pada pasien bukan
a
disebabkan oleh peruatan Pasien sendiri melainkan diakibatkan oleh
si
Tindakan Medis TERGUGAT.
ne
ng
TERGUGAT sebagai seorang Operator/Dokter bedah.
do
gu pengobatan Pasien dirawat selama 2 tahun (dari 2009 s/d 2010) di RSCM.
Maka kerugian tersebut dihitung sebagai berikut:
In
A
Jenis Kerugian Satuan Jumlah
lik
terhitung sejak Februari (27 bulan)
2009 [saat pasien dirawat di
am
ub
RSCM]:
RSCM]:
• Suplemen : Rp.
ah
• Rp. 21.000.000,-
R
1.000.000/2 bulan x 21
si
C. Biaya jaminan hidup • Rp. 600.000.000,-
ne
ng
do
harapan untuk melakukan
gu
Jumlah • Rp.776.010.000,-
In
A
Terbilang : tujuh ratus tujuh puluh enam juta sepuluh ribu rupiah
ah
lik
B. Kerugian Immateriil.
m
ub
- Berupa kerusakan bagian penting dari tubuh Pasien yaitu bocornya kantung
kemih yang disebabkan oleh kesalahan prosedur bedah yang dilakukan oleh
ka
35. Bahwa, untuk menyelesaikan permasalahan ini dengan cepaet dan tidk
R
berlarut
M
(dwangsom) sebesar Rp. 5.000.000,- (lima juta rupiah) per hari kepada
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
PENGGUGAT apabila tidak melaksanakan putusan ini terhitung sejak
a
diucapkannya Putusan ini.
si
36. Bahwa, nama PENGGUGAT selama masalah ini berlangsung cukup buruk
dimata teman – teman PENGGUGAT yang masih bekerja di RSCM tempat
ne
ng
praktek TERGUGAT, untuk itu sangatlah wajar Majelis Hakim untuk meminta
TERGUGAT meminta maaf kepada PENGGUGAT secara surat resmi
do
gu tertulis, juga melalui5 media cetak yaitu : KOMPAS,KORAN TEMPO,Suara
Pembaruan dan JAKARTA POST dan 8 media elektronik yaitu, SCTV,
In
TRANS TV , RCTI, INDOSIAR, METRO TV,TVRI, TRANS 7, ANTV yang
A
format dan isinya ditentukan oleh PENGGUGAT selama 7 hari berturut –
turut;
ah
lik
am
ub
V. DASAR HUKUM
si
Unsur – unsur Perbuatan Melawan Hukum yang tercantum didalam pasal
1365 tersebut adalah sebagai berikut :
ne
ng
do
gu
untuk melakukannya.
Dalam hal ini TERGUGAT telah melakukan perbuatan yang disebut:
ah
lik
ub
dalam Pasal 45 ayat (1), (2) (3) dan (5) Undang-undang No. 29
ep
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
kepada PENGGUGAT akan bahaya atau resiko dari Tindakan Medis
a
Pembedahan yang akan dilakukan TERGUGAT .
si
b. Perbuatan tersebut melawan hukum
ne
ng
Bahwa perbuatan TERGUGAT yang tidak memberikan penjelasan dan
meminta persetujuan tertulis dari PENGGUGAT akan bahaya atau resiko
do
gu dari Tindakan Medis Pembedahan yang akan dilakukan telah memenuhi
unsur perbuatan melawan hukum, yaitu :
In
A
a) Melanggar Undang-undang No.29 tahun 2004 tentang praktik
Kedokteran Pasal (1), (2), (3) dan (5) serta melanggar Peraturan
ah
lik
Mentri kesehatan No.290/menkes /per/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran.
am
ub
b) Melanggar hak orang lain yaitu hak PENGGUGAT sebagai orang tua
kandung dari Pasien dan hak PASIEN sendiri untuk hidup sehat dan
ep
k
R
c. Adanya kesalahan dari pihak pelaku :
si
Bahwa timbul satu diagnosa baru yang diberikan setelah tindakan
ne
ng
do
gu
ub
ep
38. Bahwa Surat Izin Praktik Khusus TERGUGAT (PPDS Ilmu bedah) Nomor
es
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Indonesia Nomor 2052/MENKES/PER/X/2011 tentang Izin Praktik dan
a
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;
si
39. Bahwa Pasal 39, Undang-undang No. 29 tahun 2004 tentang Praktik
ne
ng
Kedokteran, yang pada intinya berbunyi Praktik kedokteran
diselenggarakan berdasarkan pada kesepakatan antara dokter dengan
do
gu pasien dalam upaya untuk pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit,
peningkatan, dan pemulihan kesehatan;
In
A
Bahwa sebagaimana bunyi pasal diatas, seharusnya TERGUGAT sebagai
operator bedah WAJIB meminta izin dalam melakukan tindakan medis
ah
lik
apapun terhadap tubuh pasien. Bahwa sebelum Pasien dibedah, dokter-
dokter RSCM yang menangani Pasien untuk penanganan pertama selalu
am
ub
meminta izin, memberi pemberitahuan, dan penjelasan pada PENGGUGAT
untuk melakukan tindakan medis sekecil apapun, seperti dalam hal memberi
obat jel berkali-kali ke dalam dubur Pasien. Namun pada saat
ep
k
si
sekarang belum ada pemberitahuan secara jelas tentang alasan dilakukan
ne
ng
do
gu
40. Bahwa, pasal 45 ayat (1), (2), (3) dan (5) Undang-undang No.29 tahun 2004
ah
ub
persetujuan.
ka
ep
Penjelasan:
Pada prinsipnya yang berhak memberikan persetjuan atau penolakan
ah
es
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
oleh keluarga terdekat antara lain suami/istri, ayah atau ibu kandung, anak –
a
anak kandung,saudara-saudara kandung.
si
Sebagaimana dijelaskan pula dalam pasal 1 ayat 4 PerMenKes No.
ne
ng
290/menkes/per/III/2008, tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteranbahwa : “Keluarga terdekat adalah suami atau istri, ayah atau ibu
do
gu kandung,
pengampunya”.
anak-anak kandung, saudara-saudara kandung atau
In
A
Ayat 2 : Persetujuan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diberikan
setelah Pasien mendapat keterangan secara lengkap.
ah
lik
Penjelasan :
Bahwa pembedahan dilakukan sebelum meminta persetujuan PENGGUGAT,
am
ub
tetapi dalam faktanya persetujuan dari PENGGUGAT diminta oleh salah satu
Tim Dokter Bedah setelah Pasien mengalami cacat permanen. Bahwa
TERGUGAT tidak pernah memberikan penjelasan lengkap mengenai
ep
k
penyakit pasien.
ah
si
a. diagnosis dan tata cara tindakan medis.
ne
ng
do
gu
ub
ep
Penjelasan :
es
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
pembedahan yang dilakukan TERGUGAT pada pasien, PENGGUGAT
a
tidak pernah memberikan persetujuan secara lisan dan atau tertulis.
si
41. Sebagaimana berbunyi pada pasal 1 ayat 4 PerMenKes
No.290/menkes/per/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
ne
ng
bahwa definisi “Tindakan invasive adalah suatu tindakan medis yang
langsung dapat mempengaruhi keutuhan jaringan tubuh pasien” ,yang
do
gu dalam hal ini adalah pembedahan pada pasien.
In
A
secara lebih detail dalam PerMenKes No. 290/menkes/per/III/2008 tentang
persetujuan Tindakan Kedokteran bahwa :
ah
lik
Pasal 1 PerMenKes No.290/menkes/per/per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran bahwa definisi “Persetujuan tindakan kedokteran
am
ub
adalah persetujan yang diberikan oleh pasien atau keluarga terdekat
setelah mendapat penjelasan secara lengkap mengenai tindakan
kedokteran atau kedokteran gigi yang akan dilakukan terhadap Pasien”.
ep
k
ah
si
memberikan persetujuan untuk dilakukannya tindakan kedokteran (bedah)
ne
ng
tersebut.
Pasal 5 PerMenKes No. 290/menkes/per/III/2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran “Tindakan kedokteran yang mengandung resiko
do
gu
Bahwa saat ini Pasien telah mengalami cacat permanen akibat tindakan
bedah tanpa izin yang dilakukan oleh TERGUGAT.
m
ub
ep
kepada PENGGUGAT.
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Pasal 3 ayat 1 dan ayat 3 PerMenKes No. 290/menkes/per/III/2008
a
tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran bahwa :
si
(1) Setiap tindakan kedokteran yang mengandung resiko tinggi harus
memperoleh persetujuan tertulis yang ditanda ttangani oleh yang
ne
ng
berhak memberikan persetujuan.
do
gu (3) Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
dalam bentuk pernyataan yang tertuang dalam formulir khusus yang
dibuat untuk itu.
In
A
Bahwa TERGUGAT tidak memenuhi apa yang diatur dalam peraturan
diatas karena TERGUGAT baru meminta persetujuan PENGGUGAT
ah
lik
setelah Pasien selesai dibedah dan mengalami kebocoran organ tubuh.
Bahwa TERGUGAT tidak pernah memberikan persetujuan baik secara
am
ub
tertulis atau lisan pada PENGGUGAT.
R
1. Dalam hal terdapat indikasi kemungkinan perluasan tindakan
si
kedokteran, dokter yang akan melakukan tindakan juga harus
ne
ng
memberikan penjelasan.
2. Penjelasan kemungkinan perluasan tindakan kedokteran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan dasar daripada
do
gu
persetujuan.
In
A
ub
43. MENGENAI HAK PASIEN, hal ini diatu dalam Pasal 52 Undang-Undang
No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik kedokteran bahwa :
ka
ep
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
TERGUGATmelakukan pembedahan terhadap Pasien tanpa ada
a
persetujuan dari PENGGUGAT.
si
b. Mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
ne
ng
Bahwa selama Pasien dirawat seharusnya mendapatkan pelayanan
medis yang maksimal untuk kesembuhannya, namun sejak timbulnya
do
gu perkara ini, TERGUGAT tidak lagi melayani pasien secara maksimal
pada waktu pasien dirawat di RSCM tempat praktek TERGUGAT.
In
A
c. mendapatkan isi rekaman medis.
Bahwa sebagaimana telah di uraikan pada pasal-pasal sebelumnya,
ah
lik
PENGGUGAT tidak pernah melihat rekaman medis Pasien atau
sejenisnya. Bahkan PENGGUGAT mendapat penolakan untuk
am
ub
mengetahui isi rekaman medis / resume medis pasien dari RSCM.
si
ne
ng
VI. PETITUM
do
gu
PERMOHONAN PROVISI :
lik
ub
ep
karena telah melakukan tindakan medis yang beresiko tinggi (membedah) Pasien
es
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
4. Menyatakan TERGUGAT telah bersalah karena terbukti selalu salah dalam
a
memeriksa, mendiagnosa penyakit pada pasien bahkan setelah pembedahan
si
masih juga berubah – ubah (tidak jelas sakit apa), dan melakukan pembedahan
tanpa izin bahkan membuat pasien menjadi CACAT selama hidupnya.
ne
ng
5. Menghukum TERGUGAT untuk membayar seluruh kerugian materil yang diderita
oleh PENGGUGAT akibat perbuatan TERGUGAT karena telah menimbulkan
do
gu
KECACATAN PERMANEN PADA PASIEN sehingga MERUSAK MASA DEPAN
PASIEN.
In
A
6. Menghukum TERGUGAT UNTUK SEGERA MELAKSANAKAN Putusan Provisi
ini terhitung sejak diucapkannya provisi ini.
ah
lik
DALAM POKOK PERKARA
am
ub
1. Menerima dan mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya.
telah melakukan tindakan medis yang beresiko tinggi (Membedah) Pasien tanpa
ah
si
3. Menyatakan TERGUGAT telah bersalah karena terbukti selalu salah dalam
ne
ng
do
gu
lik
ub
sebesar Rp. 1.776.010.000,- (satu milyar tujuh ratus tujuh puluh enam sepuluh
ep
A. Kerugiaan materil: Rp. 776.010.000,- (tujuh ratus tujuh puluh enam juta
R
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
1. Menghukum TERGUGAT untuk meminta maaf kepada PENGGUGAT melalui
a
5 (lima) media cetak yaitu : kompas, Koran, Tempo, Suara Pembaharuan, dan
si
JAKARTA POST dan 8 media elektronik yaitu : SCTV, TRANS TV, RCTI,
INDOSIAR, METRO TV, TVRI, TRANS 7, ANTV, yang format dan isinya
ne
ng
ditentukan oleh PENGGUGAT selama 7 hari berturut – turut ;
do
gu 5.000.000,- (lima juta rupiah) per hari kepada PENGGUGAT, apabila tidak
melaksanakan putusan ini.
In
A
3. Menyatakan bahwa putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, meskipun
ada upaya verzet, banding, kasasi, perlawanan dan / atau peninjauan kembali
ah
lik
( uitvoerbaar bij Voorraad)
ub
dari perkara a quo ;
si
Penggugat yang dalam hal ini diwakili kuasanya bernama Ricky K Margono SH, MH
dan Yudha Eko Yossandy SH ;
ne
ng
do
kepada KEMENTRIAN KESEHATAN, IKATAN DOKTOR INDONESIA dan
gu
seseorang yang dalam hal ini dokter, sehingga alamat tergugat tidak dapat diketahui,
maka selanjutnya pihak Tergugat telah dipanggil melalui panggilan massa atau surat
ah
lik
kabar / koran SINDO pada tanggal 15 Juli 2015 dan tanggal 14 Agustus 2015 tetapi
Tergugat tetap tidak hadir atau menyuruh seseorang untuk datang dan hadir
dipersidangan untuk mewakilinya;
m
ub
Menimbang bahwa oleh karena Tergugat telah dipanggil secara patut dan sah,
ka
es
ng
pihak penggugat tidak ada mengajukan perubahan atau revisi atas gugatannya;
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang bahwa selanjutnya pihak Penggugat telah mengajukan bukti bukti
a
surat yang telah dicocokkan dengan aslinya serta diberi materai cukup yaitu :
si
1. KTP atas nama Gunawan (Penggugat) dengan NIK : 3215252601580001 dan
ne
ng
KTP atas nama Suhaenidengan NIK : 3215255204670002 (tidak ada aslinya)
2. Kartu Keluarga No3215252408070148;
3. Surat Keterangan Gaji tanggal 01 Juli 2010 (tidak ada aslinya)
do
gu
4. Keputusan Mentri Kesehatan RI No. : KP.04.012.1.1166 tentang kenaikan
pangkat PNS atas nama Gunawan (tidak ada aslinya)
In
A
5. Surat Penetapan Pengadilan Negeri KarawangNo.8/Pdt.P/2011/PN.Krw
6. Surat jawaban Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia
ah
lik
8. Surat jawabanPERHIMPUNAN RUMAH SAKIT SELURUH INDONESIA
9. Surat Pengantar Permintaan Dirawat tertanggal 16 Februari 2009
am
ub
10. Surat tanggapan KEMENTRIAN KESEHATAN,
11. Surat Kutipan Akta Kelahiran (tidak ada aslinya);
ep
12. Surat Hasil Pemeriksaan Radiologi tertanggal 16 Februari 2009
k
13. Surat Identitas Pasien Gedung A Rawat Inap terpadu tertanggal 1 Juli 2009
ah
si
14. Surat pengaduan kepada Majelis Kehormatan Kehormatan Disiplin Kddokteran
Indonesia (tidak ada aslinya);
ne
ng
do
gu
18. Surat Laporan Pembedahan dari RS. Ciptomangun Kusumo tanggal 16 Februari
2009;
ah
lik
19. Surat Permintaan Isi Resum Medis kepada RS. Ciptomangun Kusumo (tidak ada
aslinya);
m
ub
22. Surat Contoh Formulir Persetujuan tindakan Medis RS. Ciptomangun Kusumo
ep
a. Bekas luka jahit memanjang dari bawah dada sampai kebawah pusar
es
b. Bekas luka jahit memanjang dari bawah dada sampai kebawah pusar
M
ng
24. Surat tentang isi pasal 1365 KUHPerdata (Copy dari buku);
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
25. Surat tentang Peraturan Mentri Kesehatan RI No.290/Menkes/Per/III/2008 (Print
a
out dari internet);
si
26. Surat tentang Undang Undang RI No. 29 tahun 2004 (Print out dari internet);
27. Surat bukti bukti kerugian yang diderita Penggugat(Copy dari copy / tidak ada
ne
ng
aslinya);
a. Tagihan sementara dari RS. Ciptomangun Kusumo tanggal 14 Desember 2009
do
gu sebesar Rp.16.117.421
b. Rincian biaya sementara cost sharing Askes dan Umum RS. Ciptomangun
Kusumo sebesar RP. 50.723.268 (Copy dari copy / tidak ada aslinya);
In
A
28. Surat berupa buku tentang Tanggung jawab Hukum dan Sangsi bagi dokter
karangan dr. Hj. Anny Isfandyarie Sp.An, SH halaman 7 (Copy dari buku)(Copy
ah
lik
dari buku);
29. Surat berupa buku tentang Tanggung jawab Hukum dan Sangsi bagi dokter
am
ub
karangan dr. Hj. Anny Isfandyarie Sp.An, SH halaman 15-16 (Copy dari buku)
Menimbang bahwa selain daripada bukti surat tersebut pihak Penggugat juga
telah mengajukan saksi saksi dipersidangan yang telah memberikan keterangan
ep
k
1. Saksi SULASTRI ;
R
si
Menerangkan sebagai berikut :
ne
− Bahwa saksi kenal dengan Penggugat;
ng
− Bahwa saksi bekerja sebagai pembantu Rumah tangga pada Penggugat dari
do
gu
lik
ub
− Bahwa saksi menunggu dan merawat anak Penggugat sejak 15 Februari 2009
ep
− Bahwa sampai sekarang Nina yang sudah kembali kerumah hanya bisa
R
es
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa pada awalnya anak Penggugat diperiksa di ruang IGD kemudian
a
dilakukan pemeriksaan oleh dokter dan hasilnya dinyatakan terkena usus
si
buntu;
ne
ng
− Bahwa selanjutnya dilakukan operasi;
− Bahwa saksi mengetahui Penggugat dipanggil dokter, dan setelah keluar dari
do
gu ruangan Penggugat mengatakan “ kenapa pernyataan
baru ditandatangani setelah adanya operasi” ;
persetujuan operasi
In
A
− Bahwa selesai operasi keadaan Nina seperti timbul masalah baru karena
setiap mau buang air kecil dia merasa kesakitan;
ah
lik
− Bahwa setelah selesai operasi tersebut Nina mempergunakan alat bantu
buang air (kateter);
am
ub
2. Ahli bernama ACA SANJAYA ;
Menerangkan sebagai berikut :
ep
k
− Bahwa ahli berpendapat bahwa Putusan Verstek adalah apabila dalam suatu
ah
perkara perdata yang tidak dihadiri oleh Tergugat, meskipun sudah dilakukan
R
si
pemanggilan secara sah, seperti tertuang di dalam Pasal 125 ayat (1) HIR ;
ne
ng
Verstek dapat dikabulkan adalah 1. Tergugat tidak datang pada hari sidang
yang telah ditentukan; 2. Ia atau mereka tidak mengirimkan wakilnya ataupun
do
gu
lik
Kitab Undang-undang Hukum Perdata dalam buku III BW, pada bagian
tentang Perikatan yang dilahirkan demi Undang-undang”, yang berbunyi “tiap
perbuatan melanggar hukum,yang membawa kerugian kepada orang lain,
m
ub
ep
ng
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Ahli berpendapat bahwa gugatan yang tidak perna dihadiri oleh Tergugat,
a
yang harus diperhatikan adalah isi gugatannya;
si
− Ahli berpendapat bahwa dalam hukum perdata yang diperlukan adalah
ne
Kebenaran Formil;
ng
- Ahli berpendapat bahwa didalm hukum perdata, Subjek Hukum hanya terikat
oleh Undang-Undang dan Perjanjian.
do
gu Menimbang bahwa pihak Penggugat tidak ada mengajukan apa apa lagi dan
selanjutnya mohon putusan;
In
A
Menimbang bahwa untuk menyingkat isi putusan ini maka segala sesuatunya
yang terjadi di persidangan dan telah tercatat dalam berita acara persidangan yang
ah
lik
bersangkutan dianggap tercatat dan termuat dalam isi putusan ini;
TENTANG HUKUMNYA
am
ub
Menimbang bahwa gugatan Penggugat adalah sebagaimana tersebut diatas;
si
melakukan pembedahan tanpa izin penggugat, bahkan setelah pembedahan
ada tindakkan yang berubah ubah dan sekarang membuat pasien cacat selama
ne
ng
hidup;
do
gu
Penggugat telah diajukan bukti surat yang diberi tanda dari P-2 sampai P-10; P-12;
P-17; P-18; P-20; P-21; P-23; P-24; P-25; P-26; P-28; P-29; serta seorang saksi
bernama Sulstri dan Ahli bernama Aca Sanjaya;
In
A
Menimbang bahwa terhadap bukti surat yang bertanda P-1; P-3; P-4; P-5 s/d
P-11; P-13; P-14; P-15; P-16; P-19; P-22; P-27 karena tidak ada aslinya maka harus
ah
lik
ub
dengan keterangan saksi diatas Majelis telah memperoleh fakta fakta sebagai
berikut;
ka
ep
Kabupaten Karawang;
es
M
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
− Bahwa anak Penggugat bernama Nina dirawat di RS Ciptomangun Kusumo sejak
a
15 Februari 2009 sampai tahun 2013;
si
− Bahwa dari Surat Hasil Pemeriksaan Radiologi dari RS. Ciptomangun Kusumo
ne
ng
tanggal 15 Februari 2009 dan Surat Laporan Pembedahan dari RS. Ciptomangun
Kusumo tanggal 16 Februari 2009 terbukti pasien Nina Dwijayanti telah dilakukan
pemeriksaan radiologi dan pembedahan di RS Ciptomangun Kusumo
do
gu Menimbang bahwa berdasarkan fakta fakta tersebut selanjutnya akan
In
dipertimbangkan mengenai tuntutan pokok gugatan Penggugat yang mohon agar
A
tergugat dinyatakanterbukti bersalah melakukan tindakan perbuatan melawan
hukum dalam memeriksa, mendiagnosa penyakit dari pasien bernama NINA,
ah
lik
melakukan pembedahan tanpa izin penggugat, bahkan setelah pembedahan
ada tindakkan yang berubah ubah dan sekarang membuat pasien cacat selama
am
ub
hidup;
domisili gugatan yang diajukan di daerah hukum tempat Penggugat berdiam diri atau
bertempat tinggal ini apakah sudah memenuhi syarat ketentuan pasal 118 HIR;
ah
si
Menimbang bahwa pasal 118 HIR yang prinsip dasarnya menganut pada azas
actor sequitor forumrer dimana gugatan harus diajukan ke tempat tinggal tergugat
ne
ng
Menimbang bahwa ketika alamat Tergugat atau para Tergugat tidak diketahui
do
gu
lagi maka sesuai dengan ketentuan dalam pasal 118 HIR ayat ( ) gugatan dapat
diajukan ke tempat tinggal Penggugat, maka dengan berdasarkan pada ketentuan
In
A
tersebut tentunya terhadap gugatan ini yang diajukan ke tempat tinggal Penggugat,
menurut Majelis sudah tepat dan berdasar hukum;
ah
lik
ub
− bahwa dari Surat Hasil Pemeriksaan Radiologi tanggal 15 Februari 2009 terbukti
ka
− bahwa dari Surat Laporan Pembedahan tanggal 16 Februari 2009 terbukti anak
R
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
Menimbang bahwa dari pertimbangan diatas terbukti bahwa ada keterlibatan
a
secara langsung dari RS. Ciptomangun Kusumo dalam proses operasi pembedahan
si
usus buntu atas anak Penggugat bernama Nina Dwijayanti, sehingga sangat pantas
dan cukup beralasan untuk menarik RS. Ciptomangun Kusumo sebagai pihak dalam
ne
ng
gugatan ini, sehingga akan ada tanggapan dari RS. Ciptomangun Kusumo bahwa
benar tindakkan operasi usus buntu terhadap pasien Nina Dwijayanti tersebut
do
gu
dilakukan Tergugat di RS. Ciptomangun Kusumo;
In
A
tersebut berada dalam sebuah hubungan kerja denganRS. Ciptomangun Kusumo,
sehingga sudah sepantasnya RS. Ciptomangun Kusumo ikut bertanggung jawab atas
ah
lik
Menimbang bahwa dengan ditariknya RS. Ciptomangun Kusumo sebagai
am
ub
pihak Tergugat dalam gugatan ini tentunya dapat dibuktikan bahwapasien Nina
Dwijayanti pernah dirawat di Gedung A Rawat Inap terpadu sejak tertanggal 1 Juli
2009 dan juga bisa dibuktikan kerugian yang diderita Penggugat secara rinci yaitu :
ep
k
si
2. Rincian biaya cost sharing Askes dan Umum RS. Ciptomangun Kusumo sebesar
ne
ng
do
gu
konstruksi gugatan Penggugat adalah kurang pihak karena tidak menarik RS.
Ciptomangun Kusumo sebagai pihak tergugat ;
In
A
lik
ontvankelijke verklart) ;
ub
bersangkutan ;
ka
M E N G A D I L I :
ep
(Verstek) ;
R
verklart) ;
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am
u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia
ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk
3. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara yang sampai saat ini
a
diperkirakan berjumlah Rp 7.236.000,- (tujuh juta dua ratus tiga puluh enam ribu
si
rupiah ) ;
ne
ng
Demikian diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Negeri Karawang, pada hari Kamis tanggal 10 Desember 2015, oleh
kami, Eko Susanto, S.H., sebagai Hakim Ketua, Tommy Manik, S.H. dan Diah
do
gu
Rahmawati, S.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut pada
hari Senin tanggal 14 Desember 2015, diucapkan dalam persidangan terbuka untuk
In
A
umum oleh Hakim Ketua dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota tersebut, Wahyu
Gunawan, S.H., Panitera Pengganti dan kuasa Penggugat, akan tetapi tidak dihadiri
ah
oleh Tergugat ;
lik
am
ub
Hakim-Hakim Anggota: Hakim Ketua,
TTD TTD
ep
Tommy Manik, SH, Eko Susanto, SH.
k
ah
TTD
R
si
Diah Rahmawati, SH
Panitera Pengganti,
ne
ng
TTD
do
Wahyu Gunawan, SH.
gu
Perincian biaya :
In
1. Pendaftaran : Rp. 30.000,-
A
lik
ub
ep
ribu rupiah).
ah
es
M
ng
on
d
In
A
Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h
pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik
Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27