Anda di halaman 1dari 16

Binamulia Hukum Vol. 7 No.

2, Desember 2018
PROSES PENYELESAIAN SENGKETA PERASURANSIAN
DI BADAN MEDIASI DAN ARBITRASE ASURANSI INDONESIA (BMAI)

Andi Muhammad Reza Pahlevi N, Fandi Ramadhan


Fakultas Hukum Universitas Krisnadwipayana
amrpn69@unkris.ac.id

ABSTRAK
Sengketa (dispute) merupakan hal yang biasa terjadi di dunia bisnis. Hal yang sama juga
terjadi pada industri asuransi. Perjanjian asuransi menggunakan terminologi yang pada
umumnya hanya dipahami oleh pelaku bisnis asuransi, antara lain disclosure material facts,
warranty yang bersifat expressed maupun implied warranty dan lain-lain. Badan Mediasi
dan Arbitrase Asuransi Indonesia, sebuah badan hukum yang berbentuk perhimpunan yang
bersifat independen dan imparsial, memberikan pelayanan untuk penyelesaian sengketa klaim
(tuntutan ganti rugi atau manfaat) asuransi antara anggotanya yaitu Perusahaan Asuransi dan
Tertanggung atau Pemegang Polis. BMAI berupaya menyelesaikan sengketa klaim asuransi
secara lebih cepat, adil, murah, dan informal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
Proses Penyelesaian Sengketa Asuransi di Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia
dan sifat dari hasil atau putusan yang dibuat oleh Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi
Indonesia. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analisis. Fokus penulisan ini
meliputi Proses Penyelesaian Sengketa melalui Mediasi, Ajudikasi, dan Arbitrase di Badan
Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia. Jenis dan sumber data yang digunakan adalah
data Sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu library research dengan
melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari membaca dan memahami buku-buku,
literatur, serta peraturan-peraturan yang relevan dengan permasalahan yang dibahas.

Kata Kunci: asuransi, mediasi, arbitrase.

ABSTRACT
Disputes are common in the business world. The same thing happened in the insurance
industry, the insurance agreement uses terminology that is generally only understood by
insurance businesses, including disclosure of material facts, express and implied warranty,
etc. The Indonesian Insurance Mediation and Arbitration Agency (BMAI), a legal entity in
the form of an independent and impartial Society, provides services for dispute settlement
claims (demands for compensation or benefits) of insurance between its members, namely the
Insurance Company and the Insured or Policy Holder. The BMAI seeks to resolve disputes in
insurance claims more quickly, fairly, cheaply and informally. This study aims to determine
the Insurance Dispute Settlement Process in the BMAI and the nature of the results or
decisions made by the BMAI. The type of research used is descriptive analysis. The focus
of this writing includes the Dispute Resolution Process through Mediation, Adjudication
and Arbitration at the BMAI. The type and source of data used are secondary data. Data
collection techniques used are library research by collecting data obtained from reading and
understanding books, literature, and regulations that relevant to the issues discussed.

Keywords: insurance, mediation, arbitration.

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan) 179


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
PENDAHULUAN bentuknya adalah perikatan antara penyedia
Latar Belakang jasa asuransi dan penggunanya, terkadang
Usaha Perasuransian telah cukup lama muncul ketidaksepahaman di belakang hari.
hadir dalam perekonomian Indonesia dan Misalnya, ketika pengguna asuransi ingin
ikut berperan dalam perjalanan sejarah mengklaim sesuatu yang diasuransikan,
bangsa berdampingan dengan sektor seperti kendaraan bermotor atau klaim
kegiatan ekonomi lainnya. Asuransi adalah kesehatan. Namun setidaknya, dalam
suatu perjanjian dengan mana seorang industri asuransi, sengketa atau muncul
penanggung mengikatkan diri kepada ketidaksepahaman pada umumnya terkait
seorang tertanggung dengan menerima dua (2) hal, yakni terkait:
suatu premi, untuk memberikan penggantian 1. Tanggung jawab polis (liability)
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan 2. Nilai ganti rugi (quantum of claim).
atau kehilangan keuntungan yang diharapkan Bagaimanakah penyelesaiannya jika
yang mungkin akan dideritanya karena suatu mengalami sengketa asuransi? kita tentu
peristiwa yang tak tertentu.1 dapat melihat kembali polis asuransi, karena
Perjanjian asuransi memiliki sejumlah di sana dipastikan terdapat klausul tentang
sifat-sifat khas yang berlaku universal. Sifat- penyelesaian sengketa (dispute clause)
sifat khas tersebut adalah sebagai berikut: yang pada umumnya mencantumkan dua
1. Asuransi adalah perjanjian pribadi pilihan forum penyelesaian sengketa yakni
(personal contract). Hanya pihak yang pengadilan atau arbitrase.
mengikatkan diri yang berhak atas Pertama, melalui pengadilan. Jalur
ganti kerugian. Polis asuransi tidak penyelesaian ini dikenal oleh masyarakat
dapat dipindahtangankan kepada pihak umum untuk menyelesaikan berbagai macam
lain tanpa seizin penanggung terutama sengketa yang terjadi tidak hanya sengketa
jika akan meningkatkan risiko bagi bisnis tetapi juga sengketa-sengketa perdata
penanggung. lainnya, mulai dari pemeriksaan bukti surat,
2. Perjanjian Sepihak (unilateral saksi-saksi bahkan juga pemeriksaan ahli.
contract). Pada perjanjian asuransi, Namun, beracara di pengadilan terkadang
seolah-olah hanya penanggung yang membutuhkan waktu yang panjang untuk
membuat perikatan untuk melakukan mendapat putusan yang berkekuatan
suatu prestasi walaupun polis bersifat hukum tetap (inkracht van gewisjde)
kondisional, yaitu perjanjian asuransi karena jenjangnya Pengadilan Negeri (PN),
batal apabila tertanggung melanggar Pengadilan Tinggi (PT), dan Mahkamah
kondisi-kondisi tertentu dari polis. Agung (MA).
3. Perjanjian Bersyarat (conditional Kedua, arbitrase. Aribtrase pun terbagi
contract). Perjanjian asuransi tersebut menjadi dua: arbitrase ad hoc dan arbitrase
tidak selalu berjalan sesuai dengan institusi contohnya Badan Arbitrase
isi perjanjian, terkadang terdapat Nasional Indonesia (BANI). Proses
perselisihan yang timbul dari perjanjian keduanya mengacu pada Undang-Undang
asuransi tersebut. Di dalam perjanjian Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan
asuransi tersebut biasanya dicantumkan Alternatif Penyelesaian Sengketa. Putusan
klausul penyelesaian sengketa, yakni arbitrase bersifat final dan mengikat para
para pihak sepakat untuk menyelesaikan pihak (final and binding). Agar putusan
sengketa di lembaga arbitrase.2 arbitrase mempunyai kekuatan eksekutorial,
Dalam industri asuransi, karena maka putusan tersebut dalam jangka waktu
1. Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Pasal 246.
2. Sentosa Sembiring, Hukum Asuransi, (Bandung: Nuansa Aulia, 2014), hlm. 19.

180 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
30 (tiga puluh) hari setelah dibacakan harus masyarakat, dengan menitikberatkan kepada
segera didaftarkan ke Pengadilan Negeri. kepentingan perseorangan.4
Dalam penyelesaian sengketa asuransi Definisi perjanjian menurut Subekti
selain melalui Pengadilan Negeri maupun sebagaimana disebutkan dalam bukunya
BANI, dapat juga melalui Badan Mediasi yang berjudul Hukum Perjanjian, yaitu
dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI). Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
BMAI merupakan lembaga yang seorang berjanji kepada orang lain atau
independen. Oleh karena belum adanya dimana dua orang itu saling berjanji untuk
peraturan pemerintah, peraturan menteri, melaksanakan sesuatu hal.5
atau undang-undang yang mengatur Badan Menurut Marwan dan Jimmy P,
Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI), asuransi adalah suatu bentuk penjanjian
maka peneliti memutuskan untuk menulis pertanggungan dimana seorang penanggung
tentang “Proses Penyelesaian Sengketa mengikatkan diri kepada seorang
Perasuransian di Badan Mediasi dan tertanggung dengan menerima surat premi,
Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI).” untuk memberikan penggantian kepada
Rumusan Masalah tertanggung jika mengalami suatu kerugian,
Di dalam tulisan ini, penulis membahas kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang
hal-hal seputar Badan Mediasi Asuransi diharapkan karena suatu peristiwa yang tak
Indonesia yaitu mengenai: tertentu.6
1. Bagaimana proses penyelesaian Sementara menurut Felix O. Soebagjo,
sengketa pada Badan Mediasi dan agen (keagenan) adalah orang yang
Arbitrase Asuransi Indonesia? mempunyai perusahaan untuk memberikan
perantaraan pada perbuatan persetujuan
2. Apakah putusan Badan Mediasi dan tertentu atas nama prinsipilnya.7
Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI)
Menurut Sudiarto, mediasi adalah
bersifat mengikat bagi para pihak?
sebuah mekanisme penyelesaian sengketa
Kerangka Teori dan Konsep yang melibatkan pihak ketiga yang netral,
Menurut Simorangkir, hukum adalah dalam artian pihak ketiga dimaksud
peraturan-peraturan yang bersifat memaksa (mediator) tidak memiliki kompetensi
yang menentukan tingkah laku manusia untuk membuat keputusan. Mediator
dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat hanya diperkenankan memberikan tawaran
oleh badan-badan resmi yang berwajib, alternatif solusi dan para pihak sendiri yang
pelanggaran terhadap peraturan-peraturan pada akhirnya memberikan putusannya.8
tadi berakibat diambilnya tindakan, yaitu Sudikno Mertokusumo memberikan
dengan hukuman.3 definisi arbitrase sebagai berikut. Arbitrase
Sedangkan pengertian hukum atau perwasitan adalah suatu prosedur
perdata adalah hukum yang memuat penyelesaian sengketa di luar pengadilan
semua peraturan-peraturan, yang meliputi yang berdasarkan suatu persetujuan pihak-
hubungan-hubungan hukum antara orang pihak yang bersangkutan diserahkan kepada
yang satu dengan orang yang lain di dalam seorang wasit atau lebih.9
3. JCT Simorangkir, Kamus Hukum, (Jakarta: Aksara Baru, 1987), hlm. 70-71.
4. Ibid., hlm. 73.
5. R. Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 1985), hlm. 1.
6. M. Marwan dan Jimmy P, Kamus Hukum, Cetakan 1, (Surabaya: Reality Publisher, 2009), hlm. 70.
7. Felix O. Soebagjo, Laporan Naskah Akademis Peraturan Perundang-Undangan Tentang Keagenan, (Jakarta: Badan
Pembinaan Hukum Nasional Departemen Kehakiman, 1996), hlm. 8.
8. Sudiarto, Negosiasi, Mediasi, dan Arbitrase Penyelesaian Sengketa Alternatif di Indonesia, (Bandung: Pustaka Reka
Cipta, 2015), hlm. 32.
9. Ibid., hlm. 63.

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan) 181


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
Usaha perasuransian adalah segala 2. Memberikan pembayaran yang
usaha menyangkut jasa pertanggungan atau didasarkan pada meninggalnya
pengelolaan risiko, pertanggungan ulang tertanggung atau pembayaran yang
risiko, pemasaran dan distribusi produk didasarkan pada hidupnya tertanggung
asuransi atau produk asuransi syariah, dengan manfaat yang besarnya telah
konsultasi dan keperantaraan asuransi, ditetapkan dan/atau didasarkan pada
asuransi syariah, reasuransi, atau reasuransi hasil pengelolaan dana.13
syariah, atau penilaian kerugian asuransi Asuransi merupakan salah satu bentuk
atau asuransi syariah.10 pengalihan risiko. Pertimbangan yang
Perusahaan perasuransian adalah timbul dalam pengambilan keputusan
perusahaan asuransi, perusahaan asuransi terhadap bentuk penanganan risiko terhadap
syariah, perusahaan reasuransi, perusahaan bentuk penanganan risiko didasarkan pada
reasuransi syariah, perusahaan pialang apakah risiko yang berhasil diidentifikasi
asuransi, perusahaan pialang reasuransi, dan karena ketidakpastian tersebut dapat
perusahaan penilai kerugian asuransi.11 dicegah, dihindari, ditanggung sendiri atau
Pemegang polis adalah pihak yang harus dialihkan kepada pihak lain.14 Man
mengikatkan diri berdasarkan perjanjian S. Sastrawidjaja dan Endang mengatakan
dengan perusahaan asuransi, perusahaan bahwa dengan adanya kegunaan positif
asuransi syariah, perusahaan reasuransi, dari perlindungan asuransi, maka
atau perusahaan reasuransi syariah untuk keberadaan asuransi perlu dipertahankan
mendapatkan pelindungan atau pengelolaan dan dikembangkan. Untuk mengembangkan
atas risiko bagi dirinya, tertanggung, atau usaha ini banyak faktor yang perlu
peserta lain.12 diperhatikan antara lain peraturan perundang-
undangan yang memadai, kesadaran
masyarakat, kejujuran para pihak, pelayanan
PEMBAHASAN yang baik, tingkat pendapatan masyarakat,
Tinjauan Umum Tentang Asuransi pemahaman akan kegunaan asuransi serta
Asuransi adalah perjanjian antara dua pemahaman yang baik terhadap peraturan
belah pihak, yaitu perusahaan asuransi dan perundang-undangan yang terkait.15
pemegang polis, yang menjadi dasar bagi Berdasarkan tujuannya, asuransi dapat
penerimaan premi oleh perusahaan asuransi pula dibagi menjadi dua, yaitu asuransi
sebagai imbalan untuk: komersial dan asuransi sosial. Asuransi
1. Memberikan penggantian kepada komersial adalah bisnis asuransi yang
tertanggung atau pemegang polis sosial diselenggarakan dengan tujuan
karena kerugian, kerusakan, biaya utamanya untuk memperoleh keuntungan.
yang timbul, kehilangan keuntungan, Asuransi diselenggarakan dengan tujuan
atau tanggung jawab hukum kepada untuk memberikan jaminan sosial kepada
pihak ketiga yang mungkin diderita masyarakat atau sekelompok masyarakat.
tertanggung atau pemegang polis Asuransi komersial dapat juga dibedakan
karena terjadinya suatu peristiwa yang antara asuransi umum (asuransi kerugian)
tidak pasti; dengan asuransi jiwa.16
10. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian (LN No. 337 Tahun 2014, TLN No. 5618), Pasal 1
butir (4).
11. Ibid., Pasal 1 butir (14).
12. Ibid., Pasal 1 butir (22).
13. Ibid., Pasal 1 butir (1)
14. A. Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta: Sinar Grafika, 2013), hlm. 3.
15. Ibid.
16. Ibid., hlm. 4.

182 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
Landasan Hukum Asuransi di Indonesia perasuransian, upaya antisipasi lingkungan
Secara normatif terminologi lembaga perdagangan jasa yang lebih terbuka pada
(pranata hukum) asuransi, antara lain dapat tingkat regional, dan penyesuaian terhadap
ditemui dalam Pasal 1774 Kitab Undang- praktik terbaik (best practices) di tingkat
Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) internasional untuk penyelenggaraan,
yang mengemukakan sebagai berikut: pengaturan, dan pengawasan industri
“Suatu persetujuan untung-untungan perasuransian.
ialah suatu perbuatan yang hasilnya, Terdapat beberapa perbedaan antara
mengenai untung-ruginya, baik bagi Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1992
semua pihak maupun bagi sementara tentang Usaha Perasuransian dengan
pihak, tergantung pada suatu kejadian Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
yang belum pasti. Demikianlah: tentang perasuransian, yaitu:
persetujuan pertanggungan; bunga 1. Pada undang-undang yang lama, usaha
cagak hidup; perjudian dan pertaruhan. konsultan aktuaria merupakan salah
Persetujuan yang pertama diatur satu bidang usaha perasuransian yang
dalam Kitab Undang-Undang Hukum izin usahanya diberikan oleh menteri.
Dagang.”17 Sedangkan di undang-undang yang
Jika dilihat secara sepintas, apa baru, konsultan aktuaria tidak lagi
yang dijabarkan dalam ketentuan di atas, merupakan usaha perasuransian, tetapi
pertanggungan atau asuransi disebutkan merupakan salah satu profesi penyedia
sebagai perjanjian untung-untungan dan jasa bagi perusahaan perasuransian dan
bahkan sering juga disebut sebagai perjudian. konsultan aktuaria harus terdaftar di
Dalam hal ini agaknya perlu dikaji secara Otoritas Jasa Keuangan (OJK);
saksama atas apa yang dijabarkan dalam 2. Bentuk badan hukum usaha
pasal di atas. perasuransian adalah Perusahaan
Dilihat dari sudut pengaturan asuransi, Perseroan (Persero), koperasi,
tampaknya dari hari ke hari terus mengalami Perseroan Terbatas (PT), dan usaha
pembaruan sesuai perkembangan dunia bersama (mutual). Sedangkan pada
bisnis baik pada tataran nasional maupun undang-undang yang baru, bentuk
global. Hal ini juga terlihat menjelang badan hukum usaha perasuransian
akhir tahun 2004 tepatnya pada tanggal 19 adalah perseroan terbatas, koperasi, dan
Oktober 2004, pemerintah bersama dengan usaha bersama. Bagi pihak yang ingin
DPR menerbitkan Undang-Undang Nomor membentuk usaha bersama baru akan
40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan didorong untuk menjadi koperasi;
Sosial Nasional (UUSJSN). Sebagai tindak 3. Perusahaan perasuransian yang
lanjut dari lahirnya UUSJSN, terbit Undang- didirikan oleh warga negara Indonesia
Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang (WNI) dan/atau badan hukum
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Indonesia, tidak diatur kepemilikan dari
(UUBPJSN). badan hukum Indonesia yang menjadi
Pada Oktober 2014, Dewan Perwakilan pendiri perusahaan perasuransian
Rakyat (DPR) bersama pemerintah telah dan untuk perusahaan perasuransian
mengesahkan Undang-Undang Nomor patungan, juga tidak diatur kriteria
40 Tahun 2014 tentang Perasuransian. perusahaan asing yang menjadi
Pengaturan dalam undang-undang ini induk dari perusahaan perasuransian
mencerminkan perhatian dan dukungan patungan tersebut. Selain itu juga tidak
besar bagi upaya pelindungan konsumen jasa diatur kepemilikan warga negara asing
17. Sembiring, Hukum Asuransi, Op.cit., hlm. 5.

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan) 183


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
yang menjadi pemilik dari perusahaan Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi
asuransi patungan tersebut. Sedangkan Indonesia
pada undang-undang yang baru, 1. Sejarah BMAI. BMAI adalah sebuah
perusahaan perasuransian yang didirikan badan hukum berbentuk Perhimpunan,
oleh WNI dan/atau badan hukum berasaskan Pancasila, berlandaskan
Indonesia. Badan hukum Indonesia
Undang-Undang Dasar 1945, melakukan
yang menjadi pendiri perusahaan
kegiatan di bidang sosial didirikan oleh
perasuransian tersebut harus dimiliki
secara langsung atau tidak langsung oleh asosiasi-asosiasi usaha perasuransian
WNI. Untuk perusahaan perasuransian di Indonesia yaitu: Asosiasi Asuransi
patungan, pihak asing harus merupakan Umum Indonesia (AAUI), Asosiasi
perusahaan induk yang salah satu anak Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dan
perusahaannya yang bergerak di bidang Asosiasi Asuransi Jaminan Sosial
usaha perasuransian yang sejenis. Indonesia (AAJSI) yang secara resmi
Diatur juga bahwa WNA dapat menjadi berdiri tanggal 12 Mei 2006 dan
pemilik dari perusahaan perasuransian beroperasi pada tanggal 25 September
patungan melalui transaksi di bursa 2006.18
efek; Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi
4. Dalam undang-undang yang lama, Indonesia (BMAI) merupakan
tidak diatur tindak lanjut dari lembaga independen dan imparsial
pencabutan izin usaha perusahaan yang dibentuk dengan tujuan untuk
asuransi dan reasuransi. Sedangkan memberikan representasi yang
di undang-undang yang baru, bahwa seimbang antara tertanggung atau
paling lama 30 hari sejak tanggal pemegang polis dan penanggung/
dicabutnya izin usaha, perusahaan perusahaan asuransi. Pendirian
asuransi dan reasuransi yang dicabut Badan Mediasi Asuransi Indonesia
izinnya wajib menyelenggarakan (BMAI) digagas oleh industri
RUPS untuk memutuskan asuransi dan semua Federasi Asosiasi
pembubaran badan hukum Perasuransian Indonesia (FAPI) yaitu
perusahaan yang bersangkutan dan Asosiasi Asuransi Umum Indonesia
membentuk tim likuidasi. Apabila (AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa
perusahaan tersebut tidak dapat Indonesia (AAJI), dan Asosiasi
menyelenggarakan RUPS dan Asuransi Jaminan Sosial Indonesia
membentuk tim likuidasi, maka OJK (AAJSI), serta didukung oleh
memutuskan pembubaran badan pemerintah. Tujuan pendirian Badan
hukum perusahaan dan membentuk Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI)
tim likuidasinya; dan adalah untuk memberikan pelayanan
5. Terdapat beberapa ketentuan baru yang lebih profesional dan transparan
pada Undang-Undang Nomor 40 yang berbasis pada kepuasan dan
Tahun 2014 tentang Perasuransian, di perlindungan serta penegakan hak-
antaranya ketentuan mengenai saham hak tertanggung atau pemegang polis.
pengendali, program asuransi wajib, Badan Mediasi Asuransi Indonesia
penjaminan polis, pengelola statuter, (BMAI) secara resmi didirikan pada
ketentuan mengenai asuransi syariah, tanggal 12 Mei 2006 dan mulai
dan larangan penempatan asuransi beroperasi pada tanggal 25 September
pada perusahaan asuransi terafiliasi. 2006.19
18. Anonim, “Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia,” http://www.bmai.or.id/, diakses 11 Januari 2016.
19. BMAI, Peraturan Badan Mediasi Asuransi Indonesia, (Jakarta: BMAI, 2006), hlm. 64.

184 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
Pendiriannya BMAI sejalan dengan atau pemegang polis yang kurang
surat keputusan bersama empat menteri memahami asuransi dan kurang mampu
yaitu: untuk menyelesaikan suatu perkara
a. Menteri Koordinator Bidang melalui pengadilan negeri, apalagi
Perekonomian No. Kep. 45/M. membayar biaya bantuan hukum
EKON/07/2006; yang mahal. BMAI mengupayakan
penyelesaian sengketa klaim secara
b. Gubernur Bank Indonesia No. 8/50/
lebih cepat, adil, murah, dan informal.
KEP.GBI/2006;
2. Jenis Penyelesaian Sengketa di BMAI.
c. Menteri Keuangan No. 357/
Penyelesaian sengketa klaim (tuntutan
KMK.012/2006; dan
ganti rugi/manfaat) dilakukan oleh
d. Menteri Negara Badan Usaha Milik BMAI dalam 3 (tiga) bagian yaitu:
Negara No. KEP-75/MBU/2006 tahap mediasi, tahap ajudikasi, serta
tentang Paket Kebijakan Sektor tahap arbitrase:
Keuangan yang ditetapkan di
a. Mediasi merupakan salah satu
Jakarta tanggal 5 Juli 2006.
alternatif penyelesaian sengketa.
Dengan terbitnya Peraturan Otoritas Secara etimologi (bahasa), mediasi
Jasa Keuangan (POJK) Nomor 1/ berasal dari bahasa latin “mediare”
POJK.07/2014 tentang Lembaga yang berarti “berada di tengah”
Alternatif Penyelesaian Sengketa karena seseorang yang melakukan
(LAPS) di Sektor Jasa Keuangan, mediasi (mediator) harus berada
BMAI harus mengadakan beberapa di tengah orang yang bertikai atau
penyesuaian agar ia dapat diterima bersengketa. Dalam permohonan
sebagai LAPS yang diakui oleh penyelesaian sengketa klaim
OJK. Oleh karena itu, BMAI telah asuransi yang diterima BMAI akan
memperluas kegiatannya dengan fungsi ditangani oleh mediator yang akan
penyelenggara arbitrase dan mengubah berupaya agar tertanggung atau
namanya menjadi Badan Mediasi dan pemegang polis dan penanggung
Arbitrase Asuransi Indonesia. (perusahaan asuransi) dapat
BMAI memberikan pelayanan untuk mencapai kesepakatan untuk
penyelesaian sengketa klaim (tuntutan penyelesaian sengketa secara damai
ganti rugi atau manfaat) asuransi antara dan wajar bagi kedua belah pihak.
anggotanya yaitu perusahaan asuransi Mediator akan bertindak sebagai
dan tertanggung atau pemegang polis. penengah antara tertanggung
Mediator, ajudikator dan arbiter BMAI atau pemegang polis (pemohon)
terdiri dari tokoh-tokoh berpengalaman dan penanggung atau perusahaan
baik dalam bidang perasuransian asuransi (termohon);
maupun bidang hukum dan dengan b. Ajudikasi (adjudication) adalah
demikian ada jaminan bahwa BMAI penyelesaian perkara atau sengketa
selalu bertindak independen, adil, dan di pengadilan atau melalui jalur
transparan. hukum. Apabila sengketa klaim
BMAI adalah suatu lembaga yang (tuntutan ganti rugi atau manfaat)
mudah diakses masyarakat tertanggung tidak dapat diselesaikan melalui
atau pemegang polis. Melalui proses mediasi (tahap 1), maka pihak
mediasi dan ajudikasi BMAI membantu pemohon dapat mengajukan
menyelesaikan sengketa klaim (tuntutan permohonan kepada ketua BMAI
ganti rugi/manfaat) dan memberikan agar sengketanya dapat diselesaikan
solusi yang mudah bagi tertanggung melalui proses ajudikasi. Sengketa

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan) 185


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
akan diputuskan oleh majelis b. Uraian singkat tentang sengketa;
ajudikasi yang ditunjuk oleh BMAI; dan
dan c. Isi tuntutan yang jelas.
c. Arbitrase. Istilah Arbitrase berasal 2. Menyertakan lampiran-lampiran
dari kata “arbitrare” (bahasa
a. Akta daftar bukti yang diajukan
latin) yang berarti “kekuasaan
berikut keterangannya;
untuk menyelesaikan suatu
perkara menurut kebijaksanaan.” b. Fotokopi bukti-bukti, dengan
Menurut SK BMAI No. 001/SK- ketentuan jika tidak disertakan.
BMAI/09.2014, arbitrase diartikan maka dalam permohonan arbitrase
cara penyelesaian sengketa perdata harus diterangkan bahwa fotokopi
di luar pengadilan umum yang bukti-bukti akan diajukan dalam
diselenggarakan di BMAI dengan persidangan;
menggunakan peraturan dan c. Fotokopi perjanjian arbitrase yang
prosedur ini yang didasarkan pada mendasari permohonan arbitrase;
perjanjian arbitrase. dan
Para pihak dapat menyetujui secara d. Fotokopi bukti bayar atas biaya
tertulis mengenai penyelesaian suatu pendaftaran sesuai dengan peraturan
sengketa yang terjadi atau yang akan terjadi dan prosedur.
antara mereka melalui arbitrase BMAI Penyelesaian Sengketa di Badan Mediasi
dalam suatu dokumen perjanjian arbitrase. dan Arbitrase Asuransi Indonesia
Perjanjian arbitrase harus menyebutkan
secara tegas penunjukannya atas forum 1. Jenis sengketa di BMAI. Sengketa yang
arbitrase BMAI. Dalam hal timbul sengketa ditangani adalah perselisihan antara
dan sebelum pemohon mengajukan konsumen asuransi dan penanggungnya
pendaftaran permohonan arbitrase kepada sehubungan dengan:
BMAI, pemohon harus memberitahukan a. Penolakan pembayaran klaim
melalui surat tercatat, telegram, teleks, karena dinyatakan tidak terdapat
faksimile, email, atau dengan buku ekspedisi tanggung jawab polis;
kepada termohon dengan tembusan kepada b. Nilai klaim yang ditawarkan lebih
pengurus bahwa syarat arbitrase yang rendah dari nilai klaim yang dituntut
diadakan oleh para pihak sudah berlaku. konsumen asuransi;
Namun, apabila perjanjian arbitrase dibuat
setelah timbulnya sengketa, notifikasi seperti c. Pemulihan polis (reinstatement) dan
itu tidak diperlukan lagi. penebusan polis (surrender);
Berdasarkan Pasal 6 SK BMAI No. d. Pemohon yang mengajukan adalah
001/SK-BMAI/09.2014 ayat (1), arbitrase pihak yang berkepentingan;
diselenggarakan berdasarkan permohonan e. Sengketa yang belum pernah
arbitrase yang diajukan pendaftarannya diajukan dan belum pernah
oleh pemohon kepada BMAI dan Pasal disidangkan di pengadilan;
2 menyatakan permohonan arbitrase f. Khusus untuk penanganan melalui
didaftarkan dengan menyertakan salinan mediasi dan atau ajudikasi; dan
surat tuntutan dalam jumlah yang cukup g. Tuntutan klaim yang bernilai
bagi keperluan persidangan arbitrase dan setinggi-tingginya 750 juta rupiah
surat tuntutan harus: per klaim untuk asuransi umum
1. Memuat sekurang-kurangnya: dan 500 juta rupiah per klaim untuk
a. Nama lengkap, dan tempat tinggal asuransi jiwa dan asuransi jaminan
atau tempat kedudukan para pihak; sosial.

186 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
2. Tiga macam proses dapat ditempuh, sesuai dengan yang ditetapkan
baik secara bertahap atau secara sendiri- oleh pengawas BMAI;
sendiri yaitu: mediasi, ajudikasi, dan 3) Nilai tuntutan ganti rugi
arbitrase. atau manfaat polis yang
a. Proses mediasi. Berdasarkan dipersengketakan tidak
surat keputusan No. 008/SK- melebihi 750 juta rupiah per
BMAI/11.2014 tentang Peraturan klaim untuk asuransi kerugian/
dan Prosedur Mediasi Badan umum dan 500 juta rupiah per
Mediasi Asuransi dijelaskan klaim untuk asuransi jiwa dan
ketentuan dan proses penyelesaian asuransi jaminan sosial;
sengketa melalui mediasi di BMAI, 4) Pemohon harus mengisi dan
yaitu: menyampaikan Formulir
1) Mediasi diselenggarakan setelah Permohonan Penyelesaian
para pihak menandatangani Sengketa (FPPS) yang telah
surat perjanjian mediasi dan disediakan oleh BMAI sebagai
para pihak sepakat untuk dasar BMAI melakukan
memenuhi dan tunduk pada investigasi suatu sengketa.
semua ketentuan yang terdapat FFPS yang sudah dilengkapi
dalam peraturan dan prosedur dapat diantar langsung ke
mediasi, termasuk semua alamat kantor BMAI dan/atau
perubahan, modifikasi dan/ dapat dikirim melalui faksimile
atau pemutakhiran yang dibuat BMAI dan/atau melalui alamat
oleh BMAI atas ketentuan dari email BMAI;
peraturan dan prosedur mediasi 5) FPPS harus diisi dan
ini; disampaikan oleh pemohon
2) Anggota akan memberikan kepada BMAI paling lama
kepada mediator semua data, dalam waktu 6 (enam) bulan
informasi, dan materi yang terhitung sejak anggota
relevan dengan suatu sengketa menyampaikan surat penolakan
untuk memungkinkan bagi final kepada pemohon dan
mediator melakukan upaya selama dalam kurun waktu 6
mediasi secara menyeluruh, (enam) bulan tersebut tidak
dan akan menghadiri ada tanggapan/sanggahan dari
atau memastikan agar pihak pemohon;
perwakilannya menghadiri
6) Pemohon wajib memberikan
semua wawancara yang diminta
bukti-bukti dan/atau dokumen
oleh mediator. Apabila anggota
sebagai kelengkapan FPPS;
bertindak tidak sesuai dengan
ketentuan tersebut, BMAI 7) Setelah FPPS diterima BMAI,
berwenang meminta para pihak sengketa akan ditangani oleh
untuk melakukan langkah- mediator dengan melakukan
langkah perbaikan yang perlu verifikasi kelengkapan dan
dilaksanakan dalam jangka kebenaran administrasi sesuai
waktu 14 (empat belas) hari yang dipersyaratkan;
sejak terjadinya pelanggaran. 8) BMAI akan memberikan
Apabila anggota tidak jawaban ke pemohon dalam
memenuhi hal tersebut, maka jangka waktu 3 (tiga) hari
BMAI akan mengenakan sanksi setelah FPPS diterima;

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan) 187


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
9) Mediator akan meneliti hal- dengan mengesampingkan
hal sebagai berikut: a) Apakah penyelesaian sengketa melalui
sengketa telah memenuhi syarat Pengadilan Negeri atau lembaga
sebagai sengketa yang sah; b) alternatif penyelesaian sengketa
Apakah sengketa merupakan lainnya. Sengketa yang dapat
sengketa yang dikecualikan; c) diselesaikan melalui ajudikasi
Apakah pemohon memenuhi BMAI hanya sengketa yang
syarat sebagai pemohon; memenuhi persyaratan sebagai
d) Apakah permohonan berikut:
untuk melakukan investigasi 1) Sengketa di bidang
disampaikan dalam jangka perasuransian atau yang terkait
waktu sesuai ketentuan. dengan perasuransian;
10) Selanjutnya apabila tidak 2) Sengketa mengenai hak yang
tercapai kesepakatan antara menurut hukum dan peraturan
mediator dengan anggota, perundang-undangan dikuasai
mediator akan melakukan sepenuhnya oleh para pihak;
pendekatan kepada pemohon
3) Sengketa yang menurut
dan menjelaskan dengan sebaik-
peraturan perundang-undangan
baiknya alasan penolakan
dapat diadakan perdamaian;
anggota serta tawaran yang
dan
diberikan anggota (jika ada);
dan 4) Sengketa yang telah
menempuh upaya mediasi
11) Apabila pemohon tidak
BMAI tetapi para pihak tidak
sepenuhnya dapat menerima
berhasil mencapai kesepakatan
alasan penolakan anggota tetapi
perdamaian, dan belum atau
bersedia untuk menerima suatu
tidak mencari upaya hukum
ganti rugi secara kompromi,
lainnya di luar BMAI.
maka mediator akan melakukan
pendekatan kepada anggota. Adapun prosedur ajudikasi
Apabila anggota setuju, maka pada BMAI tertuang dalam
sengketa dapat diselesaikan Surat Keputusan No. 009/SK-
tetapi apabila anggota tidak BMAI/11.2014 tentang Peraturan
setuju, maka sengketa dapat dan Prosedur Ajudikasi Badan
dilanjutkan ke tingkat ajudikasi Mediasi Asuransi. Dengan tahapan
sebagai berikut:
b. Proses Ajudikasi. Berdasarkan
Surat Keputusan No. 009/SK- 1) Ajudikasi diselenggarakan
BMAI/11.2014 tentang Peraturan berdasarkan permohonan
dan Prosedur Ajudikasi Badan ajudikasi yang diajukan
Mediasi Asuransi menyebutkan pendaftarannya oleh pemohon
bahwa penyelesaian sengketa ini kepada BMAI;
dilakukan antara para pihak dalam 2) Pendaftaran permohonan
suatu hubungan hukum tertentu ajudikasi harus dilakukan oleh
di bidang perasuransian atau yang pemohon dengan cara mengisi
terkait dengan perasuransian dan dan menyampaikan Formulir
telah mengadakan perjanjian Permohonan Penyelesaian
ajudikasi atas dasar itikad baik Sengketa Ajudikasi (FPPSAJ)
dengan berlandaskan tata cara sebagai dasar BMAI melakukan
kooperatif dan non konfrontatif investigasi atas suatu sengketa;

188 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
3) FPPSAJ yang sudah 8) Pemeriksaan sengketa dalam
dilengkapi diantar langsung ajudikasi dilakukan secara
oleh pemohon ke alamat kantor tertulis. Pemeriksaan secara
BMAI paling lama dalam waktu lisan atau tatap muka dapat
10 (sepuluh) hari terhitung dilakukan apabila dianggap
sejak hari upaya penyelesaian perlu oleh majelis;
sengketa melalui mediasi BMAI 9) Sebelum proses ajudikasi
tidak mencapai kesepakatan dimulai, para pihak akan
perdamaian; diberitahukan untuk
4) FFPSAJ harus disertai menandatangani surat perjanjian
permohonan ajudikasi sebanyak ajudikasi untuk memastikan
5 (lima) rangkap; agar hak-hak dan kewajiban
5) Konfirmasi penerimaan para pihak kepada satu sama
atau penolakan terhadap lainnya telah dinyatakan secara
pendaftaran permohonan jelas. Bilamana anggota tidak
ajudikasi disampaikan oleh bersedia menandatangani surat
pengurus kepada pemohon, perjanjian ajudikasi, proses
dengan tembusan termohon, ajudikasi dapat tetap berjalan;
dalam jangka waktu paling dan
lama 10 (sepuluh) hari terhitung 10) Jangka waktu pemeriksaan
sejak tanggal FPPSAJ dan ajudikasi adalah paling lama
permohonan ajudikasi diterima 60 (enam puluh) hari terhitung
oleh pengurus; sejak tanggal pembentukan
6) Apabila pendaftaran majelis.
permohonan ajudikasi ditolak c. Proses arbitrase. Arbitrase
pengurus, pemohon dapat merupakan cara penyelesaian
mengajukannya kembali sengketa perdata di luar peradilan
dengan memenuhi persyaratan umum yang diselenggarakan di
yang diperlukan paling lambat BMAI dengan menggunakan
15 (lima belas) hari terhitung peraturan dan prosedur ini yang
berakhirnya batas waktu; didasarkan pada perjanjian arbitrase.
7) Apabila pendaftaran Dalam suatu hubungan hukum
permohonan ajudikasi tertentu di bidang perasuransian atau
dinyatakan diterima, maka yang terkait dengan perasuransian
akan: a) Memuat pula nama 3 dan telah mengadakan perjanjian
(tiga) orang ajudikator yang arbitrase yang secara tegas
ditunjuk pengurus untuk menyatakan bahwa semua sengketa
memeriksa dan mengadili yang timbul atau mungkin timbul
dari hubungan hukum tersebut akan
sengketa antara pemohon dan
diselesaikan dengan cara arbitrase
termohon; b) Melampirkan
BMAI. Penyelesaian sengketa
salinan permohonan ajudikasi berdasarkan peraturan dan prosedur
kepada termohon dan meminta arbitrase dilakukan atas dasar itikad
termohon untuk menyiapkan baik dengan berlandaskan tata cara
jawaban, yang harus diserahkan kooperatif dan non konfrontatif
kepada pengurus dalam waktu dengan mengesampingkan
10 (sepuluh) hari sejak surat ini penyelesaian sengketa melalui
diterima. Pengadilan Negeri dan atau lembaga

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan) 189


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
alternatif penyelesaian sengketa 3) Termohon harus memberikan
lainnya. tanggapan kepada pemohon
Sengketa yang dapat diselesaikan dengan tembusan kepada
melalui arbitrase BMAI hanya pengurus paling lambat dalam
sengketa di bidang perasuransian jangka waktu 10 (sepuluh)
atau yang terkait dengan hari terhitung sejak menerima
perasuransian, yang salah satu notifikasi tersebut, khususnya
pihak adalah anggota BMAI tanggapan mengenai jumlah
dan mengenai hak yang menurut arbiter yang diusulkan
hukum dan peraturan perundang- pemohon. Apabila perjanjian
undangan dikuasai sepenuhnya arbitrase dibuat setelah
oleh pihak yang bersengketa, serta timbulnya sengketa, notifikasi
yang menurut peraturan perundang- ini tidak diperlukan lagi;
undangan dapat diadakan 4) Permohonan arbitrase
perdamaian. Surat Keputusan No. didaftarkan dengan
001/SK-BMAI/09.2014 tentang menyertakan salinan surat
Peraturan dan Prosedur Arbitrase tuntutan dalam jumlah
Badan Mediasi Asuransi merupakan yang cukup bagi keperluan
aturan terkait prosedur arbitrase di persidangan arbitrase;
Badan Mediasi Asuransi Indonesia. 5) Konfirmasi penerimaan atau
Adapun prosedur arbitrasenya penolakan terhadap pendaftaran
adalah sebagai berikut: permohonan arbitrase
1) Permohonan arbitrase kepada disampaikan oleh pengurus
BMAI, pemohon harus kepada pemohon, dengan
memberitahukan melalui tembusan kepada termohon,
surat tercatat, telegram, dalam jangka waktu paling
teleks, faksimile, email, atau lama 10 (sepuluh) hari terhitung
dengan buku ekspedisi kepada sejak tanggal pengajuan;
termohon dengan tembusan 6) Apabila pendaftaran
kepada pengurus bahwa syarat permohonan arbitrase ditolak
arbitrase yang diadakan oleh pengurus, pemohon dapat
para pihak sudah berlaku; mengajukannya kembali
2) Surat pemberitahuan harus dengan memenuhi persyaratan
memuat dengan jelas hal- yang diperlukan;
hal sebagai berikut: a) Nama 7) Terhadap pendaftaran
dan alamat para pihak; b) permohonan arbitrase yang
Penunjukan kepada perjanjian diterima, sekretariat pada
arbitrase; c) Dasar tuntutan dan tanggal yang sama dengan
jumlah yang dituntut; d) Cara tanggal konfirmasi dimaksud
penyelesaian yang dikehendaki; mencatatkan permohonan
dan e) Perjanjian yang diadakan arbitrase ke dalam buku
oleh para pihak tentang jumlah register perkara BMAI dan
arbiter atau apabila tidak pernah membubuhkan kode nomor
diadakan perjanjian semacam registrasi perkara;
itu, pemohon dapat mengajukan 8) Pengurus dapat melimpahkan
usul tentang jumlah arbiter kewenangan melakukan
yang dikehendaki dalam jumlah verifikasi terhadap pendaftaran
ganjil. permohonan arbitrase

190 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
kepada personil sekretariat, 10 (sepuluh) hari terhitung
termasuk untuk memberikan sejak berakhirnya batas waktu
pernyataan penerimaan maupun tersebut. Penunjukan arbiter
penolakannya; tunggal yang dilakukan oleh
9) Pengurus menunjuk 1 (satu) pengurus bersifat final dan
atau lebih personil sekretariat mengikat para pihak kecuali ada
untuk menjadi sekretaris sidang; pengajuan hak ingkar;
10) Para pihak dalam perjanjian 12) Arbiter yang ditunjuk dapat
arbitrase dapat menyepakati menerima atau menolak
jumlah arbiter yang akan penunjukan tersebut dengan
memeriksa dan memutuskan pemberitahuan mengenai
sengketa antara para pihak, penerimaan/penolakan secara
dalam jumlah ganjil. Apabila tertulis dalam jangka waktu
dalam perjanjian arbitrase tidak paling lama 7 (tujuh) hari
atau belum memuat mengenai
terhitung sejak tanggal
jumlah arbiter, maka dianggap
penunjukan;
jumlah arbiter adalah 3 (tiga)
orang dan ketentuan mengenai 13) Pemeriksaan sengketa dalam
tata cara penunjukan para arbiter arbitrase dilakukan secara
akan ditentukan secara khusus tertulis. Pemeriksaan secara
oleh pengurus secara kasus per lisan dapat dilakukan apabila
kasus, kecuali dapat disepakati disetujui para pihak atau
lain oleh para pihak; dianggap perlu oleh arbiter
tunggal/majelis arbitrase.
11) Dalam hal sengketa yang timbul
Semua pemeriksaan sengketa
akan diperiksa dan diputus
oleh arbiter tunggal/majelis
oleh arbiter tunggal para
arbitrase dilakukan secara
pihak wajib untuk mencapai
tertutup sehingga tidak dapat
suatu kesepakatan tentang
dihadiri oleh orang lain selain
penunjukan arbiter tunggal
para pihak dan atau kuasa
tersebut. Dalam hal lebih dari
1 (satu) pemohon dan atau hukumnya, Arbiter tunggal/
termohon, maka penunjukan majelis arbitrase dan sekretaris,
arbiter tunggal harus merupakan kecuali diizinkan oleh arbiter
persetujuan semua pihak dalam tunggal/majelis arbitrase
jangka waktu paling lama 14 dengan persetujuan para pihak.
(empat belas) hari terhitung Para pihak mempunyai hak
sejak para pihak menerima dan kesempatan yang sama
konfirmasi pendaftaran dan adil dalam mengemukakan
permohonan arbitrase. Apabila pendapat, mengajukan bukti-
sampai dengan lewatnya bukti dan atau saksi-saksi
jangka waktu para pihak tidak masing-masing;
dapat mencapai kesepakatan 14) Jangka waktu pemeriksaan
mengenai penunjukan arbiter arbitrase adalah 180 (seratus
tunggal, maka pengurus akan delapan puluh) hari terhitung
menunjuk arbiter tunggal dalam sejak tanggal pengukuhan
jangka waktu paling lama arbiter tunggal/majelis arbitrase.

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan) 191


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
3. Sifat Putusan Penyelesaian Sengketa di dapat melanjutkan kepada tahapan
BMAI Arbitrase.
a. Mediasi. Berdasarkan Surat c. Arbitrase. Berdasarkan Surat
Keputusan No. 008/SK- Keputusan No. 001/SK-
BMAI/11.2014 tentang Peraturan BMAI/09.2014 tentang Peraturan
dan Prosedur Mediasi Badan dan Prosedur Arbitrase Badan
Mediasi Asuransi dijelaskan Mediasi Asuransi, dijelaskan pula
ketentuan dan proses penyelesaian ketentuan dan proses penyelesaian
sengketa melalui mediasi di sengketa melalui mediasi di BMAI.
BMAI, dijelaskan bahwa: Selain itu, disebutkan pula bahwa
1) Hasil mediasi wajib putusan arbitrase bersifat final dan
dituangkan dalam Surat mempunyai kekuatan hukum tetap
Kesepakatan Penyelesaian dan mengikat para pihak, sehingga
Sengketa (SKPS); tidak dapat diajukan banding, kasasi
atau peninjauan kembali.
2) Jika hasil mediasi adalah pihak
termohon bersedia memenuhi 4. Sengketa yang dapat ditangani oleh
permohonan, maka termohon BMAI. Dalam Pasal 3 Peraturan Badan
wajib menyelesaikan selambat- Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI),
lambatnya 30 hari terhitung sengketa yang dapat ditangani oleh
sejak surat kesepakatan BMAI di antaranya adalah:20
mediasi ditandatangani; dan a. Semua bentuk keluhan atau
3) Jika hasil mediasi adalah keberatan (disebut sebagai
permohonan pemohon tidak sengketa) dari pihak yang
dapat dipenuhi oleh termohon, mempunyai kepentingan atas suatu
maka pemohon bebas mencari jaminan polis asuransi (selanjutnya
upaya hukum lainnya atau disebut sebagai pemohon) berkaitan
dengan tuntutan ganti rugi atau
memohon kepada ketua
manfaat asuransi dapat diajukan
BMAI agar sengketanya
dan ditangani oleh BMAI dengan
dapat diselesaikan ke jenjang
ketentuan:
ajudikasi BMAI.
1) Pemohon yang mengajukan
b. Ajudikasi. Berdasarkan Surat
adalah pihak yang
Keputusan No. 009/SK-
berkepentingan;
BMAI/11.2014 tentang Peraturan
dan Prosedur Ajudikasi Badan 2) Anggota yang terlibat dalam
Mediasi Asuransi, bahwa terdapat sengketa harus merupakan pihak
keharusan bagi termohon untuk yang tunduk pada yurisdiksi
menerima apapun putusan BMAI karena masih terdaftar
ajudikasi, namun diberikan opsi sebagai anggota BMAI;
bagi pemohon untuk menerima 3) Lingkup sengketa yang diajukan
atau tidak menerima putusan harus berada dalam yurisdiksi
ajudikasi. Apabila putusan BMAI sejak BMAI didirikan;
ajudikasi diterima oleh pemohon, dan
maka putusan tersebut bersifat 4) Anggota tidak dapat
final dan mengikat para pihak. menyelesaikan sengketa secara
Apabila pemohon tidak menerima langsung dengan pemohon
putusan ajudikasi, maka pemohon sesuai dengan tuntutan
20. Ibid., hlm. 9.

192 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan)


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
pemohon dalam jangka waktu dijelaskan bahwa: 1) Hasil mediasi
30 (tiga puluh) hari sejak wajib dituangkan dalam Surat
disampaikannya keberatan oleh Kesepakatan Penyelesaian Sengketa
pemohon kepada anggota. (SKPS); 2) Jika hasil mediasi adalah
b. Jumlah ganti rugi atau manfaat pihak termohon bersedia memenuhi
polis yang disengketakan tidak permohonan, maka termohon wajib
melebihi 500 juta rupiah untuk menyelesaikan selambat-lambatnya 30
asuransi kerugian/umum dan 300 hari terhitung sejak surat kesepakatan
juta rupiah untuk asuransi jiwa mediasi ditandatangani; 3) Jika hasil
atau asuransi jaminan sosial; mediasi adalah permohonan pemohon
c. Semua sengketa yang belum tidak dapat dipenuhi oleh termohon,
pernah diajukan oleh pemohon maka pemohon bebas mencari upaya
kepada anggota sehingga anggota hukum lainnya atau memohon kepada
belum mendapat kesempatan untuk ketua BMAI agar sengketanya dapat
menyelesaikannya secara langsung, diselesaikan ke jenjang ajudikasi
akan dianggap sebagai keluhan dan BMAI;
bila diajukan kepada BMAI, maka 2. Berdasarkan Surat Keputusan No. 009/
BMAI akan mengembalikannya SK-BMAI/11.2014 tentang Peraturan
kepada anggota untuk mendapat dan Prosedur Ajudikasi Badan Mediasi
pertimbangan lebih dahulu; dan Asuransi. Apabila putusan ajudikasi
d. Lingkup daerah yurisdiksi diterima oleh pemohon putusan
BMAI hanya mencakup sengketa tersebut bersifat final dan mengikat
terhadap aktifitas anggota atau para pihak. Apabila tidak menerima
perwakilannya yang melakukan maka dapat melanjutkan kepada
kegiatan usaha dalam wilayah tahapan arbitrase; dan
Republik Indonesia. 3. Berdasarkan Surat Keputusan No. 001/
SK-BMAI/09.2014 tentang Peraturan
PENUTUP dan Prosedur Arbitrase Badan Mediasi
Asuransi. Putusan arbitrase bersifat
Kesimpulan
final dan mempunyai kekuatan hukum
Terkait Penyelesaian sengketa klaim tetap dan mengikat para pihak, dan
(tuntutan ganti rugi/manfaat) dilakukan dengan demikian tidak dapat diajukan
oleh BMAI dalam 3 (tiga) bagian yaitu, banding, kasasi atau peninjauan
tahap mediasi, tahap ajudikasi dan tahap kembali.
arbitrase.
Putusan Badan Mediasi dan Arbitrase
DAFTAR PUSTAKA
Asuransi Indonesia (BMAI) bersifat
mengikat bagi para pihak, hal ini dapat Buku
dilihat: BMAI. Peraturan Badan Mediasi Asuransi
1. Berdasarkan surat keputusan No. Indonesia. Jakarta: BMAI. 2006
008/SK-BMAI/11.2014 tentang Ganie, A Junaedy. Hukum Asuransi
Peraturan dan Prosedur Mediasi Indonesia. Jakarta: Sinar Grafika. 2013.
Badan Mediasi Asuransi dijelaskan Marwan, M dan Jimmy P. Kamus Hukum.
ketentuan dan proses penyelesaian Cetakan 1. Surabaya: Reality Publisher.
sengketa melalui mediasi di BMAI, 2009.

PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan) 193


Binamulia Hukum Vol. 7 No. 2, Desember 2018
Sembiring, Sentosa. Hukum Asuransi.
Bandung: Nuansa Aulia. 2014.
Simorangkir, JCT. Kamus Hukum. Jakarta:
Aksara Baru. 1987.
Soebagjo, Felix O. Laporan Naskah
Akademis Peraturan Perundang-
Undangan Tentang Keagenan. Jakarta:
Badan Pembinaan Hukum Nasional
Departemen Kehakiman. 1996.
Subekti, R. Hukum Perjanjian. Jakarta:
Intermasa. 2004.
Sudiarto. Negosiasi, Mediasi dan Arbitrase
Penyelesaian Sengketa Alternatif di
Indonesia. Bandung: Pustaka Reka
Cipta. 2015.
Perundang-Undangan
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
tentang Perasuransian (LN No. 337
Tahun 2014, TLN No. 5618).
Kitab Undang-Undang Hukum Dagang.
Internet
Anonim. “Badan Mediasi Dan Arbitrase
Asuransi Indonesia.” http://www.bmai.
or.id/. Diakses 11 Januari 2016.

194 PROSES PENYELESAIAN SENGKETA... (Andi M Reza, Fandi Ramadhan)

Anda mungkin juga menyukai