________________________
PEMBIMBING
Dr. Novanita S. Satolom, Sp.M
1
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma adalah neuropati optik progresif dan penyebab utama kebutaan yang
tidak dapat disembuhkan di seluruh dunia.1 Pada 2013, prevalensi glaukoma diperkirakan
64,3 juta dengan kemungkinan pertumbuhan menjadi 76,0 juta pada tahun 2020 dan
111,8 juta pada tahun 2040.1,2 Glaukoma adalah kelompok penyakit saraf optik dengan
karakteristik hilangnya sel ganglion retina secara progresif. Manifestasi klinis
memperlihatkan penipisan rima neuroretina dan lapisan serabut saraf retina yang
berhubungan dengan defek luas pandang. 3
Bukti menunjukkan bahwa tekanan intraokular (IOP) sangat berkorelasi dengan
perkembangan glaukoma. Secara historis, ketika perawatan medis hipotensif atau
perawatan laser dari trabecular meshwork (TM) tidak cukup untuk mengendalikan
penyakit, prosedur bedah tradisional (mis. Filtering surgery, dan implantasi alat
drainase) disarankan. Sayangnya, mereka tidak selalu efektif dan menunjukkan insiden
yang tinggi dari komplikasi keparahan variabel. Dalam beberapa tahun terakhir,
kelompok baru teknik bedah, yang dikenal sebagai Bedah Glaukoma Invasif Minimal
(MIGS), telah didiskusikan sebagai perawatan bedah glaukoma ringan sampai sedang. 4
Namun, meskipun biasanya aman, keefektifan dan kinerja jangka panjangnya belum
sepenuhnya diketahui. Pendekatan terapi konvensional seperti obat topikal serta terapi
laser dan bedah bertujuan untuk mengurangi TIO dengan mengurangi produksi aqueous
humor, meningkatkan aliran keluarnya, atau keduanya. Siklofotokagagulasi transcleral
berkelanjutan (cTS-CPC) adalah prosedur sikloablatif yang diindikasikan untuk
glaukoma lanjut yang tidak berespon terhadap manajemen medis. 2 Karena terlalu banyak
komplikasi parah di laporkan setelah penggunaan c-TSCPC ini, maka terapi laser terbaru
adalah laser mikropulse transklera siklofotokoagulasi (micropulse diode laser trans-
scleral cyclophotocoagulation/MP-TSCPC).2–5 Laser tersebut dapat menurunkan TIO
melalui energi yang dikeluarkannya karena sedikit merusak badan siliar yang
memproduksi humor akuos. Laser sebelumnya yaitu diode trans-sklera
siklofotokoagulasi merusak badan siliaris secara luas karena mengeluarkan energi terus
menerus. Akibatnya TIO menurun tetapi visus juga menurun sehingga laser tersebut
digunakan pada pasien glaukoma yang visusnya tidak baik. MP-TSCPC memberikan
1
energi yang terputus-putus sehingga menurunkan TIO namun visus pasien tidak ikut
menurun dan lebih aman. 3
Micropulse transscleral cyclophotocoagulation (mTS-CPC), variasi cTS-CPC
yang memberikan energi secara pulsatil, telah muncul sebagai alternatif dari prosedur
sikloablatif klasik dalam pengobatan glaucoma.2 Beberapa penelitian menemukan bahwa
MPTSCPC merupakan terapi non invasive glaucoma untuk menurunkan TIO dan
menurunkan penggunaan obat antihipertensi sampai 15 bulan.5
2
BAB II
TINNJAUAN PUSTAKA
Akuos Humor
Humor Akuos adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior
dan posterior mata. Volumnya sekitar 250 ml/menit, kecepatan pembentukannya
adalah 25µL/menit. Tekanannya sedikit lebih tinggi dari plasma. Komposisi
serupa dengan plasma tetapi cairan ini memiliki komposisi askorbat, piruvat, dan
laktat yang lebih tinggi dari protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. 6
Aquos humor diproduksi oleh korpus siliar. Setelah masuk ke bilik mata
depan, aquos humor mengalir melalui pupil ke bilik mata depan lalu ke anyaman
3
trabekular di sudut bilik mata depan. Selama itu terjadi pertukaran diferensial
komponen-komponen aquos dengan darah di iris. Peradangan atau trauma
intraokular menyebabkan peningkatan kadar protein. Hal ini disebut plasmoid
aquous dan sangat mirip dengan serum darah.6,7
Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam anyaman trabekular
memperbesar ukuran pori-pori di anyaman tersebut sehingga kecepatan drainase
aquos humor juga meningkat. Aliran aquos humor ke dalam Kanalis Schlem
bergantung pada pembentukan saluran transelular siklik di lapisan endotel.
Saluran eferen dari kanalis Schlem menyalurkan cairan ke dalam sistem vena.
Sejumlah kecil aquos humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris ke ruang
suprakoroid dan ke dalam sistem vena badan siliar, koroid dan sklera.6,7,8
4
c. Juxtacanalicular atau Endotelial Meshwork
Ketiga bagian ini bagian ini terlibat dalam proses outflow aquos
humor.6,7,9
Trabekula meshwork terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan
elastis yang dibungkus oleh sel-sel trabekular yang membentuk suatu saringan
dengan ukuran pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis schlemm.
Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam trabekula meshwork
memperbesar ukuran pori-pori di jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase
akuos humor juga meningkat. Sejumlah kecil akuos humor keluar dari mata
antara berkas otot siliaris dan lewat sela-sela sklera (aliran uvoskleral). Sistem
pengeluaran humor aquos terbagi menjadi 2 jalur, yaitu sebagian besar melalui
sistem vena dan sebagian kecil melalui otot siliaris. 6,7,8
Pada sistem vena, akuos humor diproduksi oleh prosesus siliaris masuk
melewati kamera okuli posterior menuju kamera okuli anterior melalui pupil.
Setelah melewati kamera okuli anterior cairan akuos humor menuju trabekula
meshwork ke angulus iridokornealis dan menuju kanalis Schlemm yang akhirnya
masuk ke sistem vena. Aliran akuos humor akan melewati jaringan trabekulum
sekitar 90 %. Sedangkan sebagian kecil humor aquos keluar dari mata melalui
otot siliaris menuju ruang suprakoroid untuk selanjutnya keluar melalui sklera
atau saraf maupun pembuluh darah. Jalur ini disebut juga jalur uveosklera (10-
15%). 6,10,11
5
Gambar 4. Sirkulasi dan drainase Humor Akuos
Glaukoma akan terjadi apabila cairan mata di dalam bola mata alirannya tidak
seimbang antara produksi akuos dan aliran akuos keluar bola mata (outflow). 6
2.2 Glaukoma
Definisi
Glaukoma berasal dari bahasa Yunani Glaukos yang artinya hijau
kebiruan yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Glaukoma merupakan suatu neuropati optik yang ditandai oleh penggaungan
diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang yang biasanya disertai dengan
peningkatan tekanan intraokular.10,11
Glaukoma biasanya menimbulkan gangguan pada lapang pandang perifer
pada tahap awal dan kemudian akan mengganggu penglihatan sentral. Glaukoma
ini dapat tidak bergejala karena kerusakan terjadi lambat dan tersamar. Glaukoma
dapat diobati jika dapat terdeteksi secara dini. 10,11
MEKANISME
Mekanisme aksi teknik ini belum sepenuhnya dijelaskan. Ada beberapa
cara kerja dari Teknik laser:
1. Laser dioda tradisional memiliki penyerapan yang lebih besar pada jaringan
yang mengandung melanin. Meskipun jaringan non-berpigmen yang
berdekatan menyerap lebih sedikit energi dari laser, masih terdapat kerusakan
berarti. Ini terjadi karena tidak mungkin untuk menghindari transfer energi
kalori indirek dari epitel berpigmen yang ditargetkan dan menghilangkannya
sebelum mencapai suhu koagulasi. Studi klinis dan eksperimental
mengusulkan bahwa periode OFF dalam Micropulse membatasi akumulasi
energi kalori dalam jaringan yang berdekatan dengan epitel berpigmen. Hal
ini memungkinkan disipasi termal, mencegah mencapai suhu koagulasi dan,
karenanya, mengurangi kerusakan.
2. Mekanisme aksi lain untuk Micropulse baru-baru ini telah diusulkan oleh
Johnstone et all, Setelah penelitian eksperimental pada monyet. Menurut
penulis, epitel berpigmen tidak harus terlibat dalam mekanisme aksi.
8
Sebaliknya, Micropulse sebenarnya akan bertindak pada serat longitudinal
dari otot Ciliary (CM), menyebabkan perpindahan Scleral Spur (SS) dalam
arah posterior dan ke dalam, yang pada gilirannya mengubah konfigurasi TM
dan saluran keluar dari aqueous humor. Efek ini mirip dengan pilocarpine,
yang menyebabkan pembesaran ruang trabekuler dan perluasan area kanal
Schlemm, mengurangi kecenderungan menuju penyempitan lumen kanal,
dengan demikian, memfasilitasi drainase air. Sulit untuk menyimpulkan pada
titik ini manakah salah satu dari mekanisme aksi yang disarankan ini memiliki
efek paling besar pada IOP atau apakah efek penurunan TIO dari teknik ini
sebenarnya merupakan kombinasi dari semua mekanisme. 13
Teknik MPTSCPC
Karena probe menyentuh permukaan mata dan bisa terasa tidak nyaman
anestesi yang diperlukan untuk prosedur ini disarankan agar pasien diberikan
anestesi retrobulbar atau peribulbar. Menggunakan gel lidokain untuk mata juga
dapat mengurangi ketidaknyamanan pasien. 13 Teknikny:
Perawatan laser diterapkan pada 360 derajat mata, posisi jam tiga dan
sembilan.
Beberapa dokter memilih untuk gerakan cepat sekitar 10 detik bolak-balik
lebih dari 180 derajat, beberapa menggunakan gerakan lambat sekitar satu
menit pada jarak yang sama, atau agak di antara.
9
Probe memiliki bagian yang berorientasi ke arah kornea sentral dan dasarnya
terletak dekat dengan limbus konjungtiva atau beberapa milimeter posterior.
Probe dipindahkan bolak-balik pada jam 3 dan jam 9, harus dipertahankan
rata dengan mata. Jika diangkat, fokus probe bisa berada di area yang berbeda
dari tempat dibutuhkan dan dapat menyebabkan komplikasi. Selain itu, jaga
probe tegak lurus ke mata saat bergerak di antara posisi. Ini memungkinkan
fokus laser berada di area mata yang sesuai. 13
Mptscpc dapat di ulang. Prosedur ini sangat bermanfaat di mata yang dimulai
dengan tekanan sangat tinggi, antara 30 mmHg dan 50 mmHg. Biasanya,
semakin tinggi tekanan awal, semakin signifikan tingkat pengurangannya.
Pasien-pasien yang merespon dengan baik umumnya mempertahankan
respon itu untuk periode waktu yang signifikan, banyak yang bertahan satu
tahun atau lebih lama 12
o Satu perawatan dijelaskan di atas dengan harapan untuk mencapai
kesuksesan atau kemungkinan perawatan berulang dengan tingkat energi
yang lebih rendah untuk mencapai tekanan target. 13
o Ada sedikit bukti yang dipublikasikan tentang mptscpc ulang. Aquino et
al. dan Tan et al menggunakan durasi perawatan yang lebih pendek yaitu
100s x 2W (62.5J). Dari total 23 pasien yang dirawat dengan Micropulse,
Aquino et al. menemukan bahwa 11 pasien (48%), TIO-nya tetap tidak
terkendali setelah rata-rata 6,8 bulan (berkisar antara 2 hingga 17 bulan).
Mereka melakukan sesi kedua pada tujuh pasien dan sesi ketiga pada
empat. Bahkan setelah sesi ketiga, keempat mata (semua glaukoma
neovaskular) gagal lagi. Hasil ini sebanding dengan penelitian Tan et al.
14 pasien dari 40 mata (35%) TIO masih tidak terkontrol. Dari 14 mata
itu, sembilan gagal lagi setelah mptscpc kedua namun tidak menjalani sesi
ketiga. Tetapi tidak ada komplikasi signifikan yang diamati dalam
penelitian ini.13
HASIL PENELITIAN
Laser MP-TSCPC dilakukan dengan continuous sliding motion pada
seluruh hemisfer dan menyisakan bagian searah pukul 3 dan 9 di daerah limbus
agar tidak merusak struktur neovaskular siliar. Ketidaknyamanan atau nyeri yang
dirasakan pasien saat tindakan juga diperhatikan. Semua pasien mengalami
10
penurunan TIO sedangkan pada kasus glaucoma primer sudut tertutup dan
glaukoma absolut mengalami penurunan TIO paling besar. Tetapi penurunan TIO
tidak mencapai TIO normal setelah penambahan terapi antiglaukoma, namun
cukup untuk mengurangi rasa nyeri akibat tingginya TIO dan mencegah bulous
keratopati kornea. Kasus glaukoma sekunder dengan TIO terkontrol masih
membutuhkan terapi antiglaukoma dibandingkan kasus glaucoma primer sudut
terbuka dengan TIO terkontrol. Tidak terdapat kasus yang mengalami hipotoni
atau membutuhkan tindakan ulangan. 3
PENYEMBUHAN
Pemulihan dari mTSCPC adalah skenario yang sepenuhnya berbeda dari
operasi sebelumnya. Peradangan memang terjadi tetapi pada tingkat keparahan
yang jauh lebih rendah daripada dengan prosedur sebelumnya. Untuk mengobati
peradangan, pasien dapat diberikan suntikan di ruang subconjunctival atau sub-
Tenon pada hari perawatan. Setelah itu, pasien dapat diberikan obat steroid
topikal. Sebagian besar peradangan yang terlihat dengan perawatan ini memudar
dalam seminggu. 12
12
BAB III
PENUTUP
Tidak seperti shunt tabung di mana jika tekanan turun terlalu rendah tabung dapat
diikat untuk membawa tekanan kembali, perawatan laser tidak dapat dipulihkan. Oleh
karena itu, adalah ide yang baik untuk memperlakukan ringan pada awalnya dan ulangi
seperlunya. Dengan prosedur ini, ahli bedah mengendalikan berapa banyak laser yang
akan diterapkan. Penting untuk memperhatikan pigmen pasien. Orang-orang yang secara
umum lebih berpigmen dapat menyerap energi laser lebih baik, dan perlu untuk
menggunakan pengaturan laser yang lebih rendah pada pasien untuk menghindari
overtreatment dan peradangan. Seseorang dengan pigmen lebih sedikit, seperti pasien
dengan mata biru, dapat dirawat dengan pengaturan yang lebih tinggi.
Selalu membutuhkan waktu agar teknik-teknik baru diterima sepenuhnya, dan
mTSCPC tidak terkecuali. Sebagian besar dokter dilatih dengan pengetahuan bahwa
cyclophotocoagulation adalah pengobatan pilihan terakhir yang hanya dilakukan pada
mata yang buta dan menyakitkan dengan tekanan tinggi. Namun, dengan teknologi
MicroPulse, ini tampaknya tidak lagi menjadi masalah.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Tham, Y.C., Li, X., Wong, T.Y. et al. Global prevalence of glaucoma and
projections of glaucoma burden through 2040: a systematic review and meta-
analysis. Ophthalmology. 2014; 121: 2081–2090
2. Soshian Sarrafpour, MD, Danish Saleh, BA, Samantha Ayoub, BA, Nathan M.
R, MD. Micropulse transscleral cyclophotocoagulation. A look at Long term
Effectiveness and Outcomes. Amercan Academia of Opthalmology.
2019;2(3):167-171
3. Artini W. Terapi Penyakit Glaukoma Mengunakan Laser Mikropulse Diode
Trans-skleral Siklofotokoagulasi. Artikel Penelitian. Ejki. 2017;5(2):110-113
4. Neuhann TH. Trabecular micro-bypass stent implantation during small-incision
cataract surgery for open-angle glaucoma or ocular hypertension: Long-term
results. J Cataract Refract Surg. 2015;41(12):2664-71. doi:
10.1016/j.jcrs.2015.06.032 pmid: 26796447
5. Zaar K,MD, Abdelmassih Y,MD, Arej N,MD, Cherfan G,MD, Tomey KF,MD,
Khoueir Z,MD. Outcomes of Micropulse Transscleral Cyclophotocoagulation in
Uncontrolled Glaucoma Patients. J Glaucoma. 2019;28(3):270-275
6. American Academy of Ophthalmology, 2016-2017. Glaucoma (Section 10). p20-
80
7. Asia Pacific Glaucoma Guidelines. Third Edition. Kugler Publication. 2016
8. Wills Eye Institute. Color Atlas & Synopsis of Clinical Ophthalmology :
Glaukoma Second Edition. Lippincot Williams & Wilkins. 2012
9. Vaughan, Daniel G. Asbury, Taylor. Asylor. Riordan, Paul. Glaukoma:
Oftalmologi Umum. Penerbit Kedokteran EGC. Jakarta. 2010: p220- 238
10. Andersen DR. Normal-tension glaucoma (low-tension glaucoma). Indian Journal
of Ophthalmology 2011: p1-11
11. Fan N, Wang P, Tang Li, Liu X. Review Article : Ocular Blood Flow and Normal
Tension Glaucoma. Biomed Research International Volume 2015: p1-4
12. Lin SC,MD, Radcliffe,MD. MicroPulse Transscleral Cyclophotocoagulation an
Option for Range of Glaucoma Patients. Ocular Surgery News U.S. Edition.
2016;10https://www.healio.com/ophthalmology/glaucoma/news/print/ocular-
14
surgery-news/%7B4aeb8182-d082-455e-9a6c-6dc397095d43%7D/micropulse-
transscleral-cyclophotocoagulation-an-option-for-range-of-glaucoma-patients
13. Facundo GS, Juan CP, Tomas MG. Micropulse Transscleral
Cyclophotocoagulation: A Hypothesis for the Ideal Parameters. A Review
Article. Medical Hypothesis, Discovery &Innovation Ophthalmology Journal.
2018;7(3):94-100
14. Glaukoma associates et all. Micropulse Transscleral Cyclophotocoagulation
(MP-TSCPC). Glaukoma associates of Texas. 2019. Di unduh dari
http://glaucomaassociates.com/micropulse-transscleral-cyclophotocoagulation-
mp-tscpc/
15