PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebuah perubahan yang mau tidak mau harus kita sikapi dengan arif dan bijaksana
agar menghasilkan output yang positif. Atmosfir yang meniscayakan adanya
perubahan mindset, cara kerja, dan pola membangun hubungan yang harmonis antar
kelompok masyarakat maupun organisasi. Fase perubahan yang kemudian dikenal
dengan Revolusi Industri 4.0, sebuah fase yang secara umum tentang otomatisasi dan
pertukaran data dalam teknologi pabrik, robotic dan artificial intellegence. Fase yang
pada akhirnya menghasilkan "Smart Process". Di dalam Smart Process tersusun
moduler, algoritma, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan
dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan secara desentralisasi.
B. Tujuan
C. Identifikasi Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
Globalisasi telah memasuki era baru yang bernama Revolusi Industri 4.0. Klaus
(Shwab, 2016) melalui The Fourth Industrial Revolution menyatakan bahwa dunia
telah mengalami empat tahapan revolusi, yaitu: 1) Revolusi Industri 1.0 terjadi pada
abad ke 18 melalui penemuan mesin uap, sehingga memungkinkan barang dapat
diproduksi secara masal, 2) Revolusi Industri 2.0 terjadi pada abad ke 19 sampai 20
melalui penggunaan listrik yang membuat biaya produksi menjadi murah, 3) Revolusi
Industri 3.0 terjadi pada sekitar tahun 1970an melalui penggunaan komputerisasi, dan
4) Revolusi Industri 4.0 sendiri terjadi pada sekitar tahun 2010an melalui rekayasa
intelegensia dan internet of thing sebagai tulang punggung pergerakan dan konektivitas
manusia dan mesin.
Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, sedikitnya ada tiga hal yang yang perlu
diperhatikan semua pihak. Pertama adalah kualitas, yaitu upaya menghasilkan SDM
yang berkualitas agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang berbasis teknologi
2
digital. Kedua, adalah masalah kuantitas, yaitu menghasilkan jumlah SDM yang
berkualitas, kompeten dan sesuai kebutuhan industri. Ketiga, adalah masalah distribusi
SDM berkualitas yang masih belum merata.
Menurut Aoun (2017), untuk mendapatkan SDM yang kompetitif dalam industri
4.0, kurikulum pendidikan harus dirancang agar out put-nya mampu menguasi literasi
baru, yaitu : (1) literasi data, yaitu kemampuan membaca, menganalisis dan
memanfaatkan informasi big data dalam dunia digital, (2) literasi teknologi, yaitu
memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelligence dan
engineering principles, dan (3) literasi manusia, humanities, komunikasi dan desain.
Tetapi dalam tantangan era revolusi industri 4.0 tidak cukup hanya dengan literasi,
dalam kemampuan mendasarkan pada membaca, menulis dan menghitung.
3
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam menghadapi revolusi industri 4.0, maka berpendapat terdapat dua jalan
yang meski ditempuh: Pertama, menyiapkan pelaksanaan pendidikan dan sumber daya
manusia dan kebutuhan zaman di era revolusi industri. Kedua,selain menyiapkan
pendidikan, sumber daya manusia yang disiapkan juga harus dibekali dengan
pendidikan nilai-nilai budaya dan kemanusiaan. Agar dalam pemanfaatan teknologi
sesuai dengan aturan budaya dan kemanusiaan yang sudah di buat
4
DAFTAR PUSTAKA
www.kompasiana.com
https://www.academia.edu/38124759/Upaya_dalam_Menghadapi_Revolusi_Industri_4.0.docx