Anda di halaman 1dari 29

01 Pengertian Korupsi 03 Penyebab Korupsi Intern

Pengertian korupsi secara latin dan Penyebab korupsi yang berasal dari dalam
menurut undang-undang diri pribadi seseorang

02 Perilaku Tindak Korupsi 04 Penyebab Korupsi Ekstern


Pengertian perilaku tindak korupsi Penyebab korupsi yang berasal dari
pengaruh luar
Pengertian korupsi secara latin dan
menurut undang-undang
Korupsi berasal dari bahasa latin :
corruption dari kata kerja corrumpere
berarti busuk, rusak, menggoyahkan,
memutar balik, menyogok.
“Korupsi menurut Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi adalah setiap orang yang secara
melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan
negara atau perekonomian Negara”.
Pengertian perilaku tindak korupsi
● Korupsi merupakan praktik yang merugikan negara
dan juga rakyatnya. Korupsi termasuk tindakan
melanggar hukum yang berlaku di seluruh dunia.

● Kurangnya pengetahuan mengenai faktor penyebab


korupsi, membuat masyarakat tidak mengetahui bahwa
perbuatannya termasuk tindak korupsi. Maka dari itu,
faktor penyebab korupsi termasuk pengetahuan dasar
wajib dimiliki oleh tiap-tiap orang.
“Korupsi dapat terjadi karena adanya faktor
kekuasaan dan monopoli yang tidak
dibarengi dengan akuntabilitas. Teori ini
menyatakan bahwa korupsi merupakan
suatu perilaku manusia yang diakibatkan
oleh tekanan sosial sehingga menyebabkan
pelanggaran norma-norma”.

-Emile Durkehim-
Penyebab korupsi dari faktor internal
(Berasal dari dalam diri pribadi seseorang)
Aspek Aspek
Individu Sosial

Faktor yang mengakibatkan seseorang Perilaku korupsi dapat terjadi karena dorongan keluarga.
melakukan korupsi antara lain: perilaku Kaum behavioris mengatakan bahwa lingkungan
materialistik, konsumtif, dan sifat tamak manusia. keluargalah yang secara kuat memberikan dorongan bagi
Korupsi merupakan tindakan kejahatan yang orang untuk korupsi dan mengalahkan sifat baik
biasanya dilakukan oleh orang-orang profesional seseorang yang sudah menjadi sifat pribadinya.
yang sudah kecukupan tetapi tetap merasa Lingkungan dalam hal ini malah memberikan dorongan
kurang karena ketamakan. dan bukan memberikan hukuman.
Sifat tamak/rakus Moral yang Penghasilan yang
manusia kurang kuat kurang mencukupi

05
Kebutuhan hidup Gaya hidup yang Malas/tidak mau Ajaran agama yang
yang mendesak konsumtif bekerja kurang diterapkan
Korupsi bisa terjadi pada orang yang
tamak/rakus karena walaupun sudah
berkecukupan, orang tersebut masih juga
merasa kurang dan mempunyai hasrat besar
untuk memperkaya diri. Korupsi berkaitan
dengan perbuatan yang merugikan kepentingan
umum (publik) atau masyarakat luas untuk
keuntungan pribadi atau kelompok tertentu.
Seorang yang moralnya tidak kuat
cenderung mudah tergoda untuk
melakukan korupsi. Godaan itu bisa berasal
dari atasan, teman setingkat, bawahannya,
atau pihak yang lain yang memberi
kesempatan untuk itu. Moral yang kurang
kuat salah satu penyebabnya adalah
lemahnya pembelajaran agama dan etika.
Penghasilan seorang pekerja selayaknya
memenuhi kebutuhan hidup yang wajar. Apabila
hal itu tidak terjadi, seseorang akan berusaha
memenuhinya dengan berbagai cara. Akan tetapi,
apabila segala upaya yang dilakukan ternyata
sulit didapatkan, keadaan semacam ini akan
mendorong tindak korupsi, baik korupsi waktu,
tenaga, maupun pikiran.
Dalam rentang kehidupan ada kemungkinan seseorang

A B
mengalami situasi terdesak dalam hal ekonomi. Kehilangan
pekerjaan dapat menyebabkan seseorang terdesak dalam
segi ekonomi. Orang bisa mencuri atau menipu untuk
mendapatkan uang. Di samping itu, untuk mencukupi

C
kebutuhan keluarga orang mungkin juga mencari pekerjaan
dengan jalan yang tidak baik. Untuk mencari pekerjaan orang
menyuap karena tidak ada jalan lain untuk mendapatkan
pekerjaan kalau tidak menyuap, sementara tindakan
menyuap justru malah mengembangkan kultur korupsi.
Kehidupan di kota-kota besar sering
mendorong gaya hidup seseorang
konsumtif atau hedonis. Perilaku Sebagian orang ingin mendapatkan hasil
konsumtif apabila tidak diimbangi dengan dari sebuah pekerjaan tanpa keluar
pendapatan yang memadai akan keringat atau malas bekerja. Sifat
mendorong seseorang untuk melakukan semacam ini berpotensi melakukan
berbagai tindakan guna memenuhi tindakan apapun dengan cara-cara
tuntutan hidup konsumtif. mudah dan cepat atau jalan pintas, di
antaranya melakukan korupsi.
Mencari harta/rezeki dengan cara yang salah
(korupsi) adalah kejahatan yang merugikan
banyak orang dan merupakan suatu dosa besar.
Islam dan agama manapun sudah sangat
melarangnya, tetapi terkadang sifat tamak
manusia akan harta mendorong manusia untuk
melakukan perbuatan-perbuatan menyimpang
dari aturan-aturan agama dan negara.
Godaan untuk melakukan korupsi itu bisa juga berasal dari luar
(orang lain dan masyarakat) yang mendorong dan memberi
kesempatan kepada seseorang untuk melakukan tindakan korupsi.
Faktor-faktor dari luar ini dapat diuraikan sebagai berikut:

● Pertama, perilaku korupsi bisa terjadi karena dorongan keluarga. Aliran


Bihavioral mengatakan bahwa lingkungan sosial termasuk keluarga, sering
memberi dorongan yang sangat kuat bagi seseorang untuk melakukan
korupsi.
● Kedua, seseorang terdorong melakukan korupsi karena masyarakat telah
dihinggapi budaya, pandangan dan nilai-nilai kehidupan yang bersifat
koruptif.
● Ketiga, kurangnya kesadaran masyarakat bahwa korban utama korupsi adalah
masyarakat itu sendiri. Secara umum, banyak elemen masyarakat sejauh ini
masih beranggapan bahwa tindakan korupsi menyebabkan negara dirugikan.
Penyebab korupsi dari faktor eksternal
(Berasal dari pengaruh luar)
Aspek Ekonomi dan
Politik
Terdapat 2
Faktor Eksternal Aspek Organisasi
Penyebab Korupsi
Dalam kaitan dengan aspek politik, kontrol sosial merupakan suatu
proses yang perlu dilakukan untuk mempengaruhi setiap orang untuk
tidak melakukan korupsi sebagaimana diharapkan masyarakat
(Karsono, 201; Indah Sri Utari. 2011). Kontrol sosial ini dilakukan dengan
cara menggerakkan berbagai aktivitas yang terorganisir secara politis,
melalui lembaga-lembaga negara dan lembaga swadaya masyarakat.
Lemahnya kontrol sosial terhadap korupsi mengakibatkan praktek-
praktek korupsi bisa bertumbuh kembang secara leluasa di tengah
masyarakat (Karsono, 2011; Indah Sri Utari.2011).
01 03
Manajemen yang kurang baik Lemahnya controlling/
sehingga memberikan peluang pengendalian dan
untuk melakukan korupsi pengawasan

02 04
Kultur organisasi Kurangnya transparansi
yang kurang baik pengelolaan keuangan
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat
dimanfaatkan di dalam berbagai jenis
organisasi untuk membantu manajer
memecahkan masalah organisasi
Manajemen merupakan sebuah konsep, yang
harus dikembangkan oleh pimpinan dan staf
sehingga bisa mencapai tujuan organisasi.
Seringkali pihak manajemen menutupi
kegiatan stafnya yang melakukan korupsi
sebagai usaha mencegah ketidaknyamanan
situasi yang ditimbulkan.
Latar belakang kultur Indonesia yang diwarisi dari kultur kolonial
turut menyuburkan budaya korupsi. Masyarakat Indonesia belum
terbiasa dengan sikap asertif (terbuka) atau mungkin dianggap
kurang “sopan” kalau terlalu banyak ingin tahu masalah organisasi.
Budaya nepotisme juga masih melekat karena juga mungkin ada
dorongan mempertahankan kekuasaan dan kemapanan individu
dan keluarga. Sikap ingin selalu membalas budi juga bisa berujung
korupsi, ketika disalahgunakan dengan melibatkan wewenang
atau jabatan. Sikap sabar atau ikhlas diartikan “nrimo”, apapun
yang terjadi sehingga bisa memberikan peluang kepada pimpinan
atau bagian terkait untuk menyalahgunakan wewenangnya.
Controlling/pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen.
Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai faktor dalam suatu
perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan -ketetapan dalam rencana
Fungsi pengawasan dan pengendalian bertujuan agar penggunaan
sumber daya dapat lebih diefisienkan, dan tugas-tugas staf untuk
mencapai tujuan program dapat lebih diefektifkan. Masyarakat bisa
juga melakukan pengawasan secara tidak langsung dan memberikan
masukan untuk kepentingan peningkatan organisasi dengan cara-cara
yang baik dan memperhatikan aturan.
Pengelolaan keuangan yang baik dan transparan
menciptakan iklim yang kondusif dalam sebuah
organisasi sehingga setiap anggota organisasi
sesuai tugas pokok dan fungsinya masing-
masing dapat ikut bertanggung jawab dalam
penggunaan anggaran sesuai perencanaan yang
telah disusun.
Budaya organisasi dapat mengakibatkan
tindakan korupsi dan memiliki pengaruh
sangat kuat terhadap para anggotanya.
Karena itu, apabila kultur sebuah organisasi
tidak dapat dikelola secara baik maka hal ini
dapat menciptakan situasi yang tidak
kondusif dalam kehidupan organisasi.
01 02 03
kurang adanya sikap Kurangnya akuntabilitas dari lemahnya sistem pengendalian
keteladanan dari atasan atau organisasi. Organisasi yang manajemen dan pengawasan
pimpinan. Posisi pemimpin kurang akuntabel disebabkan membuka peluang bagi
dalam suatu lembaga formal oleh berbagai faktor di antaranya perbuatan korupsi dalam
dan informal berpengaruh karena visi, misi, tujuan, dan sebuah organisasi.
kuat terhadap bawahannya. sasaran organisasi tidak jelas.
Does anyone have any questions?

CREDITS:
Created This
by : presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon,
Azzya, Siska, Salma, Wahyu, & Zahra
and infographics & images by Freepik.

Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai