penghalang serangga.
bertelur.
• Air liur nyamuk yang mengandung parasit
plasmodium dalam stadium gametosit masuk ke
dalam tubuh manusia dan membentuk stadium
T
i
p
i
s
Tes serologi mulai diperkenalkan sejak tahun 1962 dengan memakai teknik
indirect fluorescent antibody test. Tes ini berguna mendeteksi adanya spesifik
antibodi terhadap malaria atau pada keadaan dimana parasit sangat minimal.
Tes ini kurang bermanfaat sebagai alat diagnostik sebab antibodi baru terjadi
setelah beberapa hari parasitemia.
Manfaat tes serologi terutama untuk penelitian epidemiologi atau alat uji saring
donor darah. Titer > 1:200 dianggap sebagai infeksi baru dan test >1:20
dinyatakan positif. Metode-metode tes serologi antara lain indirect
haemagglutination test, immunoprecipitation techniques, ELISA test, radio-
immunoassay
PCR bekerja dengan cara memperbanyak suatu sekuens gen yang diinginkan
dan kemudian dibaca pada agarose gel yang telah dielektroforesis. Saat ini
telah banyak penelitian menggunaan metode PCR dalam identifikasi parasit
malaria, hal ini menunjukkan bahwa PCR lebih sensitif dan lebih spesifik
dibandingkan pemeriksaan mikroskopis
Amplifikasi DNA
target dengan
Elektroforesis
Bahan-bahan yang diperlukan dalam isolasi
Isolasi DNA merupakan suatu
DNA adalah QIAmp® DNA Kit yang terdiri dari :
prosedur yang bertujuan untuk
memisahkan materi genetik suatu Proteinase K; Buffer AL; Buffer AW1; Buffer AW2;
makhluk hidup dari materi yang ada
dan Buffer AE, Etanol (100%), sampel darah, dan
disekitarnya.
air murni (aquabidest).
Bahan : Darah Segar (Whole Blood)
Sampel darah segar dalam tabung
EDTA diekstraksi dengan Adapun alat yang dibutuhkan adalah pulse
menggunakan protokol ekstraksi dari
vortexing, spindown, QIAamp spin column,
Qiagen blood mini kit sehingga
dihasilkan isolat DNA yang disimpan collection tube 2 ml, centrifuge, mikrocentrifuge
pada kulkas suhu -20⁰C hingga PCR
tube, mikropipet berukuran 100-100 uL, blue
dilakukan.
tips, yellow tips, stopwatch, dan waterbath 56°C
5
3
1
10
AE pada QIAamp Spin Column. Menginkubasi dalam suhu ruangan (15-25°C)
selama satu menit, lalu melakukan centrifuge dalam 6000 x g (8000rpm)
selama satu menit.
• Dua set primer digunakan untuk mendukung metode ini, set kedua mengamplifikasi
target kedua selama proses pertama berlangsung.
• Sekuens DNA target dari satu set primer yang disebut primer inner disimpan di antara
sekuens target set kedua dari primer yang disebut sebagai outer primer.
Pada prakteknya, reaksi pertama dari PCR menggunakan outer primer, lalu reaksi PCR kedua
dilakukan dengan inner primer atau nested primer menggunakan hasil dari produk reaksi yang
pertama sebagai target amplifikasi. Nested primer akan menyatu dengan produk PCR yang pertama dan
menghasilkan produk yang lebih pendek daripada produk yang pertama.
Melakukan pengenceran pada outer forward primer dan outer reverse primer. Mengambil
01 larutan outer forward primer sebanyak 2,5 uL kemudian mencampurkannya dengan larut-
an dd H2O sebanyak 7,5 uL. Begitu juga dengan outer reverse primer. Pada saat melaksa
nakan teknik PCR harus dilakukan pada lemari UV untuk PCR atau BSC
02 Melakukan vortex selama 10 detik pada kedua outer primer yang sudah diencerkan
. (untuk mengencerkan outer forward primer dan outer reverse primer)
Menyiapkan satu tube PCR kemudian mengisinya dengan mix sebanyak 12,5
03 uL, outer forward primer 0,5 , outer reverse
primer 0,5 uL, dan dd H2O 25 uL.
06 Tube disimpan pada template kemudian diletakkan pada UV untuk PCR atau BSC.
Meletakkan tube PCR pada alat spindown. Posisi tube harus seimbang. Tube
07 di spindown selama 10 detik.
Alat PCR disetting untuk suhu denaturasi 95ºC , annealing 45ºC , inkubasi
08 15 detik, dan ekstensi 75ºC . Siklus disetting sebanyak 25 kali.
09 Tube PCR diletakkan pada alat PCR untuk memulai proses amplifikasi
pertama.
10 Menambahkan 1µL inner forward primer dan 1µL inner reverse primer ke dalam tu
be PCR untuk amplifikasi kedua.
Alat PCR disetting untuk suhu denaturasi 95ºC , annealing 45ºC , inkubasi 15
11 detik, dan ekstensi 75ºC . Siklus disetting sebanyak 35 kali.