Anda di halaman 1dari 155

KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY


PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat


Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Disusun oleh:
RIAN LUPITA
20120350070

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i
KARYA TULIS ILMIAH

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY


PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat


Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun oleh

Disusun oleh:
RIAN LUPITA
20120350070

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2016

i
HALAMAN PENGESAHAN

EVALUASI PELAKSANAAN DAN ANALISIS PENGARUH EARLY


PHARMACEUTICAL EXPOSURE (EPE) BLOK 16 TERHADAP TINGKAT
PENGETAHUAN MAHASISWA PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Disusun oleh:

RIAN LUPITA
20120350070

Telah disetujui dan diseminarkan pada Agustus 2016


Dosen Pembimbing

Ingenida Hadning, M.Sc, Apt


NIK : 19850304201004 173 122

Dosen Penguji I Dosen Penguji II

Pinasti Utami, M.Sc., Apt. Dra. Salmah Orbayinah, M. Kes., Apt.


NIK: 19850318201004173123 NIK: 196802291994099409173008

Mengetahui

Ketua Program Studi Farmasi


Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sabtanti Harimurti, Ph.D., Apt.


NIK: 19730223201310173127

ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Rian Lupita
NIM : 20120350070
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang
saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka di
bagian akhir Karya Tulis Ilmiah ini.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah
ini hasil jiplakan, maka saya bersedia meneriama sanksi atas perbuatan tersebut.

Yogyakarta, Oktober 2016

Rian Lupita
NIM: 20120350070

iii
MOTTO

Tragedi terbesar dalam kehidupan bukanlah

sebuah kematian, tapi hidup tanpa

tujuan.Karena itu, teruslah bermimpi untuk

menggapai tujuan dan harapan, supaya

hidup bisa lebih bermakna.

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Alhamduliilah dengan Ridha-Mu ya Allah


Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah, namun
itu bukan akhir dari perjalanan ku melainkan awal dari
sebuah perjalanan.

Terimakasih ku ucapkan kepada keluargaku


Terutama ibu
Tiada cinta yang paling suci selain kasih sayang ibuku, doa
mu memberikan keridhaaan untukku pelukmu berkahi
hidupku dan petuahmu tuntukan jalanku. Kupersembahkan
karya kecil ini kepada ibu semoga menjadi langkah awal
untuk membahagiakanmu ibu.

Untuk ayahku yang sudah berada disurga terimakasih yang


tak terhingga dan rindu akan hadirmu sudah tidak bisa
dituliskan dengan kata-kata

Thank’s For my best frend


Desy, anisa, ana, avisa, rifa, ela, asma, endah, cikki
terimakasih atas dukungannya dan semangatnya untuk
saya dan teman seperjuangan dalam menyelesaikan KTI ini
ayutya terimakasih atas bantuannya.

v
KATA PENGANTAR

Dengan segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat dan anugrah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
proposal Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan dan
Analisa Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure (EPE) Terhadap Tingkat
Pengetahuan Mahasiswa Blok 16 Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta” tepat pada waktunya.
Terselesaikannya proposal KTI ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan
dari berbagai pihak, untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada:
1. Allah SWT atas limpahan berkat, rahmat, dan hidayah-Nya.
2. dr. H. Andi Pramono, Sp.An, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
3. Sabtanti Harimurti, Ph.D., Apt selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
4. Ingenida Hadning, M.Sc, Apt selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan dalam
penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Pinasti Utami, M.Sc., Apt selaku dosen penguji 1 dan Ibu Dra. Salmah
Orbayinah, M.Kes., Apt selaku dosen penguji 2 yang telah memberikan kritik
dan saran dalam perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
7. Teman-teman farmasi 2012.
Dengan keterbatasan waktu dan kemampuan yang ada, peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa dalam pembuatan proposal KTI ini masih jauh dari
sempurna.Oleh karena itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
bermanfaat bagi peneliti pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Oktober 2016
Rian Lupita

vi
DAFTAR ISI

KARYA TULIS ILMIAH........................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ....................................................... iii
MOTTO ................................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ..............................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................x
Gambar 2. Skema Langkah Kerja ................................................................ 25
x
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xi
INTISARI ............................................................................................................. xii
ABSTRACT ......................................................................................................... xiii
BAB I .......................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...................................................................................................1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3
C. Keaslian Penelitian ................................................................................... 4
D. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 5
E. Manfaat Penelitian ................................................................................... 5
BAB II ......................................................................................................................6
TINJUAN PUSTAKA .............................................................................................6
A. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
B. Kerangka Konsep ................................................................................... 16
C. Hipotesis ................................................................................................ 16
BAB III ..................................................................................................................17
METODE PENELITIAN.......................................................................................17
A. Desain Penelitian ................................................................................... 17
B. Tempat dan Waktu ................................................................................. 17
C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 17
D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi.................................................................. 18
E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ..................... 18
1. Variabel Penelitian ................................................................................. 18
2. Definisi Operasional .............................................................................. 18
F. Instrumen Penelitian .............................................................................. 19
G. Cara kerja ............................................................................................... 21
1. Persiapan ................................................................................................ 21

vii
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ............................... 21
3. Pengambilan Data .................................................................................. 23
4. Pelaporan ................................................................................................ 23
H. Skema Langkah Kerja ............................................................................ 25
Gambar 2. Skema Langkah Kerja ................................................................ 25
I. Analisis Data .......................................................................................... 26
BAB IV ..................................................................................................................28
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .....................................................28
A. Uji Validitas dan Realibilitas ................................................................. 28
B. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan dan Pengaruh EPE terhadap Tingkat
Pengetahuan Mahasiswa ........................................................................ 34
BAB V ...................................................................................................................46
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................46
A. Kesimpulan ............................................................................................ 46
B. Saran ...................................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................47
LAMPIRAN ...........................................................................................................49

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain..................................... 4


Tabel 2. Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE ..................................... 20
Tabel 3. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa ........................................................ 21
Tabel 4.Validasi Evaluasi Pelaksanaan EPE ................................................... 29
Tabel 5. Validasi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa .......................................... 31
Tabel 6. Distribusi Jawaban Evaluasi Pelaksanaan EPE ................................... 35
Tabel 7.Analisis Evaluasi Pelaksanaan EPE ...................................................... 39
Tabel 8.Hasil Pre Test dan Post Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ........... 40
Tabel 9.Analisis Evaluasi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ............................. 44

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Konsep ............................................................................. 16


Gambar 2. Skema Langkah Kerja ...................................................................... 25
Gambar 3. Diagram Distribusi Evaluasi pelaksanaan EPE
(Aspek Persiapan) ......................................................................... 36
Gambar 4. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Pembimbing) ............................ 36
Gambar 5. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Kegiatan) .................................. 37
Gambar 6. Evaluasi Pelaksanaan EPE
(Aspek keterampilan Mahasiswa) ................................................... 37
Gambar 7. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Kinerja Kelompok).............................. 37
Gambar 8. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Motivasi Belajar) ..................... 38
Gambar 10. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Setelah EPE
terhadap Kisi-kisi petanyaan ............................................................ 42
Gambar 9. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sebelum EPE
terhadap Kisi-kisi petanyaan ............................................................ 42

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE .......... 50
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ................................... 51
Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ................................... 52
Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE ................................ 55
Lampiran 5. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa 56
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ......................... 57
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ......................... 58
Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ..................... 62
Lampiran 9. Tabel Frekuensi Evaluasi Pelaksanaan EPE ...................................... 63
Lampiran 10. Tabel Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ........................... 63
Lampiran 11. Hasil Uji Pre Dan Post Tes Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ........ 64
Lampiran 12. Tabel Frekuensi Pre Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Menurut
Aspek Pertanyaan ................................................................................ 65
Lampiran 13. Tabel Frekuensi Post Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Menurut Aspek Pertanyaan ................................................................. 66
Lampiran 14. Tabel Frekeunsi Evaluasi Pelaksanaan EPE Menurut Aspek
Pertanyaan ........................................................................................... 67
Lampiran 15. Surat Permohonan Menjadi Responden ............................................ 73
Lampiran 16. Surat Pernyataan Menjadi Responden ............................................... 74
Lampiran 17. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan EPE ............................................... 75
Lampiran 18. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Mahasiswa ..................................... 77
Lampiran 19. Distribusi Frekuensi Responden Evalausi Pelaksanaan EPE ............ 79
Lampiran 20. Distribusi Frekuensi Responden dengan Jawaban Benar .................. 81
Lampiran 21. Analisis signifikansi tingkat pengetahuan mahasiswa ...................... 85

xi
INTISARI

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) salah satu metode pembelajaran


dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik. Konsep dari EPE
merupakan pemaparan awal kepada mahasiswa pada dunia klinis, supaya
mahasiswa dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis
dan merangsang mahasiswa berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 dan untuk
mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa
blok 16 Program Studi Farmasi UMY.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non
probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti
EPE di blok 16. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang
diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa
blok 16 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan
uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik dan
26,92% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE
38,5% baik, 61,5% cukup, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan
mahasiswa meningkat yaitu 100% baik dan didapatkan p value = 0,000 artinya
terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

Kata kunci: Early Pharmaceutical Exposure, Farmasi UMY, tingkat pengetahuan

xii
ABSTRACT

Pharmaceutical Early Exposure (EPE) one method of learning in which


students are introduced to the clinical conditions. The concept of EPE an initial
exposure to students in the clinical world, so that students can do and knowing
principles in clinical practice and stimulate students to think critically to solve
problems. The study aims to determine the results of the evaluation of EPE block
16 and to determine the effect on the level of knowledge EPE implementation of
the 16 students of Pharmacy UMY
This research was observational descriptive analytic with cross sectional
approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through
purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2013 in
Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early
Pharmaceutical Exposure in block 16. The number of samples in this study were
26 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the
level of knowledge of students of block 16 of Pharmacy Muhammadiyah
University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS
(Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon
test.
The research result showed evaluation of the implementation ofEarly
Pharmaceutical Exposure, 73,08% goodand 26,92% sufficient. The level of
student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 38,5%
good, 61,5% sufficient, after implemented Early Pharmaceutical Exposure
knowledge level of students increased, that is 100% good and obtained p value =
0.000 means that there is a difference score significantly to the knowledge level of
students.

Keywords: Early Pharmaceutical Exposure, Pharmaceutical UMY, the level of


knowledge

xiii
INTISARI

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) salah satu metode pembelajaran


dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik. Konsep dari EPE
merupakan pemaparan awal kepada mahasiswa pada dunia klinis, supaya
mahasiswa dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis
dan merangsang mahasiswa berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Penelitian
bertujuan untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 dan untuk
mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa
blok 16 Program Studi Farmasi UMY.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non
probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti
EPE di blok 16. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang
diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa
blok 16 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan
SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan
uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik dan
26,92% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE
38,5% baik, 61,5% cukup, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan
mahasiswa meningkat yaitu 100% baik dan didapatkan p value = 0,000 artinya
terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

Kata kunci: Early Pharmaceutical Exposure, Farmasi UMY, tingkat pengetahuan

xii
ABSTRACT

Pharmaceutical Early Exposure (EPE) one method of learning in which


students are introduced to the clinical conditions. The concept of EPE an initial
exposure to students in the clinical world, so that students can do and knowing
principles in clinical practice and stimulate students to think critically to solve
problems. The study aims to determine the results of the evaluation of EPE block
16 and to determine the effect on the level of knowledge EPE implementation of
the 16 students of Pharmacy UMY
This research was observational descriptive analytic with cross sectional
approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through
purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2013 in
Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early
Pharmaceutical Exposure in block 16. The number of samples in this study were
26 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the
level of knowledge of students of block 16 of Pharmacy Muhammadiyah
University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS
(Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon
test.
The research result showed evaluation of the implementation ofEarly
Pharmaceutical Exposure, 73,08% goodand 26,92% sufficient. The level of
student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 38,5%
good, 61,5% sufficient, after implemented Early Pharmaceutical Exposure
knowledge level of students increased, that is 100% good and obtained p value =
0.000 means that there is a difference score significantly to the knowledge level of
students.

Keywords: Early Pharmaceutical Exposure, Pharmaceutical UMY, the level of


knowledge

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Apoteker adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan di bidang

kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi

kefarmasian.Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokkan sebagai

profesi yang telah diakui secara universal (ISFI, 2011).

Pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus pada pengelolaan

obat sebagai komoditi telah berkembang orientasinya pada pelayanan kepada

pasien (pharmaceutical care). Apoteker dituntut untuk meningkatkan

pengetahuan, keterampilan dan prilaku agar dapat berinteraksi dengan pasien.

Yaitu tidak saja sebagai pengelola obat namun dalam pengertian lebih luas

mencakup pelaksanaan pemberian informasi untuk mendukung penggunaan

obat yang benar dan rasional, monitoring penggunaan obat untuk mengetahui

tujuan akhir serta pengobatan berbasis pasien dengan tujuan meningkatkan

kualitas hidup pasien (Menkes RI, 2004).

Artinya :Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan


orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Q.s. al-
Mujadalah : 11)

Hadits diatas merupakan perintah yang wajib dilaksanakan oleh setiap

orang Islam, karena menuntut ilmu atau pendidikan menjadi petunjuk dalam

menjalani hidup di dunia dan di akhirat.Tanpa pendidikan manusia tidak dapat

1
2

berkembang sejalan aspirasi dan pandangan hidup mereka, sehingga

pendidikan menjadi sarana utama yang perlu dikelola, secara sistematis dan

konsisten.

Apoteker yang kompeten diperlukan untuk mendukung praktik

kefarmasian sehingga dapat memberikan gambaran implementasi ilmu

kefarmasian untuk meluluskan apoteker yang sesuai dengan Standar

Kompetensi Apoteker Indonesia. Untuk memenuhi lulusan apoteker yang

kompeten dan sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

diperlukan sistem pembelajaran yang mendukung, salah satunya adalah

KurikulumBerbasisKompetensi (KBK) dan merupakan salah satu metode

student learning yang diambil dari teori belajar atau Social Learning Theory.

Metode pembelajaranberbasis masalah atau Problem Based Learning

(PBL) yaitu suatu metode instruksional untuk memberi kemampuan kepada

peserta didik melalui penyelesaian masalah (Nursalam, 2008). Tujuan utama

PBL adalah memberi keterampilan dan informasi kepada peserta didik yang

akan diterapkannya nanti dalam pekerjaan, baik selama belajar maupun saat

menjalankan profesinya (Nursalam, 2008). Kegiatan pembelajara metode PBL

meliputi kegiatan perkuliahan, tutorial, praktikum ilmu farmasi, praktikum

keterampilan ilmu farmasi(skills lab), Early Pharmaceutical Exposure(EPE),

belajar mandiri, plenary discussion, english hour (Tan & Oon-Seng, 2004)

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) merupakan bentuk praktik klinis

mahasiswa farmasi di program sarjana.Praktik klinis merupakan bagian

integral dari pendidikan farmasi.EPE diberikan untuk mempersiapkan


3

mahasiswa agar dapat melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam

praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan keterampilan

berpikir kritis mereka untuk memecahkan masalah.UMY menjadi satu-satunya

perguruan tinggi di Indonesia yang menerapkan metode pembelajaran EPE.

Metode pembelajaran EPE ini belum pernah dilakukan evaluasi, akan tetapi di

luar negeri sudah banyak yang telah melakukan evaluasi program Early

Exposure pada Program Studi Kedokteran. Salah satunya penelitian yang

dilakukan oleh Tayade, dkk (2014) dalam penelitian yang berjudul The impact

of Early Clinical Exposure on First M.B.B.S, Metode yang digunakan adalah

dengan menggunakan lembar MCQ untuk menguji Pengetahuan

berdasarkanpersepsimenggunakanskala Likert.

Peneliti ingin mengevaluasi pelaksanaan EPE dan ingin mengetahui

pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi

Farmasi UMY.Peneliti melakukan fokus penelitian pada pelaksanaan EPE 16.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi

Farmasi UMY dari perspektif mahasiswa?

2. Bagaimanakah pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY?


C. Keaslian Penelitian
Tabel 1. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian lain
No Nama / Tahun Judul Hasil Penelitian Metode Perbedaan
1. Tayade, dkk The impact of Early early clinical exposure menggunakan lembar MCQ untuk Penelitian sebelumnya meneliti peningkatan
(2014) Clinical Exposure on memiliki perbedaan yang menguji Pengetahuan pengetahuan mahasiswa yang mengikutiEarly
First M.B.B.S. Students. signifikan secara statistik berdasarkanpersepsimenggunakanska Clinical Exposure dan non Early Clinical
dalam pengetahuan dan la Likert Exposure, subjek penelitian ini adalah
keterampilan mahasiswa pendidikan dokter dengan jumlah
sampel 120. Sedangkan penelitian ini meneliti
apakah ada peningkatan pengetahuan mahasiswa
terhadap Early Pharmaceutical Exposure dengan
metode deskripti korelasidenganpendekatan
cross sectional. Subjek penelitian ini adalah
mahasiswa farmasi UMY angkatan 2013
2 Reza Jafarzadeh the effect of Early Early Clinical Exposure Metode yang digunakkan adalah Penelitian sebelumnya meneliti pengaruh Early
Esfehani et al. Clinical Exposure on menghasilkan sikap yang cross sectionaldengan menggunakan Clinical Exposure terhadap sikap mahasiswa,
(2012) learning motivation of lebih baik terhadap kuesioner, kemudian dianalisis subyek penelitian adalah mahasiswa prodi
medical students. praktek klinis di masa menggunakan SPSS pendidikan kedokteran. Sedangakn penelitian ini
depan, meningkatan meneliti evaluasi pelaksanaan Early
kepercayaan diri, dan Pharmaceutical Exposure terhadap mahasiswa,
mengurangi stres subyek penelitian ini adalah mahasiswa farmasi
UMY angkatan 2013
3 Bernhard von Medical students' mahasiswa dan Metode yang digunakan Peneliti mengadopsi kuesioner untuk dijadikan
Below et al. and facilitators' fasilitator puas terinspirasi dari Swedish kuesioner evaluasi pelaksanaan Early
(2008) experiences of an dengan kegiatan adaptation of the Course Experience Pharmaceutical Exposure
Early Professional perkuliahan dalam Questionnaire, an Early Professional
Contact course: peningkatan motivasi Contact Questionnaire was
Active and motivated dalam studi biomedis constructedpada tahun 2003,
students, strained dan meningkatkan kemudian data dianalisis
facilitators kepercayaan diri saat menggunakan Mann-whitney dan
betemu dengan pasien Chi-square

4
5

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi

Farmasi UMY dari perspektif mahasiswa.

2. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY.

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti Lain

a. Menambah ilmu pengetahuan, guna menunjang penelitian selanjutnya

di bidang pendidikan.

b. Memperoleh gambaran tentang evaluasi pelaksanaan dan pengaruh

metode pembelajaran EPE tehadap tingkat pengetahuan mahasiswa

Farmasi UMY.

2. Bagi Program Studi Farmasi UMY

a. Mengetahui evaluasi pelaksanaan EPE di Program Studi Farmasi

UMY

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan

pengembangan kurikulum khususnya EPE di Program Studi Farmasi

UMY.

3. Bagi Institusi Pendidikan Lain

a. Sebagai acuan kurikulum baru bagi universitas yang ada di Indonesia

b. Meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.


BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Kompetensi

a. Standar Kompetensi Sarjana Farmasi

Standar Kompetensi Sarjana Farmasi merupakan standar nasional

yang harus dicapai lulusan pendidikan S1 Farmasi di seluruh Indonesia

termasuk lulusan pendidikan Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta. Kompetensi utama lulusan S1 Farmasi

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta sesuai

dengan Surat Keputusan Majelis Asosiasi Pendidikan Tinggi Farmasi

Indonesia Nomor: 12/APTFI/MA/2010 tentang Kompetensi Sarjana

Farmasi Indonesia adalah:

1) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kefarmasian di bidang

klinis meliputi sistem kardiovaskuler, pernafasan, saraf, endokrin,

ophtalmologi, THT, urologi, tulang & persendian, obsgyn, ginjal,

dan gangguan dermatologi secara profesional.

2) Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kefarmasian di bidang

komunitas secara profesional.

3) Mahasiswa mampu menerapkan aspek etik dan legal dalam

melakukan pekerjaan kefarmasian.

4) Mahasiswa mampu mengaplikasikan kepemimpinan dan

manajemen apotek, RS, dan industri di bidang kefarmasian.

6
7

5) Mahasiswa mampu menjalin hubungan interpersonal.

6) Mahasiswa mampu mengembangkan profesionalisme melalui

penelitian

b. Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai

Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker (PP RI No

51 2009 Pasal 1 Poin 5).Menurut Surat Keputusan Pengurus Pusat

Ikatan Apoteker Indonesia Nomor : 058/SK/PP.IAI/IV/2011 Tentang

Standar Kompetensi Apoteker Indonesia adalah :

1) Mampu Melakukan Praktik Kefarmasian Secara Profesional dan

Etik

2) Mampu Menyelesaikan Masalah Terkait dengan Penggunaan

Sediaan Farmasi

3) Mampu Melakukan Dispensing Sediaan Farmasi dan Alat

Kesehatan

4) Mampu Memformulasi dan Memproduksi Sediaan Farmasi dan

Alat Kesehatan Sesuai Standar Yang Berlaku

5) Mempunyai Keterampilan dalam Pemberian Informasi Sediaan

Farmasi dan Alat Kesehatan

6) Mampu Berkontribusi dalam Upaya Preventif dan Promotif

Kesehatan Masyarakat

7) Mampu Mengelola Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Sesuai

dengan Standar Yang Berlaku


8

8) Mempunyai Keterampilan Organisasi dan Mampu Membangun

Hubungan Interpersonal dalam Melakukan Praktik Kefarmasian

9) Mampu Mengikuti Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Yang Berhubungan dengan Kefarmasian

Apoteke rsebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang

bertugas sebagai pelaksana atau pemberi pelayanan kesehatan diberi

wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya,

sehingga terkait erat dengan hak dan kewajibannya. Kompetensi dan

kewenangan apoteker tersebut menunjukkan kemampuan profesional

yang baku dan merupakan standar profesi untuk tenaga kesehatan

tersebut. Apoteker kesehatan yang melaksanakan tugas sesuai standar

profesinya akan mendapatkan perlindungan hukum.

Apoteker sebagai pendukung upaya kesehatan dalam

menjalankan tugasnya harus diarahkan dan dibina sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.Pembinaan

dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kompetensi dan

kemampuannya, sehingga selalu tanggap terhadap permasalahan

kesehatan yang menjadi tanggung jawabnya.Sedangkan pengawasan

dilakukan terhadap kegiatannya agar tenaga kesehatan tersebut dapat

melaksanakan tugasnya sesuai dengan kebijaksanaan peraturan

perundang-undangan dan sistem yang telah ditetapkan.


9

2. Kurikulum

a. Pengertian Kurikulum

Kurikulum berarti suatu program pendidikan yang berisikan

berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogramkan,

direncanakan dan dirancangkan secara sistematika atas dasar norma-

norma yang berlaku dan dijadikan pedoman dalam proses

pembelajaran bagi pendidik untuk mencapai tujuan pendidikan (Dakir,

19 20 2004: 3).

b. Kurikulum Berbasis Kompetensi

Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung

jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu

oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang pekerjaan

tertentu (SK Mendiknas nomor 045/U/2002).Dengan pengertian

tersebut maka kurikulum berbasis kompetensi dapat diartikan sebagai

model atau desain kurikulum yang dirancang secara khusus untuk

menyiapkan peserta didik kompeten dalam melaksanakan tugas-tugas

di bidang pekerjaan tertentu.

Mulyasa berpendapat bahwa kurikulum berbasis kompetensi

(KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum yang

menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan

(kompetensi) tugas-tugas dengan standar performansi tertentu,

sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik berupa

penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu


10

Mulyasa(2004:39).Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta menerapkan KBK dengan metode pembelajaran Problem

Based Learning (PBL).

3. Problem Based Learning

Problem Based Learning merupakan salah satu model pembelajaran

yang dapat menolong siswa untuk meningkatkan keterampilan yang

dibutuhkan pada era globalisasi saat ini. Problem Based Learning pertama

dikembangkan untuk pertama kali oleh Prof. Howard Barrow sekitar

tahun 1970-an dalam pembelajaran ilmu medis di McMaster University

Canada (Amir, 2009). Model pembelajaran ini menyajikan suatu masalah

yang nyata bagi siswa sebagai awal pembelajaran kemudian diselesaikan

melalui penyelidikan dan diterapkan dengan menggunakan pendekatan

pemecahan masalah.

Menurut Glazer (2001), mengemukakan Problem Based Learning

merupakan suatu strategi pengajaran dimana siswa secara aktif dihadapkan

pada masalah kompleks dalam situasi yang nyata. Dari pengertian diatas

disimpulkan bahwa Problem Based Learning merupakan pembelajaran

yang menghadapkan siswa pada masalah dunia nyata (real world) untuk

memulai pembelajaran dan merupakan salah satu model pembelajaran

inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif pada siswa.Problem

Based Learning adalah pengembangan kurikulum dan proses

pembelajaran.Kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam PBL di

Program Studi Farmasi UMY yaitu, kuliah pakar, tutorial, praktikum


11

keterampilan farmasi, praktikum ilmu farmasi, plenary discussion,

Interprofessional Education (IPE) dan Early Pharmaceutical Exposure

(EPE).

4. Early Pharmaceutical Exposure

Early Exposure merupakan metode pembelajaran berbasis

masalah.Di beberapa negara Early Exposure dikenal dengan Early

Clinical Exposure.Konsep Early Clinical Exposure merupakan pemaparan

awal mahasiswa pada dunia klinis dalam bentuk praktik klinis.Praktik

klinis merupakan bagian integral dari pendidikan sarjana farmasi.Early

Clinical Exposure diberikan untuk mempersiapkan mahasiswa agar dapat

melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan

merangsang mahasiswa untuk menggunakan keterampilan berpikir kritis

mereka untuk memecahkan masalah (Kojuri, dkk, 2012)

Pada Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta Early Clinical Exposure dikenal dengan istilah Early

Pharmaceutical Exposuredan diberikan semenjak pendidikan akademik

dalam bentuk praktik klinis..

Pada Program Studi Farmasi UMY, EPE dilaksanakan sebanyak 6

kali yaitu di Puskesmas (blok 5), Industri (blok 8) dan Rumah Sakit (blok

14, blok 16, blok 22 dan blok 24). Peneliti fokus mengevaluasi

pelaksanaan dan pengaruh tingkat pengetahuan mahasiswa terhadap EPE

yang terdiri dari 6 aspek yang meliputi aspek persiapan, aspek

pembimbing, aspek kegiatan, aspek keterampilan mahasiswa, aspek


12

kinerja kelompok, aspek mahasiswa di blok 16. Target kompetensi yang

diharapkan di blok 16 dibagi menjadi 4, yaitu:

a. Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS

b. Pengelolaan obat di IFRS

c. Good dispensing practice di IFRS

d. Observasi data dalam rekam medic

5. Pengetahuan

a. Pengertian Pengetauan

Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu.

Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti,

dan pandai.Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.

Dengan demikian pengetahuan merupakan proses dari usaha manusia

untuk tahu (Bakhtiar, 2012).

b. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan menurut Notoadmodjo (2007) mempunyai 6

tingkatan, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini

adalah menginat kembali (recall) tehadap suatu yang spesifik dari

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

Oleh karena itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang


13

paling rendah untuk mengukur bahwa seseorang tahu tentang apa

yang dipelajari.

2) Memahami (comprehension)

Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan

untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yng diketahui, dan

dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.Orang yang

telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.

3) Aplikasi (aplication)

Aplikasi (aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real (sebenarnya). Aplikasi ini dapat diartikan aplikasi atau

penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil

penelitian.

4) Analisis (analysis)

Analisis (analysis) adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau obyek ke dlam komponen-komponen, tetapi masih

didalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu

sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat dari penggunaan kata

kerja seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),

membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.


14

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis (synthesis) menunjuk kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru.Misalnya, dapat menyusun, dapat

merencanakan, dapat meringkas, dapat menyesuaikan dan

sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah

ada.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi (evaluation) berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau

obyek.Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada.

c. Pengukuran pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara

atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari

subyek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang ingin

kita ketahui atau kita dapat ukur sesuai dengan tingkatan-tingkatan di

atas (Notoadmodjo, 2007).

Menurut Arikunto (2006) yang dikutip Machfoedz (2010), skala

pengukuran untuk mengukur tingkat pengetahuan diktegorikan dengan

tiga kategori, yaitu :


15

1) Baik, bila responden mampu menjawab dengan benar 76%-

100%dari seluruh pertanyaan.

2) Cukup, bila responden mampu menjawab dengan benar 56%-75%

dari seluruh pertanyaan.

3) Kurang, bila responden mampu menjawab dengan benar <56% dari

seluruh pertanyaan.
16

B. Kerangka Konsep

Standar Kompetensi
Apoteker Indonesia

Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK)

Problem Based Learning


(PBL)

Early Pharmaceutical Evaluasi


Exposure (EPE) Pelaksanaan

Tingkat Pengetahuan

Gambar 1. Kerangka Konsep

Keterangan: : berpengaruh

C. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi Farmasi UMY masuk

dalam katogori baik.

2. EPE berpengaruh signifikan terhadap pengetahuan mahasiswa.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif korelasi dengan

pendekatan cross sectional atau potong lintang yaitu rancangan penelitiam

dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau

sekali waktu (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk

melihat tingkat pengetahuan dan motivasi belajar mahasiswa Farmasi FKIK

UMY sebelum dan sesudah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok

16.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam wilayah

penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta Angkatan 2013.

2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non

probability sample secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini

adalah mahasiswa Program Studi Farmasi angkatan 2013 yang telah

17
18

mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok 16 dan sebanyak 26

orang untuk digunakan sampel penelitian yang masuk dalam kriteria

eksklusi.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi:

a. Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta angkatan 2013.

b. Mahasiswa perwakilan no urut absen EPE1 dan 2.

2. Kriteria eksklusi :

a. Mahasiswa tidak lengkap mengisi kuesioner.

b. Mahasiswa yang mengundurkan diri.

E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Early

Pharmaceutical Exposure.

b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan

EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa.

2. Definisi Operasional

a. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Early Pharmaceutical Exposure merupakan suatu kegiatan

pembelajaran mahasiswa program studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta blok 16 untuk melakukan praktik klinik

di Rumah Sakit sehingga mahasiswa mengetahui prinsip-prinsip dalam


19

praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan

keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah.

b. Evaluasi Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

program EPE di blok 16.

c. Pembimbing

Pemimpin yang membimbing dan mengawasi jalannya kegiatan

EPE di Rumah Sakit.

d. Tingkat Pengetahuan

Pengalaman dan informasi yang diperoleh mahasiswa selama

EPE terkait pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan di blok 16.

Sesuai dengan learning objective di blok 16 yaitu :

1) Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS

2) Pengelolaan obat di IFRS

3) Good dispensing practice di IFRS

4) Observasi data dalam rekam medik

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner Tingkat

Pengetahuan dan Evaluasi Pelaksanaan EPE. Kuesioner dirancang oleh

peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, buku panduan Early

Pharmaceutical Exposure blok 16, dan kuesioner yang diadopsi dari Medical

students' and facilitators' experiences of an Early Professional Contact

course: Active and motivated students, strained facilitator tahun 2008


20

untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar mahasiswa sebelum dan

setelah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure di blok 16.

Kuesioner yang disusun terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner

evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 mahasiswa program studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan kuesioner tingkat pengetahuan

mahasiswa program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Kuesioner ini terdiri dari 28 pertanyaan yang kemudian diukur

menggunakan skala Likert, yaitu terdapat jawaban bergradasi dari (SS)

sangat setuju, (S) setuju, (N) netral, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak

setuju. Masing-masing item jawaban terdapat skor yaitu (STS) sangat

tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N) netral = 3, (S) setuju = 4, (SS)

sangat setuju = 5. Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1.Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan


1 Persiapan 2
2 Pembimbing 5
3 Kegiatan EPE 4
4 Keterampilan Mahasiswa 5
5 Kinerja Kelompok 2
6 Mahasiswa 10
Jumlah 28

2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Kuesioner ini terdiri dari 37 pertanyaan yang kemudian diukur

menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten
21

dengan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan.Bentuk pertanyaan

dari kuesioner tersebut berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban

yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0

(Hidayat,2007).Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi untuk setiap jenis

pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa

no Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan


1 Kelengkapan administrasi di IFRS 7
2 Pengelolaan obat di IFRS 12
3 Good dispensing practiceIFRS 14
4 Observasi data dalam rekam medik 4
Jumlah 37

G. Cara kerja

1. Persiapan

Tahap ini meliputi penyiapan proposal, perijinan dan penyiapan

kuesioner.Perijinan kepada kosema kelas mahasiswa Farmasi UMY secara

lisan.Setelah dapat izin penelitian, selanjutnya dilakukan penyiapan

kuesioner yang kemudian diuji validitas dan reabilitas.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, bagaimana data yang diperoleh akurat dan

objektif adalah suatu yang sangat penting. Agar data yang dikumpulkan

benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan

reliabel.
22

a. Uji Validitas

Validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

kuesioner yag akan digunakan dalam penelitian dianggap valid atau

tidak. Uji validitas dapat dilakukan pada tempat yang sama namun

responden berbeda (responden yang tidak digunakan dalam penelitian)

(Saryono, 2011). Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

koesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Wikandari, 2008).

Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji

korelasi antara skor (nilai) pada tiap-tiap item dengan skor total.Teknik

untuk mengukur validitas kuesioner yang digunakan dengan metode

Pearson Correlation. Penilain terhadap pertanyaan kuesioner valid

atau tidak tergantung ada signifikasi (rtabel) yang diinginkan dalam

penelitian yaitu 0,05 (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar

yag sering digunakan dalam penelitian), artinya item di anggap valid

jika berkorelasi signifikan terhadap skor total(Martono, 2010). Apabila

rhitung lebih besar dan rtabel maka item pertanyaan tersebut

dikatakan valid dan dapat digunakan dan apabila rhitung lebih kecil

dari rtabel maka item pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid dan

tidak dapat digunakan (notoadmojo, 2003).


23

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Reliabilitas

harus didahului dengan validitas (Sumantri, 2011). Pengukuran

realibiltas dengan cara menghitung nilai koefisien alpha Cronbach (a)

jika nilainya lebih besar dari 0,06 alat ukur dinyatakan riliabel,

sebaliknya apabila nilai alpha Cronbach (a) dibawah 0,06 maka alat

ukur dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007)

3. Pengambilan Data

Setelah kuesioner sudah divalidasi, selanjutnya dilakukan tahap

pengambilan data kepada mahasiswa Farmasi UMY angakatan 2013. Cara

kerja pada penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan langsung oleh peneliti kepada responden.

Jawaban diberikan dengan cara memberikan tanda check (√) pada jawaban

yang sesuai

4. Pelaporan

Data dianalisis dan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editting adalah kegiatan koreksi data untuk melihat kelengkapan

kuesioner dan jawaban responden. Hal ini dilakukan ditempat

pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera dapat

dilengkapi.

b. Codding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang

diperoleh. Data yang diedit kemudian diubah dalam bentuk angka


24

yaitu dengan cara memberikan kode 1 bila jawaban benar dan kode 0

bila jawaban salah pada kuesioner pengetahuan. Kode 5 pada jawaban

(SS) sangat setuju, kode 4 pada jawaban (S) setuju, kode 3 pada

jawaban (N) netral, kode 2 pada jawaban (TS) tidak setuju, dan kode 1

pada jawaban (STS) sangat tidak setuju pada kuesioner motivasi

belajar.

c. Entry Data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam

databasecomputer.

d. Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan

sebagainya.
25

H. Skema Langkah Kerja

Mencari Jurnal, referensi,


dan teori pendukung
pustaka

PERSIAPAN Menyusun kuesioner

Pembuatan dan Presentasi


Proposal

Uji validitas dan reliabilitas

PELAKSANAAN
Penyebaran kuesioner yang
dinyatakan valid dan reliabel

Menganalisis dan
ANALISIS DATA menggunakan program
SPSS

Hasil dan

Kesimpulan

Gambar 2. Skema Langkah Kerja


26

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif

mengenai distribusi frekuensi variabel yang diteliti.Analisis univariat

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik setiap

variabel penelitian (Sumantri, 2011). Data disajikan dalam bentuk

persentase dengan rumus:

Keterangan:

P: Persentase

X: Jumlah skor jawaban

N: Jumlah seluruh pertanyaan

Evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY

dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu:

a. Baik, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari

seluruh pertanyaan.

b. Cukup, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari

seluruh pertanyaan.

c. Kurang, apabila subyek mampu menjawab dengan benar ≤ 55% dari

seluruh pertanyaan.
27

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo, 2003).Analisis ini digunakan

untuk mengetahui hubungan antara sebelum dilakukan EPE dan setelah

dilakukan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi

Farmasi UMY.Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena

pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data

yang saling berhubungan.

Hipotesis:

H0: Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

H1: Terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswasebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

Intepretasi hasil uji statistik, apabila:

a. P value > α (0,05), maka H0 diterima atau H1 ditolak. Yang berarti

tidak ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

b. P value ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti ada

perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deksriptif korelasi dengan

pendekatan cross sectional atau potong lintang yaitu rancangan penelitiam

dengan melakukan pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan atau

sekali waktu (Hidayat, 2007). Penelitian ini menggunakan kuesioner untuk

melihat tingkat pengetahuan dan motivasi belajar mahasiswa Farmasi FKIK

UMY sebelum dan sesudah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok

16.

B. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berada dalam wilayah

penelitian (Arikunto, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta Angkatan 2013.

2. Sampel

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah non

probability sample secara purposive sampling. Sampel pada penelitian ini

adalah mahasiswa Program Studi Farmasi angkatan 2013 yang telah

17
18

mengikuti Early Pharmaceutical Exposure diblok 16 dan sebanyak 26

orang untuk digunakan sampel penelitian yang masuk dalam kriteria

eksklusi.

D. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

1. Kriteria inklusi:

a. Mahasiswa Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta angkatan 2013.

b. Mahasiswa perwakilan no urut absen EPE1 dan 2.

2. Kriteria eksklusi :

a. Mahasiswa tidak lengkap mengisi kuesioner.

b. Mahasiswa yang mengundurkan diri.

E. Identifikasi Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pelaksanaan Early

Pharmaceutical Exposure.

b. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah evaluasi pelaksanaan

EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa.

2. Definisi Operasional

a. Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Early Pharmaceutical Exposure merupakan suatu kegiatan

pembelajaran mahasiswa program studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta blok 16 untuk melakukan praktik klinik

di Rumah Sakit sehingga mahasiswa mengetahui prinsip-prinsip dalam


19

praktik klinis dan merangsang mahasiswa untuk menggunakan

keterampilan berpikir kritis untuk memecahkan masalah.

b. Evaluasi Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui keberhasilan

program EPE di blok 16.

c. Pembimbing

Pemimpin yang membimbing dan mengawasi jalannya kegiatan

EPE di Rumah Sakit.

d. Tingkat Pengetahuan

Pengalaman dan informasi yang diperoleh mahasiswa selama

EPE terkait pengaruhnya terhadap tingkat pengetahuan di blok 16.

Sesuai dengan learning objective di blok 16 yaitu :

1) Kelengkapan administrasi terkait pelayanan kefarmasian di IFRS

2) Pengelolaan obat di IFRS

3) Good dispensing practice di IFRS

4) Observasi data dalam rekam medik

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner Tingkat

Pengetahuan dan Evaluasi Pelaksanaan EPE. Kuesioner dirancang oleh

peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep, buku panduan Early

Pharmaceutical Exposure blok 16, dan kuesioner yang diadopsi dari Medical

students' and facilitators' experiences of an Early Professional Contact

course: Active and motivated students, strained facilitator tahun 2008


20

untuk memperoleh informasi tentang motivasi belajar mahasiswa sebelum dan

setelah mengikuti Early Pharmaceutical Exposure di blok 16.

Kuesioner yang disusun terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner

evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 mahasiswa program studi Farmasi

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan kuesioner tingkat pengetahuan

mahasiswa program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan Early Pharmaceutical Exposure (EPE)

Kuesioner ini terdiri dari 28 pertanyaan yang kemudian diukur

menggunakan skala Likert, yaitu terdapat jawaban bergradasi dari (SS)

sangat setuju, (S) setuju, (N) netral, (TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak

setuju. Masing-masing item jawaban terdapat skor yaitu (STS) sangat

tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N) netral = 3, (S) setuju = 4, (SS)

sangat setuju = 5. Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi dapat dilihat pada

tabel 1.

Tabel 1.Aspek Pertanyaan Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan


1 Persiapan 2
2 Pembimbing 5
3 Kegiatan EPE 4
4 Keterampilan Mahasiswa 5
5 Kinerja Kelompok 2
6 Mahasiswa 10
Jumlah 28

2. Kuesioner Tingkat Pengetahuan

Kuesioner ini terdiri dari 37 pertanyaan yang kemudian diukur

menggunakan skala Guttman, yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten
21

dengan memberikan jawaban tegas pada pertanyaan.Bentuk pertanyaan

dari kuesioner tersebut berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban

yang benar diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0

(Hidayat,2007).Jumlah pertanyaan sebelum divalidasi untuk setiap jenis

pengetahuan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Tingkat Pengatahuan Mahasiswa

no Evaluasi Pelaksanaan EPE ∑ Pertanyaan


1 Kelengkapan administrasi di IFRS 7
2 Pengelolaan obat di IFRS 12
3 Good dispensing practiceIFRS 14
4 Observasi data dalam rekam medik 4
Jumlah 37

G. Cara kerja

1. Persiapan

Tahap ini meliputi penyiapan proposal, perijinan dan penyiapan

kuesioner.Perijinan kepada kosema kelas mahasiswa Farmasi UMY secara

lisan.Setelah dapat izin penelitian, selanjutnya dilakukan penyiapan

kuesioner yang kemudian diuji validitas dan reabilitas.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian, bagaimana data yang diperoleh akurat dan

objektif adalah suatu yang sangat penting. Agar data yang dikumpulkan

benar-benar berguna, maka alat ukur yang digunakan harus valid dan

reliabel.
22

a. Uji Validitas

Validitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah

kuesioner yag akan digunakan dalam penelitian dianggap valid atau

tidak. Uji validitas dapat dilakukan pada tempat yang sama namun

responden berbeda (responden yang tidak digunakan dalam penelitian)

(Saryono, 2011). Suatu koesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada

koesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh

kuesioner tersebut (Wikandari, 2008).

Pengujian validitas kuesioner dilakukan dengan menggunakan uji

korelasi antara skor (nilai) pada tiap-tiap item dengan skor total.Teknik

untuk mengukur validitas kuesioner yang digunakan dengan metode

Pearson Correlation. Penilain terhadap pertanyaan kuesioner valid

atau tidak tergantung ada signifikasi (rtabel) yang diinginkan dalam

penelitian yaitu 0,05 (signifikasi 5% atau 0,05 adalah ukuran standar

yag sering digunakan dalam penelitian), artinya item di anggap valid

jika berkorelasi signifikan terhadap skor total(Martono, 2010). Apabila

rhitung lebih besar dan rtabel maka item pertanyaan tersebut

dikatakan valid dan dapat digunakan dan apabila rhitung lebih kecil

dari rtabel maka item pertanyaan tersebut dikatakan tidak valid dan

tidak dapat digunakan (notoadmojo, 2003).


23

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.Reliabilitas

harus didahului dengan validitas (Sumantri, 2011). Pengukuran

realibiltas dengan cara menghitung nilai koefisien alpha Cronbach (a)

jika nilainya lebih besar dari 0,06 alat ukur dinyatakan riliabel,

sebaliknya apabila nilai alpha Cronbach (a) dibawah 0,06 maka alat

ukur dinyatakan tidak reliabel (Sugiyono, 2007)

3. Pengambilan Data

Setelah kuesioner sudah divalidasi, selanjutnya dilakukan tahap

pengambilan data kepada mahasiswa Farmasi UMY angakatan 2013. Cara

kerja pada penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan

kuesioner yang dibagikan langsung oleh peneliti kepada responden.

Jawaban diberikan dengan cara memberikan tanda check (√) pada jawaban

yang sesuai

4. Pelaporan

Data dianalisis dan diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Editting adalah kegiatan koreksi data untuk melihat kelengkapan

kuesioner dan jawaban responden. Hal ini dilakukan ditempat

pengumpulan data sehingga bila ada kekurangan segera dapat

dilengkapi.

b. Codding adalah kegiatan pemberian kode angka terhadap data yang

diperoleh. Data yang diedit kemudian diubah dalam bentuk angka


24

yaitu dengan cara memberikan kode 1 bila jawaban benar dan kode 0

bila jawaban salah pada kuesioner pengetahuan. Kode 5 pada jawaban

(SS) sangat setuju, kode 4 pada jawaban (S) setuju, kode 3 pada

jawaban (N) netral, kode 2 pada jawaban (TS) tidak setuju, dan kode 1

pada jawaban (STS) sangat tidak setuju pada kuesioner motivasi

belajar.

c. Entry Data adalah kegiatan memasukkan data ke dalam

databasecomputer.

d. Cleaning adalah kegiatan mengecek kembali untuk melihat

kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan

sebagainya.
25

H. Skema Langkah Kerja

Mencari Jurnal, referensi,


dan teori pendukung
pustaka

PERSIAPAN Menyusun kuesioner

Pembuatan dan Presentasi


Proposal

Uji validitas dan reliabilitas

PELAKSANAAN
Penyebaran kuesioner yang
dinyatakan valid dan reliabel

Menganalisis dan
ANALISIS DATA menggunakan program
SPSS

Hasil dan

Kesimpulan

Gambar 2. Skema Langkah Kerja


26

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjabarkan secara deskriptif

mengenai distribusi frekuensi variabel yang diteliti.Analisis univariat

bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan karekteristik setiap

variabel penelitian (Sumantri, 2011). Data disajikan dalam bentuk

persentase dengan rumus:

Keterangan:

P: Persentase

X: Jumlah skor jawaban

N: Jumlah seluruh pertanyaan

Evaluasi pelaksanaan dan pengaruh EPE terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi UMY

dikategorikan dalam tiga kategori, yaitu:

a. Baik, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 76%-100% dari

seluruh pertanyaan.

b. Cukup, apabila subyek mampu menjawab dengan benar 56%-75% dari

seluruh pertanyaan.

c. Kurang, apabila subyek mampu menjawab dengan benar ≤ 55% dari

seluruh pertanyaan.
27

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui

keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo, 2003).Analisis ini digunakan

untuk mengetahui hubungan antara sebelum dilakukan EPE dan setelah

dilakukan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi

Farmasi UMY.Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena

pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data

yang saling berhubungan.

Hipotesis:

H0: Tidak terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

H1: Terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswasebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

Intepretasi hasil uji statistik, apabila:

a. P value > α (0,05), maka H0 diterima atau H1 ditolak. Yang berarti

tidak ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

b. P value ≤ α (0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti ada

perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Validitas dan Realibilitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah pertanyaan dalam kuesioner

dapat dimengerti oleh responden, serta menghindari kesalahan intepretasi.

Instrumen diuji pada 26 responden, kemudian dilakukan uji instrumen dengan

menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah suatu uji yang mempunyai arti sejauh mana

ketetapan dan kecermatan suatu instrumen (kuesioner) dalam melakukan

fungsi ukurnya (Azwar, 2009). Pengujian validitas tiap butir digunakan

analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang

merupakan jumlah tiap skor butir. Korelasi yang digunakan adalah

pearson correlation. Dalam memberikan interpretasi terhadap koefisien

korelasi, item yang mempunyai nilai r hitung > r tabel dinyatakan valid

dan jika nilai r hitung < r tabel dinyatakan tidak valid. Syarat minimum

dianggap valid adalah jika koefisien korelasi 0,361 dengan taraf kesalahan

5%. Jadi jika koefisien korelasi < 0,361 dinyatakan tidak valid.

Terdapat 28 item pertanyaan untuk kuesioner evaluasi pelaksanaan

EPE dan 37 pertanyaan untuk kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa

yang diujikan kepada sejumlah 26 responden yang sesuai dengan kriteria

inklusi. Pemilihan responden dengan melihat pengelompokkan mahasiswa

disetiap Puskesmas dan setiap sesi kemudian diambil masing-masing

28
29

perwakilan berdasarkan no urut absen EPE. Hasil analisis validasi

kuesioner evaluasi pelaksanaan EPE dan tingkat pengetahuan mahasiswa

Progam Studi Farmasi UMY dapat dilihat pada tabel 3 dan tabel 4.

Tabel 3.Validasi Evaluasi Pelaksanaan EPE


Koefisien
No Pertanyaan Ket
Korelasi
EPE telah merangsang dan memberikan
1 0.654 Valid
pengetahuan berharga.
Setelah mengikuti EPE, kepercayaan diri saya saat
2 0.579 Valid
bertemu pasien meningkat.
3 EPE menjadikan beban bagi saya. 0.405 Valid
Apoteker pembimbing di RS menstimulasi saya
4 untuk berkontribusi dengan pengalaman dan 0.670 Valid
pengetahuan saya sendiri.
Tuntutan pada saya selama mengikuti EPE masuk
5 0.590 Valid
akal.
Saya sering kesulitan menemukan apa yang saya
Tidak
6 harapkan untuk saya pelajari selama mengikuti -0.117
valid
EPE.
Diskusi kelompok meningkatkan pemahaman saya 0.593
7 Valid
selama mengikuti EPE.
8 Sistem pelaksanaan EPE sudah baik. 0.448 Valid
Tugas yang didapat selama EPE penting untuk
9 0.755 Valid
pembelajaran saya.
Saya mempraktekkan bagaimana mengamati dan Tidak
10 0.278
memahami perasaan pasien. valid
EPE telah memberi saya pemahaman yang
11 berharga tentang profesi apoteker dan pekerjaan 0.549 Valid
kefarmasian.
Sebagai mahasiswa, saya memiliki kesempatan 0.721
12 Valid
untuk mempengaruhi muatan/materi EPE.
Selama pelaksanaan EPE, apoteker pembimbing
13 di RS memberikan feedback (umpan balik) yang 0.503 Valid
bermanfaat untuk saya.
EPE meningkatkan motivasi belajar saya terkait
14 materi blok farmakoterapi renal dan 0.753 Valid
kardiovaskuler, serta peran apoteker di RS.
Saya dilatih untuk mengetahui pekerjaan
15 0.660 Valid
kefarmasian di RS.
30

Apoteker pembimbing di RS mendengarkan saya,


16 0.599 Valid
membimbing dengan serius, dan responsif.
Koordinator EPE memberikan informasi yang
17 0.452 Valid
cukup memadai untuk saya.
EPE menginspirasi saya untuk menjadi apoteker
18 0.673 Valid
yang baik.
Buku kerja EPE bermanfaat untuk proses belajar
19 0.547 Valid
saya selama EPE.
Apoteker pembimbing di RS bekerja keras untuk
20 0.587 Valid
membuat EPE menjadi menarik.
21 Saya menikmati pelaksanaan EPE. 0.741 Valid
22 Diskusi selama EPE bermanfaat. 0.751 Valid
Apoteker pembimbing di RS telah mendorong
23 saya dengan beberapa cara untuk belajar lebih 0.535 Valid
giat.
24 EPE adalah kegiatan yang menarik dan berharga. 0.714 Valid
EPE telah melatih pemahaman saya tentang
25 0.640 Valid
pekerjaan kefarmasian di RS.
26 Kelompok EPE saya bekerjasama dengan baik. 0.639 Valid
Tujuan atau learning outcome kegiatan EPE telah
27 0.690 Valid
terpenuhi.
Secara umum, saya puas dengan kualitas kegiatan
28 0.601 Valid
EPE.
31

Tabel 4. Validasi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

No Pertanyaan Koefisien keterangan

korelasi

1 Perawat harus mengisi buku pengambilan obat 0.436 Valid


sebagai bukti obat sudah diambil.
2 Saat pengambilan obat golongan psikotropika dan
narkotika, harus mengisi buku pencatatan terlebih 0.459 Valid
dahulu.
3 Laporan penggunaan obat golongan psikotropika 0.436 Valid
dan narkotika diserahkan ke BPOM.
4 Penyerahan laporan penggunaan obat golongan 0.436 Valid
psikotropika dan narkotika setiap 1 bulan sekali.
5 Pengarsipan resep di instalasi farmasi (apotek)
rawat inap dilakukan setiap hari dan diserahkan ke 0.004 Tidak valid
gudang setiap 1 tahun sekali.
6 Pemusnahan resep dilakukan setiap 3 tahun sekali. 0.482 Valid

7 Pemusnahan resep dilakukan oleh pihak gudang. 0.149 Tidak valid

8 Penyusunan obat di instalasi farmasi rawat inap 0.482 Valid


berdasarkan alphabetis.
9 Penyimpanan obat golongan psikotropika dan
narkotika secara khusus dalam lemari dengan 2 0.510 Valid
lapis pintu.
10 Penyimpanan obat dengan nama yang mirip
dilakukan dengan memberi label di box dengan 0.459 Valid
tulisan LASA (Look Alike Sound Alike).
11 Obat high alert diberi tanda khusus pada box. 0.436 Valid

12 Sebelum diberikan ke pasien obat higt 0.482 Valid


alertdilakukan double cross check.
13 Injeksi, suppositoria, elektrolit da 0.475 Valid
pat disimpan dalam lemari es yang sama.
14 Obat-obat yang hampir kadaluarsa diberi tanda 0.265 Tidak valid
warna merah.
15 Informasi obat-obat yang hampir kadaluarsa
diinformasikan ke dokter penanggung jawab 0.345 Tidak valid
pasien.
16 Obat yang hampir kadaluarsa diutamakan untuk 0.436 Valid
diresepkan ke pasien.
17 Obat-obat yang sudah kadaluarsa dilaporkan untuk 0.459 Valid
dimusnahkan.
18 Pemusnahan obat NON psikotropika dan 0.434 Valid
narkotika dilakukan oleh apoteker.
32

19 Pemusnahan obat psikotropika dan narkotika


yang sudah kadaluarsa dilakukan oleh pihak 0.397 Valid
gudang.
20 Alur pelayanan resep di instalasi farmasi rawat
inap adalah resep masuk→ screening resep→
data diinput dikomputer→diserahkan dibagian
peracikan →diberi etiket dan sesuai nama bangsal -0,123 Tidak valid
→diserahkan kepada perawat.
21 Resep diantarkan sendiri oleh keluarga pasien 0,678 Valid
rawat inap ke instalasi farmasi rawat inap.
22 Screening resep dilakukan oleh apoteker. 0.482 Valid

23 Apabila apoteker tidak ada ditempat, screening 0.149 Tidak valid


resep bisa dilakukan oleh asisten apoteker.
24 Apabila terdapat resep yang meragukan, apoteker -0.010 Tidak valid
melakukan konfirmasi ke dokter.
25 Jika stok obat yang diresepkan kosong, apoteker
boleh mengganti obat yang indikasinya sama 0.485 Valid
tanpa konfirmasi ke dokter.
26 Obat-obat yang sudah diracik diambil dari apotek 0.048 Valid
oleh perawat bangsal.
27 Obat-obat yang memerlukan edukasi diantarkan -0.048 Tidak valid
langsung oleh apoteker ke pasien.
28 Obat untuk pasien ICU langsung diantarkan 0.438 Valid
apoteker ke pasien.
29 Unit Dose Dispensing (UDD) dan Individual
Prescribing (IP) merupakan metode distribusi obat 0.254 Tidak valid
di instalasi farmasi rawat inap.
30 Metode UDD dilakukan untuk mengihindari 0.582 Valid
kesalahan pasien maupun kerusakan obat.
31 Kerugian metode UDD adalah sumber daya 0.482 Valid
manusia yang diperlukan sangat banyak.
32 Keuntungan metode IP menurunkan beban kerja 0.292 Tidak valid
farmasi.
33 Kekurangan metode IP obat yang tidak terpakai 0.482 Valid
akan menumpuk dibangsal.
34 Rekam medik adalah catatan riwayat penyakit dan 0.482 Valid
pengobatan pasien.
35 Menuliskan adanya efek samping atas penggunaan 0.452 Valid
obat direkam medik merupakan tugas perawat.
36 Pengisian rekam medik hanya bisa dilakukan oleh 0.424 Valid
dokter.
37 Lembar rekonsiliasi merupakan data pengobatan
pasien rawat jalan atau UGD (Unit Gawat 0.562 Valid
Darurat) yang terdapat dalam rekam medik.
33

Dari hasil validitas didapatkan 2 soal tidak valid untuk kuesioner

evaluasi pelaksanaan EPE dan 10 soal yang tidak valid untuk kuesioner

tingkat pengetahuan mahasiswa, sehingga pertanyaan untuk evaluasi

pelaksanaan EPE 26 soal dan tingkat pengetahuan mahasiswa 27 soal.

Adanya pertanyaan yang tidak valid ini dikarenakan soal yang dibuat

terlalu mudah atau terlalu sulit, sehingga responden mempunyai jawaban

yang memusat atau tidak terdistribusi normal.

2. Uji Realibilitas

Uji realibilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila

dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama

(Notoatmodjo, 2012). Dalam suatu kelompok item-item pertanyaan

dinyatakan reliabel apabila angka koefisien alpha cronbach (α) ≥ 0,6

(Arikunto, 2010).

Uji realibilitas dilakukan kepada 26 responden dengan jumlah

pertanyaan sebanyak 37 pertanyaan untuk kuesioner tingakat pengetahuan

dan 28 pertanyaan untuk kuesioner motivasi belajar. Berikut adalah hasil

uji realibilitas 26 responden.

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's
Alpha N of Items Alpha N of Items
.845 37 .926 28
34

Dari hasil analisis diperoleh nilai alpha cronbach sebesar 0,844

untuk kuesioner tingkat pengetahuan dan 0,926 untuk kuesioner motivasi

belajar sehingga dinyatakan sangat reliabel.

Berdasarkan hasil analisis uji validitas dan realibilitas kuesioner

dapat disimpulkan bahwa dari 37 pertanyaan kuesioner yang diajukan 27

pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel untuk kuesioner tingkat

pengetahuan dan dari 28 pertanyaan yang diajukan 26 pertanyaan

dinyatakan valid dan reliabel untuk kuesioner motivasi belajar, sehingga

dapat digunakan untuk mengukur tingkat pengetahuan dan motivasi

belajar mahasiswa program studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

B. Penelitian Evaluasi Pelaksanaan dan Pengaruh EPE terhadap Tingkat

Pengetahuan Mahasiswa

1. Karakteristik Responden

Responden pada penelitian ini yaitu mahasiswa Program Studi

Farmasi UMY angkatan 2013 yang mengikuti EPE di blok 16. Penelitian

ini menggunakan kuesioner dengan 26 butir pertanyaan untuk mengetahui

evaluasi pelaksanaan EPE dan 27 butir pertanyaan untuk mengetahui

tingkat pengetahuan mahasiswa. Kuesioner ini diberikan kepada 26

responden, dengan melihat pengelompokkan mahasiswa disetiap Rumah

Sakit dan setiap sesi kemudian diambil masing-masing perwakilan, uji

validitas dan reliabilitas perwakilan berdasarkan no urut absen 1 dan 2

untuk penelitian perwakilan berdasarkan no urut absen 3 dan 4.


35

2. Evaluasi Pelaksanaan EPE

Evaluasi pelaksanaan EPE mahasiswa blok 16 Program Studi

Farmasi UMY dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu, baik, cukup dan

kurang baik. Baik jika skor jawaban 76%-100%, cukup jika skor jawaban

56%-75% dan kurang baik jika skor jawaban <56%. Distribusi jawaban

responden terhadap evaluasi pelaksanaan EPE dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Jawaban Evaluasi Pelaksanaan EPE

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)


1 Baik 19 73,08
2 Cukup 7 26,92
3 Kurang baik 0 0
Jumlah 26 100

Keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah 26 responden.

Berdasarkan data dari tabel diatas, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik

dan 26,92% cukup. Hasil tersebut didapat setelah mahasiswa program

studi Farmasi UMY melaksanakan progam EPE di blok 16.

Evaluasi pelaksanaan EPE mahasiswa blok 16 Program Studi

Farmasi UMY diukur melalui 6 aspek pertanyaan, yaitu: persiapan,

pembimbing, kegiatan, keterampilan mahasiswa, kinerja kelompok,

mahasiswa. Distribusi evaluasi pelaksanaan EPE mahasiswa blok 16

Program Studi Farmasi UMY berdasarkan 6 aspek pertanyaan dapat

dilihat pada gambar 3, gambar 4, gambar 5, gambar 6, gambar 7, gambar

8.
36

90
80
70
60 Sangat Setuju
50 Setuju
40 Netral
30 Tidak Setuju
20 Sangat Tidak Setuju
10
0
P25 P26

Gambar 3.Diagram Distribusi Evaluasi pelaksanaan EPE


(Aspek Persiapan)

80
70
60
Sangat Setuju
50
Setuju
40
Netral
30
Tidak Setuju
20
Sangat Tidak Setuju
10
0
P18 P19 P20 P21 P22

Gambar 4. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Pembimbing)

80
70
60 Sangat Setuju
50 Setuju
40
Netral
30
20 Tidak Setuju
10 Sangat Tidak Setuju
0
P10 P11 P12 P13

Gambar 5. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Kegiatan)


37

80
70
60
Sangat Setuju
50
Setuju
40
Netral
30 Tidak Setuju
20 Sangat Tidak Setuju
10
0
P14 P15 P16 P17
Gambar 6. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek keterampilan
Mahasiswa)

60

50

40 Sangat Setuju
Setuju
30
Netral

20 Tidak Setuju
Sangat Tidak Setuju
10

0
P23 P24

Gambar 7.Evaluasi Pelaksanaan EPE (Kinerja Kelompok)


38

90
80
70
60 Sangat Setuju
50 Setuju
40 Netral
30 Tidak Setuju
20 Sangat Tidak Setuju
10
0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9

Gambar 8. Evaluasi Pelaksanaan EPE (Aspek Motivasi Belajar)


Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa pelaksanaan EPE masuk dalam

katagori baik dengan nilai persentase 73,08%. Peneliti mengasumsikan bahwa

kesiapan mahasiswa Farmasi UMY dalam mengikuti kegiatan EPE tinggi

sehingga mempengaruhi minat dan perhatian mahasiswa dalam kegitan EPE. Hal

ini sejalan dengan hukum kesiapan (Low Of Readiness) oleh Thorndike

menyatakan belajar akan lebih berhasil jika mahasiswa dalam keadan siap, karena

dalam keadaan tersebut kegiatan belajar akan berjalan secara serius.

Aspek dari kesiapan antara lain kesiapan mental, kesiapan pengetahuan

terkait (materi persyaratan) kesiapan bahan, dan kesiapan instrument (alat dan

bahan) sehingga berdampak dengan hasil atau peningkatan pengetahuan

mahasiswa.

Diagram distribusi pada gambar diatas, terdapat beberapa item evaluasi

dengan jawaban netral >20% dapat dilihat pada lampirn 19. Analsis evaluasi

pelaksaan EPE dapat dilihat pada tabel 6.


Tabel 6.Analisis Evaluasi Pelaksanaan EPE
Aspek Pertanyaan Analisa Penyebab Saran/solusi
Apoteker pembimbing 1. Pada saat EPE berlangsung 1. Dilakukan sosialisasi kepada
di Rumah Sakit bekerja apoteker yang bertugas dalam apoteker pembimbing.
keras untuk membuat memimbing mahasiswa
EPE menjadi menarik melakukan EPE sedang sibuk. 2. Adanya apoteker pendamping
Apoteker pembimbing 2. Rumah sakit yang dikunjungi lain atau cadangan untuk
di Rumah Sakit mahasiswa dalam kegiatan EPE membimbing mahasiwa dalam
mendengarkan saya, banyak pasien, sehingga kegiatan EPE agar pengalaman
Pembimbing membimbing dengan mahasiswa belajar mandiri tanpa dan pengetahuan mahasiswa
serius, dan responsif ada pengawasan dari apoteker tercapai sesuai kompetensi
Apoteker pembimbing pembimbing yang sudah ditetapkan
di Rumah Sakit telah 3. Apoteker pembimbing hanya 3. Perwakilan dari pengajar
mendorong saya dengan memberikan informasi kepada mendampingi mahasiswa
beberapa cara untuk mahasiswa seperlunya saja selama pelaksanaan EPE
belajar lebih giat sehingga pelaksanaannya dirasa berlangsung.
kurang efektif dan menarik.
Kelompok EPE saya 1. Pada saat EPE banyak 1. Sosialisasi mengenai EPE lebih
bekerjasama dengan mahasiswa yang tidak serius memberikan gambaran
baik. dalam melakukan EPE mengenai pelaksanaan EPE.
2. Kurangnya perhatian dari 2. Dalam sosialisasi EPE lebih
apoteker pembimbing di rumah memotivasi mahasiswa.
Kinerja Kelompok sakit sehingga kegiatan EPE 3. Memberikan sosialisasi kepada
kurang efektif . apoteker di Rumah Sakit yang
3. kerjasama dalam tim kurang akan dijadikan tempat EPE
terbentuk 4. Selama kegiatan EPE
berlangsung mahsiswa terus di
dampingi apoteker

39
40

3. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu: indra

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman orang

lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Untuk

melihat pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa, data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.

Berdasarkan uji Wilcoxon pengetahuan pre dan post, dengan tingkat

kemaknaan p < 0,05 seperti yang tertera dibawah ini.

Tabel 7.Hasil Pre Test dan Post Test Tingkat Pengetahuan


Mahasiswa
Pre Test Post Test
Pengetahuan
N % N %
Baik 10 38,5 26 100
Cukup 16 61,5 0 0
Kurang baik 0 0 0 0
Total 26 100 26 100
p value 0,000

Tabel diatas menujukkan sebanyak 10 responden (38,5 %) yang

memiliki pengetahuan yang baik, sebanyak 16 responden (61,5%)

mamiliki pengetahuan cukup. Setelah melakukan EPE, semua responden

memiliki tingkat pengetahuan baik (100%) Setelah dilakukan perhitungan

dengan menggunakan ujiwilcoxon menunjukkan p value = 0,000 yang

berarti lebih kecil dari nilai α (0,005) berarti ho ditolak dan hα diterima.
41

Artinya terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah dilaksanakannya EPE.

Pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY sebelum dan

setelah mengikuti EPE diukur melalui 4 kisi pertanyaan, yaitu:

kelengkapan administrasi dan fisik terkait pelayanan kafarmasian di IFRS,

pengelolaan obat di IFRS, good dispensing practice di IFRS dan observasi

data dalam rekam medik pasien. Distribusi tingkat pengetahuan

mahasiswa berdasarkan 4 kisipertanyaan dapat dilihat pada gambar 9 dan

gambar 10.

Sebelum Early Pharmaceutical Exposure


120 100
100
76.9
Persentase

80 65.4
57.7
60
40 26.9 26.9
19.2 15.4
20 7.7 3.8
0
Kelengkapan Pengelolaan obat di Good dispensing Observasi data
administrasi dan IF rawat inap di RS practice di IF rawat dalam rekam medik
fisik terkait inap di RS pasien
pelayanan
kefarmasian di IF
rawat inap di RS

Sangat baik Baik Cukup baik

Gambar 9.Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Sebelum


EPE terhadap Kisi-kisi petanyaan
42

Setelah Early Pharmaceutical Exposure


120
100
100 84.6
Persentase 73.1
80
57.7
60
38.5
40 26.9
15.4
20 3.8
0
Kelengkapan administrasi dan fisik terkait
Pengelolaan
pelayanan
Good
obat
dispensing
kefarmasian
di IF rawat
Observasi
practice
di
inap
IF rawat
didata
diRS
IF rawat
dalam
inap diinap
rekam
RS di RS
medik pasien

Sangat baik Baik Cukup baik

Gambar 10. Diagram Distribusi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Setelah


EPE terhadap Kisi-kisi petanyaan
Pada gambar menunjukan bahwa ada perbedaan yang signifikan

antara sebelum dan setelah mengikuti EPE. Dimana EPE berpengaruh

signifikan terhadap mahasiswa yang sudah mengikuti EPE. Menurut

asumsi peneliti pengaruh peningkatan pengetahuan mahasiswa yang

signifikan ini dikarenakan mahasiswa mendapatkan pelajaran dalam

bentuk pengalaman langsung sehingga terjadi suatu proses belajar dimana

sesuatu yang tidak tahu menjadi tahu, berbeda dengan apa yang mereka

dapatkan dari perkuliahan yang mereka tahu hanya teorinya saja akan

tetapi dalam melakukannya mereka tidak pernah melihat secara langsung.

Hal ini sejalan dengan teori Soekidjo Notoatmojo(2007) yang

mengatakan bahwa belajar adalah suatu usaha untuk memperoleh hal-hal

baru dalam tingkah laku meliputi pengetahuan, kecakapan, keterampilan.

Dari pernyataan tersebut jelas bahwa sifat khas dari proses belajar

memperoleh sesuatu yang baru, yang dahulu belum diketahui sekarang

diketahui hal ini didukung dengan pernyataan Notoatmojo(2007) sebagian


43

besar diperoleh melalui mata dan telinga sejalan dengan kegiatan EPE

yaitu mahasiswa langsung melihat kegiatan apa saja yang dilakukan

selama EPE, mahasiswa ikut berpartisipasi langsung dalam kegiatan EPE

sehingga mempangaruhi peningkatan pengetahuan yang signifikan

terhadap pengetahuan mahasiswa.

Setelah dilakukan analisis secara statistik pada beberapa item

pertanyaan didapatkan hasil peningkatan pengetahuan yang tidak

signifikan dapat dilihat pada lampiran 21. Uraian analisis pertanyaan dan

solusi dapat dilihat pada tabel 9.


Tabel 9.Analisis Evaluasi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
Aspek Pertanyaan Analisa Penyebab Saran/solusi
Injeksi, suppositoria, 1. Kurangnya penegtahuan 1. Mahasiswa sebaiknya mencari
elektrolit dapat disimpan mahasiswa tentang banyak literatur dari jurnal atau
dalam lemari es yang sama penyimpanan obat yang buku.
disimpan di tempat khusus. 2. Mahasiswa diharapkan aktif
bertanya pada saat EPE
Pengelolaan obat di berlangsung.
Intalasi 3. Mahasiswa diharapkan
Farmasi(Apotek) mengamati dengan serius selama
Rawat Inap di Rumah EPE berlangsung
Sakit Pemusnahan obat NON 1. Mahasiswa kurang paham 1. Mahasiswa banyak bertanya
psikotropika dan narkotika dengan pertanyaan kepada apoteker pembimbing.
dilakukan oleh apoteker. tersebut. 2. Lebih banyak diskusi yang
dilakukan antara mahasiswa
dengan apoteker pembimbing dan
antara mahasiswa dengan
mahasiswa.
Resep diantarkan sendiri 1. Mahasiswa kurang paham 1. Mengamati dengan seksama
oleh keluarga pasien rawat dengan alur pelayanan di keadaan nyata di lapangan.
Good dispensing inap ke instalasi farmasi rumah sakit .
practice di intalasi rawat inap
Farmasi(apotek) Jika stok obat yang 1. Kurangnya pemahaman 1. Bertanya kepada apoteker
Rawat Inap di diresepkan kosong, apoteker mahasiswa tentang pembimbing mengenai apa saja
Rumah Sakit boleh mengganti obat yang wewenang apoteker di yang yang bisa dilakukan
indikasinya sama tanpa instalasi rawat inap di apoteker dalam pengobatan
konfirmasi ke dokter rumah sakit. pasien.

44
Observasi data dalam Pengisian rekam medik 1. Sebagian besar mahasiswa 1. Lebih banyak berdiskusi dengan
rekam medik pasien hanya bisa dilakukan oleh mengetahui bahwa dokter apoteker pembimbing tentang
dengan kasus renal dokter memiliki hak penuh dalam tugas masing-masing tenaga
dan kardiovaskuler pengisian rekam medik. kesehatan yang ada di rumah
(Bagian Rekam sakit.
Medik)

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah minat responden dalam penelitian kecil sehingga mempengaruhi jumlah

sampel dan Responden tidak didampingi saat mengisi kuesioner.

45
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi Farmasi UMY

masuk katagori baik (73,08%).

2. EPE memberi pengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan

mahasiswa Program Studi Farmasi UMY (p value = 0,000 yaitu < ɑ (0,05)

artinya terdapat pengaruh EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa

setelah mengikuti EPE).

B. Saran

1. Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan kuesioner

berdasarkan kompetensi di blok 16 dan diharapkan dapat meneliti pada

responden yang lebih banyak.

2. Program Studi Farmasi UMY

Bagi Program Studi Farmasi UMY diharapkan dapat memperbaiki sistem

pelaksanaan EPE.

46
47

DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufik., 2009, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Base Learning,


Kencana Prenada Media Grup, Jakarta

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Asdi


Mahasatya, Jakarta

Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta

Azwar, Saifuddin., 2009, Reliabilitas dan Validitas: Seri Pengukuran Psikologi,


Sigma Alpha, Yogyakarta

Bachtiar, A., 2012, Filsafat Ilmu, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta

Below, at all., 2008, Medical Students' and Facilitators' Experiences of An


Early Professional Contact Course: Active and Motivated
Students, Strained Facilitators.BMC Medical Education 8:56

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan
Kefarmasisan, Jakarta

Ebrahimi S, Kojuri J, Ashkani-Esfahani S., 2012, Early clinical experience: A


way for preparing students for clinical setting. GMJ, 1(2): 42-47.

Esfehani, at all., 2012,The Effect of Early Clinical Exposure On Learning


Motivation of Medical Students.

Hidayat. A.A.A., 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa


Data, Salemba Medika, Jakarta

Glazer, Evan., 2001, Problem Based Intruction. In M Orey.(Ed.), Emerging


perspective on learning, teaching and technology

Ikatan Apoteker Indonesia, 2011, Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan


Apoteker Indonesia Nomor: 058/Sk/Pp.Iai/Iv/2011 Tentang
Standar Kompetensi Apoteker Indonesia, Jakarta

Martono, Nanang., 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta

Menteri Pendidikan RI, 2002, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor


045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta
48

Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta,
Jakarta

Notoatmodjo, S., 2012, Metode Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Nursalam., 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan pedoman Skirpsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian,
Salemba Medika, Jakarta

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan,


Jakarta

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, Kerangka Kualifikasi Nasional


Indonesia, Jakarta

Sugiyono., 2003, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung

Sugiyono., 2007, Statistika untuk Penelitian , Alfabeta, Bandung

Sumantri, Arif., 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, Kencana, Jakarta

Wikandari, Windi., 2008, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Penderita


Tuberkulosis dan Keluarganya Setelah Pemberian Konseling,
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
LAMPIRAN

49
Lampiran 1. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EP
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 Total
1 5 4 2 5 5 3 5 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 4 5 4 4 116
2 4 4 2 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 110
3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 105
4 4 3 3 3 3 3 5 3 3 5 4 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 3 3 93
5 5 3 2 3 4 2 3 3 4 4 4 3 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 105
6 5 5 3 4 4 2 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 122
7 5 5 2 5 4 3 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 118
8 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 105
9 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 4 95
10 5 5 2 4 4 3 5 3 5 4 4 3 5 4 5 4 4 5 4 3 4 4 4 5 5 5 4 4 116
11 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 110
12 5 5 2 4 4 2 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 114
13 5 5 4 4 5 2 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 129
14 3 5 1 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 2 3 4 92
15 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 119
16 5 4 2 3 4 2 4 4 3 3 5 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 100
17 3 4 2 3 3 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 3 3 5 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 98
18 5 4 2 4 4 3 4 3 4 3 5 4 5 5 5 3 3 5 5 3 4 5 5 5 5 3 4 5 115
19 4 3 2 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 97
20 5 4 2 3 5 3 4 3 4 3 5 4 4 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 5 4 3 3 3 103
21 4 4 2 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 110
22 5 4 1 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 5 106
23 5 4 1 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 111
24 5 4 2 4 4 3 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 119
s25 5 5 3 4 4 3 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 5 3 2 5 5 2 5 5 5 5 5 120
26 5 5 3 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 127

50
51

Lampiran 21. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE


No r hitung signifikansi r tabel Keterangan Keterangan Keterangan
1 0,654 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
2 0,579 0,002 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
3 0,405 0,040 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
4 0,670 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
5 0,590 0,001 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
6 -0,117 0,570 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
7 0,593 0,001 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
8 0,448 0,022 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
9 0,755 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
10 0,278 0,170 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
11 0,549 0,004 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
12 0,721 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
13 0,503 0,009 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
14 0,753 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
15 0,660 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
16 0,599 0,001 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
17 0,452 0,021 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
18 0,673 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
19 0,547 0,004 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
20 0,587 0,002 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
21 0,741 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
22 0,751 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
23 0,535 0,005 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
24 0,714 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
25 0,640 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
26 0,639 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
27 0,690 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
28 0,601 0,001 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
52

Lampiran 3. Hasil Uji Validitas Evaluasi Pelaksanaan EPE

Correlati ons

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total
P1 Pearson Correlation 1 .241 .138 .352 .694** -.252 .490* .131 .412* -.007 .654**
Sig. (2-tailed) .236 .501 .078 .000 .215 .011 .525 .036 .973 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P2 Pearson Correlation .241 1 .185 .542** .143 -.045 .346 .330 .407* .240 .579**
Sig. (2-tailed) .236 .364 .004 .487 .826 .083 .100 .039 .238 .002
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P3 Pearson Correlation .138 .185 1 -.086 .239 -.041 .402* .098 .372 .311 .405*
Sig. (2-tailed) .501 .364 .675 .239 .841 .042 .635 .061 .122 .040
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P4 Pearson Correlation .352 .542** -.086 1 .307 .237 .462* .411* .348 .148 .670**
Sig. (2-tailed) .078 .004 .675 .128 .243 .017 .037 .081 .469 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P5 Pearson Correlation .694** .143 .239 .307 1 -.144 .372 .242 .416* -.251 .590**
Sig. (2-tailed) .000 .487 .239 .128 .484 .062 .234 .034 .216 .001
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P6 Pearson Correlation -.252 -.045 -.041 .237 -.144 1 .082 -.189 .028 -.133 -.117
Sig. (2-tailed) .215 .826 .841 .243 .484 .689 .355 .892 .516 .570
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P7 Pearson Correlation .490* .346 .402* .462* .372 .082 1 .354 .371 .338 .593**
Sig. (2-tailed) .011 .083 .042 .017 .062 .689 .076 .062 .091 .001
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P8 Pearson Correlation .131 .330 .098 .411* .242 -.189 .354 1 .300 .406* .448*
Sig. (2-tailed) .525 .100 .635 .037 .234 .355 .076 .136 .039 .022
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P9 Pearson Correlation .412* .407* .372 .348 .416* .028 .371 .300 1 .245 .755**
Sig. (2-tailed) .036 .039 .061 .081 .034 .892 .062 .136 .228 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P10 Pearson Correlation -.007 .240 .311 .148 -.251 -.133 .338 .406* .245 1 .278
Sig. (2-tailed) .973 .238 .122 .469 .216 .516 .091 .039 .228 .170
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Total Pearson Correlation .654** .579** .405* .670** .590** -.117 .593** .448* .755** .278 1
Sig. (2-tailed) .000 .002 .040 .000 .001 .570 .001 .022 .000 .170
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
**. Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-tailed).
*. Correlation is signif icant at the 0.05 lev el (2-tailed).
53

Correlations

P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total
P11 Pearson Correlation 1 .608** .265 .662**
.443* .113 .058 .537** .227 .101 .549**
Sig. (2-tailed) .001 .191 .000 .024 .584 .779 .005 .265 .623 .004
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P12 Pearson Correlation .608** 1 .231 .668**
.475* .277 .062 .467* .296 .275 .721**
Sig. (2-tailed) .001 .256 .000 .014 .170 .764 .016 .142 .175 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P13 Pearson Correlation .265 .231 1 .342 .382 .362 .186 .521** .339 .311 .503**
Sig. (2-tailed) .191 .256 .087 .054 .069 .364 .006 .090 .122 .009
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P14 Pearson Correlation .662** .668** .342 1 .735** .451* .254 .492* .435* .309 .753**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .087 .000 .021 .211 .011 .026 .125 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P15 Pearson Correlation .443* .475* .382 .735** 1 .303 .083 .483* .186 .034 .660**
Sig. (2-tailed) .024 .014 .054 .000 .132 .686 .012 .364 .868 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P16 Pearson Correlation .113 .277 .362 .451* .303 1 .682** .368 .302 .543** .599**
Sig. (2-tailed) .584 .170 .069 .021 .132 .000 .064 .134 .004 .001
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P17 Pearson Correlation .058 .062 .186 .254 .083 .682** 1 .247 .382 .636** .452*
Sig. (2-tailed) .779 .764 .364 .211 .686 .000 .223 .054 .000 .021
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P18 Pearson Correlation .537** .467* .521** .492* .483* .368 .247 1 .398* .403* .673**
Sig. (2-tailed) .005 .016 .006 .011 .012 .064 .223 .044 .041 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P19 Pearson Correlation .227 .296 .339 .435* .186 .302 .382 .398* 1 .568** .547**
Sig. (2-tailed) .265 .142 .090 .026 .364 .134 .054 .044 .002 .004
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P20 Pearson Correlation .101 .275 .311 .309 .034 .543** .636** .403* .568** 1 .587**
Sig. (2-tailed) .623 .175 .122 .125 .868 .004 .000 .041 .002 .002
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Total Pearson Correlation .549** .721** .503** .753** .660** .599** .452* .673** .547** .587** 1
Sig. (2-tailed) .004 .000 .009 .000 .000 .001 .021 .000 .004 .002
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).
54

Correlations

P21 P22 P23 P24P25 P26 P27 P28 Total


P21 Pearson Correlation 1 .599** .420* .563**
.539** .384 .528** .645** .741**
Sig. (2-tailed) .001 .033 .003
.005 .053 .006 .000 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P22 Pearson Correlation .599** 1 .329 .592**
.629** .551** .442* .367 .751**
Sig. (2-tailed) .001 .101 .001
.001 .004 .024 .065 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P23 Pearson Correlation .420* .329 1 .328
.300 .169 .321 .375 .535**
Sig. (2-tailed) .033 .101 .102
.137 .410 .110 .059 .005
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P24 Pearson Correlation .563** .592** .328 1
.597** .289 .398* .480* .714**
Sig. (2-tailed) .003 .001 .102 .001 .152 .044 .013 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P25 Pearson Correlation .539** .629** .300 .597** 1 .515** .368 .499** .640**
Sig. (2-tailed) .005 .001 .137 .001 .007 .065 .009 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P26 Pearson Correlation .384 .551** .169 .289 .515** 1 .646** .340 .639**
Sig. (2-tailed) .053 .004 .410 .152 .007 .000 .090 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P27 Pearson Correlation .528** .442* .321 .398* .368 .646** 1 .581** .690**
Sig. (2-tailed) .006 .024 .110 .044 .065 .000 .002 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P28 Pearson Correlation .645** .367 .375 .480* .499** .340 .581** 1 .601**
Sig. (2-tailed) .000 .065 .059 .013 .009 .090 .002 .001
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Total Pearson Correlation .741** .751** .535** .714** .640** .639** .690** .601** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .000 .000 .000 .000 .001
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26
**. Correlation is significant at the 0.01 lev el (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 lev el (2-tailed).
55

Lampiran 4. Hasil Uji Reliabilitas Evaluasi Pelaksanaan EPE


Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 26 100.0
Excludeda 0 .0
Total 26 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
.926 28
Lampiran 5. Data Uji Validitas dan Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 Total
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31
2 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 21
3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 30
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 34
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
7 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 32
8 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 22
9 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 22
10 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 0 22
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 33
12 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 22
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 36
14 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 22
15 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 23
16 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 22
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 29
18 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 31
19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 29
20 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 29
21 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 21
22 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 34
23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 35
24 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 34
25 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32
26 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 32

56
Lampiran 6. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa
No r hitung signifikansi r tabel Keterangan Keterangan Keterangan
1 0,436 0,026 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
2 0,459 0,018 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
3 0,436 0,026 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
4 0,436 0,026 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
5 0,004 0,983 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
6 0,482 0,013 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
7 0,149 0,467 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
8 0,482 0,013 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
9 0,510 0,008 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
10 0,459 0,018 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
11 0,436 0,026 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
12 0,482 0,013 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
13 0,475 0,014 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
14 0,265 0,191 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
15 0,345 0,084 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
16 0,438 0,025 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
17 0,459 0,018 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
18 0,434 0,027 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
19 0,397 0,045 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
20 -0,123 0,548 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
21 0,678 0,000 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
22 0,482 0,013 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
23 0,149 0,467 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
24 -0,010 0,961 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
25 0,485 0,012 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
26 0,542 0,004 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
27 -0,048 0,816 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
28 0,438 0,025 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
29 0,254 0,210 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
30 0,582 0,002 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
31 0,482 0,013 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
32 0,292 0,148 0,388 r hitung < r tabel sig. > 0.05 Tidak valid
33 0,482 0,013 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
34 0,482 0,013 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
35 0,452 0,021 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
36 0,424 0,031 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid
37 0,562 0,003 0,388 r hitung > r tabel sig. < 0.05 Valid

57
58

Lampiran 7. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Correlations

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Total
P1 Pearson Correlation 1 .246 .623** .623** -.130 .246 .093 .246 -.176 .623** .436*
Sig. (2-tailed) .225 .001 .001 .525 .225 .652 .225 .389 .001 .026
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P2 Pearson Correlation .246 1 .246 .246 -.130 -.130 .093 -.130 .129 .246 .459*
Sig. (2-tailed) .225 .225 .225 .525 .525 .652 .525 .529 .225 .018
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P3 Pearson Correlation .623** .246 1 .246 -.130 .246 .093 .246 .129 .246 .436*
Sig. (2-tailed) .001 .225 .225 .525 .225 .652 .225 .529 .225 .026
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P4 Pearson Correlation .623** .246 .246 1 -.130 .246 .093 .246 .129 .246 .436*
Sig. (2-tailed) .001 .225 .225 .525 .225 .652 .225 .529 .225 .026
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P5 Pearson Correlation -.130 -.130 -.130 -.130 1 .246 -.149 .246 .129 -.130 .004
Sig. (2-tailed) .525 .525 .525 .525 .225 .469 .225 .529 .525 .983
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P6 Pearson Correlation .246 -.130 .246 .246 .246 1 .334 .246 .435* .246 .482*
Sig. (2-tailed) .225 .525 .225 .225 .225 .095 .225 .026 .225 .013
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P7 Pearson Correlation .093 .093 .093 .093 -.149 .334 1 .093 .060 .093 .149
Sig. (2-tailed) .652 .652 .652 .652 .469 .095 .652 .770 .652 .467
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P8 Pearson Correlation .246 -.130 .246 .246 .246 .246 .093 1 .129 -.130 .482*
Sig. (2-tailed) .225 .525 .225 .225 .225 .225 .652 .529 .525 .013
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P9 Pearson Correlation -.176 .129 .129 .129 .129 .435* .060 .129 1 .129 .510**
Sig. (2-tailed) .389 .529 .529 .529 .529 .026 .770 .529 .529 .008
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P10 Pearson Correlation .623** .246 .246 .246 -.130 .246 .093 -.130 .129 1 .459*
Sig. (2-tailed) .001 .225 .225 .225 .525 .225 .652 .525 .529 .018
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Total Pearson Correlation .436* .459* .436* .436* .004 .482* .149 .482* .510** .459* 1
Sig. (2-tailed) .026 .018 .026 .026 .983 .013 .467 .013 .008 .018
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
**. Correlation is significant at the 0.01 lev el (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 lev el (2-tailed).
59

Correlations

P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 Total
P11 Pearson Correlation 1 .246 .241 .020 -.130 .374 .246 -.093 -.149 -.072 .436*
Sig. (2-tailed) .225 .236 .922 .525 .060 .225 .652 .469 .726 .026
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P12 Pearson Correlation .246 1 .241 .281 .246 .088 -.130 -.093 .334 -.072 .482*
Sig. (2-tailed) .225 .236 .165 .225 .669 .525 .652 .095 .726 .013
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P13 Pearson Correlation .241 .241 1 -.097 -.020 .167 .241 -.051 .219 .133 .475*
Sig. (2-tailed) .236 .236 .637 .922 .414 .236 .803 .283 .516 .014
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P14 Pearson Correlation .020 .281 -.097 1 .020 .228 .281 .386 .116 -.133 .265
Sig. (2-tailed) .922 .165 .637 .922 .262 .165 .052 .573 .516 .191
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P15 Pearson Correlation -.130 .246 -.020 .020 1 .088 -.130 .149 .093 -.072 .345
Sig. (2-tailed) .525 .225 .922 .922 .669 .525 .469 .652 .726 .084
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P16 Pearson Correlation .374 .088 .167 .228 .088 1 .088 .408* .141 -.110 .438*
Sig. (2-tailed) .060 .669 .414 .262 .669 .669 .038 .492 .594 .025
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P17 Pearson Correlation .246 -.130 .241 .281 -.130 .088 1 .149 .093 -.072 .459*
Sig. (2-tailed) .225 .525 .236 .165 .525 .669 .469 .652 .726 .018
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P18 Pearson Correlation -.093 -.093 -.051 .386 .149 .408* .149 1 -.071 -.185 .434*
Sig. (2-tailed) .652 .652 .803 .052 .469 .038 .469 .729 .365 .027
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P19 Pearson Correlation -.149 .334 .219 .116 .093 .141 .093 -.071 1 .185 .397*
Sig. (2-tailed) .469 .095 .283 .573 .652 .492 .652 .729 .365 .045
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P20 Pearson Correlation -.072 -.072 .133 -.133 -.072 -.110 -.072 -.185 .185 1 -.123
Sig. (2-tailed) .726 .726 .516 .516 .726 .594 .726 .365 .365 .548
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Total Pearson Correlation .436* .482* .475* .265 .345 .438* .459* .434* .397* -.123 1
Sig. (2-tailed) .026 .013 .014 .191 .084 .025 .018 .027 .045 .548
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).
60

Correlations

P21 P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 Total
P21 Pearson Correlation 1 .263 .077 .146 .359 .310 -.275 .399* .146 .310 .678**
Sig. (2-tailed) .195 .708 .478 .072 .123 .174 .044 .478 .123 .000
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P22 Pearson Correlation .263 1 -.219 -.072 .309 .180 -.072 .088 -.072 .513** .482*
Sig. (2-tailed) .195 .282 .726 .124 .380 .726 .669 .726 .007 .013
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P23 Pearson Correlation .077 -.219 1 -.121 -.182 .222 -.121 .491* .330 .222 .149
Sig. (2-tailed) .708 .282 .555 .373 .276 .555 .011 .100 .276 .467
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P24 Pearson Correlation .146 -.072 -.121 1 -.234 -.085 -.040 -.110 -.040 -.085 -.010
Sig. (2-tailed) .478 .726 .555 .251 .679 .846 .594 .846 .679 .961
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P25 Pearson Correlation .359 .309 -.182 -.234 1 .365 .171 .099 .171 .365 .485*
Sig. (2-tailed) .072 .124 .373 .251 .067 .403 .629 .403 .067 .012
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P26 Pearson Correlation .310 .180 .222 -.085 .365 1 -.085 .272 -.085 .409* .542**
Sig. (2-tailed) .123 .380 .276 .679 .067 .679 .178 .679 .038 .004
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P27 Pearson Correlation -.275 -.072 -.121 -.040 .171 -.085 1 -.110 -.040 -.085 -.048
Sig. (2-tailed) .174 .726 .555 .846 .403 .679 .594 .846 .679 .816
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P28 Pearson Correlation .399* .088 .491* -.110 .099 .272 -.110 1 .365 .019 .438*
Sig. (2-tailed) .044 .669 .011 .594 .629 .178 .594 .067 .925 .025
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P29 Pearson Correlation .146 -.072 .330 -.040 .171 -.085 -.040 .365 1 .469* .254
Sig. (2-tailed) .478 .726 .100 .846 .403 .679 .846 .067 .016 .210
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
P30 Pearson Correlation .310 .513** .222 -.085 .365 .409* -.085 .019 .469* 1 .582**
Sig. (2-tailed) .123 .007 .276 .679 .067 .038 .679 .925 .016 .002
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
Total Pearson Correlation .678** .482* .149 -.010 .485* .542** -.048 .438* .254 .582** 1
Sig. (2-tailed) .000 .013 .467 .961 .012 .004 .816 .025 .210 .002
N 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26 26
*. Correlation is signif icant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is signif icant at the 0.01 level (2-tailed).
61

Correlations

P31 P32 P33 P34 P35 P36 P37 Total


P31 Pearson Correlation 1 .554** .623** .246 .243 -.052 .513** .482*
Sig. (2-tailed) .003 .001 .225 .231 .800 .007 .013
N 26 26 26 26 26 26 26 26
P32 Pearson Correlation .554** 1 .554** -.072 .275 -.330 .469* .292
Sig. (2-tailed) .003 .003 .726 .174 .100 .016 .148
N 26 26 26 26 26 26 26 26
P33 Pearson Correlation .623** .554** 1 .246 .243 -.052 .847** .482*
Sig. (2-tailed) .001 .003 .225 .231 .800 .000 .013
N 26 26 26 26 26 26 26 26
P34 Pearson Correlation .246 -.072 .246 1 -.263 .219 .513** .482*
Sig. (2-tailed) .225 .726 .225 .195 .282 .007 .013
N 26 26 26 26 26 26 26 26
P35 Pearson Correlation .243 .275 .243 -.263 1 .259 .138 .452*
Sig. (2-tailed) .231 .174 .231 .195 .201 .502 .021
N 26 26 26 26 26 26 26 26
P36 Pearson Correlation -.052 -.330 -.052 .219 .259 1 .018 .424*
Sig. (2-tailed) .800 .100 .800 .282 .201 .929 .031
N 26 26 26 26 26 26 26 26
P37 Pearson Correlation .513** .469* .847** .513** .138 .018 1 .562**
Sig. (2-tailed) .007 .016 .000 .007 .502 .929 .003
N 26 26 26 26 26 26 26 26
Total Pearson Correlation .482* .292 .482* .482* .452* .424* .562** 1
Sig. (2-tailed) .013 .148 .013 .013 .021 .031 .003
N 26 26 26 26 26 26 26 26
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
62

Lampiran 8. Hasil Uji Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Mahasiswa


Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

N %
Cases Valid 25 96.2
Excludeda 1 3.8
Total 26 100.0
a. Listwise deletion based on all
v ariables in the procedure.

Reliabi lity Statisti cs

Cronbach's
Alpha N of Items
.845 37
63

Lampiran 9. Tabel Frekuensi Evaluasi Pelaksanaan EPE

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup baik 7 26.9 26.9 26.9
Baik 19 73.1 73.1 100.0
Total 26 100.0 100.0

Lampiran 10. Tabel Frekuensi Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Pre tes pengetahuan

Cumulativ e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup baik 16 61.5 61.5 61.5
Baik 10 38.5 38.5 100.0
Total 26 100.0 100.0

Post tes pengetahuan

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 26 100.0 100.0 100.0
64

Lampiran 11. Hasil Uji Pre Dan Post Tes Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Ranks

N Mean Rank Sum of Ranks


Post tes pengetahuan Negativ e Ranks 0a .00 .00
- Pre tes pengetahuan Positiv e Ranks 16b 8.50 136.00
Ties 10c
Total 26
a. Post tes pengetahuan < Pre tes pengetahuan
b. Post tes pengetahuan > Pre tes pengetahuan
c. Post tes pengetahuan = Pre tes pengetahuan

Test Statisticsb

Post tes
pengetahuan
- Pre tes
pengetahuan
Z -4.000a
Asy mp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on negativ e ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
65

Lampiran 12. Tabel Frekuensi Pre Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Menurut
Aspek Pertanyaan
Frequency Table pre tes pengetahuan

Kelengkapan admi nistrasi

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat baik 26 100.0 100.0 100.0

Pengelol aan obat

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup baik 2 7.7 7.7 7.7
Baik 17 65.4 65.4 73.1
Sangat baik 7 26.9 26.9 100.0
Total 26 100.0 100.0

Good dispensing practice

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup baik 1 3.8 3.8 3.8
Baik 20 76.9 76.9 80.8
Sangat baik 5 19.2 19.2 100.0
Total 26 100.0 100.0

Observasi obat

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup baik 7 26.9 26.9 26.9
Baik 15 57.7 57.7 84.6
Sangat baik 4 15.4 15.4 100.0
Total 26 100.0 100.0
66

Lampiran 13. Tabel Frekuensi Post Test Tingkat Pengetahuan Mahasiswa


Menurut Aspek Pertanyaan

Kelengkapan admi nistrasi

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Sangat baik 26 100.0 100.0 100.0

Pengelol aan obat

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 4 15.4 15.4 15.4
Sangat baik 22 84.6 84.6 100.0
Total 26 100.0 100.0

Good dispensing practice

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 7 26.9 26.9 26.9
Sangat baik 19 73.1 73.1 100.0
Total 26 100.0 100.0

Observasi obat

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup baik 1 3.8 3.8 3.8
Baik 15 57.7 57.7 61.5
Sangat baik 10 38.5 38.5 100.0
Total 26 100.0 100.0
67

Lampiran 14. Tabel Frekeunsi Evaluasi Pelaksanaan EPE Menurut Aspek


Pertanyaan

P1

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 9 34.6 34.6 34.6
SS 17 65.4 65.4 100.0
Total 26 100.0 100.0

P2

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 2 7.7 7.7 7.7
S 16 61.5 61.5 69.2
SS 8 30.8 30.8 100.0
Total 26 100.0 100.0

P3

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid STS 4 15.4 15.4 15.4
TS 19 73.1 73.1 88.5
N 3 11.5 11.5 100.0
Total 26 100.0 100.0

P4

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 4 15.4 15.4 15.4
S 18 69.2 69.2 84.6
SS 4 15.4 15.4 100.0
Total 26 100.0 100.0

P5

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 1 3.8 3.8 3.8
S 22 84.6 84.6 88.5
SS 3 11.5 11.5 100.0
Total 26 100.0 100.0
68

P6

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 2 7.7 7.7 7.7
S 14 53.8 53.8 61.5
SS 10 38.5 38.5 100.0
Total 26 100.0 100.0

P7

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 5 19.2 19.2 19.2
S 19 73.1 73.1 92.3
SS 2 7.7 7.7 100.0
Total 26 100.0 100.0

P8

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 2 7.7 7.7 7.7
S 18 69.2 69.2 76.9
SS 6 23.1 23.1 100.0
Total 26 100.0 100.0

P9

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 16 61.5 61.5 61.5
SS 10 38.5 38.5 100.0
Total 26 100.0 100.0

P10

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 5 19.2 19.2 19.2
S 18 69.2 69.2 88.5
SS 3 11.5 11.5 100.0
Total 26 100.0 100.0
69

P11

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 4 15.4 15.4 15.4
S 17 65.4 65.4 80.8
SS 5 19.2 19.2 100.0
Total 26 100.0 100.0

P12

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 5 19.2 19.2 19.2
S 12 46.2 46.2 65.4
SS 9 34.6 34.6 100.0
Total 26 100.0 100.0

P13

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 18 69.2 69.2 69.2
SS 8 30.8 30.8 100.0
Total 26 100.0 100.0

P14

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 9 34.6 34.6 34.6
SS 15 57.7 57.7 92.3
SS 2 7.7 7.7 100.0
Total 26 100.0 100.0

P15

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 5 19.2 19.2 19.2
S 21 80.8 80.8 100.0
Total 26 100.0 100.0
70

P16

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 1 3.8 3.8 3.8
S 12 46.2 46.2 50.0
SS 13 50.0 50.0 100.0
Total 26 100.0 100.0

P17

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 5 19.2 19.2 19.2
S 17 65.4 65.4 84.6
SS 4 15.4 15.4 100.0
Total 26 100.0 100.0

P18

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 3 11.5 11.5 11.5
N 12 46.2 46.2 57.7
S 8 30.8 30.8 88.5
SS 3 11.5 11.5 100.0
Total 26 100.0 100.0

P19

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 5 19.2 19.2 19.2
S 16 61.5 61.5 80.8
SS 5 19.2 19.2 100.0
Total 26 100.0 100.0

P20

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 3 11.5 11.5 11.5
S 15 57.7 57.7 69.2
SS 8 30.8 30.8 100.0
Total 26 100.0 100.0
71

P21

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 2 7.7 7.7 7.7
N 10 38.5 38.5 46.2
S 12 46.2 46.2 92.3
SS 2 7.7 7.7 100.0
Total 26 100.0 100.0

P22

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid S 16 61.5 61.5 61.5
SS 10 38.5 38.5 100.0
Total 26 100.0 100.0

P23

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 2 7.7 7.7 7.7
S 16 61.5 61.5 69.2
SS 8 30.8 30.8 100.0
Total 26 100.0 100.0
72

P24

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TS 1 3.8 3.8 3.8
N 6 23.1 23.1 26.9
S 12 46.2 46.2 73.1
SS 7 26.9 26.9 100.0
Total 26 100.0 100.0

P25

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 5 19.2 19.2 19.2
S 17 65.4 65.4 84.6
SS 4 15.4 15.4 100.0
Total 26 100.0 100.0

P26

Cumulat iv e
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid N 3 11.5 11.5 11.5
S 17 65.4 65.4 76.9
SS 6 23.1 23.1 100.0
Total 26 100.0 100.0
73

Lampiran 15. Surat Permohonan Menjadi Responden

Surat Permohonan Menjadi Responden

Assalamu’alaikum Wr. Wb.


Dengan ini saya,
Nama : Rian Lupita
NIM : 20120350070
Pendidikan : Program Studi S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Dalam rangka penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Evaluasi


Pelaksanaan dan Analisa Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure (EPE)
Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Blok 16 Program Studi Farmasi
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”.Untuk hal tersebut, peneliti memohon
dengan hormat kepada Saudara/i untuk bersedia meluangkan waktunya dalam
memberi jawaban pada kuesioner dibawah ini dengan ikhlas dan tanpa prasangka.
Jawaban yang diberikan semata-mata hanyalah untuk kepentingan ilmu kesehatan
saja, tanpa maksud lain. Oleh karena itu sangatlah besar artinya untuk menjawab
dengan kesungguhan hati demi perkembangan ilmu kesehatan.
Demikian atas kesediaan dan waktu yang telah diberikan, peneliti
mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
74

Lampiran 16. Surat Pernyataan Menjadi Responden

PERSETUJUAN KEIKUTSERTAAN DALAM PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama :
Jenis Kelamin :
No Telp/ HP :

Menyatakan bersedia untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian


yang dilakukan oleh mahasiswa/i Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta bernama Ayutya
Bastian Friza, dengan judul “Evaluasi Pelaksanaan dan Analisa Pengaruh Early
Pharmaceutical Exposure (EPE) Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Blok
16 Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta”
Semua informasi yang saya berikan adalah sesuai dengan kenyataan tanpa
ada paksaan atau tekanan dari pihak lain.

Yogyakarta, April 2016

Responden
75

Lampiran 17. Kuesioner Evaluasi Pelaksanaan EPE

KUESIONER EVALUASI PELAKSANAAN EPE

NO ASPEK PERTANYAAN SS S N TS STS


EPE adalah kegiatan yang
1
menarik dan berharga.
Saya menikmati pelaksanaan
2
EPE.
EPE menjadikan beban bagi
3
saya.
Tuntutan pada saya selama
4
mengikuti EPE masuk akal
Sebagai mahasiswa, saya
memiliki kesempatan untuk
mempengaruhi muatan atau
materi EPE
Secara umum, saya puas
Mahasiswa
5 dengan kualitas kegiatan
EPE.
EPE menginspirasi saya
6 untuk menjadi apoteker yang
baik.
EPE telah merangsang dan
7 memberikan pengetahuan
berharga.
EPE meningkatkan motivasi
belajar saya terkait materi
8 blok 5 (Farmasi Dasar IV),
serta peran apoteker di
Puskesmas.
Tujuan atau learning outcome
9
kegiatan EPE telah terpenuhi.
Sistem pelaksanaan EPE
10
sudah baik.
Kegiatan EPE Diskusi selama EPE
11
bermanfaat.
Tugas yang didapat selama
12 EPE penting untuk
pembelajaran saya.
Keterampilan Saya dilatih untuk
Mahasiswa mengetahui pekerjaan
kefarmasian di Puskesmas.
Setelah mengikuti EPE,
kepercayaan diri saya saat
76

bertemu pasien meningkat.


EPE telah melatih
pemahaman saya tentang
pekerjaan kefarmasian di
Puskesmas.
EPE telah memberi saya
pemahaman yang berharga
tentang profesi apoteker dan
pekerjaan kefarmasian.
Apoteker pembimbing di
Puskesmas menstimulasi saya
18 untuk berkontribusi dengan
pengalaman dan pengetahuan
saya sendiri.
Selama pelaksanaan EPE,
apoteker pembimbing di
19 Puskesmas memberikan
feedback (umpan balik) yang
bermanfaat untuk saya.
Apoteker pembimbing di
Pembimbing
Puskesmas mendengarkan
20
saya, membimbing dengan
serius dan responsif.
21 Apoteker pembimbing di
Puskesmas bekerja keras
untuk membuat EPE menjadi
menarik.
22 Apoteker pembimbing di
Puskesmas telah mendorong
saya dengan beberapa car
untuk belajar lebih giat.
23 Kinerja Diskusi kelompok
Kelompok meningkatkan pemahaman
saya selama mengikuti EPE.
24 Kelompok EPE saya
bekerjasama dengan baik.
25 Persiapan Koordinator EPE
memberikan informasi yang
cukup memadai untuk saya.
26 Buku kerja EPE bermanfaat
untuk proses belajar saya
selama EPE.
77

Jawablah :

SS (Sangat Setuju) : Bila anda SANGAT SETUJU dengan statement


tersebut.
S (Setuju) : Bila anda SETUJU dengan statement tersebut.
N (Netral) : Bila anda tidak memiliki pendapat atau merasa ragu
dengan statement tersebut.
TS (Tidak Setuju) : Bila anda TIDAK SETUJU dengan statement
tersebut.
STS (Sangat Tidak : Bila anda SANGAT TIDAK SETUJU dengan
Setuju) statementtersebut.

Lampiran 18. Kuesioner Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

KUESIONER TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA

Kelengkapan administrasi dan fisik terkait pelayanan kefarmasian di intalasi farmasi


(apotek) rawat inap di Rumah Sakit
No Pertanyaan Ya Tidak
1 Perawat harus mengisi buku pengambilan obat sebagai bukti obat
sudah di ambil
2 Saat pengambilan obat golongan psikotropika dan narkotika, harus
mengisi buku pencatatn terlebih dahulu
3 Laporan penggunaan obat golongan psikotropika dan narkotika
diserahkan di BPOM
4 Penyerahan laporan penggunaan obat golongan psikotropika dan
narkotika setiap 1 bulan sekali
5 Pemusnahan resep setiap 3 tahun sekali
Pengelolaan obat di Intalasi Farmasi(Apotek) Rawat Inap di Rumah Sakit
6 Penyusunan obat di instalasi farmasi rawat inap berdasarkan alphabetis
7 penyimpanan obat golongan psikotropika dan narkotika secara khusus
dalam lemari dengan 2 pintu
8 Penyimpanan obat dengan nama yang mirip dilakukan dengan memberi
label di box dengan tulisan LASA (Look Alike Sound Alike)
9 Obat high alert diberi tanda khusus pada box

10 Sebelum diberikan ke pasien obat higt alert dilakukan double cross


check
11 Injeksi, suppositoria, elektrolit dapat disimpan dalam lemari es yang
sama
12 Obat-obat yang hampir kadaluarsa diutamakan untuk diresepkan ke
pasien
13 Obat-obat yang sudah kadaluarsa dilaporkan untuk dimusnahkan
78

14 Pemusnahan obat NON psikotropika dan narkotika dilakukan oleh


apoteker.
15 Pemusnahan obat psikotropika dan narkotika yang sudah kadaluarsa
dilakukan oleh pihak gudang

Good dispensing practice di intalasi Farmasi(apotek) Rawat Inap di Rumah SakiT


16 Resep diantarkan sendiri oleh keluarga pasien rawat inap ke instalasi
farmasi rawat inap
17 Screening resep dilakukan oleh apoteker

18 Jika stok obat yang diresepkan kosong, apoteker boleh mengganti obat
yang indikasinya sama tanpa konfirmasi ke dokter
19 Obat-obat yang sudah diracik diambil dari apotek oleh perawat bangsal
20 Unit Dose Dispensing (UDD) dan Individual Prescribing (IP)
merupakan metode distribusi obat instalasi farmasi rawat inap
21 Metode UDD dilakukan untuk menghindari kesalahan pasien maupun
kerusakan obat
22 Kerugian metode UDD adalah sumber daya manusia di perlukan banyak

23 Keuntugan metode IP menurunkan beban kerja farmasi

Observasi data dalam rekam medik pasien dengan kasus renal dan kardiovaskuler
(Bagian Rekam Medik)
24 Rekam medik adalah catatan riwayat penyakit dan pengobatan pasien
25 Menuliskan adanya efek samping atas penggunaan obat direkam medik
merupakan tugas perawat
26 Pengisian rekam medik hanya bisa dilakukan oleh dokter
27 Lembar rekonsiliasi merupakn data pengobatan pasien rawat jalan atau
UGD (Unit Gawat Darurat) yang terdapat dalam rekam medik
79

Lampiran 19. Distribusi Frekuensi Responden Evalausi Pelaksanaan EPE

NO ASPEK PERTANYAAN SS S N TS STS


EPE adalah kegiatan yang
1
menarik dan berharga. 38,5 61,5
Saya menikmati 19,2 61,5 19,2
2
pelaksanaan EPE.
EPE menjadikan beban 15,4 73,1 15,4
3
bagi saya.
Tuntutan pada saya selama
mengikuti EPE masuk akal
4
11,5 84,6 3,8
Sebagai mahasiswa, saya
memiliki kesempatan
untuk mempengaruhi
muatan atau materi EPE 11,5 69,2 19,2
Mahasiswa Secara umum, saya puas
5 dengan kualitas kegiatan 23,1 65,4 11,5
EPE.
EPE menginspirasi saya
6 untuk menjadi apoteker 50,0 46,2 3,8
yang baik.
EPE telah merangsang dan
7 memberikan pengetahuan
berharga. 65,4 34,6
EPE meningkatkan 34,6 46,2 19,2
motivasi belajar saya
terkait materi blok
8
farmakoterapi renal dan
kardiovaskuler, serta peran
apoteker di RS.
Tujuan atau learning
9 outcome kegiatan EPE 15,4 65,4 19,2
telah terpenuhi.
Sistem pelaksanaan EPE 7,7 73,1 19,2
10
sudah baik.
Kegiatan EPE
Diskusi selama EPE 30,8 57,7 11,5
11
bermanfaat.
Tugas yang didapat selama
12 EPE penting untuk
pembelajaran saya. 23,1 69,2 7,7
Keterampilan Saya dilatih untuk
Mahasiswa mengetahui pekerjaan 30,8 69,2
kefarmasian di RS.
Setelah mengikuti EPE,
80

kepercayaan diri saya saat


bertemu pasien meningkat. 30,8 61,5 7,7
EPE telah melatih
pemahaman saya tentang
pekerjaan kefarmasian di 30,8 61,5 7,7
RS.
EPE telah memberi saya
pemahaman yang berharga
tentang profesi apoteker
dan pekerjaan kefarmasian. 38,5 61,5
Apoteker pembimbing di
Puskesmas menstimulasi saya
18 untuk berkontribusi dengan 15,4 69,2 15,4
pengalaman dan pengetahuan
saya sendiri.
Selama pelaksanaan EPE,
apoteker pembimbing di
19 Puskesmas memberikan
feedback (umpan balik) yang
bermanfaat untuk saya. 19,2 65,4 15,4
Apoteker pembimbing di
Pembimbing
Puskesmas mendengarkan
20
saya, membimbing dengan
serius dan responsif. 7,7 57,7 34,6
Apoteker pembimbing di
Puskesmas bekerja keras
21
untuk membuat EPE menjadi 11,5 30,8 46,2 11,5
menarik.
Apoteker pembimbing di
Puskesmas telah mendorong
22
saya dengan beberapa car
untuk belajar lebih giat. 7,7 46,2 38,5
Diskusi kelompok
23 meningkatkan pemahaman
Kinerja
saya selama mengikuti EPE. 38,5 53,8 7,7
Kelompok
Kelompok EPE saya
24
bekerjasama dengan baik. 26,9 46,2 23,1 3,8
Koordinator EPE
25 memberikan informasi yang
cukup memadai untuk saya. 80,8 19,2
Persiapan
Buku kerja EPE bermanfaat
26 untuk proses belajar saya 15,4 65,4 19,2
selama EPE.
81

Lampiran 20. Distribusi Frekuensi Responden dengan Jawaban Benar

Kisi Item pertanyaan Sebelum % sesudah%


responden respondenyang
yang menjawab benar
menjawab
benar
Kelengkapan administrasi dan Perawat harus 100 100
fisik terkait pelayanan mengisi buku
kefarmasian di intalasi pengambilan obat
farmasi (apotek) rawat inap di sebagai bukti obat
Rumah Sakit sudah di ambil
Saat pengambilan 100 100
obat golongan
psikotropika dan
narkotika, harus
mengisi buku
pencatatn terlebih
dahulu
Laporan 100 100
penggunaan obat
golongan
psikotropika dan
narkotika
diserahkan di
BPOM
Penyerahan 100 100
laporan
penggunaan obat
golongan
psikotropika dan
narkotika setiap 1
bulan sekali
Pemusnahan resep 57,69 96,15
setiap 3 tahun
sekali
Penyusunan obat 34,62 84,62
Pengelolaan obat di di instalasi
Intalasi farmasi rawat inap
Farmasi(Apotek) berdasarkan
Rawat Inap di Rumah alphabetis
Sakit penyimpanan obat 92,31 96,15
golongan
psikotropika dan
narkotika secara
khusus dalam
82

lemari dengan 2
pintu
Penyimpanan obat 100 100
dengan nama
yang mirip
dilakukan dengan
memberi label di
box dengan
tulisan LASA
(Look Alike Sound
Alike)
Obat high alert 100 100
diberi tanda
khusus pada box
Sebelum 76,92 96,15
diberikan ke
pasien obat higt
alert dilakukan
double cross
check
Injeksi, 19,23 29,62
suppositoria,
elektrolit dapat
disimpan dalam
lemari es yang
sama
Obat-obat yang 73,08 84,62
hampir kadaluarsa
diutamakan untuk
diresepkan ke
pasien
Obat-obat yang 100 100
sudah kadaluarsa
dilaporkan untuk
dimusnahkan

Pemusnahan obat 19,23 30,73


NON psikotropika
dan narkotika
dilakukan oleh
apoteker.
Pemusnahan obat 69,23 76,92
psikotropika dan
narkotika yang
sudah kadaluarsa
dilakukan oleh
83

pihak gudang
Resep diantarkan 19,23 38,46
sendiri oleh
keluarga pasien
rawat inap ke
instalasi farmasi
Good dispensing rawat inap
practice di intalasi Screening resep 100 100
Farmasi(apotek) dilakukan oleh
Rawat Inap di Rumah apoteker
Sakit
Jika stok obat 69,23 73,08
yang diresepkan
kosong, apoteker
boleh mengganti
obat yang
indikasinya sama
tanpa konfirmasi
ke dokter
Obat-obat yang 42,31 92,31
sudah diracik
diambil dari
apotek oleh
perawat bangsal
Unit Dose 100 100
Dispensing
(UDD) dan
Individual
Prescribing (IP)
merupakan
metode distribusi
obat instalasi
farmasi rawat inap
Metode Unit Dose 100 100
Dispensing
(UDD) dilakukan
untuk
menghindari
kesalahan pasien
maupun
kerusakan obat
Kerugian metode 100 100
UDD adalah
sumber daya
manusia di
perlukan banyak
84

Keuntugan 38,46 96,15


metode IP
menurunkan
beban kerja
farmasi

Observasi data dalam rekam Rekam medik 100 100


medik pasien dengan kasus adalah catatan
renal dan kardiovaskuler riwayat penyakit
(Bagian Rekam Medik) dan pengobatan
pasien
Menuliskan 57,69 96,15
adanya efek
samping atas
penggunaan obat
direkam medik
merupakan tugas
perawat
Pengisian rekam 30,77 38,46
medik hanya bisa
dilakukan oleh
dokter
Lembar 100 100
rekonsiliasi
merupakn data
pengobatan pasien
rawat jalan atau
UGD (Unit Gawat
Darurat) yang
terdapat dalam
rekam medik
85

Lampiran 21. Analisis signifikansi tingkat pengetahuan mahasiswa

Rata-rata Nilai Ranks Signifikansi


No Pertanyaan Pre Post Nilai
Negative Ranks Positive Ranks Ties Hipotesis
Test Test p
Perawat harus Tidak terdapat
mengisi buku perbedaan skor
pengambilan obat yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
sebagai bukti obat pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
1 sudah diambil. 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
mahasiswa
pre test test < pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Saat pengambilan Tidak terdapat
obat golongan perbedaan skor
psikotropika dan yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
narkotika, harus pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
2 mengisi buku 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
pencatatan terlebih mahasiswa
pre test test < pre test test
dahulu. sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Laporan Tidak terdapat
Tidak ada Tidak ada 26 responden
penggunaan obat perbedaan skor
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
3 golongan 100% 100% 1,000 yang signifikan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
psikotropika dan pada tingkat
pre test test < pre test test
narkotika pengetahuan
86

diserahkan ke mahasiswa
BPOM. sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Penyerahan laporan Tidak terdapat
penggunaan obat perbedaan skor
golongan yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
psikotropika dan pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
4 narkotika setiap 1 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
bulan sekali. mahasiswa
pre test test < pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Pemusnahan resep Terdapat
dilakukan setiap 3 perbedaan skor
tahun sekali. yang signifikan
Tidak ada 16 responden
10 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
5 57,69% 96,15 nilai post test > 0,002 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
nilai pre test mahasiswa
pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Penyusunan obat di Terdapat
instalasi farmasi Tidak ada 13 responden perbedaan skor
13 responden
rawat inap mahasiswa yang nilai pre test yang signifikan
6 34,62% 84,62% nilai post test > 0,000
berdasarkan nilai post test < = nilai post pada tingkat
nilai pre test
alphabetis. pre test test pengetahuan
mahasiswa
87

sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Penyimpanan obat Tidak terdapat
golongan perbedaan skor
psikotropika dan yang signifikan
Tidak ada 25 responden
narkotika secara 1 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
7 khusus dalam lemari 92,31% 96,15% nilai post test > 0,317 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
dengan 2 lapis nilai pre test mahasiswa
pre test test
pintu. sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Penyimpanan obat Tidak terdapat
dengan nama yang perbedaan skor
mirip dilakukan yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
dengan memberi pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
8 label di box dengan 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
tulisan LASA (Look mahasiswa
pre test test < pre test test
Alike Sound Alike). sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Obat high alert Tidak terdapat
diberi tanda khusus perbedaan skor
Tidak ada Tidak ada 26 responden
pada box. yang signifikan
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
9 100% 100% 1,000 pada tingkat
nilai post test < yang nilai post = nilai post
pengetahuan
pre test test < pre test test
mahasiswa
sebelum dan
88

setelah mengikuti
EPE
Sebelum diberikan Terdapat
ke pasien obat higt perbedaan skor
alertdilakukan yang signifikan
Tidak ada 21 responden
double cross check. 5 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
10 76,92% 96,15% nilai post test > 0,025 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
nilai pre test mahasiswa
pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Injeksi, Tidak terdapat
suppositoria, perbedaan skor
elektrolit dapat yang signifikan
Tidak ada 24 responden
disimpan dalam 2 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
11 lemari es yang 19,23% 26,92% nilai post test > 0,157 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
sama. nilai pre test mahasiswa
pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Obat yang hampir Tidak terdapat
kadaluarsa perbedaan skor
diutamakan untuk Tidak ada 23 responden yang signifikan
3 responden
diresepkan ke mahasiswa yang nilai pre test pada tingkat
12 73,08% 84,62% nilai post test > 0,083
pasien. nilai post test < = nilai post pengetahuan
nilai pre test
pre test test mahasiswa
sebelum dan
setelah mengikuti
89

EPE
Obat-obat yang Tidak terdapat
sudah kadaluarsa perbedaan skor
dilaporkan untuk yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
dimusnahkan. pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
13 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
mahasiswa
pre test test < pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Pemusnahan obat Tidak terdapat
NON psikotropika perbedaan skor
dan narkotika yang signifikan
Tidak ada 23 responden
dilakukan oleh 3 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
14 apoteker. 19,23% 30,77% nilai post test > 0,083 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
nilai pre test mahasiswa
pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Pemusnahan obat Tidak terdapat
psikotropika dan perbedaan skor
narkotika yang yang signifikan
Tidak ada 24 responden
sudah kadaluarsa 2 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
15 dilakukan oleh 69,23% 76,92% nilai post test > 0,157 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
pihak gudang. nilai pre test mahasiswa
pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
90

Resep diantarkan Terdapat


sendiri oleh perbedaan skor
keluarga pasien yang signifikan
Tidak ada 21 responden
rawat inap ke 5 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
16 instalasi farmasi 19,23% 38,46% nilai post test > 0,025 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
rawat inap. nilai pre test mahasiswa
pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Tidak terdapat
perbedaan skor
yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
Screening resep pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
17 dilakukan oleh 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
apoteker. mahasiswa
pre test test < pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Jika stok obat yang Tidak terdapat
diresepkan kosong, perbedaan skor
apoteker boleh yang signifikan
Tidak ada 25 responden
mengganti obat 1 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
18 yang indikasinya 69,23% 73,08% nilai post test > 0,317 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
sama tanpa nilai pre test mahasiswa
pre test test
konfirmasi ke sebelum dan
dokter. setelah mengikuti
EPE
19 Obat-obat yang 42,31% 92,31% Tidak ada 13 responden 13 responden 0,000 Terdapat
91

sudah diracik mahasiswa yang nilai post test > nilai pre test perbedaan skor
diambil dari apotek nilai post test < nilai pre test = nilai post yang signifikan
oleh perawat pre test test pada tingkat
bangsal. pengetahuan
mahasiswa
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Obat untuk pasien Tidak terdapat
ICU langsung perbedaan skor
diantarkan apoteker yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
ke pasien. pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
20 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
mahasiswa
pre test test < pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Metode UDD Tidak terdapat
dilakukan untuk perbedaan skor
mengihindari yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
kesalahan pasien pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
21 maupun kerusakan 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
obat. mahasiswa
pre test test < pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Kerugian metode Tidak ada Tidak ada 26 responden Tidak terdapat
22 100% 100% 1,000
UDD adalah sumber mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test perbedaan skor
92

daya manusia yang nilai post test < yang nilai post = nilai post yang signifikan
diperlukan sangat pre test test < pre test test pada tingkat
banyak. pengetahuan
mahasiswa
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Kekurangan metode Terdapat
IP obat yang tidak perbedaan skor
terpakai akan yang signifikan
Tidak ada 11 responden
menumpuk 15 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
23 dibangsal. 38,46% 96,15% nilai post test > 0,000 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
nilai pre test mahasiswa
pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Rekam medik Tidak terdapat
adalah catatan perbedaan skor
riwayat penyakit yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
dan pengobatan pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
24 pasien. 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
mahasiswa
pre test test < pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Menuliskan adanya Tidak ada 10 responden 16 responden Terdapat
25 efek samping atas 57,69% 96,15% mahasiswa yang nilai post test > nilai pre test 0,002 perbedaan skor
penggunaan obat nilai post test nilai pre test = nilai post yang signifikan
93

direkam medik <pre test test pada tingkat


merupakan tugas pengetahuan
perawat. mahasiswa
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Pengisian rekam Tidak terdapat
medik hanya bisa perbedaan skor
dilakukan oleh yang signifikan
Tidak ada 24 responden
dokter. 2 responden pada tingkat
mahasiswa yang nilai pre test
26 30,77% 38,46% nilai post test > 0,157 pengetahuan
nilai post test < = nilai post
nilai pre test mahasiswa
pre test test
sebelum dan
setelah mengikuti
EPE
Lembar rekonsiliasi Tidak terdapat
merupakan data perbedaan skor
pengobatan pasien yang signifikan
Tidak ada Tidak ada 26 responden
rawat jalan atau pada tingkat
mahasiswa yang mahasiswa nilai pre test
27 UGD (Unit Gawat 100% 100% 1,000 pengetahuan
nilai post test < yang nilai post = nilai post
Darurat) yang mahasiswa
pre test test < pre test test
terdapat dalam sebelum dan
rekam medik. setelah mengikuti
EPE
Evaluasi Pelaksanaan dan Analisis Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure

(EPE) Blok 16 Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Studi

Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

1)Rian lupita, 2)Ingenida Hadning

1)Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2)Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Rian_lupita@yahoo.com

INTISARI

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) salah satu metode pembelajaran

dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik. Konsep dari EPE merupakan

pemaparan awal kepada mahasiswa pada dunia klinis, supaya mahasiswa dapat

melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan merangsang

mahasiswa berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Penelitian bertujuan untuk

mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 dan untuk mengetahui

pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16

Program Studi Farmasi UMY.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non

probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti

EPE di blok 16. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang

diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa

blok 16 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan

SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan

uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik dan

26,92% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE

38,5% baik, 61,5% cukup, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan

mahasiswa meningkat yaitu 100% baik dan didapatkan p value = 0,000 artinya

terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

Kata kunci: Early Pharmaceutical Exposure, Farmasi UMY, tingkat pengetahuan


Evaluasi Pelaksanaan dan Analisis Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure

(EPE) Blok 16 Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Studi

Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

1)Rian lupita, 2)Ingenida Hadning

1)Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2)Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Rian_lupita@yahoo.com

ABSTRACT

Pharmaceutical Early Exposure (EPE) one method of learning in which

students are introduced to the clinical conditions. The concept of EPE an initial

exposure to students in the clinical world, so that students can do and knowing

principles in clinical practice and stimulate students to think critically to solve

problems. The study aims to determine the results of the evaluation of EPE block

16 and to determine the effect on the level of knowledge EPE implementation of

the 16 students of Pharmacy UMY

This research was observational descriptive analytic with cross sectional

approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through

purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2013 in

Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early

Pharmaceutical Exposure in block 16. The number of samples in this study were
26 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the

level of knowledge of students of block 16 of Pharmacy Muhammadiyah

University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS

(Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon

test.

The research result showed evaluation of the implementation ofEarly

Pharmaceutical Exposure, 73,08% goodand 26,92% sufficient. The level of

student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 38,5%

good, 61,5% sufficient, after implemented Early Pharmaceutical Exposure

knowledge level of students increased, that is 100% good and obtained p value =

0.000 means that there is a difference score significantly to the knowledge level of

students.

Keywords: Early Pharmaceutical Exposure, Pharmaceutical UMY, the level of

knowledge
PENDAHULUAN

Apoteker adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan di bidang

kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi

kefarmasian.Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokkan sebagai

profesi yang telah diakui secara universal (ISFI, 2011).

Apoteker yang kompeten diperlukan untuk mendukung praktik

kefarmasian sehingga dapat memberikan gambaran implementasi ilmu

kefarmasian untuk meluluskan apoteker yang sesuai dengan Standar

Kompetensi Apoteker Indonesia. Untuk memenuhi lulusan apoteker yang

kompeten dan sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

diperlukan sistem pembelajaran yang mendukung, salah satunya adalah

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Metode pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning

(PBL) yaitu suatu metode instruksional untuk memberi kemampuan kepada

peserta didik melalui penyelesaian masalah (Nursalam, 2008). Metode

pembelajaran berbasis masalah ini, pada Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) diimplementasikan pada kegiatan kuliah

pakar, tutorial, praktikum, plenary discussion, Interprofessional Education

(IPE) dan Early Pharmaceutical Exposure (EPE).

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) adalah kegiatan kunjungan oleh

mahasiswa Program Studi Farmasi UMY terkait dengan materi blok, sebagai
bentuk early exposure sehingga membantu mahasiswa mempelajari

keterampilan klinik dan landasan ilmiah serta meningkatkan motivasi untuk

memahami hal tersebut. UMY menjadi satu-satunya perguruan tinggi di

Indonesia yang menerapkan metode pembelajaran EPE. Metode pembelajaran

EPE ini belum pernah dilakukan evaluasi, sehingga peneliti ingin

mengevaluasi pelaksanaan EPE dan ingin mengetahui pengaruh EPE terhadap

tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY. Peneliti

melakukan fokus penelitian pada pelaksanaan EPE di blok 16. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE dari

perspektif mahasiswa dan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE

terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi

UMY.

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian observasi deksriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai

Maret 2016. Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner.

Kuesioner dirancang oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep,

buku panduan Early Pharmaceutical Exposure blok 16, dan kuesioner yang

diadopsi dari Medical students' and facilitators' experiences of an Early

Professional Contact course: Active and motivated students, strained

facilitator tahun 2008. Kuesioner terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner
evaluasi pelaksanaan dan kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa Program

Studi Farmasi UMY.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi

UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti blok 16. Sampel pada penelitian

ini sebanyak 26 orang digunakan untuk uji validasi dan reliabilitas kuesioner,

sebanyak 26 orang digunakan untuk sampel penelitian, dan sebanyak 26

orang masuk dalam kriteria eksklusi. Teknik sampling yang digunakan pada

penelitian ini adalah non probability sample secara purposive sampling.

Uji validitas dan reliabilitas menggunakan responden sebanyak 26 orang.

Uji validitas dan reliabilitas dengan cara membandingkan r-hitung dengan r-

tabel. Reliabilitas kuesioner diuji menggunakan metode cronbach’s alpha.

Kuesioner evaluasi pelaksanaan diukur menggunakan skala Likert, yaitu

terdapat jawaban bergradasi dari (SS) sangat setuju, (S) setuju, (N) netral,

(TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak setuju. Masing-masing item jawaban

terdapat skor yaitu (STS) sangat tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N)

netral = 3, (S) setuju = 4, (SS) sangat setuju = 5. Kuesioner tingkat

pengetahuan diukur menggunakan skala Guttman, bentuk pertanyaan dari

kuesioner ini berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban yang benar

diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0 (Hidayat,2007).

Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena pengujian ini dilakukan

untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan

yaitu tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.

Pengambilan keputusan dilihat dari nilai P value > α (0,05), yang berarti tidak
ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

Sedangkan jika nilai p value ≤ α (0,05) maka terdapat perbedaan skor yang

signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Pelaksanaan EPE

Evaluasi pelaksanaan EPE mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi

UMY dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu, baik, cukup dan kurang baik.

Baik jika skor jawaban 76%-100%, cukup jika skor jawaban 56%-75% dan

kurang baik jika skor jawaban <56%. Distribusi jawaban responden terhadap

evaluasi pelaksanaan EPE dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 evaluasi pelaksanaan EPE

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Baik 19 73,08
2 Cukup 7 26,92
3 Kurang baik 0 0
Jumlah 26 100

Keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah 26 responden.

Berdasarkan data dari tabel diatas, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik

dan 26,92% cukup. Hasil tersebut didapat setelah mahasiswa program studi

Farmasi UMY melaksanakan progam EPE di blok 16. Uraian dan hasil dari

tiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Distribusi jawaban Responden


NO ASPEK PERTANYAAN SS S N TS STS
EPE adalah kegiatan yang
1
menarik dan berharga. 38,5 61,5
Saya menikmati 19,2 61,5 19,2
2
pelaksanaan EPE.
EPE menjadikan beban bagi 15,4 73,1 15,
3
saya. 4
Tuntutan pada saya selama
4
mengikuti EPE masuk akal 11,5 84,6 3,8
Sebagai mahasiswa, saya
memiliki kesempatan untuk
5
mempengaruhi muatan atau
materi EPE 11,5 69,2 19,2
Secara umum, saya puas
Mahasiswa
6 dengan kualitas kegiatan 23,1 65,4 11,5
EPE.
EPE menginspirasi saya
7 untuk menjadi apoteker 50,0 46,2 3,8
yang baik.
EPE telah merangsang dan
8 memberikan pengetahuan
berharga. 65,4 34,6
EPE meningkatkan motivasi 34,6 46,2 19,2
belajar saya terkait materi
9 blok farmakoterapi renal
dan kardiovaskuler, serta
peran apoteker di RS.
Tujuan atau learning
10 Kegiatan EPE outcome kegiatan EPE telah 15,4 65,4 19,2
terpenuhi.
Sistem pelaksanaan EPE 7,7 73,1 19,2
11
sudah baik.
Diskusi selama EPE 30,8 57,7 11,5
12
bermanfaat.
Tugas yang didapat selama
13 EPE penting untuk
pembelajaran saya. 23,1 69,2 7,7
Keterampilan Saya dilatih untuk
14 Mahasiswa mengetahui pekerjaan 30,8 69,2
kefarmasian di RS.
Setelah mengikuti EPE,
15 kepercayaan diri saya saat
bertemu pasien meningkat. 30,8 61,5 7,7
EPE telah melatih
pemahaman saya tentang
16
pekerjaan kefarmasian di 30,8 61,5 7,7
RS.
EPE telah memberi saya
pemahaman yang berharga
17
tentang profesi apoteker dan
pekerjaan kefarmasian. 38,5 61,5
Apoteker pembimbing di
Puskesmas menstimulasi
18 saya untuk berkontribusi 15,4 69,2 15,4
dengan pengalaman dan
Pembimbing pengetahuan saya sendiri.
Selama pelaksanaan EPE,
apoteker pembimbing di
19
Puskesmas memberikan
feedback (umpan balik)
yang bermanfaat untuk saya. 19,2 65,4 15,4
Apoteker pembimbing di
Puskesmas mendengarkan
20
saya, membimbing dengan
serius dan responsif. 7,7 57,7 34,6
Apoteker pembimbing di
Puskesmas bekerja keras
21
untuk membuat EPE 11,5 30,8 46,2 11,5
menjadi menarik.
Apoteker pembimbing di
Puskesmas telah mendorong
22
saya dengan beberapa car
untuk belajar lebih giat. 7,7 46,2 38,5
Diskusi kelompok
23 meningkatkan pemahaman
Kinerja
saya selama mengikuti EPE. 38,5 53,8 7,7
Kelompok
Kelompok EPE saya
24
bekerjasama dengan baik. 26,9 46,2 23,1 3,8
Koordinator EPE
25 memberikan informasi yang
cukup memadai untuk saya. 80,8 19,2
Persiapan
Buku kerja EPE bermanfaat
26 untuk proses belajar saya 15,4 65,4 19,2
selama EPE.

Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel diatas, terdapat beberapa

item evaluasi dengan jawaban netral ≥ 20%. Evalausi jawaban responden dapat

dilihat pada tabel 3.


Tabel 3.Analisis Evaluasi Pelaksanaan EPE

Aspek Pertanyaan Analisa Penyebab Saran/solusi


Apoteker pembimbing 1. Pada saat EPE berlangsung 1. Dilakukan sosialisasi kepada
di Rumah Sakit bekerja apoteker yang bertugas dalam apoteker pembimbing.
keras untuk membuat memimbing mahasiswa 2. Adanya apoteker pendamping
EPE menjadi menarik melakukan EPE sedang sibuk. lain atau cadangan untuk
Apoteker pembimbing 2. Rumah sakit yang dikunjungi membimbing mahasiwa dalam
di Rumah Sakit mahasiswa dalam kegiatan EPE kegiatan EPE agar pengalaman
mendengarkan saya, banyak pasien, sehingga dan pengetahuan mahasiswa
Pembimbing membimbing dengan mahasiswa belajar mandiri tanpa tercapai sesuai kompetensi
serius, dan responsive ada pengawasan dari apoteker yang sudah ditetapkan
Apoteker pembimbing pembimbing 3. Perwakilan dari pengajar
di Rumah Sakit telah 3. Apoteker pembimbing hanya mendampingi mahasiswa
mendorong saya dengan memberikan informasi kepada selama pelaksanaan EPE
beberapa cara untuk mahasiswa seperlunya saja berlangsung.
belajar lebih giat sehingga pelaksanaannya dirasa
kurang efektif dan menarik.
Kinerja Kelompok Kelompok EPE saya 1. Pada saat EPE banyak 1. Sosialisasi mengenai EPE lebih

39
bekerjasama dengan mahasiswa yang tidak serius memberikan gambaran
baik. dalam melakukan EPE mengenai pelaksanaan EPE.
2. Kurangnya perhatian dari 2. Dalam sosialisasi EPE lebih
apoteker pembimbing di rumah memotivasi mahasiswa.
sakit sehingga kegiatan EPE 3. Memberikan sosialisasi kepada
kurang efektif . apoteker di Rumah Sakit yang
3. kerjasama dalam tim kurang akan dijadikan tempat EPE
terbentuk 4. Selama kegiatan EPE
berlangsung mahsiswa terus di
dampingi apoteker

40
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi UMY

Berdasarkan uji Wilcoxon pengetahuan pre dan post, dengan tingkat kemaknaan p <

0,05 seperti yang tertera dibawah ini.

Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Pre Test Post Test


Pengetahuan
N % N %
Baik 10 38,5 26 100
Cukup 16 61,5 0 0
Kurang baik 0 0 0 0
Total 26 100 26 100
p value 0,000

Tabel diatas menujukkan sebanyak 10 responden (38,5%) memiliki pengetahuan yang

baik, sebanyak 16 responden (61,5%) sebelum melakukan EPE. Setelah melakukan EPE,

responden yang masih memiliki pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (100%) yang

memiliki pengetahuan yang baik. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji

wilcoxon menunjukkan p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,005) berarti ho

ditolak dan hα diterima. Artinya terdapat pengaruh skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.

41
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi Farmasi UMY masuk katagori

baik (73,08%).

2. EPE memberi pengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program

Studi Farmasi UMY (p value = 0,000 yaitu < ɑ (0,05) artinya terdapat pengaruh EPE

terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa setelah mengikuti EPE).

Saran

1. Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan kuesioner berdasarkan

kompetensi di blok 16 dan diharapkan dapat meneliti pada responden yang lebih

banyak.

2. Program Studi Farmasi UMY

Bagi Program Studi Farmasi UMY diharapkan dapat memperbaiki sistem

pelaksanaan EPE

42
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufik., 2009, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Base Learning, Kencana Prenada
Media Grup, Jakarta
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Asdi Mahasatya, Jakarta
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta
Azwar, Saifuddin., 2009, Reliabilitas dan Validitas: Seri Pengukuran Psikologi, Sigma Alpha,
Yogyakarta
Bachtiar, A., 2012, Filsafat Ilmu, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Below, at all., 2008, Medical Students' and Facilitators' Experiences of An Early
Professional Contact Course: Active and Motivated Students, Strained
Facilitators.BMC Medical Education 8:56
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasisan, Jakarta
Depkes RI. (2004). Keputusan Menkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Ebrahimi S, Kojuri J, Ashkani-Esfahani S., 2012, Early clinical experience: A way for
preparing students for clinical setting. GMJ, 1(2): 42-47.
Esfehani, at all., 2012,The Effect of Early Clinical Exposure On Learning Motivation of
Medical Students.
Glazer, Evan., 2001, Problem Based Intruction. In M Orey.(Ed.), Emerging perspective on
learning, teaching and technology
Hidayat. A.A.A., 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data, Salemba
Medika, Jakarta
Ikatan Apoteker Indonesia, 2011, Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia
Nomor: 058/Sk/Pp.Iai/Iv/2011 Tentang Standar Kompetensi Apoteker Indonesia,
Jakarta
ISFI, 2011, ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia, 392-393, PT.ISFI Penerbitan, Jakarta.
Martono, Nanang., 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Menteri Pendidikan RI, 2002, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002
Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, Jakarta
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

43
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2012, Metode Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Nursalam., 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan pedoman
Skirpsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian, Salemba Medika, Jakarta
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Jakarta
Sugiyono., 2003, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung
Sugiyono., 2007, Statistika untuk Penelitian , Alfabeta, Bandung
Sumantri, Arif., 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, Kencana, Jakarta
Tayade, dkk. 2014. The impact of Early Clinical Exposure on First M.B.B.S. Students.
Wikandari, Windi., 2008, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Penderita Tuberkulosis dan
Keluarganya Setelah Pemberian Konseling, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta

44
Evaluasi Pelaksanaan dan Analisis Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure

(EPE) Blok 16 Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Studi

Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

1)Rian lupita, 2)Ingenida Hadning

1)Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2)Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Rian_lupita@yahoo.com

INTISARI

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) salah satu metode pembelajaran

dimana mahasiswa dikenalkan pada kondisi klinik. Konsep dari EPE merupakan

pemaparan awal kepada mahasiswa pada dunia klinis, supaya mahasiswa dapat

melakukan dan mengetahui prinsip-prinsip dalam praktik klinis dan merangsang

mahasiswa berfikir kritis dalam memecahkan masalah. Penelitian bertujuan untuk

mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 dan untuk mengetahui

pengaruh pelaksanaan EPE terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16

Program Studi Farmasi UMY.

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non

probability sample secara purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Program Studi Farmasi UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti

EPE di blok 16. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 26 responden, yang

diberikan kuesioner evaluasi pelaksanaan dan tingkat pengetahuan mahasiswa

blok 16 Program Studi Farmasi UMY. Data yang diperoleh diolah menggunakan

SPSS (Statistical Package for the Social Sciences), kemudian diuji menggunakan

uji Wilcoxon.

Hasil penelitian menunjukkan, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik dan

26,92% cukup. Tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum melaksanakan EPE

38,5% baik, 61,5% cukup, setelah dilaksanakan EPE tingkat pengetahuan

mahasiswa meningkat yaitu 100% baik dan didapatkan p value = 0,000 artinya

terdapat perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

Kata kunci: Early Pharmaceutical Exposure, Farmasi UMY, tingkat pengetahuan


Evaluasi Pelaksanaan dan Analisis Pengaruh Early Pharmaceutical Exposure

(EPE) Blok 16 Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Program Studi

Farmasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

1)Rian lupita, 2)Ingenida Hadning

1)Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

2)Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta

Rian_lupita@yahoo.com

ABSTRACT

Pharmaceutical Early Exposure (EPE) one method of learning in which

students are introduced to the clinical conditions. The concept of EPE an initial

exposure to students in the clinical world, so that students can do and knowing

principles in clinical practice and stimulate students to think critically to solve

problems. The study aims to determine the results of the evaluation of EPE block

16 and to determine the effect on the level of knowledge EPE implementation of

the 16 students of Pharmacy UMY

This research was observational descriptive analytic with cross sectional

approach. The sampling technique used was the non-probability sampling through

purposive sampling. The samples in this study are pharmacy students year 2013 in

Muhammadiyah University of Yogyakarta who have followed Early

Pharmaceutical Exposure in block 16. The number of samples in this study were
26 respondents, were given a questionnaire evaluating the implementation and the

level of knowledge of students of block 16 of Pharmacy Muhammadiyah

University of Yogyakarta. The data obtained were processed using SPSS

(Statistical Package for the Social Sciences), were then tested using the Wilcoxon

test.

The research result showed evaluation of the implementation ofEarly

Pharmaceutical Exposure, 73,08% goodand 26,92% sufficient. The level of

student knowledge before implementing Early Pharmaceutical Expsoure 38,5%

good, 61,5% sufficient, after implemented Early Pharmaceutical Exposure

knowledge level of students increased, that is 100% good and obtained p value =

0.000 means that there is a difference score significantly to the knowledge level of

students.

Keywords: Early Pharmaceutical Exposure, Pharmaceutical UMY, the level of

knowledge
PENDAHULUAN

Apoteker adalah tenaga ahli yang mempunyai kewenangan di bidang

kefarmasian melalui keahlian yang diperolehnya selama pendidikan tinggi

kefarmasian.Apoteker sebagai tenaga kesehatan yang dikelompokkan sebagai

profesi yang telah diakui secara universal (ISFI, 2011).

Apoteker yang kompeten diperlukan untuk mendukung praktik

kefarmasian sehingga dapat memberikan gambaran implementasi ilmu

kefarmasian untuk meluluskan apoteker yang sesuai dengan Standar

Kompetensi Apoteker Indonesia. Untuk memenuhi lulusan apoteker yang

kompeten dan sesuai dengan Standar Kompetensi Apoteker Indonesia

diperlukan sistem pembelajaran yang mendukung, salah satunya adalah

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Metode pembelajaran berbasis masalah atau Problem Based Learning

(PBL) yaitu suatu metode instruksional untuk memberi kemampuan kepada

peserta didik melalui penyelesaian masalah (Nursalam, 2008). Metode

pembelajaran berbasis masalah ini, pada Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) diimplementasikan pada kegiatan kuliah

pakar, tutorial, praktikum, plenary discussion, Interprofessional Education

(IPE) dan Early Pharmaceutical Exposure (EPE).

Early Pharmaceutical Exposure (EPE) adalah kegiatan kunjungan oleh

mahasiswa Program Studi Farmasi UMY terkait dengan materi blok, sebagai
bentuk early exposure sehingga membantu mahasiswa mempelajari

keterampilan klinik dan landasan ilmiah serta meningkatkan motivasi untuk

memahami hal tersebut. UMY menjadi satu-satunya perguruan tinggi di

Indonesia yang menerapkan metode pembelajaran EPE. Metode pembelajaran

EPE ini belum pernah dilakukan evaluasi, sehingga peneliti ingin

mengevaluasi pelaksanaan EPE dan ingin mengetahui pengaruh EPE terhadap

tingkat pengetahuan mahasiswa Program Studi Farmasi UMY. Peneliti

melakukan fokus penelitian pada pelaksanaan EPE di blok 16. Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil evaluasi pelaksanaan EPE dari

perspektif mahasiswa dan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan EPE

terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa blok 16 Program Studi Farmasi

UMY.

METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian observasi deksriptif analitik dengan

pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan April sampai

Maret 2016. Penelitian ini menggunakan intrument berupa kuesioner.

Kuesioner dirancang oleh peneliti dengan mengacu pada kerangka konsep,

buku panduan Early Pharmaceutical Exposure blok 16, dan kuesioner yang

diadopsi dari Medical students' and facilitators' experiences of an Early

Professional Contact course: Active and motivated students, strained

facilitator tahun 2008. Kuesioner terdiri dari dua kuesioner yaitu kuesioner
evaluasi pelaksanaan dan kuesioner tingkat pengetahuan mahasiswa Program

Studi Farmasi UMY.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi Farmasi

UMY angkatan 2013 yang telah mengikuti blok 16. Sampel pada penelitian

ini sebanyak 26 orang digunakan untuk uji validasi dan reliabilitas kuesioner,

sebanyak 26 orang digunakan untuk sampel penelitian, dan sebanyak 26

orang masuk dalam kriteria eksklusi. Teknik sampling yang digunakan pada

penelitian ini adalah non probability sample secara purposive sampling.

Uji validitas dan reliabilitas menggunakan responden sebanyak 26 orang.

Uji validitas dan reliabilitas dengan cara membandingkan r-hitung dengan r-

tabel. Reliabilitas kuesioner diuji menggunakan metode cronbach’s alpha.

Kuesioner evaluasi pelaksanaan diukur menggunakan skala Likert, yaitu

terdapat jawaban bergradasi dari (SS) sangat setuju, (S) setuju, (N) netral,

(TS) tidak setuju, (STS) sangat tidak setuju. Masing-masing item jawaban

terdapat skor yaitu (STS) sangat tidak setuju = 1, (TS) tidak setuju = 2, (N)

netral = 3, (S) setuju = 4, (SS) sangat setuju = 5. Kuesioner tingkat

pengetahuan diukur menggunakan skala Guttman, bentuk pertanyaan dari

kuesioner ini berupa pertanyaan ya atau tidak. Setiap jawaban yang benar

diberi nilai 1 dan setiap jawaban yang salah diberi nilai 0 (Hidayat,2007).

Dalam pengujian data dilakukan uji Wilcoxon karena pengujian ini dilakukan

untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan

yaitu tingkat pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.

Pengambilan keputusan dilihat dari nilai P value > α (0,05), yang berarti tidak
ada perbedaan skor yang signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

Sedangkan jika nilai p value ≤ α (0,05) maka terdapat perbedaan skor yang

signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Evaluasi Pelaksanaan EPE

Evaluasi pelaksanaan EPE mahasiswa blok 5 Program Studi Farmasi

UMY dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu, baik, cukup dan kurang baik.

Baik jika skor jawaban 76%-100%, cukup jika skor jawaban 56%-75% dan

kurang baik jika skor jawaban <56%. Distribusi jawaban responden terhadap

evaluasi pelaksanaan EPE dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1 evaluasi pelaksanaan EPE

No Pengetahuan Jumlah Persentase (%)

1 Baik 19 73,08
2 Cukup 7 26,92
3 Kurang baik 0 0
Jumlah 26 100

Keseluruhan sampel pada penelitian ini adalah 26 responden.

Berdasarkan data dari tabel diatas, evaluasi pelaksanaan EPE 73,08% baik

dan 26,92% cukup. Hasil tersebut didapat setelah mahasiswa program studi

Farmasi UMY melaksanakan progam EPE di blok 16. Uraian dan hasil dari

tiap pertanyaan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2. Distribusi jawaban Responden


NO ASPEK PERTANYAAN SS S N TS STS
EPE adalah kegiatan yang
1
menarik dan berharga. 38,5 61,5
Saya menikmati 19,2 61,5 19,2
2
pelaksanaan EPE.
EPE menjadikan beban bagi 15,4 73,1 15,
3
saya. 4
Tuntutan pada saya selama
4
mengikuti EPE masuk akal 11,5 84,6 3,8
Sebagai mahasiswa, saya
memiliki kesempatan untuk
5
mempengaruhi muatan atau
materi EPE 11,5 69,2 19,2
Secara umum, saya puas
Mahasiswa
6 dengan kualitas kegiatan 23,1 65,4 11,5
EPE.
EPE menginspirasi saya
7 untuk menjadi apoteker 50,0 46,2 3,8
yang baik.
EPE telah merangsang dan
8 memberikan pengetahuan
berharga. 65,4 34,6
EPE meningkatkan motivasi 34,6 46,2 19,2
belajar saya terkait materi
9 blok farmakoterapi renal
dan kardiovaskuler, serta
peran apoteker di RS.
Tujuan atau learning
10 Kegiatan EPE outcome kegiatan EPE telah 15,4 65,4 19,2
terpenuhi.
Sistem pelaksanaan EPE 7,7 73,1 19,2
11
sudah baik.
Diskusi selama EPE 30,8 57,7 11,5
12
bermanfaat.
Tugas yang didapat selama
13 EPE penting untuk
pembelajaran saya. 23,1 69,2 7,7
Keterampilan Saya dilatih untuk
14 Mahasiswa mengetahui pekerjaan 30,8 69,2
kefarmasian di RS.
Setelah mengikuti EPE,
15 kepercayaan diri saya saat
bertemu pasien meningkat. 30,8 61,5 7,7
EPE telah melatih
pemahaman saya tentang
16
pekerjaan kefarmasian di 30,8 61,5 7,7
RS.
EPE telah memberi saya
pemahaman yang berharga
17
tentang profesi apoteker dan
pekerjaan kefarmasian. 38,5 61,5
Apoteker pembimbing di
Puskesmas menstimulasi
18 saya untuk berkontribusi 15,4 69,2 15,4
dengan pengalaman dan
Pembimbing pengetahuan saya sendiri.
Selama pelaksanaan EPE,
apoteker pembimbing di
19
Puskesmas memberikan
feedback (umpan balik)
yang bermanfaat untuk saya. 19,2 65,4 15,4
Apoteker pembimbing di
Puskesmas mendengarkan
20
saya, membimbing dengan
serius dan responsif. 7,7 57,7 34,6
Apoteker pembimbing di
Puskesmas bekerja keras
21
untuk membuat EPE 11,5 30,8 46,2 11,5
menjadi menarik.
Apoteker pembimbing di
Puskesmas telah mendorong
22
saya dengan beberapa car
untuk belajar lebih giat. 7,7 46,2 38,5
Diskusi kelompok
23 meningkatkan pemahaman
Kinerja
saya selama mengikuti EPE. 38,5 53,8 7,7
Kelompok
Kelompok EPE saya
24
bekerjasama dengan baik. 26,9 46,2 23,1 3,8
Koordinator EPE
25 memberikan informasi yang
cukup memadai untuk saya. 80,8 19,2
Persiapan
Buku kerja EPE bermanfaat
26 untuk proses belajar saya 15,4 65,4 19,2
selama EPE.

Berdasarkan distribusi jawaban responden pada tabel diatas, terdapat beberapa

item evaluasi dengan jawaban netral ≥ 20%. Evalausi jawaban responden dapat

dilihat pada tabel 3.


Tabel 3.Analisis Evaluasi Pelaksanaan EPE

Aspek Pertanyaan Analisa Penyebab Saran/solusi


Apoteker pembimbing 1. Pada saat EPE berlangsung 1. Dilakukan sosialisasi kepada
di Rumah Sakit bekerja apoteker yang bertugas dalam apoteker pembimbing.
keras untuk membuat memimbing mahasiswa 2. Adanya apoteker pendamping
EPE menjadi menarik melakukan EPE sedang sibuk. lain atau cadangan untuk
Apoteker pembimbing 2. Rumah sakit yang dikunjungi membimbing mahasiwa dalam
di Rumah Sakit mahasiswa dalam kegiatan EPE kegiatan EPE agar pengalaman
mendengarkan saya, banyak pasien, sehingga dan pengetahuan mahasiswa
Pembimbing membimbing dengan mahasiswa belajar mandiri tanpa tercapai sesuai kompetensi
serius, dan responsive ada pengawasan dari apoteker yang sudah ditetapkan
Apoteker pembimbing pembimbing 3. Perwakilan dari pengajar
di Rumah Sakit telah 3. Apoteker pembimbing hanya mendampingi mahasiswa
mendorong saya dengan memberikan informasi kepada selama pelaksanaan EPE
beberapa cara untuk mahasiswa seperlunya saja berlangsung.
belajar lebih giat sehingga pelaksanaannya dirasa
kurang efektif dan menarik.
Kinerja Kelompok Kelompok EPE saya 1. Pada saat EPE banyak 1. Sosialisasi mengenai EPE lebih

39
bekerjasama dengan mahasiswa yang tidak serius memberikan gambaran
baik. dalam melakukan EPE mengenai pelaksanaan EPE.
2. Kurangnya perhatian dari 2. Dalam sosialisasi EPE lebih
apoteker pembimbing di rumah memotivasi mahasiswa.
sakit sehingga kegiatan EPE 3. Memberikan sosialisasi kepada
kurang efektif . apoteker di Rumah Sakit yang
3. kerjasama dalam tim kurang akan dijadikan tempat EPE
terbentuk 4. Selama kegiatan EPE
berlangsung mahsiswa terus di
dampingi apoteker

40
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Farmasi UMY

Berdasarkan uji Wilcoxon pengetahuan pre dan post, dengan tingkat kemaknaan p <

0,05 seperti yang tertera dibawah ini.

Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Mahasiswa

Pre Test Post Test


Pengetahuan
N % N %
Baik 10 38,5 26 100
Cukup 16 61,5 0 0
Kurang baik 0 0 0 0
Total 26 100 26 100
p value 0,000

Tabel diatas menujukkan sebanyak 10 responden (38,5%) memiliki pengetahuan yang

baik, sebanyak 16 responden (61,5%) sebelum melakukan EPE. Setelah melakukan EPE,

responden yang masih memiliki pengetahuan cukup sebanyak 26 responden (100%) yang

memiliki pengetahuan yang baik. Setelah dilakukan perhitungan dengan menggunakan uji

wilcoxon menunjukkan p value = 0,000 yang berarti lebih kecil dari nilai α (0,005) berarti ho

ditolak dan hα diterima. Artinya terdapat pengaruh skor yang signifikan terhadap tingkat

pengetahuan mahasiswa sebelum dan setelah mengikuti EPE.

41
Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Hasil evaluasi pelaksanaan EPE blok 16 Program Studi Farmasi UMY masuk katagori

baik (73,08%).

2. EPE memberi pengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa Program

Studi Farmasi UMY (p value = 0,000 yaitu < ɑ (0,05) artinya terdapat pengaruh EPE

terhadap tingkat pengetahuan mahasiswa setelah mengikuti EPE).

Saran

1. Peneliti

Bagi peneliti selanjutnya diharapkan lebih mengembangkan kuesioner berdasarkan

kompetensi di blok 16 dan diharapkan dapat meneliti pada responden yang lebih

banyak.

2. Program Studi Farmasi UMY

Bagi Program Studi Farmasi UMY diharapkan dapat memperbaiki sistem

pelaksanaan EPE

42
DAFTAR PUSTAKA

Amir, Taufik., 2009, Inovasi Pendidikan Melalui Problem Base Learning, Kencana Prenada
Media Grup, Jakarta
Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, Asdi Mahasatya, Jakarta
Arikunto, S., 2010, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta
Azwar, Saifuddin., 2009, Reliabilitas dan Validitas: Seri Pengukuran Psikologi, Sigma Alpha,
Yogyakarta
Bachtiar, A., 2012, Filsafat Ilmu, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta
Below, at all., 2008, Medical Students' and Facilitators' Experiences of An Early
Professional Contact Course: Active and Motivated Students, Strained
Facilitators.BMC Medical Education 8:56
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasisan, Jakarta
Depkes RI. (2004). Keputusan Menkes RI No 1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar
Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Ebrahimi S, Kojuri J, Ashkani-Esfahani S., 2012, Early clinical experience: A way for
preparing students for clinical setting. GMJ, 1(2): 42-47.
Esfehani, at all., 2012,The Effect of Early Clinical Exposure On Learning Motivation of
Medical Students.
Glazer, Evan., 2001, Problem Based Intruction. In M Orey.(Ed.), Emerging perspective on
learning, teaching and technology
Hidayat. A.A.A., 2007, Metode Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisa Data, Salemba
Medika, Jakarta
Ikatan Apoteker Indonesia, 2011, Surat Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia
Nomor: 058/Sk/Pp.Iai/Iv/2011 Tentang Standar Kompetensi Apoteker Indonesia,
Jakarta
ISFI, 2011, ISO (Informasi Spesialite Obat) Indonesia, 392-393, PT.ISFI Penerbitan, Jakarta.
Martono, Nanang., 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta
Menteri Pendidikan RI, 2002, Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 045/U/2002
Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi, Jakarta
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosda Karya
Notoatmodjo, S., 2003, Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta

43
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Rineka Cipta, Jakarta
Notoatmodjo, S., 2012, Metode Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta
Nursalam., 2008, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan pedoman
Skirpsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian, Salemba Medika, Jakarta
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005, Standar Nasional Pendidikan, Jakarta
Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012, Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia, Jakarta
Sugiyono., 2003, Metode Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung
Sugiyono., 2007, Statistika untuk Penelitian , Alfabeta, Bandung
Sumantri, Arif., 2011, Metodologi Penelitian Kesehatan, Kencana, Jakarta
Tayade, dkk. 2014. The impact of Early Clinical Exposure on First M.B.B.S. Students.
Wikandari, Windi., 2008, Gambaran Pengetahuan dan Sikap Penderita Tuberkulosis dan
Keluarganya Setelah Pemberian Konseling, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas
Gadjah Mada, Yogyakarta

44

Anda mungkin juga menyukai