Anda di halaman 1dari 21

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

TERHADAP KEAKTIFAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 RAMAN UTARA
LAMPUNG TIMUR
Proposal Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Dalam
Ilmu Tarbiyah dan keguruan
Oleh:

Ruly Widiawati

1811010210

Jurusan Pendidikan Agama Islam

Pembimbing I : Dr.Imam Syafei, M.Ag

Pembimbing II : Farida,S.Kom.,MMSI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERIRADEN INTAN LAMPUNG

1442 H/2021

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas karunia dan nikmatnya yang
diberikan kepada kita. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Strategi
Pembelajaran Active Knowladge Sharing Terhadap Keaktifan Belajar siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SMA N 1 Raman Utara”. Sebagai salah satu syarat guna mencapai
gelar sarjana pada fakultas tarbiyah dan keguruan jurusan pendidikan agama islam (PAI)
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang telah banyak mebantu baik dalam bimbingan dan sasaran yang diberikan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, iringan do’a dan ucapan teimakasih penulis
sampaikan kepada:

1. Bunda Dr. NIrva Diana, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
Intan Lampung.
2. Bapak Sa’idy, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
3. Bapak Dr.Imam Syafei, M.Ag dan Ibu Farida,S.Kom.,MMSI selaku dosen pembimbing I
dan dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran
dan nasehat-nasehat terhadap penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ke
BAB I

PENDAHULUAN

A. Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalah pahaman pemahaman judul skripsi yang berjudul
“Pengaruh Strategi Active Knwoladge Sharing Terhadap Keaktifan Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Raman Utara Kabupaten
Lampung Timur”. Maka penulis perlu menjelaskan istilah yang digunakan, istilah yang
perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengertian pengaruh dalam kamus Besar Bahasa Indonesia.1 Adalah daya yang
ada atau yang timbul dari sesuatu baik orang atau benda yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu. Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Pengaruh
merupakan suatu daya yang ada dan timbul dari strategi Active Knwoladge Sharing
terhadap keaktifan belajar peserta didik.
2. Strategi Active Knwoladge Sharing
Strategi Active Knwoladge Sharing atau yang disebut berbagi pengetahuan aktif
merupakan strategi yang menekankan peserta didikuntuk saling berbagi pengetahuan
dan membantu dalam menyelesaikan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
3. Keaktifan Belajar
Keaktifan berasal dari kata aktif yang mempunyai arti selalu berusaha. Keaktfan
adalah suatu kegiatan yang bersifat fisik maupun mental. Keaktifan ada ketika
sesorang melakukan aktivitas. Belajar merupakan suatu proses panjang yang
diharapkan terjadi perubahan yang positif dalam diri seseorang secara terus menerus.
Keaktifan belajar ialah aktivitas yang dilakukan ketika belajar. Di dalam penelitian
ini keaktifan yang dimaksud adalah bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan
kesimpulan, memberikan masukan, mendengarkan penjelasan dan membentuk
kelompok.
4. Peserta didik
Peserta didik adalah seseorang yang sedang belajar di sekolah yang kemudian
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari seorang pendidik. Peserta didik dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI
IPA 2 sebagai kelas kontrol.
5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Mata pelajaran pendidikan agama islam merupakan mata pelajaran yang dari segi
pembahasannya mencangkup Aqidan dan Akhlak, Fiqih, Al-quran hadits, dan sejarah
kebudayaan islam.
6. SMA Negeri 1 Raman Utara
SMA Negeri 1 Raman Utara merupakan sebuah lembaga pendidikan milik
pemerintah yang terletak di desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten
Lampung Timur.

1
Indonesia (KBBI). (Online) Available at: Http://Kbbi.Id/Pusat. (Diakses 2021), 649, 2016
B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin perkembangan
serta kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannyaa
dimasa yang akan datang. Pendidikan nasional yang dimaksud peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.2
Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan pada tahap
manapun dalam perjalanan hidupnya. Peningkatan dan pemerataan pendidikan
merupakan salah satu aspek pembangunan yang mendapatkan prioritas utamadari
pemerintah Indonesia. Sistem pendidikan nasional yang sekarang berlaku diatur melalui
undang-undang peniddikan nasional.3
Manusia yang berpendidikan akan mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada
manusia yang tidak berpendidikan. Allah SWT member keistimewaan bagi orang-orang
yang beriman dan berilmu. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Mujadalah :22/11:
Artinya: “hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:”Berlapang-
lapanglah dalam majlis”, Maka Lapangkanlah niscayaAllah akan member kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.4
Dalam surah Al-Mujadilah menjelaskan mengenai keutamaan orang-orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan. Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Dalam undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal I, Pendidikan dikatakan bahwa:5
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar agar peserta didik secara efektif mengembangkan potnsi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan
perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Sejalan dengan undang-undang diatas
pendidik merupakan salah satu komponen penentu dalam keberhasilan pendidikan.
Kegiatan pendididikan selalu terkait dengan dua komponen penting yaitu pendidik dan
juga peserta didik. Hubungan antara keduanya merupakan hubungan keterlibatan antar
manusia. Hubungan Tersebut akan selaras jika masing-masing pihak mampu bersikap
professional dan memposisikan seseuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu sebagai
subjek dan objek dalam pendidikan6.
Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk membangun
kemampuan berfikir sehingga siswakurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini

2
Liza Luthfiah &HadeAlfriansyah, ―Administrasi Peserta Didik,‖ Jurnal Skripsi Universitas Negeri Padang Indonesia,
(2019): 2, https://osf.io/cd9m4/download/?format=pdf
3

4
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Ponorogo, 2015).
5
Republik Indonesia, undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Cet IV:
Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 3
6
Aminatul zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi Profesionalisme Guru, (Bandung:
Yrama Widya, 2018), h. 1.
disebabkan strategi pembelajaran yang monoton serta terkesan membosankan. Sehingga
siswa merasa bosan, lelah dan menjadi siswa yang pasif dalam proses pembelajaran.
Tujuan pengajaran tentu akan bisa dicapai jika peserta didik berusaha secara aktif
untuk mencapainya. Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan baik unsur fisik,
mental, intelektual, dan emosional sehingga wujud reaksi bahwa siswa belajar.
Keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting di dalam proses
pembelajaran. Dengan menggunakan strategi yang tepat, tentu saja dapat merangsang
keaktifan belajar peserta didik di dalam proses pembelajaran.strategi pembelajaran adalah
sebuah perencanaan yang membahas serangkaian kegiatan pembelajaran kmudian di
desain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 7 Penggunaan strategi
didalam pembelajaran merupakan upaya pendidik agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Dengan menggunakan strategi pembelajaran maka pembelajaran akan lebih
efektif dan peserta didik akan lebih banyak melakukan aktivitas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. 8 Maka pendidik dituntut Mampu menerapkan dan menguasai
berbagai macam strategi maupun Penggunaan media teknologi agar peserta didik berkembang
mengikuti Perkembangan zaman. Karena suatu strategi pembelajaran tidak terlepas dari
Penggunaan media pembelajaran. Pendidik harus lebih kreatif dan inovatif Ketika memilih dan
menggunakan berbagai macam strategi.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang peneliti lakukan di Kelas XI SMA Negeri 1
Raman Utara, proses pembelajaran masih menggunakan strategi pembelajaran
konvensional. Peserta didik terlihat jenuh dan mengantuk dengan pembelajaran yang
monoton. Hal yang terjadi ketika guru sedang menjelaskan materi, peserta didik hanya
mendengarkan saja dan tidak berani bertanya tentang materi yang belum peserta didik
pahami dari penjelasan guru. Peserta didik kurang termotivasi dan bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran, bahkan ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya,
sibuk sendiri dengan aktivitasnya dan tidak mendengarkan penjelasan guru.
Setelah guru selesai memberikan penjelasan kemudian beliau memberi sebuah
pertanyaan yang sesuai dengan materi pembelajaran, hanya sedikit peserta didik yang
berani mengeluarkan pendapatnya. Bahkan banyak yang tidak bisa menjawab pertanyaan
yang diberikan guru. Hal ini disebabkan ketika guru menjelaskan banyak yang tidak
memperhatikan dan tidak menulis pokok-pokok materi yang telah dijelaskan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran
pendidikan Agama Islam, dengan bapak Kusairi, beliau mengemukakan bahwa selam
prose belajar mengajar, peserta kurang aktif dalam pembelajaran, ini disebabkan selain
dari faktor siswa itu sendiri strategi yang digunakan oleh guru masih menggunakan
strategi konvensional sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam belajar yang
berakibat pada pasifnya siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat
berjalan dengan semestinya.9

Maka cara yang tepat dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang aktif
yaitu dengan menggunakan strategi Active Knowladge Sharing (Berbagi pengetahuan

7
Abdul Majid, Strategi Pembelaaran (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2016), Cet. 5, h. 6.
8
Sri Latifah, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Berbantu Puzzle Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis peserta Didik Kelas X Pada Materi Gelombang (Al-Biruni: Jurnal Pendidikan Fisika, Vol 4, 2015 P:
ISSN 23031832), h. 14
9
HASIL WAWANCARA
aktif). Berikut ini peneliti sajikan data keaktifan belajar kelas XI di SMA Negeri 1
Raman Utara:
Tabel 1.1
Daftar Keaktifan Belajar Peaerta Didik Kelas XI MIPA
SMA Negeri 1 Raman Utara

NO NAMA INDIKATOR Jumlah Kategori


1 2 3 4 5 6 7 8
1 Adinda prastika √ √ √ √ √ √ √ 7 Tinggi
2 Ahmad irfan sahrori √ √ √ √ √ 6 Tinggi
3 Aldi putra √ √ √ √ √ 5 Cukup
4 Amanda Amelia P √ √ √ √ √ 5 Cukup
5 Annisa maulidiyani √ √ √ √ 4 Cukup
6 Annisa √ √ √ 3 Rendah
7 Arzetria Cheryn B √ √ √ √ √ √ √ 7 Tinggi
8 Bella Febriana √ √ √ 3 Rendah’
9 Devi Fajarani √ √ √ √ √ 5 Cukup
10 Dianti √ √ √ √ 4 Cukup
11 Elena Mustikasari √ √ √ √ √ √ 6 Tinggi
12 Gandes Arif M √ √ √ √ 4 Cukup
13 Hani devita √ √ √ √ √ √ 6 Tinggi
14 Jihan ayu √ √ √ √ 4 Cukup
15 Khoirul umam √ √ √ √ 4 Cukup
16 Melisa dwi putrid √ √ √ √ √ 5 Cukup
17 Nazry Rimansyah √ √ √ √ √ √ 6 Tinggi
18 Puja Audinia Artika √ √ √ √ 4 Cukup
19 Putri √ √ √ √ √ √ 6 Tinggi
20 Putri Rahmawati √ √ √ √ √ 5 Cukup
21 Reka Ayu √ √ √ 3 Rendah
22 Restu Andika √ √ √ √ √ 5 Cukup
Jumlah 22 11 17 12 12 13 8 11
Sumber: Hasil observasi keaktifan belajar

Keterangan Indikator Keaktifan Belajar Peserta Didik:

1. Visual activities
2. Oral activities
3. Listening activities
4. Writing activities
5. Drawing activities
6. Motor activities
7. Mental activities
8. Emotional activities

Kriteria ketuntasan keaktifan belajar peserta didik

8 : Sangat tinggi
6-7 : Tinggi

4-5 : Cukup

2-3 : Rendah

1 : Sangat rendah

Berdasarkan table diatas dapat dikatakan bahwa keaktifan belajar kelas XI MIPA
di SMA Negeri 1 Raman Utara pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam tergolong
rendah.

Pada hasil observasi awal, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keaktifan belajar
siswa juga dipengaruhi oleh penggunaan strategi dan pemilihan media pembelajaran yang
digunakan. Maka pendidik sebaiknya menggunakan strategi pembeljaran yang sesuai
agar peserta didik dapat aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, maka harus adanya upaya yang dilakukan oleh pendidik, yaitu
menerapkan strategi pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan. Inilah yang menjadi
alasan peneliti untuk menerapkan strategi pembelaja

C. Identifikasi dan Batasan Masalah


1. Identifikasi Masalah
Berdasaarkan Latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas , maka masalah yang
teridentifikasi dalam penelitian ini adalah:
a. Kurangnya metode pembelajaran yang inovatif dan bervariasi
b. Model pembelajaran yang digunakan di dalam kelas masih didominasi oleh guru
(teacher center) sehingga siswa kurang aktif dalam Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam
c. Keaktifan belajar siswa masih tergolong rendah
d. Di dalam kelas pendidik belum menerapkan Strategi Pembelajaran active
knwoledge sharing (berbagi pengetahuan aktif) .
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas , perlu adanya pembatasan masalah, maka
peneliti membatasi masalah yang akan diteliti yaitu:
a. Pengaruh Strategi Active Knowladge Sharing (berbagi pengetahuan aktif)
b. Keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan Agama Islam.
Adapun keaktifan belajar yang dimaksud diantaranya adalah Oral Actives,
Learning Actives, Motor Actives dan Emotional Actives.
D. Rumusan Masalah
Masalah adalah merupakan penyimpangan antara apa yang seharusnya dengan apa yang
terjadi, sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian yang disusun berdasarkan
masalah yang yang harus dicari jawabannya melalui pengumpulan data. 10 Dengan demikian
berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan diatas, maka dalam penelitian ini
merumuskan permasalahan yaitu: “Apakah Terdapat Pengaruh Strategi Active Knowledge
Sharing Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di
SMA NEGERI 1 Raman Utara ?”.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang terlah dipaparkan diatas, maka tujuan yang hendak dicapai
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Strategi Active Knowledge Sharing
Terhadap Keaktifan Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA
Negeri1Raman Utara.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dihrapkan dapat memberi manfaat pada bagi beberapa pihak antara lain:
a. Bagi peneliti
Mengetahui pengaruh yang signifikan strategi Active Knowledge Sharing (Berbagi
Pengetahuan Aktif) Terhadap keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam.
b. Bagi pendidik
Memberikan motivasi supaya didalam proses pembelajaran dapat menerapkan
strategi Active Knowledge Sharing (berbagi pengetahuan aktif) sehingga dapat
meningkatkan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan Agama
Islam .
c. Bagi peserta didik
Agar peserta didik dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran dengan diterapkannya
strategi Active Knowledge Sharing (berbagi pengetahuan aktif) .
G. Kajian Penelitian Terdahulu yang Relevan

BAB II
LANDASAN TEORI

10
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif Dan R&D, Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif Dan R&D, 2014.h.52
A. Strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing
1. Pengetian strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing
Dalam kamus besar bahas Indonesia strategi diartikan sebagai rencana cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar
strategi merupakan proses untuk menentukan rencana yang berfokus pada tujuan
dengan disertai penyususnan suatu cara agar tujuan tersebut dapat tercapai 11 Menurut
bahasa strategi (strategy) berasal dari bahasa yunani. Yang terdiri dari dua kata, yaitu
pertama berasal dari kata benda strategos yang memiliki arti Memimpin dan yang
kedua dari kata kerja stratego yang memiliki arti Merencanakan 12.
Secara umum strategi mempunyai pengertian yaitu suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak sebagai usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar sendiri strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan yang dilakukan pendidik dan pesrta didik untuk menentukan tujuan
yang telah ditetapkan13
Sedangkan pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan
informasi serta lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa
dalam belajar. Pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk membantu siswa agar
dapat menerima pengetahuan yang telah diberikan dan membantu memudahkan
tercapainya tujuan pembelajaran.14
Sementara itu Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
Unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang Saling
mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran 15. Kegiatan belajar mengajar
melibatkan beberapa komponen yaitu guru, siswa, metode, lingkungan media, sarana,
dan Prasarana pembelajaran yang saling terkait antara satu dengan lainnya yang pada
dasarnya mengarahkan peserta didik ke dalam proses belajar sehingga Mereka dapat
memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan 16
Strategi pembelajaran merupakam suatu kegiatan Pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Strategi pembelajaran juga merupakan suatu rencana tindakan
atau rangkaian kegiatan yang memuat Penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber Daya atau kekuatan dalam pembelajaran 17.
Berdasarkan definsi yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran diadalam
kelas agar tujuan dari pembelajran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Hisyam zaini dkk mengatakan, Strategi Active Knowledge Sharing merupakan
strategi yang dapat menjadikan siswa untuk siap mempelajari materi pelajaran dengan
cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat bagaiamana tingkat kemampuan siswa

11
Khanifatul,pembelajaran, 35.
12
(Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2016), Cet. 5, h.

13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010).Hlm52.
14
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Arruzz Media, 2016.Hlm 201
15
(Sofan Amri, Implementasi Pembelajaran Aktif Dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi pustaka,
2015),h.33)
16

17
Marah Doly Nst, penerapan strategi instan assessment untuk Meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa SMP al-hidayah Medan, Jurnal Edu teach. Vol. 1 No. 1 (Maret 2015)
untuk membentuk kerjasama tim. Strategi Active Knowledge Sharing sendiri merupakan
salah satu strategi pembelajaran yang menjadikan siswa dapat saling bertukar
pengetahuan18.
Menurut Melvin, strategi active knowledge sharing adalah Strategi yang
bagus untuk mengenalkan siswa pada materi Pelajaran yang akan diajarkan. Guru
juga bisa menggunakan Strategi ini untuk melihat dan menilai pemahaman atau
pengetahuan siswa. Strategi ini cocok pada segala ukuran kelas Dan dengan materi
pelajaran apapun19
Strategi Active Knowledge Sharing merupakan strategi yang menekankan peserta
didik agar saling membagikan pengetahuan serta membantu dalam menyelesaikan
pertanyaan yang telah diberikan, hal tersebut dapat mendorong peserta didik menjadi
lebih kreatif dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru mengenai
materi yang disampaikan serta membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. 20
Adanya proses saling bertukar pengetahuan, tentu akan menjadikan peserta didik lebih
termotivasi untuk mempelajari materi pelajaran dan memiliki minat yang tinggi untuk
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu dapat menjadikan daya ingat terhadap materi
pelajaran bertahan lebih lama21
Dari bebrapa pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi Active
Knowledge Sharing merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menuntut peserta
didik agar aktif dalam meemperoleh pengetahuan dengan cara berbagi pengetahuan.

2. Tujuan strategi Active Knowledge Sharing


Setiap strategi memiliki tujuan, adapun tujuan dari strategi Active knowledge
Sharing yaitu22:
a. Mengembangkan kemampuan bertindak cakap dalam berbagai situasi
b. Mengembangkan sikap untuk dapat menyimak dan menanggapi sesuatu
c. Untuk mendiskusikan permasalahan, merumuskan maslah tersebut serta
memecahkannya
d. Untuk memecahkan permasalahan.

3. Karakteristik Strategi Active Knowledge Sharing


Bonwell mengatakan, Active Knowledege Sharing memiliki karakteristik-karakteristik
sebagai berikut 23:
a. Penekanan proses pembelajaran bukan pada informasi yang disampaikan oleh
pengajar melainkan pada pengembangan keterampilan pemikiran analitis dan
kritis terhadap topic permasalahan yang dibahas. Siswa bukan hanya
mendengarkan materi secara pasif melainkan mengerjakan sesuatu yang
berkenaan dengan materi

18
Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : CTSD, 2012 Hisyam Zaini),
HAL.22.
19
Melvin L. Silberman, ActiveLearning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa Cendekia,
2014), hal. 100.)

20
Erdi Surya, Rayani Fitri, nurul ini
21
Uin riau
22
Nurjannah Dalimunthe, Jufri Fajri, Ummi Habibatul Islamiyah, Applicationof Active Knowledge Learning
Strategy Sharing to Incrase Learning Result Accounting Student Class XI IPS in High School Istiqlal Deli Tua,
dalam International Jurnal Academic Research and Business and Social Science, Vol.08, no, 1, 2018. Hlm316-323.
23
Hisyam zaini hal 20
b. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkaitan dengan materi
pembelajaran
c. Peserta didik dituntut lebih banyak untuk berpikir kritis, menganalisa serta
melakukan evaluasi
d. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi dalam proses pembelajaran tersebut.

4. Langkah-langkah Strategi Active Knowledge Sharing


Setiap kegiatan pembelajaran tentu memiliki langkah-langkah untuk dijadikan
acuan dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut Melvin L.Silberman langkah-langkah
atau prosedur Strategi active knowledge sharing yaitu sebagai berikut:
a. Guru menyediakan daftar pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran
yang akan dipelajari. Guru dapat menyertakan beberapa atau semua dari
kategori-kategori dibawah ini:
a) Kata-kata untuk didefinisikan
b) Pertanyaan berupa soal pilihan ganda mengenai fakta atau konsep
c) Orang yang akan diidentifikasi
d) Pertanyaan-pertanyaan tentang tidakan yang bisa dilakukan oleh
seseorang dalam situasi tertentu
e) Kalimat tidak lengkap
b. Perintahkan siswa agar menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut sebaik yang
mereka bisa
c. Perintahkan siswa untuk menyebar dalam ruangan kelas, kemudian mencari
siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang mereka sendiri tidak tahu cara
menjawabnya. Guru mendorong siswa agar saling membantu satu dengan yang
lain
d. Perintahkan siswa untuk kembali ketempat semula dan guru membahas jawaban
yang siswa dapatkan. Guru mengisi jawaban yang tak satupun siswa dapat
menjawabnya. Gunakan informasi ini untuk memperkenalkan topik-topik penting
dalam mata pelajaran yang akan dibahas24

5. Kelebihan dan kekurangan Strategi Active Knowledge Sharing


1) Beberapa Kelebihan Strategi Active Knowledge Sharing
a. Peserta didik dapat terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran baik
secara intelektual maupun emosional
b. Peserta didik lebih jauh memahami ilmu yng dipelajaridari pertimbangan
berbagai sumber
c. Lebih member rangsangan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar
secara individu maupun kelompok
d. Menumbuhkan sikap sosial dan solidaritas serta sistem belajar yang
komunikatif
e. Dapat meningkatkan kualitas interaksi antar siswa baik secara intelektual
maupun social,emosional,terutama dalam kemampuan bekerjasama
memecahkan masalah
f. Pengetahuan siswa akan lebih luas dan sifat verbalismenya akan semakin
berkurang.

2) Beberapa Kelemahan Strategi Active Knowledge Sharing

24
Melvin L Silberman, Loc.Cit.
a. Diskusi tidak dapat diprediksikan, pada awalnya diskusi dapat berjalan
dengan baik tetapi untuk selanjutnya mungkin saja mengarah pada tujuan
lain, sehingga terjadi keributan
b. Membentuk pengaturan fisik (seperti kursi dan meja) dan jadwal kegiatan
secara lues
c. Masih Minimnya pengetahuan yang dimiliki peserta didik menyebabkan
proses sharing berjalan pasif
d. Membutuhkan persiapan yang matang dari peserta didik terlebih materi yang
belum diketahui sama sekalif25

6. Keaktifan Belajar Peserta didik


1. Keaktifan belajar
a. Pengertian Keaktifan Belajar
Keaktifan berasal dari kata aktif yang artinya selalu berusaha, bekerja, dan
belajar secara sungguh-sungguh agar mendapatkan prestasi yang gemilang. Menurut
Dimyati keaktifan peserta didik dalam aktivitas pembelajaran mengambil beraneka
ragam bentuk aktivitas mulai dari aktivitas fisik sampai dengan aktivitas psikis.
Aktivitas fisik yang dapat diamati diantaranya dalam bentuk seperti membaca,
menulis, mendengar, meragakan.26 Sedangkan aktivitas psikis seperti menggunakan
pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi,
membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan. 27
Belajar merupakan suatu proses yang dilakukan oleh individu guna mendapatkan
perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman yang
diperoleh inividu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya, belajar juga
diartikan sebagai mucnculnya suatu perubahan perilaku, kebiasan-kebiasaan,
pengetahuan serta sikap baru.28
Keaktifan belajar siswa adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa dan dilaksanakan oleh guru agar menciptakan peserta didik yang aktif bertanya,
mempertanyakan,serta mengemukakan gagasan. 29 Menurut Dasim Bumansyah
keaktifan belajar siswa adalah suatu proses belajar mengajar dimana guru harus
menciptakan susasana pembelajaran sebaik mungkin sehingga peserta didik aktif
dalam mengajukan pertanyaan, mengemukakan gagasan serta mencari data atau
informasi yang diperlukan dalam memecahkan masalah. 30
b. Indikator Keaktifan Belajar Siswa
Penialaian yang utama dalam proses pembelajaran adalah melihat sejauh mana
keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ada beberapa keaktifan
belajar siswa yaitu sebagai berikut:31
1) Ikut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya
2) Ikut serta dalam memecahkan suatu permasalahan

25
Tri Ayu Anisha, Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Knowledge Sharing Terhadap Pemahaman Konsep
Matematis Peserta didik kelas VII MTs NU Tanjung Karang Bandar Lampung 2015/2016 ( Skripsi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung 2015).
26
Dimiyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rienka Cipta, 2013). Hlm. 114.
27
Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (Jkarta:
Rajawali Pers, 2015) Hlm.24
28
Mahmud, Psikologi Pendididikan (BandungL CV. Pustaka Setia, 2010), Hlm.61
29
Dimiyati dan Mudjiono, Ibid, hlm.62
30
Dasim Bumansyah, PAKEM, Pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan(Bandung
; PT.Geseindo,2010), hlm. 70.
31
Nana Sudjana, Penialaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2016), Hlm. 61
3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapi
4) Berusaha untuk mencari berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,
7) Melatih diri dalam memecahkan soal ataupun permasalahan yang sejenis
8) Kesempatan mengguanakan atau menerapkan sesuatu yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas ataupun persoalan yang
dihadapinya.

Sementara itu menurut Diedrich dalam Sadirman menyatakan bahwa


indicator keaktifan belajar siswa berdasarkan jenis aktivitasnya dalam proses
pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Visual Activities, dianataranya seperti: membaca, memperhatikan guru pada


saat menjelaskan, dan melakukan percobaan
2) Oral Actives, diantaranya seperti, menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengemukakan pendapat, menga
3) dakan wawancara, diskusi, dan interupsi
4) Listening Actives, diantaranya seperti: mendengarkan penjelasan,
percakapan,diskusi,music,dan pidato,
5) Writing Actives, diantaranya seperti: menulis cerita, menulis karangan
6) Drawing Actives, diantaranya seperti: menggambar, membuat grafik,
diagram, peta
7) Motor Actvies, daiantaranya seperti: melakukan percobaan, berkebun,
beternak
8) Mental Activities, diantaranya seperti: menanggapi, mengingat,memecahkan
soal, menganalisa, mengambil keputusan
9) Emotional Activities, diantaranya seperti: menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, berani, tenang.32
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keaktifan Belajar
Aunurahman menyatakan bahwa keaktifan siswa ditentukan oleh faktor internal
dan faktor eksternal. Adapun faktor-faktor internal yang mempengaruhi keaktifan
belajar siswa adalah sebagai berikut:
1) Ciri khas atau karakteristik siswa
2) Sikap siswa terhadap belajar
3) Motivasi belajar siswa
4) Konsentrasi siswa dalam belajar
5) Mengelola bahan belajar
6) Menggali hasil belajar
7) Rasa percaya diri siswa
8) Kebiasaan dalam belajar
Faktor eksternal adalah segala faktor yang terdapat diluar diri siswa yang
memberikan pengaruh terhadap keaktifan belajar yang dicapai siswa.
Adapun faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi keaktifan
belajar siswa antara lain ialah:

32
Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Hlm. 101
1) Faktor Guru, dalam ruang lingkup pembelajaran guru dituntut untuk
memiliki beberapa keterampilan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang
dilaksanakannya. Keterampilan yang dimaksud adalah:
a) Memahami siswa
b) Merancang pembelajaran
c) Melaksanakan pembelajaran
d) Merancang serta melaksanakan evaluasi pembelajaran
e) Mengembangkan peserta didik dalam megoptimalkan
kemampuan yang dimilikinya.
2) Faktor lingkungan sosial, lingkungan sosial seperi sekolah termasuk
teman sebaya dapat memberikan berbagai pengaruh baik positif ataupun
negatif terhadap keaktifan belajar siswa.
3) Kurikulum sekolah, serangkaian proses pembelajaran disekolah tentulah
mengacu pada kurikulum. Kurikumulum sendiri merupakan pandua yang
dijadikan sebagai kerangka dalam mengembangkan proses pembelajaran
tujuannya ialah meningkatkan keaktifan belajar siswa.
4) Sarana dan prasarana pembelajaran juga merupakan salah satu faktor
yang ikut serta memberikan pengaruh terhadap keaktifan belajar siswa. 33
Keaktifan belajar antara individu satu dengan yang lain tentu berbeda. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebebabkan adanya perbedaan tingkat
keaktifan sesorang. Muhibbin Syah mengatakan, bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi keaktifan belajar ada tiga macam yaitu faktor internal(faktor dari
dalam peserta didik), faktor eksternal(faktor dari luar peserta didik), dan faktor
pendekatan belajar (Iapproach to learning ). Faktor- faktor yang mempengaruhi
keaktifan belaar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)
yang menandakan tingkat kebugaran organ-organ tubuh serta sendi-
sendinya, hal ini dapat mempengaruhi semangat serta intensitas peserta
didik.
2) Aspek psikologis, pada hakikatnya belajar merupakan proses psikologis.
Oleh karena itu, seluruh keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
memepengaruhi belajar seseorang.
3) Faktor eksternal peserta didik, merupakan faktor dari luar peserta didik
yaitu kondisi lingkungan sekitar peserta didik. Adapun yang termasuk
dari faktor eksterna ini yaitu sebagai berikut:
a. Lingkungan sosial, hal ini meliputi para guru,para staf
administrasi serta teman-teman sekelas.
b. Lingkungan non sosial, hal ini meliputi gedung sekolah dan
letaknya, rumah atau tempat tinggal peserta didik dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan oleh peserta didik
4) Faktor pendekatan belajar, merupakan segala cara atau strategi yang
digunakan peserta didik dalam menunjang keaktifan serta efisiensi
proses pembelajaran dalam materi tertentu. 34

Sedangkan menurut Mayasa faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan


belajar siswa dalam kegiatan belajar-mengajar adalah sebagai beikut:

33
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2012), Hlm.177
34
Muhibbin syah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008), Hlm. 146-156
1) Menarik perhatian atau memberikan dorongan kepada siswa, sehingga
mereka dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran
2) Menjelaskan tujuan intruksional(kemampuan dasar kepada siswa)
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa
4) Memberikan stimulus (masalah, topic dan konsepyang akan dipelajarai)
5) Memberikan petunjuk kepada siswa agaiaman cara mempelajarinya
6) Memunculkan aktivitas serta partisipasi siswa dalam pembelajaran
7) Memberikan umpan balik kepada siswa(feed back).35

Guru yang berperan sebagai fasilitator pada saat pembelajaran berlangsung


harus memberikan motivasi kepada siswa. Sehingga siswa diharapkan mampu
untuk merespon dan member umpan balik kepada guru baik dengan cara
menyampaikan gagasan, pertanyaan atau tanggapan yang berhubungan dengan
materi yang dipelajari dalam proses pembelajaran.

7. Mata pelajaran pendidikan agama islam


a. Pengertian Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Menurut Zakiyah Darajat pendidikan agama islam adalah suatu usaha yang dilakukan
untuk membina serta membimbing siswa agar senantiasa mampu memahami ajaran
islam secara menyeluruh. Kemudian mampu menghayati tujuan yang pada akhirnya
dapat mengamalkan serta menjadikan islam sebagai pandangan hidup. Sedangkan
pendidikan islam menurut tafsir pendidikan adalah bimbingan yang diberikan
seseorang kepada orang lain agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan
ajaran islam.36
Pendidikan Agama islam merupakan upaya sadar dan terencana dalam
mempersiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimanai,
bertakwa, berakhlak mulia,mengamalakan ajaran islam dari sumber utamanya yaitu
kitab suci Al-Qur’an dan Hadits melalalui kegiatan bimbingan, pengajaran, serta
latihan dengan menggunakan pengalaman. Tujuan dari pendidikan agama islam ialah
untuk meningkatkan keimanan, pememahaman, penghayatan, dan pengamalan
peserta didik tentang agama islam, sehingga menjadi insan muslim yang beriman dan
bertakwa kepada Allah Swt serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. 37
Pendidikan agama islam Dalam GBPP PAI disekolah umum yaitu usaha untuk
memperkuat iman serta ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan
agama yang dianut peserta didik dengan memperhatikan tuntunan untuk
menghormati agama lain.38
Pendidikan agama islam adalah salah satu pelajaran wajib dsetiap lembaga
pendidikan. Dalam bahasa arab kata pendidikan disebut dengan tarbiyah, dengan kata
kerja rabba dan pendidikan islam dalam bahasa arab adalah tarbityatul islamiyah. 39
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba, dalam Nur Uhbiyati, mengatakan
bahwa penidikan Agama Islam merupakan bimbingan jasmani, rohani, yang
dilakukan berdasarkan hukum hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran ukuran Islam.40

35
Mayasa, Proses Belajar Mengajar,(Bandung:Rosda Karya,2012), Hlm.45

36
Heri ginawan, Kurikulum Pembelajaran PendidikanAgama Islam,(Bandung: Ar-Ruzz Media, 2014), Hlm. 191
37
Ibid,halaman 201
38
Muhaimin , Paradigma Pendidikan Islam(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 75
39
Baharudin
40
Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, ( Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2016),hlm.16
b. Tujuan Pendidikan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap serta tingkah laku seseorang
atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.41
Adapun tujuan Pedidikan Agama Islam itu sendiri adalah pembinaan kepribadian
pesrta didik yang sempurna, peningkatan moral, tingkah laku yang baik serta
menanamkan rasa kepercayaan anak terhadap agama dan kepada Tuhan, serta
mengembangkan intelegensi peserta didik secara efektif supaya mereka siap untuk
mewujudkan kebahagiaan dimasa mendatang. 42’Sedangkan Imam Ghazali
mengemukakan bahwa tujuan dari pendidikan islam yang utama adalah beribadah
bertaqarrub kepada Allah dan kesempurnaan insan yang tujuannya untuk
kebahagiaan dunia akhirat.43
c. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) disekolah atau madrasah terdiri atas beberapa aspek
diantaranya sebagai berikut:
a) Al-Quran dan Hadits
Menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an yang
baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari
b) Akidah
Menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan atau keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalakan
dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’al-husna.
c) Akhlak
Menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji serta
menjauhiakhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
d) Fiqih
Menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah
yang baik dan benar
e) Tarikh dan kebudayaan Islam
Menekankan pada kemampuan mengambil ibrah (contoh/pelajaran) dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), serta meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, ipteks, dan lain-lain guna mengembangkan kebudayaan dan
peradaban Islam.44
d. Dasar pendidikan agama islam
Pendidikan agama islam merupakan wadah dalam mengembangkan akal dan
fikiran, perilaku dan perasaan tertentu berdasarkan dengan nilai ajaran islam agar
nilai yang didapatkan dapat diterapkan didalam kehidupan. Dalam menentukan
sumber dalam pendidikan islam ada tiga dasar utama yaitu:
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah kalam Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan
manusia yang mencangkup seluruh aspek kehidupan manusia secara

41
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofi, (Yogyakarta: SUKA Press, 2014).
Hlm.63.
42
Imam Syafe’I, “Tujuan Pendidikan Islam”, Jurnal pendidikan Agama Islam: Al-Tadzkiyyah Vol. 10. N (2019): 2
43
Imam Syafe’I, “Tujuan Pendidikan Islam”, Jurnal pendidikan Agama Islam: Al-Tadzkiyyah Vol. 6.
(2015).hlm.156.
44
Muhaimin, “’Rekrontruksi Pendidikan Islam”’,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.187-188
menyeluruh yang mana ruang lingkupnya mencangkup berbagai
pengetahuan secara luas dan nilai ibadah bagi siapa saja yang
membacanya yang isinya tidak dapat dimengerti kecuali dengan ajaran
yang mulia. Al-Quran adalah firman Allah yang ditirunkan oleh malaikat
jibril kepada Nabi Muhammad Saw bahwa ia benar-benar Rosulullah
Saw, menjadi petunjuk dan sarana untuk melakukan pendekatan diriserta
ibadah kepada Allah bagi yang membacanaya.
2) As-Sunah(Hadits)
Haditsadalah bentuk perilaku, bicara nabi yang merupakan cara yang
diteladani dalam dakwah islam yang termasuk kedalam tiga dimesi
berupa ucapan, pertanyaan, dan persetujuan nabi atas peristiwa yang
terjadi. Seluruh contoh yang ditunjukkan oleh nabi merupakan teladan
manusia demi aspk kehidpan dan posisi hadits sebagai sumber
pendidikan bagi pelaksanaanya pendidikan islam yang dijadikan
referensi teoritis serta praktis dan dapat dilihat dari dua bentuk:
a. Sebagai acuan yang meliputi muatan-muatan pokok ajaran islam
secara teoritis
b. Sebagai oprasional yang aplikatif melipui cara Nabi memerankan
perannya sebagai pendidikan yang professional serta menjunjung
tinggi ajaran islam.45

8. Pengujian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti dibawah dan thesa yang berarti kebenaran.
Menurut Sugiono hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori ang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 46 Setelah
peneliti melakukan telaah yang mendalam terhadap beragai sumber untuk menentukan anggapan
dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian.
Adapun hipotesis yang peneliti ajukan harus diuji kebenarannya adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis nol( H 0)
Tidak terdapat pengaruh strategi pembelajaran active knowledge sharing terhadap keaktifan
belajar siswa di SMA negeri 1 Raman Utara.
2. Hipotesis alternatif( H a )
Terdapat pengaruh strategi active knowledge sharing terhadap keaktifan belajar siswa di SMA
negeri 1 Raman Utara.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, penelitian quasi eksperimen
merupakan metode penelitian yang dapat menguji secara benar hipotesis menyangkut hubungan
45
HaidarPutra Daulay, Pendidikan Islam Dalam Prespektif Filsafat(Jakarta: Kencana, 2014).,Hlm. 15.
46
Sugiyono,Metode Penelitian Penelitian Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2017), Cet. 26, h. 96.
kausal (sebab akibat). Berdasarkan jenis data penelitian ini berbentuk penelitian kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan data-data statistic yang dapat diukur.
Desain penelitian yang digunakan dalalam penelitan ini adalah posttest-only control
group design. Desain pada penelitian ini menggunakan dua kelas eksperimen dan control.
Kelompok pertama menggunakan strategi pembelajaran active knowledge sharing. Kelompok
yang kedua menggunakan model pembelajaran ekspositori/ceramah. 47
B. Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Raman Utara, dengan waktu pelaksanaan
pada semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.
C. Populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel penelitian
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan.48 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI di SMA
Neferi 1 Raman Utara, yang terdiri dari 4 kelas yaitu kelas yang berjumlah 34 siswa
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Apa yang dipelajarai dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.
Terkait dengan hal tersebut maka sampel yang diambil dari populasi harus benar-benar
representative(mewakili).49 Sampel dalam penelitian ini yaitu adalah 40 siswa kelas XI di SMA
negeri 1 Raman utara
3.Tekhnik pengumpulan data
a. Angket (Kuisioner)
Menurut sugiono kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab. Dalam penelitian ini angket digunakan untuk mendapatkan
data tentang strategi active knowledge sharing terhadap keaktifan belajar siswa mata
pelajaran pendidikan agama islam di SMA Negeri 1 Raman Utara.
b. Wawancara
Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman
wawancara tidak terstruktur. Pedoman wawancara ini hanya memuat garis besar apa yang
akan ditanyakan.50 Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran pendidikan agama
islam kelas XI SMA Negeri 1Raman Utara. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
bagaiman keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran.
c. Observasi
Menurut Suarsimi Arikunto pelaksanaan observasi berjalan bersamaan pada saat
tindakan berlangsung. Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan serta mencatat
semua hal yang diperlukan dan yang terjadi selama pelasanaan tindakan berlangsung. 51
d. Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunkan untuk mengumpulkan data
yang berkenaan dengan data dokumen sekolah terutama dan juga profil sekolah untuk
menggambarkan deskripsi sekolah.
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
a. Uji Validitas Instrumen

47
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 77
48
Juliansah Noor,Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 20130, h. 39
49
Ibid., 81
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rienka Cipta, 2013), hlm. 210
51
Ibid, hlm.272
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi dalam objek penelitian dengan
data yang dilaporkan oleh peneliti. Menurut ngalim purwanto suatu teknik evaluasi
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes
tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya dikukur. 52
Sebuah angket dapat dinyatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriteria yakni memiliki kesamaan antara hasil angket dengan kriteria yang ada, dalam
mengukur validitas, perhatian ditunjukkan kepada isi dan kegunaan instrument. Untuk
menguji alat ukur berupa angket, terlebih dahulu dicari angka korelasi bagian-bagian dari
alat ukur secara keseluruhan, yaitu dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur
dengan skor yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut:

n ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
r xy
√ {n ∑ X 2−¿ ¿ ¿
Keterangan:
r xy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n : Banyak subjek
∑X : Jumlah skor butir soal
∑Y : Jumlah skor total butir soal
∑ XY : Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total
2
∑X : Kuadrat dari jumlah skor butir soal
¿ : Jumlah skor butir soal yang dikuadratkan
2
∑Y : Kuadrat dari skor butir soal
¿ : Jumlah skor butir soal yang dikuadratkan

Interpretasi terhadap nilai koefisien r xy digunakan criteria sebagai berikut:

Tabel
Interpretasi Korelasi r xy 53
Nilair xy Keterangan
0,00- 0,199 Korelasi sangat rendah
0,20- 0,399 Korelasi rendah
0,40- 0,599 Korelasi sedang
0,60- 0,799 Korelasi tinggi
0,80- 1,00 Korelasi sangat tinggi

b. Uji Realiabiltas
Reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika instrument tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Untuk mengui reliabilitas pada angket digunakan rumus Sperman-Brown yaitu
sebagai berikut.54

52
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.
137-138
53
Sugiono hal 184
54
Suharsimi arikunto h. 223
r
11=¿
( )¿
2 r 11
22

1 +r 11
22

Keterangan :
r 11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r 11 : Korelasi antar skor-skor setiap belahan tes
22

Tabel
Klasifikasi koefisien Reliabilitas
Indeks Reliabilitas Kriteria Reliabilitas
0,00< -< 0,20 Korelasi sangat rendah
0,20 <- < 0,40 Korelasi rendah
0,40 <- < 0,60 Korelasi sedang
0,60 <- < 0,80 Korelasi tinggi
0,80 <- < 1,00 Korelasi sangat tinggi

E. Teknik Analisis Data


a. Uji Prasyarat
Tekhnik analisis data keaktifan belajar ini di uji dengan menggunakan uji statistik.
Sebelum analisis data dilakukan maka skor mentah yang telah diperoleh, akan diubah terlebih
dahulu kedalam bentuk nilai dengan cara:
skor mentah
Nilai = × 100.
skor maksimum ideal

Uji prasyarat yang digunakan adalah sebgai berikut:


a). Uji Normalitas Populasi
Uji normalitas populasi digunakan untuk memeriksa keabsahan sampel, apakah data
berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas digunakan uji liliefors.55
X i− X́
Zi =
S
Keterangan :
S: Simpangan baku
X i : Data tunggal
x : Rata-rata data tunggal

b) Uji Homogenitas
uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai
variasi yang sama atau tidak. Rumus uji Barlett sebagai berikut:

b. Uji Hipotesis
Penelitan uji prasyarat analisis sudah terpenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas maka
dilakukan penelitian uji-t.
Uji-t digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian yang melibatkan suatu
perlakuan atau satu pengukuran yang menggunakan rata-rata sebagai parameter atau pada sampel
yang berukuran kecil n < 30 atau jika simpangan baku populasi tidak diketahui. Uji-t dapat

55
Budiyono, Statistika Untuk Pendidikan,(Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS Press, 2009), h. 170.
digunakan jika jenis data yangakan dianalisis berskala interval atau rasio dan data berdistribusi
normal.
Rumus t- test yang digunakan untukmenguji hipotesis perbandingan 2 sampel tidak berkorelasi:

Anda mungkin juga menyukai