Ruly Widiawati
1811010210
Pembimbing II : Farida,S.Kom.,MMSI
1442 H/2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas karunia dan nikmatnya yang
diberikan kepada kita. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada nabi Muhammad
SAW, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Strategi
Pembelajaran Active Knowladge Sharing Terhadap Keaktifan Belajar siswa Pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Di SMA N 1 Raman Utara”. Sebagai salah satu syarat guna mencapai
gelar sarjana pada fakultas tarbiyah dan keguruan jurusan pendidikan agama islam (PAI)
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung. Tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak yang telah banyak mebantu baik dalam bimbingan dan sasaran yang diberikan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu, iringan do’a dan ucapan teimakasih penulis
sampaikan kepada:
1. Bunda Dr. NIrva Diana, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden
Intan Lampung.
2. Bapak Sa’idy, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung.
3. Bapak Dr.Imam Syafei, M.Ag dan Ibu Farida,S.Kom.,MMSI selaku dosen pembimbing I
dan dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran-saran
dan nasehat-nasehat terhadap penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ke
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk menghindari kesalah pahaman pemahaman judul skripsi yang berjudul
“Pengaruh Strategi Active Knwoladge Sharing Terhadap Keaktifan Belajar Peserta Didik
Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA N 1 Raman Utara Kabupaten
Lampung Timur”. Maka penulis perlu menjelaskan istilah yang digunakan, istilah yang
perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh
Pengertian pengaruh dalam kamus Besar Bahasa Indonesia.1 Adalah daya yang
ada atau yang timbul dari sesuatu baik orang atau benda yang ikut membentuk watak,
kepercayaan atau perbuatan seseorang. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pengaruh merupakan suatu daya yang dapat membentuk atau mengubah
sesuatu. Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Pengaruh
merupakan suatu daya yang ada dan timbul dari strategi Active Knwoladge Sharing
terhadap keaktifan belajar peserta didik.
2. Strategi Active Knwoladge Sharing
Strategi Active Knwoladge Sharing atau yang disebut berbagi pengetahuan aktif
merupakan strategi yang menekankan peserta didikuntuk saling berbagi pengetahuan
dan membantu dalam menyelesaikan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
3. Keaktifan Belajar
Keaktifan berasal dari kata aktif yang mempunyai arti selalu berusaha. Keaktfan
adalah suatu kegiatan yang bersifat fisik maupun mental. Keaktifan ada ketika
sesorang melakukan aktivitas. Belajar merupakan suatu proses panjang yang
diharapkan terjadi perubahan yang positif dalam diri seseorang secara terus menerus.
Keaktifan belajar ialah aktivitas yang dilakukan ketika belajar. Di dalam penelitian
ini keaktifan yang dimaksud adalah bertanya, menjawab pertanyaan, memberikan
kesimpulan, memberikan masukan, mendengarkan penjelasan dan membentuk
kelompok.
4. Peserta didik
Peserta didik adalah seseorang yang sedang belajar di sekolah yang kemudian
mendapatkan bantuan dan bimbingan dari seorang pendidik. Peserta didik dalam
penelitian ini adalah peserta didik kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan XI
IPA 2 sebagai kelas kontrol.
5. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Mata pelajaran pendidikan agama islam merupakan mata pelajaran yang dari segi
pembahasannya mencangkup Aqidan dan Akhlak, Fiqih, Al-quran hadits, dan sejarah
kebudayaan islam.
6. SMA Negeri 1 Raman Utara
SMA Negeri 1 Raman Utara merupakan sebuah lembaga pendidikan milik
pemerintah yang terletak di desa Raman Aji Kecamatan Raman Utara Kabupaten
Lampung Timur.
1
Indonesia (KBBI). (Online) Available at: Http://Kbbi.Id/Pusat. (Diakses 2021), 649, 2016
B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin perkembangan
serta kelangsungan hidup suatu bangsa. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan
peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan atau latihan bagi peranannyaa
dimasa yang akan datang. Pendidikan nasional yang dimaksud peserta didik adalah
anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.2
Setiap warga negara Indonesia berhak memperoleh pendidikan pada tahap
manapun dalam perjalanan hidupnya. Peningkatan dan pemerataan pendidikan
merupakan salah satu aspek pembangunan yang mendapatkan prioritas utamadari
pemerintah Indonesia. Sistem pendidikan nasional yang sekarang berlaku diatur melalui
undang-undang peniddikan nasional.3
Manusia yang berpendidikan akan mempunyai derajat yang lebih tinggi dari pada
manusia yang tidak berpendidikan. Allah SWT member keistimewaan bagi orang-orang
yang beriman dan berilmu. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Mujadalah :22/11:
Artinya: “hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu:”Berlapang-
lapanglah dalam majlis”, Maka Lapangkanlah niscayaAllah akan member kelapangan
untukmu. Dan apabila dikatakan:”berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi
ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.4
Dalam surah Al-Mujadilah menjelaskan mengenai keutamaan orang-orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan. Ayat ini menjelaskan bahwa orang-orang yang
beriman dan berilmu pengetahuan akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT.
Dalam undang-undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional Bab I Pasal I, Pendidikan dikatakan bahwa:5
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses belajar agar peserta didik secara efektif mengembangkan potnsi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pendidikan mempunyai peran yang sangat penting dalam menentukan
perkembangan dan kemajuan suatu bangsa. Sejalan dengan undang-undang diatas
pendidik merupakan salah satu komponen penentu dalam keberhasilan pendidikan.
Kegiatan pendididikan selalu terkait dengan dua komponen penting yaitu pendidik dan
juga peserta didik. Hubungan antara keduanya merupakan hubungan keterlibatan antar
manusia. Hubungan Tersebut akan selaras jika masing-masing pihak mampu bersikap
professional dan memposisikan seseuai dengan fungsinya masing-masing, yaitu sebagai
subjek dan objek dalam pendidikan6.
Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk membangun
kemampuan berfikir sehingga siswakurang aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini
2
Liza Luthfiah &HadeAlfriansyah, ―Administrasi Peserta Didik,‖ Jurnal Skripsi Universitas Negeri Padang Indonesia,
(2019): 2, https://osf.io/cd9m4/download/?format=pdf
3
4
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Jakarta: Ponorogo, 2015).
5
Republik Indonesia, undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Cet IV:
Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 3
6
Aminatul zahroh, Membangun Kualitas Pembelajaran Melalui Dimensi Profesionalisme Guru, (Bandung:
Yrama Widya, 2018), h. 1.
disebabkan strategi pembelajaran yang monoton serta terkesan membosankan. Sehingga
siswa merasa bosan, lelah dan menjadi siswa yang pasif dalam proses pembelajaran.
Tujuan pengajaran tentu akan bisa dicapai jika peserta didik berusaha secara aktif
untuk mencapainya. Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan baik unsur fisik,
mental, intelektual, dan emosional sehingga wujud reaksi bahwa siswa belajar.
Keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting di dalam proses
pembelajaran. Dengan menggunakan strategi yang tepat, tentu saja dapat merangsang
keaktifan belajar peserta didik di dalam proses pembelajaran.strategi pembelajaran adalah
sebuah perencanaan yang membahas serangkaian kegiatan pembelajaran kmudian di
desain sedemikian rupa untuk mencapai tujuan pembelajaran. 7 Penggunaan strategi
didalam pembelajaran merupakan upaya pendidik agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Dengan menggunakan strategi pembelajaran maka pembelajaran akan lebih
efektif dan peserta didik akan lebih banyak melakukan aktivitas.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dalam
berbagai aspek kehidupan manusia. 8 Maka pendidik dituntut Mampu menerapkan dan menguasai
berbagai macam strategi maupun Penggunaan media teknologi agar peserta didik berkembang
mengikuti Perkembangan zaman. Karena suatu strategi pembelajaran tidak terlepas dari
Penggunaan media pembelajaran. Pendidik harus lebih kreatif dan inovatif Ketika memilih dan
menggunakan berbagai macam strategi.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang peneliti lakukan di Kelas XI SMA Negeri 1
Raman Utara, proses pembelajaran masih menggunakan strategi pembelajaran
konvensional. Peserta didik terlihat jenuh dan mengantuk dengan pembelajaran yang
monoton. Hal yang terjadi ketika guru sedang menjelaskan materi, peserta didik hanya
mendengarkan saja dan tidak berani bertanya tentang materi yang belum peserta didik
pahami dari penjelasan guru. Peserta didik kurang termotivasi dan bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran, bahkan ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya,
sibuk sendiri dengan aktivitasnya dan tidak mendengarkan penjelasan guru.
Setelah guru selesai memberikan penjelasan kemudian beliau memberi sebuah
pertanyaan yang sesuai dengan materi pembelajaran, hanya sedikit peserta didik yang
berani mengeluarkan pendapatnya. Bahkan banyak yang tidak bisa menjawab pertanyaan
yang diberikan guru. Hal ini disebabkan ketika guru menjelaskan banyak yang tidak
memperhatikan dan tidak menulis pokok-pokok materi yang telah dijelaskan oleh guru.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru mata pelajaran
pendidikan Agama Islam, dengan bapak Kusairi, beliau mengemukakan bahwa selam
prose belajar mengajar, peserta kurang aktif dalam pembelajaran, ini disebabkan selain
dari faktor siswa itu sendiri strategi yang digunakan oleh guru masih menggunakan
strategi konvensional sehingga peserta didik kurang termotivasi dalam belajar yang
berakibat pada pasifnya siswa dalam belajar sehingga tujuan pembelajaran tidak dapat
berjalan dengan semestinya.9
Maka cara yang tepat dalam menciptakan kegiatan belajar mengajar yang aktif
yaitu dengan menggunakan strategi Active Knowladge Sharing (Berbagi pengetahuan
7
Abdul Majid, Strategi Pembelaaran (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2016), Cet. 5, h. 6.
8
Sri Latifah, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Berbantu Puzzle Terhadap Kemampuan
Berpikir Kritis peserta Didik Kelas X Pada Materi Gelombang (Al-Biruni: Jurnal Pendidikan Fisika, Vol 4, 2015 P:
ISSN 23031832), h. 14
9
HASIL WAWANCARA
aktif). Berikut ini peneliti sajikan data keaktifan belajar kelas XI di SMA Negeri 1
Raman Utara:
Tabel 1.1
Daftar Keaktifan Belajar Peaerta Didik Kelas XI MIPA
SMA Negeri 1 Raman Utara
1. Visual activities
2. Oral activities
3. Listening activities
4. Writing activities
5. Drawing activities
6. Motor activities
7. Mental activities
8. Emotional activities
8 : Sangat tinggi
6-7 : Tinggi
4-5 : Cukup
2-3 : Rendah
1 : Sangat rendah
Berdasarkan table diatas dapat dikatakan bahwa keaktifan belajar kelas XI MIPA
di SMA Negeri 1 Raman Utara pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam tergolong
rendah.
Pada hasil observasi awal, peneliti dapat menyimpulkan bahwa keaktifan belajar
siswa juga dipengaruhi oleh penggunaan strategi dan pemilihan media pembelajaran yang
digunakan. Maka pendidik sebaiknya menggunakan strategi pembeljaran yang sesuai
agar peserta didik dapat aktif ketika proses pembelajaran berlangsung. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut, maka harus adanya upaya yang dilakukan oleh pendidik, yaitu
menerapkan strategi pembelajaran kreatif, aktif dan menyenangkan. Inilah yang menjadi
alasan peneliti untuk menerapkan strategi pembelaja
BAB II
LANDASAN TEORI
10
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif Dan R&D, Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif Dan R&D, 2014.h.52
A. Strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing
1. Pengetian strategi pembelajaran Active Knowledge Sharing
Dalam kamus besar bahas Indonesia strategi diartikan sebagai rencana cermat
mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran tertentu. Dalam kegiatan belajar mengajar
strategi merupakan proses untuk menentukan rencana yang berfokus pada tujuan
dengan disertai penyususnan suatu cara agar tujuan tersebut dapat tercapai 11 Menurut
bahasa strategi (strategy) berasal dari bahasa yunani. Yang terdiri dari dua kata, yaitu
pertama berasal dari kata benda strategos yang memiliki arti Memimpin dan yang
kedua dari kata kerja stratego yang memiliki arti Merencanakan 12.
Secara umum strategi mempunyai pengertian yaitu suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak sebagai usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan belajar mengajar sendiri strategi bisa diartikan sebagai pola-pola
umum kegiatan yang dilakukan pendidik dan pesrta didik untuk menentukan tujuan
yang telah ditetapkan13
Sedangkan pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan yang melibatkan
informasi serta lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa
dalam belajar. Pembelajaran merupakan upaya pendidik untuk membantu siswa agar
dapat menerima pengetahuan yang telah diberikan dan membantu memudahkan
tercapainya tujuan pembelajaran.14
Sementara itu Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
Unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang Saling
mempengaruhi guna mencapai tujuan pembelajaran 15. Kegiatan belajar mengajar
melibatkan beberapa komponen yaitu guru, siswa, metode, lingkungan media, sarana,
dan Prasarana pembelajaran yang saling terkait antara satu dengan lainnya yang pada
dasarnya mengarahkan peserta didik ke dalam proses belajar sehingga Mereka dapat
memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan 16
Strategi pembelajaran merupakam suatu kegiatan Pembelajaran yang harus
dilaksanakan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara
efektif dan efisien. Strategi pembelajaran juga merupakan suatu rencana tindakan
atau rangkaian kegiatan yang memuat Penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber Daya atau kekuatan dalam pembelajaran 17.
Berdasarkan definsi yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas, maka peneliti
menyimpulkan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu rencana kegiatan pembelajaran
yang akan dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pembelajaran diadalam
kelas agar tujuan dari pembelajran yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik.
Hisyam zaini dkk mengatakan, Strategi Active Knowledge Sharing merupakan
strategi yang dapat menjadikan siswa untuk siap mempelajari materi pelajaran dengan
cepat. Strategi ini dapat digunakan untuk melihat bagaiamana tingkat kemampuan siswa
11
Khanifatul,pembelajaran, 35.
12
(Abdul Majid, Strategi Pembelajaran (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2016), Cet. 5, h.
13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010).Hlm52.
14
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Arruzz Media, 2016.Hlm 201
15
(Sofan Amri, Implementasi Pembelajaran Aktif Dalam Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi pustaka,
2015),h.33)
16
17
Marah Doly Nst, penerapan strategi instan assessment untuk Meningkatkan keaktifan belajar
matematika siswa SMP al-hidayah Medan, Jurnal Edu teach. Vol. 1 No. 1 (Maret 2015)
untuk membentuk kerjasama tim. Strategi Active Knowledge Sharing sendiri merupakan
salah satu strategi pembelajaran yang menjadikan siswa dapat saling bertukar
pengetahuan18.
Menurut Melvin, strategi active knowledge sharing adalah Strategi yang
bagus untuk mengenalkan siswa pada materi Pelajaran yang akan diajarkan. Guru
juga bisa menggunakan Strategi ini untuk melihat dan menilai pemahaman atau
pengetahuan siswa. Strategi ini cocok pada segala ukuran kelas Dan dengan materi
pelajaran apapun19
Strategi Active Knowledge Sharing merupakan strategi yang menekankan peserta
didik agar saling membagikan pengetahuan serta membantu dalam menyelesaikan
pertanyaan yang telah diberikan, hal tersebut dapat mendorong peserta didik menjadi
lebih kreatif dalam memecahkan permasalahan yang diberikan oleh guru mengenai
materi yang disampaikan serta membuat siswa lebih bersemangat dalam belajar. 20
Adanya proses saling bertukar pengetahuan, tentu akan menjadikan peserta didik lebih
termotivasi untuk mempelajari materi pelajaran dan memiliki minat yang tinggi untuk
mengikuti proses pembelajaran. Selain itu dapat menjadikan daya ingat terhadap materi
pelajaran bertahan lebih lama21
Dari bebrapa pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa strategi Active
Knowledge Sharing merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menuntut peserta
didik agar aktif dalam meemperoleh pengetahuan dengan cara berbagi pengetahuan.
18
Bermawy Munthe, dan Sekar Ayu Aryani, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta : CTSD, 2012 Hisyam Zaini),
HAL.22.
19
Melvin L. Silberman, ActiveLearning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa Cendekia,
2014), hal. 100.)
20
Erdi Surya, Rayani Fitri, nurul ini
21
Uin riau
22
Nurjannah Dalimunthe, Jufri Fajri, Ummi Habibatul Islamiyah, Applicationof Active Knowledge Learning
Strategy Sharing to Incrase Learning Result Accounting Student Class XI IPS in High School Istiqlal Deli Tua,
dalam International Jurnal Academic Research and Business and Social Science, Vol.08, no, 1, 2018. Hlm316-323.
23
Hisyam zaini hal 20
b. Penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkaitan dengan materi
pembelajaran
c. Peserta didik dituntut lebih banyak untuk berpikir kritis, menganalisa serta
melakukan evaluasi
d. Umpan balik yang lebih cepat akan terjadi dalam proses pembelajaran tersebut.
24
Melvin L Silberman, Loc.Cit.
a. Diskusi tidak dapat diprediksikan, pada awalnya diskusi dapat berjalan
dengan baik tetapi untuk selanjutnya mungkin saja mengarah pada tujuan
lain, sehingga terjadi keributan
b. Membentuk pengaturan fisik (seperti kursi dan meja) dan jadwal kegiatan
secara lues
c. Masih Minimnya pengetahuan yang dimiliki peserta didik menyebabkan
proses sharing berjalan pasif
d. Membutuhkan persiapan yang matang dari peserta didik terlebih materi yang
belum diketahui sama sekalif25
25
Tri Ayu Anisha, Pengaruh Model Pembelajaran Cooperative Knowledge Sharing Terhadap Pemahaman Konsep
Matematis Peserta didik kelas VII MTs NU Tanjung Karang Bandar Lampung 2015/2016 ( Skripsi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Intan Lampung 2015).
26
Dimiyati, Mujiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rienka Cipta, 2013). Hlm. 114.
27
Rusman, Deni Kurniawan, Cepi Riyana, Pembelajaran Berbasis Tekhnologi Informasi dan Komunikasi (Jkarta:
Rajawali Pers, 2015) Hlm.24
28
Mahmud, Psikologi Pendididikan (BandungL CV. Pustaka Setia, 2010), Hlm.61
29
Dimiyati dan Mudjiono, Ibid, hlm.62
30
Dasim Bumansyah, PAKEM, Pembelajaran aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan(Bandung
; PT.Geseindo,2010), hlm. 70.
31
Nana Sudjana, Penialaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya,2016), Hlm. 61
3) Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami
persoalan yang dihadapi
4) Berusaha untuk mencari berbagai informasi yang dibutuhkan untuk
memecahkan masalah
5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru
6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya,
7) Melatih diri dalam memecahkan soal ataupun permasalahan yang sejenis
8) Kesempatan mengguanakan atau menerapkan sesuatu yang telah
diperolehnya dalam menyelesaikan tugas ataupun persoalan yang
dihadapinya.
32
Sadirman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Hlm. 101
1) Faktor Guru, dalam ruang lingkup pembelajaran guru dituntut untuk
memiliki beberapa keterampilan yang berkaitan dengan tugas-tugas yang
dilaksanakannya. Keterampilan yang dimaksud adalah:
a) Memahami siswa
b) Merancang pembelajaran
c) Melaksanakan pembelajaran
d) Merancang serta melaksanakan evaluasi pembelajaran
e) Mengembangkan peserta didik dalam megoptimalkan
kemampuan yang dimilikinya.
2) Faktor lingkungan sosial, lingkungan sosial seperi sekolah termasuk
teman sebaya dapat memberikan berbagai pengaruh baik positif ataupun
negatif terhadap keaktifan belajar siswa.
3) Kurikulum sekolah, serangkaian proses pembelajaran disekolah tentulah
mengacu pada kurikulum. Kurikumulum sendiri merupakan pandua yang
dijadikan sebagai kerangka dalam mengembangkan proses pembelajaran
tujuannya ialah meningkatkan keaktifan belajar siswa.
4) Sarana dan prasarana pembelajaran juga merupakan salah satu faktor
yang ikut serta memberikan pengaruh terhadap keaktifan belajar siswa. 33
Keaktifan belajar antara individu satu dengan yang lain tentu berbeda. Hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor yang menyebebabkan adanya perbedaan tingkat
keaktifan sesorang. Muhibbin Syah mengatakan, bahwa faktor yang dapat
mempengaruhi keaktifan belajar ada tiga macam yaitu faktor internal(faktor dari
dalam peserta didik), faktor eksternal(faktor dari luar peserta didik), dan faktor
pendekatan belajar (Iapproach to learning ). Faktor- faktor yang mempengaruhi
keaktifan belaar tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Aspek fisiologis, yaitu kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot)
yang menandakan tingkat kebugaran organ-organ tubuh serta sendi-
sendinya, hal ini dapat mempengaruhi semangat serta intensitas peserta
didik.
2) Aspek psikologis, pada hakikatnya belajar merupakan proses psikologis.
Oleh karena itu, seluruh keadaan dan fungsi psikologis tentu saja
memepengaruhi belajar seseorang.
3) Faktor eksternal peserta didik, merupakan faktor dari luar peserta didik
yaitu kondisi lingkungan sekitar peserta didik. Adapun yang termasuk
dari faktor eksterna ini yaitu sebagai berikut:
a. Lingkungan sosial, hal ini meliputi para guru,para staf
administrasi serta teman-teman sekelas.
b. Lingkungan non sosial, hal ini meliputi gedung sekolah dan
letaknya, rumah atau tempat tinggal peserta didik dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan oleh peserta didik
4) Faktor pendekatan belajar, merupakan segala cara atau strategi yang
digunakan peserta didik dalam menunjang keaktifan serta efisiensi
proses pembelajaran dalam materi tertentu. 34
33
Aunurrahman, Belajar dan Pembelajaran,(Bandung: Alfabeta, 2012), Hlm.177
34
Muhibbin syah, Psikologi Belajar,(Jakarta: Raja GrafindoPersada, 2008), Hlm. 146-156
1) Menarik perhatian atau memberikan dorongan kepada siswa, sehingga
mereka dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran
2) Menjelaskan tujuan intruksional(kemampuan dasar kepada siswa)
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa
4) Memberikan stimulus (masalah, topic dan konsepyang akan dipelajarai)
5) Memberikan petunjuk kepada siswa agaiaman cara mempelajarinya
6) Memunculkan aktivitas serta partisipasi siswa dalam pembelajaran
7) Memberikan umpan balik kepada siswa(feed back).35
35
Mayasa, Proses Belajar Mengajar,(Bandung:Rosda Karya,2012), Hlm.45
36
Heri ginawan, Kurikulum Pembelajaran PendidikanAgama Islam,(Bandung: Ar-Ruzz Media, 2014), Hlm. 191
37
Ibid,halaman 201
38
Muhaimin , Paradigma Pendidikan Islam(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 75
39
Baharudin
40
Nur Uhbiyati, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan Islam, ( Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2016),hlm.16
b. Tujuan Pendidikan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap serta tingkah laku seseorang
atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan.41
Adapun tujuan Pedidikan Agama Islam itu sendiri adalah pembinaan kepribadian
pesrta didik yang sempurna, peningkatan moral, tingkah laku yang baik serta
menanamkan rasa kepercayaan anak terhadap agama dan kepada Tuhan, serta
mengembangkan intelegensi peserta didik secara efektif supaya mereka siap untuk
mewujudkan kebahagiaan dimasa mendatang. 42’Sedangkan Imam Ghazali
mengemukakan bahwa tujuan dari pendidikan islam yang utama adalah beribadah
bertaqarrub kepada Allah dan kesempurnaan insan yang tujuannya untuk
kebahagiaan dunia akhirat.43
c. Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) disekolah atau madrasah terdiri atas beberapa aspek
diantaranya sebagai berikut:
a) Al-Quran dan Hadits
Menekankan pada kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an yang
baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta
mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari
b) Akidah
Menekankan pada kemampuan memahami dan mempertahankan
keyakinan atau keimanan yang benar serta menghayati dan mengamalakan
dan mengamalkan nilai-nilai al-asma’al-husna.
c) Akhlak
Menekankan pada pembiasaan untuk melaksanakan akhlak terpuji serta
menjauhiakhlak tercela dalam kehidupan sehari-hari.
d) Fiqih
Menekankan pada kemampuan cara melaksanakan ibadah dan muamalah
yang baik dan benar
e) Tarikh dan kebudayaan Islam
Menekankan pada kemampuan mengambil ibrah (contoh/pelajaran) dari
peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), serta meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, ipteks, dan lain-lain guna mengembangkan kebudayaan dan
peradaban Islam.44
d. Dasar pendidikan agama islam
Pendidikan agama islam merupakan wadah dalam mengembangkan akal dan
fikiran, perilaku dan perasaan tertentu berdasarkan dengan nilai ajaran islam agar
nilai yang didapatkan dapat diterapkan didalam kehidupan. Dalam menentukan
sumber dalam pendidikan islam ada tiga dasar utama yaitu:
1) Al-Qur’an
Al-Qur’an ialah kalam Allah yang disampaikan kepada Nabi
Muhammad SAW. sebagai pedoman dan petunjuk bagi kehidupan
manusia yang mencangkup seluruh aspek kehidupan manusia secara
41
Chairul Anwar, Hakikat Manusia Dalam Pendidikan Sebuah Tinjauan Filosofi, (Yogyakarta: SUKA Press, 2014).
Hlm.63.
42
Imam Syafe’I, “Tujuan Pendidikan Islam”, Jurnal pendidikan Agama Islam: Al-Tadzkiyyah Vol. 10. N (2019): 2
43
Imam Syafe’I, “Tujuan Pendidikan Islam”, Jurnal pendidikan Agama Islam: Al-Tadzkiyyah Vol. 6.
(2015).hlm.156.
44
Muhaimin, “’Rekrontruksi Pendidikan Islam”’,(Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2013), hlm.187-188
menyeluruh yang mana ruang lingkupnya mencangkup berbagai
pengetahuan secara luas dan nilai ibadah bagi siapa saja yang
membacanya yang isinya tidak dapat dimengerti kecuali dengan ajaran
yang mulia. Al-Quran adalah firman Allah yang ditirunkan oleh malaikat
jibril kepada Nabi Muhammad Saw bahwa ia benar-benar Rosulullah
Saw, menjadi petunjuk dan sarana untuk melakukan pendekatan diriserta
ibadah kepada Allah bagi yang membacanaya.
2) As-Sunah(Hadits)
Haditsadalah bentuk perilaku, bicara nabi yang merupakan cara yang
diteladani dalam dakwah islam yang termasuk kedalam tiga dimesi
berupa ucapan, pertanyaan, dan persetujuan nabi atas peristiwa yang
terjadi. Seluruh contoh yang ditunjukkan oleh nabi merupakan teladan
manusia demi aspk kehidpan dan posisi hadits sebagai sumber
pendidikan bagi pelaksanaanya pendidikan islam yang dijadikan
referensi teoritis serta praktis dan dapat dilihat dari dua bentuk:
a. Sebagai acuan yang meliputi muatan-muatan pokok ajaran islam
secara teoritis
b. Sebagai oprasional yang aplikatif melipui cara Nabi memerankan
perannya sebagai pendidikan yang professional serta menjunjung
tinggi ajaran islam.45
8. Pengujian Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti dibawah dan thesa yang berarti kebenaran.
Menurut Sugiono hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori ang relevan,
belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. 46 Setelah
peneliti melakukan telaah yang mendalam terhadap beragai sumber untuk menentukan anggapan
dasar, maka langkah berikutnya adalah merumuskan hipotesis yaitu jawaban sementara terhadap
pertanyaan penelitian.
Adapun hipotesis yang peneliti ajukan harus diuji kebenarannya adalah sebagai berikut:
1. Hipotesis nol( H 0)
Tidak terdapat pengaruh strategi pembelajaran active knowledge sharing terhadap keaktifan
belajar siswa di SMA negeri 1 Raman Utara.
2. Hipotesis alternatif( H a )
Terdapat pengaruh strategi active knowledge sharing terhadap keaktifan belajar siswa di SMA
negeri 1 Raman Utara.
BAB III
METODE PENELITIAN
47
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 77
48
Juliansah Noor,Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 20130, h. 39
49
Ibid., 81
50
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rienka Cipta, 2013), hlm. 210
51
Ibid, hlm.272
Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi dalam objek penelitian dengan
data yang dilaporkan oleh peneliti. Menurut ngalim purwanto suatu teknik evaluasi
dikatakan mempunyai validitas yang tinggi (disebut valid) jika teknik evaluasi atau tes
tersebut dapat mengukur apa yang sebenarnya dikukur. 52
Sebuah angket dapat dinyatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriteria yakni memiliki kesamaan antara hasil angket dengan kriteria yang ada, dalam
mengukur validitas, perhatian ditunjukkan kepada isi dan kegunaan instrument. Untuk
menguji alat ukur berupa angket, terlebih dahulu dicari angka korelasi bagian-bagian dari
alat ukur secara keseluruhan, yaitu dengan cara mengkorelasikan setiap butir alat ukur
dengan skor yang merupakan jumlah tiap skor butir dengan menggunakan rumus korelasi
product moment sebagai berikut:
n ∑ XY −(∑ X )(∑Y )
r xy
√ {n ∑ X 2−¿ ¿ ¿
Keterangan:
r xy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
n : Banyak subjek
∑X : Jumlah skor butir soal
∑Y : Jumlah skor total butir soal
∑ XY : Jumlah perkalian skor butir soal dan skor total
2
∑X : Kuadrat dari jumlah skor butir soal
¿ : Jumlah skor butir soal yang dikuadratkan
2
∑Y : Kuadrat dari skor butir soal
¿ : Jumlah skor butir soal yang dikuadratkan
Tabel
Interpretasi Korelasi r xy 53
Nilair xy Keterangan
0,00- 0,199 Korelasi sangat rendah
0,20- 0,399 Korelasi rendah
0,40- 0,599 Korelasi sedang
0,60- 0,799 Korelasi tinggi
0,80- 1,00 Korelasi sangat tinggi
b. Uji Realiabiltas
Reliabilitas adalah derajat konsistensi dan stabilitas data atau temuan. Reliabilitas
menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument dapat dikatakan mempunyai
taraf kepercayaan yang tinggi jika instrument tersebut dapat memberikan hasil yang
tetap. Untuk mengui reliabilitas pada angket digunakan rumus Sperman-Brown yaitu
sebagai berikut.54
52
Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h.
137-138
53
Sugiono hal 184
54
Suharsimi arikunto h. 223
r
11=¿
( )¿
2 r 11
22
1 +r 11
22
Keterangan :
r 11 : Koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
r 11 : Korelasi antar skor-skor setiap belahan tes
22
Tabel
Klasifikasi koefisien Reliabilitas
Indeks Reliabilitas Kriteria Reliabilitas
0,00< -< 0,20 Korelasi sangat rendah
0,20 <- < 0,40 Korelasi rendah
0,40 <- < 0,60 Korelasi sedang
0,60 <- < 0,80 Korelasi tinggi
0,80 <- < 1,00 Korelasi sangat tinggi
b) Uji Homogenitas
uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi penelitian mempunyai
variasi yang sama atau tidak. Rumus uji Barlett sebagai berikut:
b. Uji Hipotesis
Penelitan uji prasyarat analisis sudah terpenuhi, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas maka
dilakukan penelitian uji-t.
Uji-t digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian yang melibatkan suatu
perlakuan atau satu pengukuran yang menggunakan rata-rata sebagai parameter atau pada sampel
yang berukuran kecil n < 30 atau jika simpangan baku populasi tidak diketahui. Uji-t dapat
55
Budiyono, Statistika Untuk Pendidikan,(Surakarta: UPT Penerbitan dan Percetakan UNS Press, 2009), h. 170.
digunakan jika jenis data yangakan dianalisis berskala interval atau rasio dan data berdistribusi
normal.
Rumus t- test yang digunakan untukmenguji hipotesis perbandingan 2 sampel tidak berkorelasi: