1442 H/2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................3
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................3
B. Rumusan Masalah....................................................................................3
C. Tujuan Penulisan......................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................4
A. Modernisasi Pendidikan...........................................................................4
B. Potret Pendidikan Pesantren.....................................................................6
C. Modernisasi Pendidikan Islam...............................................................10
BAB III PENUTUP............................................................................................17
A. KESIMPULAN......................................................................................17
B. SARAN..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Modernisasi Pendidikan?
2. Bagaimana potret Modernisasi Pesantren?
3. Bagaimana Modernisasi Pendidikan Islam?
Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui pengertian dan bentuk dari Modernisasi Pendidikan
Islam di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Modernisasi Pendidikan
Adanya modernisasi menyebabkan seluruh elemen di dalam masyarakat
mengalami kemajuan dan perubahan. Arti kata modernisasi dengan kata
dasar modern berasal dari bahasa Latin modernus yang terbagi dari dua kata,
yakni modo dan ernus. Modo berarti cara dan ernus merujuk pada adanya
periode waktu masa kini. Menurut Harold Rosenberg, modernisasi adalah
sebuah tradisi baru yang mengacu pada urbanisasi atau hingga sejauh mana
dan bagaimana pengikisan sifat-sifat pedesaan suatu kelompok masyarakat
terjadi. Sementara menurut Soerjono Soekanto, modernisasi adalah
perubahan-perubahan di dalam masyarakat mengenai perubahan norma
sosial, nilai sosial, susunan lembaga yang ada di masyarakat, pola perilaku
sosial, dan segala aspek di dalam kehidupan sosial.Modernisasi berarti
proses perubahan dari cara-cara tradisional ke cara-cara baru yang lebih
maju, di mana dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Secara sederhana, dapat dikatakan modernisasi ialah proses menuju masa
kini atau proses menuju masyarakat yang modern. Modernisasi merupakan
proses yang sangat luas dan kompleks. Tidak hanya mencakup bidang sosial,
modernisasi juga mencakup bidang lain, seperti politik, ekonomi, dan
teknologi. Model Modernisasi Pendidikan Pesantren1
1
masalah pendidikan Miles mencontohkan inovasi (modernisasi) pendidikan
adalah sebagai berikut:
2. Adanya Santri
Santri merupakan sebutan bagi para siswa yang belajar
mendalami agama di pesantren. Biasanya para santri ini tinggal di
pondok atau asrama pesantren yang telah disediakan, namun ada pula
santri yang tidak tinggal di tempat yang telah disediakan tersebut
yang biasa disebut dengan santri kalong. Dalam menjalani kehidupan
di pesantren, pada umumnya mereka mengurus sendiri keperluan
sehari-hari dan mereka mendapat fasilitas yang sama antara santri
yang satu dengan lainnya. Santri diwajibkan mentaati peraturan yang
ditetapkan di dalam pesantren tersebut dan apabila ada pelanggaran
akan dikenakan sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan.
3. Adanya Masjid
Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan
pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling tepat untuk
mendidik para santri, terutama dalam praktik ibadah lima waktu,
khutbah dan shalat Jum’at dan pengajaran kitab-kitab Islam klasik.
Sebagaimana pula Zamakhsyari Dhofir berpendapat bahwa:
“Kedudukan masjid sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren
merupakan manifestasi universalisme dari sistem pendidikan Islam
tradisional. Dengan kata lain kesinambungan sistem pendidikan
Islam yang berpusat di masjid sejak masjid Quba’ didirikan di dekat
Madinah pada masa Nabi Muhammad SAW. tetap terpancar dalam
sistem pesantren. Sejak zaman Nabi, masjid telah menjadi pusat
pendidikan Islam”.
Adapun evaluasi sudah menjadi alat ukur keberhasilan siswa. Artinya pada
masa ini, khususnya lembaga pendidikan islam yang mengikuti pola Mahmud
Yunus, tingkatan atau kelas ditentukan oleh evaluasi bukan berdasarkan oleh
tahun senioritas murid.
1. Pesantren
a. Gambaran umum Pesantren pada masa awal
Pesantren atau pondok pesantren merupakan sebuah pondok
pendidikan yang terdiri dari seorang guru-pemimpin umumnya
seorang haji, yang disebut kyai dan kelompok murid laki-laki yang
berjumlah tiga sampai ribuan orang yang disebut santri. Secara
tradisional, sampai tingkat tertentu, para santri tinggal dalam pondok
yang menyerupai asrama biara, mereka mengurusi diri sendiri mulai
dari memasak hingga mencuci pakaian sendiri.
Bangunan pokok pesantren hampir keseluruhan, kecuali dewasa
ini, terletak di luar kota, biasanya terdiri dari sebuah masjid, rumah
kyai dan sederet pondokan santri. Pengajaran sendiri dilakukan tanpa
paksaan, santri tidak dipaksa untuk menghadiri pengajian yang
dilakukan kyai, karena santri dapat tetap di pondok asal dapat
menafkahi dirinya sendiri. Karena itu tingkat penguasaan santri amat
tergantung pada individu santri sendiri. Individu yang giat akan
memperoleh hasil yang memuaskan, sebaliknya banyak pula santri
yang tidak membawa bekal ilmu yang berarti.
Dengan demikian dalam system pondok tidak terdapat kelas atau
penilian, karena santri dapat meninggalkan kapanpun mereka mau.
Dengan demikian jalur keluar masuk orang dalam pondok pesantren
sangat bebas, tidak ada ikatan, cukup dengan izin kyai yang mudah
diperoleh jika memiliki reputasi baik. Bagi santri ingin menjelajahi
berbagai pondok pesantren demi spesialisasi ke ilmuan yang dimiliki
para kyai yang jelas dan berbeda. Seorang kyai mungkin ahli dalam
fiqh, hadits, teologi, ataupun filsafat.
Walaupun ada indikasi yang menyamakan pesantren dengan biara,
namun pesantren amat berbeda dengan biara karena tidak dihalangi
bagi santri untuk menikah, status perkawinan apapun yang dimiliki
seseorang tidak menghalanginya untuk pondok di pesantren.
Berdasarkan gambaran tersebut bahwa pesantren adalah lembaga
pendidikan yang amat terbuka, lembaga pendidikan agama yang
dibuka siapa saja yang haus pengetahuan agama, tanpa ikatan yang
ingin memperdalam ilmu agama. Pesantren merupakan sebuah
lembaga pendidikan yang sangat khas dan tidak terdapat diluar
Indonesia.
b. Asal usul Pesantren
Pesantren merupakan tradisi pengajaran agama Islam orisinil yang
lahir dari tradisi Islam Indonesia sendiri yang khas. Pesantren bermula
di tanah Jawa dan meluas hingga keluar jawa termasuk semanjung
Malaka. Alasan pokok pendirian pesantren adalah untuk mentrasmisi
Islam tradisional sebagaimana terdapat dalam Kitab-kitab klasik yang
ditulis para ulama besar berabad-abad lalu. Kitab-kitab klasik
tersebutlah yang dikenal dalam tradisi pesantren sebagai kitab kuning,
yang mempersentasikan warna kertas kitab yang menguning.
Sejarah rinci awal mula pesantren, dalam kenyataannya tidak
banyak diketahui karena minimnya informasi yang merinci kapan
lembaga tersebut pertama kali mucul. Dalam berbagai babak walaupun
pesantren di jelaskan seperti dalam Serat Centini, namun kurang akurat
sebagai sumber karena tidak menyebutkan pesantren secara langsung.
Lembaga pendidikan yang terdapat di sana hanya di namakan Paguron
atau Padepokan.
Beberapa pakar justru melihat pesantren sebagai hasil adopsi dari
system pendidikan kutab yang berkembang dalam tradisi Islam klasik,
mulai dari dinasti Umayyah hingga selanjutnya. Di mana model
pendidikan kutab yanag terdapat dalam tradisi Islam abad tengah,
dalam tradisi Islam-Indonesia kemudian dipopulerkan dengan nama “
Pondok Pesantren “ yaitu lembaga pendidikan Islam di dalamnya
terdapat seorang kyai ( pendidik) yang mengajar dan mendidik para
santri ( pelajar) melalui sarana masjid digunakan sebagai tempat
penyelenggarakan pendidikan tersebut, dilengkapi pula dengan
fasilitas pemondokan bagi para santri yang kebanyakan berasal dari
luar daerah. Ciri-ciri awal pesantren adalah; 1) Adanya kyai sebagai
pengajar, 2) adanya santri sebagi pelajar, 3) adanya masjid sebagai
sarana pembelajaran, 4) adanya pemondokan santri.
Namun demikian, masih terdapat paradoks tentang asal usul
pesantren. Pesantren dari segi bentuk, memang dapat dilihat sebagai
lembaga tipikal Indonesia yang khas, yang berbeda dengan pendidikan
tradisional Islam lainnya, namun pada sisi lain, tradisi kitab kuning
yagn mewarnai pesantren jelas tidak berorientasi Indonesia tapi
berorientasi Mekkah sebagai pusat Islam.
Perbandingan pendidikan Islam menurut sistim lama dengan
pendidikan Islam pada masa perubahan.
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari pembahasan ini antara lain :
1. Sistem pendidikan islam di Indonesia dari tahun 1900 telah banyak
yang bersifat klasikal.
2. Modernisasi (berkembangnya kurikulum yang meliputi pengetahuan
umum dan keunggulan metodologi untuk mencapai tujuan yang sama)
pendidikan islam di Indonesia dimulai tahun 1931. Pada saat itu
kelihatan pengaruh Darul Ulum (Mahmud Yunus) sangat besar
3. Kurikulum pendidikan islam semenjak masuknya pengetahuan umum
telah membawa hasil yang positif dalam lapangan kerja dan
pemahaman kaum Muslimin Indonesia terhadap islam.
4. Gerakan pembaruan yang menyebabkan lahirnya organisasi
keagamaan pada mulanya bersifat keagamaan tetapi dengan kondisi
masyarakat pada saat itu menjelma menjadi kegiatan politik yang
menuntut kemerdekaan indonesia dan hal tersebut dirasakan mendapat
pengaruh yang signifikan dari pemikir-pemikir pada pembaru islam,
baik ditingkat nasional maupun internasional.
SARAN
Dalam pembuatan suatu makalah hendaknya kita mengerjakannya
dengan sungguh-sungguh agar kita dapat mengerti secara keseluruhan apa isi
makalah yang kita buat dan dapat mempresentasikannya kepada audience
dengan baik dan benar. Dalam membuat makalah hendaknya kita mencari
sumber yang terpercaya seperti dari buku-buku dan jurnal. Sehingga makalah
yang kita buat dapat sesuai dengan tujuan dan dapat dipertanggungjawabkan
isinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://raninuraeni379.wordpress.com/kuliah/admistrasi-publik/teori-modernisasi/
https://www.dosenpendidikan.com/pengertian-modernisasi-menurut-10-para-ahli/
https://faldzataruhiya.blogspot.co.id/2014/05/jinas-dalam-balaghoh.html