Anda di halaman 1dari 3

PERKEMBANGAN FISIK DAN INTELEKTUAL REMAJA

(3B_Ridwan_1202080043)
A. Perkembangan Fisik Remaja
Perkembangan fisik pada masa remaja diawali dengan pubertas, pubertas adalah masa
kematangan fisik yang sangat cepat, yang meliputi aspek hormonal dan perubahan fisik. Dengan
berkurangnya perubahan fisik kecanggungan pada masa puber dan awal masa remaja pada
umumnya menghilang, karena remaja yang lebih besar sudah mempunyai waktu tertentu untuk
mengawasi tubuhnya yang bertambah besar. Mereka juga terdorong untuk menggunakan
kekuatan yang diperoleh dan selanjutnya merupakan bantuan untuk mengatasi kecangguangan
yang timbul kemudian.
Karena kekuatan mengikuti pertumbuhan otot, anak laki-laki pada umumnya menunjukkan
kekuatan yang terbesar pada usia 14 tahun, sedangkan anak perempuan menunjukkan kemajuan
pada usia ini dan kemudian ditinggalkan karena perubahan minat lebih daripada kurangnya
kemampuan.

1. Tahap Perubahan Fisik Pada Remaja


a. Perubahan Eksternal
Perubahan yang terjadi selama masa remaja dibagi menjadi beberapa tahap:
a) Tinggi Badan
b) Berat Badan
c) Proposi Tubuh
d) Organ Seks
e) Ciri-ciri Seks Sekunder
b. Perubahan Internal
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar.
Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah:
a) Sistem Pencernaan
b) Sistem Peredaran Darah
c) Sistem Pernafasan
d) Sistem Endokrin
e) Jaringan Tubuh
2. Kondisi-kondisi yang mempengaruhi perkembangan fisik remaja
Perkembangan fisik erat hubungannya dengan kondisi remaja. Kondisi yang baik
berdampak baik pada pertumbuhan fisik remaja, demikian pula sebaliknya. Adapun kondisi-
kondisi yang mempengaruhinya adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh Keluarga
b. Faktor Lingkungan
c. Pengaruh Gizi
d. Gangguan Emosional
e. Jenis Kelamin
f. Sifat Sosial Ekonomi
g. Kesehatan
h. Pengaruh Bentuk Tubuh

B. Perkembangan Intelektual Remaja


1. Pengertian Intelektual
Intelektual adalah orang yang menggunakan kecerdasannya untuk bekerja, belajar,
membayangkan, mengagas, atau menyoal dan menjawab persoalan tentang berbagai gagasan.
Pada usia remaja secara mental anak telah dapat berfikir logis tentang berbagai gagasan yang
abstrak. Dengan kata lain, berfikir operasi formal lebih bersifat hipotesis dan abstrak serta
sistematis dan ilmiah dalam memecahkan masalah daripada berfikir konkrit.
Secara kritis, remaja akan lebih banyak melakukan pengamatan keluar dan
membandingkannya dengan hal-hal yang selama ini diajarkan dan ditanamkan kepadanya.
Sebagian besar para remaja mulai melihat adanya “kenyataan” lain diluar dari yang selama ini
diketahui dan dipercayainya. Ia akan melihat bahwa ada banyak aspek dalam melihat hidup dan
beragam jenis pemikiran yang lain. Baginya dunia menjadi lebih luas dan sering kali
membingungkan terutama jika ia terbiasa dididik dalam suatu lingkungan tertentu saja selama
masa kanak-kanak.
2. Intelektual Pada Remaja
Tidak sedikit anak remaja yang berupaya menentukan pilihan-pilihan kegiatannya atas
dasar pertimbangan yang rasional, baik dari sisi kompetensi pribadi dan minatnya terhadap
pilihan tersebut. Contoh, memilih ekstrakulikuler yang ia kira mampu, memilih tempat sekolah,
dan memilih hal hal lain yang sekiranya mampu meningkatkan kemampuannya.
Rasa ingin tahu yang besar karena remaja berada pada perkembangan kognitif yang
fleksibel, maka remaja memiliki rasa ingin tahu yang besar. Bila rasa ingin tahu itu diarahkan ke
hal-hal yang positif maka akan membentuk dirinya dengan baik. Tapi apabila rasa ingin tahu itu
disalurkan dengan cara yang negatif maka hal itu bisa merusak dirinya sendiri. Penyebab lainnya
bisa juga diakibatkan oleh pola asuh orang tua yang cenderung masih memperlakukan remaja
sebagai anak-anak.
3. Upaya Membantu Perkembangan Intelek Dan Implikasinya Dalam Proses Pembelajaran
Menurut Conny Semiawan (1984), penciptaan kondisi lingkungan yang kondusif bagi
pengembangan kemampuan intelektual anak yang di dalamnya menyangkut keamanan
psikologis dan kebebasan psikologis merupakan faktor yang sangat penting.
Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman secara psikologis
sehingga mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut:
a. Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat
(unconditional positive regard).
b. Pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang
lain.
c. Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan
perilaku peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat
sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy).
d. Memberikan suasanan psikologis yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-
pikirannya sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri. Disini berusaha
menciptakan keterbukaan (opennes), kehangatan (warmness), dan kekonkretan
(concereteness).

Referensi :
Hartinah,sitti. 2010. Perkembangan peserta didik. Bandung: PT Refika Aditama.
Yusuf L.N , Syamsu dan Nani M. Sugandhi.2012. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT
Raja Grafindopersada.
Wulan, Mega. 2012. Makalah Perkembangan Fisik Remaja. 14 April 2015.

Anda mungkin juga menyukai