KHUTBAH PERTAMA:
Hadirin rahimakumullah!
Pertama:
Ketiga:
Keempat:
Dengan demikian, seorang mukmin dan seorang muslim wajib membenarkan setiap
yang diberitakan dan dikabarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, baik berita
tentang urusan yang terjadi di masa mendatang, berita tentang urusan yang terjadi di
dunia, maupun urusan yang akan terjadi di akhirat kelak; baik berita tersebut terjangkau
oleh akal pikiran kita maupun di luar jangkauan akal pikiran kita.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“Tulislah dariku, tidak akan keluar dari (mulutku) ini kecuali kebenaran.”
Segala yang diucapkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wahyu dari
Allah subhanahu wa ta’ala, sebagaimana firman-Nya,
“Tidaklah dia (Rasulullah) berbicara dengan hawa nafsunya. Tidaklah yang dia ucapakan
kecuali wahyu yang diturunkan kepadanya.” (an-Najm: 3—4)
“Barang siapa taat kepada Rasul, sungguh dia telah taat kepada Allah.” (an-Nisa: 80)
“Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang
yang dikaruniai nikmat oleh Allah, yakni para nabi, ash-shiddiqin, syuhada, dan orang saleh.
Mereka itulah sebaik-baik teman.” (an-Nisa: 69)
Sebaliknya, orang yang enggan menaati Nabi dan justru menyelisihi perintah
beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam akan terancam masuk neraka. Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam telah bersabda,
“Setiap umatku akan masuk ke dalam surga kecuali yang enggan.”Para sahabat bertanya,
“Siapa gerangan yang enggan, wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam menjawab, “Yang menaatiku akan masuk surga, sedangkan yang menyelisihiku berarti
dia enggan.” (HR. al-Bukhari, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
“Hendaknya takutlah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya bahwa mereka akan
ditimpa fitnah atau azab yang pedih.” (an-Nur: 63)
Jamaah Jumat rahimakumullah!
“Apa yang didatangkan oleh Rasul, maka terimalah. Apa yang dilarangnya, maka
jauhilah.” (al-Hasyr: 7)
“Hal yang telah kularang kalian darinya, maka jauhilah. Hal yang kuperintah kepada kalian,
maka laksanakanlah semampu kalian.” (HR. Ahmad, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Kewajiban yang keempat terkait syahadat ini adalah beribadah kepada Allah subhanahu
wa ta’ala sesuai dengan syariat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Tidaklah ibadah diterima dan berpahala kecuali jika dikerjakan sesuai dengan petunjuk
syariat beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini sebagaimana sabda oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Barang siapa mengerjakan suatu amalan (ibadah) yang bukan syariat kami, amalan tersebut
tertolak.” (HR. Muslim, dari Aisyah radhiallahu ‘anha)
“Tinggalkan urusan yang diada-adakan (dalam agama), karena setiap yang diada-adakan di
dalam agama adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan.” (HR. Muslim, dari
Jabir radhiallahu ‘anhu)
KHUTBAH KEDUA
Hadirin rahimakumullah!
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
Katakanlah (wahai Rasul), “Jika kalian mengaku mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31)
“Tidaklah (sempurna) iman salah seorang di antara kalian sampai aku lebih dia cintai
daripada anak, orang tuanya, dan manusia semuanya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim, dari
Anas radhiallahu ‘anhu)
Ditulis oleh abu raihan rais