Anda di halaman 1dari 3

Nama : Adinda Tifany

NIM : 2012101010120

Tutor : Ns. Sri Intan RN,M.Kep.,Sp.An

Judul ISS 5 :

PENATALAKSANAAN NYERI SELAMA PROSES PERSALINAN


(FARMAKOLOGI DAN NON FARMAKOLOGI)
A. Nyeri Persalinan
 Tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan
penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan.
 Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut
nadi, pernapasan, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot.

B. Penatalaksanaan nyeri secara farmakologi


 Managemen farmakologi merupakan suatu pendekatan yang digunakan untuk
menghilangkan nyeri dengan menggunakan obat-obatan.
 Obat merupakan bentuk pengendalian nyeri yang paling sering diberikan oleh
perawat dengan kolaborasi dengan dokter.
Terdapat empat obat nyeri yaitu:
a. Pethidin
Pethidin merupakan salah satu metode pengurangan rasa sakit yang
dilakukan dengan menyuntikkan pethidine di paha atau pantat. Masa
kerjanya bisa mencapai 4 jam dan dapat menimbulkan rasa kantuk
(walaupun ibu tetap dalam keadaan sadar) serta kadang-kadang juga
dapat menimbulkan rasa mual. Efek pethidin, yang merupakn turunan
morfin ini, tidak hanya dirasakan oleh ibu, tetapi juga oleh janin. Janin
ikut mengantuk dan agak lemas. Oleh karena itu, cara ini sudah jarang
digunakan
b. Analgesia opioid
Merupakan analgetik yang kuat yang bersedia dan digunakan dalam
penatalaksanaan nyeri dengan skala sedang sampai dengan
berat.contohnya: morfin.
c. Anastesi Epidural
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu untuk
tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat anastesi disuntikkan pada
rongga kosong tipis (epidural) diantara tulang punggung bagian bawah.
d. Adjuvan / Koanalgetik
Merupakan obat yang memiliki efek analgetik atau efek komplementer
dalam penatalaksanaan nyeri yang semula dikembangkan untuk
kepentingan lain. Contoh obat ini adalah Karbamazopin (Tegretol) atau
Fenitoin (Dilantin) (Price & Wilson, 2006)

C. Penatalaksanaan nyeri secara non farmakologi


 Non farmakologi merupakan terapi yang digunakan yakni dengan tanpa
menggunakan obat-obatan, tetapi dengan memberikan berbagai teknik yang
setidaknya dapat sedikit mengurangi rasa nyeri saat persalinan tiba.
 Secara umum, terapi nonfarmakologis yang diberikan tidak hanya membantu
untuk mengurangi rasa nyeri selama proses persalinan, namun juga
membantu untuk mengurangi kecemasan dan ketakutan ibu bersalin.

 Beberapa hal yang dapat dilakukan :


a. Distraksi
b. Hypnosis-diri
c. Massase(pemijatan)
d. Terapi Hangat dan Dingin
e. Relaksasi pernafasan
f. Pedampingan keluarga
g. Senam hamil
h. Aromaterapi
i. Pergerakan/perubahan posisi

D. Penyebab Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan


1. fisiologi nyeri
a. Pembukaan dan penipisan serviks
b. Segmen bawah Rahim tegang
c. Ligamen uterus meregang
d. Periotonium tertarik
e. Kandung kemih tertekan
f. Hipoksia
g. Vagina tertekan
h. Multi/primpara
2. Psikologis
a. Ketakutan
b. Panik
c. Kecemasan

E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan


1 Faktor Internal
a. Pengalaman dan pengetahuan tentang nyeri Pengalaman sebelumnya seperti
persalinan terdahulu akan membantu ibu dalam mengatasi nyeri, karena ibu telah
memiliki koping terhadap nyeri. Ibu multipara dan primipara kemungkinan akan
berespon terhadap nyeri berbeda-beda walaupun menghadapi kondisi yang sama yaitu
suatu persalinan. Hal ini dikarenakan ibu multipara telah memiliki pengalaman pada
persalinan sebelumnya.
b. Usia Usia muda cenderung dikaitkan dengan kondoso psikologis yang masih labil,
yang memicu terjadinya kecemasan sehingga nyeri yang dirasakan menjadi lebih
berat. Usia juga dipakai sebagai salah satu faktor dalam menentukan toleransi
terhadap nyeri . toleransi akan meningkat seiring bertamabahnya usia dan pehaman
terhadap nyeri.
c. Aktifitas Fisik Aktifitas ringan bermanfaat mengalihkan perhatian dan mengurangi
rasa sakit menjelang persalinan, selama itu tidak melakukanlatihan-latihan yang tidak
terlalu keras dan berat, serta menimbulkan keletihan pada wanita karena hal ini justru
akan memicu nyeri yang lebih berat.
d. Kondisi psikologi Situai dan kondisi psikologis yang labil memegang peranan
penting dalam memunculkan nyeri persalinan yang lebih berat. Salah satu mekanisme
pertahanan jiwa terhadap sterss adalah konversi yaitu memunculkan gangguan secara
psikis menjadi gangguan fisik.
2. Faktor Eksternal
a. Agama Semakin kuat kualitas keimanan seseorang maka mekanisme pertahanan
tubuh terhadap nyeri semakin baik karena berkaitan dengan kondisi psikologis yang
relatif stabil.
b. Lingkungan Fisik Lingkungan yag terlalu ekstrim seperti perubahan cuaca, panas,
dingin, ramai, bising memberikan stimulus terhadap tubuh yang memicu terjadinya
nyeri.
c. Budaya Budaya tertentu akan mempengaruhi respon seseorang terhadap nyeri, ada
budaya yang mengekspresikan nyeri secara bebas, tapi ada pula yang tidak perlu di
ekspresikan secara berlebihan.
d. Support System Tersedianya sarana dan support system yang baik dari lingkungan
dalam mengatasi nyeri, dukungan keluarga dan orang terdekat sangat membantu
mengurangi rangsang nyeri yang dialami oleh seseorang saat menghadapi persalinan.
e. Sosial Ekonomi Tersedianya sarana dan lingkungan yang baik dapat membantu
mengatasi rangsang nyeri yang dialami. Seringkali status ekonomi mengikuti keadaan
nyeri persalinan. Keadaan ekonomi yang kurang, pendidikan yang rendah, informasi
yang minimal dan kurang sarana kesehatan yang memadai akan menimbulkan ibu
kurang mengetahui bagaiman mengatasi nyeri yang dialami dan masalah ekonomi
berkaitan dengan biaya dan persiapan persalinan sering menimbulkan kecemasan
tersendiri dalam menghadapi persalinan.

F. Referensi

Alam, Hilda Sulistia.2020.Upaya Mengurangi Nyeri Persalinan dengan Metode


Akupresur. Bandung : Media Sains Indonesia

Utami,Fitria Siswi,Intan Mutiara Putri. 2020. Penatalaksanaan nyeri pada persalinan


normal.Jurnal kebidanan Vol.5 No.2 (hlm.107-109). Joyjakarta

Sari, Dyah Permata, Zulfa Rufaida, Sri Wardani Puji Lestari. 2018. Nyeri Persalinan.
Mojokerto : STIKes Majapahit Mojokerto

Anda mungkin juga menyukai