Anda di halaman 1dari 20

PEMBELAJARAN INOVATIF: PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

DAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL)

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Strategi Pembelajaran Biologi
yang Diampu oleh Prof. Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd.

Disusun oleh:
Fahrany Wahyu Andini 190341621684
Offering C-CC 2019

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
September 2021
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 3
1.3. Tujuan.................................................................................................. 3
BAB II ISI
2.1. Konsep Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning (PBL)......... 5
2.2. Karakteristik Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning (PBL)
.............................................................................................................5
2.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning (PBL)
............................................................................................................. 6
2.4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Problem Based
Learning (PBL).................................................................................... 8
2.5. Konsep Pembelajaran Inovatif Project Based Learning (PjBL)......... 8
2.6. Karakteristik Pembelajaran Inovatif Project Based Learning (PjBL). 9
2.7. Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Project Based Learning (PjBL)
............................................................................................................. 10
2.8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Project Based
Learning (PjBL)................................................................................... 12
2.9. Perbedaan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project
Based Learning (PjBL)........................................................................ 12
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan.............................................................................................. 14
3.2. Saran.................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)
Pasal 1 ayat 1 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendidikan dapat
dilakukan salahsatunya di jenjang sekolah formal seperti sekolah.
Pembelajaran yang dilakukan di sekolah tersusun secara sistematis untuk
mencapai tujuan yang diharapkan (Sholeh, 2018).
Pendidikan hendaknya memiliki sistem pembelajaran yang
menekankan pada proses dinamis yang didasarkan pada upaya
meningkatkan keingintahuan siswa tentang dunia (Ihsan, 2010:11). Oleh
karena itu sistem pembelajaran yang diterapkan dalam pendidikan harus
dirancang semenarik mungkin agar minat siswa untuk belajar meningkat
dan kemampuan berpikir kritis siswa dapat terbentuk dengan baik. John
Dewey (Fisher, 2009:2) menyebutkan bahwa berpikir kritis sebagai
pertimbangan yang aktif, presistent (terus-menerus) dan teliti mengenai
sebuah keyakinan atau pengetahuan yang diterima begitu melalui alasan-
alasan yang mendukung dan kesimpulan-kesimpulan yang berkelanjutan
yang menjadi kecenderungan.
Menurut Hamzah dan Nurdin (2011:106) pembelajaran inovatif
adalah suatu proses pembelajaran yang dirancang seemikian rupa
sehingga berbeda dengan pembelajaran pada umumnya yang dilakukan
oleh guru (konvensional). Pembelajaran inovatif lebih berfokus kepada
pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran dirancang,
disusun dan dikondisikan sedemikian rupa untuk siswa agar dapat belajar.
Jadi dapat disimpulkan, bahwa model pembelajaran inovatif ini sangat
cocok untuk diterapkan pada proses belajar-mengajar pada saat ini.

1
2

Banyak model pembelajaran yang termasuk kedalam kriteria model


pembelajaran inovatif, beberapa diantaranya adalah model pembelajaran
Project Based Learning (PjBL) dan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Menurut M. Hosnan (Slameto, 2017:36) “Project Based
Learning atau model pembelajaran berbasis proyek merupakan model
pembelajaran yang menggunakan proyek atau kegiatan sebagai media”.
Menurut Buck Isntitue For Education (Slameto 2017:37) “Hasil akhir dari
kerja proyek tersebut adalah suatu produk yang belum tentu berupa
material, tapi bisa berupa presentasi, drama dan lain-lain yang
dipresentasikan di depan umum dan dievaluasi kualitasnya”. Model
pembelajaran Project Based Learning mewajibkan siswa untuk belajar
dan menghasilkan sebuah karya, oleh karena itu model ini dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, meningkatkan kecakapan
siswa dalam pemecahan masalah dan meningkatkan kerjasama siswa
dalam kerja kelompok.
Menurut Bound dan Feletti (Slameto, 2017:41) Problem Based
Learning adalah sebuah pendekatan yang membentuk kurikulum yang
mempertentangkan siswa dengan permasalahan permasalahan dan
praktiknya yang didalamnya terdapat stimulus untuk belajar. Sedangkan
menurut Harrison (Slameto, 2017:41) menyatakan bahwa Problem Based
Learning adalah sebuah pengembangan kurikulum dan metode
instruksional yang menempatkan siswa dalam peranannya yang aktif
sebagai pemecah masalah ketika dihadapkan dalam masalah yang kurang
terstruktur dalam dunia nyata. Dengan demikian dapat disimpulkan
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang mengajak
siswa untuk memecahkan masalah yang kurang terstruktur dalam dunia
nyata didalam proses belajarnya. Model pembelajaran Problem Based
Learning mewajibkan siswa untuk belajar berdasarkan masalah atau
memecahkan sebuah masalah, oleh karena itu model ini dapat mendorong
siswa bekerja secara aktif, mendorong siswa belajar secara kolaboratif
serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih apa yang
ingin dipelajari dan cara mempelajarinya.
3

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Konsep Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning
(PBL)?
2. Bagaimana Karakteristik Pembelajaran Inovatif Problem Based
Learning (PBL)?
3. Apa saja Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Problem Based
Learning (PBL)?
4. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Problem
Based Learning (PBL)?
5. Bagaimana Konsep Pembelajaran Inovatif Project Based Learning
(PjBL)?
6. Bagaimana Karakteristik Pembelajaran Inovatif Project Based
Learning (PjBL)?
7. Apa saja Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Project Based
Learning (PjBL)?
8. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Project
Based Learning (PjBL)?
9. Apa saja Perbedaan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dan Project Based Learning (PjBL)?
1.3. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan Konsep Pembelajaran Inovatif Problem Based
Learning (PBL).
2. Mendeskripsikan Karakteristik Pembelajaran Inovatif Problem
Based Learning (PBL).
3. Menyebutkan Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Problem
Based Learning (PBL).
4. Menyebutkan Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif
Problem Based Learning (PBL).
4

5. Mendeskripsikan Konsep Pembelajaran Inovatif Project Based


Learning (PjBL).
6. Mendeskripsikan Karakteristik Pembelajaran Inovatif Project
Based Learning (PjBL).
7. Menyebutkan Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Project
Based Learning (PjBL).
8. Menyebutkan Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif
Project Based Learning (PjBL).
9. Menyebutkan Perbedaan Pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dan Project Based Learning (PjBL).
BAB II
ISI

2.1. Konsep Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning (PBL)


Model pembelajaran inovatif berbasis Problem Based Learning
(PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model pembelajaran
yang menyajikan masalah kontekstual dari kehidupan nyata yang
merangsang peserta didik dalam tim untuk berpikir kritis, menemukan
penyelesaian masalah berdasarkan disiplin ilmu yang ada. Ada tiga
karakteristik utama yang digunakan untuk menggambarkan pembelajaran
berbasis masalah. Karakteristik pertama adalah merencanakan kurikulum
di sekitar masalah yang kompleks. Karakteristik kedua dari PBL adalah
menggunakan metode untuk melibatkan siswa seperti kelompok kecil,
dan kegiatan belajar aktif. Karakteristik terakhir yang penting untuk
dipertimbangkan di PBL adalah fokus pada pengalaman, dan hasil
(Nurzaman, 2017).
Barrows dan Tamblyn pada tahun 1980 mendefinisikan PBL
sebagai: Pembelajaran yang dihasilkan dari proses bekerja menuju
pemahaman atau penyelesaian masalah. Masalah dihadapi pertama kali
dalam proses pembelajaran dan berfungsi sebagai fokus atau stimulus
untuk penerapan keterampilan pemecahan masalah atau penalaran, serta
untuk pencarian atau studi informasi atau pengetahuan yang diperlukan
untuk memahami mekanisme yang bertanggung jawab atas masalah dan
bagaimana masalah itu muncul agar dapat diselesaikan (Sockalingam &
Schmidt, 2011).
2.2. Karakteristik Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning (PBL)
Barrows (1996) menggambarkan enam karakteristik pembelajaran
Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah,
diantaranya: (1) Pembelajaran berpusat pada siswa. (2) Pembelajaran
terjadi dalam kelompok kecil siswa. (3) Guru berperan sebagai fasilitator
atau pemandu. (4) Berbagai masalah dari kehidupan sehari-hari
menciptakan fokus pengorganisasian dan stimulus untuk belajar. (5)
Masalah berperan sebagai kendaraan siswa untuk pengembangan

5
6

keterampilan pemecahan masalah klinis. (6) Informasi baru diperoleh


melalui pembelajaran mandiri.

2.3. Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning


(PBL)
Menurut Barrows (2001) dalam proses belajar mengajar
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning terdapat
langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dan peserta didik di
kelas, diantaranya:
1. Masalah disajikan kepada siswa oleh guru dalam kelompok-
kelompok kecil, siswa mengatur ide-ide mereka, lalu
mengevaluasinya, mendefinisikan sifatnya dan mencoba
menyelesaikannya dengan pengetahuan yang tersedia.
2. Kemudian, siswa mendiskusikan masalah dan mengidentifikasi
aspek-aspek yang memerlukan klarifikasi dan penelitian (learning
issues).
3. Selanjutnya mereka memprioritaskan masalah dan merencanakan
kapan, siapa, di mana dan bagaimana masalah ini akan diselidiki.
4. Ketika siswa bertemu lagi, mereka berbagi dan mengeksplorasi
pengetahuan yang dikumpulkan tentang masalah pembelajaran
dan menggunakannya untuk mengusulkan solusi masalah (jika
solusi yang memuaskan tidak dapat dicapai, mereka mungkin
harus memulai kembali siklus).
5. Setelah selesai mengerjakan soal, siswa menilai dirinya sendiri,
temannya (anggota kelompok) dan proses/masalah.
Peran seorang guru disini adalah sebagai fasilitator atau
pendamping tiap siswa saat melaksanakan diskusi di kelas. Berikut
merupakan Problem Based Learning framework diadaptasi dari
(Chung, 2019).
7

Gambar 1. Problem Based Learning Framework


Sumber: Chung (2019)
Kemudian, menurut Westcott (2010) penerapan model Problem
Based Learning (PBL) terdiri dari 5 tahapan proses, yaitu:
Tahapan Dalam Pembelajaran Aktivitas Guru
Tahap 1: Guru menjelaskan tujuan
Mengorientasi masalah pada pembelajaran, menjelaskan
siswa logistik yang diperlukan,
menimbulkan fenomena masalah atau
demonstrasi atau cerita untuk
mereproduksi masalah, memotivasi
siswa untuk terlibat dalam kegiatan
pemecahan masalah
Tahap 2: Guru membagi siswa ke dalam
Mengorganisir peserta didik. kelompok-kelompok, membantu
siswa mendefinisikan dan mengatur
tugas-tugas pembelajaran yang
berkaitan dengan masalah.
Tahap 3: Guru mendorong siswa untuk
Memandu penyelidikan individu mengumpulkan informasi yang
dan kelompok. dibutuhkan, melakukan eksperimen
dan penyelidikan untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap 4: Guru yang mendorong siswa untuk
8

Mengembangkan dan mengumpulkan informasi yang


menyajikan dibutuhkan, melakukan eksperimen
dan penyelidikan untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah.
Tahap 5: Guru membantu siswa untuk
Menganalisis dan mengevaluasi melakukan refleksi atau evaluasi
proses dan hasil dari terhadap proses dan hasil penyelidikan
penyelesaian masalah. yang mereka lakukan.

2.4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Problem Based


Learning (PBL)
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki
kelebihan dan kekurangan (Ribeiro, 2011). Beberapa keuntungan yang
dapat didapat saat melkukan pembelajaran ini adalah seperti kemandirian
yang lebih besar, tanggung jawab diri, kerja tim, fleksibilitas, kontak
siswa, lebih sedikit menghafal, teori dan aplikasi klinis yang lebih baik,
dan tidak memiliki tekanan sehubungan dengan nilai (Nurzaman, 2017).
Sedangkan kekurangan PBL mungkin ketidakpastian tentang kebutuhan
belajar yang tepat, kedalaman pengetahuan yang dicapai dan memilih
literatur yang tepat, memakan waktu, kelompok belajar yang tidak terikat,
terlalu banyak tanggung jawab, dan kekhawatiran tentang memilih
kebutuhan belajar yang salah mengingat fasilitator tidak memberikan
arahan (Vanishree et al., 2018).
2.5. Konsep Pembelajaran Inovatif Project Based Learning (PjBL)
Pembelajaran Inovatif Project Based Learning (PjBL) atau
pembelajaran berbasis proyek didefinisikan sebagai tugas kompleks
berdasarkan pertanyaan atau masalah yang menantang yang melibatkan
siswa dalam desain, pemecahan masalah, pengambilan keputusan atau
kegiatan investigasi (Kokotsaki et al., 2016). Metode pembelajaran ini
memberi siswa kesempatan untuk bekerja dengan cara yang relatif
mandiri selama periode waktu yang lama dan menghasilkan produk dan
9

presentasi yang realistis. Sedangkan menurut (Roza et al., 2020), PjBL


adalah model pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai
media, dimana peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi,
sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar.
2.6. Karakteristik Pembelajaran Inovatif Project Based Learning (PjBL)
Thomas pada tahun 2000 dikutip dari (Aiedah & Lee, 2012)
memproyeksikan lima fitur Pembelajaran Project Based Learning (PjBL).
Diantaranya: berbasis kurikulum, dorongan kepada siswa, penyelidikan
konstruktif, otonomi, dan realisme.
Gagasan pertama adalah bahwa proyek dalam PjBL dirancang
berdasarkan kurikulum. Dalam PjBL, proyek merupakan bagian dari
strategi belajar mengajar. Siswa mengeksplorasi dan mempelajari konsep
dan aplikasi melalui proyek yang berarti proyek yang tidak dirancang
berdasarkan kurikulum tidak akan dianggap sebagai PjBL (Thomas,
2000). Proyek yang berfokus pada pertanyaan atau masalah yang
mendorong siswa untuk menghubungkan pengetahuan konseptual dengan
tugas proyek adalah fitur lain dari PjBL.
Proyek dapat berfokus pada aktivitas, produk, pertunjukan, dan
presentasi yang menantang keterampilan kognitif dan pembelajaran siswa.
Harus ada konektivitas antara pekerjaan akademik, kehidupan dan
keterampilan kerja siswa dalam menyelesaikan proyek (Railsback, 2002).
Proyek juga harus ditandai dengan penyelidikan konstruktif yang
melibatkan perencanaan, pengambilan keputusan, pemecahan masalah
dan penemuan yang ukup kompleks dan terbuka bagi siswa untuk
memiliki banyak pilihan untuk eksplorasi dan penyelidikan pengetahuan
mereka. PjBL yang baik harus memberikan pemahaman dan pengetahuan
baru dan juga membangun keterampilan baru di pihak siswa (Thomas,
2000). Pada saat yang sama, itu harus memberikan pemikiran reflektif
saat siswa menyelidiki dan menemukan pengetahuan.
Poin berikutnya adalah bahwa proyek harus memungkinkan
otonomi siswa. Mereka diminta untuk memikul tanggung jawab proyek
dari persiapan sampai akhir proyek. Siswa harus diberi ruang untuk
10

otonomi, pilihan, waktu kerja dan tanggung jawab tanpa pengawasan.


Mereka menetapkan tujuan mereka sendiri dan mereka melaksanakan
proyek untuk menyelesaikan tugas mereka. Dalam aspek ini, seorang guru
yang bertindak sebagai instruktur juga harus memainkan perannya
sebagai fasilitator untuk membantu siswa sesuai dengan kemampuannya
dalam menangani proyek secara mandiri (Thomas, 2000). Terakhir,
proyek harus realistis dan merupakan tantangan nyata bagi siswa. Topik,
tugas, peran dan produk yang dihasilkan atau disajikan realistis atau logis
untuk diimplementasikan (Thomas, 2000). Hasil dari proyek dapat
dibagikan untuk memberi manfaat bagi audiens yang dituju.
2.7. Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Project Based Learning
(PjBL)
Menurut Lewin (2010) dikutip dari (Shanti et al., 2016), terdapat
empat langkah dalam Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) yang
terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Langkah
pembelajaran berbasis PjBL dapat digambarkan dengan skema berikut:

Gambar 1. Project Based Learning Framework


Sumber: Lewin (2010) dikutip dari (Shanti, et al 2016)
1) Identifikasi Masalah atau Peluang. Ini adalah langkah terdepan
dalam pembelajaran berbasis proyek. Guru atau siswa
mengidentifikasi masalah atau kesempatan dari lingkungan
mereka yang membutuhkan pekerjaan yang teliti dan menuntut
resolusi. Masalah ini dapat dikaitkan dengan kurikulum dan
mungkin mempengaruhi sekolah, komunitas, kota atau negara. Ini
adalah langkah berbasis penyelidikan yang membutuhkan
perhatian besar terhadap detail dan kerja kelompok karena tujuan
pembelajaran siswa akan didasarkan pada pemetaan yang tepat
11

dari pernyataan masalah mengemudi. Brainstorming dan


taksonomi bloom akan membantu dalam langkah ini untuk
merumuskan pertanyaan.
2) Perencanaan Proyek. Langkah selanjutnya adalah merancang
rencana pembelajaran untuk proyek yang berarti bahwa para guru
menilai bagaimana masalah atau kesempatan terhubung dengan
standar yang ingin mereka ajarkan. Pendekatan terbaik adalah
melibatkan siswa dalam proses ini sehingga mereka dapat merasa
disertakan dengan catatan memilih jalur proyek yang sesuai
dengan silabus atau kurikulum. Lebih baik mengintegrasikan
beberapa mata pelajaran untuk meningkatkan keterlibatan siswa
dan pembelajaran dinamis.
3) Merancang jadwal. Ini adalah langkah ketiga dari PjBL yang
melibatkan pengaturan garis waktu dan jadwal untuk kegiatan
proyek. Siswa harus diberi tanggal atau kerangka waktu yang
ditetapkan di mana mereka harus mempresentasikan pekerjaan
proyek akhir mereka.
4) Memantau Kemajuan Dalam PjBL, seorang guru terlibat dalam
proses sejak awal sampai akhir. Guru harus terus memantau
pekerjaan dan kemajuan siswa. Peran guru di dalam pembelajaran
PjBL adalah sebagai fasilitator yang berusaha untuk membuat
pengalaman belajar bermanfaat bagi siswa.
5) Penilaian. ni adalah langkah kelima dari PjBL, dan ini melibatkan
penilaian hasil belajar dan partisipasi siswa. Guru dapat
menggunakan rubrik untuk merekam kemajuan siswa dan hasil
belajar mereka. Rubrik memungkinkan guru untuk menilai siswa
belajar terhadap standar tertentu dan memberikan umpan balik
yang efektif kepada masing-masing siswa di akhir proyek.
Penilaian ini membantu siswa dalam meningkatkan keterampilan
mereka dan dengan demikian meningkatkan kepercayaan diri
mereka. Selain guru, ahli dan penonton juga dapat dikonsultasikan
untuk memberikan umpan balik.
12

6) Mengevaluasi Pengalaman. Ini adalah langkah terakhir dalam


kegiatan pembelajaran PjBL yang melibatkan penceerminan apa
yang berhasil dan apa yang tidak selama seluruh proses. Refleksi
membantu guru untuk meningkatkan strategi instruksional mereka
di masa depan. Guru juga dapat menggabungkan perubahan dalam
strategi pengajaran mereka.
2.8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Project Based
Learning (PjBL)
Terdapat beberapa kelebihan yang didapat para siswa ketika
melaksanakan pembelajaran Project Based Learning (PjBL) ini. Dikutip
dari penelitian yang dilakukan oleh (Baş, 2011) diantaranya siswa bekerja
dalam kelompok, yang menggunakan pembelajaran berbasis proyek
membuat siswa belajar tanggung jawab, memberi mereka motivasi untuk
belajar, dan memungkinkan mereka untuk memperoleh pengetahuan
dengan menerima ide yang berbeda dan memahami sudut pandang orang
lain dalam pelajaran.
Dibalik kelebihan yang diberikan pada pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) ini terdapat beberapa kekurangan dibaliknya. Menurut
(Sumarni, 2020), kekurangan tersebut adalah sebagai berikut: 1)
Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini
sukar dan memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru
belum siap untuk ini. 2) Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai
kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-sumber
belajar yang diperlukan. 3) Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga
dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
2.9. Perbedaan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan Project
Based Learning (PjBL)
Perbedaan antara Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dan Project Based Learning (PjBL) disajikan dalam tabel berikut yang
dikutip dari beberapa sumber (Filippatou & Kaldi, 2010); (Kokotsaki et
al., 2016) (Nurzaman, 2017); (Sockalingam & Schmidt, 2011):
13

Problem Based
Both Project Based Learning
Learning
Dikerjakan dalam Guru sebagai pemandu Dikerjakan dalam
kelompok. dan fasilitator kelompok.
Siswa mencari masalah Pembelajaran berpusat Guru menyajikan
yang terkait dengan pada siswa permasalahan yang
kehidupan sehari-hari dan terkait dengan kehidupan
terkait dengan disiplin sehari-hari dan terkait
ilmu yang dipelajari. dengan disiplin ilmu yang
dipelajari.
Siswa membuat langkah Permasalahan bersumber Guru memamndu siswa
berikutnya untuk dari permasalahan yang dalam membuat jadwal
melanjutkan diskusi. ada di kehidupan sehari- pelaksanaan proyek
hari yang berkaitan
dengan disiplin ilmu.
Output berupa penemuan Siswa terlibat aktif Output berupa produk.
solusi serta metakognisi. selama pembelajaran
penilaian diri dan teman
sebaya
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Model pembelajaran inovatif berbasis Problem Based Learning
(PBL) atau pembelajaran berbasis masalah adalah model
pembelajaran yang menyajikan masalah kontekstual dari
kehidupan nyata yang merangsang peserta didik dalam tim untuk
berpikir kritis, menemukan penyelesaian masalah berdasarkan
disiplin ilmu yang ada dan model pembelajaran ini memiliki 3
karakteristik utama.
2. Adapun karakteristik pembelajaran berbasis masalah, yaitu: (1)
Pembelajaran berpusat pada siswa. (2) Pembelajaran terjadi dalam
kelompok kecil siswa. (3) Guru berperan sebagai fasilitator atau
pemandu. (4) Berbagai masalah dari kehidupan sehari-hari
menciptakan fokus pengorganisasian dan stimulus untuk belajar.
(5) Masalah berperan sebagai kendaraan siswa untuk
pengembangan keterampilan pemecahan masalah klinis. (6)
Informasi baru diperoleh melalui pembelajaran mandiri.
3. Langkah-langkah Pembelajaran Inovatif Problem Based Learning
(PBL) ialah: (1) Mengorientasi masalah pada siswa, (2)
Mengorganisir peserta didik, (3) Memandu penyelidikan individu
dan kelompok, (4) Memandu penyelidikan individu dan
kelompok, dan (5) Menganalisis dan mengevaluasi proses dan
hasil dari penyelesaian masalah.
4. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Problem Based
Learning (PBL). Kelebihannya ialah kemandirian, tanggung
jawab, kerja tim, fleksibilitas, kontak siswa, sedikit menghafal,
teori dan aplikasi klinis yang lebih baik, dan tidak memiliki
tekanan sehubungan dengan nilai. Sedangkan kekurangannya ialah
ketidakpastian tentang kebutuhan belajar yang tepat, kedalaman
pengetahuan yang dicapai dan memilih literatur yang tepat,
memakan waktu, kelompok belajar yang tidak terikat, terlalu
banyak tanggung jawab, dan kekhawatiran tentang memilih

14
15

kebutuhan belajar yang salah mengingat fasilitator tidak


mengarahkan.
5. Konsep Pembelajaran Inovatif Project Based Learning (PjBL)
ialah model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam desain,
pemecahan masalah, pengambilan keputusan atau kegiatan
investigasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk
menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar berdasarkan proyek,
pertanyaan atau masalah yang menantang.
6. Karakteristik Pembelajaran Inovatif Project Based Learning
(PjBL) memproyeksikan lima fitur yaitu berbasis kurikulum,
dorongan kepada siswa, penyelidikan konstruktif, otonomi, dan
realisme.
7. Langkah-Langkah Pembelajaran Inovatif Project Based Learning
(PjBL) ialah Identifikasi Masalah atau Peluang, Perencanaan
Proyek, Merancang jadwal, Memantau Kemajuan, Penilaian dan
Mengevaluasi Pengalaman.
8. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Project Based
Learning (PjBL). Kelebihannya ialah bekerja dalam kelompok,
pembeljaran berbasis proyek, bertanggung jawab, memotivasi
untuk belajar, memperoleh pengetahuan dengan menerima ide
yang berbeda dan memahami sudut pandang orang lain dalam
pelajaran. Kekurangannya ialah sukar dan memerlukan keahlian
khusus dari guru, Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai
kebutuhan anak didik, cukup fasilitas, dan memiliki sumber-
sumber belajar yang diperlukan, dan bahan ajar yang menjadi luas
sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang dibahas.
9. Perbedaan Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
Project Based Learning (PjBL) ialah pada pembelajaran PBL
siswa yang mencari masalah yang terkait, membuat langkah,
berdiskusi dan outputnya berupa penemuan solusi sedangkan pada
pembelajaran PjBL guru yang menyajikan permasalah, memandu
16

siswa dalam membuat jadwal pelaksanaan proyek dan outputnya


berupa produk.
3.2. Saran
Penulis berharap tenaga pendidik dapat terus berinovasi dalam
pembelajaran seperti menggunakan Pembelajaran Inovatif: Problem
Based Learning (PBL) dan Project Based Learning (PjBL). Namun tetap
disesuaikan dengan kemampuan dari peserta didik agar tetap mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Aiedah, A., & Lee, A. (2012). Application of Project-Based Learning in Students’
Engagement in Malaysian Studies and English Language. Journal of
Interdisciplinary Research in Education (JIRE), 2(1), 37–46.
B.Hamzah dan Nurdin. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Baş, G. (2011). INVESTIGATING THE EFFECTS OF PROJECT-BASED
LEARNING ON STUDENTS’ ACADEMIC ACHIEVEMENT AND
ATTITUDES TOWARDS ENGLISH LESSON. The Online Journal Of New
Horizons In Education, 1(4), 9.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/4666639
Chung, E. Y. H. (2019). Facilitating learning of community-based rehabilitation
through problem-based learning in higher education. BMC Medical
Education, 19(1), 1–14. https://doi.org/10.1186/s12909-019-1868-4
Filippatou, D., & Kaldi, S. (2010). Within the context of student-centered
learning, project-based teaching method has become increasingly prominent
as a response of schooling to the challenges of the 21. International Journal
of Special Education, 25(1), 17–26.
Fisher. Alec. 2009. Berpikir Kritis: Sebuah Terjemahan Benyamin Haditama.
Jakarta: Erlangga.
Ihsan, Fuad. 2010. Dasar-dasar Kependiidkan (Komponen MKDK). Jakarta:
Rineka Cipta.
Kokotsaki, D., Menzies, V., & Wiggins, A. (2016). Project-based learning: A
review of the literature. Improving Schools, 19(3), 267–277.
https://doi.org/10.1177/1365480216659733
Lyn Westcott, Alison Seymour dan Sara Roberts (2010). Developing
Problem~based Learning Curricula. Dalam, Teena J. Clouston, et.al. (eds.),
Problem-Based Learning in Health and Social Care. Garsington Road,
Oxford: Wiley-Blackwell
Nurzaman. (2017). The Use of Problem-Based Learning Model to Improve
Quality Learning Students Morals. Journal of Education and Practice, 8(9),
234–248.
http://ezproxy.lib.uconn.edu/login?url=https://search.ebscohost.com/
login.aspx?direct=true&db=eric&AN=EJ1138846&site=ehost-live
Ribeiro, L. R. C. (2011). The Pros and Cons of Problem-Based Learning from the
Teacher’s Standpoint. Journal of University Teaching & Learning Practice,
8(1), 1–17.
Roza, M., HB, Z., & Suriyanti, T. A. (2020). PENERAPAN MODEL PROJECT
BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
PESERTA DIDIK DI KELAS V MADRASAH IBTIDAIYAH. Jurnal
Tarbiyah Al-Awlad, 9(2), 119–129.

17
18

Shanti, V. M., . S., & Koto, I. (2016). PROJECT BASED LEARNING


APPROACH TO IMPROVE STUDENTS’ ABILITY TO WRITE
DESCRIPTIVE TEXT (A Classroom Action Research at Grade X SMAN I
Bengkulu Selatan). JOALL (Journal of Applied Linguistics & Literature),
2(2), 46–54. https://doi.org/10.33369/joall.v1i2.4196
Slameto. 2017. Model Pembelajaran Berbasis Riset. Salatiga: Satya Wacana
University Press.
Sockalingam, N., & Schmidt, H. G. (2011). Characteristics of Problems for
Problem-Based Learning: The Students’ Perspective. Interdisciplinary
Journal of Problem-Based Learning, 5(1), 3–16.
https://doi.org/10.7771/1541-5015.1135
Sholeh, Badrus. 2018. Pengaruh Motivasi Belajar Dan Fasilitas Belajar Terhadap
Prestasi Belajar Ips Siswa Smp Nurul Iman Parung Bogor Tahun Ajaran
2017/2018. Jurnal Pendidikan, Ekonomi dan Bisnis. 3 (2) Oktober 2018.
Sumarni, I. (2020). Penerapan Model Project Based Learning (Pjbl) Untuk
Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa
Tentang Sifat-Sifat Cahaya Di Kelas V a Semester Ii Bagi Siswa Sd Negeri
Bantarkemang 1 Tahun Ajaran 2017/2018. Jurnal Teknologi Pendidikan,
9(1), 41. https://doi.org/10.32832/tek.pend.v9i1.2764
Vanishree, H. S., Tegginamani, A., & Res, J. M. D. (2018). Problem-based
learning (PBL) and its limitations. Journal of Multidisciplinary Dental
Research, 4(2), 56–63.

Anda mungkin juga menyukai