Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJARAN INOVATIF: DIRECT INSTRUCTION (DI)

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Strategi Pembelajaran Biologi
yang Diampu oleh Prof. Dr. Susriyati Mahanal, M.Pd.

Disusun oleh:
Fahrany Wahyu Andini 190341621684
Offering C-CC 2019

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Oktober 2021
DAFTAR ISI

COVER
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................ 2
1.3. Tujuan.................................................................................................. 3
BAB II ISI
2.1. Konsep Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)....................... 4
2.2. Tujuan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)........................ 4
2.3. Karakteristik Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI).............. 5
2.4. Tahapan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)..................... 6
2.5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Direct Instruction (DI)..... 6
BAB III PENUTUP
3.1. Simpulan.............................................................................................. 8
3.2. Saran.................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pembelajaran merupakan kegiatan utama pendidikan di sekolah.
Pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang
langsung berhubungan dengan peserta didik yang merupakan input dalam
proses belajar mengajar dan diharapkan akan menghasilkan output berupa
peserta didik yang memiliki kemampuan yang mencakup tiga ranah, yaitu
kognitif, afektif, dan psikomotor (Sardiman, 2010). Hasil belajar pada
prinsipnya adalah hasil proses interaksi antara guru dan siswa. Seorang
guru memiliki tujuan terhadap apa yang telah disampaikan kepada peserta
didik mengenai materi pembelajaran, tujuannya yaitu informasi yang
disampaikan oleh guru dapat dipahami dan dimengerti oleh peserta didik
itu sendiri, dalam hal ini seorang guru harus mampu mengembangkan
konsep dan memberikan keterampilan agar proses pembelajaran di
sekolah dapat berjalan maksimal dan peserta didik mendapatkan hasil
belajar sesuai yang diharapkan.
Salah satu faktor penting yang berdampak pada hasil belajar adalah
proses belajar mengajar. Menurut Hamalik (2012) Proses belajar
mengajar adalah bagaimana merancang instruksi yang efektif yang dapat
mengatasi beragam pembelajaran gaya dan latar belakang akademis.
Belajar adalah yang terbukti tidak hanya perubahan perilaku tetapi juga
perubahan proses kognitif. Siswa yang efektif belajar terjadi sebagai
akibat dari pengajaran yang efektif strategi, serta pengetahuan guru subjek
masalah (Pham, Huang, 2011). Menurut Trianto (2011) dalam
mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih model
pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh
karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memiliki
pertimbangan, misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan kognitif
siswa, dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

1
2

Model pembelajaran yang efektif salah satunya adalah model


direct instruction. Instruksi langsung telah lama dianggap sebagai metode
yang layak untuk mengajarkan kepada siswa (Kanfush, 2014), model
direct instruction adalah terbaik diwakili oleh lebih dari 50 komersial
program mengajar yang tersedia (mayoritas diterbitkan oleh Science
Research Associates) yang masing-masing telah diuji di lapangan untuk
memastikan efektivitasnya (Binder & Watkins, 1990). Hal ini didukung
oleh sebuah penelitian yang mengemukakan bahwa, instruksi langsung
adalah pembelajaran yang berpusat pada guru yang berfokus pada
komunikasi yang jelas. Dalam pendekatan ini, “efektivitas pendidikan
untuk semua siswa adalah krusial tergantung pada penyediaan kualitas
pengajaran oleh guru yang kompeten, yang dilengkapi dengan strategi
yang efektif, Rowe dalam (Ewing, 2011). Dari proses belajar mengajar
tersebut akan diperoleh suatu hasil, yang pada umumnya disebut hasil
pengajaran, atau dengan istilah tujuan pembelajaran atau hasil belajar.
Tetapi agar memperoleh hasil yang optimal proses belajar mengajar harus
dilakukan dengan sadar dan sengaja serta terorganisasi secara baik. Untuk
itu orang kemudian mengembangkan berbagai pengetahuan, misalnya
psikologi pendidikan, metode mengajar, pengelolaan pengajaran, dan
ilmu-ilmu lain yang dapat menunjang proses belajar-mengajar
(Sardiman,2010).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun, maka dapat diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana Konsep Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)?
2. Bagaimana karakteristik Pembelajaran Inovatif Direct Instruction
(DI).
3. Apa tujuan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)?
4. Apa saja Tahapan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)?
5. Apa saja Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Direct
Instruction (DI)?
3

1.3. Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan Konsep Pembelajaran Inovatif Direct Instruction
(DI).
2. Mendeskripsikan tujuan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction
(DI).
3. Mendeskripsikan karakteristik Pembelajaran Inovatif Direct
Instruction (DI).
4. Menyebutkan Tahapan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction
(DI).
5. Menyebutkan Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif
Direct Instruction (DI).
BAB II
ISI

2.1. Konsep Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)


Pembelajaran DI atau pembelajaran langsung adalah sebuah model
pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher-directed teaching
method). Direct Instruction (DI) dikembangkan oleh Wesley Becker &
Siegfried Engelmann (1977). Model pembelajaran direct instruction (DI)
atau instruksi langsung didasarkan pada prinsip pengajaran presisi,
teknologi perubahan perilaku, penelitian perilaku Becker (1997) tentang
manajemen kelas dan strategi pemrograman tingkat lanjut. Contoh
pembelajaran DI yaitu ketika guru menyajikan video atau film kepada
siswa dapat dianggap sebagai bentuk instruksi langsung (meskipun guru
tidak secara aktif menginstruksikan siswa, konten dan presentasi materi
ditentukan oleh guru).
Dalam proses pembelajarannya, direct instruction menuntut siswa
agar dapat memahami materi pelajaran secara procedural dan dapat
mendemonstrasikannya secara mandiri. Pada pembelajaran DI, peran guru
sangat dominan yaitu sebagai fasilitator dan pemberi umpan balik
terhadap pemahaman konsep siswa. Umpan balik tersebut harus mampu
meningkatkan keterampilan siswa, dalam penelitian ini berupa
keterampilan membatik. Umpan balik sangat berpengaruh besar terhadap
capaian pembelajaran siswa dan perilaku belajar siswa, sehingga umpan
balik akan sangat mempengaruhi hasil yang didapat (Cao et al., 2019).
2.2. Tujuan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)
Menurut Arends (2008:295) dalam (Saputra, 2020) “Direct
Instruction atau pembelajaran langsung adalah sebuah model
pembelajaran yang berpusat pada guru untuk meningkatkan penguasaan
berbagai ketrampilan dan pengetahuan faktual yang dapat diajarkan
secara lansung seperti konsep yang ada. Model pengajaran langsung
memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati secara selektif,
mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan gurunya. Oleh karena itu
hal penting yang harus diperhatikan dalam menerapkan model pengajaran

4
5

langsung adalah menghindari menyampaikan pengetahuan yang terlalu


kompleks. Di samping itu, model pengajaran langsung lebih
mengutamakan pendekatan deklaratif dengan titik berat pada proses
belajar konsep dan keterampilan motorik, sehingga menciptakan suasana
pembelajaran yang lebih terstruktur.
2.3. Karakteristik Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)
Model pembelajaran direct instruction atau pembelajaran langsung
dibangun di atas asumsi bahwa semua siswa dapat belajar dengan
instruksi yang dirancang dengan baik. Ketika seorang siswa tidak belajar,
itu tidak berarti bahwa ada sesuatu yang salah dengan siswa itu, tetapi ada
sesuatu yang salah dengan instruksi dari instruktur/guru. Dengan
demikian, teori yang mendasari DI terletak pada oposisi atau bertentangan
terhadap pendekatan perkembangan, konstruktivisme, dan teori gaya
belajar, yang menganggap bahwa kemampuan siswa untuk belajar
tergantung pada tahap perkembangan mereka, kemampuan mereka untuk
membangun atau memperoleh pemahaman, atau pendekatan unik mereka
sendiri untuk belajar (Hakan, 2016).
Sebaliknya, model pembelajaran DI mengasumsikan semua siswa
dapat mempelajari materi baru ketika (a) siswa telah menguasai
pengetahuan dan keterampilan prasyarat dan (b) instruksi yang diberikan
guru tidak ambigu. Dengan kata lain, DI mengasumsikan bahwa siswa
secara inheren adalah makhluk yang logis. Mereka harus sejelas mungkin,
diurutkan untuk selanjutnya ditarik kesimpulan yang benar untuk
mempelajari konsep baru, dan melibatkan langkah-langkah sesedikit
mungkin untuk mendorong pembelajaran. (Stockard et al., 2018).
Terdapat dua elemen kunci dari program kurikuler DI berasal dari
titik teoretis ini. Pertama, penting untuk memastikan bahwa siswa telah
menguasai konsep-konsep kunci sebelum bergerak maju. Kedua,
penempatan yang tepat dalam program kurikuler sangat penting untuk
memastikan siswa memiliki pengetahuan awal yang diperlukan untuk
mempelajari konsep atau keterampilan baru dan bahwa mereka tidak akan
membuang waktu untuk materi yang sudah dikuasai (Hakan, 2016).
6

2.4. Tahapan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction (DI)


Wijijayanti & Agustina, 2016 dalam (Maarif, 2020) menyebutkan
bahwa model pembelajaran direct instruction memiliki lima
sintaks/tahapan: 1) tahap orientasi/menyatakan tujuan: 2) tahap
presentasi/demonstrasi; 3) tahap latihan; 4) tahap mengevaluasi
pemahaman dan memberikan umpan balik; dan 5) tahap latihan mandiri.
Sebagaimana tersaji dalam tabel berikut:
Tabel 1.Sintaks Model Pembelajaran Direct Instruction
Sintaks / Tahapan Perilaku Guru
Tahap 1: Establishing set Menjelaskan tujuan pembelajaran,
informasi latar belakang pelajaran, dan
Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan peserta didik untuk
mempersiapkan peserta didik. belajar.
Tahap 2: Demonstrating Mendemonstrasikan keterampilan yang
benar, serta menyadikan informasi
Mendemonstrasikan pengetahuan atau tahap demi tahap.
keterampilan.
Tahap 3: Guided Practice Merencanakan dan memberi pelatihan
awal.
Membimbing pelatihan.
Tahap 4: Feed Back Mengecek apakah peserta didik telah
Mengecek pemahaman dan memberikan berhasil melakukan tugas dengan baik,
umpan balik. serta memberi umpan balik.
Tahap 5: Extended Practice Mempersiapkan kesempatan
Memberikan kesempatan untuk melakukan pelatihan lanjutan, dengan
pelatihan lanjutan dan penerapan perhatian khusus pada penerapan
kepada situasi lebih kompleks dalam
kehidupan sehari-hari.

2.5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction


(DI)
Keuntungan yang didapat dari pembelajaran direct instruction
adalah metode ini merupakan cara yang terbaik untuk mempelajari
konsep atau keterampilan tertentu (Yanti, 2019). Kekhususan tujuan atau
target pembelajaran juga memudahkan guru untuk membuat tes penilaian
validitas tinggi dan keandalan yang tinggi. Siswa, untuk bagian mereka,
7

tidak menderita banyak kebingungan dalam menentukan bagian mana dari


pelajaran yang penting dan bagian mana yang tidak. Namun, untuk
memanfaatkan manfaat ini, guru harus memastikan bahwa isi instruksi
diatur secara logis. Guru juga harus memastikan bahwa siswa sudah
memiliki pengetahuan prasyarat.
Pembelajaran direct instruction atau pengajaran langsung dapat
menghambat kreativitas guru. Sedikitnya ruang untuk berimprovisasi
karena metode ini mengikuti prosedur langkah demi langkah. Prosedur
biasanya dimulai dengan pengantar, diikuti oleh alasan untuk instruksi,
kemudian dengan instruksi itu sendiri. Prosedur berakhir dengan
ringkasan dan kemudian diikuti dengan penilaian. Pengajaran langsung,
jika dimanfaatkan oleh guru yang tidak siap, bisa menjadi bencana. Agar
pengajaran atau instruksi langsung menjadi efektif, guru harus memiliki
penguasaan materi pelajaran, harus menyiapkan konten yang terorganisir
dengan baik, dan harus memiliki keterampilan komunikasi yang sangat
baik. Tanpa sifat-sifat ini, seorang guru tidak dapat secara efektif
melaksanakan pengajaran langsung atau instruksi langsung, juga tidak
dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa
(Stockard et al., 2018).
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
1. Pembelajaran Direct Instruction (DI) atau pembelajaran langsung
adalah sebuah model pembelajaran yang dikembangakan oleh
Wesley Becker & Siegfried Engelmann (1977) yang berpusat pada
guru (teacher-directed teaching method) dan didasarkan prinsip
pengajaran presisi, teknologi perubahan perilaku, penelitian
perilaku Becker (1997) tentang manajemen kelas dan strategi
pemrograman tingkat lanjut. Proses pembelajaran ini menuntut
siswa agar dapat memahami materi pelajaran secara procedural
dan dapat mendemonstrasikan secara mandiri.
2. Tujuan dari Direct Instruction atau pembelajaran langsung ialah
meningkatkan penguasaan berbagai keterampilan dan pengetahuan
faktual yang dapat diajarkan secara lansung seperti konsep yang
ada dan memberikan kesempatan siswa belajar dengan mengamati
secara selektif, mengingat dan menirukan apa yang dimodelkan
gurunya.
3. Karakteristik dari Direct Instruction atau pembelajaran langsung
ialah terletak pada oposisi atau bertentangan terhadap pendekatan
perkembangan, konstruktivisme, dan teori gaya belajar, yang
menganggap bahwa kemampuan siswa untuk belajar tergantung
pada tahap perkembangan mereka, kemampuan mereka untuk
membangun atau memperoleh pemahaman, atau pendekatan unik
mereka sendiri untuk belajar.
4. Tahapan dari Direct Instruction atau pembelajaran langsung ialah
1) tahap orientasi/menyatakan tujuan: 2) tahap presentasi /
demonstrasi; 3) tahap latihan; 4) tahap mengevaluasi pemahaman
dan memberikan umpan balik; dan 5) tahap latihan mandiri.
5. Kelebihan dari pembelajaran Direct Instruction ialah metode ini
merupakan cara yang terbaik untuk mempelajari konsep atau
keterampilan tertentu, memudahkan guru untuk membuat tes
penilaian validitas tinggi dan keandalan yang tinggi. Sedangkan

8
9

kekurangan dari pembelajaran Direct Instruction ialah dapat


menghambat kreativitas guru, guru yang tidak siap bisa menjadi
bencana bagi siswa karena tidak dapat mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada siswa.
3.2. Saran
Penulis berharap tenaga pendidik dapat terus berinovasi dan lebih
siap dalam melaksanakan Pembelajaran Inovatif Direct Instruction agar
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan dan kemudian
dapat mengembangkan berbagai pengetahuan yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Binder, C., & Watkins, C. L. (1990). Precision Teaching and Direct Instruction:
Measurably superior instructional technology in schools. Performance
Improvement Quarterly, 3(4), 74-96.
Cao, Z., Yu, S., & Huang, J. (2019). A qualitative inquiry into undergraduates’
learning from giving and receiving peer feedback in L2 writing: Insights
from a case study. Studies in Educational Evaluation, 63(September 2018),
102–112. https://doi.org/10.1016/j.stueduc.2019.08.001
Ewing, B. (2011). Direct Instruction In Mathematics: Issues For Schools With
High Indigenous Enrolments: A Literature Review. Australian Journal of
Teacher Education, 65-92.
Hakan, S. &. (2016). Assessing the Effectiveness of Direct Instruction Method in
Teaching Students With Learning Disabilities About Concepts OF SCIENCE
AND TECHNOLOGY LESSON. The Online Journal of New Horizons in
Education, 6(1), 31–41.
Hamalik, O. 2012. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Kanfush, P. M. (2014). Dishing Direct Instruction: Teachers and Parents Tell All.
The Qualitative Report, 19(1) , 1-13.
Maarif, M. (2020). Efektivitas Model Pembelajaran Direct Instruction Untuk
Meningkatkan Keterampilan Membatik Pada Siswa Sekolah Dasar Di
Sanggar Batik Cikadu. JURNAL PAJAR (Pendidikan Dan Pengajaran), 4(1),
151–158. https://doi.org/10.33578/pjr.v4i1.7894
Pham, Huang. (2011). Theory-Based Instructional Models Applied in Classroom
Contexts. Literacy Information and Computer Education Journal (LICEJ).
2(2), 406-415.
Saputra, H. (2020). Model Pembelajaran Direct Intruction Dan Model
Pembelajaran Tgt Teams Games Tournament Terhadap Peningkatan
Kemampuan Keterampilan Lay-Up Shoot Dalam Permainan Bola Basket
Pada Siswa Kelas Xi Smk Pasundan 1 Cianjur. Maenpo, 8(2), 16.
https://doi.org/10.35194/jm.v8i2.925
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.
Stockard, J., Wood, T. W., Coughlin, C., & Rasplica Khoury, C. (2018). The
Effectiveness of Direct Instruction Curricula: A Meta-Analysis of a Half
Century of Research. Review of Educational Research, 88(4), 479–507.
https://doi.org/10.3102/0034654317751919
Trianto. 2011. Model- model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.
Yanti, W. (2019). Penggunaan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas X Ipa 1 Sma Negeri
15 Kota Takengon Tahun Pelajaran 2018-2019. BIOTIK: Jurnal Ilmiah
Biologi Teknologi Dan Kependidikan, 7(2), 115.
https://doi.org/10.22373/biotik.v7i2.5652

10

Anda mungkin juga menyukai