ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan sistem
koloid di SMA Negeri 4 Samarinda tahun ajaran 2017/2018. Populasi yang digunakan adalah
siswa kelas XI IPA dan sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA 4 yang berjumlah 39
siswa. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif deskriptif.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa dan lembar observasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator
interpretasi sebesar 97 termasuk kategori sangat baik, indikator eksplanasi sebesar 66 termasuk
kategori cukup, indikator inferensi sebesar 78 termasuk kategori baik, indikator analisis sebesar
71 termasuk kategori baik, indikator self regulation sebesar 71 termasuk kategori baik, dan
indikator evaluasi sebesar 53 termasuk dalam kategori kurang. Secara keseluruhan, kemampuan
berpikir kritis siswa mempunyai nilai 70 dengan kategori kemampuan baik.
masing siswa pada setiap indikator keterampilan berpikir koloid pada setiap indikator keterampilan berpikir kritis
kritis dengan menggunakan rumus sebagai berikut adalah sebagai berikut:
Sebagian siswa dapat menyebutkan dengan tepat jawaban praktikum masing-masing sehingga tidak fokus dalam
untuk sifat koloid pelindung, karena pada saat melakukan memperhatikan penjelasan guru. Dalam mengerjakan soal
praktikum pada pertemuan sebelumnya mereka telah ulangan, sebagian besar siswa masih kurang tepat dalam
melakukan percobaan untuk membuktikan sifat koloid menjelaskan proses koagulasi pada susu ketika
pelindung pada campuran air dan minyak yang ditambahkan dengan air jeruk nipis serta menjelaskan
ditambahkan dengan air sabun. Tahap mengumpulkan alasannya. Model pembelajaran inkuiri terbimbing pada
data dan menguji hipotesis pada sintaks model tahap menguji hipotesis dan menarik kesimpulan masih
pembelajaran inkuiri terbimbing pada saat praktikum perlu ditekankan lagi. Dalam tahap ini guru seharusnya
menguji sifat koloid pelindung sangat berpengaruh pada memberikan penjelasan yang lebih lengkap bagaimana
keterampilan berpikir kritis siswa terutama pada indikator proses terjadinya koagulasi dan mengapa bisa terjadi
kemampuan eksplanasi siswa. Kegiatan pembelajaran koagulasi pada susu yang ditambahkan dengan air
praktikum berbasis inkuiri terbimbing lebih efektif perasan jeruk nipis.
digunakan karena siswa menjadi lebih mudah mengingat Kegiatan pembelajaran dilakukan observasi yang
materi pelajaran. bertujuan untuk mengamati keaktifan guru dan siswa
Indikator analisis siswa mempunyai rata-rata nilai selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi
sebesar 71 dengan kategori baik. Soal yang disajikan guru dan siswa dapat dilihat pada Gambar 4.7.
berupa soal menjelaskan tentang sifat koloid gerak 84 %
100 72 % 76,5 %
Brown dan menghubungkannya dengan sifak efek 70 %
Tyndall. Kategori baik menunjukkan bahwa siswa telah 80
mampu dalam memahami materi tentang sifat koloid 60
gerak Brown dan efek Tyndall serta hubungan dari kedua 40
sifat tersebut. Siswa yang mempunyai kategori 20
kemampuan baik pada indikator analisis, pada praktikum 0
Pertemuan 1 Pertemuan 2
pertemuan kedua tentang sifat koloid efek Tyndall
mampu mengikuti dengan baik pada tahap merumuskan Guru Siswa
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan
Gambar 2 Persentasi aktivitas guru dan siswa
menguji hipotesis pada sintaks model pembelajaran
inkuiri terbimbing. Mereka mampu memahami dengan Pada hasil observasi diperoleh pertemuan pertama
baik praktikum tentang efek Tyndall dan mempunyai persentasi aktivitas guru dan siswa lebih
menghubungkannya dengan sifat koloid gerak Brown tinggi daripada pertemuan kedua. Aktivitas guru
meskipun gerak Brown tidak diikutsertakan dalam mengalami penurunan dari 84 % menjadi 76,5 %.
praktikum. Aktivitas siswa pun mengalami penurunan dari 72 %
Indikator self regulation siswa mempunyai rata-rata menjadi 70 %. Hal ini terjadi karena materi yang
nilai sebesar 71 dengan kategori baik. Soal yang disajikan disampaikan pada pertemuan kedua lebih sulit daripada
berupa soal tentang menerangkan aplikasi sifat koloid pertemuan pertama dimana pada pertemuan kedua
efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang menjelaskan tentang sifat-sifat koloid yang memerlukan
mempunyai kemampuan self regulation pada kategori kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Kemampuan
baik berarti mampu mengikuti dengan baik pada kegiatan siswa dalam berinkuiri sudah cukup baik, dimana dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing tahap merumuskan hal ini kemampuan siswa dalam mengajukan masalah,
masalah dan menarik kesimpulan. Hampir separuh dari merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
siswa pada kelas eksperimen mampu mengatur cara hipotesis, dan menarik kesimpulan mempunyai rata-rata
berpikirnya sendiri dan menjelaskan bagaimana dalam pada kategori cukup. Hal ini ditandai dengan kemampuan
rumah menjadi terang padahal cahaya matahari tidak berpikir kritis pada kategori baik ketika mengerjakan soal
masuk ke dalam rumah. ulangan harian.
Indikator evaluasi siswa mempunyai rata-rata nilai SIMPULAN
sebesar 53 dengan kategori kurang. Soal yang disajikan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang
berupa soal tentang proses koagulasi pada susu. Pada
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
pertemuan kedua ketika melaksanakan praktikum tentang
kemampuan berpikir kritis siswa melalui model
sifat koloid koagulasi siswa terlalu sibuk dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan
Bivalen: Chemical Studies Journal, 2018, Vol. , No.