Anda di halaman 1dari 6

P-ISSN: 2615-8418; E-ISSN: 2615-8426

Bivalen: Chemical Studies Journal


September 2018, Vol. No.
Pendidikan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Mulawarman
http://jurnal.fkip.unmul.ac.id/index.php/bivalen

ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA MELALUI MODEL


PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA POKOK BAHASAN SISTEM
KOLOID KELAS XI SMA NEGERI 4 SAMARINDA TAHUN AJARAN 2017/2018

STUDENTS’ CRITICAL THINKING SKILLS ANALYSIS USING LEARNING


MODEL GUIDED INQUIRY OF THE COLLOIDAL SYSTEM OF CLASS XI IPA
SMA NEGERI 4 SAMARINDA ACADEMIC YEAR 2017/2018

Annisa Rohmah*1, Nurlaili2, Ratna Kusumawardani1


1
Program Studi Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Mulawarman,
Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
2
Program Studi Pascasarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur, Indonesia
*Corresponding Author: khoirunnisa0420@gmail.com (+6282352003734)

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis siswa kelas XI IPA
dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan sistem
koloid di SMA Negeri 4 Samarinda tahun ajaran 2017/2018. Populasi yang digunakan adalah
siswa kelas XI IPA dan sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI IPA 4 yang berjumlah 39
siswa. Teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Penelitian ini merupakan
penelitian eksperimen dengan menggunakan teknik analisis data kuantitatif deskriptif.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar siswa dan lembar observasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai keterampilan berpikir kritis siswa pada indikator
interpretasi sebesar 97 termasuk kategori sangat baik, indikator eksplanasi sebesar 66 termasuk
kategori cukup, indikator inferensi sebesar 78 termasuk kategori baik, indikator analisis sebesar
71 termasuk kategori baik, indikator self regulation sebesar 71 termasuk kategori baik, dan
indikator evaluasi sebesar 53 termasuk dalam kategori kurang. Secara keseluruhan, kemampuan
berpikir kritis siswa mempunyai nilai 70 dengan kategori kemampuan baik.

Kata kunci : Keterampilan Berpikir Kritis, Inkuiri Terbimbing, Sistem Koloid


ABSTRACT
This study is aimed to determine the students’ critical thinking skills of class XI IPA used
learning model guided inquiry of the colloidal system in SMA Negeri 4 Samarinda academic
year 2017/2018. The population used is the class XI IPA and the sample used is class XI IPA 4,
which amount of 35 people. This study was an experimental study using descriptive quantitative
data analysis techniques. This study used Purposive Sampling technique sampling. Student
learning outcomes obtained from the total value of the daily postest and observation. The result
showed that the value of students’ critical skills in interpretation indicator is 97 with very good
category, explanation indicator is about 66 with sufficient category, inference indicator is about
78 with good category, analysis indicator is about 71 with good category, self regulation
indicator is about 71 with good category, and evaluation indicator is about 53 with less
category. Based on the statistical numbers above, students’ critical thinking is about 70 wich
can be clasified into good category.

Keywords: Critical Thinking Skills, Guided Inquiry, Colloidal System


Bivalen: Chemical Studies Journal, 2018, Vol. , No.

PENDAHULUAN Berdasarkan analisa materi tersebut, pokok bahasan


Salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan sistem koloid harus disampaikan menggunakan model
kualitas sumber daya manusia di Indonesia adalah pembelajaran yang sesuai dan sekaligus untuk
memperbaiki tingkat kualitas pendidikan dengan mengembangkan keterampilan berpikir kritis siswa.
mencanangkan suatu kurikulum baru yaitu Kurikulum Salah satu diantaranya yaitu model pembelajaran inkuiri
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP terbimbing. Menurut Gulo (2005), model pembelajaran
dilatarbelakangi oleh perubahan paradigma pendidikan inkuiri merupakan model pembelajaran yang berusaha
dimana proses pembelajaran beralih pusat pada peserta meletakkan dasar dan mengembangkan cara berpikir
didik (student centered). Berhasil atau tidaknya tujuan ilmiah. Karena model pembelajaran ini mendayagunakan
belajar adalah dengan menilai kemampuan yang didapat kemampuan berpikir ilmiah maka model ini diharapkan
setelah pembelajaran dilakukan. Berpikir kritis adalah dapat melatih kemampuan berpikir kritis siswa. Untuk
suatu kemampuan yang dapat dijadikan indikator lebih menekankan keterampilan berpikir kritis siswa,
tercapainya tujuan belajar. Berpikir kritis memungkinkan dilakukan praktikum pada setiap pertemuan karena
siswa mampu melakukan evaluasi terhadap pernyataan praktikum yang berbasis inkuiri adalah pusat dari
atau pendapat orang lain. pembelajaran sains dimana siswa dilibatkan dalam
Keterampilan berpikir kritis merupakan kemampuan perumusan masalah, pembuatan hipotesis, merancang
berpikir bagi seseorang dalam membuat keputusan yang eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, serta
dapat dipercaya dan bertanggung jawab yang menarik kesimpulan.
mempengaruhi hidup seseorang. Lipman (Soe’eod, 2015)
METODE PENELITIAN
mengungkapkan bahwa keterampilan berpikir kritis
sangat penting dimiliki agar kita dapat menghindarkan Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
diri dari penipuan, indokrinasi, dan pencucian otak pendekatan kuantitatif, karena data yang diperoleh di
(mindwashing). Membekali siswa dengan keterampilan lapangan harus diolah menggunakan rumus statisik agar
berpikir kritis sangat penting untuk dilakukan oleh guru diketahui perbedaan perlakuan tertentu terhadap sesuatu
agar siswa dapat menghadapi tantangan dalam dalam kondisi yang terkendali. Metode yang digunakan
pembelajaran dan untuk berhasil dalam kehidupan. adalah pre- experimental jenis one-shot case study,
Tujuan dari berpikir kritis adalah untuk mencapai dimana terdapat suatu kelompok diberi perlakuan dan
pemahaman yang mendalam (Soe’eod, 2015). Menurut selanjutnya diobservasi hasilnya. Kelas sampel diberi
Facione (2011) terdapat 6 kemampuan berpikir kritis, perlakuan menggunakan model pembelajaran inkuiri
yaitu 1) interpretasi, 2) analisis, 3) evaluasi, 4) inferensi, terbimbing untuk mengetahui keterampilan berpikir kritis
5) kemampuan menjelaskan, dan 6) self regulation siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas
(mengatur sendiri proses berpikir). Kemampuan berpikir XI di SMA Negeri 4 Samarinda. Teknik pengambilan
kritis dibutuhkan dalam mempelajari ilmu kimia. Hal ini sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel
tidak terlepas dari masalah-masalah yang ada pada ilmu yang dipilih adalah siswa kelas XI IPA 4 sebanyak 39
kimia yang membutuhkan pemecahan yang sistematis siswa.
dan mendalam sehingga peserta didik harus kritis. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui tes dan
Melatih keterampilan berpikir kritis siswa dapat observasi. Teknik observasi digunakan untuk mengetahui
dilakukan pada beberapa materi kimia, salah satunya keaktifan guru dan siswa selama pembelajaran
yaitu pada materi sistem koloid untuk kelas XI semester berlangsung. Tes berupa ulangan harian berupa soal essay
genap. Materi koloid terdiri dari macam-macam sistem sebanyak 6 soal yang dilaksanakan pada pertemuan
koloid, sifat koloid, cara pembuatan koloid, serta koloid ketiga. Jumlah pertemuan sebanyak 3 kali pertemuan.
dalam kehidupan sehari-hari. Materi macam-macam Data yang telah dikumpulkan pada penelitian ini
sistem koloid, sifat koloid, cara pembuatan koloid, serta diolah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis
koloid dalam kehidupan sehari-hari dapat digunakan siswa. Hal yang pertama dilakukan dalam pengolahan
untuk melatih keterampilan berpikir kritis siswa karena data pada penelitian ini yaitu memberika skor mentah
materi tersebut mengajak siswa untuk mengidentifikasi untuk setiap jawaban siswa kemudian menghitung skor
berbagai macam sistem koloid serta menetukan sifat total untuk masing-masing siswa pada setiap
koloid dan berlatih membuat koloid berdasarkan keterampilan berpikir kritis. Selanjutnya yaitu
percobaan. menentukan nilai siswa dari skor tertulis untuk masing-
Bivalen: Chemical Studies Journal, 2018, Vol. , No.

masing siswa pada setiap indikator keterampilan berpikir koloid pada setiap indikator keterampilan berpikir kritis
kritis dengan menggunakan rumus sebagai berikut adalah sebagai berikut:

Nilai siswa (NS) =


∑ skor yang diperoleh ×100 120
100 97
∑ skor maksimum

Persentase Sebaran Siswa


78 71 71
80 66
60 53
Hal yang dilakukan berikutnya yaitu menentukan
40
nilai rata-rata yang diperoleh siswa secara keseluruhan
20
pada setiap indikator keterampilan berpikir kritis.
0
Selanjutnya yaitu menentukan kategori kemampuan
untuk masing-masing siswa untuk setiap indikator
keterampilan berpikir kritis berdasarkan skala kategori
kemampuan berikut
Tabel 3.1 Skala Kategori Kemampuan Gambar 1 Nilai rata-rata siswa secara keseluruhan pada
Nilai Kategori masing-masing indikator kemampuan berpikir
Kemampuan kritis
80 ≤ Sangat baik Rata-rata kemampuan interpretasi siswa adalah
x ≤ sebesar 97 dengan kategori sangat baik. Soal yang
100 disajikan berupa soal tentang pengelompokan jenis
70 ≤ Baik
x ≤ 79
sistem koloid dalam kehidupan sehari-hari serta
60 ≤ Cukup menyebutkan fase terdispersi dan medium pendispersinya
x ≤ 69 masing-masing. Metode praktikum dengan model
50 ≤ Kurang pembelajaran inkuiri terbimbing memberi kesempatan
x ≤ 59
pada siswa untuk memperoleh pemahaman dan mencari
0 ≤ x Sangat kurang
≤ 49 informasi secara mandiri tanpa harus selalu
Selanjutnya yaitu menghitung persentase sebaran mengandalkan informasi dari guru. Akibatnya
siswa untuk masing-masing kategori kemampuan pada pemahaman yang dimiliki siswa menjadi lebih bermakna
setiap keterampilan berpikir kritis menggunakan rumus: dan tidak cepat dilupakan. Siswa telah mampu
menyebutkan tentang jenis sistem koloid pada suatu
Sebaran siswa (%) =
∑ x ×100 % contoh koloid serta menyebutkan fase terdispersi dan
∑y medium pendispersinya masing-masing.
Keterangan: Indikator eksplanasi siswa mempunyai rata-rata
Ʃx = jumlah siswa pada setiap kategori kemampuan sebesar 66 dengan kategori cukup. Soal yang disajikan
Ʃy = jumlah total siswa berupa soal tentang perbedaan larutan sejati, koloid, dan
Selanjutnya yaitu menafsirkan data sebaran yang suspensi berdasarkan fase, bentuk campuran, ukuran
diperoleh menggunakan kriteria yang dikemukakan oleh partikel, pemisahan, dan pengamatan pada mikroskop.
Koentjaraningrat (1990) Analisis data yang dilakukan Siswa yang termasuk ke dalam kategori baik dan cukup
dalam penelitian ini yaitu mengelompokkan data ini adalah siswa yang belum tepat dalam menjawab soal
berdasarkan sumber dan jenis data, mengolah data nilai tentang soal tentang perbedaan larutan, koloid, dan
ulangan harian sehingga diperoleh sebaran siswa pada suspensi berdasarkan fase dan bentuk campurannya.
setiap indicator, dan menghitung rata-rata tingkat Materi tentang perbedaan larutan sejati, koloid, dan
penguasaan siswa terhadap kelima jenis keterampilan suspensi dijelaskan pada tahap orientasi pada sintaks
berpikir kritis secara keseluruhan. Data hasil penelitian model pembelajaran inkuiri terbimbing serta dijelaskan
melalui hasil observasi digunakan untuk mengetahui secara tersirat pada saat siswa menyampaikan tentang
keterlaksanaan proses pembelajaran pada guru dan siswa. kesimpulan tentang percobaan mereka pada tahap
menarik kesimpulan. Hal ini menyebabkan siswa yang
HASIL DAN PEMBAHASAN tidak memperhatikan penjelasan guru kurang tepat dalam
Setelah dilakukan penelitian pada kelas XI SMA menjawab soal ulangan harian pada nomor dua ini.
Negeri 4 Samarinda, hasil rata-rata kemampuan berpikir Indikator inferensi siswa mempunyai rata-rata nilai
kritis yang diperoleh siswa pada pokok bahasan sistem sebesar 78 dengan kategori baik. Soal yang disajikan
berupa soal tentang penentuan sifat koloid pelindung.
Bivalen: Chemical Studies Journal, 2018, Vol. , No.

Sebagian siswa dapat menyebutkan dengan tepat jawaban praktikum masing-masing sehingga tidak fokus dalam
untuk sifat koloid pelindung, karena pada saat melakukan memperhatikan penjelasan guru. Dalam mengerjakan soal
praktikum pada pertemuan sebelumnya mereka telah ulangan, sebagian besar siswa masih kurang tepat dalam
melakukan percobaan untuk membuktikan sifat koloid menjelaskan proses koagulasi pada susu ketika
pelindung pada campuran air dan minyak yang ditambahkan dengan air jeruk nipis serta menjelaskan
ditambahkan dengan air sabun. Tahap mengumpulkan alasannya. Model pembelajaran inkuiri terbimbing pada
data dan menguji hipotesis pada sintaks model tahap menguji hipotesis dan menarik kesimpulan masih
pembelajaran inkuiri terbimbing pada saat praktikum perlu ditekankan lagi. Dalam tahap ini guru seharusnya
menguji sifat koloid pelindung sangat berpengaruh pada memberikan penjelasan yang lebih lengkap bagaimana
keterampilan berpikir kritis siswa terutama pada indikator proses terjadinya koagulasi dan mengapa bisa terjadi
kemampuan eksplanasi siswa. Kegiatan pembelajaran koagulasi pada susu yang ditambahkan dengan air
praktikum berbasis inkuiri terbimbing lebih efektif perasan jeruk nipis.
digunakan karena siswa menjadi lebih mudah mengingat Kegiatan pembelajaran dilakukan observasi yang
materi pelajaran. bertujuan untuk mengamati keaktifan guru dan siswa
Indikator analisis siswa mempunyai rata-rata nilai selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi
sebesar 71 dengan kategori baik. Soal yang disajikan guru dan siswa dapat dilihat pada Gambar 4.7.
berupa soal menjelaskan tentang sifat koloid gerak 84 %
100 72 % 76,5 %
Brown dan menghubungkannya dengan sifak efek 70 %
Tyndall. Kategori baik menunjukkan bahwa siswa telah 80
mampu dalam memahami materi tentang sifat koloid 60
gerak Brown dan efek Tyndall serta hubungan dari kedua 40
sifat tersebut. Siswa yang mempunyai kategori 20
kemampuan baik pada indikator analisis, pada praktikum 0
Pertemuan 1 Pertemuan 2
pertemuan kedua tentang sifat koloid efek Tyndall
mampu mengikuti dengan baik pada tahap merumuskan Guru Siswa
masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan
Gambar 2 Persentasi aktivitas guru dan siswa
menguji hipotesis pada sintaks model pembelajaran
inkuiri terbimbing. Mereka mampu memahami dengan Pada hasil observasi diperoleh pertemuan pertama
baik praktikum tentang efek Tyndall dan mempunyai persentasi aktivitas guru dan siswa lebih
menghubungkannya dengan sifat koloid gerak Brown tinggi daripada pertemuan kedua. Aktivitas guru
meskipun gerak Brown tidak diikutsertakan dalam mengalami penurunan dari 84 % menjadi 76,5 %.
praktikum. Aktivitas siswa pun mengalami penurunan dari 72 %
Indikator self regulation siswa mempunyai rata-rata menjadi 70 %. Hal ini terjadi karena materi yang
nilai sebesar 71 dengan kategori baik. Soal yang disajikan disampaikan pada pertemuan kedua lebih sulit daripada
berupa soal tentang menerangkan aplikasi sifat koloid pertemuan pertama dimana pada pertemuan kedua
efek Tyndall dalam kehidupan sehari-hari. Siswa yang menjelaskan tentang sifat-sifat koloid yang memerlukan
mempunyai kemampuan self regulation pada kategori kemampuan berpikir yang lebih tinggi. Kemampuan
baik berarti mampu mengikuti dengan baik pada kegiatan siswa dalam berinkuiri sudah cukup baik, dimana dalam
pembelajaran inkuiri terbimbing tahap merumuskan hal ini kemampuan siswa dalam mengajukan masalah,
masalah dan menarik kesimpulan. Hampir separuh dari merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji
siswa pada kelas eksperimen mampu mengatur cara hipotesis, dan menarik kesimpulan mempunyai rata-rata
berpikirnya sendiri dan menjelaskan bagaimana dalam pada kategori cukup. Hal ini ditandai dengan kemampuan
rumah menjadi terang padahal cahaya matahari tidak berpikir kritis pada kategori baik ketika mengerjakan soal
masuk ke dalam rumah. ulangan harian.
Indikator evaluasi siswa mempunyai rata-rata nilai SIMPULAN
sebesar 53 dengan kategori kurang. Soal yang disajikan
Berdasarkan analisis data dan hasil penelitian yang
berupa soal tentang proses koagulasi pada susu. Pada
telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa nilai
pertemuan kedua ketika melaksanakan praktikum tentang
kemampuan berpikir kritis siswa melalui model
sifat koloid koagulasi siswa terlalu sibuk dengan
pembelajaran inkuiri terbimbing pada pokok bahasan
Bivalen: Chemical Studies Journal, 2018, Vol. , No.

sistem koloid pada siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 4


Samarinda untuk setiap indikator adalah sebagai berikut:
Indikator interpretasi sebesar 97 termasuk kategori sangat
baik; indikator eksplanasi sebesar 66 termasuk kategori
cukup; indikator inferensi sebesar 78 termasuk kategori
baik; indikator analisis sebesar 71 termasuk kategori
baik; indikator self regulation sebesar 71 termasuk
kategori baik; serta indikator evaluasi sebesar 53
termasuk dalam kategori kurang. Secara keseluruhan,
kemampuan berpikir kritis siswa mempunyai nilai 70
dengan kategori kemampuan baik.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya atas kerja samanya kepada SMA Negeri 4
Samarinda yang telah mengijinkan penulis melaksanakan
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.
Jakarta: PT Bumi Aksara.

Arisandi, S.N. 2013. Analisis Keterampilan Berpikir


Kritis Siswa Kelas XI IPA MAN 2 Samarinda Tahun
Ajaran 2012/2013 pada Pokok Bahasan Koloid
Melalui Model Pembelajaran SSCS (Search, Solve,
Create, And Share). Skripsi Pendidikan Kimia,
Universitas Mulawarman.

Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Alfabeta.

Facione, P. A. 2011. Critical Thinking: What It Is and


What It Counts.
http://www/telacommunications.com/nutshell/cthinkin
g.htm

Gulo, W. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.


Grasindo.

Karim, N. 2015. “Kemampuan Berpikir kritis Siswa


dalam Pembelajaran Matematika dengan
Menggunakan Model Jucama di Sekolah Menengah
Pertama”. EDU-Mat Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol 3, No 1, April 2015, hlm 92-104

Soe’eod, R. 2015. Mengapa Banyak Orang Pandai Tidak


Kritis. Yogyakarta: Kalika.

Yustina, S. 2015. “Penerapan Metode Pembelajaran


Problem Silving terhadap Kemampuan Berpikir Kritis
Siswa pada Materi Koloid Kelas XI IPA SMA Negeri
4 Banjarmasin” QUANTUM Jurnal Inovasi
Pendidikan Sains. Vol 6 No 2 Oktober 2015. hlm 108-
117
Bivalen: Chemical Studies Journal, 2018, Vol. 1, No. 1

Anda mungkin juga menyukai