Anda di halaman 1dari 3

NAMA : TEGO MARDIANSAH ROMADON

NIM : 2019011092

MATA KULIAH : HUKUM JAMINAN

1. Perkembangan hukum jaminan di indonesia tidak lepas dari pembicaraan tentang


perkembangan hukum jaminan pada masa pemerintah hindia belanda, jepang dan zaman
kemerdekaan sampai saat ini. yang di pelajari dalam hukum jaminan adalah persoalan kredit
yang bersangkutan atau berkaitan dengan pihak bank. Pada zaman hindia belanda,
ketentuan hukum yang mengatur tentang hukum jaminan dapat di kaji dalam Buku II KUHP
Perdata dan stb. 1980 Nomor 542 sebagaimana telah diubah menjadi stb. 1937 Nomor 190
tentang Credietverband. Dalam Buku II kitab Undang-undang Hukum Perdata, ketentuaan-
ketentuan hukum yang berkaitan dengan hukum jaminan adalah gadai (pand) dan hipotik.
Pand di atur dalam pasal 1150 Kitab Undang-undang Hukum perdata sampai dengan 1160
Kitab Undang - undang Hukum Perdata, Sedangkan hipotik di atur dalam pasal 1162 sampai
dengan pasal 1232 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.
2. Jaminan umum.
Berdasarkan Pasal 1131 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata), semua
kebendaan si berhutang, baik yang bergerak atau yang tidak bergerak, baik yang sudah ada
atau yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan
perseorangan. Ini dinamakan jaminan umum.

Jaminan Khusus.
Dalam hukum jaminan, ada pasal-pasal yang mengatur benda yang dijadikan jaminan utang
atau disebut jaminan kebendaan. Jaminan kebendaan adalah jaminan yang objeknya berupa
barang bergerak maupun tidak bergerak yang khusus diperuntukan untuk menjamin hutang
debitur kepada kreditur, apabila dikemudian hari debitur tidak dapat membayar hutangnya
kepada kreditur.
3. A. Close system merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak terpengaruh
lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa ada turut campur tangan dari
pihak luarnya. Open system adalah sistem yang berhubungan dan terpengaruh dengan
lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan keluaran untuk
lingkungan luar atau subsistem yang lain.
B. hukum jaminan adalah ketentuan hukum yang mengatur hubungan antara pemberi
jaminan (debitur) dan penerima jaminan (kreditur) sebagai akibat pembebanan suatu utang
tertentu (kredit) dengan suatu jaminan (benda atau orang tertentu). undang-undang yang
mengatur tentang jaminan secara umum. Yaitu, Pasal 1131 dan Pasal 1132 KUHPerdata.
Dalam Pasal 1131 KUHPerdata disebutkan "Segala barang-barang bergerak dan tak bergerak
milik debitur, baik yang sudah ada maupun yang akan ada, menjadi jaminan untuk
perikatan-perikatan perorangan debitur itu.
4. 1. Asas Publicitet
Yaitu asas bahwa semua hak baik hak tanggungan, hak fidusia,dan hipotek harus
didaftarkan. Pendaftaran tersebut agar pihak ke-tiga dapat mengetahui bahwa benda
jaminan tersebut sedang dilakuka pembebanan jaminan.
2. Asas Specialitet
Yaitu bahwa hak tanggungan, hak fidusia, dan hipotek hanya dapat dibebankan atas percil
atau asas barang-barang yang sudah terdaftar atas nama orang tertentu.
3. Asas Tak Dapat Dibagi-Bagi
Yakni asas dapat dibaginya utang tidak dapat mengakibatkan dapat dibaginya hak
tanggungan, hak fidusia, hipotek, dan gadai walaupun telah dilakukan pembayaran sebagian;
4. Asas Inbezittstelling
Yaitu barang jaminan (gadai) harus berada pada penerima gadai
5. Asas Horizontal
Yaitu bangunan dan tanah bukan merupakan satu kesatuan. Hak ini dapat dilihat dalam
penggunaan hak pakai, baik tanah negara maupun tanah hak milik. Bangunannya milik dari
yang bersangkutan atau pemberi tanggungan, tetapi tanahnya milik orang lain,
5. A. Sifat accessoir berarti perjanjian jaminan merupakan perjanjian tambahan yang
tergantung pada perjanjian pokoknya. Perjanjian pokok adalah perjanjian pinjam meminjam
atau utang piutang, yang diikuti dengan perjanjian tambahan sebagai jaminan.
B. Pemberian Hak Tanggungan didahului dengan janji untuk memberikan Hak Tanggungan
sebagai jaminan pelunasan utang tertentu, yang dituangkan di dalam dan merupakan bagian
tak terpisahkan dari perjanjian utang-piutang yang bersangkutan atau perjanjian lainnya
yang menimbulkan utang tersebut.
6. A. perjanjian gadai mulai berlaku sempurna ketika barang yang digadaikan secara hukum
telah berada ditangan pihak berpiutang. Apabila barang gadai telah dikuasai oleh pihak
berpiutang, begitu pula sebaliknya, maka perjanjian gadai bersifat mengikat kedua belah
pihak.
B. Sewa modal Pegadaian relatif lebih tinggi dari tingkat suku bunga perbankan.
o Harus ada jaminan berupa barang bergerak yang mempunyai nilai.
o Barang bergerak yang digadaikan harus diserahkan ke Pegadaian, sehingga barang
tersebut tidak dapat dimanfaatkan selama digadaikan.
o Jumlah kredit gadai yang dapat diberikan masih terbatas.
7. A. Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan
ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam
penguasaan pemilik benda.
- Jaminan Fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun
yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan yang tidak dapat
dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi Fidusia,
sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang memberikan kedudukan yang
diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor lainnya.

B. fidusia merupakan hak jaminan atas benda yang diberikan hak kepemilikannya atas dasar
kepercayaan namun benda yang dialihkan kepemilikannya tersebut tetap berada dalam
kekuasaan pemilik benda. sedangkanUnsur yang terpenting dari hak gadai adalah benda
yang dijaminkan harus benda dalam penguasaan pemegang gadai.

8. untuk menegaskan adanya kekuatan eksekutorial pada Sertifikat Hak Tanggungan, sehingga
apabila debitor cidera janji, siap untuk dieksekusi seperti halnya suatu putusan pengadilan
yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, melalui tata cara dan dengan menggunakan
lembaga parate executie sesuai dengan peraturan Hukum Acara Perdata.
9. Menurut UU no 42 tahun 1999 pasal 25 menyebabkan hapusnya jaminan fidusia sebagai
berikut :
- hapusnya utang yang dijamin dengan fidusia
- pelepasan hak atas Jaminan Fidusia oleh Penerima Fidusia
- musnahnya Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia.
o Musnahnya Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia tidak menghapuskan klaim
asuransi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf b.
o Penerima Fidusia memberitahukan kepada Kantor Pendaftaran Fidusia mengenai
hapusnya Jaminan Fidusia sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dengan
melampirkan pernyataan mengenai hapusnya utang, pelepasan hak, atau
musnahnya Benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia tersebut.

10. A. Jaminan Fidusia yang tidak di daftarkan Menurut UU Nomor 42 Tahun 1999 Bahwa
Jaminan fidusia harus dibuat dengan Akta Natariil (Akta Notaris) dan didaftarkan pada
Kantor Kementerian Hukum dan HAM, agar memiliki kekuatan eksekutorial, di samping itu,
kreditor akan memperoleh hak preferen. Apabila jaminan fidusia tidak dibuatkan dibawah
tangan dan tidak didaftarkan sesuai kekentuan perundangundangan,maka tidak memiliki
kekuatan eksekutorial, dan hak hak preferen serta dapat menjadi batal.
B. sesuai dengan pasal 8 uu nomor 42 tahun 1999
Jaminan Fidusia dapat diberikan kepada lebih dari satu Penerima Fidusia atau kepada kuasa
atau wakil dari Penerima Fidusia tersebut.sesuai dengan pasal 8 uu nomor 42 tahun 1999

Anda mungkin juga menyukai