Oleh :
NIM : 18011654
BEKASI
1443 H / 2021 M
BAB 1
PENDAHULUAN
Kehadiran internet bagi para pengguna merupakan sebuah media baru yang menawarkan
kebebasan akan akses informasi bagi pengguna tanpa harus terikat pembatasan dan sensor.
Beragamnya imformasi diinternet menjadi sumber daya informasi baru yang menarik
penggunanya. Penggunaan internet didukung dengan adanya smartphone untuk mempermudah
internet diakses dimana saja. Internet membawa kemudahan informasi bagi siapapun, anak-anak
hingga orang tua dapat mengaksesnya dengan mudah. Internet banyak menawarkan informasi dan
aplikasi menarik didalamnya, dari kalangan terpelajar hingga awam. Salah satunya adalah aplikasi
dalam internet yang disebut jejaring sosial seperti blog, facebook, twitter, snapchat, youtube,
watsapp, dan instagram yang membuat penggunanya dapat memilih dengan cara apa
berkomunikasi dan berbagi informasi.
Dan berikut data tentang penggunaan digital di Indonesia pada tahun 2021. Indonesia
memiliki populasi 279,9 juta pada Januari 2021, ada 202,6 juta pengguna internet di Indonesia
pada Januari 2021, penetrasi internet yang mencapai 73,7% dibulan Januari. Statistik penggunaan
media sosial untuk Indonesia ada sekitar 170 juta pengguna, jumlah ini melalui peningkatan 10
juta antara tahun 2020 dan 2021.1
Dakwah adalah suatu proses mengajak, menyeru, dan membimbing umat manusia untuk
berbuat baik dan mengikuti petunjuk Allah SWT dan Rasul-Nya. Usaha tersebut dilakukan dengan
perencanaan yang matang baik dilakukan individu atau organisasi dengan sasaran umat perorangan
atau masyarakat agar mereka mengetahui, mengimani, dan mengamalkan ajaran islam dalam
segala aspek kehidupan.2 Karena hal itu, maka dakwah bukanlah pekerjaan yang dilakukan sambil
lalu saja, melainkan suatu pekerjaan yang diwajibkan bagi setiap pengikutnya. Dakwah yang
dimulai sejak zaman nabi mengalami perkembangan yang signifikan. Mulai dari da’i, mad’u,
1
Informasi digital data Indonesia tahun 2021, Informasi Digital data Indonesia Tahun 2021 (pedia.co.id).
2
Aulia Inti, Skripsi. Media Sosial dan Dakwah Virtual Dimasa Pandemi (Study Kasus Majelis Taklim Al-
Muhajirin Pagesangan Indah Kota Mataram).(Mataram : UMM 2021)
maupun metode metode yang digunakan. Perkembangan dakwah ini tidak terlepas dari pengaruh
perkembangan zaman, kemajuan teknologi bahkan dakwah dikemas secara lebih efisiensi dan
mudah.
Dakwah merupakan salah satu ajaran islam. Namun tidak semua umat muslim memahami
prinsip dan penerapannya. Dakwah yang semestinya dilakukan dengan cara santun dan ramah,
berubah menjadi semacam teror yang penuh caci maki dan ancaman. Alih-alih mencerahkan,
dakwah semacam itu justru akan melahirkan citra negatif bagi islamseakan islam merupakan
agama yang identik dengan kekerasan dan pemaksaan.
Model dakwah semacam ini seharusnya tidak terjadi. Pasalnya, Allah telah memberikan
tuntunan pada ummatnya tentang bagaimana semestinya berdakwah. Hal ini telah disebutkan
dalam firman-Nya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapatkan petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125)
Membaca ayat tersebut, setidaknya kita dapat menemukan model dakwah yang dianjurkan,
yakni berdakwah dengan al-hikmah, mau’izah hasanah dan mujadalah (berdebat) dengan cara
yang baik baik. Namun perlu dipahami, ketiganya merupakan sebagian contoh saja. Model-model
berdakwah sebagaimana disebutkan itu berpijak pada prinsip yang harus selalu dipegang dalam
berdakwah. Prinsip tersebut adalah lemah lembut dan ramah.
Menarik kiranya menyimak pendapat Al-Qurthubi dalam kitan Al-Jami’ li Ahkam Al-
Qur’an atau yang lebih dikenal sebagai Tafsir Qurthubi. Menurutnya, ayat ini diturunkan di
Mekkah ketika adanya perintah untuk mengadakan perdamaian dengan orang-orang Quraisy.
Dalam ayat ini allah memerintahkan Nabi Muhammad agar mengajak mereka untuk memeluk
agama Allah dengan ramah dan lemah lembut (at-talattuf wallayyin), bukan mencaci maki dan
mencela (al-muhasyanah wa al-ta’nif)
Lebih lanjut menurut Al-Qurthubi, prinsip dakwah semacam itu hendaknya dipegangi oleh
semua ummat islam dalam berdakwah. Tidak hanya sekali dua kali, namun hingga kiamat nanti.
Selain itu prinsip dakwah tersebut juga perlu bagi semua sasaran dakwah baik muslim maupun
kafir. Itulah sikap yang seharusnya diterapkan dalam berdakwah3
Dakwah dan teknologi adalah suatu yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini berpijak pada
konsep dakwah kontemporer yang mudah diterima oleh kalangan masa kini. Perkembangan
dakwah perlu memperhatikan teknologi agar sesuatu yang dihadirkan mudah di terima. Walaupun
tidak semua teknologi informasi yang berkembang pesat ini berdifat positif, ada kelebihan dan
kekurangannya bagi penggunanya.4 Kemajuan teknologi sangat bergantung pada dan dengan
siapa. Ketika berada ditangan orang baik maka baiklah manfaatnya, sebaliknya ketika berada
ditangan orang jahat maka buruklah dampak hasilnya. Maka penggunanyalah yang menentukan
ke arah mana mereka gunakan. Oleh karena itu juru dakwah agar piawai menggunakan dan
memanfaatkan hasil kemajuan teknologi, salah satunya melalui media sosial.
Identifikasi Masalah
a) Pada saat ini hampir seluruh manusia dari yang muda ataupun dewasa memiliki
handphone untuk memudahkan berkomunikasi yang mana di dalamnya terdapat fitur-
fitur media sosial. Tak banyak dari mereka terlena dengan media sosial tersebut
kemudian lalai dengan pekerjaan dan kewajibannya.
b) Penggunaan media sosial ini juga terkedang ada yang memanfaatkannya untuk
kejahatan seperti menipu, berdusta, dan hal-hal buruk lainnya.
c) Ujaran kebencian tak luput dari masalah yang banyak beredar dalam bermedia sosial
yang masalah ini akan berkelanjutan dampaknya untuk pengguna media sosial
d) Kurangnya kesadaran bagi pengguna media sosial untuk saling mengingat dalam hal
kebaikan, yang mana media sosial ini memiliki jangkauan yang luas.
3
Setiawan”Cara Dakwah yang Semestinya”
4
Imas Mutiawati, Skripsi.”Dakwah di Media Sosial (Studi Fenomenologi Dakwah di Instagram).”(Semarang : UIN
Walisongo,2018)
Dengan alasan tersebut penelitian ini dapat menjadi solusi bagi pengguna media sosial
untuk selalu berhati hati dalam penggunaanya, dan supaya menyadarkan bahwasanya
media sosial juga bisa menjadi ladang pahala dengan berdakwah di dalamnya.
Dari latar belakang dan batasan masalah diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji
adalah sebagai berikut :
Metode penulisan skripsi ini merujuk pada Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (Skripsi,
Jurnal) Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin, Darul Hikmah, Bekasi, Tahun 2021 dan Pedoman
Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), tahun 2016.
Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan cara, langkah, dan prosedur yang lebih melibatkan data dan
informasi yang diperoleh melalui responden sebagai subjek yang dapat mencurahkan jawaban dan
perasaannya sendiri untuk mendapatkan gambaran umum yang holistik mengenai suatu hal yang
diteliti.5
1. Data Primer.
Data primer adalah data utama atau data pokok yang digunakan dalam penelitian. Data
pokok dapat dideskripsikan sebagai jenis data yang diperoleh langsung dari tangan pertama subjek
penelitian atau responden atau informan. Adapun data primer dari penelitian ini adalah al-Quran.
2. Data Sekunder
Data Sekunder diambil untuk menunjang data primer diantaranya dengan melakukan
studi pustaka dan dokumentasi. Sumber data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak
langsung dari sumbernya. Data sekunder diperoleh dari catatan-catatan, dokumen yang
berkaitan dengan penelitian ini.Data sekunder ini berfungsi sebagai pelengkap atau
pendukung data primer. Data sekunder dari penelitian ini adalah kitab tafsir Imam Ath Thabari,
5
Gamal Thabroni, Metode Penelitian Kualitatif : Pengertian,Karakteristik dan Jenis,2021
Imam Ibnu Katsir, Sayyid Qutb dan Buya Hamka serta rujukan lain seperti skripsi, tesis, jurnal
dan lain-lain.
Menemukan simpulan dalam bentuk utuh dan bermakna dari hasil pecahan berbagi
gambaran-gambaran atau fakta-fakta yang telah di temukan pada saat mengumpulkan data6. Pada
penelitian ini peneliti menggunakan teknik studi Pustaka (library research). Secara umum studi
pustaka adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan
yang pernah dibuat sebelumnya diantara kitab-kitab yang mendukung sebagai rujukan dalam
penulisan penelitian ini.
6
ibid
Skripsi yang disusun oleh Isnawati pada tahun 2018 mahasiswi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN AR-RANIRY dengan judul “AKTIVITAS DAKWAH FELIX Y. SIAUW
PADA MEDIA SOSIAL TWITTER”.
Isnawati dalam skripsinya memiliki kesamaan latar belakang masalah dengan penelitian
yang sedang penulis teliti, ia menjelaskan bahwa Makna dakwah serta urgensinya, terutama di
zaman modern seperti sekarang ini. Dengan memanfaatkan fasilitas yang ada seperti : televisi,
radio, surat kabar, handphone, vidio, CD-room, buku, majalah dan bulletin. Terutama dalam
internet/media sosial karena aksesnya begitu luas dan aksesnya cepat serta mengembangkannya
dengan nilai positif. Memanfaatkan perangkat teknologi ini sebagai washilah bagi tersebarnya
dakwah merupakan salah satu upaya berinovasi dalam berdakwah di era modern ini.
Perbedaan Skripsi di atas ada pada objek pembahasannya, dimana penulis konsentrasi pada
dakwah di media sosial, sedangkan penelitian ini konsentrasi pada salah satu tokoh dan 1 media
yang digunakannya. Selain itu, Jurnal ini tidak menggunakan tafsir qur’an dalam penelitiannya
Sistematika yang digunakan penulis akan memuat uraian secara garis besar dari isi
penelitian dalam tiap bab, yaitu sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan diuraikan dari latar belakang masalah
sehingga perlu dan penting untuk dibahas, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
metodologi penelitian, penelitian sebelumnya dan terakhir sistematika penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas secara mendalam tentang teori-teori
yang mendukung proses penelitian ini. Definisi dari dakwah, media sosial serta urgensi dari
dakwah itu sendiri kemudian dipadukan bagaimana berdakwah melalui media sosial dengan cara
yang baik yang diambil dari berbagai sumber, sehingga dapat dikatakan bahwa bagian dari bab ini
yaitu landasan teori, kajian pustaka, dan kerangka berpikir.
BAB III KAJIAN QS AN-nahl ayat 125. Pada bab ini akan dibahas secara mendalam
tentang kajian surat, keutamaannya, kandungannya. Kemudian akan dibahas tentang kajian ayat,
asbabun nuzul, munasabah, keutamaan, kandungan ayat secara spesifik. Serta yang terakhir adalah
pembahasan tafsir QS AN-nahl ayat 125 menurut mufasir Imam Ath Thabari, Imam Ibnu Katsir,
Sayyid Qutb dan Buya Hamka yang akan dibahas baik persamaan dan perbedaannya.
BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan menyajikan data-data dan temuan-
temuan penelitian serta memastikan permasalahan utama penelitian terjawab, didukung oleh
pendapat para mufassir dan para ulama, penelitian-penelitian terdahulu (menguatkan /
bertentangan), kemudian penulis memberikan analisis, argumentasi dan pemikirannya dari hasil
temuan tersebut dengan mengkorelasikan dengan teori-teori, penelitian-penelitian sebelumnya,
baik yang menguatkan maupun yang bertolakbelakang.
Bab V PENUTUP. Pada bab ini akan dipaparkan beberapa kesimpulan yang dihasilkan
untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam penelitian ini, kemudian penulis memberikan
saran-saran baik untuk kepentingan masyarakat, kepentingan akademik dan kepentingan
pemerintah.