DASAR TEORI
Agregat merupakan salah satu bahan yang berperan penting dalam
menentukan hasil pembuatan beton. Dalam campuran beton 70% sampai
85% dari volume totalnya merupakan agregat yang terdiri dari agregat kasar
dan halus. Bentuk dan ukuran agregat di lapangan yang beragam tentunya
akan membuat sifat-sifat pada agregat tersebut akan bervariasi juga. Sifat-
sifat dari agregat sangat berpengaruh pada hasil akhir pembuatan beton.
Maka dari itu, perlu dilakukan pengambilan sampel baik di lapangan atau di
laboratorium sebagai bahan uji.
Menurut Sugiyono (2007:63-66), “Sampling adalah teknik
pengambilan sampel”. Ada dua macam teknik pengambilan sampel
menurut Sugiyono yaitu probability sampling dan non-probability
sampling. Sedangkan sampling agregat secara umum diartikan sebagai
pengambilan sampel agregat yang mewakili populasi di suatu tempat. Hasil
pengujian dari sampel tersebut diharapkan dapat mewakili keseluruhan
agregat yang akan digunakan.
Menurut SNI-6889-2002, pengambilan contoh uji sama pentingnya
dengan pengujian. Dan untuk pengambilan contoh uji harus menggunakan
petunjuk untuk memperoleh contoh uji yang mewakili sifat asli dan kondisi
bahan.
Berdasarkan SNI-6889-2002 pengambilan contoh atau Sampling
agregat kasar dan agregat halus digunakan untuk tujuan :
1. Penyelidikan pendahuluan sumber potensial
2. Metode Quartering