Anda di halaman 1dari 8

Nama : Rifa Zulfa Azzahra

NIM : 201121060
Kelas : TKS-1B

INTENSITAS HUJAN RENCANA


Data hujan rencana yang diperlukan dalam perhitungan debit rencana dapat berupa:

a. Intensitas hujan rencana di satu titik waktu.

b. Ketinggian hujan rencana yang terdistribusi dalam hujan jam-jaman (hietograf hujan
rencana).

Kurve yang ditunjukkan dalam Gambar 3.5 sering disebut Curve I DF (/ntens
ity-Du ration-F requency Curve). Kurve in i menggambarkan hubungan antara
intensitas hujan, durasiatau lama hujan, dan frekuensi hujan atau periode ulang.

Nilai intensitas hujan rencana yang diperoleh dari Curve IDF diperlukan
dalam metode perhitungan debit rencana non hidrograf, contohnya Metode Rasional.

SUMBER : Buku “Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air” Karya I Made Kamiana
lntensitas hujan atau intensitas hujan rencana dapat dikatakan sebagai
ketinggian atau kederasan hujan per satuan waktu, biasanya dalam satuan (mm/jam)
atau (cm/jam).

Jika volume hujan adalah tetap, maka intensitas hujan akan makin tinggi
seiring dengan durasi hujan yang makin singkat, sebaliknya intensitas hujan makin
rendah seiring dengan durasi hujan yang makin lama.

Di samping itu, berkaitan dengan intensitas hujan rencana, tinggi intensitas hujan
rencana akan makin besar seiring dengan periode ulang yang makin besar.

Data yang diperlukan untuk menurunkan Curve IDF terukur adalah data hujan
jangka pendek, seperti hujan 5 menit, 10 menit, 30 menit, 60 menit, dan data hujan
jam-jaman. Kemudian persamaan regresinya dapat didekati dengan beberapa rumus
seperti rumus Talbot, lshiguro, dan Sherman.

Jika data hujan jangka pendek tidak tersedia, dan yang tersedia adalah data
hujan harian maka persamaan regresi Curve IDF dapat diturunkan dengan Metode
Mononobe.

Selain itu, metode Van Breen juga dapat digunakan untuk menurunkan Curve
IDF yang didasarkan pada hujan harian. Namun dalam penentuan persamaan
regresinya, metode Van Breen memerlukan Curve IDF terukur, disarankan dari
daerah pengaliran terdekat, sebagai pembanding bentuk curve.

Grafik yang ditunjukkan dalam Gambar (3.6) adalah ketinggian hujan yang
terdistribusi sebagai fungsi waktu, misalnya dalam bentuk hujan jam-jaman atau
disebut dengan hietograf hujan. Data hietograf hujan rencana diperlukan bila debit
rencana dihitung dengan lvletode Hidrograf.

Jika yang tersedia adalah data hujan harian atau hujan rencana maka hietograf
hujan dapat disusun dengan Model Seragam dan Model segitiga. sedangkan jika yang
tersedia adalah data intensitas hujarr maka hietograf hujan dapat disusun dengan
Model Alternating Block Method (ABM).

a. Curve IDF Terukur


Penurunan Curve IDF terukur, seperti telah diuraikan sebelumnya, memerlukan
data hujan jangka pendek. Jika data hujan tersebut sudah tersedia maka perhitungan
Curve IDF dapat dilakukan dengan iangkah-langkah sebagai berikut:
1. Ubah data hujan dengan durasi menitan atau jaman menjadi data intensitas
hujan menitan atau jaman.
2. Hitung nilai rata-rata data intensitas hujan pada setiap durasi.
3. Hitung standar deviasi data intensitas hujan pada setiap durasi.

SUMBER : Buku “Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air” Karya I Made Kamiana
4. Hitung dan rekap nilai intensitas hujan rencana pada setiap durasi ciengan
berbagai periode ulang berdasarkan distribusi probabilitas, seperti:
 Gumbel.
 Normal.
 Log Pearosn Type lll dan yang lainnya.
5. Plot nilai intensitas hujan rencana sebagai ordinat dan durasi sebagai absis,
sehingga diperoleh sebaran data koordinat.
6. Berdasarkan sebaran data koordinat tersebut kemudian dihitung persamaan
garis regresi Curve IDF dengan rumus:
 Talbot.
 lshiguro.
 Sherman.
7. Pilih satu diantara tiga rumus pada butir (6) sebagai rumus regresi paling sesuai
berdasarkan nilai standar deviasi terkecil.

b. Rumus Van Breen


Dalam rumus Van Breen, durasi hujan harian diasumsikan 4 jam khususnya di
Pulau Jawa, dan besarnya hujan harian efektif adalah 90% dari hujan harian
maksimum.
Berdasarkan pengertian di atas, maka rumus intensitas hujan menurut Van
Breen adalah:
90 % × X 24
I=
4
Keterangan rumus:
I = intensitas hujan (mm/jam)
X 24 = hujan harian maksimum (mm)
Setelah diketahui besarnya intensitas hujan pada saat 4 jam, kemudian
ditentukan persamaan regresi kurve intensitas. penentuan persamaan regresi tersebut
dilakukan dengan mengacu pada kurve intensitas terukur.

c. Rumus Mononobe
Kurve intensitas hujan rencana, jika yang tersedia adalah hujan harian, dapat
ditentukan dengan Rumus Mononobe. Bentuk umum dari Rumus Mononobe adalah:

X 24 24 2/ 3
I= ×
24 t

Keterangan rumus:
I = intensitas hujan rencana (mm).

SUMBER : Buku “Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air” Karya I Made Kamiana
X 24 = tinggi hujan harian maksimum atau hujan rencana (mm).
t = durasi hujan atau waktu konsentrasi (jam).

d. Model Hietograf Hujan Rencana Seragam


Model hujan jam-jaman seperti ini adalah model hujan rencana .yang paling
sederhana. Dalam model ini, tinggi hujan rencana dianggap sama selama durasi hujan.
Oleh karena itu, cana tiap jam dirumuskan sebagai berikut:

X
I=
t
Keterangan rumus:
I = intensitas hujan rencana (mm/jam).
X = tinggi hujan rencana (mm).
t = durasi hujan rencana (jam).

e. Model Hietograf Hujan Rencana Segitiga


Dalam model seperti ini, distribusi tinggi hujan rencana jamjaman dianggap
berbentuk segitiga, yakni diawali dan diakhiri dengan tinggi hujan sama dengan nol,
dan diantaranya adalah terdapat tinggi puncak hujan rencana. Tinggi puncak hujan
rencana.
Tinggi puncak hujan rencana dihitung dengan rumus:
2X
I p=
t
Keterangan rumus:
Ip = pucak intensitas hujan rencana (mm/jam).
X = tinggi hujan rencana (mm).
t = durasi hujan rencana (jam)

SUMBER : Buku “Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air” Karya I Made Kamiana
Waktu puncak intensitas hujan rencana dihitung dengan rumus berikut:
t p=r ×t

Keterangan rumus:
t p = waktu puncak hujan rencana (jam).
t = durasi hujan rencana (jam).
r = rasio antara waktu puncak durasi hujan rencana, nilaiya antara 0,3 s/d 0,5.
t b = waktu turun (jam).

f. Alternating Block Method


Hietograf hujan rencana yang dihasilkan oleh model ini adalah berupa
distribusi tinggi hujan rencana dalam n rangkaian interval waktu dengan durasi t
selama waktu t (jadi t : n x t). Data yang digunakan untuk menyusun model ini
adalah data intensitas hujan.

CONTOH SOAL RUMUS MONONOBE


Diketahui hujan rencana dengan periode ulang 5 tahun (X5) = 129,636 mm dan hujan
rencana dengan periode ulang 10 tahun (X10) = 147,313 mm. Tentukanlah kurve intensitas
hujan rencana dengan Rumus Mononobe dengan durasi hujan : 5, 10, 15, 20, 30, 60, 120,
240, 300 menit.

JAWABAN:
1. Persamaan kurve intensitas hujan rencana 5 tahun :
X 24 24 2/ 3 129,636 24 2 /3
I 5= × = ×
24 t 24 t

 Durasi 5 menit :

SUMBER : Buku “Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air” Karya I Made Kamiana
129,636 24 2 /3
× = 235,564 mm
24 5/60
 Durasi 10 menit :
129,636 24 2 /3
× = 148,396 mm
24 10/60

 Durasi 15 menit:
129,636 24 2 /3
× = 113,247 mm
24 15/60
 Durasi 20 menit :
129,636 24 2 /3
× = 93,483 mm
24 20/60
 Durasi 30 menit :
129,636 24 2 /3
× = 71,341 mm
24 30/60
 Durasi 60 menit :
129,636 24 2 /3
× = 44,942 mm
24 60/60
 Durasi 120 menit :
129,636 24 2/ 3
× = 28,311 mm
24 120/60
 Durasi 240 menit :
129,636 24 2 /3
× = 17,835 mm
24 240/60
 Durasi 300 menit :
129,636 24 2 /3
× = 15,370 mm
24 300/60

X 24 242 /3 147,313 24 2/ 3
I 10= × = ×
24 t 24 t

 Durasi 5 menit ;
147,313 24 2/ 3
× = 267,685 mm
24 5/60
 Durasi 10 menit :
147,313 24 2/ 3
× = 168,631 mm
24 10/ 60
 Durasi 15 menit :
147,313 24 2/ 3
× = 128,689 mm
24 15 /60
 Durasi 20 menit :
147,313 24 2/ 3
× = 106,321 mm
24 20/60
 Durasi 30 menit :

SUMBER : Buku “Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air” Karya I Made Kamiana
147,313 24 2/ 3
× = 81,069 mm
24 30/60
 Durasi 60 menit :
147,313 24 2/ 3
× = 51,070 mm
24 60/60
 Durasi 120 menit :
147,313 24 2/ 3
× = 32,172 mm
24 120/60
 Durasi 240 menit :
147,313 24 2/ 3
× = 20,267 mm
24 240/60
 Durasi 300 menit :
147,313 24 2/ 3
× = 17,465 mm
24 300/ 60

2. Berdasarkan persamaan dan perhitungan di atas, selanjutnya dapat dibuat tabel dan
grafik intensitas hujan untuk berbagai durasi seperti di bawah ini :

Tabel Intensitas Hujan Rencana Dengan Rumus Mononobe

Durasi (jam) Intensitas Hujan Akibat 129,636 mm Intensitas Hujan Akibat 147,313 mm
5/60 235,564 267,685
10/60 148,396 168,631
15/60 113,247 128,690
20/60 93,484 106,231
30/60 71,341 81,069
60/60 44,942 51,071
120/60 28,312 32,172
240/60 17,835 20,267
300/60 15,370 17,466
CURVE IDF MONONOBE
300

250
Intensitas (mm/jam)

200

150

100

50

0
5/60 10/60 15/60 20/60 30/60 60/60 120/60 240/60 300/60
Durasi (menit)

Intensitas Hujan Akibat 129,636 mm Intensitas Hujan Akibat 147,313 mm

SUMBER : Buku “Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air” Karya I Made Kamiana
Grafik Intensitas Hujan Rencana Dengan Rumus Mononobe

Kesimpulan :
Semakin lama durasinya, maka intensitas hujan akan semakin kecil. Begitu pun sebaliknya.

SUMBER : Buku “Teknik Perhitungan Debit Rencana Bangunan Air” Karya I Made Kamiana

Anda mungkin juga menyukai