Anda di halaman 1dari 3

Naufal Ahmad F.

240110180069

BAB V
PEMBAHASAN

Praktikum ini membahas mengenai Kurva Intensity - Duration - Frequency. Pada praktikum
sebelumnya telah dibahas mengenai analisis curah hujan desain yang dimana curah hujan desain
harus dibedakan pengertiannya dengan hujan terbesar. Hujan terbesar (absolute maksimum)
adalah hujan yang akan terjadi kapan saja. Hujan jenis ini adalah hujan terbesar dan tidak akan
ada hujan yang lebih besar dari hujan jenis ini. Hujan rencana tidaklah sebesar hujan absolute
maksimum.
Hujan rencana adalah hujan yang diharapkan akan terjadi pada jangka waktu tertentu, artinya
pada suatu jangka waktu tersebut hujan ini akan terjadi lagi. Cara mendapatkan curah hujan
rencana untuk keperluan desain, dapat dilakukan dengan cara analisis frekuensi terhadap data
curah hujan harian maksimum. Hasil dari analisis frekuensi ini adalah curah hujan dengan
beberapa periode ulang sesuai dengan kebutuhan desain. Frekuensi hujan adalah besaran
kemungkinan suatu besaran hujan disamai atau dilampaui. Periode ulang adalah waktu hipotetik
dimana hujan dengan suatu besaran tertentu akan disamai atau di lampaui.
Membuat kurva Intensity Duration Frequency (IDF) praktikan menghitung intensitas
hujan menggunakan 2 metode yaitu, metode Talbot dan metode Mononobe. Dimana metode
Talbot digunakan apabila dilapangan terdapat data hujan jam-jaman maka intensitas hujan
dihitung dengan menggunakan metode ini. Metode Mononobe digunakan apabila data curah
hujan yang ada adalah data curah hujan hariam maka untuk menghitung intensitas hujan dapat
dihitung dengan menggunakan metode ini. Membuat kurva Intensity Duration Frequency (IDF)
praktikan melakukan analisis frekuensi dengan menggunakan data dari praktikum minggu lalu
yaitu tentang analisis curah hujan desain. Data yang didapat oleh praktikan dengan 3 macam
distribusi frekuensi yaitu menggunakan metode Log Pearson III, Gumbel, dan Distribusi Normal.
Metode Gumbel, Metode Log Person III, dan Metode Distribusi Normal untuk
menghitung curah hujan periode ulang (XTR) 2, 5, 10, 15, 20, 25, 30, 50, 75 dan 100 digunakan
persamaan yang terdapat pada modul praktikum dihalaman 18. Menghitung curah hujan dengan
periode ulang (XTR), yang harus dilakukan adalah mencari nilai rata-rata curah hujan
maksimumnya ( X́ ), kemudian cari nilai YTR, kemudian cari nilai standar deviasi dari data (Sx),
menggunakan Microsoft Excel dengan memasukan formula (=STDEV (data rata-rata curah hujan
maksimum)). Mencari nilai Yn dan Sn, maka didapat nilai curah hujan untuk periode ulang (XTR).
Menghitung curah hujan dengan periode ulang (X TR) menggunakan Metode Log Person III, yang
harus dilakukan adalah mencari terlebih dahulu nilai Log X pada data curah hujan maksimum di
tiap tahunnya lalu mencari SLogx yaitu nilai standar deviasi dari Log X, menggunakan Microsoft
Excel, dengan memasukan formula (=STDEV (data curah hujan maksimum Log X)).
Mencari Cs yaitu nilai koefisien kemiringan yang nantinya digunakan untuk mencari
besarnya harga KTR. Untuk menghitung curah hujan dengan periode ulang (XTR) dengan Metode
Distribusi Normal, yang harus dilakukan adalah mencari terlebih dahulu nilai curah hujan rata-
rata maksimumnya ( X́ ). Cari nilai S. Nilai S adalah simpangan baku (standar deviasi) pada data
curah hujan maksimum, yaitu dengan menggunakan Microsoft Excel dengan formula (=STDEV
(data rata-rata curah hujan maksimum)). Mencari nilai KT. Kurva Intensity Duration Frequency
(IDF) dapat digunakan untuk menghitung banjir secara rencana dengan menggunakan metode
rasional. Proses pengalihragaman hujan menjadi aliran dilihat dari Intensitas hujan (I), lama
waktu hujan (t), kedalaman hujan (d), frekuensi (f), dan luas daerah pengaruh hujan (A).
Intensitas curah hujan sangat diperlukan dalam perhitungan debit banjir rencana berdasar
metode rasional. Hujan yang meliputi daerah yang cukup luas, jarang sekali dengan intensitas
tinggi tetapi dapat berlangsung dengan durasi cukup panjang.Dapat dilihat pada grafik di hasil
praktikum, untuk grafik dengan kurva Intensity Duration Frequency (IDF) dengan menggunakan
data curah hujan desain hasil dengan analisis frekuensi menggunakan metode Log Person III,
metode Gumbel dan Normal untuk curah hujan periode ulang tahun ke- 2, 5, 10, 15, 20, 25, 30,
50, 75 dan 100.
Naufal Ahmad F.
240110180069

BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Analisis hujan desain digunakan untuk memperhitungkan besarnya curah hujan dengan
periode ulang tertentu yang akan terjadi pada suatu daerah.
2. Analisis frekuensi curah hujan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung
dan secara tidak langsung.
3. Analisis curah hujan menggunakan tiga metode, yaitu Metode Gumbel, Metode Log
Person III, dan Metode Distribusi Normal.
4. Data bulan basah digunakan dalam perhitungan curah hujan maksimum, sedangkan data
bulan kering tidak digunakan.
5. Semakin lama periode ulang, maka semakin besar intensitas hujan yang dihasilkan dan
semakin lama waktu curah hujan, maka semakin kecil intensitas hujan yang dihasilkan.

6.2 Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini adalah praktikan disarankan harus benar-benar teliti
dalam menghitung nilai curah hujan desain/rencana dengan tiga metode (Metode Gumbel,
Metode Log Person III, dan Metode Distribusi Normal) agar didapatkan hasil yang akurat.

Anda mungkin juga menyukai