Dosen Pengampu:
Ferryati Masitoh, S.Si, M.Si
Disusun Oleh:
JURUSAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2018
I. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat menentukan intensitas hujan menggunakan metode
Tabolt, Sherman, Ishiguro dan Mononobe.
2. Mahasiswa dapat membuat kurva Intensity Duration Frequency (IDF).
3. Mahasiswa dapat menganalisis hasil dari intensitas hujan metode Tabolt,
Sherman, Ishiguro dan Mononobe.
I=
Dimana :
Keterangan:
I = intensitas curah huajn (mm/menit)
t = lamanya curah hujan atau durasi (menit)
b. Metode Sherman
Metode Sherman dikemukakan oleh professor Sherman pada
tahun 1905. Rumus ini mungkin cocok untuk jangka waktu curah hujan
yang lamanya lebih dari 2 jam, Rumus:
I=
Dimana :
Keterangan:
I = intensitas curah huajn (mm/menit)
t = lamanya curah hujan atau durasi (menit)
c. Metode Ishiguro
Metode Ishiguro ini dikemukakan oleh Dr. Ishiguro tahun 1953.
Rumus (Sutarlim, 2012) :
Dimana :
Keterangan:
I = intensitas curah huajn (mm/menit)
t = lamanya curah hujan atau durasi (menit)
I = presipitasi/intensitas curah hujan jangka pendek t menit
a, b, n = konstanta yang bergantung pada lamanya curah hujan
N = jumlah pengamatan
d. Metode Mononobe
Pada metode ini hujan yang dipakai adalah hujan harian,
Mononobe (Suyono dan Takeda, 1983 dalam Fauziyah et all, 2013)
mengusulkan persamaan di bawah ini untuk menurunkan kurva IDF
I=
Keterangan:
I = intensitas hujan (mm/jam),
t = lamanya hujan (jam),
R24 =Curah hujan maksimum selama 24 jam (mm).
III. ALAT DAN BAHAN
Alat :
1. Laptop 3. Alat tulis
2. Ms. Excel
Bahan :
1. Data praktikum yang berupa data Durasi Hujam Maksimum Kota
Semarang
b. Rumus Mononobe
1. Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, memahami
data durasi hujan maksimum sebagian Kota Semarang
2. Menghitung intensitas hujan dengan menggunakan rumus Mononobe
pada setiap durasi hujanMembuat kurva IDF berdasarkan rekap data
intensitas hujan, dari tabel langkah 2
Diagram Alir
V. HASIL
a. Tabolt, Sherman dan Ishiguro
- Besar curah hujan maksimum ( Terlampir )
- Probabilitas hujan ( Terlampir )
- Harga tiap suku dalam persamaan intensitas hujan ( Terlampir )
- Tetapan – tetapan persamaan intensitas hujan ( Terlampir )
- Kurva ( Terlampir )
b. Mononobe
- Nilai intensitas hujan
- Kurva IDF
VI. PEMBAHASAN
VII. KESIMPULAN
1. Perhitungan Intensitas Hujan dapat dilakukan dengan beberapa Metode
diantaranya adalah dengan metode Talbot, Sherman, Ishiguro dan
Mononobe.
2. Metode Talbot merupakan metode yang paling cocok digunakan untuk
perhitungan intensitas hujan pada praktikum kali ini dibandingkan
dengan metode Sherman dan ishoguro. Metode Talbot ini lebih baik
jika dibandingkan dengan metode Mononobe karena metode Talbot ini
lebih konsisten nilai perhitunganya untuk periode ulang yang lebih
tinggi.
3. Hasil intensitas curah hujan untuk setiap periode ulangnya didapat hasil
yang berbeda. Intensitas paling lama pada tahun periode 100 tahun
yaitu 8.601 mm/jam pada durasi 5 menit atau 215.18 jam dan pada
durasi 720 menit atau 12 jam di dapat 14.09 mm/jam. Hasil paling cepat
pada periode 2 tahunan yaitu 5.682 mm/jam pada durasi 5 menit atau
215.54 jam dan pada durasi 720 menit atau 12 jam di dapat 10.86
mm/jam. Hasil yang berbeda untuk periode tahunnya di karenakan
curah hujan pada setiap harinya itu berbeda. Intensitas hujan ini
tergantung dari lama dan besarnya hujan.
VIII. DAFTAR PUSTAKA