A. Definisi Presipitasi
1. Pengertian Presipitasi
2. Pola Presipitasi
3. Tipe Presipitasi di Indonesia
4. Perhitungan Curah Hujan dengan metode Aritmatika
C. Langkah Kerja
D. Hasil Perhitungan
1. Rerata masing Curah Hujan di Stasiun A sampai (n) pada Tahun A
sampai (n)
2. Curah Hujan Aritmatik pada daerah A
E. Pembahasan dan Analisis
Pengukuran curah hujan kota Padang menggunakan metode
aritmatika. Data yang digunakan adalah data sekunder yang di dapatkan
dari 6 stasiun pengukuran hujan, yaitu Batu Busuk, Gunung Nago, Kasang,
Simpang Alai, Gunung Sarik, dan Ladang Padi. Data yang digunakan
adalah data 10 tahun curah hujan. Dimulai dari tahun 1980-1989. Dengan
hasil perhitungan sebagai berikut :
1. Tahun 1980 dengan rata-rata curah hujan 5.999,6 mm
2. Tahun 1981 dengan rata-rata curah hujan 5.849,3 mm
3. Tahun 1982 dengan rata-rata curah hujan 4.187,2 mm
4. Tahun 1983 dengan rata-rata curah hujan 3.664,3 mm
5. Tahun 1984 dengan rata-rata curah hujan 4.195,3 mm
6. Tahun 1985 dengan rata-rata curah hujan 2.694,08 mm
7. Tahun 1986 dengan rata-rata curah hujan 3.930,4 mm
8. Tahun 1987 dengan rata-rata curah hujan 4.001,25 mm
9. Tahun 1988 dengan rata-rata curah hujan 3.515,5 mm
10. Tahun 1989 dengan rata-rata curah hujan 2.693,5 mm
Curah hujan tertinggi terjadi pada tahun 1980 dengan rata-rata curah hujan
5.999,6 mm dan curah hujan terendah terjadi pada tahun 1989 denga rata-
rata curah hujan 2.693,5 mm. Stasiun dengan curah hujan tertinggi
terdapat pada stasiun Gunung Sarik dengan rata-rata curah hujan 8.577
mm dan stasiun dengan curah hujan terendah terdapat pada stasiun Batu
Busuk tahun 1988 dan 1989 dengan curah hujan 0,0 mm dan Gunung
Nago dengan curah hujan 0,0 mm.
F. Kendala dalam Praktikum
Tidak ada kendala dalam praktikum.
G. Simpulan
H. Daftar Pustaka