Anda di halaman 1dari 3

Suku Arab Beserta Dialeknya

Dalam beberapa buku seputar dialek Arab, suku-suku yang disebutkan ialah suku-
suku yang dikenal dalam wilayah sejarah dan kesastraan. Beberapa suku disebutkan atau
dikenal dengan karakteristik khususnya, dan sebagian lain dikaitkan atau dikenal dengan
berbagai karakteristik. Di antara suku-suku yang terkenal tersebut ialah suku Tamim, suku
Huzail, dan suku Tha’a. Mereka dikenal dengan kefasihannya dalam berbahasa, dan
kepandaian berkata-kata. Anehnya, ketiga suku ini merupakan suku yang sedikit menjadi
bagian daripada penyair jahili.
Adapun keturunan penyair jahili dari pada tiga kabilah ini ialah1:
1. Keturunan Kabilah Hudzail: Muntahal bin ‘Uwaimir, Amir bin Halis, Khuwailid bin
Khalid, dan Abu Dzu’bi Al-Hadzl.
2. Keturunan Kabilah Tamim: Aus bin Hajar, Aswad bin Ja’far, Baraq bin Ruhan, Salamah
bin Jundul, Alqomah bin Abidah, dan Amru bin Ahtam.
3. Keturunan Kabilah Tha’a: Hatim At-Tha’I, Iyas bin Qabishah, dan Abu Zaid At-Tha’I,
Thormah ibn Hakim.
Selain dari tiga kabilah tadi, ada juga beberapa kabilah yang memiliki keunikan dalam hal
pengucapan lahjatnya antara lain: Banii Qays, Bani Rabiah, Bani Mudhlar, Bani Asad,
kabilah Yaman di Hadramaut serta kabilah-kabilah yang lainnya.
Sejarah sastra telah menceritakan tentang bangsa Arab sebelum Islam dan ketika
masa shadrul Islam, mengenai dialek mereka yang memiliki kekhususan, seperti contohnya
dialek ‘an’anah, kasykasyah,’aj’ajah, dan lain sebagainya. Adapun dialek yang umum
digunakan ketiga kabilah tersebut, yaitu: seperti dialek istintha, taltalah, kasykasyah,
syansyanah, thamthamaniyyah, aj’ajah, an’anah, fahfahah, qith’ah, kaskasah, watam, dan
waham. Para kabilah-kabilah ini tidak hanya menggunakan satu lahjat saja, melainkan juga
beberapa lahjat lainnya. Dialek-dialek tersebut digunakan oleh orang Arab sebelum Islam dan
sesudahnya. Bahasa sastra dan/atau dialek-dialek tersebut mengadopsi kebanyakan dari
karakteristik dialek Quraisy yang berkualitas dan mencampur dengan dialek lainnya.
Oleh karena itu, kombinasi bahasa tersebut merupakan campuran dari beberapa
kualitas dialek dari beberapa suku, juga merupakan kombinasi dari kaidah-kaidah tertentu,

1
Ibrahim Anis, “‫”فى اللهجة العربية‬. Kairo: Maktabah fii Mishra. Hal. 133-134.
sebagaimana yang kita lihat dalam gaya bahasa Al-Qur'an, sama seperti yang terlihat dalam
relik sastra lain dari puisi dan prosa. Sama seperti bacaan yang memudahkan orang Arab pada
umumnya untuk membaca Al-Qur'an sesuai lisan mereka dan sesuai dengan dialek mereka.
Merupakan tabiat mereka juga untuk mengucapkan atau mendendangkan karya sastra sesuai
dengan lisan/pengucapan mereka.
Jika kita perhatikan suku-suku dengan lahjat/dialek yang beragam tersebut dalam
karya sastra berupa lagu-lagu mereka, kita dengan mudah menyadari bahwa ada beberapa
perbedaan dalam pengucapan. Seperti contoh, Seorang pria dari sebuah suku yang
mendendangkan syair Umru’ul Qois2:
َ ‫ص َّس ُع ُه ب ْال َك ِث ْيب‬
‫الب ْه ِس‬
َّ ْ َ َ
َ ‫النزْيف َي‬ َ ْ َ
ِ ِ ‫وِإذ ِه َي ث ْم ِش ي كمش ِي‬
ِ ِ

Maka kita akan mendengarnya melafalkan:


َ ُ ُ َّ َ َ
َ ‫الك ِث ْيب‬ َّ َ َ ْ
‫الب ْه ِس‬ ِ ‫َوِإذ ِه َي ث ْم ِش ي ك َم ْج ِي الن ِزيف يظسعه ِب‬

Para kabilah-kabilah tersebut juga memiliki kesamaan satu sama lain. Adapun lahjat yang
banyak digunakan oleh kabilah-kabilah yang terkenal antara lain sebagai berikut:
1. Mengganti huruf ‫ ش‬dengan ‫ ج‬serta huruf ‫ ص‬dengan ‫ظ‬
ْ ْ َْ َُ َ َ َ
َ
ْ ‫ي النظ ْيف ي‬
menjadi ‫ص َسعه ِبالك ِثي ِب ال َب ْه ِس‬ ِ ِ ‫َوِاذ ِه َي ث ْم ِش‬
ْ َْ ْ َ َ َ
‫ف َيظ َس َع ُه ِبالك ِث ْي ِب ال َب ْه ِس‬ ْ َّ
ِ ‫وِاذ ِه َي ث ْم ِج ْي الن ِظي‬

2. Memasukkan idhgam di dalam huruf sehingga mempengaruhi perubahan


huruf dan pelafalnnya.
َ َ َْ ََْ
menjadi ‫ث ِض ُل اْلد َازي ِف ْي َمثني و ُم ْسسل‬
َ َ َ ْ َ ‫َ َ َ ُ ُ ْ َ ْ َز‬
‫غدا ِئسه مستش ِز ات ِالي العَل‬
ْ َْ َ َ ْ َ َ َ
‫غ َدا ِئ َس ُه ُم ْست ّ ِز َزات ِالي ال َعَل ث ِض ُل اْل َد َازي ِف ْي َمث َني َو ُم ْس َسل‬

3. Mengganti huruf ‫ خ‬dengan ‫غ‬


ْ َُ ُ َ َ َ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ ‫َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْن‬
menjadi ‫ْي ٍء ِسىاه ِبخزان‬ ‫س َعلي ش‬‫ِاذ اْلسء لم يخز علي ِه ِلساهه فلي‬
2
Ibid., hal. 154
‫ُ‬ ‫َ ْ َ ْ ُ َ ْ َ ْ َ ْن َ َ ْ ْ َ َ ُ َ َ ْ َ َ َ‬
‫س َعلي ش ْي ٍء ِس َى ُاه ِبخ َز ْان‬‫ِاذ اْلسء لم يغز علي ِه لساهه فلي‬

‫ج ‪ menjadi‬ك ‪4. Mengganti huruf‬‬


‫َ ْ َ ََ ْ‬ ‫ََُ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َ َْ‬
‫ى وأك ِر ْ‬
‫ب ‪menjadi‬‬ ‫ى أغش‬ ‫ل ِئ ْن ك ْن َت ق ْد َبلغ َت َع ِنى َوش َاية ِْل َبلغ َك ال َىاش‬
‫َ َْ َ‬ ‫ََُ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ ُ َ َْ‬
‫ى أغش ى َوأ ْج ِر ْب‬ ‫ل ِئ ْن ك ْن َت ق ْد َبلغ َت َع ِنى َوش َاية ِْل َبلغ َك ال َى ِاش‬

‫ح ‪ dengan‬ع ‪5. Mengganti huruf‬‬


‫َ َْ َ َ َْ‬ ‫َ ْ ْ ََ َ ُ َ ْ َ ُ َ ْ‬
‫فإهك َمظل ْى ًما فع ُبد ظل ْمته وإن ثك عتب ْي ف َمثلك يعت ْ‬
‫ب‪menjadi‬‬
‫ُْ‬ ‫َ َّ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫َ َُ‬ ‫َ‬ ‫ََ‬ ‫ُْ َ‬ ‫َ َ‬
‫ف ِإه َك َمظل ْى ًما ف ْع ُب ْد ظل ْم َت ُه َوِإ ْن ث ُك َع ْت ٍب ْي ف َمثل َك َي ْح َت ْب‬

‫‪ pada dhommir menjadi kasrah‬ه ‪6. Membaca huruf‬‬


‫َ ْ‬ ‫ُ ْ‬ ‫َ‬ ‫َ َ‬
‫أ ِب ْي ق ْى ُم َنا أ ْن َي ْق َبل ْىا ال َح َّق فاه َت ِه ْىا‬
‫َ ْ‬ ‫َ‬
‫ف َما َي َس ِح ْىا َح َتي ث َسك َنا َزِئ ْي َس ُه ْم‬

‫‪SELEBIHNYA AKAN DIBAHAS PADA FENOMENA DIALEK ARAB‬‬

Anda mungkin juga menyukai