Anda di halaman 1dari 8

DIFUSI INOVASI DALAM KONTEKS

PERANAN KELOMPOK INFORMASI MASYARAKAT (KIM) SWARA RINGGIT


KELURAHAN LEDUG GUNA MENINGKATKAN POTENSI LOKAL
Nur Azizah
Program Studi Ilmu Komunikasi. FISIP, Universitas Yudharta Pasuruan,
Indonsia
Puntir RT/RW: 01/20 Purwosari Pasuruan 67162
Aziz.ziza17@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini meneliti tentang difusi inovasi dalam konteks peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Swara
Ringgit.Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui difusi inovasi dan peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
Swara Ringgit dalam meningkatkan potensi lokal menggunakan metode deskriptif kualitatif.Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis difusi inovasi Everett M. Rogers. Ada empat unsur utama dalam proses difusi inovasi,
pertama, Inovasi merupakan segala ide, cara-cara, ataupun obyek yang dioperasikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang
baru. Kedua, cara dan saluran komunikasi yang dipergunakan dalam proses difusi inovasi, ada dua saluran komunikasi yang
bisa digunakan yaitu saluran antarpribadi dan massa(media massa). Ketiga, dalam jangka waktu tertentu. Waktu yang
diperlukan dalam proses difusi inovasi. Keempat, diantara para anggota sistem sosial (karakter individu-individu sebagai
anggota sistem sosial yang menjadi sasaran kegiatan difusi inovasi).Hasil penelitian ini adalah inovasi memperkenalkan dan
mempromosikan produk local melalui internet dalam upaya meningkatkan potensi local Kelurahan Ledug. Proses adopsi
inovasinya meliputi lima tahap yakni Knowledge (pengetahuan), persuasion (bujukan/ajakan) decision (pengambilan
keputusan) serta implementation (implementasi/pelaksanaan) dan confirmation (konfirmasi). Proses adopsi inovasi dalam
penelitian ini berjalan lancar dan baik. Dan inovasi dapat diterima oleh masyarakat.

Kata kunci: Difusi inovasi, KIM Swara Ringgit, Potensi local

ABSTRACT

This study examines the diffusion of innovation in the context of the role of the Swara Ringgit Community Information
Group (KIM). The purpose of this research is to know the diffusion of innovation and role of Swara Ringgit Community
Information Group (KIM) in improving local potency using qualitative descriptive method.The approach used in this
research is the diffusion analysis of Everett M. Rogers innovation. There are four main elements in the process of diffusion
of innovation, first, Innovation is all the ideas, ways, or objects operated by someone as something new. Second, the ways
and channels of communication used in the process of innovation diffusion, there are two channels of communication that
can be used namely interpersonal channels and mass (mass media). Third, within a certain timeframe. Time required in the
process of diffusion of innovation. Fourth, among members of the social system (character of individuals as members of
the social system targeted by the diffusion of innovation).The result of this research is innovation to introduce and
promote local product through internet in an effort to increase local potency of Ledug Sub-district. The innovation
adoption process includes five stages: Knowledge, persuasion (decision) and implementation (implementation /
implementation) and confirmation (confirmation). The innovation adoption process in this research went well and well.
And innovation can be accepted by society.

Keywords: Innovation Diffusion, KIM Swara Ringgit, Local Potency

PENDAHULUAN suatu inovasi dikomunikasikan melalui saluran


Difusi adalah suatu jenis khusus tertentu dalam jangka waktu tertentu diantara
komunikasi yang berkaitan dengan penyebaran para anggota suatu sistem sosial (the process by
pesan-pesan sebagai ide baru inovasi. Sedangkan which an innovation is communicated through
komunikasi didefinisikan sebagai proses dimana certain channels over time among the members of
para pelakunya menciptakan informasi dan saling a social system).
bertukar informasi untuk mencapai pengertian Pada masyarakat yang sedang
bersama. Rogers (dalam Effendy,2003: 284) membangun seperti di negara-negara
mendefinisikan difusi sebagai suatu proses dimana berkembang, penyebarserapan (difusi) inovasi

30
terjadi terus menerus, dari suatu tempat ke memanfaatkan sumber daya yang ada sebagai
tempat yang lain, dari suatu waktu ke kurun waktu mata pencaharian masyarakat setempat. Ditinjau
yang berikutnya, dan dari bidang tertentu ke dari letak geografisnya, Ledug termasuk daerah
bidang yang lainnya. dingin dan subur mengingat Kelurahan Ledug
Informasi merupakan kebutuhan penting berada di kaki Gunung Ringgit.
bagi masyarakat. Di era digital saat ini, penyebaran Adapun Beberapa potensi lokal yang
informasi semakin cepat. Semua informasi dapat dimiliki Kelurahan Ledug diantaranya; kopi khas
diakses kapan saja dan dimana saja. Berbagai ledug, bunga krisan, tanaman hias, cengkeh, susu
media telah hadir menyuguhkan informasi. kambing, cemara papua, pupuk organik, air terjun
Namun, tidak semua masyarakat peka terhadap granjangan dan beberapa situs bersejarah seperti
informasi. Warga Pasuruan khususnya di desa pertapaan pandowo , watu tulis,dan lain
masih dihadapkan pada berbagai permasalahan sebagainya.
dasar untuk pemenuhan hidupnya.Untuk itu Dari sekian banyaknya Kelompok
masyarakat Pasuruan perlu ditingkatkan Informasi Masyarakat (KIM) di Kabupaten
kemampuannya sehingga berdaya untuk Pasuruan, tidak semuanya selalu aktif berperan
lingkungannya. sebagai agen informasi. Kelompok Informasi
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Masyarakat (KIM) Swara Ringgit merupakan salah
merupakan suatu lembaga layanan public yang satu KIM yang cukup aktif menyebarkan
dibentuk dan dikelola oleh masyarakat yang secara informasi.Mengenai hal tersebut tentunya
khusus berorientasi pada layanan informasi dan memunculkan permasalahan yang berkaitan
pemberdayaan masyarakat sesuai dengan dengan tugas dan fungsi KIM. Berdasarkan hal
kebutuhannya. Berdasarkan Peraturan Menteri tersebut peneliti tertarik untuk menganalisa dan
Komunikasi dan Informatika RI No. mengetahui lebih lanjut difusi inovasi dalam
08/PER/M.KOMINFO/6/2010 tentang Pedoman konteks peranan KIM Swara Ringgit guna
Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga meningkatkan potensi lokal.
Sosial,tanggal 1 juni 2010. Kelompok Informasi KAJIAN PUSTAKA
Masyarakat (KIM) adalah kelompok yang dibentuk DIFUSI INOVASI
oleh,dari,dan untuk masyarakat secara mandiri Menurut Rogers (1971) dalam (Nasution,
dan kreatif yang aktifitasnya melakukan 2004:122) mengatakan bahwa studi difusi
pengelolaan informasi dan pemberdayaan mengkaji pesan-pesan yang berupa ide-ide
masyarakat dalam rangka meningkatkan nilai ataupun gagasan yang baru.
tambah. Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Unsur Utama dalam Difusi Inovasi
dikabupaten Pasuruan berjumlah 139 KIM yang Dalam proses difusi inovasi terdapat unsur-unsur
tersebar di 24kecamatan. Salah satunya berlokasi utama yang terdiri dari (Rogers dan
di kecamatan Prigen yakni Kelompok Informasi Shoemaker,1971) :
Masyarakat (KIM) Swara Ringgit. 1. Inovasi
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Segala sesuatu ide, cara-cara, ataupun obyek yang
Swara Ringgit bertempat di desa Ledug Kecamatan dioperasikan oleh seseorang sebagai sesuatu yang
Prigen Pasuruan. Secara geografis Ledug baru, adalah inovasi. Baru disini tidaklah semata-
berbatasan dengan Kelurahan Pecalukan di Barat, mata dalam ukuran waktu sejak ditemukannya
Desa Dayurejo di timur, Desa Sukolilo di utara, dan atau pertama kali digunakannya inovasi tersebut.
hutan di selatan.Swara Ringgit adalah Kelompok Yang penting, menurut Rogers dan Shoemaker
Informasi Masyarakat (KIM) Ledug yang mana adalah kebaruan dalam persepsi, atau kebaruan
bertujuan untuk menyajikan informasi - informasi dalam subyektif hal yang dimaksud bagi seseorang,
seputar perkembangan wilayah ledug, dan kondisi yang menentukan reaksinya terhadap inovasi
Ledug saat ini sehingga bisa memajukan tersebut. Dengan kata lain, jika suatu hal
masyarakat Ledug menjadi lebih baik. dipandang baru bagi seseorang, maka hal itu
Menurut Soleh (2017) Potensi adalah merupakan inovasi. Havelock (1973) merumuskan
daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan inovasi sebagai segala perubahan yang dirasakan
yang mempunyai kemungkinan untuk dapat sebagai sesuatu yang baru oleh masyarakat yang
dikembangkan. Jadi potensi lokal (desa) adalah mengalaminya.
daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan Menurut Rogers (1971) terdapat lima karakter
yang mempunyai kemungkinan untuk dapat inovasi yaitu :
dikembangkan guna meningkatkan kesejahteraan a. Relative Advantages (keuntungan relatif); yaitu
masyarakat. apakah cara-cara atau gagasan baru ini
Kelurahan Ledug memiliki potensi lokal memberikan sesuatu keuntungan relatif bagi
yang melimpah. Tak heran masyarakat Ledug mereka ynag kelak menerimanya.

31
b. Compatibility (keserasian); yaitu apakah inovasi struktrur sosial ini, sebaliknya difusi inovasi dapat
yang hendak disifusikan itu serasi deng an mempengaruhi pulan struktur ssosial dalam suatu
nilai-nilai, system kepercayaan, gagasan yang lebih sistem sosial.
dahulu diperkenalkan sebelumnya, kebutuhan, B. Proses Adopsi Inovasi
selera, adat-istiadat, dan sebagainya dari Keputusan individu terhadap suatu inovasi
masyarakat yang bersangkutan. merupakan proses yang terjadi dari waktu ke
c. Complexity (kerumitan) ; yaitu apakah inovasi waktu dan terdiri serangkaian tindakan. Dalam
tersebut dirasakan rumit. Pada umumnya teori “innovation-decision prosess” yang
masyarakat tidak atau kurang berminat pada hal- dikemukakan oleh Rogers, terdapat lima tahap
hal yang rumit, sebab selain sukar untuk dipahami, kegiatan dimana seorang adopter akan melaluinya
juga cenderung dirasakan merupakan tambahan sebelum memutuskan untuk menerima suatu
beban yang baru. inovasi seperti berikut ini;
d. Trialability (dapat dicobakan); yaitu bahwa 1. Knowledge (tahap pengetahuan)Tahap dimana
suatu inovasi akan lebih cepat diterima, bila dapat seseorang sadar, tahu, bahwa ada sesuatu inovasi.
dicobakan dulu dalam ukuran kecil sebelum orang Serta bagaimana fungsi atau inovasi tersebut.
terlanjur menerimanya secara menyeluruh. Ini 2. Persuasion (tahap persuasi/bujukan) Tahap
adalah cerminan prinsip manusia yang selalu ingin ketika seseorang sedang mempertimbangkan, atau
menghindari suatu resiko besar dari perbuatannya. sedang membentuk sikap terhadap inovasi yang
e. Observability (dapat dilihat); jika suatu inovasi telah diketahuinya tadi, apakah ia menyukainya
dapat disaksikan dengan mata, data terlihat atau tidak.
langsung hasilnya, maka orang akan lebih mudah 3. Decision (tahap pengambilan keputusan) tahap
untuk mempertimbangkan untuk dimana seseorang membuat putusan apakah
menerimanya,ketimbang bila inovasi itu berupa menerima atau menolak inovasi yang dimaksud.
sesuatu yang abstrak, yang hanya dapat 4. Implementation (tahap implementasi) Tahap
diwujudkan dalam pikiran, atau hanya dapat seseorang melaksanakan keputusan yang telah
dibayangkan. dibuatnya mengenai sesuatu inovasi.
2. Cara dan saluran komunikasi yang 5. Confirmation (tahap pemastian) Tahap
dipergunakan seseorang memastikan atau mengkonfirmasikan
Komunikasi adalah proses dimana pelaku yang putusan yang telah diambilnya tersebut.
terlibat membuat dan menyampaikan pesan C. Kategori Adopter
kepada satu sama lain dengan tujuan untuk Masyarakat yang menghadapi suatu penyebar
mencapai pemahaman yang sama. Sedangkan serapan inovasi (difusi inovasi), oleh Rogers dan
saluran komunikasi adalah sarana atau perantara Shoemaker (1971) dikelompokkan dalam
yang dipergunakan untuk menyampaikan pesan golongan-golongan sebagai berikut :
dari komunikator kepada komunikan. Saluran 1. Inovator, yakni mereka yang memang sudah
komunikasi sering diebut dengan media pada dasarnya menyenangi hal-hal baru, dan
komunikasi. rajin melakukan percobaan-percobaan.
3. Dalam jangka waktu tertentu 2. Penerima dini (early adopters), yaitu orang-
Innovations rate of adoption adalah keceptan orang yang berpengaruh, tempat teman-teman
relative dengan mana suatu inovasi diadopsi oleh sekelilingnya memperoleh informasi, dan
anggota-anggota suatu system sosial. Rate of merupakan orang-orang yang lebih maju
adoption atau tingkat adopsi biasanya dapat dibanding orang sekitarnya.
diukur dengan waktu yang diperlukan untuk 3. Mayoritas dini (early majority), yaitu orang-
presentasi tertentu dari para anggota system orang yang menerima suatu inovasi selangkah
untuk mengadopsi suatu inovasi. lbih dahulu dari rata-rata kebanyakan orang
4. Diantara para anggota suatu system sosial lainnya.
(karakter individu-individu sebagai anggota 4. Mayoritas belakangan (late majority), yakni
system sosial yang menjadi sasaran kegiatan orang-orang yang baru bersedia menerima suatu
difusi inovasi) inovasi apabila menurut penilaiannya semua orang
Dalam sistem sosial ada struktur sosial yang sekeilingnya sudah menerima.
memberikan tingkatan-tingkatan status sosial 5. Laggards, yaitu lapisan yang paling akhir dalam
kepada anggotanya. Berdasarkan tingkatan yang menerima suatu inovasi.
didudukinya, maka mereka dituntut juga peranan Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
yang sesuai. Misalnya sebagai pemuka masyarakat Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
mempunyai tingkatan yang lebih tinggi disbanding adalah suatu lembaga layanan publik yang
anggota masyarakat biasa. Tentunya peranannya dibentuk dan dikelola dari, oleh dan untuk
juga lain. Difusi inovasi juga dipengaruhi oleh masyarakat yang secara khusus berorentasi pada

32
layanan informasi dan pemberdayaan masyarakat mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial,
sesuai dengan kebutuhan
kebutuhannya dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel
(http://kominfo.malangkota.go.id/)) yang berkenaan dengan masalah dan unit yang
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Swara diteliti.
Ringgit Fokus Penelitian
Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) Adapun fokus penelitian analisis penelitian ini
Swara Ringgit bertempat di desa Ledug kecamatan yaitu difusi inovasi dalam konteks peranan KIM
prigen pasuruan, desa ledug menjadi perhatian Swara Ringgit guna meningkatkan potensi lokal.
oleh dinas kominfo karna desa tersebut Lokasi Penelitian
mempunyai potensi yang melimpah. Lokasi penelitian ini bertempat di Desa Ledug,
Swara Ringgit adalah Kelompok Informasi Kecamatan Prigen, Kabupaten Pasan.
Masyarakat (KIM) Ledug yang mana bertujuan Jenis dan Sumber Data
untuk menyajikan informasi - informasi seputar 1. Data Primer
perkembangan wilayah ledug, dan kondisi LedugLed Data primer adalah data yang diperoleh dari
saat ini sehingga bisa memajukan masyarakat sumber data pertama atau tangan pertama di
Ledug menjadi lebih baik. Kelompok Informasi lapangan. Sumber data ini bisa responden atau
Masyarakat (KIM) Swara Ringgit berlokasi di subyek penelitian (Kriyantono, 2014: 41).
Kelurahan Ledug yang sebelumnya bernama Desa 2. Data Sekunder
Ledug, terletak di lereng Gunung Ringgit dan Data sekunder adalah data yang diperoleh dari
Arjuno. sumber kedua. Data ini juga dapat diperoleh dari
Potensi Lokal data primer penelitian terdahulu yang telah diol
diolah
Menurut Soleh (2017) Potensi adalah lebih lanjut menjadi bentuk
bentuk-bentuk-bentuk
daya, kekuatan, kesanggupan dan kemampuan seperti table,grafik,diagram, gambar dan
yang mempunyai kemungkinan untuk dapat sebagainya sehingga menjadi informatif bagi pihak
dikembangkan. Jadi potensi lokal (desa) adalah lain.
daya,kekuatan, kesanggupan dan kemampuan Teknik Pengumpulan Data
yang mempunyai kemungkinan untuk dapat Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
dikembangkan guna meningkatkan
ningkatkan kesejahteraan beberapa cara untuk mengumpulkan data data-data
masyarakat. yangg diperlukan. Oleh karena itu, peneliti
Kerangka Konseptual menggunakan teknik pengumpulan data yang
Kerangka konseptual penelitian adalah suatu sesuai dengan penelitian ini, yaitu:
hubungan atau kaitan antara konsep satu 1. Wawancara
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut
ingin diteliti. Berikut gambaran kerangka sebagai wawancara mendalam(depth interview)
konseptual yang telah diolah oleh peneliti : atau wawancara secara intensif (inten (intensive-
interview) dan kebanyakan tak berstruktur.
Tujuannya untuk mendapatkan data kualitatif yang
mendalam (Kriyantono,2014: 100).
2. Dokumentasi
Pengumpulan data yang dilakukan untuk
mendapatkan data sekunder berupa dokumen
dan arsip, jurnal-jurnal
jurnal komunik
komunikasi,dan website
serta situs-situs
situs resmi, Tujuannya untuk
mendapatkan informasi yang mendukung analisis
dan interpretasi data (Kriyantono,2014: 120)
120).
Teknik Analisis Data
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Dalam reduksi data ini peneliti
mengumpulkan semua data yang telah diperoleh.
Kemudian semua data yang telah terkumpul
diseleksi dan dikelompokkan sesuai dengan fokus
METODE PENELITIAN penelitian. Data yang telah dipisah dipisah-pisahkan
Jenis Penelitian tersebut lalu diseleksi mana yang relevan dan
Jenis penelitian ini adalah penelitian mana yang tidak relevan. Data yang relevan
kualitatif, menggunakan metode deskriptif. dianalisis dan yang tidak relevan dibuang.
Menurut Ardial (2014: 262) Metode deskriptif 2. Data Display (Penyajian Data)
dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi

33
Setelah data direduksi, maka langkah Media massa yang digunakan oleh KIM Swara
selanjutnya adalah menyajikan data. Menyajikan Ringgit adalah blogger dengan alamat sebagai
data dilakukan dengan caramengorganisasikan berikut www.kimswararinggit.blogspot.com dan
informasi yang sudah direduksi. Data tersebut juga facebook @kimswarringgit. Dengan kedua
mula-mula disajikan terpisah, tetapi setelah media tersebut KIM memperkenalkan berbagai
tindakan terakhir direduksi, keseluruhan data macam potensi lokal yang ada di Kelurahan Ledug,
tindakan dirangkum dan disajikan secara terpadu berbagai macam produk mulai dari tanaman hias,
sehingga diperoleh sajian tanggal berdasarkan kopi, pupuk, olahan susu kambing dan sebagainya.
pendekatan model difusi inovasi. Tidak hanya itu, dalam web KIM Swara Ringgit
3. Verification / Penarikan Kesimpulan tersebut tidak hanya memperkenalkan produk
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan unggulannya saja, namun kegitan-kegiatan warga
dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan juga diposting di web tersebut. Hal ini bertujuan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila agar masyarakat luas bisa mengenal Kelurahan
tidak ditemukan bukti-bukti yang kuatyang Ledug dengan berbagai potensinya.
mendukung pada tahap pengmpulan data b. Saluran Antar Pribadi
berikutnya. Saluran komunikasi antar pribadi yang
HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN digunakan KIM Swara Ringgit melalui kegiatan atau
Difusi inovasi peranan Kelompok Informasi pertemuan rutin yang ada di Kelurahan Ledug.
Masyarakat (KIM) Swara Ringgit guna Salah satu dari kegiatan tersebut adalah jamaah
meningkatkan potensi lokal tahlil, jamaah diba’an dan pertemuan-pertemuan
Dalam proses difusi inovasi terdapat unsur-unsur lainnya, yang biasanya dilaksanakan 1 minggu dan
utama yang terdiri dari : 1 bulan sekali. Melalui kegiatan atau perkumpulan
1. Inovasi tersebut KIM Swara Ringgit masuk didalamnya
Dari hasil penelitian lapangan yang telah mensosialisasikan apa itu KIM, apa itu web KIM,
dilakukan oleh peneliti adanya inovasi dari KIM bagaimana fungsi dan tugas KIM, serta yang paling
dalam meningkatkan potensi lokal. Dalam upaya utama adalah bagaimana cara memperkenalkan
meningkatkan potensi lokal, KIM Swara Ringgit dan mempromosikan produk atau potensi lokal
menyadari berbagai macam potensi Kelurahan melalui internet dengan menggunakan media web
Ledug yang melimpah. KIM yang merupakan blogger dan facebook. Siregar (1990) dalam Shinta
kelompok masyarakat yang berada di bawah (2013), juga menekankan bahwa saluran
naungan KOMINFO yang berfungsi dan berperan komunikasi antar pribadi ternyata efektif dalam
sebagai agen informasi. Dari tugas dan fungsi menyampaikan pesan-pesan kepada anggota
tersebut, KIM ingin mengangkat dan masyarakat karena sifatnya tatap muka dan dua
meningkatkan potensi lokal Kelurahan Ledug arah sehingga tercapai kesamaan pengertian.
dengan cara memperkenalkan dan 3. Dalam jangka waktu tertentu
mempromosikan produk lokal melalui internet. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya,
Pada zaman milenial seperti saat ini internet bahwa KIM Swara Ringgit menggunakan saluran
mempunyai pengaruh besar di Indonesia maupun media massa dan saluran antar pribadi. Pada
dunia. Sehingga internet dirasa efektif untuk saluran media massa menggunakan blog dan
memperkenalkan potensi lokal Kelurahan Ledug facebook. Dan mensosialisasikannya melalui
kepada masyarakat luas. Memperkenalkan dan kegiatan dan pertemuan rutin di Kelurahan Ledug.
mempromosikan produk lokal melalui internet Tingkat adopsi nya beragam tidak ditentukan
merupakan sebuah inovasi yang dilakukan KIM waktunya. Waktu yang dibutuhkan masyarakat
Swara Ringgit. Telah disebutkan diatas Ledug untuk bisa menerima inovasi tersebut
bahwasanya segala ide-ide, cara-cara, ataupun adalah 2 minggu hingga 1 bulan lamanya. Dari
obyek yang dioperasikan dan yang dianggap baru rentang waktu yang digunakan oleh adopter untuk
oleh individu atau anggota masyarakat merupakan memahami hingga menerima suatu inovasi
sebuah inovasi. tergolong cepat dan efektif dalam penerapannya.
2. Cara dan saluran komunikasi yang 4. Diantara para anggota sistem sosial
dipergunakan (karakter individu-individu sebagai
Dalam proses difusi inovasi KIM Swara Ringgit anggota sistem sosial yang menjadi
memperkenalkan dan mempromosikan produk sasaran kegiatan difusi inovasi)
lokal melalui media tentunya membutuhkan cara Pada proses difusi inovasi tidak akan berhasil
dan saluran komunikasi demi tercapainya apabila tidak ada individu anggota sistem sosial
kesamaan pengertian. Cara dan saluran yang menjadi target sasaran yang hendak
komunikasi yang digunakan ialah : mengadopsi inovasi tersebut. Seperti halnya difusi
a. Saluran Massa (Media Massa) inovasi KIM Swara Ringgit, juga memerlukan

34
sasaran atau target agar suatu inovasi bisa berhasil Masyarakat yang menghadapi suatu penyebar
dan diadopsi oleh individu atau anggota serapan inovasi (difusi inovasi), oleh Rogers dan
masyarakat dalam sistem sosial. Menurut hasil Shoemaker (1971) dikelompokkan dalam beberapa
penelitian yang peneliti peroleh di lapangan, golongan sebagai berikut :
bahwa target atau sasaran difusi inovasi KIM 1. Inovator, yakni mereka yang pada dasarnya
Swara ringgit dalam sistem sosial ialah semua menyenangi hal-hal baru. Dalam penelitian ini juga
elemen struktur sosil didalam sistem sosial, yaitu terdapat inovator yang menggagas suatu inovasi.
pemerintahan Kelurahan Ledug,beserta ormas Inovasi Kelompok Informasi Masyarakat (KIM)
yang ada di Kelurahan Ledug , pelaku usaha atau adalah memperkenalkan dan memasarkan produk
pengusaha, kelompok tani dan anggota lokal melalui internet. Ide atau gagasan tersebut
masyarakat yang lainnya. Sebagai bagian dari muncul dari Ketua KIM Swara Ringgit yakni Bapak
sebuah sistem sosial masing-masing individu dapat Roikhan Wirda, beliau berharap dengan adanya
saling mempengaruhi dalam kaitannya dengan inovasi tersebut, bisa meningkatkan penjualan
proses difusi inovasi. Kesadaran pada tingkat produk lokal dan potensi lokalnya.
kelompok atau komunitas diartikan sebagai 2. Penerima dini (early adopters), yakni orang-
kekuatan masyarakat dan keyakinan akan orang yang berpengaruh, yang pertama kali
keberlanjutan partisispasi mereka Kwiatkowski menerima inovasi dan mempraktekannya.
(2005) dalam (Shinta, 2013). Dalam penelitian ini anggota KIM Swara
A. Proses adopsi inovasi Ringgit merupakan penerima dini (early
Dalam proses tahap pertama individu atau adopters).
anggota masyarakat Kelurahan Ledug mengetahui 3. Mayoritas dini (early majority), yaitu
dan sadar akan adanya inovasi melalui sosialisasi masyarakat yang menerima inovasi selangkah
KIM Swara Ringgit pada berbagai kegiatan rutin lebih dahulu dari masyarakat Ledug lainnya.
seperti jamaah tahlil dan diba’ yang dilaksanakan 1 pada proses difusi inovasi yang dilakukan
minggu sekali. Yang kedua yaitu persuasion (tahap oleh KIM Swara Ringgit terdapat sasaran
persuasi atau bujukan) upaya KIM Swara Ringgit kegiatan difusi inovasi dalam suatu sistem
dalam komunikasi persuasi mensosialisasikan sosial. Sasaran ini lah yang merupakan
inovasi nya tersebut untuk mempengaruhi dan mayoritas dini, antara lain pemerintah
mengajak individu atau anggota masyarakat agar Kelurahan Ledug, organisasi masyarakat
mempertimbangkan dan memahami inovasi yang (ormas) Kelurahan Ledug, pelaku
disampaikan oleh KIM. Sekiranya individu bisa usaha(pengusaha), dan kelompok tani.
menyukainya ataupun tidak. Yang ketiga adalah 4. Mayoritas belakangan (late majority), yakni
decision (tahap pegambilan keputusan) setelah masyarakat yang bersedia menerima suatu
individu atau anggota masyarakat Ledug inovasi apabila semua orang sudah menerima.
mengetahui dan mempertimbangkan, kemudian Dalam kategori ini yang termasuk mayoritas
mereka akan membuat keputusan menerima atau belakangan di Kelurahan Ledug ialah
menolaknya. masyarakat umum yang tidak mengikuti suatu
Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan bisa organisasi didalam sistem sosial.
disimpulkan bahwa masyarakat Ledug menerima 5. Laggards, yaitu lapisan paling akhir dalam
inovasi yang digagas oleh KIM Swara Ringgit yaitu menerima suatu inovasi. Di Kelurahan Ledug
memperkenalkan potensi lokal melalui internet. anggota masyarakat yang paling akhir
Selanjutnya adalah implementation (tahap menerima suatu inovasi ialah masyarakat yang
implementasi) adalah tahap dimana individu atau tidak ikut berperan aktif dalam meningkatkan
anggota masyarakat mengimplementasikan atau potensi lokal dan juga tingkat pendidikan yang
melaksanakan keputusan yang telah dibuatnya rendah yang membuat mereka lambat
tersebut. Implementasi berarti melaksakan, menerima suatu inovasi.
artinya masyarakt Ledug setelah menerima sebuah Kesimpulan
inovasi kemudian melaksanakan dan Inovasi KIM Swara Ringgit dalam upaya
mempraktikkannya. meningkatkan potensi lokal ialah memperkenalkan
Dari penelitian yang peneliti lakukan tahap potensi lokal melalui internet. Maksud dari inovasi
implementasi yang dilakukan ialah dengan ikut tersebut ialah ingin memperkenalkan potensi yang
memperkenalkan produk-produk mereka lewat ada di Kelurahan ledug diketahui dan dikenal
internet yaitu blogger dan facebook. Yang terakhir masyarakat luas. Masyarakat bisa memasarkan
adalah confirmation (tahap pemastian) pada tahap produk-produk nya melalui internet. Cara dan
ini masyarakat memastikan dan mengkonfirmasi saluran komunikasi yang digunakan ada dua yaitu
keputusan yang telah diambilnya tersebut. media massa dan saluran antarpribadi. Inovasi
B. Kategori Adopter tersebut disosialisasikan kepada masyarakat

35
Kelurahan Ledug melalui pertemuan-pertemuan merupakan sasaran difusi inovasi dalam suatu
rutin yang dilaksanakan satu bulan sekali. Saluran sistem sosial yakni masyarakat Kelurahan Ledug.
komunikasi antar pribadi cukup efektif karena Dan dapat disimpulkan bahwa peranan KIM
komunikasi dua arah dan jarang sekali terjadi Swara Ringgit adalah sebagai penghubung (difusi
miskomunikasi. inovasi sentralistik), yang mana menghubungkan
Dengan jangka waktu yang berbeda-beda antara pemerintah dan masyarakat, pelaku usaha
dalam penerimaan inovasi tersebut. Kurang lebih dengan calon pembeli. Dengan inovasinya
masyarakat Ledug membutuhkan waktu 2 minggu- memperkenalkan dan mempromosikan produk
1 bulan untuk menerima suatu inovasi, masyarakat lokal melalui intenet yang berguna untuk
Ledug tergolong cepat dalam penerimaan suatu meningkatkan potensi lokal Kelurahan Ledug.
inovasi. dan sistem sosial juga mendukung dalam Saran
proses Difusi inovasi. sasaran atau target KIM agar Berkaitan deangan penelitian tentang Difusi
terlaksanya inovasi tersebut adalah pemerintahan inovasi dalam konteks peranan KIM Swara Ringgit,
Kelurahan Ledug, pengusaha ,serta organisasi ada beberapa hal yang peneliti sarankan antara
masyarakat Kelurahan Ledug. lain :
Proses adopsi inovasi dalam penelitian ini 1. Dinas Kominfo Kabupaten Pasuruan :
melalui lima tahap. Tahap tersebut meliputi 1) Melakukan Pelatihan Kelompok
knowledge (tahap pengetahuan) pada tahap Informasi Masyarakat (KIM) dalam
pertama, masyrakat menegtahui dan sadar akan bidang administrasi.
adanya inovasi melalui sosialisasi KIM Swara 2) Membentuk tim khusus sebagai
Ringgit pada berbagai kegiatan rutin masyarakat pendamping dan pembina Kelompok
Ledug, persuasion (tahap persuasi) yaitu upaya Informasi Masyarakat (KIM) di
KIM Swara Ringgit mengajak masyarakat Ledug setiap Desa/Kelurahan Kabupaten
untuk mempertimbangkan dan memahami inovasi Pasuruan.
tersebut melalui sosialisasi KIM Swara Ringgit, 2. Kepada KIM Swara Ringgit :
decision (tahap pengambilan keputusan) yaitu 1) Meningkatkan kerjasama dalam
tahap pengambilan keputusan, setelah memasarkan produk unggulan
mengetahui dan mempertimbangkan, masyarakat Kelurahan Ledug.
membuat keputusan menerima inovasi tersebut, 2) Membuat program kerja KIM Swara
implementation (tahap implementasi) tahap Ringgit dan evaluasi secara
dimana masyarakat melaksanakan inovasi periodik.
tersebut, masyarakat mulai memasarkan produk- 3. Kepada Peneliti Selanjutnya :
produk nya pada web KIM Swara Ringgit, dan Diharapkan penelitian ini dapat
confirmation (tahap konfirmasi) pada tahap ini menjadi tolak ukur untuk penelitian
masyarakat memastikan dan mengkonfirmasi selanjutnya serta melihat dari sudut
keputusan yang telah dibuat pada KIM Swara pandang yang berbeda. Dan juga dapat
Ringgit. Proses adopsi inovasi dalam penelitian ini menjadi pedoman dalam pengembangan
berjalan lancar dan baik. Dan inovasi dapat penelitian mengenai difusi inovasi. Serta
diterima oleh masyarakat. diharapkan dapat memperbaiki
Pada proses adopsi inovasi terdapat beberapa kekurangan yang ada pada skripsi ini.
kategori adopter dalam menerima suatu inovasi
baik cepat maupun lambat. Adapun kategorinya DAFTAR PUSTAKA
adalah inovator , dalam penelitian ini Ketua KIM Buku
Swara Ringgit sebagai inovatornya. Bapak Roikhan Ardial, H. (2014). Paradigma dan Model Penelitian
berperan aktif dalam menyampaikan inovasinya Komunikasi. Jakarta : PT Bumi Aksara.
kepada anggota KIM dan juga masyarakat Kriyantono, Rachmat. (2014) .Teknik Praktis Riset
Kelurahan Ledug. Sedangkan, anggota KIM Swara Komunikasi. Jakarta: Kencana
Ringgit sebagai penerima dini juga berperan aktif Prenamedia Group.
menyampaikan inovasi tersebut kepada Nasution, Zulkarimen. (2004) .Komunikasi
masyarakat Ledug, melalui berbagai pertemuan Pembangunan. Jakarta : PT Raja
rutin. Jadi, dalam proses adopsi inovasi Grafindo Persada.
memperkenalkan potensi lokal melalui internet Nurudin . (2003) .Komunikasi Massa. Yogyakarta :
inovator dan penerima dini merupakan adopter Pustaka Pelajar.
utama dan juga yang menyampaikan inovasi Onong Uchjana Effendy. (2004). Ilmu komunikasi
tersebut pada masyarakat. Sedangkan, mayoritas Teori Dan Praktek. Bandung:Remadja
dini, mayoritas belakangan, dan laggards Karya.

36
Soekartawi. (2005). Prinsip Dasar Komunikasi Peraturan Menteri Kominfo . Diakses pada 20
Pertanian. Jakarta : Universitas maret 2018, dari
Indonesia (UI-Press). https://jdih.kominfo.go.id/produk_huku
Sugiyono.2012. Metode Penelitian Kuantitatif, m/view/id/254/t/peraturan+menteri+ko
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta. munikasi+dan+informatika+nomor+08p
Skripsi ermkominfo062010+tanggal+01+juni+2
Istiati, Fuandani. (2016). Difusi Inovasi Dalam 010
Kegiatan Komunikasi Pembangunan.
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
Yogyakarta.
Tesis
Ordika, Bagus D. (2012). Difusi Inovasi Posyandu
Peduli Tumbuh Aktif Tanggap Pleh Pt.
Nestle Indonesia-Dancow Batita
Bekerjasama Dengan Tim Penggerak
Pemberdayaan Dan Kesejahteraan
Keluarga Di Kota Malang Tahun
2012.Universitas Indonesia.
Jurnal
Pratama H.W. (2016). Difusi Inovasi dan Adopsi
Jaminan Kesehatan Nasional. h. 15-16.
Sucahya, Media dan Surahman, Sigit. (2017).
DIFUSI INOVASI PROGRAM BANK
SAMPAH (model difusi inovasi
pemberdayaan masyarakat dalam
pengelolaan bank sampah alam lestari
di kota serang provinsi banten).
Soleh, Ahmad. (2017). STRATEGI PENGEMBANGAN
POTENSI DESA.
Prastyanti, Shinta. (2013).DIFUSI INOVASI DALAM
KONTEKS PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT.
Sahin, Ismail. (2006). Tinjauan Lengkap Dari Difusi
Inovasi Teori Dan Teknologi Pendidikan
Berkaitan Dengan Teori Rogers. Jurnal
online teknologi pendidikan turki.
Volume 5 edisi 2.
Artikel lain
Dinas Kominfo Support Penuh KIM. Diakses pada
20 maret 2018, dari
www.pasuruankab.go.id
https://id.wikipedia.org/wiki/Ledug,_Pri
gen,_Pasuruan
Kelompok informasi masyarakat. Diakses pada 20
maret 2018, dari
http://kominfo.jatimprov.go.id/read/da
ta-kominfo/data-kelompok-informasi-
masyarakat
Kelurahan Ledug, Prigen, Pasuruan. Diakses pada
19 maret 2018, dari
KIM Swara Ringgit. Diakses pada 19 maret 2018,
dari https://swararinggit.blogspot.com
Panduan KIM. Diakses pada 20 maret 2018, dari
http://panduan-
kim.blogspot.co.id/2012/05/panduan-
kim.html

37

Anda mungkin juga menyukai