Anda di halaman 1dari 4

TUGAS PEKAN KETIGA PENGANTAR ILMU POLITIK

28 SEPTEMBER 2020

DEADLINE JAM 20:00 WITA

Dosen :Prof. Dr. Armin, M. Si.

Nama : Alfreda Surya Aidina

NIM : E061201116

Fakultas/Jurusan : FISIP/ Ilmu Hubungan Internasional

Pertanyaan :
1. Sebutkan dan jelaskan 5 metode ilmu politik ?
2. Sebutkan jelaskan obyek material dan obyek formal ilmu politik ?
3. Sebutkan dan jelaskan hal yang menyebabkan ilmu politik berbeda dengan ilmu lainnya?

Jawaban

1. Metode pada dasarnya adalah dasarnya berarti cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan.
Ilmu politik adalah salah satu cabang dari ilmu sosial, yang berdampingan dengan cabang ilmu
sosial lainnya yakni sosiologi, antropologi, dll. Dengan demikian maka ilmu politik
berhubungan erat dengan ilmu-ilmu sosial tersebut yang objeknya adalah manusia sebagai
anggota kelompok ( group ).

Menurut Stuart A. Rice dalam Method in Social Sciences, a Case Book (1931) metode
yang berlaku pada Ilmu Politik adalah sama seperti yang berlaku pada umumnya dalam Ilmu
Sosial. Maka dalam metode penelitian yang digunakan dalam ilmu politik juga menyangkut
metode induksi dan deduksi.

A. . Metode Induksi

Metode Induksi adalah serangkaian strategi ataupun prosedurprosedur penarikan


kesimpulan-kesimpulan umum yang diperoleh berdasarkan proses pemikiran setelah mengkaji
peristiwa-peristiwa yang bersifat khusus atas dasar fakta-fakta teoritis yang khusus ke yang umum.
Metode induksi merupakan cara memperoleh pengetahuan dengan jalan bertolak dari sejumlah
data yang diverivikasi khusus lewat generalisasi sampai kepada dalil umum. Metode yang
dipergunakan dengan mempergunakan bahasa yang secara logika konsisten mengkonstruksi teori
ilmiah berkenaan dengan objek yang diteliti. Kesimpulan umum yang dihasilkan metode induksi
pada dasarnya bertumpu pada premis-premis partikular sehingga kesimpulannya lebih luas
ketimbang premis-premis yang mendukungnya.

Biasanya penggunaan metode induksi ini lebih banyak digunakan dalam penelitian-
penelitian kualitatif. Selanjutnya menurut Iswara (1974: 57), yang termasuk dalam metode induksi
tersebut mencakup metode deskriptif, metode analisis, metode evaluatif, metode klasifikasi, dan
metode perbandingan.

B. Metode deduksi

Metode deduksi adalah sebaliknya dari metode induksi. Dalam penggunaan metode ini
merupakan serangkaian strategi ataupun posedur dengan penarikan kesimpulan dari keadaan yang
umum ke yang khusus, dan bisaanya penelitian yang demikian banyak dilakukan dalam
pendekatan yang kuantitatif (Supardan, 2004: 157).

Pada bagian lain Iswara (1974: 57) metode-metode lainnya banyak digunakan dalam kajian
ilmu politik juga menggunakan metode-metode: (1) metode filosofis; (2) metode yuridis atau
legislatis; (3) metode historis; (4) metode ekonomis; (5) metode sosiologis; (6) metode psikologis.
Namun demikian berbeda dengan The Liang Gie (1969: 116), bahwa beberapa metode penelitian
ilmu politik yang banyak digunakan adalah metode; (1) observasi; (2) analisis; (3) klasifikasi; (4)
pengukuran atau meassurement; (5) perbandingan atau comparration, dan (6) penyelidikan atau
survey.

C. Metode sosiologis
Oleh para ahli sosiologi, sosiologi politik didefinisikan sebagai cabang atau
spesialisasi dari sosiologi. Duverger bahkan menganggap sosiologi politik sama dengan
ilmu politik. Para ahli ilmu politik memandang sosiologi politik sebagai bidang subjek
(subject area) studi yang mempelajari politik dengan menggunakan pendekatan sosiologis.
Metode yang sering diandalkan dalam studi sosiologi politik adalah metode kuantitatif.
Termasuk di sini penggunaan survei-survei statistik dan pengumpulan-pengumpulan data,
seperti yang digunakan pada studi-studi tentang ekologi politik. Para ahli sosiologi politik
berusaha sungguh-sungguh untuk mendapatkan wawasan melalui survei-survei dan
wawancara intensif.
D. Metode psikologis
Psikologi politik merupakan pertemuan antara ilmu politik dan ilmu psikologi
dalam dimensi epistemologis dan ontologism. Dalam penggunaannya kajian politik banyak
menggunakan dalil-dalil psikologi sebagai acuannya.Aspek-aspek politik sering dilihatnya
dari perspektif motif-motif, kepribadian pemimpin maupun pihak-pihak yang
menentangnya, termasuk faktor-faktor penyebab terjadinya suatu peristiwa politik.
E. Metode observasi
Hal ini diartikan secara luas, karena pengertian pengamatan tidak sekedar
pengamatan langsung, tetapi juga bisa tidak langsung terhadap fenomena politik.
Pengamatan disini diartikan dengan sistematis, teratur, terencana, berdasarkan pedoman-
pedoman tertentu, serta tidak cukup dilakukan sekali atau dua kali saja, melainkan
dilakukan secara kontinu atau berulang-ulang kemudian ditarik kesimpulan (Haricahyono,
19991: 31).

2. Pembahasan
a. Objek Filsafat
Sebagaimana yang dijelaskan A. Susanto, bahwa Isi filsafat ditentukan oleh objek
yang dipikirkan. Objek adalah sesuatu yang menjadi bahan kajian dari suatu
penelaahan atau penelitian tentang pengetahuan. Objek yang difikirkan oleh filosof
adalah sesuatu yang ada dan yang mungkin ada. Dan setiap ilmu pengetahuan pasti
mempunyai objek, baik yang bersifat materiil maupun formal. Atau dengan kata lain,
objek adalah sasaran pokok atau tujuan penyelidikan keilmuan, baik objek materiil
maupun objek formal. Burhanuddin Salam mengutip pernyataan DR. Oemar Amin
Hoesin tentang objek material filsafat sebagai berikut:
“Oleh karena manusia mempunyai pikiran atau akal yang aktif maka ia mempunyai
kecenderungan hendak berpikir tentang sesuatu dalam alam semesta, terhadap segala
yang ada dan yang mungkin ada. Objek tersebut di atas itu adalah menjadi objek
material filsafat.”
b. Objek Material
Objek material ini adalah suatu penyelidikan, pemikiran atau penelitian keilmuan.
Objek material filsafat ilmu adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, yaitu pengetahuan
yang telah disusun secara sistematis dengan metode ilmiah tertentu, sehingga dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya secara umum.
3. Perbedaanya bisa dilihat dari penelitian yang terlalu abstrak sehingga kehilangan kontak
dengan realitas-realitas sosial lainnya. Para cendikiawan harus mendalami secara histrois dan
terlibat langsung dalam penelitian ilmu politknya.

DAFTAR PUSTAKA
Samsuddin,H. (1996) Metodologi Sejarah, Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
Dirjend. Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik.

https://sikola.unhas.ac.id/main/lp/lp_controller.php?cidReq=101E1103&id_session=5489&gidR
eq=0&gradebook=0&origin=&action=view&lp_id=31127# (Miriam Budiarjo)

https://sikola.unhas.ac.id/main/lp/lp_controller.php?cidReq=101E1103&id_session=5489&gidR
eq=0&gradebook=0&origin=&action=view&lp_id=31127 (Michael G. Roskin)

Anda mungkin juga menyukai