Anda di halaman 1dari 48

PEDOMAN PELAKSANAAN PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

2021
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Angka kematian ibu (AKI) di kabupaten Nunukan masih tinggi, menurut data
tahun 2015-2020 sebesar 307 per 10.000 kelahiran hidup demikian pula angka
kematian bayi yang juga masih cukuo tinggi yaitu35 per 1000 kelahiran hidup.
Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa masalah – masalah kesehatan yang
ada di masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ibu dan anak
ternyata masih cukup tinggi

Sehubungan dengan hal tersebut maka pelayanan kesehatan di masyarakat perlu


terus ditingkatkan baik yang bersifat kuratif maupun promotive dan preventif serta
rehabilitative. Hal ini sejalan dengan misi Kementrian kesehatan yaitu membuat
rakyat sehat dan strategi utamanya antara lain 1) menggerakan dan
memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat dan 2) meningkatkan akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas

Puskesmas sebagai penanggung jawab penyelenggara upaya kesehatan terdepan,


kehadirannya di tengah masyarakat tidak hanya berfungsi sebagai pusat pelayanan
kesehatan bagi masyarakat, tetapi juga sebagai pusat komunikasi masyarakat.
Disamping itu keberadaan puskesmas di suatu wilayah dimanfaatkan sebagai
upaya – upaya pembaharuan (Inovasi) baik di bidang kesehatan masyarakat
maupun upaya pembangunan lainnya bagi kehidupan masyarakat sekitar sesuai
dengan kondisi social budaya masyarakat setempat, oleh karena itu keberadaan
puskesmas dapat di umpakan sebagai “ Agen Perubahan” di masyarakat sehingga
masyarakat lebih berdaya dan timbul gerakan – gerakan upaya kesehatan yang
bersumber pada masyarakat.
TUJUAN PEDOMAN
Tujuan di susunya buku pedoman ini sebagai acuan bagi petugas promosi
kesehatan puskesmas untuk menyelenggarakan kegiatan promosi kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
BAB II
GAMBARAN UMUM
PROMOSI KESEHATAN PUSKESMAS
A. Promosi Kesehatan Puskesmas
Setiap masalah kesehatan, pada umumnya di sebabkan tiga factor yang
timbul secara bersamaan, yaitu 1) adanya bibit penyakit atau penggangu
lainnya, 2) adanya lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit
penyakit, dan 3) adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli
terhadap bibit penyakit dan lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan
sakitnya seseorang sangat ditentukan oleh perilaku hidup manusia sendiri.
Karena maslah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi
kesehatan maka peran promosi kesehatan sangat di perlukan dalam
meningkatkan perilaku masyarakat agar terbebas dari masalah
kesehatan.

Sebagaimana tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor


1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang pedoman
VISI, MISI , FALSAFA NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

visi RSUD Kabupaten Nunukan yaitu “Rumah Sakit Terbaik Di


Daerah Perbatasan”. Untuk mewujudkan visi RSUD Kabupaten Nunukan
maka ditetapkan misi sebagai berikut:
1. Meningkatkan manajemen Rumah Skit Umum Daerah Kabupaten
Nunukan yang efektif dan efisien;
2. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan.
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI KOMITE ETIK DAN HUKUM RUMAH
SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN NUNUKAN

SK nomor : …..

DIREKTUR

Katua Komite

ekertaris

Sub Komite Etik Sub Komite Etik Sub Komite Etik


Medis Keperawatan NAKES
BAB IV
URAIAN JABATAN

PENGERTIAN

1. Analisis Jabatan adalah proses, metode dan teknik untuk memperoleh data
jabatan yang diolah menjadi informasi jabatan dan disajikan untuk
kepentingan program pegawai serta memberikan umpan balik bagi organisasi
dan tatalaksana
2. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggungjawab,
wewenang, dan hak seorang pegawai dalam suatu unit kerja.
3. Uraian jabatan adalah uraian tentang informasi dan karakteristik jabatan,
seperti nama jabatan, NIP, unit organisasi, misi organisasi, misi jabatan, hasil
kerja, bahan kerja, perangkat kerja, sifat jabatan, uraian tugas,
tanggungjawab, wewenang, nama jabatan, bawahan langsung, korelasi
jabatan, kondisi pelaksanaan kerja, persyaratan jabatan, kondisi fisik, dan
butiran informasi lain.
4. Syarat jabatan adalah syarat yang harus dipenuhi atau dimiliki oleh seseorang
untuk menduduki suatu jabatan. Syarat jabatan merupakan tuntutan
kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan keahlian atau keterampilan kerja
yang diidentifikasi dari pemilikan pengetahuan kerja, pendidikan, pelatihan,
pengalaman kerja, dan kemampuan dari aspek psikologi dan kekuatan fisik.
5. Syarat jabatan diartikan pula sebagai kualifikasi yang harus dipenuhi untuk
menduduki suatu jabatan seperti pendidikan, pelatihan, pengalaman kerja,
pengetahun kerja, keterampilan kerja serta syarat psikologis.
6. Jabatan struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas,
tanggungjawab, wewenang, dan hak seseorang Pegawai Negeri Sipil dalam
rangka memimpin suatu satuan organisasi Negara dan secara tegas ada dalam
struktur organisasi.
7. Jabatan fungsional adalah:
a. Jabatan Fungsional tertentu yang pengangkatan dalam jabatan dan
kenaikan pangkatnya dipersyaratkan dengan angka kridit
b. Jabatan Fungsional Umum yang untuk pengangkatan dalam jabatan dan
kenikan pangkatnya tidak disyaratkan dengan angka kridit.
8. Peta Jabatan adalah susunan jabatan yang digambarkan secara vertikal
maupun horizontal menurut struktur kewenangan, tugas dan tanggungjawab
jabatan serta persyaratan jabatan. Peta jabatan menggambarkan seluruh
jabatan yang ada dan kedudukannya dalam unit kerja.

ANALISIS JABATAN
1. Analisa jabatan disusun berdasarkan informasi jabatan sesuai dengan struktur
organisasi dan tata kerja rumah sakit.
2. Analisa jabatan dipergunakan untuk menyusun uraian jabatan dan
persyaratan jabatan.
3. Analisa jabatan digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan kegiatan tugas
pokok dan fungsi pegawai pada jabatan yang ditentukan.
4. Analisa jabtan dilakukan pada saat struktur organsasi rumah sakit ditetapkan
dan atau restrukturisasi organisasi rumah sakit/ penataan jabatan dan
pengembangan organisasi.
5. Analisa jabatan dilakukan oleh Tim yang ditetapkan oleh Direktur RSUD
Kabupaten Nunukan.

URAIAN JABATAN

Uraian Jabatan Tenaga Medis

1. Tenaga medis yang memangku jabatan Kepala SMF


/Unit/Instalasi/Bagian/Bidang memiliki uraian jabatan sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
2. Tenaga medis yang tidak memangku jabatan sebagai butir 1 (satu) dan
melakukan fungsi pelayanan melakukan tugas pokok dan fungsinya
berdasarkan clinical privilege.

Uraian Jabatan Pejabat Struktural

1. Pegawai yang ditugaskan sebagai pejabat struktural yang ditetapkan oleh


Kementrian Kesehatan memiliki uraian jabatan sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi pada struktur organisasi dan tata kerja RSUD Kabupaten
Nunukan.
2. Pegawai yang ditugaskan sebagai Koordinator pada Bagian/Bidang RSUD
Kabupaten Nunukan memiliki uraian jabatan sesuai tugas pokok dan
fungsinya pada struktur organisasi dan tata kerja di lingkungan
Bagian/Bidang.
3. Pegawai yang melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai jabatan fungsional
serta melakukan pula tugas sebagai Kepala SMF /Unit/Instalasi berdasarkan
struktur organisasi dan tata kerja RSUD Kabupaten Nunukan, memiliki
uraian jabatan sesuai tugas pokok dan fungsinya baik manajerial maupun
fungsional.
4. Pegawai yang melakukan tugas pokok dan fungsi sebagai jabatan fungsional
serta melakukan pula tugas sebagai Koordinator/Kepala Sub Unit pada
SMF/Unit/Instalasi berdasarkan struktur organisasi dan tata kerja RSUD
Kabupaten Nunukan, memiliki uraian jabatan sesuai tugas pokok dan
fungsinya baik manajerial maupun fungsional.

Uraian Jabatan Tenaga Fungsional

1. Pegawai yang diangkat dalam jabatan fungsional memiliki uraian jabatan


berdasarkan tugas pokok serta fungsi sesuai dengan keprofesiannya.
2. Uraian jabatan yang dimiliki oleh pegawai sebagaimana butir (1) didukung
dengan surat tugas dari Kepala SMF /Unit/Instalasi dimana pegawai tersebut
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.
Uraian Jabatan Tenaga Fungsional Umum

1. Pegawai yang diangkat dalam jabatan fungsional umum memiliki uraian


jabatan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi pada posisi jabatan yang
diberikan oleh atasannya.
2. Uraian jabatan yang dimiliki oleh pegawai sebagaimana butir (1) didukung
dengan surat tugas dari Kepala Bagian/Bidang/SMF/Unit/Instalasi dimana
pegawai tersebut melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

EVALUASI URAIAN JABATAN


1. Evaluasi uraian jabatan dilakukan secara terstruktur, terjadwal, dan insidentil.
2. Evaluasi uraian jabatan dilakukan apabila ada perubahan posisi jabatan.
3. Evaluasi uraian jabatan dilakukan untuk pengembangan sumber daya
manusia dan pengembangan organisasi.

MASA BERLAKU URAIAN JABATAN


1. Masa berlaku uraian jabatan sebagai pejabat struktural sampai dengan masa
penugasan/pembebasan dari jabatan struktural.
2. Masa berlaku uraian jabatan sebagai pejabat fungsional sampai dengan masa
penugasan/pembebasan dari jabatan fungsional.
3. Masa berlaku uraian jabatan sebagai tenaga fungsional sampai dengan yang
bersangkuta memenuhi persyaratan dalam jabatan fungsional dan
dibebaskan/diberhentikan dari jabatan fungsional.
4. Masa berlaku surat tugas dan uraian jabatan Pegawai Negeri Sipil (PNS) sejak
ditempatkan sampai dengan adanya perubahan dalam posisi jabatan sedangkan
untuk Non PNS sesuai dengan kontrak kerja/penugasannya.
Gambar 4 : Formulir Penulisan Uraian Jabatan

RINCIAN PEKERJAAN ( Job Description)

Nama Unit Kerja


Fungsi Unit
Nama Jabatan
Tanggungjawab
Uraian Tugas
Komunikasi Utama
Wewenang
Hasil Kerja Jabatan
Ukuran Keberhasilan
Hubungan Janatan
Atasan Langsung
Hubungan Koordinasi
Persyaratan Jabatan
Kualifikasi Umum
Kualifikasi Khusus
Pendidikan
Usia
Pengalaman
Pelatihan

URIAN JABATAN KOMITE ETIK DAN HUKUM RSUD KABUPATEN


NUNUKAN
Ketua
1. Menyusun rencana kegiatan dan anggaran (RKA) Komite setiap tahun
2. Menyusun kebijakan yang berkaitan dengan Komite Etik dan Hukum RS
3. Menyusun SPO atau perbaikan SPO
4. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap program/ kegiatan dan
keuangan Komite
5. Membuat usulan mutasi atau pengadaan SDM Komite
6. Menyusun laporan kegiatan Tim Komite
7. Memeriksa dan menandatangani surat keluar
8. Menghadiri pertemuan yang telah ditetapkan oleh pimpinan
9. Melakukan pertemuan secara berkala dengan Komite yang terkait
10. Melakukan evaluasi kegiatan yang telah direncanakan dalam RKA pada
pertengahan dan akhir tahun anggaran
11. Melakukan koordinasi tugas dengan unit kerja lain yang terkait di lingkungan
RSUD Kab. Nunukan.
12. Mengikuti pelatihan, lokakarya, seminar yang berkaitan dengan kegiatan
Komite Etik dan Hukum RS

Sekertaris
1. Mengusulkan penyusunan dan perencanaan program Komite Etik dan Hukum
RS sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan kebijaksanaan.
2. Memberikan saran baik diminta maupun tidak diminta kepada Kepala Komite
Etik dan Hukum RS tentang pelaksanaan program - program kegiatan Komite
Etik dan Hukum RS
3. Mengikuti rapat rutin dengan Ketua Komite Etik dan Hukum RS dan
membuat notulen rapat.
4. Menyusun konsep RKT dan RBA untuk kegiatan dan pelaksanaan program
Komite Etik dan Hukum RS
5. Ikut mengawasi dan bertanggung jawab terhadap tata tertib, disiplin, Komite
Etik dan Hukum RS
6. Menyiapkan dan meneliti surat serta dokumen lainnya yang berhubungan
dengan program Komite Etik dan Hukum RS sebelum disampaikan kepada
Ketua Komite Etik dan Hukum RS
7. Mengusulkan usaha-usaha kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
pengadaan materi untuk program-program Komite Etik dan Hukum RS
PKRS sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan Rumah Sakit agar tugas
pokok dan fungsi Komite Etik dan Hukum RS dapat dilaksanakan secara
optimal.
8. Menyusun konsep SPO atau perbaikan SPO.
9. Membuat konsep evaluasi hasil kerja dikaitkan dengan rencana kerja dan
target / sasaran pelaksanaan kegiatan Komite Etik dan Hukum RS di RSUD
Kab. Nunukan.
10. Mengikuti pelatihan / lokakarya /seminar, dll yang berkaitan dengan kegiatan
Komite Etik dan Hukum RS
11. Mengawasi, mengendalikan dan mengevaluasi program Komite Etik dan
Hukum RS
12. Menyelenggarakan pengelolaan dan fasilitas Komite Etik dan Hukum RS
13. Mengkoordinasikan kegiatan Komite Etik dan Hukum RS dengan Bidang/
Bagian/ SMF/ Instalasi / UPT
14. Membuat laporan kegiatan Komite Etik dan Hukum RS
BAB V
TATA HUBUNGAN KERJA

FORMULIR TATA HUBUNGAN KERJA


Gambar 2 : Formulir Tata Hubungan Kerja

Komite
K3RS Medik Komite
Keperawat
an
Bagian
Pejabat Pelayan
Pengadaan an
Medik

Bagian
Kabid
Komite Etik Kepera
Subag dan Hukum RS
Perbendaharaan watan

Bag.
UMUM

IPSRS
Komite
PPIRS
Pengurus Subag
Barang Umum &
Kepegawai
an

Hubungan Kerja Tim PKRS


1. Subag PEP : Pengajuan Usulan RKT
2. Subag Anggaran : Pengajuan Anggaran
3. Tim PPID : Koordinasi kegiatan edukasi
4. Subag PEP : Pengajuan usulan kegiatan pelatihan
5. Seluruh SMF :Pengendali program edukasi
6. Bagian Umum : Pembuatan SK dan IKS
7. Bagian Umum :Pengesahan SPO dan IK
Pengajuan ATK dan Kelontong
8. Tim PPIRS : Koordinasi narasumber
9. Subag SIMRS : Pembuatan system edukasi
10. Subag Umum dan Kepegawaian:Kebutuhan SDM, analisa beban kerja
11. Pengurus Barang : Koordinasi
12. IPSRS : Koordinasi
13. K3RS : Koordinasi
14. Subag Perbendaharaan : Koordinasi
15. Pejabat Pengadaan : Koordinasi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
HUBUNGAN TUPOKSI TIM PKRS DENGAN UNIT KERJA LAIN

Hubungan Tim PKRS dengan Unit Lain


NO TUPOKSI PIC Unit kerja Hubungan kerja

Seluruh kegiatan
1 Ka. PEP Subag PEP Pengajuan usulan RKT
pengembangan

Alokasi bisnis
2 Ka.Subag Anggaran Subag Anggaran Pengajuan Anggaran
Anggaran

Tidak ada sampah,


puntung rokok Koordinasi kegiatan
3 Kepala IPSRS IPSRS
dilingkungan edukasi
RSUD BANTEN
4 Terlaksananya Ka. PEP Subag PEP Pengajuan usulan
program teladan kegiatan pelatihan
kebersihan oleh
pegawai dan
peserta didik
Pengendali program
5 Edukasi dan SLA Ketua Tim PPID Tim PPID
edukasi
Pembuatan SK dan
6 Kabag. Umum Bagian Umum Koordinasi
IKS
Pengesahan SPO,
IK dan pengajuan
7 Kabag. Umum Bagian Umum Koordinasi
ATK dan
kelontong
Pembuatan system
8 Ka.Subag SIMRS Subag SIMRS Koordinasi
edukasi
Koordinasi dan
9 Kegiatan edukasi Ketua PPIRS Tim PPIRS
Narasumber
Kebutuhan SDM ,
Kasubag Umum & Subag Umum &
10 analisa beban Koordinasi
Kepegawaian Kepegawaian
kerja(ABK)
11 Kebutuhan barang Ka. IPSRS IPSRS Koordinasi
Pemeliharaan dan
12 Ka. IPSRS IPSRS Koordinasi
perbaikan sarana
13 Pelaporan Insiden Ketua K3RS Tim K3RS Koordinasi
PDCA, Pelaporan Kasie. Pemantauan Seksi Pemantauan
14 Koordinasi
indicator mutu Pelayanan Pelayanan
BAB VI
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

KETENTUAN UMUM
1. WISN (Workload Indicators of Staffing Needs) adalah indikator yang
menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga di unit kerja berdasarkan beban
kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional
2. Kegiatan Standar adalah satu satuan waktu (atau angka) yang diperlukan
untuk menyelesaikan kegiatan sesuai dengan standar profesinya.
3. Standar Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat
dilaksanakan oleh seseorang tenaga yang profesional dalam satu tahun kerja
sesuai dengan standar profesional dan telah memperhitungkan waktu libur,
sakit, dll.
4. Data Susunan Pegawai adalah daftar jumlah pegawai yang tersusun dalam
jabatan dan pangkat atau kelas jabatan dalam kurun waktu tertentu yang
diperlukan oleh organisasi untuk melaksanakan fungsinya.
5. Analisa Beban Kerja adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja
dengan cara menjumlah semua beban kerja dan selanjutnya membagi dengan
kapasitas kerja perorangan persatuan waktu.
6. Beban Kerja adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh
tenaga dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan.
7. Sarana Kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan.
8. Perencanaan Skenario adalah suatu perencanaan yang dikaitkan dengan
keadaan masa depan (jangka menengah/panjang) yang mungkin terjadi.
METODE PERHITUNGAN KEBUTUHAN TENAGA
Perencanaan kebutuhan tenaga dilakukan dengan menggunakan metode
WISN (Workload Indicators of Staffing Needs), pengecualian untuk tenaga
keperawatan masih mempergunakan referensi metode perhitungan dari beberapa
nara sumber (hasil penelitian terdahulu : Dep Kes RI tahun 2001, Douglas,
Filipina,dll)

KRITERIA KEBUTUHAN TENAGA


1. Perencanaan kebutuhan tenaga berdasarkan kriteria tenaga yang dibutuhkan
pada pelayanan di setiap unit baik profesional maupun non profesional.
2. Kriteria staf medis berdasarkan spesialisasi/sub spesialisasi yang diperoleh
sesuai dengan profesi keilmuannya.
3. Kriteria staf keperawatan berdasarkan keprofesian sebagai klinis, manajerial,
dan edukator sesuai pendidikan dan kompetensinya.
4. Kriteria staf ketehnisian medis (Radiografer, radioterapis, Fisikawan Medik,
Teknisi Gigi, Teknisi Elektromedis, Analis Kesehatan, Refraksionis Optisien,
Orthotik Prosthetik, Teknisi Transfusi, dan Perekam Medis) berdasarkan
pendidikan dan kompetensinya sesuai dengan profesi.
5. Kriteria staf non medis berdasarkan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki
sesuai dengan bidang tugas fungsinya.
6. Perencanaan kebutuhan tenaga sebagaimana butir 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) mengacu kepada struktur organisasi dan tata kerja rumah sakit, di
masing-masing unit kerja.

PERENCANAAN KEBUTUHAN TENAGA


1. Perencanaan kebutuhan dibuat mengacu kepada Rencana Strategis rumah sakit
yang dijabarkan pada Rencana Strategis di setiap unit kerja untuk
pengembangan pelayanan melalui rencana kegiatan tahunan per unit kerja.
2. Perencanaan kebutuhan tenaga sebagai dasar penetapan formasi Non PNS
disesuaikan dengan kemampuan rumah sakit.
3. Perencanaan kebutuhan tenaga dari unit kerja paling lambat diusulkan pada
bulan Desember setiap tahun kepada Direktur dengan tembusan Kepala Sub
Bagian Umum dan Kepegawaian.
4. Perencanaan kebutuhan tenaga dari unit kerja selanjutnya direkap dan
dianalisis kemudian diusulkan kepada BKD untuk formasi CPNS.
Tabel 10: Pola Ketenagaan di Tim PKRS
STATUS KEPEGAWAIAN
NO JENIS TENAGA JUMLAH
PNS NON PNS
1 2 3 4 5

A JUMLAH TENAGA KESEHATAN

TENAGA MEDIS

a. Selain Dokter Gigi Ahli

1 Umum

b. Dokter Gigi ahli

Sub Total

TENAGA KEPERAWATAN

Pasca Sarjana

Sarjana
2
D3

SMA

Sub Total

TENAGA KESEHATAN LAINNYA

Pasca Sarjana

Sarjana
3
D3

SMA

Sub Total

B JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN

1 Pasca Sarjana

Sarjana

D3
SMA

Sub Total

TOTAL
BAB VII
KEGIATAN ORIENTASI

Pengertian
1. Orientasi adalah rangkaian kegiatan masa pengenalan bagi calon tenaga yang
diangkat sebagai Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) maupun pegawai Non
PNS RSUD Kabupaten Nunukan yang akan bekerja di RSUD Kabupaten
Nunukan serta tenaga magang atau status tenaga lainya yang berasal dari
pihak ketiga (outsourching dan tenaga sukarelawan) diluar pegawai RSUD
Kabupaten Nunukan serta pegawai yang dimutasi ke RSUD Kabupaten
Nunukan dari Kementrian Kesehatan, dan pegawai yang dirotasi antar unit
kerja di RSUD Kabupaten Nunukan.
2. Bagian Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) adalah unit pelaksana yang
melakukan orientasi pegawai meliputi tenaga medis, keperawatan, keteknisian
medis dan keterapian fisik serta non medis.
3. Unit terkait adalah unit pelaksana program orientasi sesuai dengan
keprofesiannya.
4. Unit kerja adalah unit pelaksana program orientasi kerja sesuai dengan tugas
pokok dan fungsi calon pegawai yang akan melakukan tugas di unit kerja
tersebut.
5. Evaluasi adalah penilaian atas hasil orientasi calon pegawai selama melakukan
orientasi umum, keprofesian, unit kerja yang dilakukan oleh pelaksana
program orientasi dan penilaian dari Kepala Unit Kerja.
6. Tenaga magang adalah tenaga yang telah lulus pendidikan serta ingin
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai bidang yang dimiliki oleh
tenaga magang tersebut guna mendapatkan pengalaman kerja di RSUD
Kabupaten Nunukan maupun calon pegawai di RSUD Kabupaten Nunukan
untuk meningkatkan kompetensi tenaga magang tersebut.
7. Tenaga outsourcing adalah tenaga dari pihak ketiga yang melaksanakan tugas
di RSUD Kabupaten Nunukan berdasarkan perjanjian antara pihak pengelola
outsourcing dengan pihak RSUD Banten.
8. Tenaga sukarelawan adalah tenaga yang diperoleh berdasarkan kerja sama
dengan institusi pendidikan mupun lembaga swadana yang memiliki
keabsahan hukum yang berlaku sesuai kebutuhan rumah sakit guna
peningkatan mutu kegiatan pelayanan rumah sakit.
9. Mutasi adalah perpindahan PNS dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) di
lingkungan Provinsi ke RSUD Kabupaten Nunukan.
10. Rotasi adalah perpindahan pegawai antar unit kerja di RSUD Kabupaten
Nunukan yang ditetapkan oleh Bagian SDM.

Tujuan
Untuk memberikan pembekalan dalam rangka pelaksanaan tugas di RSUD
Kabupaten Nunukan sesuai dengan profesinya.

Jenis Orientasi
Bagi Calon Pegawai
Bagi calon pegawai dengan status CPNS dan Non PNS yang akan
melakukan tugas di RSUD Kabupaten Nunukan harus diberikan orientasi terlebih
dahulu, yang terdiri dari :
a. Orientasi umum : Untuk memberikan pemahaman terhadap organisasi dan
budaya kerjaserta pemahaman terhadap mutu dan keselamatan rumah sakit
yang menunjang pelaksanaan tugas di RSUD Kabupaten Nunukan.
b. Orientasi Keprofesian :Untuk memberikan pemahaman terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan pendidikan dan
keprofesiannya.
c. Orientasi unit kerja : Untuk memberikan pembekalan dalam rangka
pelaksanaan tugas di unit kerja yang akan diberikan kepada calon pegawai.

Bagi tenaga Magang


Bagi tenaga magang Siswa PKL, Peserta Pelatihan Fellowship,
Outsourcing dan Sukarelawan yang akan melakukan tugas yang berkaitan dengan
pengembangan pelayanan, pendidikan, pelaksanaan tugas harus diberikan
orientasi terlebih dahulu.
Bagi pegawai yang dimutasi ke RSUD Kabupaten Nunukan dari
Kementerian Kesehatan RI harus diberikan orientasi terlebih dahulu.

Bagi pegawai yang dirotasi antar unit di lingkungan RSUD Kabupaten


Nunukan diberikan orientasi unit kerja.

Unit Pelaksana Program Orientasi


Tabel 11
1 Sub Bagian PEP Unit perencana dan penyelenggara program
orientasi calon pegawai sesuai yang diusulkan oleh
Bagian Umum
2 Bagian SDM Unit pengusul program orientasi calon pegawai
yang akan ditugaskan di RSUD Banten sesuai
dengan kebutuhan unit kerja
3 Bidang/Unit Pelayanan Unit pelaksana program orientasi pegawai sesuai
dengan keprofesiannya
4 Unit terkait Unit pelaksana program orientasi kerja yang
melakukan orientasi kerja kepada calon pegawai
yang akan melaksanakan tugas di unit kerja tersebut
dengan menunjuk pendamping calon pegawai guna
menfasilitasi calon pegawai selama mengikuti
program orientasi di unit kerja tersebut

Pelaksanaan Program Orientasi


Bagi Tenaga Baru
1. Program orientasi dilaksanakan minimal 2 kali dalam satu tahun setelah
dilakukan rekruitmen.
2. Orientasi umum dilakukan selama 2 hari.
3. Orientasi keprofesian dilakukan selama 1 hari dan 1 hari pengenalan ke
unit-unit kerja yang terkait dengan keprofesian.
4. Orientasi unit kerja dilakukan sesuai dengan kebutuhan unit kerja minimal
selama 1 (satu) bulan.

Bagi Pegawai yang Mutasi dan Rotasi


1. Orientasi Umum Bagi Pegawai Yang Dimutasi Ke RSUD Kabupaten
Nunukan dari Lingkungan Provinsi Kabupaten Nunukan dilakukan selama
1 (satu) hari oleh Bagian Umum dan Kepegawaian.
2. Orientasi keprofesian untuk pegawai yang dimutasi ke RSUD Kabupaten
Nunukan dari Lingkungan Provinsi Banten dilakukan selama 1 (satu)
bulan oleh Kepala Seksi Pengendali Program.
3. Orientasi unit kerja bagi pegawai yang dimutasi dilakukan minimal 3
bulan di unit kerja dimana pegawai yang bersangkutan ditempatkan.
4. Orientasi unit kerja bagi pegawai yang dirotasi dilakukan minimal 3 bulan
di unit kerja dengan menunjuk pendamping untuk memfasilitasi pegawai
tersebut sesuai dengan uraian pekerjaan.

Bagi Peserta Didik Mahasiswa PKL, Magang dan Pelatihan


1. Program orientasi dilaksanakan secara berkala oleh Bagian Diklat.
2. Orientasi bagi mahasiswa PKL secara kolektif pada saat mahasiswa akan
melaksanakan PKL di RSUD Banten.
3. Orientasi bagi peserta magang dan pelatihan diberikan 4 (empat) kali
dalam 1 tahun.
Evaluasi Pelaksanaan Program Orientasi
1. Orientasi umum : Pretest dan posttest
2. Orientasi keprofesian : Assesmen kompetensi
3. Orientasi unit kerja : Kemampuan pelaksanaana tugas
calon pegawai selama orientasi di unit kerja
4. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian melakukan rekapitulasi hasil
evaluasi pelaksanaan program orientasi guna pengembangan calon
pegawai selanjutnya.
5. Pelaksanaan orientasi umum, keprofesian, dan unit kerja menjadi
pertimbangan terhadap calon pegawai untuk diberikan pelatihan guna
pencapaian tugas yang diharapkan dan efektif sesuai dengan kebutuhan
unit kerja.
6. Peserta orientasi melakukan evaluasi pelaksanaan program orientasi pada
akhir penyelenggaraan orientasi.

Penyelenggaraan Program Orientasi


1. Penyelenggaraan program orientasi dilakukan oleh Kasubag Umum dan
Kepegawaian.
2. Penyelenggaraan program orientasi dilakukan sesuai kebutuhan dan
kemampuan rumah sakit.
3. Apabila program orientasi belum dapat dilaksanakan, namun calon pegawai
tersebut harus segera melaksanakan tugas, maka orientasi umum dilakukan
oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dengan mempergunakan materi
orientasi yang dijadikan pedoman pada penyelenggaraan program orientasi.
4. Segala biaya pelaksanaan orientasi dibebankan kepada RKT dan anggaran
tahunan yang diusulkan oleh Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.

Kapasitas Peserta Orientasi


1. Jumlah peserta orientasi yang dilaksanakan oleh Sub Bagian Umum dan
Kepegawaian dimana materi orientasi diberikan oleh Direksi dan Kepala Unit
Kerja minimal 30 orang.
2. Apabila jumlah peserta orientasi di bawah 30 orang, orientasi dilakukan oleh
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Implementasi di Tim PKRS
Bila ada pegawai baru baik PNS atau Pegawai tetap Non PNS, Instalasi
melakukan orientasi tentang tugas pokok dan fungsi, program kegiatan PKRS
BAB VIII
LAPORAN DIKLAT

Laporan Evaluasi Pelatihan


Pengertian :
Penilaian secara berkala terhadap pegawai yang telah mengikuti pelatihan
di dalam dan di luar RSUD Banten.

Tujuan :
1. Memantau keberhasilan pelaksanaan program pelatihan apakah sudah
meningkatkan kompetensi pegawai.
2. Melakukan penilaian efektivitas pelaksanaan suatu program pelatihan.
3. Mengidentifikasi dan mencari penyelesaian masalah yang timbul.
4. Sebagai bahan untuk melakukan revisi program pelatihan.

Prosedur :
1. Sub Bagian PEP mendata pegawai yang telah mengikuti pelatihan baik di
dalam maupun di luar RSUD Banten.
2. Subag PEPmengirimkan formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan kepada
unit kerja pegawai yang bersangkutan 3 bulan setelah pelaksanaan
pelatihan.
3. Untuk pelatihan di dalam RSUD Banten, penilaian evaluasi kompetensi pasca
pelatihan dilakukan dengan menentukan jumlah sampel dari seluruh peserta
pelatihan.
4. Unit kerja menerima formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
5. Atasan langsung pegawai yang bersangkutan melakukan penilaian evaluasi
kompetensi pasca pelatihan terhadap pegawai yang bersangkutan.
6. Setelah melakukan penilaian, atasan langsung pegawai yang bersangkutan
mengirimkan kembali formulir evaluasi kompetensi pasca pelatihan kepada
Subag PEP.
7. Subag PEP menginput hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
8. Subag PEP menganalisis hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
9. Subag PEP membuat laporan hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan.
10. Subag PEP mengkompilasi seluruh laporan hasil evaluasi kompetensi pasca
pelatihan untuk dibuatkan laporan evaluasi kompetensi pasca pelatihan
tahunan.
11. Subag PEP melaporkan hasil evaluasi kompetensi pasca pelatihan ke Wadir
Umum dan Keuangan.
Tabel 12 : Contoh Formulir Evaluasi Pelatihan
Laporan Kegiatan Pelatihan
Tujuan :
Untuk menetapkan standar pembuatan laporan kegiatan pelatihan internal
dan pelatihan yang diselenggarakan di luar RSUD Banten untuk seluruh SMF /
Bagian / Bidang / Instalasi / Unit di RSUD Banten.

Ruang Lingkup :
Instruksi kerja ini dapat digunakan sebagai pedoman di seluruh SMF /
Bagian / Bidang / Instalasi / Unit di RSUD Banten.

Prosedur /Teknis Pelaksanaan :


Setiap SMF/Bagian/Bidang/Instalasi/Unit terkait membuat laporan
kegiatan pelatihan:
a. Batas waktu pembuatan laporan paling lambat 1 bulan setelah pelaksanaan
pelatihan.
b. Laporan dibuat rangkap dua dan dikirimkan ke Wadir Umum dan Keuangan
& Subag PEP.
c. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan internalterdiri dari
 Pendahuluan
 Tujuan pelatihan
 Peserta pelatihan
 Tempat & tanggal pelatihan
 Materi, narasumber, dan fasilitator
 Hasil pre-test dan post test
 Hasil evaluasi pelaksanaan pelatihan
 Kesimpulan & saran
 Tanda tangan ketua panitia
Dengan melampirkan :
 Laporan keuangan (rincian biaya pengeluaran pelatihan)
 SK panitia pelatihan
 proposal pelatihan
 Materi pelatihan
 Daftar hadir peserta/ narasumber/ fasilitator/ panitia
 Contoh sertifikat pelatihan
 Dokumentasi / foto pelaksanaan pelatihan

d. Laporan pelaksanaan kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh institusi


luar RSUD Banten terdiri dari :
 Pendahuluan
 Tujuan pelatihan
 Peserta pelatihan
 Tempat & tanggal pelatihan
 Materi, narasumber, dan fasilitator
 Kesimpulan & saran
 Tanda tangan kepala SMF / Bagian / Bidang / Instalasi / Unit
BAB IX
PERTEMUAN/RAPAT
Tabel : Rapat Rutin Organisasi
Jadwal
No Kegiatan Frekuensi Peserta
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
A. Rapat Koordinasi Komunikasi pada tingkat Strategis

1 Rapat Pimpinan 1 x Seminggu x Seluruh Direksi, Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid

2 Rapat kerja Penyusunan Renstra 1 tahun sekali Seluruh Direksi, Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid

3 Rapat Pimpinan Terbatas 1 minggu sekali tiap bulan Seluruh Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid, Ka Instalasi, Karu

4 Rapat Koordinasi Direksi dan Staf 1 minggu sekali tiap bulan Rapat tang pimpin oleh wakil direktur dengan jajaran yang ada dibawahnya

B. Rapat Koordinasi Komunikasi pada tingkat Oprasional

1 Rapat Pimpinan 1 x bulan x Seluruh Direksi, Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid

2 Rapat Pimpinan Terbatas 1 x Seminggu x Seluruh Kabag/Kabid, Kasubag/Kasubid, Ka Instalasi, Karu

3 Rapat SMF 1 x Seminggu x Ketua Komite Medik, Ka. SMF


Tabel 14 : Contoh Notulen Rapat
Pimpinan Rapat

Peserta Hadir

Agenda Rapat

Diskusi Rapat

Kesimpulan dan Tindak lanjut

Pimpinan Rapat Serang,


Notulis

( ) ( )
Bulanan
LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
BULAN .............................. TAHUN ..................

telah dilaksanaan
UNIT KERJA :

LANGSUNG PENYULUHAN TIDAK LANGSUNG


MEDIA ELEKTRONIK
NO HARI / TANGGAL TOPIK PENYULUHAN NARASUMBER NIP PESERTA LOKASI MEDIA CETAK KET
CERAMAH (YA/TIDAK) JUMLAH PESERTA
LEAFLET BANNER POSTER PRESENTASI SLIDE VIDEO WEBSITE
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
BAB X
PELAPORAN

Tabel 15 : Formulir Laporan Kegiatan Penyuluhan

Catatan :
kolom 4 diisi dengan gelar dan pihak apabila bekerja sama dengan unit lain
kolom 6 diisi peserta penyuluhan seperti pasien, pengunjung, karyawan dll
kolom 10-12 di beri tanda ceklis dan diisi judul media cetak di kolom ket
kolom 15 ditulis nama website
Unit kerja mengirimkan laporan kegiatan edukasi Promosi Kesehatan yang
Bulanan
Evaluasi buletin Banten Sehat
Tabel 16 : Formulir Evaluasi Buletin
TIM PKRS
FORM EVALUASI BULETIN

Unit Kerja :

Untuk menunjukan tingkat kepuasan saudara terhadap kualitas buletin Banten Sehat edisi ......... Tahun .........
mohon beri tanda ceklis pada kolom penilaian dibawah ini.

PENILAIAN
NO PENYATAAN Sangat Tidak Tidak Sangat
Puas
Puas Puas Puas
1 Desain Buletin
Komunikasi dan Informasi yang terandung didalam
2
buletin
3 Penggunaan bahasa dalam menyampaikan informasi
4 Gambar dan dokumentasi yang disajikan
Menambah pengetahuan anda seputar RSUD Banten
5
dan kesehatan
Kebenaran dan keakuratan informasi yang
6
disampaikan
7 Jumlah Halaman
8 Frekuensi terbit
9 Informasi/sosialisasi kebijakan direksi RSUD Banten
10 Kertas yang digunakan

SARAN ANDA
....................................................................................
....................................................................................
...................................................................................

Kami mohon form yang sudah diisi dapat dikembalikan ke


Tim PKRS pada tanggal ........................

Triwulan
Tim PKRS membuat rekapitulasi laporan kegiatan edukasi Promosi
Kesehatan dari Unit-Unit Kerja (formulir laporan penyuluhan bulanan) dan
mengirimkan laporan ke Sub Bagian PEP
Tahunan
Survey Kepuasan Pelanggan
Tabel 17
Evaluasi Media Edukasi Cetak &Audiovisual
Evaluasi Media Edukasi Cetak
Tabel 18 : Form Evaluasi Media Cetak
TIM PKRS
FORM EVALUASI EDUKASI MEDIA CETAK

Nama Responden :
Jenis Kalamin :
Usia :
Pendidikan :
Status : Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung/Karyawan/lainnya ............................

Mohon beri tanda ceklis pada kolom penilaian dibawah ini untuk menunjukan tingkat kepuasan terhadap
edukasi kami berikan dalam memenuhi harapan anda

PENILAIAN
NO PENYATAAN Sangat Tidak Sangat
Tidak Puas Puas
Puas Puas
1 Informasi yang disampaikan jelas & mudah dipahami
2 Isi materi yng disampaikan sudah sesuai
Ilustrasi anatara materi edukasi dengan tampilan
3
gambar sudah sesuai
4 Pentingnya edukasi yang disampaikan
5 Tampilan media edukasi menarik
Tulisan (jenis dan ukuran huruf) yang digunakan mudah
6
dibaca

SARAN ANDA :
Evaluasi Media Edukasi Audiovisual
Tabel 19 : Form Evaluasi Media Audiovisual
TIM PKRS
FORM EVALUASI EDUKASI MEDIA AUDIOVISUAL

Nama Responden :
Jenis Kalamin :
Usia :
Pendidikan :
Status : Pasien/Keluarga Pasien/Pengunjung/Karyawan/lainnya ............................

Mohon beri tanda ceklis pada kolom penilaian dibawah ini untuk menunjukan tingkat kepuasan terhadap
edukasi kami berikan dalam memenuhi harapan anda

PENILAIAN
NO PENYATAAN Sangat Sangat
Tidak Puas Puas
Tidak Puas Puas
1 Informasi yang disampaikan jelas & mudah dipahami
2 Isi materi yng disampaikan sudah sesuai
Ilustrasi anatara materi edukasi dengan tampilan gambar
3
sudah sesuai
4 Pentingnya edukasi yang disampaikan
5 Tampilan media edukasi menarik
Tulisan (jenis dan ukuran huruf) yang digunakan mudah
6
dibaca

SARAN ANDA :
Evaluasi Edukasi
Tabel 20 : Form Evaluasi Edukasi
TIM PKRS
FORM EVALUASI EDUKASI

Nama Responden :
Jenis Kalamin :
Usia :
Pendidikan :
Status : Pasien/Keluarga Pasien

Mohon beri tanda ceklis pada kolom penilaian dibawah ini untuk menunjukan tingkat
kepuasan terhadap edukasi kami berikan dalam memenuhi harapan anda

PENILAIAN
NO Sangat Tidak Tidak Sangat
Puas
PENYATAAN Puas Puas Puas
1 Penampilan narasumber
2 Kejelasan materi yang disampaikan
3 keahlian narasumber dalam menjawab pertanyaan
4 Sound sistem
5 Tampilan Slide
6 Ruangan yang digunakan
7 Perasaan anda setelah mendapat edukasi

SARAN ANDA :
Laporan Komplain Pelanggan
Tabel 21 :Logbook Complain
LOG BOOK COMPLAIN TIM PKRS

Tindakan Tanggal
NO Tanggal Keluhan Pelanggan Penerima Keluhan Masalah Tindakan Perbaikan PIC
Pencegahan Penyelesaian

Laporan terkait program mutu dan keselamatan pasien


Laporan Standar Mutu dan Keselamatan
Tabel 22
Pengumpulan Yang Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Metode Palaporan
Laporan Melaporkan Kepentingan
1 Self Assesment Unit Pengumpulan laporan pencapaian dan dua bulanan maksimal tanggal 5 unit kerja ketua pokja rekapitulasi laporan
Kerja tindak lanjut dari masing-masing unit pada bulan pencapaian dan tindak
kerja terkait asesmen penerapan berikutnya dari lanjut di masing-masing
standar mutu dan keselamatan di unit triwulan berjalan pokja dikirim ke ketua
masing-masing pokja

2 Telusur Internal Asesmen penerapan standar mutu dan triwulan asesor telusur direksi, unit rekapitulasi laporan
Organisasi keselamatan secara sistemik internal terkait dilaporkan ke direksi dan
melibatkan semua unit kerja disampaikan ke semua
unit kerja terkit
maksimal 10 ahri setelah
selesai telusur
3 Pelakasaan PDCA Plan-Do-Check-Action adalah kegiatan per kegiatan Satuan direksi setiap tiga bulan akan
yang dilakukan oleh unit kerja sebagai Pengawas dilakukan reapitulasi
upaya perbaikan melalui desain Internal pelaksanaan PDCA oleh
sistem baru atau redesain sistem yang unit kerja dan dikirim ke
sudah ada direksi
4 Laporan pelaksanaa Masing-masing unit kerja memiliki seuai jadwal sesuai jadwal unit kerja Direktur Masing-masing unit kerja
program mutu unit program peningkatan mutu yang presentasi unit melaporkan program
kerja dilaksanakan dan diukur kerja peningkatan mutu yang
pencapaiannya dikembangkan dimasing-
masing unit kerja dan
pencapaiannya

5 Self assesment pokja Pengumpulan laporan pencapaian dan triwulan maksimal tanggal 5 Pokja, unit kerja ketua pokja rekapitulasi laporan
tindak lanjut dari masing-masing pokja pada bulan terkai pencapaian dan tindak
terkait asesmen penerapan standar berikutnya lanjut di masing-masing
mutu dan keselamatan pokja dikirim ke ketua
pokja
Laporan Program Manajemen Risiko dan Keselamatan Pasien

Tabel 23

Waktu Pengumpulan Yang Pemangku


NO Laporan Definisi Operasional Metode Palaporan
Pelaporan Laporan Melaporkan Kepentingan

1 Insiden Keselatan Kegiatan melaporkan rekapitulasi Bulanan baik setiap tanggal 10 Unit kerja Direktur Analiisis laporan insiden
Pasein laporan insiden keselamatan ada maupun di setiap bulannya pelayanan yang dilaporkan pertiga
pasien, melakukan grading matriks, tidak ada pasien bulan
membuat investigasi sesuai pita insiden
resiko
2 insiden Laporan insiden keselamatan pasien setiap ada Maksimal 2 x 24 Unit kerja Direktur dan Wadir Rekomendasi hasil RCA
keselamatan dengan hasil grading matriks kuning insiden jam setelah ada pelayanan terkait insiden untuk insiden dengna pita
pasien dengan dan merah atau ada insiden sentinel dengan pita laporan pasien merah yang disampaikan
hasil grading segera dilaporkan dalam waktu 2 x 4 resiko setiap ada laporan dengan
matriks kuning jam merah atau pita merah
3 Tabel Risk Dokumentasi hasil identifikasi Tahunan Awal tahun Unit kerja dan Direksi Pemetaan resiko RSUD
Register resiko di unit kerja dalam tabel risk berikutnya SMF Banten yang dilaporkan
register setiap tahunnya
4 Tim Keselamatan Melaporkan kegiatan pertemuan Sesuai Sesuai jadwal Penanggungjaw Direktur Laporan kegiatan
Pasien RSUD tim keselamatan pasien RSUD jadwal ab keselamatan pertemuan tim keselamatan
Banten Banten yang diadakan setiap bulan presentasi pasien unit pasien RSUD Banten per tiga
tim kerja bulan
Keselamatan
Pasien unut
Laporan Penilaian Kinerja Medik
Tabel 24
Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Pengumpulan Laporan Yang Melaporkan Metode Palaporan
Kepentingan
1 Indikator Patient Care Suatu Kegiatan pengumpulan indikator terkait Bulanan (sesuai tanggal 15 setiap SMF Wadir Umum & Setiap 6 bula/semester hasil rekapitukasi
kompetensi dokter dalam melakukan wewenag dengan pola bulannya Keuangan, Komite dilaporkan kepada Wadir Umum dan
klinis spesifik dalam batas waktu tertentu penilaian indikator) medik, dokter terkait Keuangan untuk tindak lanjut.

Komite Medik akan melakukan analisa


mendalam, hasil analisa sebagai dasar
clinical privilage. Rekapitulasi 6 bulan /
semester sebagai dasar jasa remunerasi

2 Practice based learning Practice based learning imporvment adalah Bulanan tanggal 15 setiap IRJ, IRI, ICU, NICU, Rekomendasi hasil RCA untuk insiden
imporvment dan sistem based indikator ini menilai praktik pelayanan yang bulannya Perinatologi, Internis dengna pita merah yang disampaikan
practiced diberikan oleh staf medis kepada pasien apakah Lt 2, Nifas, VK, Bedah setiap ada laporan dengan pita merah
sudah sesuai dengan bukti ilmiah. Penilaian ini 1, Bedah 2, GM,
ditujukna untuk memperbaiki praktik pelayanan Internis lt 4
yang diberikan oelh staf medis. Indikator yang
digunakan sesuai dengan kondisi atau
permasalahan prioritas dirumah sakit

Sistem Based Practiced adalah indikator menilai Semester tanggal 15 Juli dan 15
kepatuhan staf medis dalam melaksanakan (rekapitulasi) Januari
sistem pelayanan yang sudah ditetapkan oleh
RSUD Banten

3 Medical/Clinical Knowldge Jumlah angka kredit yang diperoleh setiap Semester/Tahunan tanggal 15 Juli dan 15 SMF
dokter dari hasil mengikuti kegiatan CME Januari
didalam dan luar RS, dalam/luar negeri

4 Interpersonal and communical on Keluhan pasien dan teman sejawat yang didapat Tahunan 15-Jan SMF
Skill dari lembar penilaian kepuasan pasien rawat
inap dan rawat jalan dan lembar penilaian rekan
sejawat terhadap kinerja dokter

5 Profesionalitas Keluhan teman sejawat yang didapat dari lembar Tahunan 15-Jan IRJ, IRI, ICU, NICU,
kepuasan teman sejawat berkaitan dengna Perinatologi, Internis
profesionalisme Lt 2, Nifas, VK, Bedah
1, Bedah 2, GM,
Internis lt 4
Laporan Penilaian Kinerja Unit Kerja dan Organisasi

Rumah sakit menetapkan indikator kinerja rumah sakit dan unit kerja yang
terbagi menjadi area-area indikator dan tercatat dalam rencana strategis dan
kontrak kinerja unit kerja dan RSUD Banten. Indikator-indikator tersebut berasal
dari :
Tabel 25
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Pengumpulan Laporan Yang Melaporkan Pemangku Kepentingan
1 Indikator Akreditasi Nasional Indikator akreditasi nasional ditetapkan Sesuai dengan maksimal tangga 10 Unit terkait yang Direktur
(KARS) oleh rumah sakit menyesuailan dengan 4 jadwal informasi setiao bulannya mendapatkan KPI
syarat yang dipersyaratkan oleh KARS periode pelaporan
yang ada pada
setiap kamus
2 Indikator Jaminan Kesehatan Indikator Penilaian program pelayanan
indikator
Nasional JKN di Rumah sakit vertikal yang
ditetapkan oleh kemetrian kesehatan
bersama BPJS. Indikaotr inin memberikan
apresiasi terhadap rumah sakit yang
membei pelayanan yang terbaik dan
mempunyai peringkat tertinggi dalam
melaksankan sistem JKN terutama dalam
kriteria sistem pendaftaran, sistem
pelayananan, sistem pengihan, serta
sistem penanganan komplain pasien JKN.

3 Indikator Khas Unit Kerja Indikator yang ditetapkan dan dipilih


menjadi indikator khas di masing-masing
unit kerja sesuai dengan renstra yag
dibuat oleh unit kerja
KPI Tim PKRS
Tabel 26
Laporan mutu terkait dengan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPIRS)
Tabel 27
Pengumpulan Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Waktu Pelaporan Yang Melaporkan Metode Palaporan
Laporan Kepentingan

1 Surveilans VAP Ventilator Associated Pneumonia setiap bulan maksimal tanggal 5 ICU, NICU, Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
adalah infeksi saluran nafas bawah pada bulan Perinatologi unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
yang mengenai perenkim paru berikutnya ke tim PPI kemudian
setelah pemakaian ventilasi mekanik dianalisis setiap 3 bulan, 6
> 48 jam, dan sebelumnya tidak bulan dan setahun kemudian
ditemukan tanda-tanda infeksi dilaporkan ke Direktur dan
saluran nafas unit terkait
2 Surveilans ISK Infeksi Salurah Kemih (ISK) adalah setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
jenis infeksi yang tejadai pada pada bulan perawatan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
saluran kemih murni atau melibatkan berikutnya ke tim PPI kemudian
bagian yang lebih dalam dari organ- dianalisis setiap 3 bulan, 6
organ pendukung saluran kemih bulan dan setahun kemudian
karena penggunaan kaeter urine > 48 dilaporkan ke Direktur dan
jam unit terkait
3 Surveilans IDO Jumlah pasien yang terinfeksi IDO / setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
jumlah pasien yang dioperasi 100% pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
dianalisis setiap 3 bulan, 6
bulan dan setahun kemudian
dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
4 Surveilans HAP Hospital Acquired Pneumonia adalah per kegiatan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
infeksi akut pada parenkim paru pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
setelah pasen dirawat di rumah sakit berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
> 48 jam tanpa dilakukan intubasi dan dianalisis setiap 3 bulan, 6
sebelumnya tidak mendierita infeksi bulan dan setahun kemudian
saluran napas bawah dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
5 Surveilans IAD infeksi Aliran darah terkait setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
pemasangan kateter intravaskuler pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
adalah infeksi aliran darah terkait berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
pemasangan central venous catheter dianalisis setiap 3 bulan, 6
(CVC), periferal catheter, catheter bulan dan setahun kemudian
haemodialysis, arterial line, dilaporkan ke Direktur dan
peripheral inserted catheter (PICC), unit terkait
intraaortic balloon pump dengan
konfirmasi laboratorium
6 Surveilans Dekubitus adalah kerusakan kulit setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
Dekubitus yang terjadi akibat gangguan aliran pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
darah setempat dan iritasi pada kulit berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
yang menutupi tulang menonjol, dianalisis setiap 3 bulan, 6
dimana kulit tersebut mendapatkan bulan dan setahun kemudian
tekanan dari tempat tidur, kursi roda, dilaporkan ke Direktur dan
gips, atau benda lainnya dalam unit terkait
jangka waktu yang lama selama
perawatan di RS 2 x 24 jam

7 Surveilans Plebitis Plebitis adala bagian pada daerah setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
lokal tusukan infus ditemukan tanda- pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
tanda merah seperti terbakar, berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
bengkak, sakit bila ditekan, ulkus dianalisis setiap 3 bulan, 6
sampa eksudat purulen atau bulan dan setahun kemudian
mengeluarkan cairan bila ditekan dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
8 Audit Kebersihan audit kepatuhan petugas melakukan setiap bulan maksimal tanggal 5 semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
tangan kebersihan tangan sesuai dengan 5 pada bulan perawatan dan unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
indikasi dari WHO yaitu sebelum berikutnya poliklinik ke tim PPI kemudian
kontak dengan pasien, setelah dianalisis setiap 3 bulan, 6
kontak dengan pasien, sebelum bulan dan setahun kemudian
melakukan tindakan invasif dan dilaporkan ke Direktur dan
aseptik, setelah kontak dengan unit terkait
cairan tubuh dan setelah kontak
dengan lingkungan

9 Audit alat Yaitu audit kepatuhan pegawai RSUD setiap bulan maksimal tanggal 5 Ruang OK, IPSRS, Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
pelindung diri Banten melakukan kepatuhan pada bulan Kamar jenazah unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
penggunaan APD pada saat dilakukan berikutnya ke tim PPI kemudian
audit dianalisis setiap 3 bulan, 6
bulan dan setahun kemudian
dilaporkan ke Direktur dan
unit terkait
10 Laporan tertusuk tertusuk jarum atau terpajan cairan setiap bulan maksimal tanggal 5 Semua ruang Direksi, Tim PPI dan Dilaporkan paling lambat
benda tajam tubuh pasien adalah kejadian dimana pada bulan perawatan, unit terkait tanggal 5 di bulan berikutnya
pegawai RSUD Banten secara tidak berikutnya poliklinik, ruang ke tim PPI kemudian
sengaja terpajan oleh cairan tubuh OK, IPSRS, Kamar dianalisis setiap 3 bulan, 6
pasien baik melalui tertusuk jarum, jenazah, bulan dan setahun kemudian
pajanan ke mukosa atau pajanan ke laboratorium dilaporkan ke Direktur dan
kulit yang tidak utuh unit terkait
Laporan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tabel 28
Waktu Pengumpulan Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Yang Melaporkan Metode Palaporan
Pelaporan Laporan Kepentingan
1 Observasi Kondisi Kegiatan melakukan triwulan maksimal tanggal K3RS, unit kerja Wadir Umum dan Rekapitulasi laporan
dan perilaku tidak observasi, 10 setiap triwulan Keuangan observasi kondisi dan
aman K3 dan unit mengendalikan resiko, perilaku tidak aman
kerja merekapitulasi, dilaporkan setiap
meggrading dan triwulan lengkap
melaporkan kondisi dengan hasli risk
dan perilku tidak aman grading dan tindak
lanjut

2 insiden Kegiatan melaporkan, triwulan maksimal tanggal K3RS Wadir Umum dan rekapitulasi laporan
keselamatan Kerja merekapitulasi 10 setiap triwulan Keuangan insiden dilaporkan
pegawai dan laporan insiden K3 setiap bulan, lengkap
pengunjung pegawai dan dengan hasil risk
pengunjung. grading dan tindak
Penentuan penyakait lanjut
akibat kerja (PAK),
3 insiden kesehatan Kegiatan melaporkan, Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan rekapitulasi laporan
Kerja pegawai dan merekapitulasi Keuangan PAK dilaporkan setiap
pengunjung laporan insiden bulan, lengkap dengan
kesehatan kerja hasil risk grading dan
pegawai. Penentuan tindak lanjut
penyakait akibat kerja
4 Sensus APAR Kegiatan melaporkan Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan Laporan sensus APAR
hasil pendataan APAR Keuangan

5 Sensus Hidran Kegiatan melaporkan Tahunan akhir tahun K3RS Wadir Umum dan Laporan sensus Hidran
hasil pendataan Keuangan
Hidran
LaporanTerkait Penyusunan Laporan Keuangan
Tabel 29
Waktu Pengumpulan Yang Pemangku
NO Laporan Definisi Operasional Metode Palaporan
Pelaporan Laporan Melaporkan Kepentingan
1 Realisasi Anggaran Pengumpulan laporan realisasi setiap bulan maksimal tanggal 5 Unit kerja Subag akuntansi dan Dilaporkan paling lambat
pendapatan dan belanja di unit masing- pada bulan naggran , Subag tanggal 5 di bulan
masing berikutnya perbendaharaan berikutnya
2 Pendapatan tunai dan non Laporan pendapatan tunai dan non setiap bulan maksimal tanggal 5 Unit kerja Subag akuntansi dan Dilaporkan paling lambat
tunai tunai yang berasal dari kegiatan pada bulan anggaran, Subag tanggal 5 di bulan
pelayanan berikutnya perbendaharaan berikutnya
3 Pertanggungjawaban uang laporan pertanggungjawaban setiap bulan maksimal tanggal 5 Unit kerja Subag akuntansi dan Dilaporkan paling lambat
muka operasional penggunaan uang muka operasional pada bulan anggaran, Subag tanggal 5 di bulan
berikutnya perbendaharaan berikutnya
4 Pertanggungjawaban uang laporan pertanggungjawaban per kegiatan maksimal 10 hari Unit kerja Subag akuntansi dan Dilaporkan paling lambat
muka kegiatan penggunaan uang muka operasional setelah selesai anggaran, Subag tanggal 5 di bulan
kegiatan perbendaharaan berikutnya
5 Mutasi dan sisa laporan mutasi penambahan dan setiap bulan maksimal tanggal 5 Unit kerja subag akuntansi, masing-masing unit kerja
persediaan pengeluaran persediaan beserta sisa pada bulan pengurus barang melaporkan mutasi
persediaan yang ada di akhir bulan berikutnya penambahan dan
pengurangan persediaan
beserta sisa persediaan di
masing-masing unit kerja
6 surat pengesahan laporan pengesahan peneriamaan dan setiap bulan maksimal tanggal 5 subag Direksi, subag rekapitukasi penerimaan
peneriamaan dan belanja belanja yang telah disahkan pada bulan perbendahara akuntansi dan kas yang telah diterima dan
berikutnya an anggaran, subag belanja tunai yang telah
perbendaharaan dilakukan selama satu
bulan yang telah mendapat
pengesahan
7 Laporan aktiva tetap laporan posisi aktiva tetap beserta triwulan maksimal tanggal 5 pengurus Direksi, subag Pekapitulasi piutang yang
mutasi penambahan dan pengurangan pada bulan barang akuntansi dan belum dibayar yang dimiliki
beserta penyusutannya berikutnya dari anggaran beserta mutasi
triwulan berjalan penambahan da
pengurangan serta
penentuan kualitasnya
XI
DAFTAR PUSTAKA

Join Commision Internasional, 2010, Accreditation Standars For Hospitals.


Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2012, Petunjuk Teknis Promosi
Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
Pusat Promosi Kesehatan, 2014, Petunjuk Teknis Promosi Kesehatan Rumah Sakit
(PKRS), Kemenkes RI
Undang Undang Republik Indonesia no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit

Anda mungkin juga menyukai